KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI

  

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

NUR HIDAYAH

NIM 11111217 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

2015

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar 02 telp.(0298)323706, 323433 Faks.323433 Salatiga 50721 http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id Maslikhah, S.Ag., M.Si.

  DOSEN IAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING LAMP : 4 Ekslempar HAL : Naskah skripsi

  Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN di Salatiga

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama :SitiHaniah NIM :11111117 Fakultas/Jurusan :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul :NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL

  ANAK SEJUTA BINTANG Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 29 Agustus 2015 Pembimbing

  Maslikhah, S.Ag., M.Si

NIP.19700529200003 2001

  

SKRIPSI

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN OLEH

NUR HIDAYAH

NIM 11111217

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S.Pd.I

  

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji :M. Gufron, M.Ag.

  Sekretaris Penguji :Maslikhah, S.Ag., M.Si Penguji I :Drs. H. Mubasirun, M.Ag Penguji II : Dra. Nurhasanah, M.Pd

  Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP.19670121 199903 1 002

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar 02 telp.(0298)323706, 323433 Faks.323433 Salatiga 50721 http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nur Hidayah NIM : 111 11 217 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : PAI Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 29 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

  Nur Hidayah NIM. 111 11 217

  

PERSEMBAHAN

  1. Kedua orang tuaku Nur Kholis dan Sutina tercinta yang selalu memberi kasih sayang, perhatian dan selalu mendo’akanku, doaku semoga diberikan panjang umur dan kebahagiaan.

  2. Adikku Mohandis Tabtila dan Tsaqila Mawazinuha tersayang yang selalu membuatku semangat dalam mengerjakan skripsiku, doaku semoga tambah pinter dan berbakti kepada kedua orang tua.

  3. Kakek nenekku Ghufron dan Siti Khotijah yang selalu menyemangati dan selalu mendo’akanku, semoga diberikan panjang umur dan kebahagiaan.

  

MOTTO

y7 ¯RÎ)ur4’n?yès9@ , è=ảz 5Oềỹà tã đễẻ

  

Artinya

:

  

dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung

. ( Q.S Al-Qalam ayat 4)

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan petunjuk kepada kita sekalian untuk mengenal kebenaran dan mengikutinya agar terhindar dari cela dan siksa di dunia dan di akhirat.Shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman. Dengan limpahan rahmat- Nya penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul“Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam”.

  Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Rektor IAIN Salatiga,Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan IAIN Salatiga,Suwardi, M.Pd.

  3. Kajur PAI IAIN Salatiga, Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Dosen Pembimbing skripsi,Maslikhah, S.Ag., M.Si. atas segala ilmu, waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan.

  5. Dosen Pembimbing Akademik, Mufiq, S.Ag, M.Phil. atas perhatian dan bimbingan yang telah diberikan.

  6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan motivasinya serta pelayanan kepada penulis.

  7. Teman-temanku seperjuangan PAI F 2011 yang telah berjuang bersama- sama

  8. Sahabat-sahabatku tersayang, Sinta Widya, Miftachul, Zulaikhah, Yuanita, Cahyo, dan Saiful yang selalu menemani dalam mengerjakan skripsiku.

  9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah Swt. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 29 Agustus 2015 Peneliti Nur Hidayah NIM 11111217

  

ABSTRAK

Hidayah, Nur. 2015. 11111217. KonsepPendidikan Karakterdalam

Perspektif Pendidikan Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pendidikan Islam

  Pendidikan karakter merupakan suatu penanaman nilai-nilai yang baik kepada peserta didik agar menjadi manusia yang seutuhnya (yaitu menjadi insan kamil). Pendidikan karakter dianggap memiliki otoritas untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Pendidikan karakter menggugah dunia pendidikan untuk membentuk dan memperbaiki moral-moral anak bangsa yang semakin merosot.Nilai-nilaitersebut diantaranya adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Sedangkan pendidikan Islam adalah pembentukan karakter peserta didik untuk menjadikannya manusia yang berakhlak mulia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : konseppendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam dan implikasinya.

  Skripsi ini menggunakan metode Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, dokumen) dan lain sebagainya.Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan pendidkan karakter dan pendidikan Islam. Setelah buku-buku terkumpul kemudian peneliti menelaah secara sistematis buku-buku yang berhubungan dengan yang akan diteliti, dari situ peneliti dapat bahan atau informasi untuk pembuatan skripsi

  Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam adalah Pendidikan karakter berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah memiliki kesamaan dengan yang diajarkan Pendidian Islam dalam hal tujuan maupun metode-metode yang digunakan. Tujuan adalah membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajarannya adalah metode dialog, metode cerita, metode perumpamaan, metode keteladanan, metode nasihat, metode pembiasaan dan metode janji dan ancaman.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i HALAMAN BERLOGO...............................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................... v HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................vi

HALAMAN MOTTO..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR...................................................................................viii

ABSTRAK......................................................................................................x DAFTAR ISI...................................................................................................xi

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................. 1. B. Rumusan Masalah............................................................................. 5. C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5. D. Kegunaan Penelitian......................................................................... 6. E. Metode Penelitian............................................................................ 6. F. Penegasan Istilah.............................................................................. 8. G. Sistematika Penelitian.....................................................................10. BAB II PENDIDIKAN KARAKTER A. Pendidikan Karakter......................................................................12. B. Landasan Pendidikan Karakter......................................................15. C. Tujuan Pendidikan Karakter.......................................................... 18. D. Dimensi Pendidikan Karakter........................................................19.

  E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter............................................ 23.

  F. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter..............................................25.

  G. Nilai-nilai Pendidikan Karakter..................................................... 26.

  H. UrgensiPendidikanKarakter.........................................................37.

  I. Pengembangan Karakter sebagai Proses Pendidikan....................40. J. Realitas Pendidikan Karakter........................................................ 43.

  BAB III PENDIDIKAN ISLAM A. Definisi Pendidikan Islam.............................................................. 46. B. Dasar Pendidikan Islam..................................................................47. C. Tujuan Pendidikan Islam................................................................ 50. D. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam................................................... 56. E. Fungsi Pendidikan Islam............................................................... 58. F. Metode-metode Pendidikan Islam................................................. 59. BAB IV PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan Karakter........................................................ 64. B. Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam.............................................................................................. 73. C. Implikasi Konsep Pendidikan Karakter terhadap prosesPendidikan Islam..............................................................................................77. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 80. B. Saran-saran................................................................................... 82.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang,

  terutama untuk anak yang masih kecil. Anaklah yang akan menjadi generasi penerus bagi keluarga, teman, dan bangsa. Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dimasyarakat dan bangsa. Undang-undang RI No 20 (2003: 2) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Pendidikan juga merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh dipisahkan, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik terutama pada akhlaknya. Anak yang masih kecil perlu adanya penekanan pada pendidikan karakter, karena pendidikan karakter merupakan hal penting untuk menanamkan nilai-nilai perilaku (karakter). Pendidikan karakter pada anak meliputi pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhannya, dirinya, sesama manusia, maupun lingkungannya.

  Pendidikan karakter dianggap memiliki otoritas untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Degradasi moral menggugah dunia pendidikan untuk merumuskan tentang konsep pendidikan karakter, berupa 18 nilai karakter yang akan diajarkan kepada peserta didik. Konsep pendidikan karakter tersebut, bertujuan untuk membentuk dan memperbaiki karakter peserta didik yang semakin merosot.

  Kemendiknas (2010), menyebutkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi sebagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

  Samani (2013: 45) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

  Zuchdi (2009: 10) mengemukakan pendapat bahwa pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya

  Pendidikan karakter dalam perspektif Islam secara teoretik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran Islam sendiri mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran Islam secara utuh merupakan model karakter seorang muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad Saw, yang dimiliki sifat Shidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah (STAF).

  Pendidikan Islam dalam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah Swt, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadis Nabi). Al-Qur’an adalah sumber utama referensi agama Islam dalam menentukan berbagai hukum. Surat Al- Baqoroh ayat (1-2) disebutkan: z` ŠÉ ) Fß J ù=Ïj9 “ W ‰èd ¡ Ïm‹Ïù ¡ |= ÷ƒu‘ w Ÿ = »tGÅ Ü 6 ø 9$# y7 Ï9ºsŒ ÇÊÈ $O!9#

  đẹẻ ­

  Artinya:

  “Alif laam miin,Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa ”.

  Islam menyebutkan orang baik dan berperilaku positif itu adalah mereka orang-orang yang bertaqwa yang tidak meragukan Al-Qur’an. Allah Swt juga menyebutkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya.

  Penggagas pendidikan karakter yang sudah ada sejak zaman dahulu adalah Nabi Muhammad Saw, yang merupakan teladan bagi umat manusia.

  Tidak ada satu orang pun di dunia yang berkarakter Semulia Nabi Muhammad Saw. Karakter-karakter yang bisa di contoh dari beliau adalah sifatnya yang

  

Shidiq , Tabligh, Amanah, Fathonah (STAF). Sifat-sifat Nabi Muhammad Saw,

  mendorong nilai-nilai karakter tertuang dalam pengembangan budaya dan karakter bangsa disusun Kemendiknas tahun 2010 yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan.

  Kementrian pendidikan nasional (Kemendiknas) telah merumuskan 18 (Delapan Belas) nilai pendidikan karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai-nilai ini berbeda dengan kementerian. Kementerian Agama melalui Direktoral Jendral Pendidikan Islam mencanangkan nilai karakter dengan merujuk pada Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh agung yang berkarakter unggul. 18 (Delapan Belas) nilai pendidikan karakter tersebut menurut kemendiknas (2010) meliputi perilaku religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai karakter yang dicanangkan Kemendiknas dalam upaya membangun karakter bangsa melalui pendidikan di sekolah, agar dapat di implementasikan untuk menjadikan penerus bangsa yang berkarakter baik, selalu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan dalam kehidupannya.

  Ketertarikan peneliti dalam mengkaji dan memahami ajaran Islam secara mendalam menginspirasi peneliti untuk menuangkan ide dan kajian pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang, “KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM”.

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana konsep pendidikan karakter?

  2. Bagaimana konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam?

  3. Bagaimana implikasi konsep pendidikan karakter terhadap proses pendidikan Islam?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian untuk mengetahui tentang:

  1. Konsep pendidikan karakter;

  2. Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam; 3. Implikasi konsep pendidikan karakter terhadap proses pendidikan Islam.

  D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

  1. Manfaat Teoretis Menambah khasanah dunia pustaka tentang tentang konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam.

  2. Manfaat Praktis Mendorong terutama pembaca, pendidik agar lebih mendalami konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam.

  E. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan metode library research, yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, dokumen) dan lain sebagainya.

  2. Sumber Data Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yakni literatur baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang berhubungan dengan pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam.

  3. Prosedur Pengumpulan data Penelitian ini bersifat literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori- teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan pendidkan karakter dan pendidikan Islam.

  4. Analisis Data Dalam menganalisis data yang telah terkumpul digunakan beberapa metode, yaitu metode deduktif, metode induktif dan metode komparatif, berikut penjelasannya:

  a. Metode Deduktif Metode deduktif digunakan untuk menganalisis suatu permasalahan yang berasal dari generalisasi yang bersifat umum kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang konkret terjadi (Anton, 1984: 56). Konsep pendidikan karakter yang bersifat umum direalisasikan dalam konsepnya bersifat khusus, yaitu berupa pilar pendidikan karakter, metode, tujuan, prinsip-prinsip dan lain-lain.

  b. Metode Induktif Metode induktif digunakan untuk menganalisis tentang permasalahan yang akan diteliti yaitu analisi yang bersifat khusus, kemudian diarahkan pada penarikan kesimpulan yang bersifat umum (Arifin, 1986: 41). Konsep yang sudah ada diformulasikan ke dalam konsep pendidikan karakter.

  c. Metode Komparatif Metode komparatif yaitu memahami dalam suatu perbandingan dengan latar belakang atau pemahaman umum yang memberikan kedudukan kepadanya dalam seluruh skala visi tentang kenyataan. Dalam hal ini komparatif itu dapat diadakan diantara tokoh, atau naskah dan perbandingan yang dapat dilakukan antara dua pribadi atau orang banyak (Anton, 1990: 50).

  Metode komparatif juga bisa disebut dengan membandingkan beberapa pendapat para ahli, mengulas, kemudian menarik kesimpulan dari pendapat-pendapat yang dikutip tersebut. Konsep pendidikan karakter secara umum akan dianalisis perbandingannya dalam konsep pendidikan Islam.

F. Penegasan Istilah

  Agar penelitian terarah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari tujuan yang diharapkan maka perlu adanya penjelasan definisi istilah berikut:

  1. Pendidikan Karakter Samani (2013: 45) mendefinisikan pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati

  Pendidikan karakter juga bisa di artikan sebagai upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter baik (good character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat (Saptono, 2011: 23).

  Wibowo (2012: 35) mengemukakan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

  Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun bangsa sehingga menjadi insan kamil (Narwanti, 2011: 14).

  Pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah penanaman nilai- nilai karakter yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang memiliki karakter baik, untuk dirinya, keluarga, teman dan bangsa.

  2. Pendidikan Islam Daulay (2012: 3) mendefinisikan pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluru potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohmaniah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.

  Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan manusia dalam semua aspeknya, baik spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah dan ilmiah yang baik secara individual maupun kolektif menuju ke arah pencapaian kesempurnaan hidup sesuai dengan ajaran Islam (Yasin, 2008: 24).

  Pendidikan Islam menurut Achmadi (1987: 10) adalah segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Insan kamil ialah “ MUTTAQIN ” yang terefleksikan dalam perilaku baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama maupun dengan alam sekitarnya.

  Pendidikan Islam dalam penelitian ini adalah usaha yang lebih khusus diterapkan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

G. Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  BAB 11 PENDIDIKAN KARAKTER memuat tentang kajian pustaka yang menjelaskan tentang pendidikan karakter. BAB III PENDIDIKAN ISLAM memuat tentang pendidikan Islam.

  BAB IV PEMBAHASAN memuat tentang konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam dan implikasinya terhadap proses pendidikan Islam.

  BAB V PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran serta riwayat hidup penulis.

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER A. Pendidikan Karakter

  1. Pengertian Pendidikan Karakter

  a. Secara Bahasa Secara etimologi, pendidikan dalam bahasa inggris (education).

  Kata bahasa inggris (education) berasal dari bahasa latin, yaitu ducare, yang berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”. Pendidikan berasal dari bahasa yunani yaitu paedagogi, terdiri dari dua kata “paid” artinya anak dan “agogos” yang artinya membimbing. Pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar (Andre, 2013: 1).

  Secara etimologi, kata karakter (inggris: character) berasal dari bahasa yunani, eharassein yang berarti “to engrave” dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan atau menggoreskan (Suyadi, 2013: 5). Karakter berasal dari bahasa yunani kharakter yang berakar dari diksi ‘kharassein’ yang berarti memahat atu mengukir (to inscribe/to

  engrave ), sedangkan dalam bahasa latin karakter bermakna membedakan

  tanda. Dalam bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan sebagai sifat- sifat kejiwaan/tabiat/watak (Narwanti, 2011: 1).

  Karakter berbeda dengan moral dan akhlak, Moral adalah suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik buruk. Morallah sebenarnya yang membedakan manusia daripada makhluk Tuhan lainnya dan menempatkannya bila telah menjadi tertib pada derajatdi atas mereka. Sedangkan akhlak adalah kebiasaan atau kehendak, akhlak juga bisa disebut menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut-turut (Amin: 1983: 62).

  b. Secara Istilah Zubaedi, (2012: 8) mendefinisikan karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.

  Wynne dalam Mulyasa (2011: 3) mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.

  Karakter adalah sesuatu hal yang unik hanya ada pada individual ataupun pada suatu kelompok, bangsa. Karakter itu adalah landasan dari kesadaran budaya, kecerdasan budaya merupakan pula perekat budaya. Sedangkan core Values digali dan dikembangkan dari budaya masyarakat itu sendiri (Narwanti, 2011: 27), berbeda dengan Muslich (2011: 75) yang memaparkan untuk dapat memahami pendidikan karakter perlu mengetahui struktur antropologis yang ada dalam diri manusia, yaitu atas jasad, ruh dan akal.

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 Tahun 2003).

  Pendidikan karakter dalam hal ini merupakan proses berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang kesinambungan (continuous quality

  improvement ), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa, 2011: 1).

  Gaffar dalam Kesuma (2011: 5) menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.

  Pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan dapat menghasilkan sosok manusia yang berkualitas dan memiliki masa depan.

  2. Pendidikan Karakter sebagai Fondasi Penting dalam Dunia Pendidikan Pakar, filsuf dan orang bijak mengatakan bahwa faktor moral

  (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar dapat membangun sebuah masyarakat yang maju, tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh para orang tua dan guru adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak.

  Wiyani (2013: 32) menyebutkan nilai-nilai moral yang ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera, untuk membentuk karakter mutlak diperlukan landasan penyelenggaraan pendidikan karakter.

B. Landasan Pendidikan Karakter

  Landasan pendidikan karakter, di antaranya adalah landasan filsafat manusia, landasan filsafat pancasila, landasan filsafat pendidikan, landasan filsafat religius, landasan filsafat sosiologis, landasan filsafat psikologis dan landasan filsafat teoritik pendidikan karakter (Wiyani, 2013: 32) sebagai berikut:

  1. Landasan Filsafat Manusia Landasan filsafat manusia secara filosofis, manusia diciptakan oleh

  Allah Swt dalam keadaan “belum selesai” mereka dilahirkan dalam keadaan belum jadi. Manusia ketika dilahirkan berwujud anak manusia belum tentu dalam proses perkembangannya menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan bantuan beberapa pihak agar menjadi manusia yang sesungguhnya, yaitu insan kamil.

  2. Landasan Filsafat Pancasila Landasan filsafat pancasila menyebutkan manusia yang ideal adalah manusia Pancasilais, yaitu menghargai nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,

  Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Nilai-nilai Pancasila tersebut yang seharusnya menjadi core value dalam pendidikan karakter di negeri ini.

  3. Landasan Filsafat Pendidikan Landasan filsafat pendidikan menyatakan bahwa pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan kepribadian utuh dan mencetak warga negara yang baik. Seseorang yang kepribadian utuh digambarkan dengan terinternalisasikannya nilai-nilai dari berbagai dunia makna (nilai), yaitu simbolik (ritual keagamaan dan matematika), empirik (Ilmu pengetahuan alam dan sosial), estetik (Kesenian), etik (pendidikan moral, budi pekerti, adab dan akhlak), sinoptik (pendidikan agama, sejarah dan filsafat) dan sinnoetik (pengalaman personal). Nilai-nilai tersebut menjadikan seseorang berkarakter baik.

  4. Landasan Religius Landasan religius menjelaskan bahwa manusia adalah ciptaan Allah

  Swt, dalam agama dan sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia, manusia baik adalah manusia yang secara jasmani dan ruhani sehat dan dapat melaksanakan berbagai aktivitas hidup yang berkaitan dengan peribadatannya kepada Allah Swt. Manusia yang baik adalah manusia yang bertakwa dengan menghambakan diri kepada Allah Swt dengan jalan patuh terhadap ajaran-ajaran-Nya, dan manusia yang baik adalah manusia yang menjadi pemimpin diri, keluarga dan masyarakat yang dapat dipercaya atas dasar jujur, amanah, disiplin, kerja keras, ulet dan bertanggung jawab.

  Manusia yang baik adalah manusia yang manusiawi dalam arti bersifat/berkarakter sebagai manusia yang mempunyai sifat-sifat cinta kasih terhadap sesama, kepedulian yang tinggi terhadap penderitaan orang lain, berlaku baik terhadap sesama manusia dan bermartabat.

  5. Landasan Sosiologis Landasan sosiologis menjelaskan secara sosiologis, manusia Indonesia hidup dalam masyarakat heterogen yang terus berkembang.

  Manusia berada di tengah-tengah masyarakat dengan suku, etnis, agama, golongan, status sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia juga hidup berdampingan dan bergaul dengan bangsa-bangsa lain. Upaya mengembangkan karakter saling menghargai dan toleran pada aneka ragam perbedaan menjadi sangat mendasar.

  6. Landasan Psikologis Landasan psikologis menjelaskan dari sisi psikologis, karakter dapat dideskripsikan dari dimensi-dimensi intrapersonal, interpersonal dan interaktif. Dimensi intrapersonal terfokus pada kemampuan atau upaya manusia untuk memahami diri sendiri. Dimensi interpersonal secara umum dibangun atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, sedangkan secara khusus merupakan kemampuan mengenali perbedaan dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan kehendak. Dimensi interaktif adalah kemampuan manusia dalam berinteraksi sosial dengan sesama secara bermakna.

  7. Landasan Teoritik Pendidikan Karakter Landasan teoritik pendidikan karakter menyebutkan teori-teori yang berorientasi behavioristik yang menyatakan bahwa “perilaku seseorang sangat ditentukan oleh kekuatan eksternal, yang mana perubahan perilaku tersebut bersifat mekanistik”. Deskripsi landasan pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya merupakan proses menghadirkan nilai-nilai dari berbagai dunia nilai (simbolik, empirik, etik, estetik, etik, sinnoetik dan sinoptik) pada diri peserta didik sehingga dengan nilai-nilai tersebut akan mengarahkan, mengendalikan dan mengembangkan kepribadian secara utuh yang terwujud dengan ciri pribadi dengan karakter baik.

C. Tujuan Pendidikan Karakter

  Mulyasa (2011: 9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai- nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol- simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas.

  Zubaedi (2012: 18) berpendapat bahwa pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut:

  1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;

  2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

  3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;

  4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan;

  5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

  Wiyani (2013: 70) mengemukakan tujuan pendidikan karakter adalah menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama.

  Tujuan pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah mengembangkan sikap peserta didik agar memiliki perilaku terpuji, sifat mandiri, kreatif, rasa tanggung jawab dan jiwa kepemimpinan serta menciptakan lingkungan yang bersahabat di sekolah.

D. Dimensi Pendidikan Karakter

  Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan atau perkembangan, baik perubahan yang bersifat nyata atau yang menyangkut perubahan fisik, maupun perubahan yang bersifat abstrak atau perubahan yang berhubungan dengan aspek psikologi. Perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam manusia (internal) atau yang berasal dari luar (eksternal). Faktor-faktor itulah yang akan menentukan apakah proses perubahan manusia mengarah pada hal-hal yang bersifat positif atau sebaliknya.

  Karakter yang dimiliki manusia bersifat fleksibel atau luwes serta bisa diubah atau dibentuk. Karakter manusia suatu saat bisa baik tetapi pada saat yang lain sebaliknya menjadi jahat. Perubahan ini tergantung bagaimana proses interaksi antara potensi dan sifat alami yang dimiliki manusia dengan kondisi lingkungannya, sosial budaya, pendidikan, dan alam.

  Karakter atau kualitas diri seseorang tidak berkembang dengan sendirinya. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Seorang anak adalah gambaran awal manusia menjadi manusia, yaitu masa di mana kebajikan berkembang secara perlahan tapi pasti. Dengan kata lain, bila dasar-dasar kebajikan gagal ditanamkan pada anak di usia dini, maka dia akan menjadi orang dewasa yang tidak memiliki nilai-nilai kebajikan. Usia dua tahun pertama adalah masa kritis bagi pembentukan pola penyesuaian dan sosial.

  Pendidikan karakter sendiri mengemban misi untuk mengembangkan watak-watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Penghargaan (respect) dan tanggung jawab (responsibility) merupakan dua nilai moral pokok yang harus diajarkan. Nilai moral yang lainnya adalah kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan, kedisiplinan diri, suka menolong, rasa kasihan, kerja sama dan keteguhan hati.

  Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar karakter dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan pilar karakter dasar ini, antara lain: Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, tanggung jawab,disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik, dan rendah hati dan toleransi, cinta damai dan persatuan.

  Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Pendidikan karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa indonesia, agama, budaya dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.

  Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber yaitu agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional (Zubaedi: 2011: 72), berikut penjelasannya:

  1. Agama Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Karenanya, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

  2. Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik yaitu negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan niali-nilai pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

  3. Budaya Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai budaya ini dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa

  4. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan pendidikan nasional dalam UU RI Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

  Tujuan pendidikan nasional menurut Zubaedi (2011: 74) sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

  Fathurrohman (2013: 124) mengemukakan beberapa batasan atau deskripsi nilai-niali pendidikan karakter antara lain:

  1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Allah Swt, meliputi Pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya;

  2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, meliputi sikap jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, mandiri, dan cinta ilmu;

  3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, meliputi:

  a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain yaitu sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain;

  b. Patuh pada aturan-aturan sosial;

  c. Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum; d. Menghargai karya dan prestasi orang lain yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain;

  e. Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang; f. Demokratis yaitu cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.