KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MOHAMMAD NATSIR SKRIPSI

  

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT

MOHAMMAD NATSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh

Mahfur

  

NIM 11105015

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT

MOHAMMAD NATSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh

Mahfur

  

NIM 11105015

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA Prof. Dr. H Mansur, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOT A PLYIHIMIHM 1 ampiran : 3 (tiga) eks. Hal Naskah Skripsi Saudara Mahfur Kepada Yth.

  Ketua STAIN SALATIGA Di tempat A ssaiam u ulaikum Wr. Wb

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki. maka skripsi sau lara : Nama : Mahfur NIM : 11105 015 Jurusan . Tarbiyah Progam Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT

  MOHAMMAD N/> TSIR Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara terseb it di atas dapat dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi pcrhatian H as salam u aiaikum Wr Wb .

  Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing

  KEMENTRIAN A( AMA SEKOI.AH TINGGI AGAMA ISL/ M NEGERI (SI AIN) Jl T e n ta r a P e la ja r N o . 0 2 T e lp .3 2 3 7 0 6 ,; SALATIGA 23433 Kode Pos 50721 Website: E -m a il: adrinistrasig>stainsalatiga.ac.ic

  

PENGESAHAN KELULl! SAN

Skripsi saudara MAHFUR dergan Nomor Induk Mahasiswa 11105015 yang berjudul

KONSEP PEND1DIKAN ISLAM MENURUT MOHAMMAD NATS IR.

  

Telah dimunaqosahkan dalam silang Panitia Ujian Tarbivah Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Selasa, 31 Jurusan Agustus 2010 M dan telah diterima

sebagai bagian dari syarat-svarat untuk memperoleh gelar Sa jana Pendidikan Islam Salatiga,7 September 2010

  

Panitia Ujian

Sekretaris Ketua Sidang

  <

  9 1 )r I ahmat Haryadi, M Pd NIP 19670112 199203 1 005

  Penguji II T

  ! )ra Nur Hasanah. M .Pd NIP 19690110 199403 2 002 NIP 19611024 198903 1 002

  

Pembimbing

Prof Dr H Mansur, M.Ag

NIP 19680613 199403 1 004

PERNYATAAN KEASLIAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mahfiir NIM : 111 05 015 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tubs ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tubs orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 12 Agustus 2010 Yang Menyatakan

  Mahfur

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO Dimananapun berada semua orang suka dan jadilah orang yang selalu bermanfaat bagi orang lain, agama, bangsa dan Negara.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Ayahanda tercinta (Wastainu) dan Ibunda terkasih (Harni), adikku (Norie’) dan semua keluarga di rumah

  2. Almamaterku Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

  3. Pengasuh Pondok Pesantren An Nida Salatiga K.H. Syamsudin serta segenap pengurus dan Asatidz Ponpes dan TPQ, serta santri putra putri Pondok Pesantren AnNida Salatiga

  4. Semua rekan-rekan Pondok Pesantren An Nida

  5. Calon ibu dari anak-anakku besuk, Insya Allah

  

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosululloh saw, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga, beserta para staf- stafnya yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.

  2. Bapak dosen pembimbng tercinta Prof. H. Mansur, M.Ag yang tulus, ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pemikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  3. Ayahanda tercinta (Wastainu) dan Ibunda terkasih (Harni) yang selalu tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis serta kakak-kakaku (Nur Ro’is, Arfiatun, Istaufim, Imroati, Triyani) dan adiku (Norie’).

  4. Almarhum Pengasuh Pondok Pesantren An Nida Drs K.H Ahmad Nuh Muslim dan semoga Allah memberikan tempat terindah di alam keabadian.

  5. Pengasuh Pondok Pesantren An Nida Salatiga K.H. Syamsudin dan segenap dewan Asatidz Pondok Pesantren dan TPQ yang selalu memberi semangat dalam menuntut ilmu.

  6. Pengurus Pondok Pesantren An Nida yang telah memberikan perhatian lebih dan fasilitas yang memadai kepada penulis.

  7. Sahabat-sahabatku satu atap, senasib dan seperjuangan Salim, Jamal, Mas Bayu, Bang Imam, Agus tio dan adik adik santriwan santriwati Pondok Pesantren An

  Nida yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dek Norie’ yang senantiasa memberikan semangat serta motivasi kepada penulis dan juga mbak sofi yang bersedia meminjami printemya hingga terselesainya skripsi ini.

  Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang setimpal, baik di kehidupan dunia maupun di kehidupan yang akan datang. Demikian kiranya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana keilmuan barn bagi para pembaca.

  Salatiga, 12 Agustus 2010 Penulis

  

ABSTRAK

  Tujuan penelitian dalam skripsi ini ada tiga hal, yaitu : (1) Apa konsep Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam ?, (2) Apa landasan konsep pemikiran

  Mohammad Natsir dalam pendidikan Islam ?, (3) Bagaimana relevansi pemikiran Mohammad Natsir terhadap pemikiran pendidikan Islam di Indonesia saat ini ?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan. Karena penelitian disini adalah kajian pustaka atau liteler, maka penulis dalam mengkaji konsep pemikiran Mohammad Natsir dengan bantuan buku-buku tulisan beliau sendiri maupun buku-buku tulisan orang lain yang menceritakan tentang pemikiran pendidikan Islam menurut Mohammad Natsir.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam adalah: Pendidikan harus dapat membawa manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu menghambakan diri kepada Allah, berakhlakul karimah dan mendapat penghidupan yang layak di dunia. Sedangkan landasan pendidikan Islam adalah mengenal tuhan, mentauhidkan tuhan dan tidak menyukutukan sedikitpun Allah kepada siapapun.

  Relevansi pemikiran Mohammad Natsir terhadap pendidikan di Indonesia sekarang ini, terbukti dengan adanya sekolah-sekolah umum dan madrasah, bahkan pesantren yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Begitu juga dengan koordinasi antar sekolah-sekolah dengan diadakannya ujian Nasional secara bersama-sama.

  

DAFTARISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  1 0

  F. M eto d e Penelitian Skripsi

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III : KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

  

  

  

  

  BAB IV : RELEVANSI PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR

  

  

  

  BAB : V P E N U T U P .....................................................................................

  62 E. Kesimpulan..........................................................................

  62 F. S aran .........................................................................................

  62 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Banyak sckali buku-buku pcndidikan yang menerangkan tcntang manfaat dan tujuan pcndidikan. Diantaranya yang terdapat dalam tujuan

  

pendidikan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Undang-undang

  Republik Indonesia Norner 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang bunyinya sebagai berikut:

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

  • •n

  membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat. berilmu, cakap. kreatif, mandiri, dan menjadi warga ncgara yang demokratis serta bertanggnng jawab (Peratnran

  Pemcrintah Republik Indonesia. 2005: 94).

  Jika kita mclihat tentang tujuan pendidikan diatas. jika tugas pendidikan selain mencerdaskan bangsa juga bar us hidup mandiri. Dapat kita ketahui, jika banyak lulusan dari perguruan tinggi yang masih memenuhi daftar pengangguran di Indonesia berarti pendidikan di Indonesia belum sesuai dengan apa yang dicita-citakan bangsa kita. Apalagi bila kita lihat di banyak media masa saat ini yang meliput tentang para aksi mahasiswa untuk menyerukan aspirasinya kepada pemerintahan terkesan masih kurang sesuai

  2

  dengan Tujuan Pedidikan Nasional yang berkaitan dengan budi pekcrti. Di tempat-tcmpat terjadinya demo sering terdapat kcjadian yang dapat meresahkan masyarakat, diantaranva seperti peinblokiran jalan. membakar ban bekas yang mengakibatkan pencemaran. dan mengganggu fasilitas umum.

  Muhammad Natsir mengatakan, bahwa tak ada satu bangsa yang terbelakang menjadi maju, melainkan sesudahnya mengadakan dan

  

mamperbaiki didikan anak-anak dan pemuda-pemuda mereka. Bangsa Jepang,

  satu bangsa Timur yang sekarang jadi buah mulut orang seluruh dunia lantaran majunya, masih akan terus tinggal dalam kegelapan sekiranya mereka tidak mengatur pendidikan bangsa mereka; kalau sekiranya mereka tidak membukakan pintu negerinya yang selama ini tertutup rapat, untuk orang- orang pintar dan ah 1 i ilmu ncgeri lain yang akan memberi didikan dan ilmu pengetahuan kepada pemuda-pemuda mereka disamping mengirim pemuda- pemuda mereka keluar ncgeri mencari ilmu.(M. Natsir. 1954:77).

  Jika kita ingin membandingkan pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di Eropa agaknya kurang begitu sesuai, dikarenakan secara setruktur wilayah sudah sangat berbeda. Jika di Eropa dan Negara-nec ..ra yang lain dapat dengan mudah mengontrol dan memberi bantuan kepada sekolah-sekolah sampai pelosok desa, karena tempatnya yang memang mudah dilalui. Berbeda dengan wilayah di Indonesia yang antara pulau satu dengan pulau yang lainnya sangat jauh, sehingga menyulitkan pemerintah untuk mengontrol dan memberikan bantuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah di Indonesia. Tapi jika melihat Negara Jepang sebagai korban

  3

  bom atom biasa keluar dari masalah yang mereka hadapi mengapa bangsa Indonesia tidak.

  Bila kita mulai melirik Pendidikan Islam bukan menjadi wacana yang barn bagi kalangan pemikir, pendidik dan dunia pendidikan sendiri bahwa pendidikan Islam merupakan salah satu jawaban atas ketidakteraturan sistem pendidikan yang ada pada dekade terakhir ini. Hampir di selurnli penjuru

  Indonesia mulai menerapkan system pendidikan Islam dalam proses

  • » pembelajaran dan pengajaran mereka. Maka bukan hal yang tabu jika orang- orang non-Islam pun mulai melirik kekhasan dari pendidikan Islam.

  Secara garis besar. pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang luas. Disebutkan dalam beberapa poin, diantaranya adalah:

  1. Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran Islam.

  2. Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi). dan rohani (spiritual).

  3. Keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan-ketakwaan. pikir-dzikir. ilmiah-amaliah. material-spiritual, individual-sosial. dan dunia-akhirat.

  ■

  1. Realisasi dvvi lungsi manusia. vaitu peribadatan sebagai hamba Allah

  ( ‘Abdullah) untuk menghambakan diri semata-mata kepada Allah dan

  fungsi kekhalifahau sebagai khalifah Allah (khalifatullah) yang diberi tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan

  4

  memakmurkan alam semesta (rahmatan lil ‘alamiri) (M Rokib, 2009:

  22 ).

  Akan tetapi, rcalitas soasial yang dihadapi saat ini menempatkan pendidikan Islam pada posisi yang dilematis. Seakan pendidikan Islam masih terkungkung dalam hegemoni “determinisme-historis” dan “realisme-praktis”. Di samping itu kejayaan di masa lampau serta kondisi sosial saat ini pun makin membuat posisi pendidikan terombang-ambing, layaknya masih mencari-cari jati diri yang mulai tergerus tuanya jaman. Seiring kemajuan di bidang ilmu pcngetahuan dan teknologi serta gencamya arus modernisasi mengakibatkan pendidikan Islam yang mau tak mau dihadapkan pada kondisi yang serba materialis, sekularis, pluralis serta multikulturalis.

  Selain pendidikan Islam terpuruk dalam kondisi yang dilematis seperti itu, problematika dikotomi yang kerap d\-floor-kan dalam diskursus-diskursus pendidikan pun belum mendapatkan porsi jawaban yang memuaskan. Secara jelas, baik normatif maupun konseptual. Islam tidak memiliki ruang dikotomi ilmu. Dalam beberapa pembahasan. dikotomi ilmu sebenarnya muneul dikarenakan beberapa hal, diantaranya: Perkembangan pembidangan ilmu itu sendiri, historis perkembangan umat Islam ketika mengalami kenuinduran dan laktor internal kelermbagaan pendidikan Islam yang kurang mampu melakukan upaya pembenahan dan pembaruanakibat kompleksnya problematika kehidupan.

  5

  Diantara beberapa faktor tersebut tidak menjadi sebuah keniscayaan ketika dari hal yang paling fundamental, pendidikan Islam melakuan recheck

  

recorrect serta reform terhadap hal-hal yang sekiranya mulai menjauh dari

  dasar dan tujuan adanya pendidikan Islam itu sendiri. Dasar pendidikan Islam sebagai aeuan pergerakan pendidikan Islam memiliki posisi yang pouting serta sakml. Dasar-dasar pendidikan Islam tersebut berupa Al-Qur’an sebagai sumber pendidikan Rasul, Sahabat serta sebagai sumber yang edul atif dan

  As-Sunnah sebagai teladan pendidukan Islam.

  Belajar pada sejarah bukan berarti silau akan kejayaan masa lalu. Belajar suatu ilmu bukan berarti membatasi gerak ilmu itu sendiri. Maka dari itu, perlu adanya analisis kritis dan komprehensif atas problem yang dihadapi saat ini. Dengan belajar pada pengalaman dan ide-ide dari para tokoh pemikir, pendidikan Islam harus mampu mengembalikan keunikannva sebagaimana 11 yang lelah Rasul 1lah ajarkan. Konsep pendidikan Qur'ani pun beberapa waktu terakhir mulai genear dikembangkan dan terbukti membawa nilai lebih bagi kemajuan dunia pendidikan Islam khususnva. Seruan it/ro' sebagaimana yang tersurat dengan jelas dalam Al-Qur'an bukan tanpa maksud khusus dan krusial diturunkan oleh Allah sebagai wahyu yang pertama. Budaya membaca apapun, baik itu berupa teks atau ay at kauniyah sekalipun merupakan bahan ajar yang harus kita jadikan sebagai sebuah sumber ilmu yang disediakan oleh

  Allah. Akan tetapi, kcuyataan yang kita hadapi saat ini adalah budaya membaca tersebut mulai luntur bahkan dicuri oleh orang-orang non-Islam.

  6

  Maka perlu dan harus bagi kita saat ini. dimulai dari diri sendiri dan dari yang terkecil nntuk mengembalikan hasanah pendidikan Islam yang berbasis Qur'an dan Sunnah guna memcetak generasi Ulul Albab yang paripuma.

  Memahami pendidikan Islam tidak semudah mengurai kata “Islam” dari kata “pendidikan”, karena selain sebagai predikat, Islam juga merupakan satu subtansi dan subjek penting yang cukup komplek. Karenanya, untuk memahami pendidikan Islam berarti kita harus melihat aspek utama missi agama Islam yang diturunkan kepada umat manusia dari sisi pedagogis. Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah Sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia sempurna. Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia. yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Pendidikan merupakan kunci penting untuk m em bukajalan kehidunan manusia. (Musthofa Rahman, 2001:2).

  Dalam bukunya Capita Selekia, Natsir mengatakan bahwa seringkali pula kenyataan, ada yang mengganggap bahwa didikan Islam itu ialah didikan Timur, dan didikan Barat ialah lawan dari didikan Islam. Boleh jadi, ini reaksi terhadap didikan “kebaratan ” yang ada dinegeri kita, yang memang sebagian dari akibat-akibatnya tidak mungkin kita menyetujuinya sebagai umat Islam. Akan tetapi coba kita berhenti sebentar dan bertanya : “Apakah sudah boleh

  7

  kita katakana bahwa Islam anti-Barat dan pro-Timur, khususnya dalam pendidikan?.

  Muhammad Natsir adalah salah seorang tokoh yang dikenal sebagai birokrat, politisi, dan juga sebagai dai temama. Muhammad Natsir pemah menduduki jabatan sebagai wakil Rabithoh Alam Islam, serta menjadi ketua Dewan Dakwah Isiamiyah Indonesia sejak tahun 1967 sampai wafatnya beliau tahun 1993. Dalam organisasi inilah beliau mulai berkiprah dalam bidang pendidikan, polotik dan dakwah. Perjuangan beliau dan kawan-kawannya adalah ingin menghidupkan dan membangkitkan kembali ajaran Islam, khususnya di Indonesia dari keterpumkan. sehingga tidak ketinggalan dalam peradaban. Diantara jalan yang ditempuh Muhammad Natsir dan kawan- kawannya adalah dengan mengajarkan pendidikan agama dan pendidikan umum tanpa memisahkan keduanya.

  Muhammad Natsir adalah tokoh yang sangat berpengaruh di Indonesia, yang pemah menduduki dua jabatan penting, yaitu sebagai menteri penerangan dalam Kabinet Syahrir dan perdana menteri pertama pada masa pemerintahan Soekarno. Sebagai politisi, beliau juga pemah menduduki jabatan puncak partai Islam terbesar. yaitu Masyumi. dan menjadi ketua

  Dewan Dakwah Isiamiyah Indonesia. (Thohir Luth. 1999:9).

  Melihat begitu luasnya cakupan pengalaman Muhammad Natsir dan beliau adalah salah satu pemikir pendidikan Islam di Indones:a yang tidak memilah-milah antara pendidikan Islam dan pendidikan umum. Beliau beranggapan bahwa semua ilmu peming, karena pada hakikatnya semua ilmu

  8

  • itu dari Allah, maka tak berlebihan jika penulis mengangkat Skripsi dengan tema “KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD

  NATSIR”. Semoga mam^u memberikan kesegaran dalam dahaga kita akan wacana tentang pendidikan, khususnya pendidikan Islam.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan dalam penafsiran judul, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-kata dan istilah yang dipakai dalam judul skripsi ini agar dapat dipahami secara kongkrit dan lebih oprasional. Adapun batasan istilah tersebut adalah :

  1) Konsep Konsep berarti “rancangan, ide atau pengertian diabstraksikan dari peristiwa kongrit (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998:

  205) 2) Pendidikan Islam

  Pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insun kamil) sesuai dengan norma Islam.“(Achmadi.l992: 20)

  Menurut Natsir, Pendidikan (didikan) ialah suatu pembinaan jasmani dan rohani yang menuju kepada kesempumaan dan lengkapnva sifat-sifat kemanusiaan dalam arti yang sesungguhnya (Mohammad Natsir, 1954: 73). lengkapnya sifat-sifat kemanusiaan dalam arti yang sesungguhnya (Mohammad Natsir, 1954: 73).

  C. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai b erik u t:

  1. Apa Konsep Mohammad Natsir tentang Pendidikan Islam ?

  2. Apa landasan konsep Pemikiran Mohammad Natsir dalam Pendidikan Islam?

  3. Bagaimana Relevansi Pemikiran Mohammad Natsir terhadap Pendidikan Islam di Indonesia saat ini?

D. Tujuan

  Setiap penelitian tentu memiliki tujuan dan kegunaan, maka tujuan penelitian ini ad alah :

  1. Untuk mendeskripsikan konsep Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam.

  2. Untuk mendeskripsikan landasan konsep pemikiran Mohammad Natsir dalam Pendidikan Islam.

  3. Memaparkan kesamaan dan perbedaan Konsep Pendidikan Islam Muhammad Natsir dengan Konsep Pendidikan Islam HOS Tjokroaminito.

  E. Manfaat Penelitian Penulis melakukan penelitian tentang Pemikiran Pendidikan Islam

  Mohammad Natsir, agar kita mulai melirik kembali para ilmuan Islam di Indonesia yang lebih mengetahui tentang kondisi dan situasi yang teijadi di Indonesia dibanndingkan dengan para ilmuan-ilmuan luar yang sering kita jumpai dalam buku-buku pendidikan.

  Beliau bukan saja sebagai negarawan atau politisi yang sebagaimana dikenal kebanakan orang, tetapi seorang pemikir pendidikan yang sangat gigih dalam meluruskan pendidikan Islam agar sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Meskipun begitu beliau juga sangat mementingkan pendidikan umum.

  Semoga dengan melihat kembali tokoh-tokoh Islam yang ada di Indonesia dapat membangkitkan semangat para generasi muda untuk meneruskan peijuangan Mohammad Natsir yang telah lebih dulu di panggil yang maha kuasa.

  Dengan banyaknya masalah sangat komplek yang teijadi di Indonesia pada khususnya dan di dunia pada umumnya, bukan tidak mungkin jika pendidikan Islam akan dilirik kembali seperti masa kejayaan Islam yang lalu.

F. Metode Penelitian Skripsi

1. Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan {Library

  Research). Penelitian ini dilakukan dengan bertumpu pada data

  kepustakaan tanpa diikuti dengan uji empirik. Jadi, studi pustaka disini adalah studi teks yang seluruh substansinya diolah secara filosofis dan teoritis.(Noeng Muhajir, 1996: 158-159).

  Karena penelitian disini sifatnya adalah kajian pustaka atau literer, maka penulis dalam mengkaji Konsep Pemikiran Mohammad Natsir dengan bantuan buku-buku, yang kami ambil dan tulisan beliau dan juga tulisan orang lain yang menceritakan tentang kehidupan maupun pemikiran Mohammad Natsir.

2. Analisis Data

  Data-data yang telah terkumpul tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode sebagai b erik u t: a. Metode Analisa Content atau isi. Analisis isi merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi (Noeng Muhadjir, 1992:

  76). Menurut Burhan Bungin, analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi (proses penarikan kesimpulan berdasarkan pertimbangan yang dibuat sebelumnya atau pertimbangan umum; simpulan) yang dapat ditiru (Replicabel), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Burhan Bungin, 2001: 172-173).

  b. Metode Analisa Historis, dengan metode ini penulis bermaksud untuk menggambarkan sejarah biografis Muhammad Natsir yang meliputi riwayat hidup, pendidikan, karir politik, serta karyakaryanya (Anton Bakker, 1990: 70). c. Metode analisa deskriptif, yaitu suatu metode yang menguraikan secara teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat (Sidarto, 1997: 100).

3. Metode Pengumpulan Data

  Data yang dihimpun merupakan sumber tertulis yang secara garis besar ada dua macaxn sumber yaitu: a) Sumber Primer

  Sumber primer disini adalah data yang penulis ambil dari karya tulis asli dari tokoh yang dibahas dalam penulisan sekripsi ini. Yang diantaranya adalah sebagai b erik u t:

  a. Mohammad Natsir, 1954, Capita Selecta, Jakarta: Bulan Bintang

  b. Mohammad Natsir, 1947, Islam dan Aqal Merdeka, Jakarta: Media D a’wah.

  b) Sumber Sekunder Diantaranya:

  a. Muhammad Syafii Antonio. 2009, Muhammad Saw

  The Super Leader Super Manager, Jakarta: ProLM dan Tazkia Publishing.

  b. Yusuf Abdullah Puar, 1978, Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan, Jakarta: Pustaka Antara. c. Musthofa Rahman. 2001, Pendidikan Islam dalam

Perspektif al-Qur 'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  Tokoh-Tokoh Pembaruan

  d. Abudin Nata. 2005,

  Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafmdo Persada.

  e. Thohir Luth. 1999, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani Press.

  f. Ajip Rosyidi. 1990, M Natsir, sebuah Biografi, Jakarta: Girimukti Pasaka, cet I,

  g. Badiatul Roziqin. 2009 Badiatul Mukhlisin Junaidi dan Abdul Munif, 101 Jejak Tokoh Islam, Yogyakarta: e-Nusantara,

h. E S Anshari/ M A Rais/ Mohammad Natsir, (ed).

  1988, Pak Natsir 80 Tahun: Pandangan dan

  

Penilaian Generasi Muda, Jakarta: Media D a’wah

i. Abibullah Djaini. 1996, Pemikiran dan Perjuangan

Mohammad Natsir, Jakarta: Pustaka Firdaus.

j. Mansur. 2004, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan

Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

  k. Dan referensi lainnya yang bersangkutan dengan judul yang penulis angkat.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai b erik u t:

  BAB I : Pendahuluan Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan M anfaat Penelitian, Metode Penulisan Skripsi, Serta dilengkapi dengan Sistematika penulisan skripsi untuk mempermudah membaca alur pemikiran yang ada.

  BAB II : Biografi Mohammad Natsir Pada bab ini membahas tentang Silsilah Mohammad Natsir, Riwayat Pendidikan Mohammad Natsir, Karir Politik Mohammad Natsir, Karya Ilmiah Mohammad Natsir, Mohammad Natsir dan PERSIS (Persatuan Islam) dan Sumbangan Mohammad Natsir Dalam Dunia Pendidikan.

  : Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Mohammad

  BAB III Natsir Pada bab ini penulis akan manyajikan mengenai gambaran umum pemikiran Mohammad Natsir tentang Pendidikan Islam. Yang meliputi (Peran dan Fungsi Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam)

  Landasan Pendidikan Islam yang meliputi (Pendidikan Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam dan Pendidikan Akhlak). Ideologi dan Pendekatan dalam Pendidikan yang meliputi: (Adanya Koordinasi Perguruan-perguruan Islam, Fungsi Bahasa Asing,

  Sifat-Sifat Yang Hams Dimiliki Gum, Pendidikan Yang Bersifat Integral).

  BAB IV :Relevansi Pemikiran Mohammad Natsir terhadap Pendidikan Islam di Indonesia BAB V : Penutup Bab terakhir dalam skripsi iniadalah penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan.

BAB II BIOGRAFI MOHAMMAD NATSIR A. Silsilab .Mohammad Natsir Muhammad Natsir lahir di Jembatan Bemkir, Alalian Panjang, Kabupnten Solok, Sumatra Barat, pada hari Jumat' 17 Jumadil Akhir 1326 Hijriah, bertepatan dengan 17 Juli 1908 Masehi. Ibimya bemaina Khadijah,

  sedang ayahnya bemama Mohammad Idris Sutnn Snripndo. seorang pcgnwni rendah yang pernah menjadi juru tlis pada kantor kontroler di Maninjau dan sipir penjara di Sulawesi selatan (Ajib Rosyidi. 1990: 150

  Mohammad Natsir dilahirkan di Kampung Jembatan, Baukia, Alahan, Alahan Panjang. Minangkabau, pada tanggal 17 Juli 1908. Kampung Jembatan terletak di balik Gunung Talang olok Profinsi Sumatra Barat.

  Mohammad Natsir adalah putra ketiga Idris Sutan Sari Pado dan Khadijah. Ayahnya adalah seorang pegawai bawahan. yakni sebagai juru tulis kontrolir di masa pemerintahan Hindia Belanda. ( Badiatul Ro/iqin (dkk). 2009; 221)

  Ketika pindali ke Bekeru, dia diajak oleh mamaknya Ibrahim pindah kepadang. Mamaknya ymig biasa dikenal dengan nuikcik Ibrahim adalah bekerja sebagai buruh harian disebuah pabrik kopi yang hanya mcmpcroleh upah bebcrapa puluh sen sehari. Sehari-hari mereka hidup sangat sede.hana, bahkan dalam urusan makanan hanya ketika hari raya saja atau peristiwa- peristiwa penting saja. Sehingga dapat dikatakan bila sejak kecil Natsir sudah belajar hidup sederhana.

  17

  Pada tanggal 20 Oktober 1934, M. Natsir melangsuiigkan pemikahannya dengan Putri Nur Nahar, guru Taman Kanak-kanak Pendidikan Islam. Pemikahan dilaksanakan dengan sederhana saja. Tamu-tamu makan di langgar yang tcrletak di depan rumah tempat pemikahan dilangsungkan.

  Pergaulan selama dua tahun sesama pengasuh Pendidikan Islam, menambah perkenalan sebelumnya tatkala keduanya sama-sama aktif di JIB. telah mengeratkan kedua insan yang sama-sama tulus mengabdikan hidupnya bagi kemajuan umat Islam(Ajib Rosyidi, 1990: 177)

  Natsir wafat pada tanggal 6 Februari 1993, bertepatan dengan tanggal

  14 Sya’ban 1413 H, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam usia 85 tahun. Berita wafatnya menjadi berita utama diberbagai media cetak dan elektronik. Berbagai komentar muncul, baik dari kalangan kawan seperjuangan maupun lawan politiknya. Ada yang bersifat pro terhadap kepemimpinannya dan ada pula yang bersifat kontra. Mantan Perdana Mentcri

  Jepang yang diwakili oleh Nakadjima. menyanipaikan beta sungkawa atas kepergian M. Natsir dengan ungkapan. “ Berita wafatnya M. Natsir terasa lebih dahsyat dari jatuhnya bom atom di Hirosima(Thohir Luth. 1999: 28).

B. Riwayat Pendidikan Mohammad Natsir

  N«itsir perama kali masuk ke Sekolah Kelas II di Maninjau, yaitu Sekolah Rakyat yang memakai bahasa pengantar bahasa Melayu. Disitu

  Natsir duduk sampai kelas dua. Kemudian ketika ayahnya pindah ke Bekem,

  18

  HIS. Natsir gcmbirn sekali mcncritna tawaran itu. Dia pun akan meninggnlkan Sekolah Rakyat untuk masuk HIS. Tetapi apa hendak dikata. HIS Padang menolaknya sebagai murid. Menurut Natsir sendiri, karcna ayahnva hanya pegawai kecil yang gajinya tak sampai F. 70 sebulan, padahal untuk diterima di HIS mestilah anak pegawai negeri yang gajinya minimum F.70, atau anak saudagar yang kaya raya. Untunglah pada waktu itu di Padang sudah berdiri

  HIS Abadiyah, sebuah usaha swasta yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak negeri. Natsir diterima disitu sebagai murid.

  Natsir sekolah di HIS Adabiyah hanya lima bulan saja. Ayahnya yang telah pindah keija ke Alahan Pajang. mengajak Natsir imtuk pindah karena telah dibuka HIS pemerintah di Solok.

  Karena jauhnya jarak Solok dan tempat Natsir sekolah, maka Natsir dititipkan di rumah Pak Haji Musa, memiliki anak yang sekolah di HIS kolas salu, scdang Natsir langsung masuk ke kelas dua. karena lowongan yang ada cuma kelas dua. Akan tetapi Natsir diberi kesempatan untuk mencoba di kelas dua selama beberapa hari. Temyata Natsir berhasil, sehingga diterima di sekolah tersebut secara resmi.

  Setelah menamatkan HIS di Padang, Natsir remaj i meneruskan pendidikannya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Padang pada tahun 1923. Karena prestasinya, Natsir remaja dapat sekolah MULO gratis. la mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Belanda. (Badiatul Roziqin.

  Badiatul Mukhlisin Junaidi dan Abdul Munif, 2(H)1): 222). Oi MULO. Natsir

  19

  mulai bcrkenalan dengan organisasi kepemudaan, seperti Jong Surratra (Pemuda Sumatra), Jong Islamieteten Bond(Perserikatan Pemuda Islam.

  Beliau melanjutkan studinya di AMS (Algemeene Midel School) di Bandung. Natsir remaja mengambil jurusan Sastra Barat Klasik.

  Pendidikannya di AMS juga dibiyayai oleh Pemerintahan Belanda. Saat study di AMS, Natsir remaja berkanalan dengan ustadz A. Hasan, Tokoh PKRS1S (IVrsntuan Islam) garis koras, yang membimbing dirinya melakukan studi tentang Islam. Dengan ustadz ini ia mengelola majalah "Pembela Islam” sampai tahun 1932. Pendidikan AMS diselesaikan pada tahun 1930 saat usianya 22 tahun. (Badiatul Roziqin, Badiatul Mukhlisin Junaidi dan Abdul

  Munif, 2009: 222).

  Meskipun Natsir melanjutkan pendidikannya di sekolah Belanda, yaitu dari A.M.S. Bandung. Tetapi dalam hidupnya sehari-hari, hidup secara orang santrilah yang banvak tertonjol. Kalau berbicara di hadapan umum. tidak bersifat agitatif. menggeledek dan mengguntur. Tetapi dengarkanlah ucapannva dengan tenang. kian lama kian mendalam dan tidak akan

  % membosankan. Karena semua berisi dan terarah (Ajib Rosvidi. 1990: 194). Diawali dari sejak beliau monamatkan sokolahnya di I IIS. Natsir melanjutkan sckolahnya M U I.0 di Padang dan AMS di Bandung dengan mengambil jurusan sastra Barat dengan mengandalkan beasiswa. Sehingga bisa dikatakan bahwa Natsir adalah seorang anak yang cerdas.

  Selain beliau mengikuti sekolah formal, beliau juga mengikuti kursus

  2 0

  Karena prestasinya yang gemilang, beliau juga pemah mendapatkan tawaran beasiswa dari pemerintah Belanda untuk melanjutkan sekolahn.ya ke Fakultas hokum Hukum Jakarta, Fakultasa Ekonomi Rotterdam Belanda, namun Natsir remaja menolaknya. Natsir remaja lebih tertarik untuk teijun di dunia Pendidikan dan melakukan pembenahan serta pembelaan kepada kaum yang tertindas (Badiyatul Ro/iqin. dkk. 2009: 222).

  C. Karir Politik Mohammad Natsir Mohammad Natsir mulai aktif dibidang politik dengan melibatkan diri sebagai anggota Persatuan Islam Indonesia (PII) cabang Bandung. Pada tahun

  1940-1942, Natsir menjabat ketua PII, dan pada tahun 1942-1945, ia merangkap jabatan sebagai Kepala Biro Pendidikan Kota Jakarta yang merupakan Perguruan Tinggi Islam pertama yang berdiri paska kemerdekaan.

  Karir politik Natsir pasca kemerdekaan diawali sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). yang berlangsimg dari tahun 1945-

  1946. Kemudiau menjadi Menteri 1'enerangan Republik Indonesia pada cabinet Syahrir ke-1 dan ke-2 serta cabinet Hatta ke-1. Dari tahun 1949samoai 1958 ia diangkat menjadi ketua Masyumi, hingga partai ini dibubarkan. Puncak karir Natsir dalam bidang politik terjadi ketika Natsir diangkat sebagai

  Perdana Menteri Republik Indonesia (1950-1951). Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 Natsir terpelih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan dari tahun 1956-1957, ia menjadi anggota Konstituante Republik

  21

  Sebagai pemimpin politik Islam. M Natsir tclah mcmbcrikan scluruh tenaga dan fikirannya bagi kepentingan seluruh umat Islam di Indonesia pada khususnya dan pada seluruh rakyat Indonesia pada lunumnya. Dengan munculnya pemikiran untuk menyatukan masing-masing Negara bagian uniuK bersatu kembali dalam Negara kesatuan RI. Yang telah dibicarakan terlebih dahulu dalam Dewan Pimpinan Partai Masyumi.

  Mosi Integral disampaikan M. Natsir dalam Sidang Dewan Perwakilan RIS pada tanggal 3 April 1950. Dari mosi integral inilah kemudian lahir proklamasi kedua yang dikumandangkan oleh Presiden Soekamo pada tanggal

  17 Agustus 1950 di Istana Merdeka. Jakarta. Intinya, RI untuk kedua kalinya diproklamasikan mcnjadi Negara kesatuan. Ini berarti pembubaran RIS dan pembentukan cabinet barn. Dengan demikian, M. Natsir ditunjuk sebagai pembentuk cabinet karena ia dengan Masyumi mempunyai konsepsi untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi. Bahkan, menurut A.H.

  Nasution. ide M. Natsir ini kemudian dijadikan doktrin ABRI, sebab ide itu sesuai dengan doktrin tentara, yang tidak hanya bertempur, tetapi terus menggali dukungan rakyat. Mosi integral merupakan debut politik M. Natsir yang amat cemerlang yang sampai sekarang Indonesia menjadi satu dan kokoh. Yang man a mosi ini dikenal dengan “Mosi Integral M. Natsir” (Thohir Lut, 1999: 48).

  Natsir tidak digunakan lagi dalam peir.erintahan. bahkan partai Masyumi yang dipimpinnya dibubarkan karena perbedan pandangan tcntang

  2 2

  sebagai dasar Negara. Pada puncak konflik aiitara keduanya, Natsir juga melibatkan diri dalam gerakan opososi, Pemcrintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra. Tokoh-tokoh ini menyatakan bahwa pemerintahan Soekamo telah menyeleweng dari Undang-Undang Dasar 1945, yang mengakibatkan Natsir dan kawan-kawannya ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara.

  Kctika Pemerintahan Orde Baru muncul Natsir juga tidak diberikan tempat untuk ikut memimpin negeri ini. Beliau tersingkir bukan karena keraguan orang terhad:>p-kredibilitas dan kemampuannya. akan tetapi karena masalah idiologi pula yang menyebabkan pemerintahan Orde Baru tidak menginginkannya.

  Dalam keadaan yang demikian Natsir meneruskan peijuangannya dengan menggunakan media dakwah yang dibentuknya bersama (Jlama di Jakarta, yaitu Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Sehingga menyebabkan hubungan Natsir dengan Pemerintahan Orde Baru kurang harmonis. Kritiknya yang tajam menyengat dan menunjuk langsung pada persoalan-persoalan yang mendasar. tetap menjadi aktifitas rutinnya.

  Keberaniannya mengoreksi Pemcrintahan Orde Baru dan ikut menandatangani Pctisi 50 pada tanggal 5 Mei 1980, Menyebabkan M. Natsir dicekal ke luar negeri tanpa melcwati proses pengadilan. Pencekalan ini pun terus berlangsuiv: tanpa ada proses hukum yang jelas dari Pemerintahan Orde Bam. dan ini berjalan hin^ga M.Natsir dipanggil ke hadirat Allah SWT (Thohir Luth, 1999: 26).

  23

  Dikancah Intemasional M. Natsir pada tahun 1956, bersama Syekh Maulana Abul A ’la al-Maududi (Lahore) dan Abu Hasan an-Nadawi

  (Lucknow), M. Natsir memimpin sidang Muktamar Alam Aslamy di Damaskus. la juga menjabat Wakil Persiden Kongres Islam Sedunia. la mcncrima pcnghargaan intemasional berupa Bintang Penghargaan dari

  Tunisia dan Yayasan Raja Faisal Arab Saudi (1980). Di dunia akadcmik, ia menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Islam Lebanon (1967) dalam bidang Sastra, dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Saint Teknologi Malaysia (1991) dalam bidang pemikiran

  Islam.

D. Karya Ilmiah Mohammad Natsir

  Meski aktif di dunia politik beliau adalah seorang cendekiawan Muslim yang sangat produklif menulis. Baginya menulis adalah cara yang sangat cfcktif untuk berjuang menegakkan kebenaran. Tulisan-tulisan itu banyak lerdapat di artikel-artikcl. majalah. dan juga buku yang terkumpul lebih dari sembilan puluh buku.

  Dalam salah satu laporannya. Yusuf Abdullah Puar menyebutkan ada 52 judul telah ditulis M. Natsir dalam berbagai kcsempatan sejak tahun 1930 (Yusuf Abdullah Puar, 1978: 4). Tidak jelas apa yang dimaksud dengan 52 judul tulisan M. Natsir tersebut, apakah itu judul yang telah dihimpun menjadi buku atau judul artikel Iepas yang berada di berbagai media massa. Kalau betul ke-25 judul itu berupa buku yang telah tercetak, ini bisa dimengerti

  24

  karena berbagai buku M. Natsir itu isinya berupa kumpulan artikel-artikel, seperti Kapita Selekta I dan II dan sebagainya. Akan tetapi, jika judul tersebut juga lermasuk tulisan Icpas M. Natsir, maenurut penults, lebih dari itu.(Thohir I Aith. 1999:28).

  Pada tahun 1936, lahirlah buku cultur Islam. yang ditulisnva bersama Prof. C.p. W olf Kemal Schoemaker dalam bahasa Indonesia. Lalu

  Mohammad als Projhet dan Q ur’an en Evangieli pada tahun 1929. Gauden Regels uit den Quran, pada tahun 1932. Dan De Islamietische Vrouw en haar Recht, ditulis pada tahun 1933. Pada tahun 1954, muncul karyanya Some Obsrvations concerning the Role- o f Islam in National and International

  Affair, yang mempakan bagian dari program Asia Tenggara Universitas

  Cornell, Ithaca, AS. (Badiatul Roziqin, Badiatul Mukhlisin Junaidi dan Abdul Munif, 2009: 224). _

E. Mohammad Natsir dan PERSIS (Persatuan Islam)

  Dengan mengikuti organisasi Persatuan Islam (Persis) Natsir mulai meniti karimya sebagai negarawan dan pejuang Islam. Dengan mendapatkan bimbingan dari Ahamad Hasan, yaitu salah satu tokoh dari organisasi

  Persatuan Islam yang sangat berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah, sehingga tidak heran jik a Natsir mengikuti jejak beliau untuk menegakkan syariat Islam dari yang beliau anggap penyimpangan, seperti kurofat, taqlid dan hid 'ah.

  25

  Persisi didiriknn oleh Haji Zam Zam tanggal 12 September 1923 di Bandung. Pendirian Persis ini sangat terlambat jika dibandingkan dengan gerakan-gerakan modem Islam lainnya seperti Jam i’at Khoir (1905),