IMPLEMENTASI KURIKULUM INTEGRATIF DI SEKOLAH :(STUDI MUKLTI KASUS DI SD ISLAM ISTIQOMAH UNGARAN SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) CAHAYA UMAT BERGAS , DAN SD ISLAM PLUS HAJI SOEBANDI BAWEN KAB.SEMARANG) - Test Repository

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO يِلوُ ِلْ ٍتاَي َلَ ِراَهَّىلا َو ِلْيَّللا ِف َلَِتْخا َو ِض ْرَ ْلْا َو ِتا َواَمَّسلا ِقْلَخ يِف َّنِإ ِباَبْلَ ْلْا

  ِقْلَخ يِف َنوُزَّكَفَتَي َو ْمِهِبىُىُج ىَلَع َو اًدىُعُق َو اًماَيِق َ َّللَّا َنوُزُكْذَي َهيِذَّلا

ِراَّىلا َباَذَع اَىِقَف َكَواَحْبُس ًلَِطاَب اَذَه َتْقَلَخ اَم اَىَّبَر ِض ْرَ ْلْا َو ِتا َواَمَّسلا

  Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali Imran ayat 190 - 191)

  PERSEMBAHAN Bapak dan ibuku tercinta, Bapak Ibu Mertua Tercinta,

  Suamiku tercinta Wahyu Dwi Prasetyanto, Maryam Afifah Ar Rosyidah, Abdurrahman Ali Mumtaz dan Aisyah Muti‟ah Mujahidah,

Mujahid-Mujahidahku &

  Qurrata A‟yunku Tersayang

KATA PENGANTAR

  

الله الرحمن الرحيم مسب

  Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada semua hamba-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya serta generasi penerus risalahnya hingga akhir zaman.

  Setelah melalui perjuangan panjang, alhamdulillah tesis dengan judul “Implementasi Kurikulum Integratif di Sekolah” (Studi Multi Kasus di SDI Istiqomah Ungaran Barat, SDIT Cahaya Ummat Bergas dan SDI Plus Haji Soebandi Bawen Kab. Semarang) dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan tesis ini tak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak terkait.

  Oleh karena itu, tiada kata yang kami berikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan tesis ini kecuali ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Zakiyudin Badawy, selaku Direktur Pasca Sarjana IAIN Salatiga

  3. Bapak Dr.H.Miftahuddin, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenagadan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga tesis ini selesai.

  

ABSTRAK

  JudulTesis : Implementasi Kurikulum Integratif di Sekolah: (Studi Multi Kasus di SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, SDIT Cahaya Ummat Bergas, dan SDIP Haji Soebandi Bawen) Kabupaten Semarang.

  Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apaadanya dan mengungkap bagaimana karakteristik konsep kurikulum integratif dan implementasinya di SD Islam Istiqomah Ungaran, SDIT Cahaya Ummat Bergas dan SDIP Haji Soebandi Bawen Kab. Semarang. Adapun rumusan masalah pada peneltian ini adalah: 1) Bagaimana konsep kurikulum integratif yang dikembangkan 2) Bagaimana Implementasi kurikulum integrstif yang dilaksanakan 3) Bagaimana krakteristik kurikulum integratif yang dikembangkan dan 4) Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum integratif.

  Pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui studi multi kasus.Untuk menggali data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan telaah dokumen. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik analisis data menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian adalah 1) Konsep kurikulum integratif di 3 (tiga) SDI yang diteliti adalah terintegrasi dengan nilai-nilai Islam.2) Implementasi kurikulum Integratifnya di SDI Istiqomah menggunakan kurikulum PAI Kemendiknas dan kurikulum PAI Kemenag yang dimodifikasi, SDIT Cahaya Ummat mata pelajaran umum terintegrasi dengan nilai Islam (integrasi materi) dan integrasi mendasari berupa tahsin, tahfidz, BTAH , Bahasa Arab, SKI sesuai standar JSIT, dan SDIP Haji Soebandi sepenuhnya menggunakan kurikulum Kemenag. 3) karakteristik kurikulum integratif SDI Istiqomah adalah terintegrasi dengan nilai Islam , karakteristik kurikulum integratif di SDIT Cahaya Ummat adalah terintegrasi materi dan integrasi yang mendasari sesuai standar JSIT, karakteristik kurikulum integratif di SDIP Haji Soebandi sama dengan SDIP terintegrasi dengan nilai Islam dengan mengimlementasikan kurikulum Kemenag. 4)Secara umum faktor pendukung kurikulum integratif yang dikembangkan dan dilaksanakan di 3 (tiga) SD Islam yang diteliti meliputi faktor guru yang kompeten dan komitmen (berdedikasi tinggi serta bersemangat belajar), faktor kepemimpinan yang sehat dari yayasan dan kepala sekolah, faktor sarana prasarana pembelajaran yang memadai dan faktor peran serta dan dukungan wali murid terhadap program-program sekolah. Adapun hambatan dari implementasi kurikulum integratif di 3 (tiga) SD Islam yang diteliti secara umum berupa guru yang kurang kompeten dan kurang komitmen, wali murid yang kurang mendukung dan faktor kepemimpinan.

   Kata kunci: Implementasi, Kurikulum Integratif, Sekolah Dasar Islam

  

ABSTRACT

The title : The Implementation of integrated curriculum at school: ( A multi

  cases study in SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, SDIT Cahaya Ummat Bergas, and SDIP Haji Soebandi Bawen) Semarang Regency.

  This research is aimed to describe the way things are and reveal the characteristic of integrated curriculum concept and its implementation in SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, SDIT Cahaya Ummat Bergas, and SDIP Haji Soebandi Bawen, Semarang regency. The problem statements in this research are : 1)How is the concept of integrated curriculum developed? 2) How is the implementation of integrated curriculum conducted? 3) How is the characteristic of integrated curriculum developed? 4) What are the supporting factors and the distracting factors in the implementation of integrated curriculum?

  The approach in this research is through a multi cases study. To get the data is done by obeservation technique, interview, and document research. The data used in this research is the primary data and secondary data.The technique of data analysis is done by data reduction, data presentation, and conclusion.

  The results of the research are: 1) The concept of integrated curriculum in three Islamic Elementary Schools being researched are integrated with Islamic values.2) The implementation of integrated curriculum in SDI Istiqomah uses the curriculum of Islamic education of the National Education Ministry and the curriculum of Islamic education of the Religion Ministry which are modificated, in SDIT Cahaya Umat the general lessons are integrated with islamic values (material integration) and the basic integrations are tahsin, tahfidz, BTAH, Arabic Language, SKI based on JSIT, and in SDIP Soebandi totally uses the curriculum of the Religion Ministry. 3) The characteristic of integrated curriculum in SDI Istiqomah is integrated with islamic values, the charateristic of integrated curriculum in SDIT Cahaya Umat is integrated with material and the basic integration based on JSIT standard, the characteristic of integrated curriculum in SDIP Haji Soebandi is the same with SDIP which is integrated with islamic values by implemeting the Religion Ministry curriculum. 4) In general, the supporting factors of integrated curriculum developed and conducted in the three Islamic Elementary Schools researched are factors of competenced- teachers and commitment ( highly dedication and spirit in studying), factors of healthy leadership from the institution and principal, factors of sustainable learning infrastructure and factors of participation and motivation from parents about school programs. The distracting factors in the implementation of integrated curriculum in three Islamic Elementary Schools researched generally are incompetenced and incommitment teachers, unsupporting parents and the leadership factor.

  

Keywords : Implementation, Integrated curriculum, Islamic Elementary

School

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vi HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. viii HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... x HALAMAN DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ........................................... xiv HALAMAN LAMPIRAN ................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .........................................................

  1 B. RumusanMasalah. ............................................................... 11

  C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ........................................... 12

  D. Kajian Pustaka .................................................................. .. 14

  E. Sistematika Penulisan ........................................................... 21

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………................................. .22

  A. Konsep Dasar Kurikulum ..................................................... 22

  1. Pengertian Kurikulum .......................................... 22

  2. Fungsi Kurikulum .................................................. 28

  3. Komponen Kurikulum .................................................. 29

  4. Jenis-Jenis Kurikulum ................................................. 40

  B. Kurikulum Integratif …………………………………. 44

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………................... 66

  1. Reduksi Data ............................................................. 71

  E. Teknik Analisis Data ........................................................... 71

  3. Dokumentasi ……………………………………. 70

  2. Wawancara ………………………………………. 70

  1. Observasi ……………………………………………. 69

  D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 69

  C. Sumber Data Penelitian ……………………………… 67

  B. Lokasi Penelitian ………………………………………… 67

  A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................ 66

  4. Sekolah Dasar Bercirikhas Keagamaan ............................ 64

  1. Pengertian Kurikulum Integratif ..................................... 44

  3. Kurikulum Sekolah Islam .................................................. 62

  2. Tujuan Pendirian Sekolah Islam ..................................... 62

  1. Dasar Pendirian Sekolah Islam ........................................ 60

  F. Sekolah Dasar Bercirikhas Keagamaan ..................................... 59

  E. Konsep Kurikulum Integratif di Sekolah Islam ......................... 53

  D. Organisasi Kurikulum .......................................................... 51

  C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Integratif .......... 49

  3. Tingkatan Integrasi .......................................................... 47

  2. Model Kurikulum Integratif ............................................ 45

  2. Sajian Data ......................................................................... 72

  3. Penarikan Kesimpulan ..................................................... 72

  F. Pengecekan Keabsahan Data ................................................ 73

  1. Kredibilitas ..................................................................... 73

  2. Tranferabilitas ................................................................... 75

  3. Dependabilitas .............................................................. 75

  4. Konfirmabilitas ............................................................. 76

  BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN ............................. 77 A. Paparan Data Penelitian ` ……………..........……….......... 77

  1. SD Islam Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat .................... 77

  2. SDIT Cahaya Ummat Kecamatan Bergas .............................. 95

  3. SD Islam Plus Haji Soebandi Kecamatan Bawen ............... 111

  B. Analisis Data Penelitian ……………..................................... 121

  1. Karaketeristik Konsep Kurikulum Integratif di Tiga SD Islam Kab. Semarang ......................................................... 119

  2. Implementasi Kurikulum Integratif pada Tiga SD Islam Kab. Semarang ................................................................... 130

  3. Karakteristik Kurikulum Integratif di Sekolah Dasar Islam di Kabupaten Semarang ................................................. 132

  4. Faktor-Faktor Pendukung danPenghambat Implementasi Kurikulum Integratif di Tiga SD Islam Kab. Semarang ....... 133

  BAB V PENUTUP ………………………………………………… 136

  A. Simpulan ............................................................................... 136

  B. Saran ...................................................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1 Pusat Organisasi Multidisipliner ..........................................

  82 Tabel 4 Prestasi Peserta Didik SD Istiqomah ......................................

  98 Tabel 11 Prestasi Peserta Didik 2014/2015 SDIT Cahaya Ummat ............

  86 Tabel 9 Data Perkembangan Peserta Didik Baru SDIT Cahaya Ummat...... 98 Tabel 10 Daftar Nilai Rata-rata UASBN ...........................................

  85 Tabel 8 Muatan Kekhasan SD Islam Istiqomah .................................

  84 Tabel 7 Mata Pelajaran SD / MI .........................................................

  83 Tabel 6 Kompetensi Kelas 4, 5 dan 6 SD / MI .....................................

  82 Tabel 5 Kompetensi Inti Kelas 1, 2 dan 3 SD / MI ..................................

  81 Tabel 3 Data Nilai Rata-rata UASBN SD Istiqomah ..........................

  48 Gambar 2 Pusat Organisasi Interdispliner ..............................................

  81 Tabel 2 Data Perkembangan peserta didik baru SD Istiqomah ................

  97 Gambar 9 Struktur Organisasi SD IP Haji Soebandi ............................... 114 Tabel 1 Kualifikasi Pendidikan Guru dan Karyawan SD Istiqomah ........

  80 Gambar 8 Struktur Organisasi SDIT Cahaya Ummat ...............................

  56 Gambar 7 Struktur Organisasi SDI Istiqomah ........................................

  54 Gambar 5 Konsep pendidikan integratif dan perencanaan pendidikan holistik 55 Gambar 6 Bentuk integrasi antara pendidikan kurikulum dan masyarakat ....

  49 Gambar 4 Konsep Pendidikan Islam .......................................................

  48 Gambar 3 Perencanaan untuk Kurikulum Transdispliner .........................

  98

  Tabel 12 Daftar Penambahan Kekhasan Sekolah Islam Terpadu mata Pelajaran PKn ....................................................................... 103

  Tabel 13 Daftar Penambahan Kekhasan Sekolah Islam Terpadu mata

  Pelajaran IPA ....................................................................... 104 Tabel 14 Daftar Penambahan Kekhasan Sekolah Islam Terpadu mata Pelajaran Matematika....................................................................... 105 Tabel 15 Daftar Penambahan Kekhasan Sekolah Islam Terpadu mata Pelajaran IPS ....................................................................... 106 Tabel 16 Kualifikasi Pendidikan Guru Karyawan SDIP Haji Soebandi ..... 115 Tabel 17 Daftar Perkembangan Peserta Didik Baru SDIP Haji Soebandi 115 Tabel 18 Data Mutu Lulusan SDIP Haji Soebandi ................................ 116 Tabel 19 Data Prestaasi Siswa SDIP Haji Soebandi ................................ 116 Tabel 20 Mapel dan Alokasi Waktu ................................................... 117 Tabel 21 Implementasi Kurikulum Integratif pada Sekolah Dasar Islam Di Kabupaten Semarang ..................................................... 132

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Panduan Wawancara Lampiran 2 Catatan Wawancara dengan ibu Solihah S.Ag.

  Lampiran 3 Catatan Wawancara dengan Syamsudin Lampiran 4 Catatan Wawancara dengan Lina Rahmawati Lampiran 5 Catatan Wawancara dengan Imam Lampiran 6 Catatan Wawancara dengan Azam Lampiran 7 Catatan Wawancara dengan Bpk. Masykur, S.Pd.I Lampiran 8 Catatan Wawancara dengan Ali Sujiono Lampiran 9 Catatan Wawancara dengan Gunarti Lampiran 10 Catatan Wawancara dengan Sigit Lampiran 11 Catatan Wawancara dengan Puji Suharti, S.T.

  Lampiran 12 Catatan Wawancara dengan Ani Khalifah Lampiran 13 Catatan Wawancara dengan Ari Puji Astuti Lampiran 14 Catatan Wawancara Khadijah Luthfiya Hanifah Kelas 5 Lampiran 15 Catatan Wawancara Basuki Lampiran 16 Catatan Wawancara Akhtar klas 3 Lampiran 17 RPP SDI Istiqomah Lampiran 18 Nilai Raport Ahnaf Yudha Alfarizi SDI Istiqomah Lampiran 19 Capaian Tahfidz SDI Istiqomah Lampiran 20 RPP SDIT Cahaya Ummat Lampiran 21 Nilai Raport Fitria Dwi Rahmawati SDIT Cahaya Ummat Lampiran 22 RPP SDIP Haji Soebandi

  Lampiran 23 Nilai Raport Wahyu Isnaini Safitri dan Saskia Ananda Antarina SDIP Haji Soebadi

  Lampiran 24 Lembar Persetujuan Pembimbing Lampiran 25 Lembar Bimbingan Tesis Lampiran 26 Lembar Persetujuan Proposal Lampiran 27 Lembar Pengantar Bimbingan Tesis Lampiran 29 Lembar Keterangan Penelitian Lampiran 30 Biografi Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan globalisasi telah dengan nyata melanda kehidupan. Suka atau pun tidak suka, umat Islam harus menghadapinya dengan segala implikasinya. Ciri-ciri kehidupan global antara lain : Pertama , terjadi pergeseran dari

  konflik ideologi dan politik ke arah persaingan perdagangan, investasi, dan informasi dari keseimbangan kekuatan (balance of power) ke arah keseimbangan kepentingan (balance of interest). Kedua, hubungan anatar negara/bangsa secara struktural berubah dari sifat ketergantungan (dependency) ke arah saling ketergantungan (interdependency), hubungan yang bersifat primordial berubah menjadi sifat tergantung kepada posisi tawar menawar (bargaining position). Ketiga, batas-batas geografis hampir kehilangan arti operasionalnya. Kekuatan suatu negara ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan keunggulan komparatif (comparative

  advantage ). Keempat, persaingan antar negara sangat diwarnai oleh perang

  penguasaan teknologi tinggi. Setiap negara terpaksa menyediakan dana yang besar bagi penelitian dan pengembangan. Kelima, terciptanya budaya dunia yang cenderung mekanistik, efisien, tidak menghargai nilai dan norma yang secara ekonomi tidak efisien.

  Pergaulan global dengan cirinya seperti diuraikan di atas, di samping mendatangkan sejumlah kemudahan bagi manusia, juga mendatangkan sejumlah efek negatif yang dapat merugikan dan mengancam kehidupan. Di antara dampak negatif tersebut adalah: Pertama , pemiskinan nilai spiritual.

  Tindakan sosial yang tidak berimplikasi materi (tidak produktif) dianggap sebagai tindakan tidak rasional. Kedua, kejatuhan manusia dari makhluk spiritual menjadi makhluk material, yang menyebabkan nafsu hayawaniyyah menjadi pemandu kehidupan manusia. Ketiga, peran agama digeser menjadi urusan akhirat sedang urusan dunia menjadi urusan sains (sekularistik).

  

Keempat, Tuhan hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, tetapi tidak hadir

  dalam perilaku dan tindakan. Kelima, gabungan ikatan primodial dengan sistem politik modern melahirkan nepotisme, birokratisme, dan otoriterisme.

  

Keenam, Individualistik. Keluarga pada umumnya kehilangan fungsinya

  sebagai unit terkecil pengambil keputusan. Seseorang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tidak lagi bertanggungjawab terhadap keluarga.

  Ikatan moral pada keluarga semakin lemah, dan keluarga dianggap sebagai lembaga teramat tradisional. Ketujuh, terjadinya frustasi eksistensial, dengan ciri-cirinya : a). Hasrat yang berlebihan untuk berkuasa (the will to power), bersenang-senang untuk berkuasa, bersenang-senang untuk mencari kenikmatan (the will of pleasure) yang biasanya tercermin dalam perilaku yang berlebihan untuk mengumpulkan uang (the will to money), untuk bekerja (the will to work), clan mengejar kenikmatan seksual (the will to sex); b). Kehampaan eksistensial berupa perasaan serba hampa, hidupnya tidak bermakna dan lain-lain, c). Neuroses nogenik, perasaan hidup tanpa arti, bosan, apatis, tidak mempunyai tujuan, dan sebagainya. Keadaan semacam ini semakin melanda manusia, hari demi hari. Kedelapan , terjadinya ketegangan- ketegangan informasi di kota dan di desa, kaya dan miskin, konsumeris,

  1 kekurangan dan sebagainya.

  Paradigma Pendidikan Nasional yang buruk di Indonesia adalah paradigma pendidikan yang sekular-materialistik. Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang

  2

  sekular-materialistik. Bila ada yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan nasional masih mewarisi sistem pendidikan feodal, maka watak sekuler- materialistik inilah yang paling utama, yang tampak jelas pada hilangnya nilai- nilai transedental pada semua proses pendidikan, mulai dari peletakan filosofi pendidikan, penyusunan kurikulum dan materi ajar, kualifikasi pengajar, proses belajar mengajar hingga budaya sekolah/kampus sebagai hidden kurikulum, yang sebenarnya berperan penting dalam penanaman nilai-nilai. Sistem pendidikan semacam ini terbukti telah gagal menghasilkan generasi cerdas, generasi peduli bangsa.

  Sistem pendidikan sekuler-materialistik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan, pandangan- pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengah-tengah sistem 1 2 Alaydroes, Kata Pengantar Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu, JSIT, 2010, v-vi.

  Telaah Kritis Paradigma Pendidikan, diakses Sabtu, 4 April 2015 pukul 09.36. sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik serta paradigma pendidikan yang materialistik.

  Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003

  Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum)

  pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,

  3

  kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi.

  Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama (sekarang Kementrian Agama); sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (IPTEK) dilakukan oleh Depdiknas dipandang tidak ada hubungannya dengan agama. Muhammad Cholil Nafis menguraikan bahwa dikotomi ilmu-ilmu agama (

  al„ulum al diniyyah atau religious sciences) dengan ilmu-ilmu umum

  (

  

al „ulum al tajribiyyah atau general sciences) sampai saat ini „iklim‟

3 UU Sisdiknas No 20 tahun 2003

  pemisahan itu tetap terasa, dan bahkan menjadi haluan pendidikan di negara kita. Ilmu-ilmu Islam, misalnya, ia berada di bawah Kemenag (Kementrian Agama), sedang ilmu-ilmu umum berada di bawah Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Dikotomi tidak hanya pada ke mana dua alur pendidikan ini berkiblat, tapi juga berpengaruh pada fasilitas, pengakuan, dan

  4 anggaran dana dari APBN.

  Pendidikan sekular-materialistik melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum . Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang „buta agama‟ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama menguasai ilmu agama dan kepribadiannya bagus, tetapi kurang menguasai sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor ini diisi orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

  Keterpurukan kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia, secara umum memudarnya kecemerlangan pendidikan Islam (the decline of Islamic

  learning ), telah terjadi sejak ratusan tahun silam. Salah satu sebab utama

  layunya intelektualisme Islam adalah saat dunia pendidikan Islam terjadi dikotomi keilmuan; terbelahnya ilmu agama (

  al „ulum al diniyyah atau religious sciences ) dengan ilmu umum ( 4 al „ulum al tajribiyyah atau general http://info-umat.blogspot.com/2013/06/meretas-dikotomi-ilmu-agama-dengan-ilmu.html

Muhammad Cholil Nafis, Orasi Ilmiah pada acara Wisuda Sarjana Institut Pembina Rohani

  Islam Jakarta (IPRIJA) tanggal 3 Juni 2013 , diakses tanggal 24 Maret 2015 pukul 15.45.

  sciences ), dikotomi antara wahyu dan alam, serta dikotomi antara naqli dan aqli .

  Dikotomi pertama telah melanggengkan supremasi ilmu-ilmu agama yang berjalan secara monokotik. Dikotomi kedua telah menyebabkan kemiskinan penelitian empiris dalam pendidikan Islam. Dikotomi yang

  5

  terakhir telah menjauhkan filsafat dari pendidikan Islam. Dunia pendidikan Islam terjebak pada sistem dikotomik yang sangat parah berdampak pada sekularisasi dan sakralisasi pendidikan umum. Sekularisasi bermakna bahwa pendidikan telah melepaskan dirinya dari agama. Agama diartikan sebagai sesuatu yang hanya berhubungan dengan masalah ibadah ritual, atau pun hal- hal yang berkaitan dengan urusan muamalah yang sempit. Agama tidak ada hubungannya dengan IPTEK terlebih lagi kepada ilmu sosial, hukum, politik dan budaya. Sedangkan madrasah dan pesantren terlalu asyik dengan kajian- kajian

  „kitab kuning‟ (ajaran Islam klasik yang membahas fiqih, hadis atau pun tafsir) dan kurang optimal kepeduliannya dengan perkembangan zaman, kemajuan sains dan teknologi yang sesungguhnya relevan untuk diketahui, dipahami bahkan dikuasai. Islam hanyalah sebuah “agama” bukan “ad-Din” yang makna hakikinya melingkupi seluruh aturan hidup dan kehidupan (minhajul hayah). Dengan cara pandang seperti itu berakibat bahwa pendidikan Islam terjebak pada lingkup yang sempit dan lepas dari segala urusan memakmurkan dunia.

5 Abdurrahman Mas‟ud, Menggagas Format Pendidikan NonDikotomik, Yogyakarta: Gama Media, 2003, 8-9.

  Di samping krisis paradigma di atas, pendidikan Islam terutama di Indonesia juga mengalami krisis pengembangan, semisal Muhammadiyah , lebih banyak menekankan pada aspek kuantitatif, belum menajam pada aspek pembangunan mutu (kualitatif). Hal ini yang dikritisi oleh warga

  

6

Muhammadiyah dan simpatisannya. Dari berbagai tolok ukur (fasilitas,

  manajemen, SDM, kurikulum) rata-rata pendidikan Islam belum duduk dalam barisan “papan atas”. Pendidikan Islam mengalami kekurangan SDM (sumber daya pemikiran), pendanaan, sumber-sumber belajar, juga kurang didukung oleh riset dan pengembangan.

  Dari latar belakang globalisasi, sekularisasi dan berbagai macam krisis di dunia pendidikan Islam maka munculah pemikiran dari berbagai elemen anak bangsa ini untuk melahirkan lembaga pendidikan Islam berkualitas, baik berlabel Sekolah Dasar Islam Terpadu, Sekolah Dasar Unggulan atau Sekolah Dasar Islam Plus di tengah situasi politik menjelang reformasi. Hal tersebut menunjukkakan adanya kesadaran dan kebangkitan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam.

  Angin reformasi merupakan titik awal politik yang positif bagi reformasi pendidikan, sebagaimana dinyatakan oleh Michael : positive politic

  is not a sure fire way out of the dilemmas of change, and it is not risk free, but

  7 it is a much more powerful and satisfying route to reform. Lebih lanjut 6 Farid Nasution, “Organisasi Sosial Keagamaan dan Keberadaan Pendidikan Islam di

  

Indonesia (kasus Muhammadiyah)”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan volume 8, Maret, no 35

(Maret 2002), 284. 7 Michael G.Fullan & Suzanne Stiegelbauer, The New Meaning of Educational Change, Amsterdam:Teacher College Press,t.th, 347

  Michael menyatakan bahwa sekolah adalah pusat perubahan, melalui sekolah lah perubahan bisa diwujudkan, “another dilemma in educational reform concern uniformity

  vs.variation of solutions. Neither centralization nor decentralization seems to work. Meaning cannot be masterminded at a global level. It is found through small-scale pursuits of significant personal and

  8 organizational goals. The school is the "center" of ch ange.”

  Islam dalam arti ad Din adalah Islam sebagai minhajul hayah (sistem penataan hidup dan kehidupan), tidak mengenal dikotomi termasuk dalam bidang pendidikan. Semuanya terintegrasi secara harmonis karena ilmu itu berasal dari satu sumber yaitu Allah SWT. Lembaga pendidikan Islam di era menjelang reformasi banyak bermunculan Sekolah Islam Terpadu, Sekolah Dasar Islam Plus dan masih banyak yang bertahan dengan nama awal didirikan, SD Islam. Sebenarnaya Sekolah Dasar dengan tambahan kata “Islam” sudah cukup menggambarkan sebuah lembaga pendidikan dasar umum yang bercirikhas keagamaan terutama Islam. Namun dilatar-belakangi situasi politik di atas lahirlah lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) umum yang menyesuaikan dengan situasi yang berkembang.

  Lahirnya Sekolah Islam Terpadu berawal dari lima satuan sekolah dasar yang berdiri pada 1993 di wilayah Jabodetabek, Sekolah Islam Terpadu

  (SIT) telah berkembang pesat di seluruh Indonesia. Kelima sekolah yang

  menjadi cikal bakal model penyelengaraan SIT itu, yakni SDIT Nurul Fikri

  Depok, SDIT Al Hikmah Jakarta Selatan, SDIT Iqro Bekasi, SDIT Ummul 8 Michael G.Fullan & Suzanne Stiegelbauer, The New Meaning of Educational Change, Amsterdam: Teacher College Press , t.th, 347 .348

  Quro Bogor, dan SDIT Al Khayrot Jakarta Timur. Sejak saat itu, SIT terus

  bermunculan dan berkembang. Hingga 2013, jumlah sekolah yang berada dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia mencapai 1.926 unit sekolah. Yakni, terdiri atas 879 unit TK, 723 unit SD, 256 unit SMP, dan 68

  9

  unit SMA. Konsep dan filosofi Sekolah Islam Terpadu adalah mengintegrasikan model pendidikan keagamaan, pesantren dengan model pendidikan umum pada sekolah-sekolah umum.

  Di Kabupaten Semarang terdapat 4 buah SDIT dalam jaringan Sekolah Islam Terpadu yaitu SDIT Permata Bunda Bawen (adalah metamorfosis dari SD Islam Bawen) , SDIT Nurul Islam Tengaran, SDIT Cahaya Umat Bergas, dan SDIT Ar Rahmah Ambarawa, dan satu SDIT Ibnu Mas‟ud Ambarawa di luar JSIT, sedangkan SD Islam yang lain tidak menyematkan kata Terpadu seperti SD Islam Istiqomah Ungaran, tetapi ada yang berlabel Plus seperti SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen di bawah Yayasan Haji Soebandi yang sejak berdiri tahun 2004 menamakan diri SDIT Haji Soebandi hingga tahun 2008, berubah menjadi SD Islam Plus, itu semua menggambarkan menggeliatnya lembaga pendidikan Islam.

  Hal lain yang menguatkan posisi lembaga-lembaga Islam baik yang berlabel Terpadu , Unggulan ataupun Plus, dalam mewujudkan visi-misinya adalah lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi 9

  10 tahun JSIT membangun Sekolah Islam Terpadu lewat SIT, diakses Ahad 10 Pebruari 2015 pukul 04.10. desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur

  10 kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.

  Berdasarkan regulasi tersebut, cukup menjadi jaminan bagi masing masing lembaga pendidikan Islam untuk mengembangkan kurikulum integratif yang lebih familier dengan kurikulum terpadu sebagai jawaban atas tantangan dikotomi maupun sekularisasi.

  Dari SD Islam yang ada di wilayah Kabupaten Semarang baik yang berpredikan “Islam” saja, “terpadu” maupun “plus” sepanjang pengetahuan penulis semua sangat diminati di lingkungan masyarakat masing-masing, dengan pertumbuhan jumlah siswa yang cukup signifikan. Tentu ada yang menarik bagi masyarakat dalam memasukkan anaknya ke lembaga tersebut, sudah barang tentu karakter keagamaan yang khas dari para siswa lulusannya, akhlak dan ibadahnya, hafalannya berpadu dengan prestasi akademiknya.

  Untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang agamis di sekolah umum (non madrasah) tentunya kita perlu menelisik dari sisi kurikulum yang diberlakukan di sekolah tersebut. Kurikulum dalam sistem persekolahan merupakan rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan

  11

  tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan. ` 10 11 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 2005 Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung:

  Rosdakarya, 1999, 4.

  Kurikulum yang baik harus selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan zaman. Sekolah Islam Terpadu yang rata-rata berdiri tahun 2000-an saat itu menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) selanjutnya disempurnakan dengan KTSP dan Kurikulum 2013. Apa dan bagaimana kurikulum integratif yang dilaksanakan di SD Islam Istiqomah Ungaran, SDIT Cahaya Ummat Bergas dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen, merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih mendalam mengingat animo masyarakat terhadap lembaga tersebut semakin meningkat, apalagi kurikulum terpadu mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang tidak sekuler.

B. Rumusan Masalah

  Sebagaimana dimaklumi, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) adalah lembaga pendidikan dasar umum berciri khas keagamaan bukan madrasah.

  Perkembangan belasan tahun terakhir sejak berdirinya (tahun 2000- an) telah memperlihatkan perkembangan yang pesat di berbagai wilayah di Indonesia.

  Begitu pula dengan SD Islam Unggulan atau SD Islam Plus, tidak sedikit sekolah yang tutup namun sekolah Islam Terpadu maupun Sekolah Dasar Islam Plus dan Unggulan peserta didiknya terus bertambah. Menurut riset awal peneliti, salah satu faktor penting dari keberlangsungan sekolah-sekolah tersebut adalah penerapan kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu sebagai ruhnya pendidikan Islam menarik untuk diteliti.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

  1. Bagaimana konsep kurikulum integratif yang dikembangkan di Sekolah Dasar Islam Istiqomah Ungaran Barat, SD Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab.

  Semarang ?

  2. Bagaimana Implementasi kurikulum integrstif yang dilaksanakan di SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab.

  Semarang ?

  3. Bagaimana karakteristik kurikulum integratif yang dikembangkan di SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, SD Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Ummat dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab. Semarang ?

  4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum integratif di SD Islam Istiqomah Ungaran, SDIT Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab. Semarang? C.

   Tujuan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat penulis kemukakan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mendiskripsikan konsep kurikulum integratif yang dikembangkan di SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, Sekolah Dasar

  Islam Terpadu di SDIT Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen, Kab. Semarang. b. Untuk mendiskripsikan implementasi kurikulum integratif di SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, Sekolah Dasar Islam Terpadu ( SDIT) Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab. Semarang.

  c. Untuk mendiskripsikan karakteristik kurikulum integratif yang dikembangkan di SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, SD Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Ummat dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen, Kab. Semarang.

  d. Untuk menjelaskan apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum integratif pada SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab.Semarang.

2. Signifikansi Penelitian a. Signifikansi Teoritis.

  Adapun manfaat yang ingin dihasilkan dari penelitian ini secara teori adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan konsep kurikulum pendidikan Islam terutama tentang konsep kurikulum integratif dan implementasinya, juga untuk memberi tambahan dokumentasi khasanah keilmuan pendidikan Islam. Di samping itu penelitian ini juga diharapkan dapat membuka jalan bagi riset-riset lanjutan mengenai kurikulum integratif di lembaga pendidikan Islam, sehingga akan lahir teori baru.

b. Signifikansi Praktis

  Secara praktis penelitian ini dapat memberi manfaat kepada : 1) Para guru selaku praktisi pendidikan di Sekolah Dasar bercirikhas

  Keagamaan (Islam) baik SD Islam, SD Islam Terpadu maupun SD Islam Plus dan semua guru di lembaga pendidikan Islam (umumnya) bisa melaksanakan dan mengembangkan kurikulum Islam integratif dengan sebaik-baiknya.

  2) Kepala Sekolah selaku leader akan berfungsi sebagai kontrol kinerja para guru dalam melaksanakan dan mengembangkan pelaksanaan kurikulum integratif di sekolah tersebut. Di samping itu kepala sekolah bersama komite dapat menentukan anggaran yang signifikan bagi terimplementasikannya kurikulum integratif di lembaga tersebut.

  3) Pemerintah (Dinas Pendidikan), Yayasan Penyelenggara Pendidikan dan Organisasi Keagamaan yang menyelenggarakan persekolahan dalam memajukan lembaga pendidikan Islam secara umum agar terlahir kebijakan-kebijakan baru yang positif bagi pengembangan lembaga.

D. Telaah Pustaka

  Sepanjang penelusuran yang penulis lakukan terdapat beberapa tesis maupun karya penelitian lainnya terkait konsep pendidikan dan kurikulum integratif pada berbagai lembaga pendidikan Islam, penelitian tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut: Wahidun, dalam tesisnya berjudul Manajemen Pengembangan

  Kurikulum Terpadu dengan Sistem Full Day School (Studi Kasus di SDIT

  Luqman Al Hakim Yogyakarta) mengemukakan bahwa pada tahap perecanaan pengembangan kurikulum terpadu dengan sistem full day school di SDIT Luqman Al Hakim meliputi latar belakang pengembangan kurikulum terpadu yang mengacu pada kurikulum terakhir berjalan kemudian dari pihak sekolah melakukan pengembangan –pengembangan. Landasan pengembangan kurikulum terpadu mencakup visi, misi, arah tujuan pengembangan, tujuan institusi, dan tujuan operasional. Dalam tahap pengorganisasian pengembangan kurikulum terpadu terdiri dari pengorganisasian tugas mengajar. Implementasi pengembangan kurikulum terpadu meliputi strategi dan media belajar yang diorientasikan dan mendukung kegiatan belajar mengajar termasuk sistem full day school dengan tetap menggunakan misi ke-

  IT-an. Sedangkan evaluasi pengembangan kurikulum meliputi evaluasi

  12

  terhadap in put siswa baru dan evaluasi pelaksanaaan hasil belajar. Tesis tersebut dilakukan Wahidun tahun 2000 dengan kurikulum yang berlaku adalah menjelang KBK, jauh sebelum KTSP, sedangkan penulis fokus pada pembahasan kurikulum terpadu di era pemberlakuan kurikulum 2013 dan KTSP yang masih diberlakukan di kelas tertentu pada tiga SD bercirikhas keagamaan yaitu SD Islam Istiqomah Ungaran Barat, SDIT Cahaya Umat Bergas, dan SD Islam Plus Haji Soebandi Bawen Kab. Semarang. 12 Wahidun, “Manajemen Pengembangan Kurikulum Terpadu dengan Sistem Full Day

  School (Studi Kasus di SDIT Luqman Al- Hakim Yogyakarta) “, Tesis, Program Pascasarjanan

  IAIN Sunan Kalijaga, 2000

  Teguh Pramono, dalam tesis berjudul Pengembangan Kurikulum

  pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Luqman Al Hakim DIY tahun 2004, yang dikembangkan adalah kurikulum Berbasis kompetensi (KBK).