PEMIKIRAN ABDULLAH AD-DUMAIJI TENTANG KONSEP KEPEMIMPINAN KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA INDONESIA - Raden Intan Repository

  

PEMIKIRAN ABDULLAH AD-DUMAIJI TENTANG KONSEP

KEPEMIMPINAN KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF FIQH

SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA INDONESIA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syari‟ah

  

Oleh:

EDI WAHYUDI

NPM: 1421020170

Program Studi: Hukum Tata Negara (Siyasah

  Syar’iyyah)

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG

  

TAHUN AKADEMIK

1441 H/2019 M

  

PEMIKIRAN ABDULLAH AD-DUMAIJI TENTANG KONSEP

KEPEMIMPINAN KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF FIQH

SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA INDONESIA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syari‟ah

  

Oleh:

EDI WAHYUDI

NPM: 1421020170

Program Studi: Hukum Tata Negara (Siyasah

  Syar’iyyah) Pembimbing I : Drs. Henry Iwansyah, M.A. Pembimbing II : Dr. Jayusman, M.Ag.

  

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK

1441 H/2019 M

  

ABSTRAK

  Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Untuk mewujudkannya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat di andalkan. Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Berbicara mengenai masalah kepemimpinan, Abdullah Ad-Dumaiji memiliki pemikiran sendiri mengenai masalah tentang bagaimana seorang pemimpin yang ideal untuk umat atau masyarakat. Seperti syarat-syarat, kewajiban, serta tujuan seorang pemimpin.

  Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah konsep kepemimpinan menurut Abdullah Ad- Dumaiji dalam persfektif fiqh siyasah, dan bagai mana jika pemikirannya tersebut direlevansikan dengan Negara Indonesia ?

  Penelitian ini bersifat kepustakaan Library research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam- macam material yang terdapat didalam ruangan perpustakaan. Misalnya berupa buku-buku, Undang-undang, Al-Quran, Kitab Hadist dan Ensiklopedia. Dan data- data lainnya.

  Kesimpulan dari penilitian ini yaitu, konsep kepemimpinan negara menurut Abdullah Ad-Dumaiji mengacu pada aspek kemaslahatan dan kesejahtraan yang mana orang yang berhak menjadi kepala negara merupakan orang yang harus berintegritas tinggi, berilmu, adil, mampu, sehat badan baik secara jasmani maupun rohani. Disamping itu orang yang berhak memilihnya pun hanyalah dari kalangan cerdik pandai dari umat dan ulama, karna pada dasarnya orang yang berakal akan memilih orang yang berakal pula dan yang paling layak untuk memegang jabatan penting ini. Sehingga tidak diperlukan adanya kampanye, dan membuang-buang dana besar secara batil untuk meraup suara bagi calon pemimpin pengganti. Adapun relevansi antara kepemimpinan negara Indonesia dan pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji yaitu mengenai syarat atau kriteria calon yang akan menduduki jabatan pemimpin. Dan hal yang tidak relevansi antara pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji dan negara Indonesia adalah mengenai tatacara penyelenggaraan dalam sistem pemilihannya. Selain itu pemikiran Abdullah Ad- Dumaiji ini tidak ada yang bertentangan dengan Islam. Hal ini dikarnakan pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji didasarkan kepada Al-Quran dan Hadist.

  

MOTTO

            

هلل

     هلل      هلل     

   Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

  (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al- Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan

  1 lebih baik akibatnya.

1 Departemen Agama RI., Al- Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung:

  

PERSEMBAHAN

  Dengan rasa syukur kepada Allah SWT dan dari hati yang terdalam, skripsi sedederhana ini saya persembahkan sebagai tanda cinta, sayang, dan hormat tak terhingga kepada : 1.

  Kedua orang tuaku yang sangat luar biasa, ayahanda Dasim, dan Ibunda Edah tercinta, yang senantiasa memberikan Do‟a, pengorbanan, kasih sayang, semangat, motivasi, serta inpirasi kepadaku.

  2. Adikku tersayang Rafli yang selalu memberikan motivasi.

  3. Keluarga besar Bapak H. Jumsih (Alm.) dan Hj. Rukmini.

RIWAYAT HIDUP

  Edi Wahyudi, lahir pada 22 Juli 1996 di Desa Pajar Bulan Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yang merupakan buah cinta kasih dari pasangan Bapak Dasim dan Ibu Edah . Adapun riwayat pendidikan adalah sebagai berikut: 1.

  TK Al-Irsyad Darussalam Pajar Bulan (kecamatan Waytenong, kabupaten Lampung Barat) lulus pada tahun 2003.

  2. SDN 2 Pajar Bulan (Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat) lulus pada tahun 2009.

  3. SMPN 1 Waytenong (Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat) lulus pada tahun 2011.

  4. SMKN 1 Waytenong (Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat) lulus pada tahun 2014.

  5. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung program Strata Satu (S1) Fakultas Syari‟ah Jurusan Siyasah dari tahun 2014 sampai saat ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillah yang tidak terkira dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan raahmat serta karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, petunjuk dalam berjuang menempuh ilmu. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW. Nabi yang menginspirasi bagaimana menjadi pemuda tangguh, pantang mengeluh, mandiri dengan kehormatan diri, yang cita-citanya melangit namun karya nyatanya membumi.

  Skripsi ini berjudul “PEMIKIRAN ABDULLAH AD-DUMAIJI TENTANG

  KONSEP KEPEMIMPINAN KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA INDONESIA ”.

  Selesainya penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan uluran tangan dari berbagai pihak. Untuk itu, sepantasnya disampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan do‟a, mudah-mudahan bantuan yang diberikan tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ucapan terimaksih ini diberikan kepada: 1.

  Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M. Ag., Selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung 2. Dr. Alamsyah, S.Ag., M. Ag., selaku Dekan Fakultas syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

3. Drs. Susiadi AS., M. Sos. I., selaku kepala jurusan Siyasah yang telah membantu memperlancar jalannya skripsi saya.

  4. Drs. Henry Iwansyah, M.A. Selaku pembimbing akademik I dan Dr.

  Jayusman, M.Ag. Selaku pembimping akademik II.

  5. Bapak dan Ibu dosen Staf Karyawan Fakultas Syari‟ah yang telah mendidik, memberikan waktu dan layanannya dengan tulus dan ikhlas selama menuntut ilmu di Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

  6. Bapak dan Ibu Staf Karyawan perpustakaan Fakultas Syaria‟ah dan perpustakaan pusat UIN Raden Intan Lampung.

  7. Untuk Bapak, Emi, Adikku, Bah Aki, Ma Nini, Bah Eman, Mak Ibu, Uwa, bibi serta teteh dan kakak-kakak sepupu. Terimakasih atas dukungan dan Do‟anya selama ini dan bantuan yang tak terkira baik yang bersifat materi maupun non materi.

  8. Untuk teman-teman seperjuanganku Siyasah C angkatan 2014 dan teman lainnya di UIN Raden Intan Lampung.

  9. Untuk sahabatku Alex, Peni, Nay, Ocit.

  10. Untuk sahabat terbaikku Ririn Purwaningsih.

  Skripsi ini disadari masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya ilmu dan teori penelitian yang dikuasai. Oleh karna itu diharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun untuk skripsi ini.

  Akhirnya dengan iringan terimakasih do‟a dipanjatkan kehadirat Allah SWT , semoga segala bantuan dan amal baik bapak-bapak dan ibu-ibu serta teman-teman sekalian akan mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang menulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

  Bandar Lampung, Agustus 2018 Penulis Edi Wahyudi 1421020170

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... iii

PENGESAHAN ....................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ....................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .............................................................................. 3 C. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 8 F. Metode Penelitian..................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepemimpinan Dalam Fiqh Siyasah ...................................................... 14 1. Definisi Kepemimpinan ................................................................... 14 2. Dasar Hukum Kepemimpinan .......................................................... 15 3. Ciri-ciri Pemimpin dalam Islam ....................................................... 19 4. Karakteristik atau Syarat Pemimpin Negara .................................... 22 5. Syarat-Syarat Memilih Pemimpin .................................................... 27 6. Kewajiban Pemimpin ....................................................................... 30 B. Kepemimpinan Kepala Negara di Indonesia.......................................... 32 BAB III KONSEP KEPEMIMPINAN MENURUT ABDULLAH AD- DUMAIJI A. Biografi Abdullah Ad-Dumaiji ............................................................. 45 B. Karya-Karya Abdullah Ad-Dumaiji ....................................................... 46 C. Pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji Tentang Kepemimpinan ................... 49 1. Kewajiban Mengangkat Imam ......................................................... 49 2. Tujuan-Tujuan Imam ....................................................................... 53 3. Metode Pengangkatan Imam ............................................................ 62 4. Syarat-Syarat Menjadi Imam ........................................................... 63 BAB IV ANALISIS A. Konsep Kepemimpinan Kepala Negara Menurut Abdullah Ad- Dumaiji ................................................................................................... 76

  B.

  Analisis Fiqh Siyasah Terhadap Konsep Kepemimpinan Kepala Negara Menurut Abdullah Ad-Dumaiji dan Relevansinya Dengan Negara Indonesia .................................................................................... 78

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 84 B. Saran ....................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 86

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum penulis memasuki pembahasan mengenai skripsi ini dan sebagai

  langkah awal untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai “PEMIKIRAN ABDULLAH AD-DUMAIJI TENTANG KONSEP KEPEMIMPINAN KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGA

  N NEGARA INDONESIA”, dan untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka secara ringkas penulis menjelaskan istilah-istilah yang terdapat di dalam judul skripsi ini.

  Adapun beberapa istilah yang perlu diberikan penjelasan adalah sebagai berikut :

  1. Pemikiran yaitu memikirkan suatu kebenaran yang sudah ada untuk mendapatkan kebenaran yang baru, jadi pemikiran berarti suatu pandangan

  2 atau pendapat seseorang atau kelompok untuk melahirkan suatu gagasan.

2. Abdullah Ad-Dumaiji adalah seorang guru besar di Fakultas Dakwah dan

  Ushuluddin, Universitas Ummul Qura, Mekah. Lahir di Riyadh, Arab Saudi pada tahun 1956. Beliau merupakan alumni dari Fakultas Syariah di Universitas King Abdulaziz, Makkah.

  3. Konsep adalah “rancangan atau ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret, gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang

  2 diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

  3 lain”.

  4. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah-laku sebagaimana yang dikehendaki

  4

  oleh pemimpin tersebut. Kepemimpinan juga merupakan aktivitas untuk mempengaruhi prilaku orang lain agar mereka mau di arahkan untuk

  5 mencapai tujuan tertentu.

  5. Kepala Negara bisa diartikan sebagai seorang presiden atau seorang pemimpin dalam suatu Negara.

  6 6.

  Perspektif berarti sudut pandang atau pandangan.

  7. Fiqh Siyasah yaitu salah satu aspek hukum Islam yang membicarakan pengaturan dan pengurusan kehidupan manusia dalam bernegara demi

  7 mencapai kemaslahatan bagi manusia itu sendiri.

  8 8.

  Jadi yang di maksud disini yaitu Relevansi yaitu hubungan, keterkaitannya. pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji tentang kepemimpinan yang kemudian dihubungkan atau dikaitkan dengan Negara Indonesia.

  9. Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang merdeka sejak tanggal 17 agustus 1945. 3 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 725. 4 Nugroho Dewanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Bandung: Pt. Yrama Widya, 2004), h.65. 5 6 Thoha, Kepemimpinan dalam manajemen (Jakarta: Rajawali P ers, 1983), h. 123. 7 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit. h. 1062.

  Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah (Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam) (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), h. 4. 8 Pius A Partanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), Dari beberapa uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul proposal skripsi ini adalah suatu kajian mengenai pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji tentang konsep kepemimpinan kepala negara yang ditinjau dengan konsep/praktek dalam kajian fiqh siyasah dan relevansinya dengan Negara Indonesia.

B. Alasan Memilih Judul

  Ada beberapa alasan yang menjadi motivasi penulis untuk memilih judul ini sebagai bahan untuk penelitian, di antaranya sebagai berikut:

1. Alasan Objektif a.

  Dalam sebuah negara kehadiran seorang pemimpin sangatlah penting. Baik atau buruknya suatu negara di tentukan oleh pemimpin itu sendiri.

  b.

  Untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam, serta menganalisis konsep kepemimpinan menurut Abdullah Ad-Dumaiji. Dan bagaimana jika konsep tersebut direlevansikan dengan negara Indonesia.

2. Alasan Subjektif a.

  Pokok bahasan skripsi ini sangat relevan dengan disiplin ilmu pengetahuan yang penulis pelajari di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Siyasah.

  b.

  Tersedianya literatur dan bahan-bahan atau data-data yang diperlukan dan menunjang sebagai referensi kajian dalam usaha menyelesaikan skripsi ini. c.

  Belum ada yang memilih judul proposal ini di Fakultas Syariah Jurusan Siyasah.

C. Latar Belakang Masalah

  Di era reformasi ini, bangsa kita sedang berada dalam proses belajar bagaimana hidup di alam demokrasi. Masyarakat pada umumnya, dan organisasi- organisasi kemasyarakatan khususnya, memerlukan pemimpin-pemimpin yang menghayati peran dan fungsinya. Bila masyarakat dan organisasi dipimpin oleh pemimpin yang demokratis, maka ada harapan bahwa bangsa kita akan berhasil menjalani proses demokratisasi dan kemudian mencapai cita-cita kehidupan yang

  9 adil makmur.

  Kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks di mana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau suatu sasaran, dan mengarahkan organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohesif dan lebih masuk akal. Seseorang menjalani proses ini dengan mempergunakan atribut kepemimpinan (kepercayaan, nilai-nilai, etika, sifat, pengetahuan, dan

  10 keterampilan).

  Sejak dihapuskannya jabatan khilafah di Turki oleh golongan nasionalis pada tahun 1924, maka timbullah sikap pro dan kontra dikalangan umat Islam mengenai khilafah. Berbagai macam usaha dilakukan bahkan sampai pada tahap pertemuan internasional untuk menegakkan kembali sistem khilafah. Pada tahun yang sama Syarif Husen Amir Makkah membentuk dewan khalifah, dan itu pula tidak bertahan lama, karna beliau kehilangan kekuasaannya. Tahun 1925 9 10 Bernardine, Susilo Supardo, Kepemimpinan (Yogyakarta: Andi offset , 2005), h. 3.

  direncanakan kembali akan diadakan kongres dunia Islam untuk membicarakan masalah khilafah di Kairo dengan mengundang seluruh perwakilan umat Islam, termasuk Indonesia. Namun kongres itu dibatalkan, dan baru terlaksana pada tanggal 13 mei 1926. Hasil kongres di Kairo ini mengakui bahwa khalifah dalam arti sebenarnya hanya terdapat pada zaman klasik, ketika seluruh daerah bisa di ikat dalam satu pemerintahan dan dalam organisasi, dan pada intinya hampir mustahil untuk menegakkan sistem khalifah kembali. Setelah kongres itu,

  11 perhatian dunia Islam terhadap masalah khilafah semakin menurun.

  Dalam Fiqh Siyasah kata imamah biasanya diidentikan dengan khalifah. Keduanya menunjukkan pengertian kepemimpinan tertinggi dalam negara Islam. Istilah imamah banyak digunakan oleh kalangan Syi‟ah, sedangkan kata khalifah lebih populer menggunaannya dalam masyarakat Sunni. Hanya saja terdapat pebedaan mendasar antara kedua aliran ini dalam memahami imammah. Kelompok Syi‟ah memandang bahwa imammah merupakan prinsip dari ajaran

  12 agama, sedangkan Sunni tidak memandang demikian.

  Penegakan institusi imamah atau khilafah, menurut para fuqah a‟, mempunyai dua fungsi, yaitu memelihara agama Islam dan melaksanakan hukum-hukumnya,

  13 serta menjalankan politik kenegaraan dalam batas yang digariskan Islam.

  Ahlussunah wal jamaah berpendapat bahwa imamah atau pemimpin wajib hukumnya, dan kaum muslimin harus memiliki seorang imam yang menegakan siyar-siyar agama, memberikan keadilan kepada pihak pihak yang dizalimi 11 Departemen Agama, Ensiklopedia Islam 2, CV. (Jakarta : Anda Utama , 1993), h. 633- 635. 12 13 Muhammad Iqbal, Op.Cit. h. 149.

  14

  dengan mengambil hak-hak tersebut dari pihak-pihak yang menzalimi. Seperti yang di terangkan dalam Qu ‟ran surah an-Nisa : 59.

                                

  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al- Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan

  15 lebih baik akibatnya.

  Menurut Abdullah Ad-Dumaiji, salah satu tujuan paling penting imamah adalah menjaga agama dan menata dunia dengan agama. Hal itu merupakan kewajiban paling utama yang di bebankan ke pundak imam. Kafirlah orang yang memisahkan antara agama dan politik, dan menata agama selain dengan agama

16 Islam.

  Orang yang berhak memilih imam adalah kalangan cerdik pandai dari umat dan ulama, atau yang disebut dengan ahlul halli wal „Aqdi. Kalangan awam ataupun rakyat jelata tidak ikut campur dalam pemilihan ini. Oleh karna itu, orang berakal umumnya hanya akan memilih orang yang berakal dan yang paling layak untuk memegang jabatan penting ini. Untuk itu, tidak diperlukan adanya kampanye, dan membuang-buang dana besar secara batil untuk meraup suara bagi calon pemimpin pengganti, seperti halnya yang berlaku dalam sistem demokrasi modern. Imam menanggung banyak kewajiban yang harus ia tunaikan, dan ia juga 14 Abdullah Ad-Dumaiji, Al-Imamah al-

  uzhma inda „ahlissunnah wal jama‟ah “ diterjemahkan oleh Umar Mujtahid Cetakan ke-1 (Jakarta: Ummul Qura, 2016), h.56. 15 16 Departemen Agama RI., Op. Cit. h. 87.

  memiliki hak-hak yang dapat membantu pelaksanaan kewajiban-kewajiban tersebut. Tidak disyariatkan bahwa imam haruslah orang terbaik di zamannya.

  Namun, yang lebih utama ialah memilih orang yang paling layak dan paling

  17 bermanfaat bagi kaum muslim.

  Dari uraian tersebut maka di sini penulis merasa tertantang untuk mengkaji hal-hal atau nilai-nilai serta pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji yang berkaitan dengan pemimpin atau khilafah.

  Berdasarkan dari hal-hal tersebut yang diuraikan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan meneliti guna penulisan skripsi ini dengan judul “Pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji Tentang Konsep Kepemimpinan Kepala Negara dalam Persfektif Fiqh Siyasah dan Relevansinya dengan negara Indonesia

  ” D.

   Rumusan Masalah

  Merujuk pada pemaparan latar belakang masalah tersebut agar tidak menjadi penyimpangan-penyimpangan dan masalah yang menghambat tidak terselesaikan dari skripsi ini, maka penulis akan tekankan bahwa pokok bahasan yang akan menjadi titik fokus kajian skripsi ini adalah :

1. Bagaimana konsep kepemimpinan menurut Abdullah Ad-Dumaiji ? 2.

  Bagaimana analisis Fiqh Siyasah terhadap konsep kepemimpinan menurut Abdullah Ad-Dumaiji dan bagaimana relevansinya dengan Negara Indonesia?

  17

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

  1. Mengetahui konsep kepemimpinan menurut Abdullah Ad-Dumaiji 2.

  Mengetahui analisis fiqh siyasah terhadap konsep kepemimpinan menurut Abdullah Ad-Dumaiji dan relevansinya dengan negara Indonesia. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut: 1.

  Kegunaan Teoritis a.

  Memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai kepemimpinan.

  b.

  Dapat membawa perkembangan terhadap ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai rujukan tentang kepemimpinan tersebut.

  c.

  Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, khususnya dalam memahami masalah pemimpin.

  d.

  Dapat menjadikan dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.

  2. Kegunaan Praktis a.

  Memberikan wawasan kepada penulis dan dalam rangka meningkatkan disiplin ilmu yang akan dikembangkan sesuai dengan bidang studi yang merupakan mata kuliah pokok dan diperdalam lebih lanjut lagi melalui studi-studi yang serupa dengan disiplin ilmu tersebut. b.

  Memberikan manfaat bagi semua kalangan masyarakat luas terutama setiap orang yang ingin memperdalam ilmu hukum ketatanegaraan di setiap perguruan tinggi di Fakultas Hukum.

  c.

  Memberikan sumbangan khususnya bidang ilmu ketatanegaraan sehingga berfungsi untuk mengetahui tentang pandangan siyasah Islam mengenai kepemimpinan dan pemikiran tokoh khususnya Abdullah Ad-Dumaiji.

  d.

  Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.

F. Metode Penelitian

  Untuk mencapai pengetahuan yang benar, maka diperlukan metode yang mampu mengantarkan peneliti mendapat data yang valid dan otentik. Beranjak dari hal tersebut di atas, maka penulis perlu menentukan cara/metode yang dianggap penulis paling baik untuk digunakan dalam penelitian ini, sehingga nantinya permasalahan yang dihadapi akan mampu terselesaikan secara baik dan optimal. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Jenis penelitian dan Sifat Penelitian a.

  Jenis Penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan

  (Library Research)

  18

  yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan, membaca buku-buku, literatur dan menelaah dari berbagai macam teori yang mempunyai 18 hubungan dengan konsep kepemimpinan seperti buku, majalah, jurnal,

  19 dan lain-lain.

  b.

  Sifat Penelitian Dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk termasuk penelitian yang menggunakan metode deskriptif analitis. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu objek yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan objektif, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan di antara

  20

  unsur-unsur yang ada atau fenomena tertentu. Artinya dengan mendiskripsikan pemikiran seorang tokoh yaitu Abdullah Ad-Dumaiji mengenai kepemimpinan secara komperhensif untuk kemudian

  21

  dianalisa secara logis, sehingga mendapat suatu kesimpulan terhadap pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji tentang konsep kepemimpinan dalam pandangan fiqh siyasah serta bagai mana relevansinya dengan negara Indonesia.

2. Sumber Data

  Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, dengan mengkaji dan menelusuri bahan-bahan pustaka untuk menggambarkan fakta dan fenomena terhadap pemikiran-pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji mengenai kepemimpinan, baik literatur primer maupun sekunder yang jadi 19 penunjang dalam pemecahan pokok-pokok masalah. 20 Muh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta :Ghalia Indonesia,th ), h. 53.

  Kaelan, M.S, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma, 2005), h. 58. 21 Mardalis, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal) (Jakarta: Bumi Aksara,

  Adapun sumber datanya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: a. Data Primer

  Data yang diperoleh dari literatur yang langsung berhubungan dengan permasalahan penulisan yaitu berasal dari buku karya Abdullah Ad-Dumaiji yang di tulis oleh beliau seperti Konsep Kepemimpinan Dalam Islam .

  b.

  Data Sekunder Sumber data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian berupa buku, koran, media online, karya tulis, jurnal dan artikel-artikel yang dapat mendukung dalam penulisan penelitian dan relevan dengan penelitian ini.

3. Pengumpulan Data

  Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, suatu teknik pengumpulan data dengan cara penelusuran dan penelitian kepustakaan, yaitu mencari data mengenai obyek penelitian

  22

  dan mengumpulkan data mengenai suatu hal atau variabel tertentu yang berupa catatan, buku, surat kabar, artikel dan lain sebagainya. Teknik ini dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi, menganalisis dan mempelajari data-data yang berupa bahan-bahan pustaka yang berkaitan serta dengan cara menelaah sumber- sumber kepustakaan tersebut. 22 Suharsini Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek (Ed.) Cet. 4 (Jakarta:

4. Pengelolaan Data

  Secara umum pengelolaan data setelah data terkumpul dapat dilakukan: a.

  Pemeriksaan data (editing) yaitu pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang terkumpul itu tidak logis. Dan memeriksa ulang, kesesuaian dengan permasalahan yang akan diteliti setelah data tersebut terkumpul.

  b.

  Penandaan data (coding) yaitu memberi catatan data yang menyatakan jenis dan sumber data baik itu sumber dari Al- Qur‟an dan hadis, atau buku-buku literatur yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

  c.

  Rekontruksi data yaitu menyusun ulang secara terartur berurutan, logis sehingga mudah dipahami sesuai dengan permasalahan kemudian ditarik kesimpulan sebagai tahap akhir dalam proses penelitian.

  23 5.

  Analisis Data Setelah data terhimpun melalui penelitian, selanjutnya data dapat dianalisa secara kualitatif yaitu “Suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang- orang yang berperilaku yang dapat dimengerti”.

  24 Penulis

  menganalisa data dengan menggunakan metode berfikir deduktif, yaitu 23 Amiruddin dan Zainal Arifin Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 107. 24 Lexy L Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. XIV (Bandung : Remaja Rosda

  metode analisa data dengan cara bermula dari data yang bersifat umum. Kemudian dari data yang bersifat umum tersebut ditarik kesimpulan yang

  25 bersifat khusus.

  Metode ini digunakan dalam pengumpulan data dari berbagai literature yang berkaitan tentang pemikiran Abdullah Ad-Dumaiji tentang konsep kepemimpinan serta direlevansikan dengan Indonesia, kemudian dianalisa dan ditarik suatu kesimpulan sehingga menjadi suatu keputusan yang bersifat khusus.

  25

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEPEMIMPINAN A. Kepemimpinan dalam Fiqh Siyasah 1. Definisi Kepemimpinan Kata pemimpin di dalam bahasa Arab mempunyai beberapa istilah

  yaitu Imam, Khalifah, Amir, Malik dan Sulthan. Imam menurut bahasa berasal dari kata (Amma-yaummu-imaman) yang berarti ikutan bagi kaum, dan berarti setiap orang yang diikuti oleh kaum yang sudah berada pada jalan yang benar ataupun mereka yang sesat. Imam juga bisa diartikan sebagai pemimpin, seperti ketua atau yang lainnya. baik dia memberikan petunjuk ataupun menyesatkan. Imam disebut juga khilafah,

  26

  yaitu penguasa dan pemimpin-tertinggi rakyat, Kata imam juga digunakan untuk orang yang mengatur kemaslahatan sesuatu, untuk

  27 pemimpin pasukan, dan untuk orang dengan fungsi lainnya.

  Imam juga berarti orang yang diikuti oleh suatu kaum. Kata imam lebih banyak digunakan untuk orang yang membawa pada kebaikan. Di samping itu, kata-kata imam sering dikaitkan dengan shalat. Oleh karena itu di dalam kepustakaan Islam sering dibedakan antara imam yang berkedudukan sebagai kepala negara atau yang memimpin umat Islam 26 dan imam dalam arti yang mengimami shalat. Untuk yang pertama sering

  Ali Ahmad As Salus, Aqidah Al-Imamah, Inda as- Syari‟ah al-Isna‟ Asyariyah (terjemah) cet. Ke-1 (Jakarta: Grma Insani Press, 1987). h. 15. 27 “Pengertian Pemimpin dalam Fiqh Siyasah dan Hukum Positif”, di akses dari: digunakan istilah al-Imamah al-Udhma atau al-Imamah al-Kubra sedangkan untuk yang kedua sering disebut al-Imamah al-Shugra.

  Biasanya kata-kata imam hanya digunakan untuk menyebut seseorang

  28 yang memimpin di dalam bidang agama.

  Dari sini kata khalifah sering diartikan sebagai pengganti, karena orang yang menggantikan itu berada atau datang sesudah orang yang digantikan dan ia menempati tempat dan kedudukan orang tersebut. Khalifah juga bisa berarti seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan orang yang

  29 memberi wewenang.

2. Dasar Hukum Kepemimpinan a.

  Al-Quran Secara etimologi, kepemimpinan dalam artian khilafah, berasal dari kata khalafa yang mempunyai makna pimpin, sedangkan

  

30

  khalifah berarti pemimpin. Sebagai mana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 30 :                            

    

  28 29 Ibid. 30 Ibid.

  Ridwan Yahya, Kepemimpinan Dalam Al-Quran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),

  Artinya :

  ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang

  31 tidak kamu ketahui."

  Achmad Chodjim mengutip tafsir al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab, yang mana dalam tafsir al-Misbah tersebut mengatakan bahwa ayat ini merupakan penyampaian Allah kepada para malaikat tentang rencana-Nya menciptakan manusia dimuka bumi ini. Penyampaian kepada mereka menjadi sangat penting, karena malaikat akan dibebani sekian tugas menyangkut manusia. Ada yang akan bertugas mencatat amal-amal manusia, ada yang bertugas memelihara, ada yang membimbingnya. Penyampaian ini bisa jadi merupakan bagian dari proses penciptaan alam raya dan kesiapannya untuk dihuni manusia pertama (Adam) dengan nyaman.

  Maksud Allah ini kemudian didengar oleh malaikat, lalu malaikat bertanya tentang makna penciptaan tersebut. Mereka menduga bahwa khilafah (manusia) ini akan merusak dan menumpahkan

  32 darah.

  31 32 Departemen Agama RI., Op. Cit. h. 6.

  Achmad Chodjim, Membangun Surga, cet ke-1 (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004),

  Firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 59.                            

     Artinya :

  “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu.

  Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih

  33 utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

  Dalam ayat tersebut Allah mewajibkan kaum muslimin untuk taat kepada Allah swt dan Rasulnya dan diperintahkan pula untuk taat kepada pemimpin atau ulil amri dari kalangan mereka. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik.

  Apabila pemimpin tersebut mengajak kemungkaran wajib hukumnya

  34

  untuk menolak. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengangkat seorang pemimpin merupakan suatu kewajiban bagi kaum muslimin.

  b.

  Hadist Riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda:

  33 34 Departemen Agama RI., Op. Cit. h. 87.

   Kandungan Al- Qur‟an Surat An-Nisa‟ Ayat 59 Tentang Taat Kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri ”, di akses dari: http://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-nisa-

  ةهثهلاهث هناهك  ْمُههدهحهأ  اوُرِّمهؤُيْلهف   يهف   

  رهفهس اهذهإ Artinya : “Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka

  mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud dari Abu

  35 Hurairah).

  Hadits ini secara jelas memberikan gambaran betapa Islam sangat memandang penting persoalan memilih pemimpin. Hadits ini memperlihatkan bagaimana dalam sebuah kelompok Muslim yang sangat sedikit (kecil) pun, Nabi memerintahkan seorang Muslim agar memilih dan mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin.

  Kisah pembaiatan Abu Bakar di Saqifah Bani Saidah sesaat pasca wafatnya Rasulullah adalah bukti lain betapa pentingnya arti kepemimpinan ini dalam Islam. Saat jasad Nabi yang belum lagi dimakamkan, para sahabat lebih mendahulukan memilih khalifah pengganti Nabi dari pada menyelenggarakan jenazah beliau yang

  36 agung dan mulia.

  Hadis Riwayat Muslim هعاهر ُرْيهمهلأاهو هههتَّيهعاهر ْنهع لو ُؤْسهم ْمُكُّلُكهو عاهر ْمُكُّلُك

  Artinya :

  “Masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan 35 masing-masing dari kalian bertanggung jawab atas 36 Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Beirut: Dar Al Kutub, t.th), juz tsalis, h. 495.

  Cholis Akbar,”Enam Dalil Memilih Pemimpin dalam Islam”, di akses dari

pada tanggal 19

  apa yang dia pimpin. Seorang penguasa adalah pemimpin, (dan ia bertanggung jawab atas apa yang

dipimpinnya)”. (HR. Muslim)

  37 3.

  Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam Dalam Islam kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk memotivasi tingkah laku orang lain yang didasarkan kepada syariat

  Islam. Ciri-ciri seeorang pemimpin Dalam Islam yaitu

  38

  : a. Taat Kepada Allah dan Rasulnya. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Ali-Imran ayat 32:

               Artinya:

  “Katakanlah "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu

  berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

  39 Ketaatan harus diberikan kepada pemimpin, selama dirinya taat

  kepada Allah dan Rasulnya. Jika seorang pemimpin sudah tidak lagi mentaati Allah dan Rasulnya Maka tidak ada lagi ketaatan bagi dirinya.

  b.

  Beriman dan beramal saleh Dalam ajaran Islam, seorang pemimpin haruslah beriman

  Kepada Allah swt dan selalu beramal shaleh, Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. al-Bayyinah ayat 7:

             37 Imam Muslim, Shohih Muslim, (Libanon: Dar Al Kutub Bairud, t.th), jus II, h. 125. 38 Siti Patimah, Manajemen Kepemimpinan Islam Aplikasinya dalam Organisasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 19-20. 39 Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan

  mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-

  40 baik makhluk”.

  c.