laporan PKL Hijauan Makanan Ternak
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsentrasi studi peternakan sekolah tinggi ilmu pertanian (STIPER) telah
menjalankan fungsinya dalam mendidik mahasiswanya dengan berbagai teori
yang diberikan di kampus. Pada kesmpatan ini demi memperkuat teori yang telah
di terima mahasiswa telah di programkan untuk melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL). Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan diharapkan akan
membawa Bapak positif bagi mahasiswa yang menjalaninya, karena di sana
mahasiswa di haruskan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang peternak yang
mempunyai kemampuan teori yang lebih dan akan mendapatkan pengetahuan
tentang teknis lapangan serta segudang pengalaman menarik dalam hal berternak.
UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB)
UPTD PIB merupakan wadah pelatihan dan sumber pengetahuan
peternakan, yang meyediakan berbagai macam bentuk kegiatan pemeliharaan
ternak dan pemeliharaan hiajauan makanan ternak. Diantaranya pemeliharaan
rusa, ayam buras, sapi pejantan unggul (bull), sapi bibit, kambing dan budi daya
HMT, dalam pelaksanaanya, PIB dikelola oleh orang - orang yang ahli dalam
bidang peternakan dan siap berbagi ilmunya kepada kelompok sosial yang ingin
mencari informasi serta pengetahuan. PIB sangat baik dijadikan tempat pelatihan,
hal ini ditunjukan dengan silih bergantinya siswa dan mahasiswa yang
melaksanakan praktek kerja lapangan di PIB.
Pentingnya Hijauan Makanan Ternak (HMT)
1
HMT merupakan salah satu pakan ternak yang sangat di butuhkan dan
besar manfaatnya bagi kehidupan dan populasi ternak, oleh karena itu HMT
sebagai salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung
peternakan,
terutama
bagi
peternakan
ruminansia
yang
setiap
harinya
membutuhkan banyak hijauan, telah di ketahui bersama bahwa untuk menunjang
usaha peternakan maka diperlukan manajemen pakan yang baik, itu sebabnya
biaya pakan dalam usaha ternak lebih besar dari pada biaya lainnya.
Demi ketersediaan HMT yang tetap sapanjang tahun maka diperlukan
budidaya HMT, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau
pengalakan cara pengolahan penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian
kekurangan
kekurangan akan HMT dapat di atasi sehingga nantinya dapat
mendukung usaha peternakan yang akan di lakukan. Dalam mengusahakan HMT
utntuk mendaptkan produksi HMT yang tinggi maka perlu di usahakan secara
maksimal melalui pemilihan lokasi, jenis HMT, penanaman, pemupukan hingga
pemanenan.
1.2 Tujuan PKL
2
Adapun tujuan dalam praktek kerja lapangan ini yaitu:
1. Untuk menggetahui manajemen pemeliharaan HMT
2. Untuk mengetahui proses pengolahan HMT
3. untuk mengetahui tatalaksana ladang ternak
1.3 Manfaat PKL
Adapun manfaat dari PKL kali ini, yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan
merasakan hal – hal yang mungking belum di dapat di ruang kelas
1. Dapat mengetahui hal hal teknis terkait manajemen pengolahan lading
ternak
2. Dapat menerima dan memberi informasi mengenai HMT
3. Mahasiswa dapat berinofasi dan berkreatif berdasarkan pengetahuannya
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Pengolahan Ladang Ternak
Agar mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap budi daya tanaman
makanan ternak perlu perlakuan
pengelolaan yang baik dan cepat untuk
mendapatkan pertumbuhan, produksi dan mutu tanaman yang tinggi. Pengelolaan
3
ini mulai dari pemilihan lokasi, pemilihan bibit sebagai bahan penanaman,
pengolahan tanah dan penanaman.
2.1. Pemilihan lokasi
Dalam menentukan tempat atau lokasi yang hendak dipakai sebagai areal
penanaman hijauan, baik sebagai produksi potongan ataupun penggembalaan,
sebaiknya di pilih lokasi yang memiliki kemiringan kurang dari 600 karena akan
membahayakan keselamatan ternak dan peternak.
2.2. Pemilihan bibit dan bahan penanaman
Pemilihan bibit sekiranya sesuai dengan lingkungan setempat, mudah
dikembangkan dan dikelola dan kemungkinan bisa memberikan produksi yang
lebih tinggi. Sedangkan bahan penanaman yang umum dipergunakan sebagai bibit
ialah biji, pols dan stek.
2.3. Pengolahan tanah dan penanaman
Maksud pengolahan tanah yaitu untuk mempersiapkan media tumbuh yang
optimal bagi suatu tamanan dan umumnya dilakukan pada akhir musim kemarau.
Sedangkan tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing,
pembajakan dan penggaruan.
a.
Membersihkan areal (Land-clearing)
Bermaksud membersihkan areal dari pepohonan, semak-semak dan
alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya dengan mempertimbangkan beberapa
jenis pepohonan sebagai pelindung, peneduh dan pencegah erosi.
b. Pembajakan (Ploughing)
4
untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah sehingga
mempercepat proses mineralisasi bahan-bahan organik.
c.
Penggemburan (Harrowing)
Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk menghancurkan
bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah, sekaligus membersihkan
sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.
Penanaman dimulai pada awal musim penghujan, segera setelah tanah itu
selesai diolah dengan sempurna. Hijauan yang ditanam dengan syarat
produktivitas persatuan luas cukup tinggi, nilai palatabilitasnya cukup baik,
toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat beradaptasi dengan tanah dan
iklim setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai gizinya cukup tinggi
(Suyitman, 2003).
Tanah akan mempengaruhi padang rumput sesuai dengan kandungan
humusnya, kompenen zat gizinya seperti keseimbangan nitrogen, kadar pospat
yang tersedia serta unsur-unsur renik seperti tembaga dan seng. Misalnya bila
kadar nitrogen tanah rendah, maka kandungan nitrogen padang rumput akan
rendah dan rumput akan tumbuh lambat (Reskohadiprodjo, 1985).
2.2
Sistem Pemeliharaan Hijauan Makanan Ternak
Tanaman yang berkualitas tinggi selain dari tata laksana ladangnya, yang
harus
diperhatiakan
pemeliharaan
adalah
diantaranya
pelaksanaan
dengan
cara
pemeliharaannya.
pemberantasan
Pelaksanan
siangan
(weeds),
pendangiran dan pemupukan ulangan. Siangan yang tumbuh berupa rumput-
5
rumput liar atau tanaman-tanaman penganggu disingkirkan. Pendangiran
dilakukan guna untuk menggemburkan kembali tanah yang menjadi padat akibat
terjadinya hujan lebat. Pemupukan ulang berarti memberikan kembali pupuk atau
zat-zat makan dalam tanah yang hilang pada tanaman agar perkembangannya
semakin baik dan juga memperbaiki struktur tanah tersebut (Edo, 2012).
Perlakuan pemupukan dapat diberikan setelah penanaman, seperti
pemberian N, P dan K bersamaan setelah tanam, sedangkan untuk pupuk N seperti
pupuk urea dapat diberikan 15-20 hari setelah tanam selain itu juga dapat
digunakan pupuk kandang. Pada tanaman penghasil hijauan pupuk nitrogen
dibutuhkan dalam perbandingan yang lebih tinggi dibandingkan dari penghasil
biji. Pupuk P dan K dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberantasan
hama dapat secara mekanis, ditangkap dengan tangan atau pakai jala, sedangkan
pemberantasan penyakit dengan penyemprotan fungisida atau membongkar dan
membuang tanaman yang diserang penyakit (Pratomo, 1986).
Setelah melakukan peremajaan, selanjutnya tanaman dipotong mengambil
bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia ataupun
oleh renggutan ternak itu sendiri sewaktu digembalakan yang disebut defoliasi.
Defoliasi dilakukan pada saat akhir vegetatif atau menjelang berbunga
(Edo,2012).
Kesuburan tanah akan merosot jika tanah tersebut sering ditanami dan
tidak pernah diberi pupuk. Agar peternak memperoleh produksi hijauan secara
kontinyu, maka salah satu jalan yang harus ditempuh ialah memperbaiki keadaan
tanah dengan jalan pendangiran, pemupukan dan pemanenan yang tepat. Hijauan
6
bisa dipupuk dengan pupuk buatan ataupun pupuk organik seperti pupuk kandang
ataupun pupuk kompos (Kartadisastra, 1997).
2.3
Jenis Hijauan
Hijauan adalah semua bentuk bahan pakan yang berasal dari tanaman atau
rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong
dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996).
Hijauan adalah segala bahan makanan yang tergolong pakan kasar yang
berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijau yang
meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif,
utamanya sebagai sumber makanan ternak ruminansia (Reksohadiprodjo, 1985).
Hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan
yang tak tercerna, relatif tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ternak ruminansia
membutuhkan sejumlah serat kasar dalam ransumnya agar proses pencernaan
berjalan secara lancar dan optimal. Sumber utama dari serat kasar itu sendiri
adalah hijauan (Siregar 1994).
Seperti diketahui secara umum, ternak tidak dapat melangsungkan
kehidupannya tanpa adanya asupan pakan. Produktivitas ternak tinggi jika asupan
pakannya seimbang yakni tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas
pakan. Pakan memiliki peran yang penting bagi ternak, baik bagi pemenuhan
kebutuhan hidup pokok, bunting, laktasi, produksi (telur, daging dan susu)
maupun untuk kepentingan kesehatan ternak yang bersangkutan. Karena ternak
jika salah diberi pakan juga dapat menimbulkan penyakit yang merugikan bagi
7
ternak dan peternak. Jenis pakan yang umumnya diberikan pada ternak adalah
hijauan dan konsentrat (Kanisius, 1983).
Salah satu jenis pakan ternak yaitu hijauan segar. Hijauan segar
merupakan bahan pakan ternak yang diberikan pada ternak dalam bentuk segar,
baik dipotong dengan bantuan manusia atau langsung disengut langsung oleh
ternak dari lahan hijauan pakan ternak. Hijauan segar umumnya terdiri dari daundaunan yang berasal dari rumput-rumputan (Gramineae) dan tanaman biji-bijian
atau kacang-kacangan (Leguminosa) (AAK, 1983).
2.3.1 Rumput (Gramineae)
Rumput merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat tumbuh,
yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan,
tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun
membelit (Siregar, 1994).
Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput
potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan
adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi,
tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan serta responsif terhadap
pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum perpureum,
Pannicum Maximum, Euchlaena Mexicana, Setaria Sphacelata, Pannicum
Coloratum dan Sudan grass (AAK, 1983).
Rumput gembala merupakan jenis rumput yang memiliki ciri-ciri antara
lain : tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon, tahan terhadap renggutan atau
injakan, memiliki perakaran yang kuat dan tahan kekeringan. Termasuk kelompok
8
ini antara lain: Brachiaria brizhantha, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica,
Brachiaria Humidicola, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Choris
gayana, African star grass (Cynodon plectostachyrus) (AAK, 1983).
2.3.2 Legum (Leguminosae)
Legum yaitu tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupukupu. Hijauan pakan jenis leguminosa (polong-polongan) memiliki sifat yang
berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca
dan P. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai
nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan
berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara,
itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral
yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah.
Contohnya:
Kaliandra
(Calliandra
callothyrsus),
Siratro
(Macroptilium
antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca),
Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania Grandivora) (Tillman.dkk, 1991).
Di UPTD PIB API API terdapat ± 6 jenis hijuan, yang sempat kami lihat
secara fisik diantaranya Rumput gajah (Pennisetum Purpureum), king graas,
Taiwan Graas, Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca), Turi
(Sesbania Grandivora).
a. Rumput gajah (Pennisetum Purpureum)
Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di indonesia,
mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, napier grass, uganda
grass dan rumput gajah. Rumput ini berasal dari Afrika dan Tropika. Rumput
9
gajah merupakan tanaman tahunan (parennial),
tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki
rhizoma yang
pendek, perakaran cukup dalam, tinggi tanaman
Gambar, 1.Rumput gajah
(Pennisetum Purpureum)
dapat mencapai 3-4, 5 meter dan apabila dibiarkan
tumbuh bebas dapat setinggi 7 meter. Panjang
daun 30-120 cm dan lebar daun 10-50 mm. Pelepah daun berbulu dengan dasar
bonggol yang berbulu. Batang tebal dan keras pada yang telah tua. Tipe bunga
berbentuk spike (bulir) dengan panjang panicle 10-30 cm dan lebarnya 15-30 mm.
Warna bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan. Butiran dikelilingi oleh
bulu-bulu yang kaku dan pendek (Apik, 2012).
Tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah yang
dalam, berstruktur lemah, subur dan drainase yang baik. Tanaman ini merupakan
tanaman hari pendek yang tidak akan tumbuh apabila tanaman tersebut ternaungi
dan akan tumbuh dengan sangat baik apabila mendapat cahaya penuh (Indoagro,
2011).
Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols.
Panen pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam
sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60
hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan
penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan
tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku
masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak
10
antar satu pohon ke pohon lain antara 70×70 cm atau 70×100 cm. Waktu
penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen
dengan sistem potong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan
yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik.
Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika,
varietas Hawai dan varietas Taiwan. Rumput gajah Taiwan ini termasuk spesies
terbaik. Varietas lainnya seperti Afrika dan Hawai memiliki karesteristik yang
berbeda dimana varietas Afrika yang ditandai dengan batang dan daun yang kecil,
tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan
rumput varietas hawai, sedangkan varietas Hawai ditandai dengan batang dan
daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi
dan berbunga.
b. Brachiaria humidicola
Tanaman rumput tahunan yang mempunnyai banyak stolon dan rizoma
dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Batang vegetatif prostrate pada
bagian bawah dimana dibentuk akar dari buku yang lebih bawah. Helai daun lebar
5-16 mm, dan panjang sampai 25 cm. Tangkai bunga tegak, tinggi 20-60 cm.
Inflorescence panjang 7-12 cm, dengan 2-5 tandan, kelompok bunga berbulu.
11
Gambar, 2. BH. (Brachiaria Humidicola)
Ditanam untuk padang gembala
permanen dan sebagai penutup
tanah untuk menahan erosi dan
gulma. Dapat digunakan sebagai
hay dan untuk menekan nematoda
pada sistem tanaman pangan,
(ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
B. humidicola tumbuh sangat agresif dan mencegah spesies lain tumbuh
sehingga sangat berguna pada penanaman padang gembala di daerah tropis
lembab karena dapat menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar. Untuk alasan
yang sama, tanaman ini tidak cocok ditanam dengan hampir semua jenis legum,
tetapi dapat tumbuh baik bersama legum seperti Desmodium heterophyllum , D.
heterocarpon subsp, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
Ekologi
Tumbuh pada beragam janis tanah mulai dari tanah sangat asam tidak
subur (pH 3,5), tanah dengan Alumunium tinggi, tanah liat berat merekah, sampai
tanah pasir berbatu pH tinggi. Kebutuhan Ca rendah. Tahan terhadap tanah
berpengairan buruk dan sering ditemukan pada tanah liat basah musiman, curah
hujan yang dibutuhkan1000-4000 mm tahunan dengan suhu tropis ketingian
1000m dan dataran rendah pada lintang 27o . Tumbuh terbaik pada sinar matahari
penuh tetapi daya tahan naungan sedang, Kurang tahan naungan dibanding
Stenotaphrum secundatum, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
12
Perkembangan reproduksi
B. humidicola biasanya berbunga pada tengah musim panas dan berbunga
dengan lebat pada garis lintang >10o.
Penggembalaan/pemotongan
Tumbuh paling baik dibawah kondisi penggembalaan sedang sampai berat
karena kemampuan tumbuh stolon yang sangat kuat, memberi penutupan tanah
yang baik meski dibawah kondisi penggembalaan berat. Dibawah kondisi
penggembalaan ringan, lapisan daun dan batang yang tebal akan membentuk
tumpukan hjjauan berkualitas rendah, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
Penanaman
B. humidicola tumbuh dengan cepat dengan potongan batang (stek) yang
ditanam dengan jarak 1m x 1m. Juga dapat ditanam dengan menyebarkan stolon
diatas tanah yang sudah disiapkan kemudian ditutup sedikit secara merata.
Dapat ditanam dengan biji 2-8 kg/ha (tergantung pada persentasi
germinasi). Paling baik bila ditanam pada bedengan yanag sudah disiapkan
dengan baik kemudian ditutupi sedikit dengan merata, (Miles, J.W., Maass, B.L.
and do Valle, C.B. (eds)1996)
13
Nilai nutrisi
Nilai nutrisi baik (PK 5-17%) mengingat rendahnya kesuburan tanah
dimana tanaman ini tumbuh. Kecernaan berkisar dari 48-75%. Biasanya kualitas
lebih rendah dibanding spesies Brachiaria yang lain (B. decumbens , B. brizantha
atau B. ruziziensis ) dengan kecernaan menurun dengan cepat bila tidak
digembalai.
Palatabilitas sedang dan langsung dimakan ternak ketikan tanaman
dipertahankan tetap rendah dan banyak daun, palatabilitas dapat menjadi rendah
ketika ditanam pada tanah asam tidak subur karena helai daun menjadi sangat
berserat dan berpigmen tinggi, (Miles, J.W., Maass, B.L. and do Valle, C.B.
(eds)1996).
Potensi produksi
Produksi BK dipegaruhi sangat kuat oleh kesuburan tanah dan berkisar
sekitar 7-34 ton/ha/tahun. Dapat memberikan kenaikan berat badan yang tinggi
per hektar karena tanaman ini dapat menahan tingkat penggembalaan yang tinggi.
Di Panama, padang gembala murni digembalai dengan 4 ekor/ha, memberikan
kenaikan berat badan 0,32 kg/ekor/hari dan 501 kg/ha/tahun sementara dengan
Pueraria phaseoloides , kenaikan berat badan ternak adalah 0,38 kg/ekor/hari dan
585 kg/ha/tahun. Didaerah tropis lembab di Vanuatu, ternak digembalakan pada
padang gembala rumput koroniva/legum mendapat kenaikan berat badan 0,74,
14
0,68 dan 0,55 kg/ekor/hari pada tingkat penggembalaan masing-masing 2, 2,5 dan
3,5 ekor/ha, selama masa penggembalaan 2 tahun, (Schultze-Kraft, R. and Teitzel,
J.K. 1992).
Produksi biji
Biji dapat dipanen tangan. Panen dapat mencapai sekitar 200-300 kg/ha.
Biji mungkin dorrman selama 9 bulan dan harus disimpan dalam suhu rendah dan
kondisi kelembaban rendah untuk mencegah
penurunan kualitas biji, yang bisa sangat parah.
Pembentukan bunga terbatas dan produksi biji
rendah pada garis lintang rendah, (SchultzeKraft, R. and Teitzel, J.K. 1992)
Gambar,3.Biji
B.Humidicola
Keunggulan
o Tumbuh baik pada tanah tidak subur.
o Mudah ditanam dan menyebar dengan cepat dengan potongan batang.
o Kemampuan sangat baik untuk menekan gulma.
o Tetap menutup tanah dengan baik dibawah kondisi penggembalaan berat.
o Daya tahan memadai terhadap spittlebugs.
15
o Kenaikan berat badan per ha tinggi karena kemampuannya untuk
mendukung tingkat penggembalaan yang tinggi.
Keterbatasan
o Tidak disukai ternak, terutama domba.
o Sulit mempertahankan legum yang ditanam bersama.
o Memerlukan
penggembalaan/pemotongan
yang
sering
untuk
mempertahankan kualitas.
o Rentan terhadap penyakit karat.
o Kualitas lebih rendah dibanding Brachiaria spp lain.
c. Rumput Raja (Pennisetum purpureum Schumach)
Rumput Raja adalah salah satu jenis dari Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum Schumach) yang ada di Indonesia. Rumput ini adalah jenis rumput
baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara
16
pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan
pennisetum tydoides.
Batang dan daunnya berukuran paling
besar dibandingkan dengan rumput lainnya, oleh
karena itu disebut sebagai King Grass. Rumput
Gambar, 4. King Grass
Raja memiliki batang yang keras dengan daun
berbulu kasar serta memiliki bercak berwarna
hijau muda. Produktivitas Rumput Raja jauh lebih tinggi dari rumput-rumput
unggulan lainnya, serta mempunyai kandungan zat makanan yang cukup bergizi.
Menurut hasil penelitian, didapat data sebagai berikut :
o Produksi hijauan segar : 1076 Ton/ha/tahun
o
Produksi bahan kering :
110 Ton/ha/tahun
o Prosentase perbandingan batang dan daun pada hijauan segar = 48 : 52
o Prosentase perbandingan batang dan daun pada bahan kering = 32 : 68
Sedangkan kandungan zat makanan yang ada dalam Rumput Raja adalah :
Protein
Lemak
NDF
Abu
17
Ca
P
kasar
13,5%
3,5 %
59,7%
18,6%
0,37%
0,35%
Table, 1. Kandungan zat makanan king Grass
Rumput Raja mudah ditanam di segala kondisi tanah, mulai dari dataran
rendah hingga dataran tinggi. Rumput Raja menyukai tanah subur dan curah
hujan yang merata sepanjang tahun. Akan tetapi, untuk penanaman skala besar,
tetap harus memperhitungkan beberapa faktor sbb :
Sumber air, karena air merupakan salah faktor yang sangat vital pada saat
masa pertumbuhan Rumput Raja. Dengan adanya saluran air, juga
mempermudah penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran
pembuangan.
Kondisi Tanah, agar sesuai dengan keperluan petumbuhan Rumput Raja.
Untuk PH tanah yang terlalu “asam” (PH dibawah 7) dapat ditambahkan
kapur, sedangkan untuk pH tanah terlalu “basa” (PH diatas 7) dapat
digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).
Topografi, penting untuk perencanaan pengolahan lahan dan sistem
penanaman rumput. Pada kemiringan tanah diatas 18 0 sudah tidak efektif
lagi untuk penanaman. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan
tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan
upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.
18
Penyiapan Bibit Rumput Raja
Rumput Raja ditanam dengan menggunakan :
o Stek, yang dipotong-potong dengan ukuran panjang 25 cm atau dipilih
yang memiliki jumlah “mata” minimal 2 buah.
o Rumpun anakan (sobekan akar /pols), pilih yang sudah mempunyai
tinggi sekitar 20 – 25 cm.
Bibit ditanam dengan jarak tanam : 60 x 100 cm, dengan 2 stek setiap lubangnya.
Dengan
demikian
kebutuhan
bibit
rumput
perkiraan
dalam
hamparan tanah seluas 1 hektar adalah
: (10.000m2 / 0,60) x 2 stek = 33,332
stek. Apabila rata-rata 1 kg bibit
rumput = 15 stek, maka perkiraan
Gambar,5. Stek King Grass
kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg. Tujuh hari setelah penanaman,
alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan pennggantian
apabila terdapat stek atau pols yang mati.
Perawatan Rumput Raja
19
Perawatan dilakukan dengan cara : Pendangiran/penyiangan,yaitu
membersihkan tanamanan liar dan penggemburan tanah disekitarnya atau
langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar
rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut.
Pemupukan Rumput Raja
Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu
menggunakan urea dengan dosis 50 kg/ha. Selanjutnya pemupukan dilakukan ± 34 kali per tahunnya, dan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama.
Pemotongan (defoliasi) Rumput Raja
Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan
sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan
merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan
sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong
sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah.
Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang
mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan
mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.
Peremajaan Rumput Raja
20
Peremajaan rumput dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4
tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya.
Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama
ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka
rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan rumput potongan tetap
tersedia, (Anonim 2013 acres-wild.com).
d. Taiwan Grass
Taiwan: Cukup raksasa, dapat mencapai 4 -5 meter. Kultivar ini yang disenangi
dan dianjurkan oleh BIB Lembang untuk
ditanam.
Batangnya
lunak,
daun
lebar
berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik.
Ciri ciri lain adalah pada batang muda
pangkal batangnya bawah yang dekat ke
tanah berwarna kemerah merahan. Namun
beberapa rekan peternak di Lembang kurang
menyukai kultivar ini karena lunaknya
Gambar,7. Taiwan Grass
batang tersebut sehingga cenderung mudah roboh apabila diterpa angin kencang.
Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi
pemupukan dan pemeliharaan optimal. Selain itu, Taiwan (juga King Grass)
membutuhkan air yang cukup banyak. Pengamatan kami, produksi per rumpun
bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.
Cara perawatan dan penaganan rumput ini sama seperti rumput gajah dan king
grass, (Anonim 2013)
21
N
P
K
Ca
Mg
S
10-30kg
2-3kg
30-50kg
3-6kg
2-3kg
2-3kg
Table, 2. Kandungan nutrien setiap ton bahan keringTaiwan Grass
e. Gamal
a.
Gamal berasal dari Amerika Tengah dan Brazilia yang beriklim kering.
tumbuhan ini telah lama dibudidayakan dan bernaturalisasi di wilayah
tropika Meksiko, Amerika Tengah, dan bagian utara
Amerika
Selatan,
sampai
pada
ketinggian 1.500 m. Jenis ini juga
telah diangkut kewilayah Karibia
dan kemudian
Gambar, 7. gamal
ke Afrika Barat,
Ia di introduksikan ke Filipina oleh orang
Spanyol pada awal tahun 1600-an, dan ke Sri Lanka dalam abad ke-18l dari sana
tumbuhan ini mencapai negara Asia lain, termasuk Indonesia (kira-kira tahun
1900), Malaysia, Thailand dan India. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia
untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah
Medan. Gamal berbentuk pohon,semak, daun majemuk bersirip ganjil,bunga
berbentuk malai, lukar dari ketiak daun,bunga berwarna merah jambu, buah
polongan,akar cukup dalam.
22
Fungsi tanaman: tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan
erosi. Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun biji. Gamal ditanam
sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup.
Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia
di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil
biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik
berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter
batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm
sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 –
5m tergantung kebutuhan, (Anonim 2013).
BK
PK
SK
ABU
29,1
23
20,7
20,7
Tabel ,3. Kandungan Nutrien Gamal
Ca
7600
P
76,000
CP
55,3
f. Turi (Sesbania Glandifora)
Berasal dari daerah Srilangka.Tumbuh pada dataran rendah sampai dataran
tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000
mm/tahun.Termasuk
sejenis
tanaman
semak.Di Indonesia banyak ditanam di
pematang sawah. Sifat khusus dari tanaman
turi adalah pertumbuhannya yang begitu
a. Gambar,
8.
Turi
(sesbania glandifora)
cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10
meter, dan bunga besar berbentuk seperti
kupu-kupu berwarna merah muda,putih atau ungu. Berdaun keci-kecil dan
23
bulat,buahnya berbentuk polong yng panjang.Turi dapat beradaptasi pada tanah
asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah
yang tergenang air. Digunakan sebagai makanan ternak karena :
-
Merupakan
sumber
vitamin,terutama
pro
vitamin A,Vitamin
B,C,E.
- sumber mineral,terutama Ca,dan P.
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi
daun turi terdiri atas:
PK
EK(KKAL/G
SDN(%
LIGNIN(%
ABU(%
)
)
)
)
27
4.825
24,4
2,7
7,5
Tabet, 4. Komposisi zat gizi daun turi
g. Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)
Ca(%)
P (%)
1,5
0,4
Berasal dari amerika tengah dan Selatan.Tumbuh pada ketinggian 0-1200
m DPL,dengan struktur tanah sedang sampai berat,dan dapat tumbuh pada tanah
yang kurang subur.Curah hujan 7001.650 mm/tahun,temperature 20-30oc.
Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa
mencapai ketinggian 10 m dan memiliki
Gambar,9.Lamtoro(Leucaena
akar yang cukup dalam.Daunnya kecil-
leucocephala)
bentuknya
lonjong,bunganya
bertangkai.Tanaman
ini
toleran
terhadap
hujan,angin,kekeringan,serta tanah-tanah yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai
pada tanah yang tidak masam (pH 5,5-7,5) dan kurang baik tumbuhnya apabila
tanah masam (pH 4-5,5). Gliricidia mempunyai daya toleransi yang lebih tinggi
terhadap kemasaman tanah, tahan pangkasan dan cepat kembali bertunas sesudah
24
pemangkasan. Kaliandra mempunyai daya adaptasi yang cukup luas tetapi kalah
populer dibandingkan dengan gliricidia. Lamtoro dapat digunakan sebagai
tanaman makanan ternak, tanaman pelindung, mempertahankan kesuburan tanah
dan mencegah erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama dapat
dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat
diulangi 4 bulan sekali. (Anonim 2013)
III. METODE PRAKTEK LAPANG
3.1
Waktu dan Tempat
25
Waktu dan tempat praktek lapang ini dilakukan pada tanggal 6 Juli 2013
bertempat di UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB), Desa Api Api, Kec.
Waru, Kab. Panajam Pasir Utara, Prov.Kalimantan Timur.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan faktor penting hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang
digunakan. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi dan sebagainya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa
digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Obrservasi merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah dengan
metode angket dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peternak yang
ada di lokasi, selain dengan metode angket, kami juga melakukan metode
observasi dengan melihat secara langsung dan merekam segala kejadian di
26
lapangan dan metode wawancara juga dilakukan dalam pembuatan laporan ini
yaitu dengan bertatap langsung dengan peternak dan memberikan sejumlah
pertanyaan. Dalam hal ini yang diteliti adalah breeding ternak dan hijauan,
feeding dan manejemen pengolahan perkandangan, pemeliharaan ternak, tata
laksana ladang, sistem pemeliharaan manejemen hijauan makanan ternak dan
pengolahan pakan ternak.
3.3
3.3.1
Pengolahan Data
Breeding
Hijauan
Proses breeding hijauan pada UPTD PIB ini melalui stek dan rade/
anakan. Bibit juga didatangkan dari berbagai negara misalnya Rumput gajah
Taiwan berasal dari negara Taiwan.
3.3.2 Feeding
Pemberian pakan (feeding) untuk ternak dilakukan setiap hari, baik itu
pakan hijauan maupun konsentrat dengan presentase 70% konsentrat dan 30%
hijauan.
3.3.3 Manajemen Pengolahan
Manajemen Tata Laksana Ladang
Manajemen tata laksana ladang pada UPTD PIB ini dengan menggunakan
traktor dan mengunakn sistem TTOT (tanam tampa olah tanah).
Manajemen Hijauan Makanan Ternak
Manajemen hijauan makanan ternak
dengan
pengembang-biakan
menggunakan anakan dan stek.
Manajemen Pengolahan Pakan Ternak
Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan
diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang
rumput (chopper) sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak
penampungan pakan.
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 HASIL
4.1.1
Profil UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB)
Unit pelaksana teknis daerah pembibitan dan inseminasi buatan dinas
peternakan Kalimantan timur, berawal dari pusat penangkaran rusa pada tahun
1990/1991 berfungsi sebagai pusat penangkaran rusa dan pengembangan hijauan
makanan ternak percontohan kambing dan ayam buras, berdasarkan surat
keputusan gubernur Kalimantan timur nomor 03 tahun 2001 tanggal 24 april
tentang pembentukan struktur organisasi dan tatakerja dinas dinas provinsi
kalimantan timur telah ditetapkan bahwa dinas peternakan mendapatkan
organisasi berupa 2 UPTD. Salah satunya adalah UPTD pembibitan dan
28
inseminasi buatan yang terlatak di Desa Api Api Kecematan Waru Kabupaten
Pasir Utara Kalimantan timur. Untuk mendukang program tersebut pemerintah
pusat telah memberi bantuan memberikan bantuan 4 ekor sapi elite bull 2 simental
dan 2 limosin pada desember 2001 .PIB memiliki luas areal 50 hektar 30 hektar di
gunakan untuk tanaman hijauan ternak dan 15 hektar untuk penangkaran Rusa
selebihnya di gunakan untuk membangun perkantoran, kandang laboratorium dan
gudang serta jalan dan dan ligkungan.
UPTD ini di pimpin oleh bapak Ngurah sebagai kepala UPTD dan di
dukung dengan beberapa orang staf, serta dalam pelaksanaanya PIB memiliki
seorang Dokter Hewan selaku penanggung jawab atas tindakan medis
ternak, selain itu PIB juga memiliki 2 orang ahli di laboratorium IB untuk
memproduksi semen beku, dan di laboratorium velfet untuk memprodusi kapsu
velfet. PIB juga di lengkapi dengan serjana peternakan serta tenaga hari dari
masyarakat local untuk mengatasi hal hal teknis dilapangan maupun pemeliharaan
di kandang.
Fokus pengembangan PIB adalah pengembangan hijaunan, sapi bibit, sapi
bull untuk memproduksi semen beku, rusa, kambing dan ayam buras. Adapun
komoditas lain seperti produksi felvet yang merupakan obat penambah stamina
serta meningkatkan daya seks dan dapat memelihara kesehatan tubuh velfet
terbuat dari ekstrak tanduk rusa, kasiat dari velfet telah teruji dan produk ini telah
membuming di nusantara. Selain itu juga PIB bisa direkomendasikan menjadi
tempat pelatihan peternakan. Karena selain velfet dan semen beku, PIB juga
memproduksi pupuk cair dan pupuk kompos yang merupakan hasil olahan dari
29
limbah ternak sapi, yaitu feses dan urine, hal ini di lakukan untuk kepentingan
keilmuan kemasyarakatan.
Keseriusan PIB dalam membangun peternakan serta menjadi sumber
pengetahuan dan pelatihan ditunjukan dengan adanya beberapa fasilitas umum
seperti mess, penginapan, gedung pelatihan, laboratorium IB dan Lab. Velfet.
Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan ternak PIB memiliki 3 unit kendaraan
yang terdiri dari 1 unit traktor, 1 unit mobil pik up, 1 unit damtruk dan 2 unit
traktor kecil.
Bagi anda yang ingin atau akan mengunjungi PIB dapat
menempuh
berjarak kurang lebih 150km dari kota Samarinda atau 4,5 jam perjalanan darat
dan sekitar 32km dari pelabuhan feri panajam.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Breeding
Hijauan
Proses breeding hijauan pada UPTD PIB ini melalui stek dan rade/ anakan
(pols). Pada PIB ini dikembangbiakan sekitar 5-6 jenis hijauan diantaranya
rumput gajah (Pennisetum Purpureum), rumput gajah Taiwan (Pennisetum
Purpureum), rumput rumput tropis (Brachiaria Humidicola) dan Sorgum
(Sorghum vulgare). Jenis legumenase di antaranya, gamal, Turi ( Sesbania
grandiflora ), dan Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala).
Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols.
Panen pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam
sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60
hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan
30
penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan
tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku
masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak
antar satu pohon ke pohon lain antara 100 ×100cm untuk King Grass dan
sejenisnya, dan 50×50 cm untuk jenis B, humidicola. Waktu penanaman yaitu
permulaan musim hujan. Semua jenis dipanen dengan sistem potong
kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan yang lengkap
dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik. Mengunakan pupuk kandang
dan kimia (Urea, KCL) pada setia 10 hari setelah panen.
4.2.2
Feeding
Feeding merupakan pemberian pakan untuk ternak dimana pemberian
pakan (feeding) untuk ternak dilakukan dengan adlibitum setiap hari, baik itu
pakan hijauan maupun konsentrat dengan presentase 70% konsentrat dan 30%
hijauan. Jenis hijauan yang biasa diberikan yaitu rumput dan legume, pada PIB
ini rumput yang paling banyak dikembangkan adalah rumput gajah, Brachiaria
Humidicola dan king Grass. Sedangkan legum yang dikembangbiakkan adalah
lamtoro, Turi dan gamal. Pakan hijauan yang diberikan meliputi rumput gajah,
rumput alam maupun jerami padi dan tongkol jagung, yang diberikan pada pagi
dan sore hari, setelah pakan konsentratnya diberikan. Untuk memudahkan dan
efektifitas dan Karena letak kebun rumput yang agak jauh dari kandang maka
31
untuk mengangkut rumput tersebut digunakan 1 unit traktor gandengan dan pik
up.
Pakan hijauan diberikan ini tampa terlebih dahulu dicincang dengan
menggunakan mesin pencincang rumput (chopper). Karena cohopper di
maksudkan untuk hijauan yang keras dan di angap tidak mampu dim amah oleh
ternak, Pencincangan ini dimaksudkan untuk mempermudah perenggutan
sekaligus mengurangi hijauan yang terbuang saat perenggutan, sedangkan pakan
konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan pakan.
Adapun pemberian air pada sistem feedlot dilakukan setiap hari pada saat
sanitasi kandang yaitu pagi hari dan penambahan kembali pada sore hari untuk
kebutuhan ternak pada malam hari.
4.2.3
Manajemen Pengolahan
o Tatalaksana ladang ternak
Sistem pengolahan lahan yang ada di PIB ini mengunakan dua cara yaitu,
sistem mekanis dan non mekanis. Sistem mekanis mengumakan traktor untuk
lahan hijauan nongembala, mula mula lahan di land cering dengan mengunaakan
tenaga kerja local, kemudian di lanjutkan dengan ploughing atau pembajakan
dengan mengunakan tenaga traktor, hal ini berbeda untuk lahan gembala lahan
gembala tidak mengunakan traktor atau tidak di ploughing karena alasanya adalah
efisiensi tenaga. Dalam pengelolahan lahan dapat memakan waktu antara 4-5
bulan hal ini tergantung pada medan kerja, teknologi yang di gunakan serta
jumlah tenaga kerja. Sempat kami mengamati di PIB pada waktu yang bersamaan
32
dengan PKL sedang membuka lahan baru seluas 5 hektar dengan tenaga kerja 2
orang.
o Manajemen Hijauan Makanan Ternak
Manajemen
hijauan
makanan
ternak
dengan
pengembang-biakan
menggunakan anakan dan stek. Pengadaan pakan hijauan untuk kebutuhan unit
penggemukan pada PIB ini tidak merupakan kendala, karena PIB juga mengelola
unit pasture. Sebagian besar lahan pasture ditanami rumput gajah sebagai sumber
pakan hijauan dan untuk mencukupi kebutuhan pakan, juga ditanami jenis rumput
alam yang dikombinasikan dengan legum yang dapat dijadikan pakan ternak.
Penyediaan pakan hijauan untuk ternak yang digemukkan dengan sistem
feedlot pada PIB dilakukan setiap hari. Karena letak kebun rumput yang agak jauh
diberi lokasi kandang penggemukan maka untuk mengangkut rumput tersebut
digunakan 2 unit traktor gandengan. Rumput yang telah dipotong diangkut ke
lokasi penggemukan untuk kemudian dicincang dengan menggunakan mesin
pemotong rumput sebelum diberikan kepada ternak.
Pada usaha penggemukan sapi, ketersediaan pakan hijauan yang melimpah
belum dapat menjamin keberhasilan usaha penggemukan. Hal ini disebabkan
karena pakan hijauan tidak dapat mensuplai seluruh zat-zat makanan yang
dibutuhkan oleh ternak. Oleh karena itu, ternak yang dipelihara untuk tujuan
pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat. Disamping
karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga memberikan
pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan.
o Manajemen Pengolahan Pakan Ternak
33
Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan. Yang
teramati bahwa di PIB pakan hijauan tidak di olah atau pun di beri perlakuan
khusus sebelu di berikan pada ternak, hal ini di karenakan beberapa faktor yaitu,
PIB memiliki ketersediaan hijauan yang cukup untuk kebutuhan ternaknya, kedua
teeknologi yang akan di gunakan untuk mengelolah pakan kurang memadahi.
Lazim hijauan di PBI di berikan pada ternak setiap paginya, yaitu hijauan yang
telah di panen sehari sebelumnya. Dari tangan para pengarit hijauan lansung di
bawa kekandang untuk di derikan ke ternak sapi. Setiap harinya PIB memanen
hijauan 4 ton untuk sapi. Belum termasuk legum untuk ternak kambing.
34
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sepanjang pengalaman saat di lapangan praktek hingga ahirnya menyusun
laporan ini, dapat di simpulkan bahwa PIB sangat baik di manfaatkan untuk
tempat pelatihan peternakan, karena disana terdapat unit pemeliharaan sapi, (bibit
dan Bull), rusa, kambing dan unggas serta budidaya HMT. PIB mempunyai tenaga
tenaga ahli dari latarbelakang akademi peternakan serta memiliki fasilitas umum
yang memadai. Dalam pengeelolaan lahan HMT, PIB mengunakan sistem
mekanis dan sistem TTO dan pemeliharaan di lakukan secara berkala setia periode
pemanenan yaitu pemberian pupuk dan penyiangan untuk rumput king grass dan
sejenisnya.
PIB memiliki Luas lahan HMT yaitu 30 hektar, yang di Tanami beberapa
jeni HMT diantaranya Brachiaria Humicola, King Graas, Rumput gajah, sergum,
lamtoro, gamal, dan turi. Jenis hijauan yang banya di budidayakan yaitu
Brachiaria Humidicola karena sebagian BH di rasa mudah dalam penganan dan
diantara ternak yang di pelihara jumlah sapi paling mendominasi jumlahnya.
5.2
Saran.
Sedikit saran untuk pelaksana PKL berikutnya di harapkan dapat
membangun koordinasi lebih intens sebelum berangkat ketempat tujuan PKL agar
tidak terjadi kesalah pahaman. Sebelum PKL di harapkan setiap mahasiswa dapat
mengajukan program kerja agar tidak terjadi miskomunikasi dengan coordinator
dilapangan.
35
DAFTAR PUSTAKA
AAK. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan
Kanisius. 1983.
Annonim. Beralih ke Sapi. http://Sapi2010.wordpress.com/. 2010. Diakses pada tanggal
12 Agustus 2013.
______. Hijauan Pakan Ternak. http://ilmuternakkita.blogspot.com/. 2010. Diakses pada
tanggal 12 Agustus 2013.
______. Livestock. http://livestock.com/. 2011. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2013.
Akoso, B.T. Kesehatan Sapi. Yogyakarta: Kanisius. 1996.
Apik. Jenis Pakan Ternak http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/ . 2011. Diakses
pada tanggal 25 Desember 2012.
Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012.
Diakses pada tanggal 9 Agustus 2013.
Indoagro. Hijauan Pakan Ternak. http://indoagrow.wordpress.com/. 2011. Diakses pada
tanggal 25 Desember 2012.
Kanisius, A. A. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta:
Erlangga. 1983.
Kartadisastra, H.R. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia (Sapi,
Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta: Kanisius. 1997.
Pratomo, B. Cara Menyusun Ransum Ternak. Yogyakarta: Poultry Indonesia 1986.
Reksohadiprodjo, S. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropic. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE. Universitas Gadjah Mada. 1985.
Siregar, S.B. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 1994.
Sumarno, B. Penuntun Hijauan Makanan Ternak. Jawa Tengah: Inspektorat/ Dinas
Peternakan Jawa Tengah. 1998.
Suyitman, dkk. Agrostologi. Padang: Fakultas Peternakan Universitas Andalas. 2003.
Tillman, A.D., Hartadi, H. Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekojo, S.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1991.
36
37
1.1 Latar Belakang
Konsentrasi studi peternakan sekolah tinggi ilmu pertanian (STIPER) telah
menjalankan fungsinya dalam mendidik mahasiswanya dengan berbagai teori
yang diberikan di kampus. Pada kesmpatan ini demi memperkuat teori yang telah
di terima mahasiswa telah di programkan untuk melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL). Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan diharapkan akan
membawa Bapak positif bagi mahasiswa yang menjalaninya, karena di sana
mahasiswa di haruskan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang peternak yang
mempunyai kemampuan teori yang lebih dan akan mendapatkan pengetahuan
tentang teknis lapangan serta segudang pengalaman menarik dalam hal berternak.
UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB)
UPTD PIB merupakan wadah pelatihan dan sumber pengetahuan
peternakan, yang meyediakan berbagai macam bentuk kegiatan pemeliharaan
ternak dan pemeliharaan hiajauan makanan ternak. Diantaranya pemeliharaan
rusa, ayam buras, sapi pejantan unggul (bull), sapi bibit, kambing dan budi daya
HMT, dalam pelaksanaanya, PIB dikelola oleh orang - orang yang ahli dalam
bidang peternakan dan siap berbagi ilmunya kepada kelompok sosial yang ingin
mencari informasi serta pengetahuan. PIB sangat baik dijadikan tempat pelatihan,
hal ini ditunjukan dengan silih bergantinya siswa dan mahasiswa yang
melaksanakan praktek kerja lapangan di PIB.
Pentingnya Hijauan Makanan Ternak (HMT)
1
HMT merupakan salah satu pakan ternak yang sangat di butuhkan dan
besar manfaatnya bagi kehidupan dan populasi ternak, oleh karena itu HMT
sebagai salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung
peternakan,
terutama
bagi
peternakan
ruminansia
yang
setiap
harinya
membutuhkan banyak hijauan, telah di ketahui bersama bahwa untuk menunjang
usaha peternakan maka diperlukan manajemen pakan yang baik, itu sebabnya
biaya pakan dalam usaha ternak lebih besar dari pada biaya lainnya.
Demi ketersediaan HMT yang tetap sapanjang tahun maka diperlukan
budidaya HMT, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau
pengalakan cara pengolahan penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian
kekurangan
kekurangan akan HMT dapat di atasi sehingga nantinya dapat
mendukung usaha peternakan yang akan di lakukan. Dalam mengusahakan HMT
utntuk mendaptkan produksi HMT yang tinggi maka perlu di usahakan secara
maksimal melalui pemilihan lokasi, jenis HMT, penanaman, pemupukan hingga
pemanenan.
1.2 Tujuan PKL
2
Adapun tujuan dalam praktek kerja lapangan ini yaitu:
1. Untuk menggetahui manajemen pemeliharaan HMT
2. Untuk mengetahui proses pengolahan HMT
3. untuk mengetahui tatalaksana ladang ternak
1.3 Manfaat PKL
Adapun manfaat dari PKL kali ini, yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan
merasakan hal – hal yang mungking belum di dapat di ruang kelas
1. Dapat mengetahui hal hal teknis terkait manajemen pengolahan lading
ternak
2. Dapat menerima dan memberi informasi mengenai HMT
3. Mahasiswa dapat berinofasi dan berkreatif berdasarkan pengetahuannya
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Pengolahan Ladang Ternak
Agar mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap budi daya tanaman
makanan ternak perlu perlakuan
pengelolaan yang baik dan cepat untuk
mendapatkan pertumbuhan, produksi dan mutu tanaman yang tinggi. Pengelolaan
3
ini mulai dari pemilihan lokasi, pemilihan bibit sebagai bahan penanaman,
pengolahan tanah dan penanaman.
2.1. Pemilihan lokasi
Dalam menentukan tempat atau lokasi yang hendak dipakai sebagai areal
penanaman hijauan, baik sebagai produksi potongan ataupun penggembalaan,
sebaiknya di pilih lokasi yang memiliki kemiringan kurang dari 600 karena akan
membahayakan keselamatan ternak dan peternak.
2.2. Pemilihan bibit dan bahan penanaman
Pemilihan bibit sekiranya sesuai dengan lingkungan setempat, mudah
dikembangkan dan dikelola dan kemungkinan bisa memberikan produksi yang
lebih tinggi. Sedangkan bahan penanaman yang umum dipergunakan sebagai bibit
ialah biji, pols dan stek.
2.3. Pengolahan tanah dan penanaman
Maksud pengolahan tanah yaitu untuk mempersiapkan media tumbuh yang
optimal bagi suatu tamanan dan umumnya dilakukan pada akhir musim kemarau.
Sedangkan tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing,
pembajakan dan penggaruan.
a.
Membersihkan areal (Land-clearing)
Bermaksud membersihkan areal dari pepohonan, semak-semak dan
alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya dengan mempertimbangkan beberapa
jenis pepohonan sebagai pelindung, peneduh dan pencegah erosi.
b. Pembajakan (Ploughing)
4
untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah sehingga
mempercepat proses mineralisasi bahan-bahan organik.
c.
Penggemburan (Harrowing)
Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk menghancurkan
bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah, sekaligus membersihkan
sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.
Penanaman dimulai pada awal musim penghujan, segera setelah tanah itu
selesai diolah dengan sempurna. Hijauan yang ditanam dengan syarat
produktivitas persatuan luas cukup tinggi, nilai palatabilitasnya cukup baik,
toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat beradaptasi dengan tanah dan
iklim setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai gizinya cukup tinggi
(Suyitman, 2003).
Tanah akan mempengaruhi padang rumput sesuai dengan kandungan
humusnya, kompenen zat gizinya seperti keseimbangan nitrogen, kadar pospat
yang tersedia serta unsur-unsur renik seperti tembaga dan seng. Misalnya bila
kadar nitrogen tanah rendah, maka kandungan nitrogen padang rumput akan
rendah dan rumput akan tumbuh lambat (Reskohadiprodjo, 1985).
2.2
Sistem Pemeliharaan Hijauan Makanan Ternak
Tanaman yang berkualitas tinggi selain dari tata laksana ladangnya, yang
harus
diperhatiakan
pemeliharaan
adalah
diantaranya
pelaksanaan
dengan
cara
pemeliharaannya.
pemberantasan
Pelaksanan
siangan
(weeds),
pendangiran dan pemupukan ulangan. Siangan yang tumbuh berupa rumput-
5
rumput liar atau tanaman-tanaman penganggu disingkirkan. Pendangiran
dilakukan guna untuk menggemburkan kembali tanah yang menjadi padat akibat
terjadinya hujan lebat. Pemupukan ulang berarti memberikan kembali pupuk atau
zat-zat makan dalam tanah yang hilang pada tanaman agar perkembangannya
semakin baik dan juga memperbaiki struktur tanah tersebut (Edo, 2012).
Perlakuan pemupukan dapat diberikan setelah penanaman, seperti
pemberian N, P dan K bersamaan setelah tanam, sedangkan untuk pupuk N seperti
pupuk urea dapat diberikan 15-20 hari setelah tanam selain itu juga dapat
digunakan pupuk kandang. Pada tanaman penghasil hijauan pupuk nitrogen
dibutuhkan dalam perbandingan yang lebih tinggi dibandingkan dari penghasil
biji. Pupuk P dan K dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberantasan
hama dapat secara mekanis, ditangkap dengan tangan atau pakai jala, sedangkan
pemberantasan penyakit dengan penyemprotan fungisida atau membongkar dan
membuang tanaman yang diserang penyakit (Pratomo, 1986).
Setelah melakukan peremajaan, selanjutnya tanaman dipotong mengambil
bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia ataupun
oleh renggutan ternak itu sendiri sewaktu digembalakan yang disebut defoliasi.
Defoliasi dilakukan pada saat akhir vegetatif atau menjelang berbunga
(Edo,2012).
Kesuburan tanah akan merosot jika tanah tersebut sering ditanami dan
tidak pernah diberi pupuk. Agar peternak memperoleh produksi hijauan secara
kontinyu, maka salah satu jalan yang harus ditempuh ialah memperbaiki keadaan
tanah dengan jalan pendangiran, pemupukan dan pemanenan yang tepat. Hijauan
6
bisa dipupuk dengan pupuk buatan ataupun pupuk organik seperti pupuk kandang
ataupun pupuk kompos (Kartadisastra, 1997).
2.3
Jenis Hijauan
Hijauan adalah semua bentuk bahan pakan yang berasal dari tanaman atau
rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong
dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996).
Hijauan adalah segala bahan makanan yang tergolong pakan kasar yang
berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijau yang
meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif,
utamanya sebagai sumber makanan ternak ruminansia (Reksohadiprodjo, 1985).
Hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan
yang tak tercerna, relatif tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ternak ruminansia
membutuhkan sejumlah serat kasar dalam ransumnya agar proses pencernaan
berjalan secara lancar dan optimal. Sumber utama dari serat kasar itu sendiri
adalah hijauan (Siregar 1994).
Seperti diketahui secara umum, ternak tidak dapat melangsungkan
kehidupannya tanpa adanya asupan pakan. Produktivitas ternak tinggi jika asupan
pakannya seimbang yakni tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas
pakan. Pakan memiliki peran yang penting bagi ternak, baik bagi pemenuhan
kebutuhan hidup pokok, bunting, laktasi, produksi (telur, daging dan susu)
maupun untuk kepentingan kesehatan ternak yang bersangkutan. Karena ternak
jika salah diberi pakan juga dapat menimbulkan penyakit yang merugikan bagi
7
ternak dan peternak. Jenis pakan yang umumnya diberikan pada ternak adalah
hijauan dan konsentrat (Kanisius, 1983).
Salah satu jenis pakan ternak yaitu hijauan segar. Hijauan segar
merupakan bahan pakan ternak yang diberikan pada ternak dalam bentuk segar,
baik dipotong dengan bantuan manusia atau langsung disengut langsung oleh
ternak dari lahan hijauan pakan ternak. Hijauan segar umumnya terdiri dari daundaunan yang berasal dari rumput-rumputan (Gramineae) dan tanaman biji-bijian
atau kacang-kacangan (Leguminosa) (AAK, 1983).
2.3.1 Rumput (Gramineae)
Rumput merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat tumbuh,
yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan,
tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun
membelit (Siregar, 1994).
Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput
potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan
adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi,
tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan serta responsif terhadap
pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum perpureum,
Pannicum Maximum, Euchlaena Mexicana, Setaria Sphacelata, Pannicum
Coloratum dan Sudan grass (AAK, 1983).
Rumput gembala merupakan jenis rumput yang memiliki ciri-ciri antara
lain : tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon, tahan terhadap renggutan atau
injakan, memiliki perakaran yang kuat dan tahan kekeringan. Termasuk kelompok
8
ini antara lain: Brachiaria brizhantha, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica,
Brachiaria Humidicola, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Choris
gayana, African star grass (Cynodon plectostachyrus) (AAK, 1983).
2.3.2 Legum (Leguminosae)
Legum yaitu tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupukupu. Hijauan pakan jenis leguminosa (polong-polongan) memiliki sifat yang
berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca
dan P. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai
nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan
berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara,
itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral
yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah.
Contohnya:
Kaliandra
(Calliandra
callothyrsus),
Siratro
(Macroptilium
antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca),
Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania Grandivora) (Tillman.dkk, 1991).
Di UPTD PIB API API terdapat ± 6 jenis hijuan, yang sempat kami lihat
secara fisik diantaranya Rumput gajah (Pennisetum Purpureum), king graas,
Taiwan Graas, Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca), Turi
(Sesbania Grandivora).
a. Rumput gajah (Pennisetum Purpureum)
Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di indonesia,
mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, napier grass, uganda
grass dan rumput gajah. Rumput ini berasal dari Afrika dan Tropika. Rumput
9
gajah merupakan tanaman tahunan (parennial),
tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki
rhizoma yang
pendek, perakaran cukup dalam, tinggi tanaman
Gambar, 1.Rumput gajah
(Pennisetum Purpureum)
dapat mencapai 3-4, 5 meter dan apabila dibiarkan
tumbuh bebas dapat setinggi 7 meter. Panjang
daun 30-120 cm dan lebar daun 10-50 mm. Pelepah daun berbulu dengan dasar
bonggol yang berbulu. Batang tebal dan keras pada yang telah tua. Tipe bunga
berbentuk spike (bulir) dengan panjang panicle 10-30 cm dan lebarnya 15-30 mm.
Warna bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan. Butiran dikelilingi oleh
bulu-bulu yang kaku dan pendek (Apik, 2012).
Tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah yang
dalam, berstruktur lemah, subur dan drainase yang baik. Tanaman ini merupakan
tanaman hari pendek yang tidak akan tumbuh apabila tanaman tersebut ternaungi
dan akan tumbuh dengan sangat baik apabila mendapat cahaya penuh (Indoagro,
2011).
Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols.
Panen pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam
sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60
hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan
penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan
tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku
masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak
10
antar satu pohon ke pohon lain antara 70×70 cm atau 70×100 cm. Waktu
penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen
dengan sistem potong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan
yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik.
Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika,
varietas Hawai dan varietas Taiwan. Rumput gajah Taiwan ini termasuk spesies
terbaik. Varietas lainnya seperti Afrika dan Hawai memiliki karesteristik yang
berbeda dimana varietas Afrika yang ditandai dengan batang dan daun yang kecil,
tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan
rumput varietas hawai, sedangkan varietas Hawai ditandai dengan batang dan
daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi
dan berbunga.
b. Brachiaria humidicola
Tanaman rumput tahunan yang mempunnyai banyak stolon dan rizoma
dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Batang vegetatif prostrate pada
bagian bawah dimana dibentuk akar dari buku yang lebih bawah. Helai daun lebar
5-16 mm, dan panjang sampai 25 cm. Tangkai bunga tegak, tinggi 20-60 cm.
Inflorescence panjang 7-12 cm, dengan 2-5 tandan, kelompok bunga berbulu.
11
Gambar, 2. BH. (Brachiaria Humidicola)
Ditanam untuk padang gembala
permanen dan sebagai penutup
tanah untuk menahan erosi dan
gulma. Dapat digunakan sebagai
hay dan untuk menekan nematoda
pada sistem tanaman pangan,
(ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
B. humidicola tumbuh sangat agresif dan mencegah spesies lain tumbuh
sehingga sangat berguna pada penanaman padang gembala di daerah tropis
lembab karena dapat menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar. Untuk alasan
yang sama, tanaman ini tidak cocok ditanam dengan hampir semua jenis legum,
tetapi dapat tumbuh baik bersama legum seperti Desmodium heterophyllum , D.
heterocarpon subsp, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
Ekologi
Tumbuh pada beragam janis tanah mulai dari tanah sangat asam tidak
subur (pH 3,5), tanah dengan Alumunium tinggi, tanah liat berat merekah, sampai
tanah pasir berbatu pH tinggi. Kebutuhan Ca rendah. Tahan terhadap tanah
berpengairan buruk dan sering ditemukan pada tanah liat basah musiman, curah
hujan yang dibutuhkan1000-4000 mm tahunan dengan suhu tropis ketingian
1000m dan dataran rendah pada lintang 27o . Tumbuh terbaik pada sinar matahari
penuh tetapi daya tahan naungan sedang, Kurang tahan naungan dibanding
Stenotaphrum secundatum, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
12
Perkembangan reproduksi
B. humidicola biasanya berbunga pada tengah musim panas dan berbunga
dengan lebat pada garis lintang >10o.
Penggembalaan/pemotongan
Tumbuh paling baik dibawah kondisi penggembalaan sedang sampai berat
karena kemampuan tumbuh stolon yang sangat kuat, memberi penutupan tanah
yang baik meski dibawah kondisi penggembalaan berat. Dibawah kondisi
penggembalaan ringan, lapisan daun dan batang yang tebal akan membentuk
tumpukan hjjauan berkualitas rendah, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).
Penanaman
B. humidicola tumbuh dengan cepat dengan potongan batang (stek) yang
ditanam dengan jarak 1m x 1m. Juga dapat ditanam dengan menyebarkan stolon
diatas tanah yang sudah disiapkan kemudian ditutup sedikit secara merata.
Dapat ditanam dengan biji 2-8 kg/ha (tergantung pada persentasi
germinasi). Paling baik bila ditanam pada bedengan yanag sudah disiapkan
dengan baik kemudian ditutupi sedikit dengan merata, (Miles, J.W., Maass, B.L.
and do Valle, C.B. (eds)1996)
13
Nilai nutrisi
Nilai nutrisi baik (PK 5-17%) mengingat rendahnya kesuburan tanah
dimana tanaman ini tumbuh. Kecernaan berkisar dari 48-75%. Biasanya kualitas
lebih rendah dibanding spesies Brachiaria yang lain (B. decumbens , B. brizantha
atau B. ruziziensis ) dengan kecernaan menurun dengan cepat bila tidak
digembalai.
Palatabilitas sedang dan langsung dimakan ternak ketikan tanaman
dipertahankan tetap rendah dan banyak daun, palatabilitas dapat menjadi rendah
ketika ditanam pada tanah asam tidak subur karena helai daun menjadi sangat
berserat dan berpigmen tinggi, (Miles, J.W., Maass, B.L. and do Valle, C.B.
(eds)1996).
Potensi produksi
Produksi BK dipegaruhi sangat kuat oleh kesuburan tanah dan berkisar
sekitar 7-34 ton/ha/tahun. Dapat memberikan kenaikan berat badan yang tinggi
per hektar karena tanaman ini dapat menahan tingkat penggembalaan yang tinggi.
Di Panama, padang gembala murni digembalai dengan 4 ekor/ha, memberikan
kenaikan berat badan 0,32 kg/ekor/hari dan 501 kg/ha/tahun sementara dengan
Pueraria phaseoloides , kenaikan berat badan ternak adalah 0,38 kg/ekor/hari dan
585 kg/ha/tahun. Didaerah tropis lembab di Vanuatu, ternak digembalakan pada
padang gembala rumput koroniva/legum mendapat kenaikan berat badan 0,74,
14
0,68 dan 0,55 kg/ekor/hari pada tingkat penggembalaan masing-masing 2, 2,5 dan
3,5 ekor/ha, selama masa penggembalaan 2 tahun, (Schultze-Kraft, R. and Teitzel,
J.K. 1992).
Produksi biji
Biji dapat dipanen tangan. Panen dapat mencapai sekitar 200-300 kg/ha.
Biji mungkin dorrman selama 9 bulan dan harus disimpan dalam suhu rendah dan
kondisi kelembaban rendah untuk mencegah
penurunan kualitas biji, yang bisa sangat parah.
Pembentukan bunga terbatas dan produksi biji
rendah pada garis lintang rendah, (SchultzeKraft, R. and Teitzel, J.K. 1992)
Gambar,3.Biji
B.Humidicola
Keunggulan
o Tumbuh baik pada tanah tidak subur.
o Mudah ditanam dan menyebar dengan cepat dengan potongan batang.
o Kemampuan sangat baik untuk menekan gulma.
o Tetap menutup tanah dengan baik dibawah kondisi penggembalaan berat.
o Daya tahan memadai terhadap spittlebugs.
15
o Kenaikan berat badan per ha tinggi karena kemampuannya untuk
mendukung tingkat penggembalaan yang tinggi.
Keterbatasan
o Tidak disukai ternak, terutama domba.
o Sulit mempertahankan legum yang ditanam bersama.
o Memerlukan
penggembalaan/pemotongan
yang
sering
untuk
mempertahankan kualitas.
o Rentan terhadap penyakit karat.
o Kualitas lebih rendah dibanding Brachiaria spp lain.
c. Rumput Raja (Pennisetum purpureum Schumach)
Rumput Raja adalah salah satu jenis dari Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum Schumach) yang ada di Indonesia. Rumput ini adalah jenis rumput
baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara
16
pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan
pennisetum tydoides.
Batang dan daunnya berukuran paling
besar dibandingkan dengan rumput lainnya, oleh
karena itu disebut sebagai King Grass. Rumput
Gambar, 4. King Grass
Raja memiliki batang yang keras dengan daun
berbulu kasar serta memiliki bercak berwarna
hijau muda. Produktivitas Rumput Raja jauh lebih tinggi dari rumput-rumput
unggulan lainnya, serta mempunyai kandungan zat makanan yang cukup bergizi.
Menurut hasil penelitian, didapat data sebagai berikut :
o Produksi hijauan segar : 1076 Ton/ha/tahun
o
Produksi bahan kering :
110 Ton/ha/tahun
o Prosentase perbandingan batang dan daun pada hijauan segar = 48 : 52
o Prosentase perbandingan batang dan daun pada bahan kering = 32 : 68
Sedangkan kandungan zat makanan yang ada dalam Rumput Raja adalah :
Protein
Lemak
NDF
Abu
17
Ca
P
kasar
13,5%
3,5 %
59,7%
18,6%
0,37%
0,35%
Table, 1. Kandungan zat makanan king Grass
Rumput Raja mudah ditanam di segala kondisi tanah, mulai dari dataran
rendah hingga dataran tinggi. Rumput Raja menyukai tanah subur dan curah
hujan yang merata sepanjang tahun. Akan tetapi, untuk penanaman skala besar,
tetap harus memperhitungkan beberapa faktor sbb :
Sumber air, karena air merupakan salah faktor yang sangat vital pada saat
masa pertumbuhan Rumput Raja. Dengan adanya saluran air, juga
mempermudah penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran
pembuangan.
Kondisi Tanah, agar sesuai dengan keperluan petumbuhan Rumput Raja.
Untuk PH tanah yang terlalu “asam” (PH dibawah 7) dapat ditambahkan
kapur, sedangkan untuk pH tanah terlalu “basa” (PH diatas 7) dapat
digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).
Topografi, penting untuk perencanaan pengolahan lahan dan sistem
penanaman rumput. Pada kemiringan tanah diatas 18 0 sudah tidak efektif
lagi untuk penanaman. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan
tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan
upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.
18
Penyiapan Bibit Rumput Raja
Rumput Raja ditanam dengan menggunakan :
o Stek, yang dipotong-potong dengan ukuran panjang 25 cm atau dipilih
yang memiliki jumlah “mata” minimal 2 buah.
o Rumpun anakan (sobekan akar /pols), pilih yang sudah mempunyai
tinggi sekitar 20 – 25 cm.
Bibit ditanam dengan jarak tanam : 60 x 100 cm, dengan 2 stek setiap lubangnya.
Dengan
demikian
kebutuhan
bibit
rumput
perkiraan
dalam
hamparan tanah seluas 1 hektar adalah
: (10.000m2 / 0,60) x 2 stek = 33,332
stek. Apabila rata-rata 1 kg bibit
rumput = 15 stek, maka perkiraan
Gambar,5. Stek King Grass
kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg. Tujuh hari setelah penanaman,
alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan pennggantian
apabila terdapat stek atau pols yang mati.
Perawatan Rumput Raja
19
Perawatan dilakukan dengan cara : Pendangiran/penyiangan,yaitu
membersihkan tanamanan liar dan penggemburan tanah disekitarnya atau
langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar
rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut.
Pemupukan Rumput Raja
Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu
menggunakan urea dengan dosis 50 kg/ha. Selanjutnya pemupukan dilakukan ± 34 kali per tahunnya, dan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama.
Pemotongan (defoliasi) Rumput Raja
Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan
sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan
merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan
sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong
sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah.
Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang
mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan
mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.
Peremajaan Rumput Raja
20
Peremajaan rumput dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4
tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya.
Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama
ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka
rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan rumput potongan tetap
tersedia, (Anonim 2013 acres-wild.com).
d. Taiwan Grass
Taiwan: Cukup raksasa, dapat mencapai 4 -5 meter. Kultivar ini yang disenangi
dan dianjurkan oleh BIB Lembang untuk
ditanam.
Batangnya
lunak,
daun
lebar
berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik.
Ciri ciri lain adalah pada batang muda
pangkal batangnya bawah yang dekat ke
tanah berwarna kemerah merahan. Namun
beberapa rekan peternak di Lembang kurang
menyukai kultivar ini karena lunaknya
Gambar,7. Taiwan Grass
batang tersebut sehingga cenderung mudah roboh apabila diterpa angin kencang.
Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi
pemupukan dan pemeliharaan optimal. Selain itu, Taiwan (juga King Grass)
membutuhkan air yang cukup banyak. Pengamatan kami, produksi per rumpun
bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.
Cara perawatan dan penaganan rumput ini sama seperti rumput gajah dan king
grass, (Anonim 2013)
21
N
P
K
Ca
Mg
S
10-30kg
2-3kg
30-50kg
3-6kg
2-3kg
2-3kg
Table, 2. Kandungan nutrien setiap ton bahan keringTaiwan Grass
e. Gamal
a.
Gamal berasal dari Amerika Tengah dan Brazilia yang beriklim kering.
tumbuhan ini telah lama dibudidayakan dan bernaturalisasi di wilayah
tropika Meksiko, Amerika Tengah, dan bagian utara
Amerika
Selatan,
sampai
pada
ketinggian 1.500 m. Jenis ini juga
telah diangkut kewilayah Karibia
dan kemudian
Gambar, 7. gamal
ke Afrika Barat,
Ia di introduksikan ke Filipina oleh orang
Spanyol pada awal tahun 1600-an, dan ke Sri Lanka dalam abad ke-18l dari sana
tumbuhan ini mencapai negara Asia lain, termasuk Indonesia (kira-kira tahun
1900), Malaysia, Thailand dan India. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia
untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah
Medan. Gamal berbentuk pohon,semak, daun majemuk bersirip ganjil,bunga
berbentuk malai, lukar dari ketiak daun,bunga berwarna merah jambu, buah
polongan,akar cukup dalam.
22
Fungsi tanaman: tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan
erosi. Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun biji. Gamal ditanam
sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup.
Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia
di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil
biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik
berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter
batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm
sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 –
5m tergantung kebutuhan, (Anonim 2013).
BK
PK
SK
ABU
29,1
23
20,7
20,7
Tabel ,3. Kandungan Nutrien Gamal
Ca
7600
P
76,000
CP
55,3
f. Turi (Sesbania Glandifora)
Berasal dari daerah Srilangka.Tumbuh pada dataran rendah sampai dataran
tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000
mm/tahun.Termasuk
sejenis
tanaman
semak.Di Indonesia banyak ditanam di
pematang sawah. Sifat khusus dari tanaman
turi adalah pertumbuhannya yang begitu
a. Gambar,
8.
Turi
(sesbania glandifora)
cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10
meter, dan bunga besar berbentuk seperti
kupu-kupu berwarna merah muda,putih atau ungu. Berdaun keci-kecil dan
23
bulat,buahnya berbentuk polong yng panjang.Turi dapat beradaptasi pada tanah
asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah
yang tergenang air. Digunakan sebagai makanan ternak karena :
-
Merupakan
sumber
vitamin,terutama
pro
vitamin A,Vitamin
B,C,E.
- sumber mineral,terutama Ca,dan P.
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi
daun turi terdiri atas:
PK
EK(KKAL/G
SDN(%
LIGNIN(%
ABU(%
)
)
)
)
27
4.825
24,4
2,7
7,5
Tabet, 4. Komposisi zat gizi daun turi
g. Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)
Ca(%)
P (%)
1,5
0,4
Berasal dari amerika tengah dan Selatan.Tumbuh pada ketinggian 0-1200
m DPL,dengan struktur tanah sedang sampai berat,dan dapat tumbuh pada tanah
yang kurang subur.Curah hujan 7001.650 mm/tahun,temperature 20-30oc.
Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa
mencapai ketinggian 10 m dan memiliki
Gambar,9.Lamtoro(Leucaena
akar yang cukup dalam.Daunnya kecil-
leucocephala)
bentuknya
lonjong,bunganya
bertangkai.Tanaman
ini
toleran
terhadap
hujan,angin,kekeringan,serta tanah-tanah yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai
pada tanah yang tidak masam (pH 5,5-7,5) dan kurang baik tumbuhnya apabila
tanah masam (pH 4-5,5). Gliricidia mempunyai daya toleransi yang lebih tinggi
terhadap kemasaman tanah, tahan pangkasan dan cepat kembali bertunas sesudah
24
pemangkasan. Kaliandra mempunyai daya adaptasi yang cukup luas tetapi kalah
populer dibandingkan dengan gliricidia. Lamtoro dapat digunakan sebagai
tanaman makanan ternak, tanaman pelindung, mempertahankan kesuburan tanah
dan mencegah erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama dapat
dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat
diulangi 4 bulan sekali. (Anonim 2013)
III. METODE PRAKTEK LAPANG
3.1
Waktu dan Tempat
25
Waktu dan tempat praktek lapang ini dilakukan pada tanggal 6 Juli 2013
bertempat di UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB), Desa Api Api, Kec.
Waru, Kab. Panajam Pasir Utara, Prov.Kalimantan Timur.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan faktor penting hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang
digunakan. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi dan sebagainya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa
digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Obrservasi merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah dengan
metode angket dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peternak yang
ada di lokasi, selain dengan metode angket, kami juga melakukan metode
observasi dengan melihat secara langsung dan merekam segala kejadian di
26
lapangan dan metode wawancara juga dilakukan dalam pembuatan laporan ini
yaitu dengan bertatap langsung dengan peternak dan memberikan sejumlah
pertanyaan. Dalam hal ini yang diteliti adalah breeding ternak dan hijauan,
feeding dan manejemen pengolahan perkandangan, pemeliharaan ternak, tata
laksana ladang, sistem pemeliharaan manejemen hijauan makanan ternak dan
pengolahan pakan ternak.
3.3
3.3.1
Pengolahan Data
Breeding
Hijauan
Proses breeding hijauan pada UPTD PIB ini melalui stek dan rade/
anakan. Bibit juga didatangkan dari berbagai negara misalnya Rumput gajah
Taiwan berasal dari negara Taiwan.
3.3.2 Feeding
Pemberian pakan (feeding) untuk ternak dilakukan setiap hari, baik itu
pakan hijauan maupun konsentrat dengan presentase 70% konsentrat dan 30%
hijauan.
3.3.3 Manajemen Pengolahan
Manajemen Tata Laksana Ladang
Manajemen tata laksana ladang pada UPTD PIB ini dengan menggunakan
traktor dan mengunakn sistem TTOT (tanam tampa olah tanah).
Manajemen Hijauan Makanan Ternak
Manajemen hijauan makanan ternak
dengan
pengembang-biakan
menggunakan anakan dan stek.
Manajemen Pengolahan Pakan Ternak
Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan
diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang
rumput (chopper) sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak
penampungan pakan.
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 HASIL
4.1.1
Profil UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB)
Unit pelaksana teknis daerah pembibitan dan inseminasi buatan dinas
peternakan Kalimantan timur, berawal dari pusat penangkaran rusa pada tahun
1990/1991 berfungsi sebagai pusat penangkaran rusa dan pengembangan hijauan
makanan ternak percontohan kambing dan ayam buras, berdasarkan surat
keputusan gubernur Kalimantan timur nomor 03 tahun 2001 tanggal 24 april
tentang pembentukan struktur organisasi dan tatakerja dinas dinas provinsi
kalimantan timur telah ditetapkan bahwa dinas peternakan mendapatkan
organisasi berupa 2 UPTD. Salah satunya adalah UPTD pembibitan dan
28
inseminasi buatan yang terlatak di Desa Api Api Kecematan Waru Kabupaten
Pasir Utara Kalimantan timur. Untuk mendukang program tersebut pemerintah
pusat telah memberi bantuan memberikan bantuan 4 ekor sapi elite bull 2 simental
dan 2 limosin pada desember 2001 .PIB memiliki luas areal 50 hektar 30 hektar di
gunakan untuk tanaman hijauan ternak dan 15 hektar untuk penangkaran Rusa
selebihnya di gunakan untuk membangun perkantoran, kandang laboratorium dan
gudang serta jalan dan dan ligkungan.
UPTD ini di pimpin oleh bapak Ngurah sebagai kepala UPTD dan di
dukung dengan beberapa orang staf, serta dalam pelaksanaanya PIB memiliki
seorang Dokter Hewan selaku penanggung jawab atas tindakan medis
ternak, selain itu PIB juga memiliki 2 orang ahli di laboratorium IB untuk
memproduksi semen beku, dan di laboratorium velfet untuk memprodusi kapsu
velfet. PIB juga di lengkapi dengan serjana peternakan serta tenaga hari dari
masyarakat local untuk mengatasi hal hal teknis dilapangan maupun pemeliharaan
di kandang.
Fokus pengembangan PIB adalah pengembangan hijaunan, sapi bibit, sapi
bull untuk memproduksi semen beku, rusa, kambing dan ayam buras. Adapun
komoditas lain seperti produksi felvet yang merupakan obat penambah stamina
serta meningkatkan daya seks dan dapat memelihara kesehatan tubuh velfet
terbuat dari ekstrak tanduk rusa, kasiat dari velfet telah teruji dan produk ini telah
membuming di nusantara. Selain itu juga PIB bisa direkomendasikan menjadi
tempat pelatihan peternakan. Karena selain velfet dan semen beku, PIB juga
memproduksi pupuk cair dan pupuk kompos yang merupakan hasil olahan dari
29
limbah ternak sapi, yaitu feses dan urine, hal ini di lakukan untuk kepentingan
keilmuan kemasyarakatan.
Keseriusan PIB dalam membangun peternakan serta menjadi sumber
pengetahuan dan pelatihan ditunjukan dengan adanya beberapa fasilitas umum
seperti mess, penginapan, gedung pelatihan, laboratorium IB dan Lab. Velfet.
Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan ternak PIB memiliki 3 unit kendaraan
yang terdiri dari 1 unit traktor, 1 unit mobil pik up, 1 unit damtruk dan 2 unit
traktor kecil.
Bagi anda yang ingin atau akan mengunjungi PIB dapat
menempuh
berjarak kurang lebih 150km dari kota Samarinda atau 4,5 jam perjalanan darat
dan sekitar 32km dari pelabuhan feri panajam.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Breeding
Hijauan
Proses breeding hijauan pada UPTD PIB ini melalui stek dan rade/ anakan
(pols). Pada PIB ini dikembangbiakan sekitar 5-6 jenis hijauan diantaranya
rumput gajah (Pennisetum Purpureum), rumput gajah Taiwan (Pennisetum
Purpureum), rumput rumput tropis (Brachiaria Humidicola) dan Sorgum
(Sorghum vulgare). Jenis legumenase di antaranya, gamal, Turi ( Sesbania
grandiflora ), dan Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala).
Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols.
Panen pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam
sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60
hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan
30
penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan
tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku
masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak
antar satu pohon ke pohon lain antara 100 ×100cm untuk King Grass dan
sejenisnya, dan 50×50 cm untuk jenis B, humidicola. Waktu penanaman yaitu
permulaan musim hujan. Semua jenis dipanen dengan sistem potong
kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan yang lengkap
dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik. Mengunakan pupuk kandang
dan kimia (Urea, KCL) pada setia 10 hari setelah panen.
4.2.2
Feeding
Feeding merupakan pemberian pakan untuk ternak dimana pemberian
pakan (feeding) untuk ternak dilakukan dengan adlibitum setiap hari, baik itu
pakan hijauan maupun konsentrat dengan presentase 70% konsentrat dan 30%
hijauan. Jenis hijauan yang biasa diberikan yaitu rumput dan legume, pada PIB
ini rumput yang paling banyak dikembangkan adalah rumput gajah, Brachiaria
Humidicola dan king Grass. Sedangkan legum yang dikembangbiakkan adalah
lamtoro, Turi dan gamal. Pakan hijauan yang diberikan meliputi rumput gajah,
rumput alam maupun jerami padi dan tongkol jagung, yang diberikan pada pagi
dan sore hari, setelah pakan konsentratnya diberikan. Untuk memudahkan dan
efektifitas dan Karena letak kebun rumput yang agak jauh dari kandang maka
31
untuk mengangkut rumput tersebut digunakan 1 unit traktor gandengan dan pik
up.
Pakan hijauan diberikan ini tampa terlebih dahulu dicincang dengan
menggunakan mesin pencincang rumput (chopper). Karena cohopper di
maksudkan untuk hijauan yang keras dan di angap tidak mampu dim amah oleh
ternak, Pencincangan ini dimaksudkan untuk mempermudah perenggutan
sekaligus mengurangi hijauan yang terbuang saat perenggutan, sedangkan pakan
konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan pakan.
Adapun pemberian air pada sistem feedlot dilakukan setiap hari pada saat
sanitasi kandang yaitu pagi hari dan penambahan kembali pada sore hari untuk
kebutuhan ternak pada malam hari.
4.2.3
Manajemen Pengolahan
o Tatalaksana ladang ternak
Sistem pengolahan lahan yang ada di PIB ini mengunakan dua cara yaitu,
sistem mekanis dan non mekanis. Sistem mekanis mengumakan traktor untuk
lahan hijauan nongembala, mula mula lahan di land cering dengan mengunaakan
tenaga kerja local, kemudian di lanjutkan dengan ploughing atau pembajakan
dengan mengunakan tenaga traktor, hal ini berbeda untuk lahan gembala lahan
gembala tidak mengunakan traktor atau tidak di ploughing karena alasanya adalah
efisiensi tenaga. Dalam pengelolahan lahan dapat memakan waktu antara 4-5
bulan hal ini tergantung pada medan kerja, teknologi yang di gunakan serta
jumlah tenaga kerja. Sempat kami mengamati di PIB pada waktu yang bersamaan
32
dengan PKL sedang membuka lahan baru seluas 5 hektar dengan tenaga kerja 2
orang.
o Manajemen Hijauan Makanan Ternak
Manajemen
hijauan
makanan
ternak
dengan
pengembang-biakan
menggunakan anakan dan stek. Pengadaan pakan hijauan untuk kebutuhan unit
penggemukan pada PIB ini tidak merupakan kendala, karena PIB juga mengelola
unit pasture. Sebagian besar lahan pasture ditanami rumput gajah sebagai sumber
pakan hijauan dan untuk mencukupi kebutuhan pakan, juga ditanami jenis rumput
alam yang dikombinasikan dengan legum yang dapat dijadikan pakan ternak.
Penyediaan pakan hijauan untuk ternak yang digemukkan dengan sistem
feedlot pada PIB dilakukan setiap hari. Karena letak kebun rumput yang agak jauh
diberi lokasi kandang penggemukan maka untuk mengangkut rumput tersebut
digunakan 2 unit traktor gandengan. Rumput yang telah dipotong diangkut ke
lokasi penggemukan untuk kemudian dicincang dengan menggunakan mesin
pemotong rumput sebelum diberikan kepada ternak.
Pada usaha penggemukan sapi, ketersediaan pakan hijauan yang melimpah
belum dapat menjamin keberhasilan usaha penggemukan. Hal ini disebabkan
karena pakan hijauan tidak dapat mensuplai seluruh zat-zat makanan yang
dibutuhkan oleh ternak. Oleh karena itu, ternak yang dipelihara untuk tujuan
pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat. Disamping
karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga memberikan
pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan.
o Manajemen Pengolahan Pakan Ternak
33
Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan. Yang
teramati bahwa di PIB pakan hijauan tidak di olah atau pun di beri perlakuan
khusus sebelu di berikan pada ternak, hal ini di karenakan beberapa faktor yaitu,
PIB memiliki ketersediaan hijauan yang cukup untuk kebutuhan ternaknya, kedua
teeknologi yang akan di gunakan untuk mengelolah pakan kurang memadahi.
Lazim hijauan di PBI di berikan pada ternak setiap paginya, yaitu hijauan yang
telah di panen sehari sebelumnya. Dari tangan para pengarit hijauan lansung di
bawa kekandang untuk di derikan ke ternak sapi. Setiap harinya PIB memanen
hijauan 4 ton untuk sapi. Belum termasuk legum untuk ternak kambing.
34
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sepanjang pengalaman saat di lapangan praktek hingga ahirnya menyusun
laporan ini, dapat di simpulkan bahwa PIB sangat baik di manfaatkan untuk
tempat pelatihan peternakan, karena disana terdapat unit pemeliharaan sapi, (bibit
dan Bull), rusa, kambing dan unggas serta budidaya HMT. PIB mempunyai tenaga
tenaga ahli dari latarbelakang akademi peternakan serta memiliki fasilitas umum
yang memadai. Dalam pengeelolaan lahan HMT, PIB mengunakan sistem
mekanis dan sistem TTO dan pemeliharaan di lakukan secara berkala setia periode
pemanenan yaitu pemberian pupuk dan penyiangan untuk rumput king grass dan
sejenisnya.
PIB memiliki Luas lahan HMT yaitu 30 hektar, yang di Tanami beberapa
jeni HMT diantaranya Brachiaria Humicola, King Graas, Rumput gajah, sergum,
lamtoro, gamal, dan turi. Jenis hijauan yang banya di budidayakan yaitu
Brachiaria Humidicola karena sebagian BH di rasa mudah dalam penganan dan
diantara ternak yang di pelihara jumlah sapi paling mendominasi jumlahnya.
5.2
Saran.
Sedikit saran untuk pelaksana PKL berikutnya di harapkan dapat
membangun koordinasi lebih intens sebelum berangkat ketempat tujuan PKL agar
tidak terjadi kesalah pahaman. Sebelum PKL di harapkan setiap mahasiswa dapat
mengajukan program kerja agar tidak terjadi miskomunikasi dengan coordinator
dilapangan.
35
DAFTAR PUSTAKA
AAK. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan
Kanisius. 1983.
Annonim. Beralih ke Sapi. http://Sapi2010.wordpress.com/. 2010. Diakses pada tanggal
12 Agustus 2013.
______. Hijauan Pakan Ternak. http://ilmuternakkita.blogspot.com/. 2010. Diakses pada
tanggal 12 Agustus 2013.
______. Livestock. http://livestock.com/. 2011. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2013.
Akoso, B.T. Kesehatan Sapi. Yogyakarta: Kanisius. 1996.
Apik. Jenis Pakan Ternak http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/ . 2011. Diakses
pada tanggal 25 Desember 2012.
Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012.
Diakses pada tanggal 9 Agustus 2013.
Indoagro. Hijauan Pakan Ternak. http://indoagrow.wordpress.com/. 2011. Diakses pada
tanggal 25 Desember 2012.
Kanisius, A. A. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta:
Erlangga. 1983.
Kartadisastra, H.R. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia (Sapi,
Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta: Kanisius. 1997.
Pratomo, B. Cara Menyusun Ransum Ternak. Yogyakarta: Poultry Indonesia 1986.
Reksohadiprodjo, S. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropic. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE. Universitas Gadjah Mada. 1985.
Siregar, S.B. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 1994.
Sumarno, B. Penuntun Hijauan Makanan Ternak. Jawa Tengah: Inspektorat/ Dinas
Peternakan Jawa Tengah. 1998.
Suyitman, dkk. Agrostologi. Padang: Fakultas Peternakan Universitas Andalas. 2003.
Tillman, A.D., Hartadi, H. Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekojo, S.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1991.
36
37