MAKALAH KARYA TULIS Analisis Kegiatan Op (1)

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

MAKALAH KARYA TULIS

“ANALISIS KEGIATAN OPTIMALISASI PENDAPATAN ASLI
DAERAH KABUPATEN BLORA”

Oleh :
Wahyu Adi Nugroho
NPM : 143060020690
Mahasiswa Program Diploma III Keuangan
Spesialisasi Akuntansi
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Keuanagan Negara
Tahun 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidyah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Analisis Kegiatan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blora”
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Penulis juga berterima kasih

kepada Bapak A.Y Suryanajaya selaku Dosen maa kuliah Hukum Keuangan Negara
yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi siapapun yang membacanya. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih
jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi penulis,
pembaca, dan seluruh kalangan masyarakat.

Tangerang Selatan, 31 Juli 2016

Wahyu Adi Nugroho

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

ii


KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN

1

A.

Latar Belakang

1

B.

Tujuan Penulisan


3

C.

Ruang Lingkup

3

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A.

Landasan Teori

B.

Pembahasan

4

10


BAB III PENUTUP 14
A.

Kesimpulan

B.

Saran 15

14

DAFTAR PUSTAKA 17

iii

4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah yang
mengatur tentang otonomi daerah menyebutkan bahwa pengembangan otonomi pada
daerah diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat,

pemerataan

dan

keadilan,

serta

memperhatikan

potensi

dan


keanekaragaman daerah. Pemerintah daerah dapat mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasar pada pada Pasal 157 UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah (hasil pajak daerah,
hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan), dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan daerah
merupakan salah satu ítem dalam fungsi manajemen pembangunan terutama pada
penganggaran kegiatan dan program pembangunan suatu daerah.
Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa
Tengah. Secara umum, sektor ekonomi kabupaten Blora masih didominasi oleh sektor
pertanian dengan besar sumbangan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) sebesar 49,72 persen. Jumlah penduduk Blora sebanyak 833.768 jiwa.
Pendapatan perkapita Blora belum mencerminkan tingkat pemerataan. Pendapatan
perkapita menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011
pendapatan perkapita mencapai Rp. 5.855.517, tahun 2012 menjadi Rp. 6.371.509
atau naik sebesar 8,81 persen. Kabupaten Blora juga dikenal karena nama salah satu

kecamatannya Cepu yang dipakai salah satu mega proyek migas di Indonesia yaitu

1

Blok Cepu. Pada kenyataannya Blok Cepu adalah wilayah kontrak minyak dan gas
bumi yang meliputi wilayah 3 kabupaten yaitu Kabupaten Blora (Jawa tengah)
dengan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban (Jawa timur).
Data Blora Dalam Angka 2012 menunjukkan bahwa kondisi pendapatan daerah
Kabupaten Blora pada 2011, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Jika
pada 2010 total pendapatan sejumlah 809 milyar, pada 2011 meningkat menjadi 1
trilyun. Pendapatan tersebut berasal dari PAD sejumlah 67 milyar, dana perimbangan
712.3 milyar dan dari lain pendapatan yang sah sebesar 228.3 milyar. Pada 2010 PAD
tertinggi berasal dari retribusi daerah sebesar 23.9 milyar, maka pada tahun 2011 PAD
tertinggi berasal dari lain-lain PAD yang sah yaitu sejumlah 41.2 milyar. Sedangkan
pendapatan darah yang berasal dari dana perimbangan terbesar berasal dari Dana
Alokasi Umum sebesar 547.1 milyar. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan dan
mengoptimalkan

pendapatan


maka

perlu

strategi

dalam

perencanaan

dan

penganggaran keuangan daerah agar selaras dengan rencana pembangunan dan
pengembangan Kabupaten Blora. Meskipun, data PAD Kabupaten Blora dari
komponen pajak dan retribusi daerah tiap tahun mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya, perlu dikaji apakah kenaikan realisasi tersebut sudah sesuai dengan
besarnya potensi PAD yang ada di Kabupaten Blora. Mengingat PAD merupakan
komponen penting suatu daerah untuk membiayai belanja suatu daerah. Oleh karena
itu perlu dilakukan suatu kajian mengenai berapa potensi PAD yang dimiliki oleh
Kabupaten Blora, dimana diharapkan dengan kajian ini bisa menemukan dan

mengenali sumber-sumber pajak dan retribusi daerah yang memiliki potensi sangat
besar untuk meningkatkan besarnya PAD Kabupaten Blora.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun makalah ini adalah:

2

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Keuangan Negara Diploma III
Jurusan Akuntansi.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
3. Menganalisis potensi pajak dan retribusi daerah yang memiliki potensi
besar untuk digali sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Blora.
4. Memberikan alternatif saran penyelesaian terkait dengan optimalisasi
Pendapatan Asli Daerah


C. Ruang Lingkup
Dalam menyusun makalah ini, penulis hanya membahas hal-hal yang
berkaitan dengan PAD, yang meliputi:
1. Dasar-dasar hukum dan teori yang memberi penjelasan tentang PAD dan
hal yang terkait.
2. Pencapaian Pemerintah Kabupaten Blora terkait dengan PAD.
3. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Blora.

3

BAB I
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Dasar-dasar Hukum yang terkait dengan Pendapatan Asli Daerah
Dasar hukum yang mengatur dan menjelaskan tentang PAD dan berbagai
hal yang terkait tertuang dalam;
a. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Mengatur tentang pendapatan daerah dan sumber-sumber penerimaan

daerah beserta pembagiannya, dengan tujuan terciptanya pembagian tugas
dan wewenang yang jelas, demi kelancaran pelaksanaan otonomi daerah.
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Mengatur tentang otonomi daerah serta hak dan kewajiban pemerintah
daerah terkait pelaksanaan otonomi daerah dan mengurus sendiri
perintahnya. Dalam pasal 21 dijelaskan tentang hak daerah otonomi, yaitu:

a.

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;

b. memilih pimpinan daerah;
c.

mengelola aparatur daerah;

d. mengelola kekayaan daerah;
e.

memungut pajak daerah dan retribusi daerah;

f.

mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya yang berada di daerah;

g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundangundangan.

4

Sementara dalam pasal 22, diatur tentang kewajiban daerah otonom
dalam menyelenggarakan otonomi daerahnya, yaitu:

a.

melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan
kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;

b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
c.

mengembangkan kehidupan demokrasi;

d. mewujudkan keadilan dan pemerataan;
e.

meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;

f.

menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;

g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;
h. mengembangkan sistem jaminan sosial;
i.

menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;

j.

mengembangkan sumber daya produktif di daerah;

k. melestarikan lingkungan hidup;
l.

mengelola administrasi kependudukan;

m. melestarikan nilai sosial budaya;
n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan
sesuai dengan kewenangannya; dan
o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
Mengatakan bahwa dalam pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli
Daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.
d. Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Mengatur tentang pengertian pajak dan retribusi daerah, pembagiannya,
tarif pajak dan retribusidaerahyang diperbolehkan untuk dipungut, dan
istilah lain berkaitan dengan pajak dan retribusi daerah.

5

2. Pembagian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. merupakan salah satu sumber pendapatan daerah selain
dana perimbangan dan lain-lain pendapatan. PAD bertujuan memberikan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi
daerah sebagaiperwujudan Desentralisasi.
Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
a.

Pajak Daerah
Diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. Dalam pasal 2, disebutkan jenis pajak daerah adalah
sabagai berikut:
1. Jenis Pajak provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
2. Pajak kabupaten/kota terdiri atas:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;

6

i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;dan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
b.

Retribusi Daerah
Diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.
1.

Retribusi Jasa Umum
Objek

Retribusi

disediakanatau

Jasa

diberikan

Umum

adalah

Pemerintah

pelayanan

yang

untuk

tujuan

Daerah

kepentingandan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau Badan. Menurut Pasal 110 UU No. 28 Tahun 2009 Jenis
Retribusi Jasa Umum adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan
Akta Catatan Sipil;
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
f. Retribusi Pelayanan Pasar;
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;
m.Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

7

2.

Retribusi Jasa Usaha
Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan

oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang
meliputi:
a. Pelayanan

dengan

menggunakan/memanfaatkan

kekayaan

Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan
secara memadai oleh pihak swasta.
Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
c. Retribusi Tempat Pelelangan;
d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan / Villa;
g. Retribusi Rumah Potong Hewan;
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
j. Retribusi Penyeberangan di Air; dan
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu
oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau
fasilitas tertentu gunamelindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

8

c. Retribusi Izin Gangguan;
d. Retribusi Izin Trayek; dan
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Kekayaan daerah yang dipisahkan dapat berupa penyertaan modal atau
investasi terhadap perusahaan daera, perusahan swasta, atau perusahan
negara, sehingga akan memperoleh pendapatan berupa laba, deviden, dan
keuntungan dari penjualan saham milik daerah.
d. Lain-lain PAD yang sah.
Lain-lain PAD yang sah diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004 pasal 6
ayat 1 meliputi:
1.

Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.

2.

Jasa giro

3.

Pendapatan bunga

4.

Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
dan,

5.

Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.

B. Pembahasan
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Blora selama 5 tahun
pada 2009-2013 terus menerus mengalami kenaikan. Badan / Dinas / Kantor
bagian penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Blora yang
mengurusi Penghasil PAD adalah DPPKAD, Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perijinan, Dinas Kesehatan, RSUD Dr. R Soetijono Blora, RSUD Dr.
Soeprapto Cepu, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kependudukan dan Catatan

9

Sipil, Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika,
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Dinas Pertanian, Perkebunan,
Peternakan,dan Perikanan, Dinas Kelautan, Diperindangkop dan UMKM, dan
SETDA.
Dari DPPKAD, banyaknya realisasi PAD yang dihasilkan selama 3 tahun pada
2011-2013 nilai realisasi yang dihasilkan DPPKAD Kabupaten Blora selalu
meningkat, hingga tahun 2013 mencapai sebesar Rp. 35.470.601.210. Jenis pajak
daerah di Kabupaten Blora yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap pajak
daerah adalah pajak hotel dan restoran.
Rincian besarnya retribusi daerah yang diperoleh dari Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perijinan untuk retribusi perijinan tertentu tahun 2013
sebesar Rp. 768.518.366, retribusi IMB sebesar Rp 525.397.046, retribusi ijin
tempat minuman berakohol sebesar Rp. 10.000.000 retribusi ijin HO sebesar Rp.
233.121.320.Realisasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, untuk retribusi
daerah sebesar Rp. 3.934.534.750, retribusi itu berupa pelayanan kesehatan, dan
dari pos lain lain pendapatan yang sah (penjualan obat-obat dan hasil farmasi)
sebesar Rp. 32.325.000.
Realisasi Retribusi daerah dari Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp.
68.860.000, berupa retribusi penyediaan / penyedotan kaskus sebesar Rp
1.500.000, retribusi pemakaian kekayaan daerah sebesar Rp. 67.360.000.Retribusi
penggantian biaya KTP dan akte yang dikelola oleh Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil di Kabupaten Blora di tahun 2013 sebesar Rp. 1.400.000, retribusi
tempat khusus parkir sebesar Rp. 343.700.000, dan dari pos lain-lain pendapatan
yang sah (pendapatan denda retribusi umum) sebesar Rp. 343.700.000.Retribusi
pelayanan parkir di tepi jalan umum tahun 2013 Kabupaten Blora yang dikelola
oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika
adalah Rp. 164.677.500, retribusi pengujian kendaraan bermotor sebesar Rp.
51.659.800,

retribusi

pengendalian

menara

telekomunikasi

sebesar

Rp.

843.636.120. Retribusi terminal sebesar Rp. 92.039.000. Retribusi ijin trayek

10

sebesar Rp 4.045.000. Berikut adalah data lengkap tentang penerimaan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blora:
No
1.

2.

4.

Dinas/Kantor Penghasil PAD
DPPKAD
Pajak daerah
Hasil
pengelolaan
kekayaan

2011
28.730.030.107
11.130.718.509
5,884,626,373

2012
35.470.601.210
11.474.133.665
5,758,248,478

2013
30.095.655.078
10.556.737.483
6.165.994.267

daerah yang dipisahkan
Bag. Laba atas penyerahan modal

5,884,626,373

5,758,248,478

6,165,994,267

pada BUMN
Lain-Lain PAD Yang Sah

11,714,685,225

18,238,219,067

13,372,923,328

Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perijinan

881,400,275

379,873,000

1,537,036,732

Retribusi Perijinan Tertentu

881,400,275

379,874,550

1,537,036,732

3. Dinas Kesehatan

3,014,563,628

4,688,796,770

3,934,534,750

Retribusi Daerah

3,009,498,628

4,668,640,690

3,934,534,750

Retribusi Jasa Umum
Retibusi Jasa Usaha

2,997,202,108
1,546,520

4,666,681,630
1,959,060

3,902,209,750

Retribusi Perijinan Tertentu
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

10,750,000
5,065,000

20,156,080

32,325,000

RSUD Dr. R. Soetijono Blora
Retribusi Daerah

15,069,524,668
15,069,524,668

17,507,313,511
17,507,313,511

10,921,386,746
-

Retribusi Jasa Umum

11,215,800

-

-

Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah
Lain-Lain PAD Yang Sah

-

-

-

15,058,308,868

-

10,921,386,746

RSUD Soeprapto Cepu

14,292,070,118

18,560,529,329

12,280,871,069

Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum

86,363,341
68,753,341

-

-

17,610,000

-

-

Retribusi Jasa Usaha
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

17,610,000
14,205,706,777

-

12,280,871,069

6 Dinas Pekerjaan Umum

760,376,500

167,098,500

122,687,694

Retribusi Jasa Usaha

6.

11

7

8.

9

Pajak daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum

3,886,750
342,280,300
8,505,300

9,810,000
-

68,860,000
1,500,000

Retribusi Jasa Usaha

263,775,000

9,810,000

-

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil
Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Usaha
Lain-Lain PAD Yang Sah
Dinas Perhubungan, Pariwisata,
Kebudayaan, Komunikasi,
dan Informatika

71,929,150
134,690,500

147,478,500
257,646,000

53,827,694
688,800,000

134,690,500
134,690,500
1,039,833,750

7,996,000
5,796,000
2,200,000
249,650,000
1,442,749,000

345,100,000
1,400,000
343,700,000
1,241,369,520

Pajak daerah

42,770,000

12,650,000

-

Retribusi Daerah

977,127,250

1,410,793,920

1,226,477,020

Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah
Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olah Raga
Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah

576,406,250
385,826,000
-

1,135,331,420
271,785,500
-

1,059,973,420
162,458,600
4,750,000

278,444,700

274,905,800 2

03,760,100

278,444,700
278,444,700
-

274,905,800
274,905,800
-

203,760,100
203,760,100

Dari data tersebut jelas bahwa penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Blora masih belum optimal mengingat dengan begitu banyaknya potensi yang
masih bisa digali lagi. Hal ini tentu akan merugikan bagi Pemerintah Kabupaten
Blora, mengingat tuntutan otonomi daerah yang harus memiliki sumber
penerimaan daerah yang dapat diandalkan untuk membiayai seluruh kegiatan
pemerintahan dan juga untuk pembangunan daerah. Dinas Pendapatan
Pengeloloan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Blora harus lebih
optimal lagi dalam menggali potensi peneriamaan Pendapatan Asli Daerah yang
belum tergali. Beberapa kendala yang menghambat penerimaan Pendapatan Asli
Daerah seperti:

12

1. Masih adanya beberapa desa terpencil yang sulit dijangkau, sehingga
sosialisasi tentang pajak dan distribusi daerah belum tersampaikan kepada
masyarakat.
2. Kurangnya pemahaman dan pengertian masyarakat tentang pembayaran
pajak dan retribusi daerah, sehingga mereka tidak mengerti dan cenderung
menghindar untuk membayar pajak dan retribusi daerah.
3. Kurangnya jumlah SDM yang mau terjun langsung kelapangan dan yang
mampu mengelola pendapatan dan keuangan daerah dengan baik.
Namun, kendala dan hambatan tersebut seharusnya bisa segera ditangani
karena mengingat beasarnya potensi penerimaan Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Blora apabila semua potensi tersebut dapat digali sehingga hasil dari
Pendapatan Asli Daerah tersebut bisa digunakan untuk pembangunan
infrastruktur

dan perekonomian

Kabupaten

Blora sehingga

Pemerintah

Kabupaten Blora serta Masyarakat Blora bisa memanfaatkan dan menikmati hasil
dari Pendapatan Asli Daerah tersebut.

BAB I
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahsan mengenai Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Blora, penulis dapat menarik kesimpulan ebagai berikut:
1. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blora terhitung masih
sangat rendah terhadap total pendapatan daerahnya. Hal ini berarti
keuangan Kabupaten Blora masih tergantung kepada transfer dari
Pemerintah pusat.
2. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blora sebagian besar diperoleh dari
penerimaan pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah. Sedangkan

13

penerimaan dari retribusi daerah masih rendah dan kurang berkontribusi
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
3. Berdasarkan potensi yang dimiliki, pencapaian Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten

Blora

masih

terhitung

rendah

karena

belum

mampu

memanfaatkan dan mengolah potensi yang ada.
4. Dalam upaya optimalisasi Pendapatan Asli Daerah, Pemerintah Kabupaten
Blora masih terhambat beberapa kendala seperti kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pajak dan retribusi daerah.
B. Saran
Penulis juga ingin menyampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan
optimalisai peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blora. Beberapa
saran yang dapat penulis sampaikan antara lain:
1. Pemerintah Kabupaten Blora harus memberikan sosialisai kepada
masyarakat tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yaitu dengan
memberikan pengertian bahwa pajak daerah dan retribusi daerah yang
dibayarkan oleh masyarakat akan memberikan manfaat secara tidak
langsung kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak merasa sia-sia
dengan apa yang telah mereka bayarkan sebagai pajak daerah dan retribusi
daerah.
2. Kurang optimalnya mengenai potensi pajak dan retribusi daerah,
Pemerintah Kabupaten Blora harus melakukan survey langsung mengenai

14

pajak dan retribusi daerah, menggali potensi yang dimiliki. Untuk
melaksanakan tindakan ini, maka Pemerintah Kabupaten Blora harus
membuat tim kerja/petugas kusus untuk untuk mengurusi Pajak dan
retribusi daerah.
3. Pemerintah Kabupaten Blora perlu meningkatkan kualitas SDM seluruh
pegawai pengelola pendapatan dan keuangan daerah, hal ini dapat
dilakukan dengan merekrut pegawai yang berkompeten dan profesional
dibidangnya,

serta memberikan

pelatihan

dan penyuluhan

untuk

meningkatnkan kemampuan dan etos kerja pegawai.
4. Dalam hal rendahnya retribusi daerah, Pemerintah Kabupaten Blora dapat
meningkatkan Penerimaan retribusi daerah dengan memperbanyak pos-pos
pemungutan retribusi daerah, menaikkan tarif retribusi dan menurunkan
petugas pemungut langsung ke lapangan unuk memungut retribusi daerah.

15

DAFTAR PUSTAKA
Blora Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik.
Blora Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik.
Blora Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.

16

17

18

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63