Analisis Tentang Kekerasan Dalam Rumah T

Para Penulis: SOCIUS

Prof. Wan Ibrahim Wan Ahmad adalah Associate Professor, School of Social Development, Universiti Utara Malaysia, Kedah, Malaysia.

Prof. Dr. M. Basir, M.A adalah Guru Besar Sosiologi Agama dan pengajar pada FISIP Universitas Hsanuddin

Volume XV, Januari - April 2014 ISSN: 1410 - 3214

Drs. Manyur Radjab, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin

Wan Ibrahim Wan Ahmad: POPULATION AGEING AND OLDER PERSONS GLOBALLY

Edoardus Maturbongs, S.Sos., M.Si & Godefridus Samderubun, SS., M.Si adalah pengajar pada FISIP Universitas Musamus Merauke

M. Basir: ULAMA, TIRANI DAN RADIKALISME (TERORISME)

Prof. Dr. Maria E. Pandu, M.A, Guru Besar Sosiologi Keluarga Universitas Hasanuddin, pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin

Mansyur Radjab: ANALISIS MODEL TINDAKAN RASIONAL PADA

Dr. Rahmat, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi Univeritas

PROSES TRANSFORMASI KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT

Hasanuddin

DI KELURAHAN PABIRINGA KABUPATEN JENEPONTO

Ria Renita Abbas, S.Sos, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi

Edoardus Maturbongs dan Godefridus Samderubun:

Univeritas Hasanuddin.

ANALISIS TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE

Buhari Mengge, S.Sos, M.A adalah para pengajar pada Jurusan Sosiologi Universitas Hasanuddin

Maria E. Pandu, Rahmat, Ria Renita Abbas, Buhari Mengge:

ORANG TUA IDEAL MASA KINI

Atma Ras, S.Sos, M.A adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Hasanuddin.

(Studi Keharmonisan Orang Tua-Anak pada Empat Etnik di Makassar)

Nuvida Raf, S.Sos, M.A adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi Universitas

Ria Renita Abbas:

Hasanuddin

INSTITUSI KELUARGA DAN POLIGAMI (Studi Kasus Keluarga Poligami yang Berpoligini di Kota Makassar)

Atma Ras: PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT PASCA MENERIMA SLT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI (Kasus di Kelurahan Mattiro Deceng Kec.Tiroang Kabupaten Pinrang)

Nuvida Raf: DINAMIKA TEORI GERAKAN SOSIAL

Edisi XV ini Terbit atas Dukungan Pendanaan

Keluarga, Konflik, Pemberdayaan Masyarakat,

dari BOPTN Tahun 2014

Kajian Teori

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

R E DA K S I

S YA R AT T U L I S A N

Struktur dan Syarat Tulisan Penelitian Lapangan

1. Judul 2. Abstrak 3. Pendahuluan 4. Kajia Pustaka

Penerbit:

5. Metode

Laboratorium Sosiologi, Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin 6. Lokasi Penelitian

7. Populasi dan Sample 8. Pengumpulan Data 9. Analisa Data

10. Hasil Penelitian Penanggung Jawab: 11. Pembahasan

M. Darwis 12. Kesimpulan dan Saran

13. Daftar Pustaka

(Ketua Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin)

14. Panjang tulisan antara 9-15halaman 15. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5 16. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki

Dewan redaksi:

17. Tulisan tidak menggunakan judul bab

Rahmat Muhammad, Buchari Mengge, Suparman Abdullah,

18. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

Sultan, Nufida Raf, Ria Renita Abbas, M. Ramli AT

Busman DS, Syamsuddin Simmau

Struktur dan Syarat Tulisan Kajian Pustaka

1. Judul

Pemasaran/sirkulasi: 2. Abstrak

3. Pendahuluan

Laboratorium Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin

4. Kajian Pustaka 5. Metode 6. Pengumpulan Data

Design dan Layout: 7. Analisa Data Tim Penerbit MASA 8. Hasil Penelitian

9. Pembahasan 10. Kesimpulan dan Saran

Alamat readaksi: 11. Daftar Pustaka

12. Panjang tulisan antara 9-15halaman

Gedung FIS VIII Kampus Unhas Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan km 10

13. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5

Makassar 90245, Telp/Fax: 0411584100. Email: 14. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki j_socius@hotmail.com atau

15. Tulisan tidak menggunakan judul bab

penerbitsosiologiunhas@yahoo.com 16. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

Struktur dan Syarat Tulisan Artikel Ilmiah

1. Judul 2. Abstrak 3. Pendahuluan 4. Kajian Pustaka

Jurnal SOCIUS adalah media apresiasi, informasi dan komunikasi yang diterbitkan oleh

5. Pembahasan

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin

6. Kesimpulan dan Saran

dalam rangka pengembangan Sosiologi di Indonedia. SOCIUS berisi tulisan ilmiah yang

7. Daftar Pustaka

mencakup hasil penelitian, pengembangan teori dan metodologi. Redaksi SOCIUS 8. Panjang tulisan antara 9-15halaman pengundang para peneliti, sosiolog, peminat Sosiologi dan para mahasiswa Sosiologi 9. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5

10. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki

untuk berdiskusi, menulis secara kreatif dan bebas demi pengembangan Sosiologi di

11. Tulisan tidak menggunakan judul bab

Indonesia.

12. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

ii

iii

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

P E N G A N TA R R E D A K S I

Pembaca Yang Budiman, Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Berilmu karena atas

Kasih dan SayangNya sehingga Jurnal Sosiologi SOCIUS Volume XV ini dapat berada di tangan pembaca sekalian.

Ada hal krusial yang patut diketengahkan di sini terkait penulisan ISSN jurnal kita ini. Pada Volume XII, XII dan IV tertulis nomor ISSN: 1420-3214, seharusnya ISSN: 1410-3214. Karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan ini. Pada volume XV ini ISSN tersebut sudah dikoreksi.

Volume kali ini memuat tulisan dari luar Universitas Hasanuddin bahkan ada tulisan dari Malaysia, yaitu dari Universitas Utara Malaysia. Selain itu juga ada tulisan dari Universitas Musamus Marauke. Tulisan tersebut tentu memperkaya enam tulisan lainnya yang ditulis oleh para dosen Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin.

Tema tulisan yang tersaji kali ini lebih banyak memuat tema tentang keluarga, selain tema konflik, pemberdayaan masyarakat dan kajian teori. Semoga ragam tema tersebut dapat menambah wawasan keilmuan kita.

Kepada para penulis yang berminat menerbitkan tulisannya, silahkan mengirim email ke: penerbitsosiologiunhas@gmai.com . Syarat-syarat tulisan telah dicantumkan pada halaman dalam sampul jurnal ini.

Ucapan terimakasih senantiasa kami haturkan kepada para penulis yang telah mempercayakan tulisan mereka untuk dipublikasikan. Selain itu, kami juga berterimakasih atas dukungan dana BOPTN Universitas Hasanuddin tahun 2014 untuk penerbitan jurnal kebanggaan kita ini.

Makassar, 17 Maret 2014

Redaksi

Ralat: Nomor ISSN Jurnal Sosiologi SOCIUS Volume XII, Volume VIII, dan Volume IV megalami salah cetak, pada tiga volume tersebut tertulis ISSN 1420-3214, seharusnya ISSN Jurnal Sosiologi SOCIUS yang diterbitkan Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin adalah 1410-3214 yang terdaftar di LIPI. Demikian Ralat ini. Terimakasih

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

D A F TA R I S I

REDAKSI

ii

PENGANTAR REDAKSI

iii iv

DAFTAR ISI Wan Ibrahim Wan Ahmad:

POPULATION AGEING AND OLDER PERSONS GLOBALLY

M. Basir: ULAMA, TIRANI DAN RADIKALISME (TERORISME)

Mansyur Radjab: ANALISIS MODEL TINDAKAN RASIONAL PADA PROSES TRANSFORMASI KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT

DI KELURAHAN PABIRINGA KABUPATEN JENEPONTO Edoardus Maturbongs dan Godefridus Samderubun:

ANALISIS TENTANG KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE Maria E. Pandu, Rahmat, Ria Renita Abbas, Buhari Mengge:

ORANG TUA IDEAL MASA KINI (Studi Keharmonisan Orang Tua-Anak pada Empat Etnik di Makassar)

Ria Renita Abbas: INSTITUSI KELUARGA DAN POLIGAMI (Studi Kasus Keluarga Poligami yang Berpoligini di Kota Makassar)

Atma Ras: PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT PASCA MENERIMA SLT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI (Kasus di Kelurahan Mattiro Deceng Kec.Tiroang Kabupaten Pinrang)

Nuvida Raf: DINAMIKA TEORI GERAKAN SOSIAL

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

ANALISIS TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE

Edoardus Maturbongs dan Godefridus Samderubun

Universitas Musamus Merauke

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan presentase wanita karier di Wilayah Kabupaten Merauke yang

mengalami KDRT ditinjau dari keempat jenis KDRT yang ada serta presentase wanita karier di wilayah Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT ditinjau dari usia perkawinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase wanita karier di Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT ditinjau dari kekerasan fisik, psikis, seksual, dan ekonomi berturut-turut sebesar 20,462%, 21,415%, 21,127%, dan 21,283%. Secara keseluruhan presentase rata-rata untuk semua jenis KDRT sebesar 21,072% dengan kriteria/kategori rendah. Sementara presentase wanita karier di Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT mulai dari usia perkawinan 1 – 5 tahun, 5,1 – 10 tahun, dan > 15 tahun berturut-turut sebesar 21,544%, 20,828%, 21,435%, dan 31,223%, semua dalam kriteria/kategori rendah.

Kata Kunci: KDRT, kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi

PENDAHULUAN 70% wanita yang meninggal karena pembunuhan, umumnya dilakukan oleh

Kehidupan rumah tangga yang mantan atau pasangannya sendiri. Laporan damai, sejahtera, dan bahagia adalah

khusus dari PBB mengenai “Kekerasan dambaan setiap keluarga.Tidak ada

terhadap Wanita” telah mendefenisikan satupun wanita di dunia ini yang

KDRT dalam bingkai gender sebagai menginginkan kehidupan rumah tangga

“kekerasan yang dilakukan dalam lingkup yang kandas di tangah jalan, karena harus

rumah tangga dengantarget utama mengalami perceraian dalam rumah

terhadap wanita dikarenakan peranannya tangganya.Kekerasan dalam rumah tangga

dalam lingkup tersebut; atau kekerasan (KDRT) telah menjadi agenda bersama

yang dimaksudkan untuk memberikan dalam beberapa decade terakhir.Fakta

akibat langsung dan negative pada wanita menunjukan bahwa KDRT memberikan

dalam lingkup rumah tangga.”.Ada empat efek negative yang cukup besar bagi wanita

jenis kekerasan dalam rumah tangga, yaitu sebagai korban. World Health Organization

kekerasan fisik, psikis, seksual, dan (WHO) dalam World Report pertamanya

ekonomi.Namun demikian, masyarakat mengenai “Kekerasan dan Kesehatan” di

umum memahami kekerasan biasanya tahun 2002, menemukan bahwa antara 40-

hanya sebatas kekerasan fisik.

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

Wanita karier adalah wanita yang pendidik yang berperan menanamkan nilai- bukan hanya bekerja di sektor domestic,

nilai karakter yang baik dan akhlak mulai tetapi juga dari sector public.Perannya yang

pada peserta didiknya biasanya sangat ganda tersebut seringkali memberikan

tertutup terhadap masalah pribadi yang kesibukan yang luar biasa, sehingga

dihadapinya, artinya ketika ia mengajar kadang-kadang intensitas komunikasi

semua permasalahan pribadi sedapat dengan pasangan hidupnya relative

mungkin ditekan sedemikian rupa agar kurang.Komunikasi yang kurang

tidak terlihat dihadapan peserta didiknya. kemungkinan dapat menyebabkan masalah

Keadaan ini berakibat sulitnya terdeteksi kecil dalam rumah tangga menjadi masalah

terjadi atau tidaknya dan mengalami atau yang besar jika tidak segera diatasi.Tidak

tidaknya kekerasan dalam rumah tangga jarang hal ini menimbulkan pertengkaran

s e o ra n g p e n d i d i k . H a l i n i l a h ya n g dan adu mulut, bahkan sampai

mendororng survey ini ditujukan kepada menimbulkan kekerasan fisik bagi

wanita karier yang berprofesi pendidik wanita.Akan tetapi, karena wanita karier

(guru/dosen).

sibuk dengan berbagai aktivitas, kadang- kadang keadaan rumah tangga yang

KERANGKA TEORITIS dialaminya tidak terlalu dipikirkan, termasuk tidak pernah berfikir tentang

A. Profesi Pendidik

adanya KDRT dalam rumah tangga. Salah satu indicator dari suatu Berdasarkan hal tersebut, maka

profesi adalah adaanya ketrampilan kerja. perlu kiranya dilakukan survey tentang

Namun, tidak setiap orang yang memiliki terjadinya KDRT wanita karier agar mereka

ketrampilan kerja pada sesuatu bidang menyadari bahwa adanya KDRT sekecil

dipandang sebagai seorang professional apapun perlu dikomunikasikan dengan

Tingkatan ketrampilan kerja ada dua, yaitu pasangannya, sehingga tidak menjadi

ketrampilan teknis (ketrampilan pemicu masalah dikemudian hari yang

vokasional), yaitu ketrampilan yang tidak dapat berakibat fatal pada terjadinya

perlu didukung konsep atau teori tertentu perceraian. Selama ini hamper sebagian

yang diperoleh dari suatu jenjang besar wanita, baik wanita sebagai ibu

pendidikan tinggi, dan ketrampilan rumah tangga maupun wanita karier, hanya

professional yang perlu didukung oleh memahami KDRT sebagai kekerasan fisik,

konsep dan teori tertentu yang harus padahal kata-kata kasar dan tidak

dikuasai melalui jenjang pendidikan tinggi. mengenakkan dari pasangan sudah

Pendidik (guru/dosen) merupakan termasuk bentuk KDRT.

ketrampilan professional yang untuk Penelitian ini difokuskan pada

menyandang profesi tersebut harus responden yang berprofesi sebagai

menempuh jenjag pendidikan tinggi pada pendidik (guru/dosen) karena sebagai

program studi kependidikan (Mohamad Ali,

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

1984 : 31-34). Pada saat ini profesi disebabkan pekerjaan sebagai pendidik pendidik merupakan sesuatu yang ideal

seringkali menimbulkan ketegangan dan bila dibandingkan dengan profesi lain. Bila

frustasi.Keadaan ini sangat dimungkinkan seseorang dokter dapat menjalankan

menimpa pendidik wanita, karena selain tugasnya sebagai dokter dengan prosedur

harus menjalankan tugas sebagai pendidik kerja dan teknik yang baku dapat

yang demikian berat, juga masih terbebani mendapatkan hasil yang jelas dan tepat,

pekerjaan domestic yang juga maka hal ini tidak ditemui pada profesi

berat.Terlebih jika pasangannya tidak mau pendidik. Meskipun pendidik memiliki

tahu dan tidak meringankan beban bekal pengetahuan tentang bagaimana

pekerjaan tersebut.

menghadapi peserta didik yang Berkaitan dengan beban pekerjaan bermasalah dan bagaimana

yang relatif berat dan perlu konsentrasi mengelolakelas yang baik, namun bila

yang tinggi serta Persiapan yang matang diterapkan belum tentu diperoleh hasil

ketika akan mengajar, maka hal ini yang diharapkan.

berimbas pada kondisi badan yang Suatu cara yang cocok digunakan

kelelahan ketika sudah dampai dirumah untuk mengajar materi tertentu belum

dan harus berperan sebagai ibu rumah tentu cocok untuk materi yang lain.

tangga dalam kerja domestic. Secara Demikian pula ditangan seorang pendidik

psikologis, keadaan ini berpengaruh pada mungkin suatu metode efektif, tetapi

ketidakberdayaan wanita, menarik diri ditangan pendidik yang lain mungkin tidak

dari lingkungan, dan penurunan motivasi efektif. Hal inilah yang menyebabkan

(Kendall & Hammen, 1984). profesi pendidik merupakan profesi yang

Peran ganda wanita karier sangat sulit dan tidak semua orang pandai

menyebabkan mereka harus pandai- yang bergelar sarjana dapat menjadi

pandai membagi waktu dan tenaga dengan pendidik yang baik.

sebaik-baiknya, namun demikian Ada satu peristiwa di Amerika

seringkali pekerjaan domestic Serikat yang ada kaitannya dengan profesi

te rb e n gka l a i . M u l a i d a r i m e m a s a k , pendidik, yaitu pada tahun 1984. Ketika itu

merawat anak, melayani suami, sampai banyak pasien masuk kerumah sakit besar

pada urusan-urusan kecil mencuci piring, di Amerika Serikat, ternyata yang

pakaian, dan menyapu.Bagi pasangannya menderita ganguan mental 17% pasien

yang dapat memahami dan memaklumi dokter, 19% petani, 30% dokter gigi, 36%

mungkin keadaan ini tidak menjadi ahli hukun dan ibu rumah tangga, dan 55%

masalah, tapi sebagian dari mereka pendidik (Nasution, 1982 ; 121).Kenyataan

menganggap suatu masalah, sehingga tidak ini sangat mengejutkan, karena presentase

jarang berujung pada pertengkaran kecil terbesarpenderita ganguan mental adalah

menjadi besar sampai pada karakteristik pendidik.Hal ini kemungkinan besar

fisik. Perasaan wanita yang mudah

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

tersinggung, menyebabkan setiap kali mempertinggi kemampuan terjadi pertengkaran meninggalkan luka

mengorganisasikan pekerjaan hati yang disimpan sangat dalam dan suatu

tersebut.Pekerjaan sedikit dan monoton s a a t a ka n d a p a t m e l e d a k m e n j a d i

tidak menjadi tantangan dan dinamika bagi pertengkaran hebat (Kartini Kartono,

kehidupan wanita karier. Penelitian 1977:190). Tidak jarang hal ini memicu

Juwairiyah dahlan terhadap 42 wanita adanya perceraian.

karier di DIY memperlihatkan kesuksesan Oleh karena wanita karier dalam

mereka dalam tugas karier selaras dengan kehidupan kesehariannya disibukan oleh

keberhasilan pendidikan sekolah anak- berbagai aktivitas public dan domestic,

anaknya.

sehingga jarang mereka merenungkan Menurut Heni Widyastuti (200: 72) bahwa apa yang dialami dalam rumah

pada umumnya wanita karier memiliki tangganya merupakan bentuk KDRT.

masalah intern, seperti terbatasnya waktu Seorang suami yang mengeluarkan ucapan

dan kesempatan mendidik anak, tugas yang merendahkan atau menghina istri

rumah tangga yang terbengkalai, lemahnya ketika pertengkaran terjadi hingga

kondisi fisik akibat kerja di kantor. menyebabkan istri sulit tidur, stress atau

Sedangkan masalah ekstern yang dihadapi depresi hal itu sudah merupakan bentuk

antara lain kurangnya pengertian suami kekerasan psikis yang termasuk KDRT.

terhadap keadaan istri, sulitnya berperan Sosialisasi isi UU Penghapusan KDRT

ganda karena sebagian besar suami kepada khalayak masyarakat diharapkan

menyerahkan pekerjaan rumah tangga dan dapat menjadi pengendali jika seseorang

pendidikan anak kepada istri, factor akan melakukan KDRT.

pandangan lingkungan yang kadang-kadang tidak mengenakan hati.

B.Wanita Karier Penelitian yang dilakukan Wanita karier adalah mereka yang

Susilaningsih (1996: 106) terhadap wanita memiliki kemampuan yang tinggi dalam

karier di Kabupaten Gunung Kidul mengorganisasikan pekerjaan mereka,

menunjukan meningkatnya gugat cerai yang sehingga dapat mencapai prestasi, tetapi

sebagian beralasan karena adanya KDRT tetap dapat menjalankan fungsinya sebagai

yang sudah lama mereka alami dan setelah ibu rumah tangga (Juwairiyah Dahlan,

tidak kuat baru mengajukan gugat cerai. 1999). Hasil penelitian M. W. Plunkett

Namun merekatidak mengetahui bahwa melaporkan bahwa wanita karier yang

alas an tersebut termasuk KDRT da nada UU diteliti justru memperlihatkan keberhasilan

yang melindunginya. Mereka hanya dalam tugas intern rumah tangganya

mengajukan gugatan sehubungan dengan dengan tugas kariernya.Hal ini disebabkan

seringnya bertengkar dan dihina, dipukul, semakin banyak pekerjaan yang harus

d i t a m p a r, d a n l a i n - l a i n b e n t u k dikerjakan semakin mendorong dan

kekerasan.Berdasarkan hal ini maka sangat

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

penting dilakukan survey untuk melihat perampasan kemerdekaan secara melawan

g a m b a ra n ko n k r i t s e b e ra p a b e s a r hokum dalam lingkup rumah tangga. terjadinya KDRT pada wanita karier yang

Sedangkan penghapusan KDRT adalah terjadi di lapangan.Dengan data informasi

jaminan yang diberikan oleh Negara untik hasil survey ini nantinya dapat menjadi

mencegah terjadinya KDRT, menindak masukan bagi pihak yang berwenang

pelaku KDRT, dan melindungi korban KDRT. p e n t i n g t i d a k nya s o s i a li s a s i K D RT

Kekerasan dalam rumah tangga digalakkan lebih intensif.

(KDRT) yang dilakukan khususnya terhadap wanita oleh pasangannya maupun anggota

C.Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) keluarga dekatnya, terkadang juga menjadi Seringkali jika kita melihat dan

permasalahan yang tidak pernah diangkat mendengar berita tentang KDRT muncul

ke permukaan. Meskipun kesadaran pertanyaan “mengapa pria dapat seenaknya

terhadap pengalaman kekerasan terhadap melakukan KDRTterhadap wanita ?”.

wanita berlangsung setiap saat, fenomena Sebenarnya jika kita termasuk wanita yang

KDRT terhadap wanita diidentikan dengan berpandangan maju, bukan pertanyaan itu

sifat permasalahan ruang prifat dimana yang yang muncul, tetapi pertanyaan

wanita diartikan sebagai orang yang “mengapa wanita diperlakukan seperti itu

bertanggung jawab, baik untuk diam saja?”.Merestrukturisasi pertanyaan

memperbaiki situasi yang sebenarnnya tersebut merupakan hal penting dalam

didikte oleh norma-norma social atau melakukan pembaharuan hokum,

mengembangkan metode yang dapat khususnya dari perspektif keadilan dan hak

diterima dari penderitaan yang tak terlihat. asasi manusia (HAM). Kunci utama untuk

Sebagian besar masyarakat, KDRT memahami KDRTdari perspektif gender

belum diterima sebagai suatu bentuk adalah untuk memberikan apresiasi bahwa

kejahatan, meskipun secara internasional akar masalah dari kekerasan tersebut

telah diakui sebagai lingkup hak asasi terletak pada kekuasaan hubungan yang

manusia (HAM) dan tanggung jawab tidak seimbang antara pria dan wanita yang

social.Pemahaman dasar terhadap KDRT terjadi pada masyarakat yang didominasi

sebagai isu pribadi telah membatasi luasnya oleh pria.

solusi hokum untuk secara aktif mengatasi Menurut UU Penghapusan KDRT No

masalah tersebut.

23 Tahun 2004, KDRT adalah setiap KDRT seringkali menggunakan perbuata terhadap seseorang terutama

paksaan yang kasar untuk menunjukan perempuan, yang berakibat timbulnya

hubungan kekuasaan di dalam keluarga, kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

dimana wanita dikondisikan untuk seksual, psiologis, dan/atau penelantaran

menerima status yang rendah terhadarp rumah tangga termasuk ancaman untuk

dirinya sendiri, di bawah kekuasaan melakukan perbuatan, pemaksaan, atau

pria.Hal ini juga membuat pria, dengan

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

harga diri yang rendah menghancurkan regional yang mempunyai sifat hokum perasaan wanita dan martabatnya karena

mengikat terhadap Negara yang telah mereka merasa tidak mampu untuk seorang

meratifikasinya. Dokumen HAM wanita yang dapat berpikir dan bertindak

internasional tersebut, meluputi Universal sebagai manusia yang bebas dengan

Declaration of Human Rights(UDHR), the pemikiran dirinya sendiri.Sebagaimana

International covenant on Civil and Political pemerkosaan, pemukulan terhadap istri

Rights (ICCPR), dan International on menjadi hal umum dan menjadi suatu

Economic, Social and Cultural Rights keadaan yang serba sulit bagi wanita di

(ICESCR) yang menjadi standar umum setiap bangsa, kasta, kelas, agama maupun

mengenai Hak Asasi Manusia, dimana para wilayah.

korban dari KDRT dapat menggugat Pada tingkat internasional, kekerasan

negaranya masing-masing. terhadap wanita telah dilihat sebagai suatu

Berbagai peristiwa KDRT telah bingkai kejahatan terhadap hak dan

menunjukan bahwa Negara telah gagal kebebasan dasar wanita serta perusakan

untuk memberi perhatian terhadap keluhan dan pencabutan kebebasan mereka

para korban.Suatu Negara sapat dikenakan terhadap hak-hak yang melekat pada

sanksi jika Negara tersebut anggota dari dirinya.Hal ini menjadi suatu tantangan

instrument internasional seperti telah dalam pencapaian persamaan hak,

disebutkan sebelumnya. Hal yang sama pengembangan dan kedamaian yang diakui

dapat pula dilakukan dibawah Convention dalam Nairobi Forward-looking Strategis

on the Elimination of All Forms of for the Advancement of Women, yang

Discrimination Against Women (CEDAW) merekomendasikan suatu perangakat

beserta dengan protokolnya, dan juga tindakan untuk memerangi kekerasan

melalui Convention Against Torture and terhadap wanita.Rekomendasi tersebut

Other Cruel, Inhuman, or Degrading dibebankan kepada Pemerintah sebagai

Treatment or Punishment (CAT). Demikian ke wa j i b a n h o ku m d a n m o ra l u n t u k

juga instrument regional dapat menghilangkan KDRT melalui kombinasi

memberikan perlindungan terhadap wanita langkah serius.

yang menjadi korban.

KDRT merupakan permasalahan The European Convention for the yang telah mengakar sangat dalam dan

Protection of Human Rights and terjadi di seluruh Negara dunia.Oleh karena

Fundamental Freedoms (ECHR), the itu masyarakat internasional telah

American Convevtion on Human Rights menciptakan standar hokum yang efektif

(ACHR), bersama dengan the Inter- dan khusus memberikan perhatian

American Convention on the Prevention, terhadap KDRT.Sebagai contoh, tindakan

Punishment and Eradication of Violence memukul wanita telah dimasukan di dalam

A g a i n s t Wo m e n ( I n t e r - A m e r i c a n konvensi HAM internasional maupun

Convention on Violence Against Women),

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

dan the African Charter on Human and tangga.Adapun terbanyak kedua adalah Pe o p l e s ' R i g h t s ( A f r i c a n C h a r t e r )

perselisihan pasca perceraian termasuk merupakan dokumen utama HAM regional

soal pembagian harta gono-gini (99 yang dapat dijadikan landasan bagi korban

kasus).Adapun perdata (92 kasus) KDRT.

termasuk aduan pidana umum yang Pengaruh negatif dari KDRT pun

menyangkut pelecehan terhadap wanita beraneka ragam dan bukan hanya bersifat

(80 kasus).Secara keseluruhan tingkat hubungan keluarga, tetapi juga terhadap

aduan meningkat dari tahun 2010, jumlah anggota dalam keluarga yang ada di

aduan sebanyak 983 kasus, maka tahun dalamnya.Dalam hal luka serius fisik dan

2011 mencapai 1158 kasus. psikologis yang langsung dideritaoleh

Hingga kini wanita yang menjadi korban wanita, keberlangsungan dan sifat

korban kekerasan lebih cenderung endemis dari KDRT akhirnya membatasi

melaporkan kasusnya institusi legal non kesempatan wanita untuk memperoleh

pemerintah atau lembaga swadaya persamaanhak bidang hukum, social,

masyarakat.Ini lantaran pemerintah masih politik dan ekonomi di tengah-tengah

dianggap belum memiliki perhatian penuh masyarakat.Terlepas dari Viktimisasi

terhadap perlindungan hak wanita di wanita, KDRT juga mengakibatkan retaknya

Indonesia. Oleh karena itu setiap daerah hubungan keluarga dan anak-anak yang

diharapkan dapat menyediakan dana kemudian dapat menjadi sumber masalah

khusus untuk menindaklanjuti aduan kasus social. Kekerasan diantara mereka yang

termasuk memfasilitasi proses hokum mempunyai hubungan dekat merupakan

untuk kepentingan hak wanita. salah satu masalah utama di Indonesia.Permasalahan ini haaruslah

D.Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dilihat dari peranan hukum, sehingga

dalam Rumah Tangga (KDRT) Negara kita mengeluarkan UU Penghapusan

Berdasarkan hasil rapat Paripurna KDRT yang mengkriminalisasi tindakan-

DPR pada tanggal 14 September 2004, telah tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

disahkan Undang-Undang No. 23 tahun Seperti diberitakan dalam beberapa

2004 mengenai Penghapusan Kekerasan media masa, pengaduan kasus kekerasan

Dalam Rumah Tangga (PKDRT) yang terdiri dalam rumah tangga (KDRT) menempati

dari 10 bab dan 56pasal, yang diharapkan peringkat teratas selama tahun

dpat menjadi paying perlindungan hukum 2009.Yayasan Lembaga Bagian Hukum

bagi anggota dalam rumah tangga, Asosiasi Wanita Indonesia untuk Keadilan

khususnya wanita, dari segala tindak (LBH Apik) mencatat 657 pengaduan oleh

kekerasan.

wanita yang mengalami UU ini muncul dengan berbagai kekerasan.Pengaduan KDRT banyak

pertimbangan, seperti pertimbangan dialami wanita yang menjadi ibu rumah

bahwa setiap warga Negara berhak

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

mendapatkan rasa aman dan bebas dari tubuh korban dan atau luka yang sulit segala bentuk kekerasan sesuai dengan

disembuhkan atau yang menimbulkan falsafah Pancasila dan UUD 1945.Selain itu

bahaya mati, kehilangan salah satu paanca bahwa segala bentuk kekerasan, terutama

indra, mendapat cacat, menderita sakit KDRT merupakan pelanggaran HAMdan

lumpuh, tergangunya daya piker selama 4 kejahatan terhadap martabat kemanusiaan

minggu lebih, gugurnya atau matinya serta bentuk diskriminasi yang harus

kandungan seorang wanita, dan kemaatian dihapus.Pertimbangan yang tidak kalah

korban.Kekerasan fisik ringan, berupa pentingnya adalah korban KDRT, yang

menampar, menjambak, mendorong, dan kebanyakan perempuan, harus mendapat

berbuat lainnya yang mengakibatkan cidera perlindungan dari Negara dan/atau

ringan dan rasa sakit dan luka fisik yang masyarakat agar terhindar dan terbebas

tidak masuk dalam kategori berat.Jika dari kekerasan/ancamankekerasan,

kekerasan fisik ringan dilakukan berulang- penyiksaan atau perlakuan yang

ulang (repetisi), maka dapat dimasukan merendahkan derajat dan martabat

kedalam kekerasan fisik berat. kemanusiaan.Kenyataan menunjukan

Oleh karena tujuan atau niat pelaku KDRT banyak terjadi, sedangkan system

dalam tindak pidana KDRT tidak semata- hokum diIndonesia belum menjamin

mata untuk melukai tubuh atau perlindungan terhadap korban KDRT.

penghilangan nyawa korban, tetapi lebih pada kehendak pelaku untuk mengontrol

E.Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah korban agar tetap ditempatkan dalam posisi Tangga (KDRT)

subordinat (konteks kekerasan domestic), Kebanyakan orang yang

maka tindak pidana yang dilakukan oleh menganggap perbuatan yang termasuk

mereka yang bukan dalam konteks KDRT hanyalah sebatas kekerasan fisik,

kekerasan domestic tidak diatur dalam UU padahal menurut UU Penghapusan KDRT

ini tetapi masuk dalam pengaturan KUHP. NO. 23/2004 Pasal 5 – 9, bentuk-bentuk kekerasan yang dimaksud dapat berupa:

2. Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis berat, berupa 1.Kekerasan Fisik

tindakan pengendalian, manipulasi, Kekerasan fisik berat, berupa

eksploitasi, kesewenangan, perendahan penganiayaan berat seperti menendang;

dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, memukul,menyundut; melakukan

pemaksaan dan isolasi social; tindakan dan percobaan pembunuhan dan semua

atau ucapan yang merendahkan atau perbuatan lain yang dapat mengakibatkan

menghina; penguntitan; kekerasan dan atau cidera berat, tidakmampu menjalankan

ancaman kekerasan fisik, seksual dan tugas sehari-hari, pingsan, luka berat pada

ekonomis; yang masing-masingnya dapat

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

mengakibatkan penderitaan psikis berat terintegrasi, yaitu tndakan yang diambil berupa salah satu atau beberapa hal

pelaku dan implikasi psikologis atau berikut:

psikiatris yang tidaksaja menyatakan

a. Gangguan tidur atau gangguan makan kondisi psikologis korban tetapi juga uraian atau ketergantungan obat atau disfungsi

penyebabnya.

seksual yang salah satu atau kesemuanya berat dan atau menahun;

3. Kekerasan Seksual

b. Gangguan stress pasca trauma; Seperti halnya kekerasan fisik dan

c. gangguan fungsi tubuh berat (seperti tiba- psikis, kekerasan seksual juga dibagi tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi

menjadi kekerasan seksual berat dan medis);

ringan. Kekerasan seksual berat berupa:

a. Pelecehan seksual dengan kontak fisik, kontak dengan realitas seperti

d. Gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya

seperti meraba, menyentuh organ skizofrenia dan atau bentuk psikotik

seksual, mencium secara lainnya;

paksa,merangkul serta perbuatan lain

e. Bunuh diri. yang menimbulkan rasa mual/jijik, Kekerasan psikis ringan, berupa

t e r t e r o r, t e r h i n a , d a n m e r a s a tindakan pengendalian, manipulasi,

dikendalikan.

b. Pemaksaaan hubungan seksual tanpa dan penghinaan, dlam bentuk pelarangan,

eksploitasi, kesewenangan, perendahan

persetujuan korban atau pada saat pemaksaan, dan isolasi social; tindakan dan

korban tidak menghendaki. atau ucapan yang merendahkan atau

c. Pemaksaan hubungan seksual dengan menghina; penguntitan; ancaman

cara tidak disukai, merendahkan dan kekerasan fisik, seksual ekonomis; yang

atau menyakitkan.

masing-masingnya dapat mengakibatkan

d. Pemaksaan hubungan seksual dengan penderitaan psikis ringan, berupa salah

orang lain untuk tujuan pelacuran dan satu atau beberapa hal berikut ini:

atau tujuan tertentu.

a. ketakutan dan perasaan terteror;

e. Terjadinya hubungan seksual dimana

b. Rasatidak berdaya, hilangnya rasa elaku memanfaatkan posisi percaya diri dan kemampuan bertindak;

ketergantungan korban yang

c. Gangguan tidur atau gangguan makan seharusnya dilindungi. atau disfungsi sosial;

f. Tindakan seksual dengan kekekrasan

d. Ganguan fungsi tubuh ringan (misalnya, fisik dengan atau tanpa bantuan alat sakit kepala, ganguan penceernaan

yang menimbulkan sakit, luka atau tanpa indikasi medis;

cidera.

e. Fobia atau depresi temporer. Kekerasan seksual ringan berupa Pembuktia kekerasan psikis harus

pelecehan seksual secara verbal, seperti didasarkan pada dua aspek secara

komentar verbal, gurauan porno, siulan,

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

ejekan, dan julukan dan atau secara non eksploitatif termasuk pelacuran, melarang verbal, seperti ekspresi wajah, gerakan

korban bekerja tetapi menelantarkannya, tubuh ataupun perbuatan lainnya yang

dan mengambil tanpa sepengetahuan dan meminta perhatian seksual yang tidak

tanpa persetujuan korban, merampan dan dikehendaki korban bersifatmelecehkan

atau memanipulasi harta benda korban. dan atau menghina korban. Jika kekerasan

Kekerasan ekonomi ringan, berupa seksual ringan dilakukan berulang-ulang

melakukan upaya-upaya sengaja yang (repitisi), maka dapat dimasukan sebagai

menjadikan korban tergantung atau tidak kekerasan seksual berat.

berdaya secara ekonomi atau tidak Kata “pemaksaan hubungan seksual”

terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kekerasan l e b i h d i u ra i ka n u n t u k m e n gh i n d a r i

ekonomi yang dimaksud dalam UU ini penafsiran bahwa “pemaksaan hubungan

adalah tindakan-tindakan dimana akses seksual” hanya dalam bentuk pemaksaan

korban secara ekonomi dihalangi dengan fisik semata (seperti harus adanya unsur

cara korban tidak boleh bekerjatetapi penolakan secara verbal atau tindakan),

ditelantarkan, kekayaan korban tetapi pemaksaan juga dapat terjadi dalam

dimanfaatkan tanpa seijin korban, atau tataran psikis (seperti dibawah tekanan,

korban dieksploitasi untuk mendapatkan sehingga tidak dapat melakukan penolakan

keuntungan materi. Dalam kekerasan ini, dalam bentuk apapun). Dengan demikian

ekonomi digunakan sebagai sarana untuk pembuktian tidak dibatasi hanya pada

mengendalikan korban. bukti-bukti bersifat fisik, tetapi dapat juga dibuktikan melalui kondisi psikis yang

METODE PENELITIAN dialami korban. Tindakan-tindakankekerasan

A.Desain Penelitian

seksual ini dalam dirinya sendiri (formil) Penelitian ini didesain sebagai merupakan tindakan kekerasan dengan

penelitian deskriptif dnegan metode survey atau tanpa melihat implikasinya.Implikasi

terhadap wanita karier yang berprofesi itu sendiri harusnya dimasukkan sebagai

sebagai tanaga pendidik (guru/dosen) yang unsur pemeberat (hukuman), seperti

ada diwilayah Kabupaten Merauke. Adapun rusaknya hymen, hamil, keguguran,

variable yang akan diteliti adalah KDRT terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS),

yang terjadi pada wanita karier yang kecacatan, dan lain-lain.

menjadi sampel.

4. Kekerasan Ekonomi

B. Devinisi Operasional Variabel Penelitian Kekerasan ekonomi berat, yakni

Variabel dalam penelitian ini adalah tindakan eksploitasi, manipulasi dan

KDRT pada wanita karier yang berprofesi pengendalian lewat sarana ekonomi berupa

sebagai pendidik (guru/dosen) dari tiga memaksa korban bekerja dengan cara

distrk yang ada di Kabupaten

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

Merauke.KDRT yang dimaksud adalah D.Instrumen Penelitian dan Teknik presentase terjadinya KDRT yang dialami

Pengumpulan Data

pendidik (guru/dosen) yang menjadi Pada penelitian ini digunakan satu sampel setelah menjawab pernyataan yang

instrument berupa angket yang dijabarkan ada dalam lembar angket identifikasi

berdasarkan keempat bentuk KDRT sesuai terjadinya KDRT yang berisi aspek-aspek

dengan UU Penghapusan KDRT No. 23 kekerasan dalam empat bentuk, yaitu

Tahun 2004, yaitu kekerasan fisik, psikis, kekersan fisik, psikis, seksual, dan ekonomi.

seksual,dan ekonomi. Angket logis, artinya secara logis butir–butir pernyataan

C. Populasi, Sampel, dan Teknik tersebut telah memenuhi syarat sebagai Pengambilan Sampel.

instrument, karena perntaaan dijabarkan Populasi dala penelitian ini adalah

dari aspek-aspek KDRT yang diambil dari seluruh pendidik (guru/dosen) yang

sumber UU Penghapusan KDRT No. berasal dari lima distrik di Kabupaten

Merauke, yaitu Distrik Merauke, Distrik Aspek-aspek tersebut selanjutnya Semangga, Distrik Tanah miring, Distrik

digunakan sebagai dasar dalam Malind, dan Distrik Sota. Sapel dalam

menjabarkan pernytaan–pernyataan dalam penelitian ini sebanyak 40 wanita karier

angket yang seluruhnya berjumlah 50 butir yang berprofesi pendidik (guru/dosen) per

dan berupa pernyataan positif. Setiap butir distrik, sehingga jumlah sampel seluruh-

angket mengandung lima alternative nya 200 orang. Sampel diambil secara area

jawaban, yaitu tidak pernah (TP), jarang (J), purposive sampling, artinya pengambilan

kadang-kadang (K), sering (S), dan sangat sampel berdasarkan area/wilayah, yaitu

sering (SS). Pemberian skor jawaban dari lima distrik yang ada di Kabupaet

berturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Merauke dengan mempertimbangkan rasio

Adapun kisi-kisi butir angket identifikasi usia perkawinan.

terjadinya KDRT disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Kisi – kisi Butir Angket Identifikasi Terjadinya KDRT

No.

Bentuk/Jenis KDRT

Nomor Butir Angket

Jumlah

1. Kekerasan Fisik a. Fisik Berat

10 b. Fisik Ringan

6 2. Kekerasan Psikis a. Psikis Berat

6 b. Psikis Ringan

7 3. Kekerasan Seksual a. Seksual Berat

9 b. Seksual Ringan

6 4. Kekerasan Ekonomi a. Ekonomi Berat

4 b. Ekonomi Ringan

JUMLAH SELURUHNYA

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

4. Menghitung skor rata – rata seluruh dari masing – masing pendidik

Data berupa skor terjadinya KDRT

aspek dengan rumus : (guru/dosen) yang menjadi sampel yang kemudian di jumlahkan sesuai dengan

ST = T1 + T2 + T3 + Tx bentuk KDRT yang ada dan diubah menjadi

N bentuk persentase. Selanjutnya skor

terjadinya KDRT dipisahkan sesuai dengan bentuk kekerasan dan interval usia

Keterangan :

perkawinan yang ditetapkan dalam ST = skor rata – rata seluruh aspek (ada 4 penelitian ini, yaitu 1 – 5 tahun, 1 – 10

aspek); T1, T2, T3 = skor total seluruh tahun, 10 – 15 tahun, dan > 15 tahun.

aspek dari sampel nomor 1, 2, 3; Tx = skor Dalam angket ini ada 50 butirpernyataan

total seluruh aspek dari sampel nomor x; positif, sehingga skor minimal 50 dan skor

N = jumlah seluruh sampel. maksimal 250. Data yang diperoleh dari penelitian

5. Selanjutnya baik skor rata- rata setiap ini berupa skor terjadinya KDRT dari setiap

aspek maupun seluruh aspek yang sampel yang dihitung melalui tahap –

diperoleh dikonversikan secara tahap sebagai berikut :

kualitatif dengan kriteria konversi yang

1. Memasukan data skor tiap sampel ke diadaptasi dari Robert Ebel L. (1972 : dalam table dasar.

266) sebagai berikut:

2. Menghitung jumlah skor jawaban dari setiap aspek dan seluruh aspek.

Table 2 Konversi Data Kuantitaif ke Kualitatif

3. Menghitung skor rata – rata tiap aspek

Persentase

Kriteria

dari bentuk KDRT dengan rumus :

(kuantiatif)

(kualitatif)

SA = N1 + N2 + N3 + N x 80 – 100

Sangat tinggi

60 -79

Tinggi

Sedang

Rendah Keterangan:

Sangat rendah SA = skor rata–rata suatu aspek (misal

0 - 19

aspek kekerasan fisik); N1, N2, N3 = skor Berdasarkan konversi tersebut total butir angket nomor 1, 2, 3 dan

maka dapat disimpulkan seberapa tinggi seterusnya dibagi jumlah seluruh butir

tingkat terjadinya KDRT pada wanita angket pada aspek tersebut; Nx = skor

karier yang berprofesi sebagai pendidik total butir angket nomor x dan seterusnya

(guru/dosen) di Kabupaten Merauke, baik dibagi jumlah seluruh butir angket pada

untuk tiap aspek dari bentuk KDRT yang aspek tersebut; N = jumlah seluruh

ada maupun untuk keseluruhan aspek. sampel.

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

Table 4 Beberapa Penjelasan

6. Presentase terjadinya KDRT dari setiap

Singkat tentang KDRT oleh Responden

aspek ditinjau dari usia perkawinan juga

68 dapat dditentukan dengan langkah yang 34

1. Kekerasan yang terjadi dalam

rumah tangga baik fisik, psikis,

sama, tetapi dari table data dasar diubah

seksual, maupun ekonomi. 2. Kekerasan yang dilakukan oleh

sesuai dengan mudah dapat dihitung

anggota keluarga yang satu

persentasenya. terhadap yang lain ( suami

terhadap istri, istri terhadap suami atau orang tua terhadap anak) baik secara fisik maupun psikis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Kekerasan dalam rumah tangga 26 13

Berdasarkan data yang diperoleh dari yang dilakukan oleh suami kepada

istri yang berupa kekerasan fisik,

pengisian angket identifikasi terjadinya

psikis, seksual, ekonomi. 4. Kekerasaan yang dialami istri oleh

20 Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), 10

suaminya, atau suami oleh istrinya

diperoleh data awal berupa jawaban tiga

dalam kehidupan berumah tangga. 5. Kekerasaan yang terjadi dalam

pertayaan sederhana untuk menjajagi

rumah tangga.

tentang pernah/tidaknya responden mendengar dan tahu/tidaknya responden

Selanjutnya berdasarkan data yang tentang KDRT, termasuk responden diminta

diperoleh dari pengisian angket identifikasi mengungkapkan apa yang mereka ketahui

terjadinya KDRT yang meliputi empat tentang KDRT dengan bahasanya sendiri.

aspek, yaitu berupa bentuk – bentuk atau Adapun hasil pengisian dua pertayaan

jenis KDRT yang meliputi kekerasan fisik, singkat tersebut dapat disajikan pada Tabel

psikis, seksual, ekonomi, maka diperoleh

3 berikut ini. skor rata – rata setiap jenis atau bentuk

Table 3 Rekapitulasi Penjajangan

KDRT yang dialami wanita karier setiap

Pengetahuan tentang KDRT Responden

distrik yang ada di Kabupaten Merauke,

Pertayaan

Jawaban

khusnya pendidik (guru/dosen). Skor rata –

Tidak pernah

Pernah

rata kemudian dikonversikan secara

Apakah Ibu 1 (0,5%)

kualitatif untuk mengaetahui tinggi

pernah mendengar

rendahnya KDRT yang terjadi untuk setiap

tentang KDRT ?

bentuk/jenis KDRT.Skor rata – rata dan

konversi kualitatif tersebut disajikan pada

Apakah ibu tahu 2 (1%)

table 5.

apa itu KDRT ?

Sedangkan beberapa jawaban atas pertanyaan ketiga yang berupa penjelasan singkat responden tentang KDRT disajikan pada Tabel 4:

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

Table 5 Persentase Rata – rata Setiap Jenis KDRT Setiap Distrik

No Jenis

% Rata .

Distrik (%)

KDRT - rata

Merau Semang Malin TM

20,656 20,462 an Fisik 2. Kekeras 20,423 22,154

20,423 21,462 22,615 21,415 an

Psikis 3. Kekeras 20,867 21,5

21 20,767 22,615 21,127 an Seksual 4. Kekeras 20,167 21,667

20,333 22,333 21,917 21,283 an Ekonom i

21,424 20,478 21,391 21,672 21,072 Rerata

(renda (rendah (renda (renda (renda (renda

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, juga dihitung persentase rata– ata setiap maka data yang diperoleh dari angket juga

bentuk/jenis KDRT ditinjau dari usia digunakan untuk menghitung persentase

perkawinan untuk setiap distrik yang ada di rata–rata setiap bentuk/jenis KDRT ditinjau

wilayah Kabupaten Merauke. Adapun data dari usia perkawinan. Pada penelitian ini

mengenai hal ini disajikan pada Tabel 6.

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

Table 6

Persentase Rata – rata Setiap Jenis KDRT Berdasarkan Usia Perkawinan

No. UP Jenis

% (Tahun)

Dist rik ( % )

Sota Rerata

1. 1-5 Kekerasan

20,36 21,197 Fi sik Kekerasan

22,198 22,292 Psikis Kekerasan

22,476 21,090 Seksual Kekerasan

20,476 21,595 ekonomi % Rata-rata

2. 5,1 - 10 Kekerasan

20 20,231 Fi sik Kekerasan

20,355 20,751 Psikis Kekerasan

20,513 21,578 Seksual Kekerasan

20 20,752 Ekonomi % Rata-rata

3. 10,1 - 15 Kekerasan

21,25 20,774 Fi sik Kekerasan

25,128 21,395 Psikis Kekerasan

20 23,259 21,395 Seksual Kekerasan

21,136 20,684 Fi sik Kekerasan

20 23,217 21,395 Psikis Kekerasan

20 21 23,333 21,559 Ekonomi % Rata-rata

22,528 21,223 (rendah)

VOLUME XV, Januari - April 2014

SOCIUS

Penelitian ini bertujauan untuk Hal yang menggembirakan ada mengetahui presentase wanita karier di

sebanyak 39 responden (19,5%) yang w i l aya h K a b u p a te n M e ra u ke ya n g

mampu menjelaskan bahwa KDRT sebagai mengalami KDRT ditinjau dari keempat

kekerasan yang dilakukan oleh anggota jenis KDRT yang ada dan presentase wanita

keluarga yang satuterhadap yang lain karierdi wilayah Kabupaten Merauke yang

(suami terhadap istri, istri terhadap suami mengalami KDRT ditinjau dari usia

atau orang tua terhadap anak), baik secara perkawinan. Adapun wanita karier yang

fisik maupun psikis sebanyak 20 responden dimaksud dibatasi pada wanita karier yang

( 1 0 % ) m e n j e l s k a n K D RT s e b a g a i berprofesi pendidik (guru/dosen).

kekerasan yang dialami istro oleh suaminya Berdasarkan penjajagan terhadap

atau suami oleh istrinya dala kehidupan pengetahuan responden menunjukan

berumah tangga. Dengan jawaban ini hanya ada 1 dari 200 responden yabg tidak

berarti responden memahami bahwa KDRT pernah mendengar tentang KDRT.Hal ini

tidak selalu kekerasan suami terhadap istri, kemungkinan saturesponden tersebut

bukan seperti yang diungkapkan 26 termasuk wanita karier yang kurang

re s p o n d e n ( 1 3 % ) m a u p u n o l e h 7 bergaul (memiliki kepribadian tertutup)

responden (3,5%) bahwa KDRT sebagai atau termasuk wanita yang kurang peduli

tindakan kekerasab fisik yang terjadi dalam dengan sekitarnya. Pada pertanyaan kedua,

rumah tangga yang biasanya dilakukan ada 2 responden yang menjawab tidak tahu

suami terhadap istrinya. tentang KDRT, kemungkinan alasannya

Sebagian responden yang menjawab sama dengan yang menjawab tidak pernah

pertanyaan kedua dengan jawaban “sedikit pada pernah pada pertanyaan pertama.

tahu” menjelaskan KDRT hanya seperti Ada 83 responden (41,5%) responden

kepanjangannya, yaitu kekerasan yang menjawab sedikit tahu. Hal ini dapat

terjadi dalam rumah termasuk responden dipahami karena guru/dosen jarang

yang menjawab pertanyaan pertama “tidak terlibat dalam organisasi wanita, kecuali

pernah” dan pertanyaan kedua “tidak mereka yang berkecimpungdan aktif dalam

tahu”. Meskupun hanya satu responden organisasi wanita atau setidak-tidaknya

yang menjawab bahwa KDRT sebagai aktif dalam wadah dharma wanita dan

kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga sejenisnya.

Sebanyak 115 responden akibat tidak harmonisnya keluarga, tetapi (57,5%) menyatakan tahu tentang KDRT.

jawaban ini sangat besar maknanya, karena Sebagian besar responden yang tahu

terjadinya KDRT memng biasanya bersal tentang KDRT, yaitu sebanyak68 responden

dari ketidakharmonisan yang terjadi dalam (34%) memberikan jawaban terhadap

rumah tangga kemudian muncul kekerasan pertanyaan ketiga dan menjelaskan

dalam berbagai benyuknya. KDRTsebagai kekerasan yang terjadi dalam

Berdasarkan pengelolahan data dari rumah tangga, baik fisik, psikis, seksual

angket yang diisi responden dari lima maupun ekonomi.

kabupaten, maka diperoleh rerata KDRT

SOCIUS

VOLUME XV, Januari - April 2014

dari keempat jenis KDRT untuk setiap Ditinjau dari semua skor nilai yang kabupaten tersebut. Meskipun semua

diperoleh dari pernyataan yang ada pada berada dalam kategori/kriteria rendah,

angket, maka butir nomor 34 menempati tetapi jika dilihat dari pola jawaban ada

urutan pertama sebagai kekerasan seksual beberapa responden yang mengalami

yang sering dirasakan wanita. Butir KDRT, baik dalam bentuk kekerasan fisik,

tersebut berbunyi “memaksa hubungan psikis, seksual, maupun ekonomi. Jika

seksual, meskipun ibu sedang tidak dapat