MAKALAH TUGAS UTAMA GURU and DOSEN MENUR (1)

PEMBAHASAN
Makalah ini membahas tentang tugas dan peran guru dalam Undangundang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal
ini sangat penting dipelajari agar guru dan dosen maupun pihak-pihak yang lain
dapat mengerti dan memahami bagaimana peraturan-peraturan guru dan dosen.
Dengan memahami Undang-undang guru dan dosen dengan baik maka
diharapkan guru dan dosen mampu mengatasi berbagai permasalahan pendidikan
khususnya yang terkait dengan guru dan dosen. Guru dan dosen profesional dan
bermartabat memberikan teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia
yang kuat.
Pembangunan

nasional

dalam

bidang

pendidikan

adalah


upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan
beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
1.

Pengertian Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 (1))
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab
IV tentang Guru Bagian Kesatu Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 8)

2.

Kualifikasi Akademik Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi adalah keahlian

yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi,
kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu “keahlian atau kecakapan
khusus”. (Pusat Bahasa Depdiknas, 2001:603).
1

Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang
harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 (9))
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. (UUGD
RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian Kesatu Kompetensi,
Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 9)
Untuk mengukur kemampuan kualifikasi guru dapat ditilik dari tiga hal.
Pertama, memiliki kemampuan dasar sebagai pendidik. Kualitas seperti ini

tercermin dari diri pendidik. Adapun persyaratan yang harus dimiliki oleh jiwa
pendidik antara lain:
a.

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b.

Berwawasan ideologi Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

c.

Berkepribadian dewasa, terutama dalam melaksanakan fungsinya, sebagai

orangtua kedua bagi siswa-siswanya
d.

Mandiri, terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

pembelajaran dan pengelolaan kelas.

e.

Penuh

rasa

tanggungjawab,

mengetahui

fungsi,

tugas

dan

tanggungjawabnya sebagai pendidik guru dan pelatih, serta mampu memutuskan
sesuatu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi, tugas dan
tanggungjawabnya, tidak menyalahkan pihak orang lain dalam memikul
konsekuensi dari keputusannya terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan

pengelolaan kelas,
f.

Berwibawa, mempunyai kelebihan terhadap para siswanya terutama

penguasaan materi pelajaran dan ketrampilan megerjakan sesuatu dalam
pembelajaran dan pengelolaan kelas.
g.

Berdisiplin, mematuhi ketentuan peraturan dan tata tertib sekolah dan

kelas.
h.

Berdedikasi, memperlihatkan ketekunan dalam melaksanakan tugas

membimbing, mengajar dan melatih para siswanya, sebagai pengabdi atau ibadat.

2


Kedua, memiliki kemampuan umum sebagai pengajar. Sebagai pengajar,
seorang guru, di samping memiliki kemampuan dasar sebagai pendidik, juga perlu
dan harus memiliki kemampuan sebagai prasyarat untuk mencapai kemampuan
khusus dalam rangka memperoleh kualifikasi dan kewenangan mengajar.
Kemampuan umum itu terdiri dari atas:
a.

Ilmu pendidikan atau pedagogik, didaktik dan metodik umum, psikologi

belajar, ilmu-ilmu keguruan lain yang relevan dengan jenis jenjang pendidikan.
b.

Bahan kajian akademik yang relevan dengan isi dan bahan pelajaran yang

diajarkannya
c.

Materi kurikulum yang relevan dan cara-cara pembelajaran yang

digunakan sebagai pedomn kegiatan belajar mengajar

d.

Kemahiran mengoperasionalkan kurikulum termasuk pembuatan satuan

pelajaran, persiapan mengajar harian, merancang KBM, dan lain-lain.
e.

Kemahiran pembelajaran dan mengelola kelas.

f.

Kemahiran memonitor dan mengevaluasi program, proses kegiatan dan

hasil belajar.
g.

Bersikap kreatif dan inovatif dlmelaksanakan kurikulum, serta mengatasi

masalah-masalah praktis pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Ketiga, mempunyai kemampuan khusus sebagai pelatih. Kemampuan

khusus ini bertujuan untuk melatih para siswanya agar terampil menguasai materi
pelajaran. Terutama mata pelajaran yang membutuhkan ketrampilan langsung dari
siswa. Karena itu, untuk memperoleh kewenangan mengajar, guru berkewajiban
menjabarkan program pembelajaran yang tertera dalam rancangan kurikulum ke
dalam sistem belajaran yang yang lebih bersifat operasional.
3.

Kompetensi Guru
E. Mulyasa mendefinisikan kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, kertrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir, dan bertindak. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang di kuasai oleh seseorang yang menjadi bagian
dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

3

Sejalan hal itu Finch dan Cruncilton, mengartikan kompetensi sebagai
penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi, yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan.( E. Mulyasa, 2004:37)
Kompetensi secara bahasa di artikan kemampuan atau kecakapan. Hal ini
di ilhami dari KKBI di mana kompetensi diartikan sebagai wewenang atau
kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Sedangkan secara
terminologis,sebagai berikut :
1)

Menurut Broke and Stone, gambaran hakekat kualitatif dari pelaku guru

yang tampak sangat berarti.
2)

Mc Leod dalam usman, keadaan berwenang atau memenuhi syarat

menuntutut ketentuan hukum
3)

Jhonson,

perilaku


yang

rasional

untuk

mencapai

tujuan

yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang di harapkan.
4)

Pengertian lain di artikan sebagai kemampuan dasar yang mengaplikasikan

apa yang seharusnya dapat di laksanakan oeh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya

5)

Hitami dan Sahrodi pemilikan nilai, sikap dan ketrampilan yang diperlukan

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. (Istianah Abu Bakar, 2006:405)
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 (10))
Lebih dalam lagi pada pasal 10 ayat (1) UUGD dan Pasal 28 ayat (3) Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kompetensi guru
dan dosen yang dimaksud meliputi:
a. Kompetensi Pendagogik
Merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang
dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
pengevaluasian hasil belajar. Contoh kompetensi pendagogik antara lain:
a) Menata ruang kelas

4

b) Menciptakan iklim kelas yang kondusif
c) Memotivasi siswa agar bergairah belajar
d) Memberi penguatan verbal maupun non verbal
e) Memberikan petunjik-petunjuk yang jelas kepada siswa
f) Tanggap terhadap gangguan kelas
g) Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah
b. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun,
disiplin, jujur, rapi, serta menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Contoh
kompetensi kepribadian antara lain:
a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran
c) Memahami diri (mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya)
d) Mengembangkan diri
e) Menunjukan keteladanan kepada peserta didik
f) Menunjukkan sikap demokrasi, toleransi, tenggang rasa, jujur, adil,
tanggung jawab, disiplin, santun, bijaksana dan kreatif
c. Kompetensi Profesional
Merupakan

kemampuan

penguasaan

materi

pembelajaran

secara

mendalam dan memiliki berbagai keahlian di bidang pendidikan. Meliputi
penguasaan materi, memahami kurikulum dan perkembangannya,
pengelolaan kelas, penggunaan strategi, media, dan sumber belajar,
memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan, memberikan bantuan dan
bimbingan kepada peserta didik, dan lain-lain.
d. Kompetensi Sosial
Meruapakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik
dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama
pendidik atau teman sejawat dan dapat bekerja sama dengan dewan
pendidikan atau komite sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian
dan pengembangan budaya masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan
sosial.

5

4.

Sertifikat Pendidik
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan

dosen. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (11))
Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab
I Ketentuan Umum Pasal 1 (12))
Berdasarkan UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian
Kesatu Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 11 yang mengatur tentang
sertifikat pendidik disebutkan:
(1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan
(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh
Pemerintah
(3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki
kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan
tertentu. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian Kesatu
Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 12)
5.
Hak dan Kewajiban
Berdasarkan UUGD RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru Bagian Kedua Hak
dan Kewajiban Pasal 1 (1), dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berhak:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan

6

f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundangundangan
g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas
h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi
i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan
j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi
k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Berdasarkan UUGD RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Pasal 1 (1), dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban:
a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika

7

e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Kedudukan Guru
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Pasal 2
(1))
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai
agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
(UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Pasal 4)
7. Tugas Utama Guru
a. Mendidik
Ditinjau dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan
kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan
memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang
telah menjadi kesepakatan bersama. Dari segi strategi dan metode yang
digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.
Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar
berarti menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan dan
lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara-cara tertentu
sehingga ilmu-ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain.
Lain halnya mendidik, mendidik tidak hanya cukup dengan memberikan
ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus dit anamkan pada
anak didik nilai-nilai dan norma- norma susila yang tinggi dan luhur. Dari pengertian

diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada mengajar. Mengajar
hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik har us mempunyai tujuan
dan nilai-nilai yang tinggi.

b. Mengajar
Ditinjau dari segi isi, maka mengajar dapat berupa menyampaikan bahan
ajar dalam bentuk ilmu pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan
contoh kepada siswa atau mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan

8

konsep yang diberikan kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dan metode yang dapat
digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
proses penyampaian materi secara verbal yakni bertutur secara lisan dari seorang
guru kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mampu memahami
dan menguasai materi secara optimal.
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
proses mencari dan menemukan. Siswa berperan dalam mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa
untuk belajar. Kegiatan ini menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis.
Siswa dituntut untuk mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas hal
yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa.
c. Membimbing
Ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan tata
tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka membimbing dapat dilakukan dengan
menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang
sesuai dengan perbedaan individual masing-masing siswa. Dari strategi dan
metode yang digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan
pembinaan.
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian
itu siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya.
Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang
sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi
pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan
sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang
berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan
itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Seorang guru

9

tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ”itu” atau menjadi ”ini”. Tugas guru
adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Jadi, inti dari peran guru
sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan
interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya.
d. Mengarahkan
Mengarahkan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada
peserta didik agar dapat mengikuti apa yang kita perintahkan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
e. Melatih
Ditinjau dari segi isi, melatih merupakan keterampilan atau kecakapan
hidup (life skills). Bila ditinjau dari segi proses, maka melatih dilakukan dengan
menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian.
Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu
melalui praktik kerja, simulasi, dan magang.
Menurut Sarief (2008), melatih pada hakekatnya adalah suatu proses
kegiatan untuk membantu orang lain mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
dalam usahanya mencapai tujuan tertentu.
Melatih adalah tehnik pendidikan yang dipelajari secara praktek langsung
dilapangan sesuai dengan pengarahan yang ada dalam sebuah materi. melatih
dibagi menjadi beberapa bagian yakni :
a.

Melatih Fisik

b.

Melatih Mental

c.

Melatih Emosi

d.

Melatih Keterampilan atau bakat

f. Menilai
Menurut (BSNP 2007: 9), penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi
penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh

10

informasi untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar
peserta didik.
g. Mengevaluasi
Menurut Wrightstone, dkk (1956) mengemukakan bahwa evaluasi
pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah
tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
KESIMPULAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Dengan lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen diharapkan dapat
menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan
dimasyarakat baik itu negeri maupun swasta, lebih menghargai profesi guru, dan
meningkatkan mutu guru di Indonesia.
Peran guru profesional yaitu sebagai designer (perancang pembelajaran),
edukator (pengembangan kepribadian), manager (pengelola pembelajaran),
administrator (pelaksanaan teknis administrasi), supervisor (pemantau), inovator
(menciptakan kegiatan kreatif), motivator (memberikan dorongan), konselor
(membantu memecahkan masalah), fasilitator (memberikan bantuan teknis dan
petunjuk), dan evaluator (menilai pekerjaan siswa).
DAFTAR PUSTAKA

11

Mulyasa,E.Kurikulum

Berbasis

Kompetensi.Bandung:

PT

Remaja

Rosdakarya.2004
____________________.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen
Istianah Abu Bakar.Konsep Kepribadian Guru Historis.Malang: El Harakah UIN
Malang.2006
Suparlan.Menjadi Guru Efektif.Yogyakarta: Hikayat Publishing.2005

12