Cara Tepat Menyusun Standar Operasional (2)

Cara Tepat Menyusun Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Prosedur operasional standar/ Standard Operating Procedure (SOP) digunakan
oleh suatu organisasi untuk memberi jejak arsip dan keseragaman tindakan
operasionalnya. Penyusuan SOP berbeda setiap organisasi. Dalam praktiknya tidak
semua SOP yang dibuat dapat diterapkan dalam kegiatan operasional, bahkan
parahnya SOP hanya sekadar dokumen yang diletakkan di rak atau lemari karena ia
tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Oleh karena itulah, perlu cara tepat
menyusun standar operasional prosedur (SOP).

2 Fungsi Dasar Standar Operasional Prosedur
(SOP)
Dua fungsi dasar SOP yang menjadi fungsi esensial bisa digambarkan sebagai
berikut:

1. Sebagai rujukan knowledgebase bagi kegiatan operasional yang
senantiasa diperbarui
Tindakan-tindakan pekerjaan semisal alur pemasaran dan penjualan, pengiriman
barang dari logistik, hingga pelayanan pelanggan semua akan tertata dengan rapi
(terstruktur)


dengan

merujuk

pada knowledgebase (baca:

SOP)

ini.

SOP

disarankan bahkan diharuskan untuk diperbarui apabila adanya alur kerja yang
berubah sehingga harus adanya pembaruan berdasarkan keputusan auditor
“jaminan mutu”.
2. Sebagai arsip pelacakan kegiatan operasional, penilaian, dan
perbaikan
SOP akan menjadi bukti otentik bagi alur pekerjaan yang memerlukan arsip
karena SOP biasanya memiliki formulir kerja semisal berita acara presentasi
produk oleh staf marketing, berita acara kunjungan onsite layanan

pelanggan, bukti pengiriman barang, dll. Dengan adanya audit jaminan mutu

berkala secara internal dan eksternal sebagai penilaian, perbaikan-perbaikan
untuk penyempurnaan harus dilakukan.

Membuat Standar Operasional Prosedur
SOP tidak dapat dirumuskan dengan segelintir orang apalagi yang tidak memahami
sistem kerja perusahaan. Setidaknya diperlukan tim khusus yang berkompeten
agar SOP yang dibuat sesuai dengan keadaan sebenar perusahaan. Adapun berikut
ini beberapa cara yang bisa dijadikan acuan:

1. Pembentukan tim khusus Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Tim terdiri dari tenaga kompeten dari setiap bagian/ divisi perusahaan misalnya
manajer pemasaran, manajer support, dll. Jika diperlukan, libatkan konsultan
jaminan mutu untuk mendapat informasi/ masukan yang tepat.

2. Pembagian tugas tim
Tenaga yang telah dibentuk diharuskan memiliki tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing untuk memetakan deskripsi kerjanya.


3. Penentuan sasaran penerapan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Sasaran SOP yaitu divisi-divisi di perusahaan yang memang patut atau perlu
menggunakan SOP

4. Penentuan waktu dan tempat penerapan SOP
Perkirakan waktu pelaksanaannya setelah verifikasi/ persetujuan atas SOP yang
dibuat termasuk tempat yang sesuai yaitu divisi masing-masing.

5. Mendokumentasikan jenis kegiatan operasional
setiap divisi
Setelah tim memetakan alur kerja setiap divisi yang dipegangnya, catat apa saja
jenis kegiatan operasional yang selalu dilakukan. Pencatatan ini dalam bentuk
perinci beserta penjelasannya.

6. Menyusun alur kerja, instruksi kerja, dan formulir
pendukung

Alur kerja berupa bagan alur (flow chart) beserta penjelasannya. Instruksi kerja

adalah penjelasan perinci dari alur kerja. Formulir pendukung digunakan sebagai
arsip yang akan menjadi bukti otentik kegiatan operasional.

7. Tukar pendapat/ masukan antarsesama tim
Saling memberi masukan atau tambahan antarsesama tim.

8. Libatkan pelaku pelaksana SOP

Tindakan ini diperlukan agar pelaksana SOP dapat memberikan masukan atas
temuan yang kurang.

9. Evaluasi dan perbaikan jika ada Rekonstruksi atau
uji coba
Lakukan pengujian SOP setiap divisi untuk mengetahui keefektifannya.

10. Verifikasi dari pihak Quality Management
Representative
Setelah uji coba dinyatakan tidak ada masalah dalam pelaksanaan, manajer QMR
perusahaan berhak memverifikasi dan memberi persetujuan.


11. Umumkan/ sosialisasikan kepada setiap pelaksana
SOP
Sosialisasi SOP dapat dilakukan dengan adanya rapat yang melibatkan semua divisi
untuk memastikan bahwa ketika implementasi memang sudah siap.

12. Pemantauan dan analisis
Dalam beberapa bulan ke depan hingga setahun, pemantauan berkala harus
selalu dilakukan untuk menilai apakah ada kendala, kriteria yang salah, tidak
efektif, dll.
Demikian cara penyusunan Standar Operasional Prosedur atau Standard Operating
Procedure (SOP) dari kami. Jika ada masukan, silakan komentari di kolom komentar
di bawah ini.