280403872 Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP

Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP - Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada
tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran
2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah
mengenal dengan yang namanya KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai
diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008. Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling
mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan
pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran
tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
- See more at: http://info-data-guru.blogspot.com/2014/01/perbedaan-kurikulum-2013-denganktsp.html#sthash.EeApSrSz.dpuf
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara Kurikulum
2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang pada
hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan
menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan
di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila
guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
No
Kurikulum 2013 : SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk

Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun
2013
KTSP : Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah
itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006

2013 : Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
KTSP :lebih menekankan pada aspek pengetahuan

2013 : di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
KTSP :di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

2013 : Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP
KTSP :Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013

2013 : Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses
dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,

dan Mencipta.
KTSP : Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

2013 : TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran
KTSP : TIK sebagai mata pelajaran

2013 :Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
KTSP : Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan

2013 : Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
KTSP : Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

2013 : Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
KTSP : Penjurusan mulai kelas XI

2013 : BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
KTSP : BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa


-------------------------------------------------------------------------------------

Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013~Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum
tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013
yang akan dijalankan secara terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan
pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan
pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi
kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru tetap dituntut untuk
dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk
kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus tampak menjadi
penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat
memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh isi
silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan
guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk
silabus) yang telah disiapkan pemerintah.
Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai berikut :
No

KTSP : Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu
2013 : Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, Keteampilan, Pengetahuan)

kTSP : Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
2013 :Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

KTSP : Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain
2013 : Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa)

kTSP : Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

2013 : Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar…

KTSP : Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah
2013 : ermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lainKonten
ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

KTSP : Tematik untuk kelas I-III (belum integratif)

2013 : Tematik integratif untuk kelas I-III

KTSP : TIK mata pelajaran sendiri
2013 :TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata
pelajaran lain

KTSP : Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
2013 : Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge

KTSP : Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI
2013 : Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat

KTSP : SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
2013 : SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.

KTSP : Penjurusan di SMK sangat detil

2013 : Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi, didalamnya terdapat

pengelompokkan peminatan dan pendalaman
-----------------------------------------------------------------

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.

Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
suatu negara. Kurikulum yang dipakai saat ini, mengacu pada Undang-Undang No.20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dari berbagai sudut kurikulum
yang digunakan saat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah
merancang kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013. Oleh karena itu kita selaku calon
pendidik perlu mengetahui perbedaan dan persamaan antara 2 kurikulum tersebut.


B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pendidikan ?

2. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum dan bagaimana struktur kurikulum tersebut?

3. Bagaimana peran kurikulum dalam pendidikan ?

4. Apa persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 ?

5. Apakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan.

2. Mengetahui lingkup dan struktur kurikulum .

3. Mengetahui dengan pasti peran kurikulum dalam pendidikan.

4. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.


5. Memahami dengan baik tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing kurikulum.

D. Metode Penelitian
Metode literatur : metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs
internet yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan dan penyusunan laporan, sekaligus
dijadikan sebagai landasan dalam penulisan laporan.

BAB II

KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013

A. Pengertian Pendidikan dan Kurikulum

2.1 Pengertian Pendidikan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang berasal dari
kata ”didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata ”me” sehingga menjadi ”mendidik” artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut Langeveld, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak
agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri
Menurut J.J. Rousseau,Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanakkanak sampai remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.
Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai pengertian Pendidikan,
yaitu salah satu proses yang dilakukan oleh pemerintah secara sadar dan terencana untuk
memajukan negaranya melalui ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan negaranya.

2.2 Pengertian Kurikulum


Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran
yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.

Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan
untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial,
kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6)
Menurut wikipedia, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
B. KTSP dan Kurikulum 2013

2.2.1 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah
telah melaksanakan KTSP. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada masing tingkat satuan
pendidikan ini hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk

memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta
menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip Pengelolaan KBS ini
mengacu pada “kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang
dimaksud dengan “kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolah
menggunakan perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Sedangkan “Keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus
yang akan dikembangkan oleh sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di
Indonesia.KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun
ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta
Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar
sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Struktur KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

No.

Komponen

Alokasi Waktu KTSP SD

Kelas
Mata Pelajaran

1

2

3

4

5

3

3

P

M

A.

Mata Pelajaran

1.

Pendidikan

2.

Pendidikan Kewarganegaraan

3.

B.Indonesia

E

A

5

5

5

4.

Matematika

N

T

5

5

5

5.

Ilmu Pengetahuan Alam

D

I

6.

Ilmu Pengetahuan Sosial

E

K

7.

Seni Budaya dan Keterampilan

8.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesenian

6

T
E

3

2

2

4

4

4

3

3

3

4

4

4

4

4

K
A

T
B.

Mutlok

A

a. Budaya Daerah

N

b. Bahasa Inggris

2

2

2

2

2

2

2

2

2*)

2*)

c. ……………(disesuaikan)

C.

Pengembangan Diri
Jumlah 26

27

2*)
28

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

36

36

36

2

2

4

Keterangan :

1. 1 (Satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit

2. Kelas 1, 2 dan 3 pendekatan Tematik, alokasi waktu per mata pelajaran di atur sendiri oleh
SD/MI

3. Kelas 4,5, dan 6 pendekatan mata pelajaran

4. Sekolah dapat memasukan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang
merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.

5. Mengenal pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan alokasi waktu per-mata pelajaran
sedangkan dalam PMB menggunakan pendekatan tematis.

Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah
adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.

2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.

3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan
mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan
pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah

kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan
hidup.

4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban
belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.

5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.

7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan
kondisi daerahnya masing-masing.

8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau
kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.

9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan
belajar, maupun konteks social budaya.

10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi
bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat
pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan
yang dituangkan dalam kurikulum.

12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus
mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan
peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.

14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang
akan membentuk kompetensi individual.

15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat,
dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.

16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

17. Berpusat pada siswa.

18. Menggunakan berbagai sumber belajar.

19. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan

Sedangkan kelemahan dari kurikulum KTSP :

1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.

2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP .

3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya,
penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan

4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai
syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan profesi.

2.2.2 Struktur Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 ini merupakan Kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh
Pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini
dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang
kurang tepat.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap, yakni :

1. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan
sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.

2. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite
Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI
pada 22 November 2012.

3. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat.
Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman
http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak.

4. Keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.

Struktur Kurikulum 2013

Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-4

Kelebihan dari Kurikulum 2013:

“Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi
satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua program
studi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dari Kementerian Pendidikan

Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini.

Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga harus terus
dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk
meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

Ia mencontohkan di Singapura, dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100
jam. Sementara di Indonesia, “tagihan” hanya mendapat sertifikat

kelemahan kurikulum 2013:

“Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum
melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari
pelaksanaan kurikulum sebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu.

Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam
proses pengembangan kurikulum 2013.

Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.

“UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan
proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak
diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk
mewujudkan tujuan pendidikan,” tambahnya.

Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan
dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata
pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.

http://edukasi.kompas.com

C. Perbedaan Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Perbedaan Struktur KTSP dan Kurikulum 2013:

1. Struktur Kurikulum 2013 pelajarannya lebih sedikit dari pada kurikulum KTSP yaitu yang
semula berjumlah 11 mata pelajaran menjadi 7 atau 6 pelajaran. Ke tujuh mata pelajaran tersebut
yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Bahasa
Indonesia, Matematika, Pengetahuan Umum, Kesenian, dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kesehatan (PJOK).

2. Kelas I-VI menggunakan metode belajar tematik.

3. Penambahan waktu mata pelajaran.

4. Pemisahan mata pelajaran IPA dan IPS.

Persamaan Struktur KTSP dan Kurikulum 2013:

1. Dibuat dan dirancang oleh Pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.

2. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP

Berbagai macam perubahan Kurikulum, hendaknya kita sebagai calon guru tetap melaksanakan
tugas kita sebagai pendidik yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun yang
akan kita gunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya dengan positif juga. ” Ayo
kita cerdaskan anak bangsa,!!”

------------------------------------------------------------------------------

1. ANALISIS PERBEDAAN KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013 ANALISIS
KURIKULUM: PERBEDAAN TUJUAN, SK_KD, DAN EVALUASI DALAM KURIKULUM
KTSP DAN KURIKULUM 2013 Oleh: Suhartono, S.Pd.
2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses pendidikan
yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga diharapkan setiap individu diberi
kesempatan untuk mengembangkan semua potensi pribadinya. Sekolah merupakan salah satu
sistem pendidikan yang merfungsi untuk membantu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dari pendidikan ang diterima anak bangsa di bangku sekolah, akan mampu mengubah
pola pikir dan daya kreativitas untuk menciptakan negara dengan taraf kesejahteraan yang baik
dan perekonomian yang meningkat. Sekolah ada merupakan bagian dari rancangan yang dibuat
oleh pemeritah di bidang pendidikan dengan landasan operasionalnya adalah kurikulum. Dari
kurikulum inilah tujuan dari pendidikan bangsa diharapkan dapat tersusun dengan sistematis
untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah
(2001:4-6) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen
isi/materi, komponen media (sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses
belajar mengajar. Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah kurikulum KTSP.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan
yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara
yuridis diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan
arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaan kurikulum
KTSP menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak baik dari
kalangan pendidikan maupun dari masyarakat umum. Kurikulum 2013 justru dianggap dapat
memasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan proses
pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built up product). Di sisi
lain, sebagian orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013 dapat memicu
pengembangan kompetensi siswa kearah yang lebih analisis dan tuntutan guru agar lebih kreatif
dan inovatif dalam pembelajaran karena guru dianggap mampu semua hal yang dapat membantu
siswa berkembang. Hal ini sangat menarik untuk menjadi bahan analisis dan diskusi bagi kita,
apakah kurikulum KTSP lebih baik dari kurikulum 2013, atau justru adanya pengembangan
kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini akan melahirkan output yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat saat ini dan yang akan datang. B. Tujuan Analisis Tujuan dari analisis

kurikulum ini adalah untuk mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Melihat bagaimana
bentuk tujuan, SK-KD, dan evaluasi kurikulum KTSP. 2. Melihat bagaimana bentuk tujuan, SKKD, dan evaluasi kurikulum 2013. 3. Mengetahui perbedaan tujuan, SK-KD, evaluasi antara
kurikulum KTSP dan kurikulum 2013. C. 1. Manfaat Analisis Bagi penulis adalah memberikan
pengetahuan tentang pengembangan kurikulum yang ada saat ini di indonesia, khususnya
kurikulum yang sedang digunakan saat ini yaitu kurikulum KTSP dan isu terbaru tentang
3. penyempurnaan kurikulum lama menjadi kurikulum 2013 yang sedang dalam proses
percobaan di beberapa sekolah yang sudah dalam tahap pelaksanaan. 2. Bagi pembaca dan
pemerintah, memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu dan wawasan dalam
pengembangan kurikulum yang ada di indonesia dan mencari solusi bersama untuk terus
mengembangkan kurikulum ke arah yang lebih baik dari saat ini untuk memenuhi tuntutan
zaman yang akan datang guna mencerdaskan bangsa. BAB II PEMBAHASAN A. 1. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab
1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich,
2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara berangsung-angsur mulai tahun
pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan definisi
tersebut, maka pihak sekolah diberikan kewenangan penuh untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah dengan
cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum,
karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang kondisi satuan pendidikannya.
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa serta rencana
pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh
siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan, diantaranya adalah tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan,
alat-alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004
(KBK). KTSP diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar dan telah
disahkan penggunaannya di sekolah, baik negeri maupun swasta, yang diberlakukan secara
bertahap pada tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pemerintah pusat (Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran 2009/2010, semua
sekolah telah menerapkan KTSP (Mulyasa, 2007:1-2). 2. Landasan KTSP KTSP disusun dalam
rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PeraturanPemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Muslich, 2008:1). Dalam
penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman pada
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Landasan penyusunan
KTSP sekurang-kurangnya menunjukkan (1) adanya undang-undang yang jelas sebagai acuan
dalam penyusunan KTSP; (2) adanya PP dan Permendiknas yang dijadikan acuan dalam
penyusunan KTSP; (3) khusus untuk madrasah, adanya Surat Keputusan/Edaran Dirjen
Pendidikan Islam atau Direktur Pendidikan Madrasah yang dijadikan acuan dalam penyusunan
KTSP; dan (4) adanya rencana pengembangan sekolah/madrasah yang dijadikan acuan dalam
penyusunan KTSP (Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo, 2008:46). Berikut ini akan
dikemukakan landasan penyusunan KTSP adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan di dalam UU No. 20
Tahun 2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);
4. Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1),
(2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP No. 19 Tahun 2005 yang mengatur KTSP, adalah
Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3),
(4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 (1), (2), (3), (4);
Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal
17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); dan Pasal 20. 3. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Dengan adanya landasan
penyusunan KTSP berupa undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri
pendidikan nasional menjadi landasan yang sangat kuat dalam mengelola penyelenggaraan
otonomi pendidikan di sekolah. Kebijakan otonomi pendidikan ini merupakan suatu keniscayaan
dan harus diimplementasikan pada tataran praktis, tidak hanya sebuah wacana semata-mata.
Kebijakan desentralisasi pendidikan akan berhasil dengan baik apabila didukung oleh
stakeholders dan anggota masyarakat yang sangat peduli dengan urgensi pendidikan bagi masa
depan bangsa Indonesia. 3. Karakteristik KTSP Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan
pendidikan atau sekolah untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar.
Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) memungkinkan berkurangnya materi pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya
perangkat standar dan patokan kompetensi yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya
beban tugas guru yang selama ini sangat banyak dan beban belajar siswa yang selama ini sangat
berat, serta terbukanya kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai
dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai sebuah konsep dan program, KTSP memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan

membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar
(learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil
belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).
Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru sendiri yang
harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran, disesuaikan dengan situasi daerah dan
minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah (kepala
sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum dengan
tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing sekolah dipandang lebih tahu
tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di
sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua figur tersebut merupakan
kunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap
sekolah dapat mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam
kaitannya dengan implementasi KTSP. 4. Komponen dan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. ·
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. · Tujuan
pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. · Tujuan
pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya. b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut. · Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia
5. · Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian · Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi · Kelompok mata pelajaran estetika · Kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan · Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. ·
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. 1. Mata pelajaran Mata pelajaran
beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur
kurikulum yang tercantum dalam SI. 2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran

keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal
yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. 3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan,
dan kelompok ilmiah remaja. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri
terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri
untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan
kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,
tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. 4. Pengaturan Beban Belajar · Beban belajar dalam
sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik
kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban
belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori
mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam sistem
kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri. · Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan
jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping
dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam
struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. · Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. · Alokasi
waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
6. · Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS
mengikuti aturan sebagai berikut. i. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka,

20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. ii. Satu SKS pada
SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar (raport) peserta didik
diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh di
rektorat teknis terkait. 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap
akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: · menyelesaikan seluruh program
pembelajaran; · memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan; · lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan · lulus Ujian Nasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian
sekolah/madrasah diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP. 7.
Penjurusan Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur
oleh direktorat teknis terkait. Penjurusan pada SMK/MAK didasarkan pada spektrum pendidikan
kejuruan yang diatur oleh direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 8. Pendidikan
Kecakapan Hidup · Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan
pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. · Pendidikan
kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran
dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. · Pendidikan kecakapan hidup
dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal. 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Global · Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik. · Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan
dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. · Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat
menjadi mata pelajaran muatan lokal. · Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal. c.
Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender
pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam

Standar Isi. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
7. dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip-Prinsip Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum merupakan salah satu indikator yang
menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan dan harus dikelola secara baik dan profesional.
Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa sebaiknya dilakukan secara terus-menerus
untuk merespon dan mengantisipasi perkembangan dan tuntutan zaman. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum adalah (1) prinsip relevansi, yaitu kesesuaian antara program
pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang
diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang; (2) prinsip efektivitas, yaitu sejauh mana
perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan; (3) prinsip
efisiensi, yaitu dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-sekecilnya akan dicapai
hasil yang memuaskan; (4) prinsip kesinambungan, yaitu saling terkait antara tingkat pendidikan,
jenis program pendidikan, dan bidang studi; (5) prinsip fleksibilitas, yaitu tidak kaku dan adanya
ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak; (6) prinsip berorientasi tujuan, yaitu
sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah
menentukan tujuan terlebih dahulu sehingga dapat menentukan secara tepat metode mengajar,
alat pengajaran, dan evaluasi; (7) prinsip dan model pengembangan kurikulum, yaitu
pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus menerus dengan implikasi bahwa
kurikulum senantiasa mengalami revisi dan bersifat dinamis (Idi, 2007:179-183). Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum tersebut merupakan dasar pokok untuk mengkaji pembelajaran dan
pengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran
saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti;
bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah,
dan lain-lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Khusus
untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan
khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Pengembangan KTSP,
antara lain menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri-ciri: · Menitikberatkan pencapaian
target (attainment targets) kompetensi daripada penguasaan materi; · Lebih mengakomodasikan

keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; · Memberikan kebebasan yang
lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan
program pendidikan sesuai dengan kebutuhan (Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo, 2008:56).
Menurut Rusman (2009:474-475), prinsip-prinsip pengembangan KTSP adalah: · Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. · Beragam
dan terpadu · Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. · Relevan
dengan kebutuhan kehidupan · Menyeluruh dan berkesinambungan · Belajar sepanjang hayat ·
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Berdasarkan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP di atas pada praktek pengajaran di dalam kelas sangat tergantung pada
situasi dan kondisi peserta didik di sekolah sehingga setiap guru memiliki kebebasan untuk
menentukan materi pelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar), indikator, metode,
media, dan ketercapaiannya. Selain itu, prinsip-prinsip tersebut menunjukkan bahwa kalau
terjadi perubahan kurikulum hendaknya terjadi perubahan secara menyeluruh termasuk materi,
metode, guru, sarana, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran sehingga
dampak positif dari perubahan kurikulum akan dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.
8. 5. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satua