Analisis Tentang Hubungan Industrial Di

ANALISIS TENTANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DI
INDONESIA MELALUI MEDIA KORAN DAN DIGITAL

PAPER

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu : Dr. Purnamie Titisari, S.E., M.Si
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Disusun Oleh :
Marga Area Refangga (1308 1020 1200)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Hubungan industrial merupakan suatu system hubungan yang

terbentuk antara para pelaku dalam produksi barang dan jasa yang terdiri
unsure pengusaha, pekerja/ buruh, dan pemerintah yang didasari nilainilai pancasila dan UUD Negara RI. Dalam pelaksanaan hubu ngan
industrial, pemerintah, pekerja/buruh atau serikat pekerja buruh serta
penngusaha atau organisasi pengusaha mempunyai fungsi dan peran
masing-masing yang sudah digariskan dalam UUD.
Dalam kenyataanya

di

Indonesia

sendiri, konsep

tentang

hubungan industrial sudah dijalankan di berbagai perusahaan guna
mencapai kesejahteraan di antara perusahaan dan pekerja dengan
memposisikan pemerintah sebagai regulator di antara keduannya.

Namun ibarat gading yang tak retak, dalam pelaksanaanya tidak selalu
mulus dengan teori yang dijabarkan. Acap kali di antara ke tiga aspek
diatas tidak berjalan sesuai fungsin ya yang menyebabkan tidak
harmonisnya hubungan industrial ini.

1.2

Rumusan Masalah
a. Apa saja contoh-contoh hal yang mendukung (pro) terhadap hubungan
industrial di Indonesia?
b. Apa saja contoh-contoh hal yang tidak mendukung (kontra) terhadap
hubungan industrial di Indonesia?

1.3

Tujuan
Diharapkan setelah membaca Paper ini, pembaca dapat melihat, mencermati

dan mengerti bahwa di Indonesia terdapat hal-hal yang mendukung tentang
hubungan industrial dan ada juga yang kontra terhadapnya. Serta diharapkan dapat

lebih mengerti melalui analisis-analisis sederhana yang dipaparkan oleh penulis.

PEMBAHASAN

1. Tuntut Hak, Ratusan Karyawan Merpati Demo di
Kantor Kemenkeu

(Fotografer: Pebrianto Eko Wicaksono/Liputan6.com)

Liputan 6 Jakarta - Ratusan Pegawai PT Merpati Nusantara Airline
melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta,
untuk meminta kejelasan terkait pembayaran gaji dan tunjangan hari raya (THR).
Koordinator Lapangan Aksi Damai Karyawan Merpati Ian Zul Hadi mengatakan,
aksi damai tersebut dilakukan untuk memastikan kejelasan anggaran pemerintah
yang dialokasikan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
membantu Merpati.
"Mau konfirmasi saja ke Kementerian Keuangan," kata Ian di depan
Kementerian

Keuangan,


Jakarta,

Rabu

(13/8/2014).

Ian menambahkan, ratusan rekan-rekannya tersebut juga menuntut pembayaran gaji
yang belum dilakukan selama delapan bulan, selain itu juga menuntut pembayaran
THR.
"Sekarang kalau bisa ketemu Pak Menterinya atau berwenang yang
menangani

mengenai

Merpati,"

tuturnya.

Ia mengungkapkan, aksi ini merupakan aksi lanjutan yang dilakukan pada Selasa

(12/8/2014) kemarin.
Namun karena kemarin tidak bertemu dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan,
karyawan tersebut akan kembali mendatangi Kementerian BUMN besok.
"Pak menterinya kemarin ke Makassar. Besok jam 9 pagi ke BUMN lagi,"
pungkasnya. (Pew/Ndw)
(src:http://bisnis.liputan6.com/read/2090326/tuntut-hak-ratusan-karyawanmerpati-demo-di-kantor-kemenkeu)

Menurut saya :
Hal yang mereka lakukan dengan berdemo demi menuntut hak mereka saya
kira benar. Sudah merupakan hak buruh dan pegawai untuk mendapatkan gaji dan
upah sesuai dengan kesepakatan yang sudah dijanjikan. Hak buruh di Indonesia
diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan no.13 tahun 2003 (UUK no. 13 th.
2003). Hak-hak buruh tersebut diantaranya adalah:


Hak Atas Upah Layak (Manusiawi)
Setiap orang yang bekerja pada seseorang ataupun instansi berhak

mendapatkan upah, hal ini tertuang dalam perlindungan undang-undang
perburuhan tentang pengupahan PP No. 8 tahun 1981 dan UU ketenagakerjaan

No.13 Tahun 2003. Setiap orang yang mengeluarkan keringatnya berhak atas upah
dan setiap orang yang memperkejakan seseorang berkewajiban membayarkan
upahnya.
Bahkan dalam agama islam, hal ini juga tertuang dalam hadis Nabi
Muhammad SAW “Barang siapa yang memperkerjakan seorang buruh maka
berkewajiban membayar upahnya”.


Hak Atas Tunjangan

Selain mendapatkan upah, setiap buruh berhak atas tunjangan. Tunjangan ini dibagi
menjadi 2:

Tunjangan tetap: tunjangan yang wajib diterima buruh tanpa dipengaruhi kehadiran
kerja.

Misal:

tunjangan


keluarga,

tunjangan

masa

kerja,

THR

dll.

Tunjangan tidak tetap: tunjangan yang diterima buruh berdasarkan kehadiran
mereka ditempat kerja. Misal: tunjangan transportasi, makan, premi hadir.
Tunjangan ini biasanya merupakan komponen dari upah, selain upah pokok.
Menurut ketentuan Pasal 95 ayat (2) UUK, perusahaan tersebut dapat
dikenakan denda.
Pasal 95 UUK
(1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau
kelalaiannya dapat dikenakan denda.

(2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase
tertentu dari upah pekerja/buruh.
(3) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau
pekerja/buruh, dalam pembayaran upah.

Aslinya ada beberapa cara sebelum dilakukanya demo oleh buruh antara
lain menurut UU PHI :






Jalur Bipartit (Perundingan antara pekerja dan pengusaha)
Jalur Tripartit (Menggunakan mediator dari DinasKerTrans)
Jalur Pengadilan Hubungan Industrial (Melalui gugatan ke pengadilan)
Dan sangat disayangkan di sini adalah tidak jelasnya tanggapan dari

manajemen perusahaan selama 8 bulan tentang kejelasan pembayaran upah dan

tunjangan hari raya (THR) yang akhirnya memicu kekesalan buruh untuk berdemo.
Puncaknya para demonstran akhirnya berniat membawa permasalahan ke
kementerian keuangan dan kementrian BUMN yang mana tindakan ini dapat
menjatuhkakn image perusahaan di masyarakat.

2. Ingat! Tak Daftarkan Pegawai ke BPJS Bisa
Dipenjara dan Denda Rp 1 M
Jakarta -Badan
Penyelenggara
(BPJS)

Jaminan

Sosial

Ketenagakerjaan

cabang

Gambir, Jakarta Selatan melakukan

sosialisasi 160 perusahaan untuk
mendaftarkan

pegawainya.Dalam

Undang-Undang No.4 Tahun 2004
soal Sistem Jaminan Sosial Nasional,
setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan jaminan sosial, dan
perusahaan

wajib

mendaftarkan
pegawainya.

Kepala Bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gambir, Haryani
Rotua Meilasari mengatakan, instruksi Gubernur DKI yang baru mewajibkan
keanggotaan


BPJS

Ketenagakerjaan

kepada

seluruh

perusahaan.

"Sekarang, prasyarat dalam pengurusan surat domisili usaha harus sudah
menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, karena memang keanggotaannya wajib
bagi semua perusahaan," kata Haryani dalam keterangannya, Kamis (4/9/2014).
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gambir menggandeng Kejari Jakarta Pusat
agar perusahaan yang masih belum mau menjadi peserta untuk segera menjadi
peserta. Kejari menjadi pengacara negara memberikan bantuan hukum agar
perusahaan-perusahaan tersebut taat undang-undang, sesuai dengan agenda Perdata
dan

Tata

Usaha

Negara

(Datun).

"Kejari sudah menjalin kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Gambir untuk memberikan bantuan hukum di luar mitigasi pengadilan. Jadi sesuai
agenda Datun yang salah satunya memberikan bantuan hukum di luar mitigasi
pengadilan bagi BPJS agar perusahaan taat terhadap Undang-Undang”, kata Jenny
Pasaribu, Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Tinggi Jakarta

Pusat.
Dalam UU No. 40 Tahun 2004 disebutkan soal tata cara pengenaan sanksi
administratif kepada pemberi kerja selain penyelenggara negara dan setiap orang,
selain pemberi kerja, pekerja, dan penerima bantuan iuran dalam penyelenggaran
jaminansosial.
Selain itu pemilik perusahaan yang tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ke
BPJS akan dikenakan sanksi paling lama 8 tahun kurungan penjara dan pidana
denda paling banyak Rp 1 miliar, sesuai dengan UU no. 24 Tahun 2011 Pasal 55.
Perusahaan Wajib untuk mendaftarkan tenaga kerjanya ke BPJS
Ketenagakerjaan agar memperoleh perlindungan jaminan sosial berupa Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), dan Jaminan Hari Tua (JHT).
(dnl/ang)
(src:http://finance.detik.com/read/2014/09/04/183252/2681741/5/ingat-takdaftarkan-pegawai-ke-bpjs-bisa-dipenjara-dan-denda-rp-1-m)

Menurut saya :
Saya sangat setuju dengan kebijakan ini karena pada nantinya para
pegawailah yang akan mendapat manfaat dari jaminan sosial tersebut. Bahkan
dalam Undang-Undang No.4 Tahun 2004 soal Sistem Jaminan Sosial Nasional,
setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan jaminan sosial, dan perusahaan
wajib mendaftarkan pegawainya. Selain itu pemilik perusahaan yang tidak
mendaftarkan tenaga kerjanya ke BPJS akan dikenakan sanksi paling lama 8 tahun
kurungan penjara dan pidana denda paling banyak Rp 1 miliar, sesuai dengan UU
no. 24 Tahun 2011 Pasal 55. Sanksi ini termasuk tegas dan akan efektif bagi
perusahaan yang tetap membandel.
Mungkin langkah ke depan yang perlu di lakukan pemerintah ke depan
adalah lebih gencar menggalakan sosialisasi ke tiap perusahaan. Kemudian
perusahaan akan mensosialisasikan ini ke pegawainya dengan begitu tiap pegawai
akan paham dan mengerti tentang jaminan sosial dan tidak terjadi kesimpang siram
informasi.

3. Jokowi Janji
Produksi Padi Sedikitnya
8 Ton/Hektare
Bisnis.com, JAKARTA - Presiden
terpilih Joko Widodo heran ketika
petani sejumlah daerah di Tanah Air
mengatakan produksi padi dalam
satu hektare hanya berkisar 4-5 ton
sekali

panen.
Ada sejumlah persoalan yang

dihadapi oleh petani di lapangan meliputi kurangnya irigasi, rendahnya kualitas
benih dan kelangkaan pupuk. Setelah ditanyakan kepada ahlinya apabila ketiga
faktor itu dipenuhi hanya meningkatkan hasil 1 ton atau menjadi 5-6 ton per hektare.
Jokowi berharap ada solusi konkrit peningkatan kesejahteraan petani
dengan jalan meningkatkan produksi padi menjadi 8 ton per hektare seperti di
negara lain. Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintahannya ke depan untuk
merealisasikan

hal

tersebut.

"Kenapa satu hektare enggak bisa 8 ton, padahal di negara lain bisa 8 sampai
12 ton. Masalah kepemilikan lahan, irigasi, pupuk selalu hilang kalau dibutuhkan
kenapa bertahun-tahun enggak bisa diselesaikan, persoalannya di situ," kata Jokowi
dalam acara Munas Tani

Indonesia di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Persoalan ini sebenarnya telah dimasukkan dalam program prioritas
pemerintahan Jokowi-JK terkait peningkatan kesejahteraan petani. Utamanya
program pengalihan subsidi BBM kepada sektor produktif di pedesaan termasuk
pertanian.
Menurut Jokowi, petani lebih semangat jika program pengalihan subsidi
diterapkan secara maksimal. Bahkan kedaulatan pangan bisa tercapai dalam kurun
waktu tiga tahun. "Kalau saya lihat petani semangatnya seperti itu, tiga sampai
empat tahun pasti ketemu," ujarnya.
(src:

http://industri.bisnis.com/read/20140904/99/255166/jokowi-janji-produksi-

padi-sedikitnya-8-tonhektare)

Menurut saya :
Pemerintah telah menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu melayani dan
turut mengembangkan usaha petani guna memperoleh hasil panen yang lebih
baik. Ketika petani mendapat target panen yang besar maka mereka akan :
1. Merekrut orang lain untuk membantu pekerjaan di sawah tentunya dengan
membayar upah.
2. Membuat lapangan pekerjaan baru sehingga bisa menyerap pengangguranpengangguran
3. Hubungan antar petani ( di sini bisa sebagai pengusaha karena
memperkerjakan buruh), para buruh tani bisa berjalan harmonis.
Dari langkah ini pemerintah dalam satu kali langkah dapat langsung
menjalankan beberapa fungsi dalam hubungan industrial namun perlu
diselaraskan dengan tujuan pemerintah dalam hal ini antara lain :
a. Menetapkan kebijakan tentang target kenaikan hasil panen secara
jelas
b. memberikan pelayanan dan penyuluhan mengenai tindakan
pemerintah ini agar lebih di mengerti petani
c. melaksanakan pengawasan terhadap usaha yang akan di lakukan
d.

melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

Ketika hal diatas sudah terlaksana maka akan tercipta sinergi yang bagus
antara petani, buruh tani dan pemerintah, sehingga pemerintah bisa mencapai
target panen, petani dapat mengembangkan usaha pertanianya dan buruh tani
mendapat upah yang sesuai
Namun, disayangkan di sini langkah yang akan dilakukan pemerintah
terhadap peningkatan target panen terkesan cuma rencana tanpa di barengi
usaha yang belum terperinci dan jelas.

4. Pabrik Unilever Oleochemical Butuh 400.000
Karyawan
Jakarta -Pabrik

PT

Unilever

Oleochemical Indonesia perusahaan
terafiliasi PT Unilever Indonesia Tbk
(UNVR) akan mulai beroperasi tahun
depan dan diperkirakan menyerap
sedikitnya 400.000 tenaga kerja.

External

Relations

Director

and

Corporate Secretary UNVR Sancoyo Antarikso mengatakan, saat ini pembangunan
pabrik tersebut dalam tahap penyelesaian. Pabrik yang terletak di Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) ini
memiliki kapasitas produksi sebesar 160.000 ton per tahun dengan nilai investasi
Rp

2

triliun

yang

seluruhnya

diambil

dari

dana

internal.

"Sudah dry commitioning, kita cek utility-nya, mulai operasi tahun depan.
Pengaruhnya sangat bagus ke industri, tenaga kerja nambah, kira-kira bisa serap
350-400 tenaga kerja. Output 160 ribu ton per tahun, investasi Rp 1,5 triliun-Rp 2
triliun," ujar Sancoyo di Acara Refleksi MP3EI di JCC Senayan, Jakarta, Kamis
(4/9/2014).
Dia menjelaskan, pabrik ini merupakan pabrik pengolahan CPO untuk
bahan baku pembuatan produk-produk Unilever. Pabrik ini dibangun untuk
produk home and personal care yang lokasinya berada. Empat produk yang
dihasilkan

yaitu fatty

acid, surfactant, soap, noodles,

dan glycerine.

Produk-produk yang dihasilkan mayoritas akan dipasarkan ke Asia, Eropa,
dan Afrika. Pasar domestik hanya disediakan sebesar 20% saja. "Porsi 15-20%
untuk

domestik

sisanya

ekspor

ke

Asia,

Eropa,

Afrika,"

katanya.

Sancoyo menyebutkan, pabrik seluas 17 hektar ini menempati kawasan
lahan milik PTPN III seluas 2.000 hektar

Pembangunan pabrik oleochemical ini merupakan yang pertama di dunia. Dengan
lokasi di Sei Mangkei diharapkan bisa mendorong berbagai potensi ekonomi di
wilayahtersebut.
"Ini ada di kawasan 2.000 hektar punya PTPN III, kita beli 16-17 hektar
semuanya buat pabrik. Pabrik ini pabrik oleochemical terintegrasi pertama di dunia
oleh Indofood. Ini teknologi yang belum ada di Indonesia, ini untuk meningkatkan
kualitasSDM,"terangnya.
Namun begitu, Sancoyo menegaskan, masih dibutuhkan pengembangan
infrastruktur di wilayah tersebut agar memudahkan para investor menanamkan
modalnya di sana. "Saya kira semua orang sudah tahu bahwa infrastruktur di sana
masih harus di push lebih lanjut, kawasan Sei Mangkei ini sangat bagus karena akan
mempunyai jalur distribusi pakai kereta melalui pelabuhan Kuala Tanjung, ini
infrastruktur masih perlu digenjot, jalan, gas, jadi yang ingin kita sampaikan kami
melakukan investasi di Sei Mangkei ini perusahaan pertama, mudah-mudahan bisa
menarikyanglainjuga,"tandasnya.
(src : http://finance.detik.com/read/2014/09/04/182744/2681733/1036/pabrikunilever-oleochemical-butuh-400-karyawan)

Menurut saya :
Disini terlihat jelas bahwa perusahaan memang sangat membutuhkan
karyawan atau buruh untuk menjalankan kinerja perusahaan, hal ini terbukti dari
yang dibutuhkan yaitu sebanyak 400.000 karyawan. Tentunya jumlah ini tidak
sedikit karena tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan antara pekerja dan
pengusaha adalah hubungan yang saling membutuhkan dan saling mengisi satu
dengan yang lainnya. Pengusaha tidak akan dapat menghasilkan produk barang atau
jasa jika tidak didukung oleh pekerja, demikian pula sebaliknya.

Sehingga tidak ada salah satu pihak yang berhak merasa paling berkuasa.

Dan karena saling membutuhkan di sini maka kedua belah pihak harus bisa
saling memenuhi hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik bagi karyawan atau
perusahaan tersebut agar tercipta hubungan industrial yang harmonis guna
mencapai ketenangan bekerja dan kelangsungan berusaha (Industrial Peace).”
Melihat pentingnya kegiatan ini, masalah hubungan industrial perlu
mendapat perhatian khusus dalam penanganannya, karena berpengaruh besar
terhadap kelangsungan proses produksi yang terjadi di perusahaan.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari beberapa artikel dan analisis diatas bahwa
penerapan tentang hubungan industrial masih terdapat pro dan kontra. Pasalnya, hal
ini dikarenakan kurangnya sinergitas antara ketiga aspek yaitu: pemerintah,
perusahaan dan pekerja, namun tidak sedikit pula contoh-contoh riil yang telah
menggambarkan efek-efek positif penerapan hubungan industrial ini, karena
memang pada dasarnya ketiga aspek ini saling berkaitan dan tidak bisa berdiri
sendiri-sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

 http://xa.yimg.com/kq/groups/23389461/875952305/name/PENDAHULU
AN1.doc

 http://bisnis.liputan6.com/read/2090326/tuntut-hak-ratusan-karyawanmerpati-demo-di-kantor-kemenkeu

 http://finance.detik.com/read/2014/09/04/183252/2681741/5/ingat-takdaftarkan-pegawai-ke-bpjs-bisa-dipenjara-dan-denda-rp-1-m

 http://industri.bisnis.com/read/20140904/99/255166/jokowi-janjiproduksi-padi-sedikitnya-8-tonhektare

 http://finance.detik.com/read/2014/09/04/182744/2681733/1036/pabrikunilever-oleochemical-butuh-400-karyawan