Jurnal Nominal Volume I Nomor I Tahun 20
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
PENGARUH DIVIDEND PER SHARE, RETURN ON EQUITY
DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAAN
INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2006-2010
Rescyana Putri Hutami
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
Pengaruh Dividend per Share terhadap Harga
Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 20062010. (2) Pengaruh Return on Equity terhadap
Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode
2006-2010. (3) Pengaruh Net Profit Margin
terhadap Harga Saham Perusahaan Industri
Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. (4) Pengaruh Dividend per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010.
Penelitian ini merupakan penelitian ex
post facto. Sampel diambil menggunakan
teknik purposive sampling. Jumlah sampel
sebanyak 31 perusahaan dari 152 perusahaan
industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia periode 2006-2010. Dengan
demikian data yang dianalisis berjumlah 155.
Sebelum melakukan teknik analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga
menggunakan analisis regresi linier sederhana,
sedangkan untuk pengujian hipotesis keempat
menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Dividend per Share berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan r =
0,914, r2 = 0,836, thitung = 27,882 > ttabel = 1,960.
(2) Return on Equity berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan r =
0,451, r2 = 0,204, thitung = 6,256 > ttabel = 1,960.
(3) Net Profit Margin berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan r =
0,543, r2 = 0,295, thitung = 8,006 > ttabel sebesar
1,960. (4) Dividend per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin berpengaruh positif
dan signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan R
= 0,917, R2 = 0,840, Fhitung = 264,539 > Ftabel =
2,67.
Kata Kunci: Dividend per Share, Return on
Equity, Net Profit Margin dan
Harga Saham.
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
A. Pendahuluan
perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham
1. Latar Belakang Masalah
yang dibeli mengakibatkan harga saham perus-
Pasar modal merupakan pertemuan antara
ahaan tersebut naik (Taranika Intan, 2009: 21).
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak
Return on Equity (ROE) adalah rasio penting
yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-
bagi para pemilik dan pemegang saham karena ra-
belikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan
sio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan
sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas
dalam mengelola modal dari pemegang saham un-
yang umumnya memiliki umur lebih dari satu ta-
tuk mendapatkan laba bersih (Lestari, Lutfi dan
hun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin,
Syahyunan, 2007: 5). Sedangkan menurut Chrisna
2008:13). Setiap perusahaan yang listing di Bursa
(2011: 34) kenaikanReturn on Equity biasanya dii-
Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan
kuti oleh kenaikan harga saham perusahaan terse-
saham yang dapat dimiliki oleh setiap investor.
but. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik
Tetapi, harga saham sangatlah fluktuatif dan beru-
kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya un-
bah-ubah, padahal pihak investor sendiri sangat
tuk menghasilkan keutungan bagi pemegang sa-
ingin harga sahamnya selalu tinggi dan tidak
ham.
pernah turun. Investor harus pandai-pandai dalam
Net Profit Margin (NPM)merupakan rasio
menganalisis harga saham tersebut karena jika sa-
yang menunjukkan seberapa besar persentase laba
lah dalam menganalisis harga saham, maka inves-
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Rinati,
tor akan mengalami kerugian yang jumlahnya tidak
2001: 75). Rasio ini menginterpretasikan tingkat
sedikit. Sebelum berinvestasi, investor hendaknya
efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampu-
tidak hanya melihat laba bersih yang didapatkan
an perusahaan menekan biaya-biaya operasional-
perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis
nya pada periode tertentu. Semakin besar rasio ini
terhadap laporan keuangan emiten. Karena pada
semakin baik karena kemampuan perusahaan da-
prakteknya, masih banyak investor yang mempred-
lam mendapatkan laba melalui penjualan cukup
iksi harga saham hanya melihat labanya saja, tanpa
tinggi
menganalisis laporan keuangan emiten. Padahal
menekan biaya-biayanya cukup baik. Sebaliknya,
ada banyak faktor yang mempengaruhi harga sa-
jika rasio ini semakin turun maka kemampuan pe-
ham. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:
rusahaan
101) beberapa faktor yang mempengaruhi harga
penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, ke-
saham yaitu Dividend per Share,Return on Equity
mampuan perusahaan dalam menekan biaya-
dan Net Profit Margin.
biayanya dianggap kurang baik sehingga investor
serta
kemampuan
dalam
perusahaan
mendapatkan
laba
dalam
melalui
Dividend per Share (DPS) adalah total dividen
pun enggan untuk menanamkan dananya. Hal ter-
yang akan dibagikan pada investor untuk setiap
sebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut
lembar saham. DPS yang tinggi mencerminkan pe-
mengalami penurunan (Ardin Sianipar, 2005: 37).
rusahaan memiliki prospek yang baik karena dapat
Industri manufaktur merupakan salah satu pri-
membayarkan DPS dalam jumlah yang tinggi. Hal
mary sector di Bursa Efek Indonesia sehingga in-
ini akan menarik investor untuk membeli saham
dustri ini lebih mencerminkan keadaan pasar mod-
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
al. Banyak investor yang lebih senang menginves-
manufaktur yang diikuti dengan penurunan harga
tasikan dananya pada perusahaan industri manufak-
saham perusahaan industri manufaktur. Dengan
turkarena harga saham perusahaan industri man-
diketahuinya DPS, ROE dan NPM maka dapat
ufaktur meningkat setiap tahun (www.idx.co.id).
digunakan sebagai dasar investor dalam memilih
Tetapi harga saham industri manufaktur sangat
waktu yang tepat untuk membeli maupun menjual
fluktuatif dan sulit diprediksi. Selain itu, harga sa-
saham. Jika nilai DPS, ROE dan NPM perusahaan
ham industri manufaktur sangat rentan terhadap
industri manufaktur tersebut turun maka investor
keadaan ekonomi Indonesia. Seperti tahun 2008
pun akan mengurungkan niatnya untuk membeli
yang lalu ketika terjadi krisis global yang membuat
saham tersebut sehingga menyebabkan permintaan
harga saham perusahaan industri manufaktur men-
saham pada perusahaan industri manufaktur men-
galami penurunan. Penurunan harga saham tersebut
jadi turun dan harga sahamnya pun mengalami
diakibatkan karena meningkatnya inflasi dari
penurunan, seperti kasus tahun 2008. Oleh karena
6,59% menjadi 11,06% serta tingkat suku bunga
itu, investor pun diharapkan harus pandai-pandai
pun mengalami peningkatan.
dalam menganalisis faktor-faktor yang diduga ber-
Kenaikan inflasi tersebut menyebabkan kenai-
pengaruh terhadap harga saham perusahaan indus-
kan harga bahan baku serta kenaikan biaya
tri manufaktur agar terhindar dari kerugian. Inves-
operasional. Selain itu, kenaikan inflasi ini me-
tor hendaknya menganalisis rasio-rasio seperti
nyebabkan tingkat suku bunga juga mengalami
DPS, ROE serta NPM untuk memprediksi harga
peningkatan
saham.
sehingga
investor
lebih
senang
menginvestasikan dananya pada deposito daripada
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
berinvestasi di pasar modal. Daya beli masyarakat
pengaruh DPS, ROE dan NPM terhadap Harga Sa-
pun semakin menurun ketika terjadi krisis global
ham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat
dan menimbulkan penurunan penjualan pada perus-
di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
ahaan industri manufaktur. Penurunan penjualanyang diiring dengan meningkatnya harga bahan
2. Kajian Literatur
baku dan biaya operasional tersebut mengakibatkan
a. Harga Saham
laba bersih sebagian besar perusahaan industri
1) Pengertian Harga Saham
manufaktur ikut mengalami penurunan (Suyoto,
Menurut Sunariyah (2004: 128) harga saham
2010: 19). Dengan menurunnya laba ini, dividen
adalah harga selembar saham yang berlaku da-
yang dibayarkan pada pemegang saham pun akan
lam pasar saat ini di bursa efek. Menurut Jogi-
menurun bahkan ada perusahaan industri manufak-
yanto (2008: 143) harga saham adalah harga
tur lebih memilih menahan labanya dan tidak mem-
yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
bayarkan dividennya, seperti PT Mandom Indone-
yang ditentukan oleh pelaku pasar dan diten-
sia Tbk dan PT Gajah Tunggal Prakarsa Tbk
tukan oleh permintaan dan penawaran saham
(www.idx.co.id). Penurunan laba tersebut turut me-
yang bersangkutan di pasar modal.
nyebabkan penurunan pada rasio keuangan seperti
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
DPS, ROE serta NPM pada perusahaan industri
(2004: 151) harga saham merupakan nilai
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
sekarang (present value) dari penghasilan-
tan sehingga investor harus mengerti cara
penghasilan yang akan diterima oleh pemodal
menghitung nilai intrinsik suatu saham.Jika nilai
dimasa yang akan datang. Dapat disimpulkan
pasar lebih besar dari nilai instrinsiknya, maka
harga saham adalah harga selembar saham yang
saham tersebut lebih baik dijual, tetapi jika nilai
terjadi pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pasar lebih kecil dari nilai instrinsik, maka sa-
permintaan dan penawaran di pasar modal.
ham tersebut lebih baik dibeli. Dalam menentukan nilai intrinsik terdapat dua pendekatan.
2) Macam-Macam Harga Saham
Menurut Sawidji Widoatmojo (2005: 91) har-
ga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum
dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan.
b) Harga Perdana
Harga perdana adalah harga yang didapatkan
pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
c) Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor
yang satu dengan investor yang lain.
Kedua pendekatan tersebut adalah pendekatan
nilai sekarang dan pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER).
(1) Pendekatan Nilai Sekarang
Perhitungan nilai saham dilakukan dengan
mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa depan dengan tingkat diskonto
sebesar tingkat return yang diisyaratkan.
Aliran kas yang akan diterima investor adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Penentuan nilai saham (pendekatan nilai
sekarang) dengan menggunakan komponen dividen dapat dilakukan menggunakan model diskonto dividen. Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan estimasi harga
saham dengan mendiskontokan semua aliran
3) Penilaian Harga Saham
a) Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva
bersih yang dimiliki oleh pemegang saham
dividen yang akan diterima di masa depan.
Model tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
dengan memiliki satu lembar saham
b) Nilai Pasar
Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang
ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar
c) Nilai Intrinsik
=
nilai intrinsik
model diskonto dividen
saham
dengan
Nilai intrinsik atau dikenal dengan nilai teoritis
merupakan nilai saham yang sebenarnya atau
seharusnya terjadi. Dalam membeli atau menjual
=
dividen
yang
diterima di masa depan
k =
return yang diisyaratkan
saham investor harus membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangku-
(Tandelilin, 2008: 184-186)
akan
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Persamaan tersebut menandakan bahwa ali= nilai intrinsik saham dengan model diskonto
ran dividen yang diterima investor merupakan ali-
dividen pertumbuhan konstan
ran dividen yang tidak terbatas dan konstan. Padahal kenyataannya, perusahaan membayar dividen
= dividen yang diterima saat ini
dengan jumlah yang tidak konstan atau pem-
k
= return yang diisyaratkan
bayarannya mengalami pertumbuhan. Untuk itu
g
= tingkat pertumbuhan dividen
diperlukan beberapa model perhitungan dalam
(Tandelilin, 2008: 187)
mengatasi hal tersebut, yaitu:
(a) Model Pertumbuhan Nol.
(c) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda)
Model ini berasumsi bahwa dividen yang
Ada kalanya perusahaan tumbuh secara pesat
dibayarkan tidak akan mengalami pertumbuhan.
dan sangat baik sehingga memungkinkan untuk
Jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap dari
membayarkan dividen pada tingkat pertum-
waktu ke waktu. Berikut ini cara menghitung
buhan yang sangat bagus selama beberapa ta-
nilai saham dengan model pertumbuhan nol:
hun. Tetapi, perusahaan tersebut juga dapat
mengalami penurunan yang cepat sehingga
memungkinkan untuk membayar dividen pada
Keterangan:
tingkat penurunan tertentu. Model pertumbuhan tidak konstan ini lah yang dapat mem-
= nilai intrinsik saham dengan model
diskonto dividen pertumbuhan nol.
bantu investor dalam menghitung nilai intrinsik
dengan pertumbuhan dividen yang tidak kon-
D=
dividen yang akan diterima dalam
jumlah konstanta selama periode pembayaran
dividen di masa depan.
k =
tor
stan.
tingkat return yang diisyaratkan invesKeterangan:
(Tandelilin, 2008: 187)
= nilai intrinsik saham dengan model pertum-
(b) Model Pertumbuhan Konstan
buhan tidak konstan (ganda)
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham jika dividen yang akan dibayarkan men-
n
= jumlah tahun selama periode pembayaran
dividen supernormal
galami pertumbuhan secara konstan selama
waktu tak terbatas. Berikut ini cara untuk
D0 = dividen saat ini (tahun pertama)
menghitung nilai saham menggunakan model
gt = pertumbuhan dividen supernormal
pertumbuhan konstan:
Dn = dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal
gc = pertumbuhan dividen yang konstan
k=
Keterangan:
tingkat return yang diisyaratkan investor
(Tandelilin, 2008: 189-190)
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
(2) Pendekatan PER
ilihindustri
yang
memilikiprospek
Dalam pendekatan PER atau sering disebut
menguntungkan.
dengan pendekatan multiplier, investor akan
3) Analisis Perusahaan
yang
menghitung berapa kali (multiplier) nilai earn-
Tahapan analisis perusahaan bertujuan untuk
ing yang tercermin dalam harga suatu saham.
mengetahui perusahaan yang paling berprospek
PER menggambarkan rasio atau perbandingan
dan paling menguntungkan.
antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER dapat dihitung dengan rumus:
5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:
101) faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu:
(Tandelilin, 2008: 192)
a) Dividend per Share
Dividend per Share merupakan total semua
4. Analisis Saham
dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang
a) Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar di ma-
sa depan melalui studi grafik historis dengan
pertimbangan harga dan volume perdagangan
(Sunariyah, 2004: 168).
beredar
(Weston
dan
Copeland,
2001:325).
DPS =
Menurut Gibson (2003: 116), salah satu
1) Analisis Ekonomi
alasan investor membeli saham adalah untuk
Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga
analisis yang perlu dilakukan investor dalam
penentuan keputusan investasinya. Analisis
ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan
adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal (Tandelilin, 2008: 210).
2) Analisis Industri.
mendapatkan dividen. Investor mengharapkan
dividen yang diterimanya dalam jumlah besar
dan mengalami peningkatan setiap periode.
DPS yang tinggi mencerminkan perusahaan
memiliki prospek yang baik dan akan menarik
minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi. Apabila DPS yang
diterima naik tentu saja hal ini akan membuat
Analisis industri merupakan tahap penting
yang perlu dilakukan investor karena analisis
tersebut dapat membantu investor dalam mengidentifikasikan peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan investor.
industri
yang
(Weston dan Copeland, 2001:326)
b) Analisis Fundamental
Analisis
saham dibandingkan dengan jumlah saham
diperlukan
untuk
mem-
investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang
dibeli maka harga saham perusahaan tersebut
akan naik di pasar modal (Sutrisno, 2003: 305).
Hasil penelitian Cerpen Naibaho (2010) menunjukkan bahwa Dividend per Share (DPS) berpengaruh terhadap Harga Saham. Oleh karena
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
itu, hipotesis penelitian berikut dikemukakan:
c) Net Profit Margin
Dividend per Share (DPS) ber-
Menurut Rinati (2001: 75) NPM menunjukkan
pengaruh positif terhadap Harga Saham Pe-
berapa besar persentase laba bersih yang di-
rusahaan Industri Manufaktur yang tercatat
peroleh dari setiap penjualan.
Ha1:
di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Net Profit Margin (NPM) =
b) Return on Equity
Menurut Nurmalasari (2002: 79) Return on Eq-
(Tandelilin, 2008: 239)
uity (ROE) merupakan salah satu alat utama in-
NPM yang tinggi dapat menunjukkan kinerja
vestor yang paling sering digunakan dalam
perusahaan
menilai suatu saham.
menghasilkan laba bersih yang besar melalui ak-
yang
bagus
karena
dapat
tivitas penjualannya sehingga saham perusahaan
tersebut banyak diminati investor dan akan
ROE =
menaikkan harga saham perusahaan tersebut
(Ardin Sianipar, 2005: 37). Hasil penelitian San-
(Tandelilin, 2008: 240)
ty Sitohang (2010) juga menunjukkan bahwa Net
Menurut Chrisna (2011: 34) kenaikan Return on
Profit Margin berpengaruh terhadap harga sa-
Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga sa-
ham. Oleh karena itu, hipotesis penelitian berikut
ham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE
dikemukakan:
berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam-
Ha3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
mengelola modalnya untuk menghasilkan keun-
positif terhadap Harga Saham Perusahaan
tungan bagi pemegang saham. Dapat dikatakan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan
Efek Indonesia Periode 2006-2010.
modal dari pemegang saham secara efektif dan
efisien untuk memperoleh laba. Dengan adanya
B. Metode Penelitian
peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan
1. Populasi dan Sampel
meningkat pula sehingga para investor tertarik
Populasi yang digunakan dalam penelitian
untuk membeli saham tersebut yang akhirnya
ini adalah seluruh perusahaan industri manufaktur
harga saham perusahaan tersebut mengalami ke-
yang go public dan aktif di Bursa Efek Indonesia
naikan. Hasil penelitian Cerpen Naibaho (2010)
selama tahun 2006-2010 sejumlah 152 perus-
menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE)
ahaan.Sedangkan teknik penarikan sampel yang
berpengaruh terhadap harga saham. Oleh karena
digunakan adalah purposive sampling.Perusahaan
itu, hipotesis penelitian berikut dikemukakan:
yang memenuhi kriteria sampel adalah 31 perus-
Ha2:
ber-
ahaan dengan jumlah observasi sebanyak 155 buah.
pengaruh positif terhadap Harga Saham Pe-
Penelitian ini menggunakan studi empiris yang dil-
rusahaan Industri Manufaktur yang tercatat
akukan pada perusahaan-perusahaan yang listing di
di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Return
on
Equity
(ROE)
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
ka investasikan. ROE di dalam penelitian ini
2. Definisi Operasional
a. Variabel dependen (Y), yaitu variabel yang
dinyatakan dengan simbol X2. Nilai ROE
menjadi akibat adanya variabel independen.
dapat diperoleh dengan menggunakan ru-
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
mus:
harga saham. Harga saham adalah
harga
selembar saham yang terjadi pada saat tertentu
ROE =
serta harganya ditentukan oleh permintaan dan
penawaran di pasar modal. Harga saham yang
(c) Net Profit Margin (NPM)
digunakan peneliti yaitu harga saham pada
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
harga penutupan (closing price) tiap akhir ta-
digunakan untuk mengukur laba bersih
hun 2006-2010 karena merupakan harga sa-
yang dihasilkan oleh setiap penjulaan. NPM
ham yang tertera di laporan keuangan perus-
di dalam penelitian ini dinyatakan dengan
ahaan pada tiap akhir tahun.
simbol X3. Nilai NPM dapat diperoleh
b. Variabel Independen (X), yaitu variabel yang
dengan menggunakan rumus:
mempengaruhi variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian adalah:
NPM =
(1) Dividend per Share (DPS)
DPS adalah total semua dividen tunai
yang
dibagikan
dibandingkan
3. Metode Pengumpulan Data
dengan
Metode pengumpulan data yang dilakukan un-
jumlah saham yang beredar. Nilai DPS da-
tuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada-
lam penelitian ini diambil dari laporan keu-
lah metode dokumentasi. Metode dokumentasi
angan akhir tahun (pada tanggal 31 Desem-
menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik
ber) yang menunjukkan perusahaan industri
secara langsung maupun tidak langsung terhadap
manufaktur melakukan pembagian dividen
objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen
atau tidak selama satu tahun dalam waktu
berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar
periode penelitian. DPS di dalam penelitian
pengamatan atau lainnya. Metode ini dilakukan
ini dinyatakan dengan simbol X1. DPS dihi-
dengan mengumpulkan data dari Bursa Efek Indo-
tung dengan menggunakan rumus:
nesia dan Indonesian Capital Market Directory
(ICMD),
DPS =
jurnal-jurnal,
artikel-artikel,
tulisan-
tulisan ilmiah dan catatan dari media cetak maupun
elektronik. Data yang dikumpulkan adalah data
harga saham (closing price) perusahaan industri
(2) Return on Equity (ROE)
ROE merupakan suatu alat analisis untuk
manufaktur tahun 2006-2010 serta data Dividend
per Share, Return on Equitydan Net Profit Margin.
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemilik saham atas modal yang telah mere-
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
menggunakan teknik analisis regresi linier seder-
c) Uji Normalitas
hana dan analisis regresi linier berganda (multiple
Uji normalitas data dalam penelitian ini
linier regression). Secara teoritis model regresi ter-
menggunakan uji grafik normal plot. Titik-
sebut akan menghasilkan nilai parameter model
titik yang terbentuk harus menyebar diseki-
praduga yang sahih dan BLUE (Best Linier Unbi-
tar garis diagonal serta arah penyebarannya
ased Estimation) bila dipenuhi uji asumsi klasik
mengikuti arah garis diagonal, bila tidak
(Imam Ghozali, 2009: 25).
maka data yang tersedia tidak terdistribusi-
1) Uji Asumsi Klasik
normal (Imam Ghozali, 2006: 149).
a) Uji Multikolinieritas
Untuk
mengetahui
multikolinearitas
d) Uji Heteroskedastisitas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan Vari-
Pada penelitian ini untuk menguji ada
ance Inflation Factor (VIF). Nilai yang
atau tidaknya heteroskedastisitas dengan
umum dipakai adalah nilai tolerance sebe-
melihat grafik plot antara prediksi variabel
sar 0,1 atau sama dengan nilai VIF sebesar
dependen (ZPRED) dengan residualnya
10.
(SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasdilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
(Imam Ghozali, 2006: 96)
Jika VIF > 10 atau jika tolerance < 0,1
antara SRESID dan ZPRED. Jika penyebarannya tidak berbentuk pola tertentu maka
maka ada multikolinieritas dalam model re-
tidak
terjadi
heteroskedastisitas
gresi.
Ghozali, 2006: 125).
(Imam
Menurut Imam Ghozali (2006: 126) dab) Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi dapat dideteksi
dengan menggunakan uji Durbin-Watson
sar pengambilan keputusan uji tersebut yaitu
sebagai berikut:
I.
(DW). Uji ini menghasilkan DW hitung (d)
yang ada membentuk pola tertentu
dan nilai DW tabel (dL dan du). Pengambilan
yang teratur (bergelombang, melebar
keputusan ada tidaknya autokorelasi melalui
kemudian
kriteria DW tabel dengan tingkat signifikansi
dL d du = Tanpa Kesimpulan
4 – dL< d < 4
= Ada autokorelasi
4 – du d 4 – dL
du< d < 4 – du
= Tanpa Kesimpulan
menyempit)
maka
mengindikasikan telah terjadi het-
5% yaitu sebagai berikut:
0 < d < dL = Ada autokorelasi
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
eroskedasitas.
II.
Jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar di atas dan di
angka 0 pada sumbu Y maka tidak
terjadi heteroskedasitas.
= Tidak ada autokorelasi
(Imam Ghozali, 2006: 100)
e) Uji Linearitas
Uji linieritas dapat menggunakan
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
tabel Anova dengan mencari nilai Devia-
K
tion From Linearity dari uji F linier. Jika
(Sutrisno Hadi, 2004: 5)
= bilangan konstanta
angka pada Deviation From Linearity
b) Analisis Regresi Linier Berganda
lebih besar dari 0,05 (P > 0,05), berarti
hubungan
antara
variabel
Analisis regresi linear berganda
dependen
digunakan untuk menguji pengaruh
dengan variabel independen adalah linier
variabel independen secara bersama-
(Joko Sulistyo, 2010: 54-56).
sama (simultan) terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi linier
2) Pengujian Hipotesis
berganda sebagai berikut:
a) Analisis Regresi Linier Sederhana
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + K
Analisis ini digunakan untuk
Keterangan:
mengetahui pengaruh DPS terhadap
harga saham, pengaruh ROE terhadap
harga saham dan pengaruh NPM terhadap harga saham dengan model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = aX + K
Keterangan:
Y
= kriterium
a
= bilangan koefisien
X
= prediktor
Y
= kriterium
X1
= prediktor 1
X2
= prediktor 2
X3
= prediktor 3
a1
= koefisien prediktor 1
a2
= koefisien prediktor 2
a3
= koefisien prediktor 3
K
= bilangan konstanta
(Sutrisno Hadi, 2004: 18)
C. Hasil dan Pembahasan
Tabel Statistik Deskriptif
Statistics
HargaSaham
DPS
ROE
NPM
14871.69
898.5074
.247192
.091482
2200.00
70.0000
.188000
.075600
900a
30.00
-
-
39586.183
2797.04912
.3031027
.0687846
1.567E9
7823483.767
.092
.005
383942
21278.00
3.2399
.3120
Minimum
58
1.00
.0001
.0007
Maximum
384000
21279.00
3.2400
.3127
2305112
139268.65
38.3148
14.1797
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Sum
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Dari hasil tabel desktiptif di atas menunjuk-
Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui
kan bahwa untuk variabel Harga Saham (Y) di-
bahwa semua variabel independen pada model re-
peroleh nilai tertinggi sebesar Rp. 384.000 dan
gresi tidak mengalami multikolinieritas. Hal terse-
nilai terendah sebesar Rp. 58. Selain itu juga
but ditunjukkan dengan nilai VIF < 10 serta nilai
didapatkan nilai mean (M) sebesar 14.871,69, me-
tolerance > 0,1. Dapat dikatakan bahwa model re-
dian (Me) sebesar 2.200, mode (Mo) sebesar 900
gresi tersebut layak digunakan karena tidak ditemui
serta standar deviasi (SD) sebesar 39.586,183.
variabel independen yang mengalami multikolini-
Dari hasil tabel desktiptif di atas menunjuk-
eritas.
kan bahwa untuk variabel Dividend per Share (X1)
diperoleh nilai tertinggi sebesar 21.279 dan nilai
B) Uji Autokorelasi
terendah sebesar 1. Selain itu juga didapatkan nilai
Model Summaryb
mean (M) sebesar 889,5074, median (Me) sebesar
70, mode (Mo) sebesar 30 serta standar deviasi
(SD) sebesar 2.797,04912.
Dari hasil tabel desktiptif di atas menunjukkan bahwa untuk variabel Return on Equity (X2)
diperoleh nilai tertinggi sebesar 3,2400 dan nilai
Mo
del
1
R
R Adjust- Std. Error
Squa ed R of the Estire Square
mate
.894a .800
.796 17879.156
DurbinWatson
1.971
Jika dilihat dari hasil perbandingan pada tingkat signifikansi 5% diketahui nilai DW untuk dL
terendah sebesar 0,0001. Selain itu juga didapatkan
( ; k; n) = (0,05; 3; 155) = 1,6982 dan nilai tabel
nilai mean (M) sebesar 0,247192, median (Me)
untuk du ( ; k; n) = (0,05; 3; 155) = 1,7770.
sebesar
Dengan nilai DW yang sebesar 1,971 yang berada
0,188, tidak terdapat mode (Mo) serta
standar deviasi (SD) sebesar 0,3031027.
di antara du< d
PENGARUH DIVIDEND PER SHARE, RETURN ON EQUITY
DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAAN
INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2006-2010
Rescyana Putri Hutami
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
Pengaruh Dividend per Share terhadap Harga
Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 20062010. (2) Pengaruh Return on Equity terhadap
Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode
2006-2010. (3) Pengaruh Net Profit Margin
terhadap Harga Saham Perusahaan Industri
Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. (4) Pengaruh Dividend per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010.
Penelitian ini merupakan penelitian ex
post facto. Sampel diambil menggunakan
teknik purposive sampling. Jumlah sampel
sebanyak 31 perusahaan dari 152 perusahaan
industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia periode 2006-2010. Dengan
demikian data yang dianalisis berjumlah 155.
Sebelum melakukan teknik analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga
menggunakan analisis regresi linier sederhana,
sedangkan untuk pengujian hipotesis keempat
menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Dividend per Share berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan r =
0,914, r2 = 0,836, thitung = 27,882 > ttabel = 1,960.
(2) Return on Equity berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan r =
0,451, r2 = 0,204, thitung = 6,256 > ttabel = 1,960.
(3) Net Profit Margin berpengaruh positif dan
signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan r =
0,543, r2 = 0,295, thitung = 8,006 > ttabel sebesar
1,960. (4) Dividend per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin berpengaruh positif
dan signifikanterhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010 dengan R
= 0,917, R2 = 0,840, Fhitung = 264,539 > Ftabel =
2,67.
Kata Kunci: Dividend per Share, Return on
Equity, Net Profit Margin dan
Harga Saham.
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
A. Pendahuluan
perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham
1. Latar Belakang Masalah
yang dibeli mengakibatkan harga saham perus-
Pasar modal merupakan pertemuan antara
ahaan tersebut naik (Taranika Intan, 2009: 21).
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak
Return on Equity (ROE) adalah rasio penting
yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-
bagi para pemilik dan pemegang saham karena ra-
belikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan
sio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan
sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas
dalam mengelola modal dari pemegang saham un-
yang umumnya memiliki umur lebih dari satu ta-
tuk mendapatkan laba bersih (Lestari, Lutfi dan
hun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin,
Syahyunan, 2007: 5). Sedangkan menurut Chrisna
2008:13). Setiap perusahaan yang listing di Bursa
(2011: 34) kenaikanReturn on Equity biasanya dii-
Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan
kuti oleh kenaikan harga saham perusahaan terse-
saham yang dapat dimiliki oleh setiap investor.
but. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik
Tetapi, harga saham sangatlah fluktuatif dan beru-
kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya un-
bah-ubah, padahal pihak investor sendiri sangat
tuk menghasilkan keutungan bagi pemegang sa-
ingin harga sahamnya selalu tinggi dan tidak
ham.
pernah turun. Investor harus pandai-pandai dalam
Net Profit Margin (NPM)merupakan rasio
menganalisis harga saham tersebut karena jika sa-
yang menunjukkan seberapa besar persentase laba
lah dalam menganalisis harga saham, maka inves-
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Rinati,
tor akan mengalami kerugian yang jumlahnya tidak
2001: 75). Rasio ini menginterpretasikan tingkat
sedikit. Sebelum berinvestasi, investor hendaknya
efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampu-
tidak hanya melihat laba bersih yang didapatkan
an perusahaan menekan biaya-biaya operasional-
perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis
nya pada periode tertentu. Semakin besar rasio ini
terhadap laporan keuangan emiten. Karena pada
semakin baik karena kemampuan perusahaan da-
prakteknya, masih banyak investor yang mempred-
lam mendapatkan laba melalui penjualan cukup
iksi harga saham hanya melihat labanya saja, tanpa
tinggi
menganalisis laporan keuangan emiten. Padahal
menekan biaya-biayanya cukup baik. Sebaliknya,
ada banyak faktor yang mempengaruhi harga sa-
jika rasio ini semakin turun maka kemampuan pe-
ham. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:
rusahaan
101) beberapa faktor yang mempengaruhi harga
penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, ke-
saham yaitu Dividend per Share,Return on Equity
mampuan perusahaan dalam menekan biaya-
dan Net Profit Margin.
biayanya dianggap kurang baik sehingga investor
serta
kemampuan
dalam
perusahaan
mendapatkan
laba
dalam
melalui
Dividend per Share (DPS) adalah total dividen
pun enggan untuk menanamkan dananya. Hal ter-
yang akan dibagikan pada investor untuk setiap
sebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut
lembar saham. DPS yang tinggi mencerminkan pe-
mengalami penurunan (Ardin Sianipar, 2005: 37).
rusahaan memiliki prospek yang baik karena dapat
Industri manufaktur merupakan salah satu pri-
membayarkan DPS dalam jumlah yang tinggi. Hal
mary sector di Bursa Efek Indonesia sehingga in-
ini akan menarik investor untuk membeli saham
dustri ini lebih mencerminkan keadaan pasar mod-
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
al. Banyak investor yang lebih senang menginves-
manufaktur yang diikuti dengan penurunan harga
tasikan dananya pada perusahaan industri manufak-
saham perusahaan industri manufaktur. Dengan
turkarena harga saham perusahaan industri man-
diketahuinya DPS, ROE dan NPM maka dapat
ufaktur meningkat setiap tahun (www.idx.co.id).
digunakan sebagai dasar investor dalam memilih
Tetapi harga saham industri manufaktur sangat
waktu yang tepat untuk membeli maupun menjual
fluktuatif dan sulit diprediksi. Selain itu, harga sa-
saham. Jika nilai DPS, ROE dan NPM perusahaan
ham industri manufaktur sangat rentan terhadap
industri manufaktur tersebut turun maka investor
keadaan ekonomi Indonesia. Seperti tahun 2008
pun akan mengurungkan niatnya untuk membeli
yang lalu ketika terjadi krisis global yang membuat
saham tersebut sehingga menyebabkan permintaan
harga saham perusahaan industri manufaktur men-
saham pada perusahaan industri manufaktur men-
galami penurunan. Penurunan harga saham tersebut
jadi turun dan harga sahamnya pun mengalami
diakibatkan karena meningkatnya inflasi dari
penurunan, seperti kasus tahun 2008. Oleh karena
6,59% menjadi 11,06% serta tingkat suku bunga
itu, investor pun diharapkan harus pandai-pandai
pun mengalami peningkatan.
dalam menganalisis faktor-faktor yang diduga ber-
Kenaikan inflasi tersebut menyebabkan kenai-
pengaruh terhadap harga saham perusahaan indus-
kan harga bahan baku serta kenaikan biaya
tri manufaktur agar terhindar dari kerugian. Inves-
operasional. Selain itu, kenaikan inflasi ini me-
tor hendaknya menganalisis rasio-rasio seperti
nyebabkan tingkat suku bunga juga mengalami
DPS, ROE serta NPM untuk memprediksi harga
peningkatan
saham.
sehingga
investor
lebih
senang
menginvestasikan dananya pada deposito daripada
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
berinvestasi di pasar modal. Daya beli masyarakat
pengaruh DPS, ROE dan NPM terhadap Harga Sa-
pun semakin menurun ketika terjadi krisis global
ham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat
dan menimbulkan penurunan penjualan pada perus-
di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
ahaan industri manufaktur. Penurunan penjualanyang diiring dengan meningkatnya harga bahan
2. Kajian Literatur
baku dan biaya operasional tersebut mengakibatkan
a. Harga Saham
laba bersih sebagian besar perusahaan industri
1) Pengertian Harga Saham
manufaktur ikut mengalami penurunan (Suyoto,
Menurut Sunariyah (2004: 128) harga saham
2010: 19). Dengan menurunnya laba ini, dividen
adalah harga selembar saham yang berlaku da-
yang dibayarkan pada pemegang saham pun akan
lam pasar saat ini di bursa efek. Menurut Jogi-
menurun bahkan ada perusahaan industri manufak-
yanto (2008: 143) harga saham adalah harga
tur lebih memilih menahan labanya dan tidak mem-
yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
bayarkan dividennya, seperti PT Mandom Indone-
yang ditentukan oleh pelaku pasar dan diten-
sia Tbk dan PT Gajah Tunggal Prakarsa Tbk
tukan oleh permintaan dan penawaran saham
(www.idx.co.id). Penurunan laba tersebut turut me-
yang bersangkutan di pasar modal.
nyebabkan penurunan pada rasio keuangan seperti
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
DPS, ROE serta NPM pada perusahaan industri
(2004: 151) harga saham merupakan nilai
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
sekarang (present value) dari penghasilan-
tan sehingga investor harus mengerti cara
penghasilan yang akan diterima oleh pemodal
menghitung nilai intrinsik suatu saham.Jika nilai
dimasa yang akan datang. Dapat disimpulkan
pasar lebih besar dari nilai instrinsiknya, maka
harga saham adalah harga selembar saham yang
saham tersebut lebih baik dijual, tetapi jika nilai
terjadi pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pasar lebih kecil dari nilai instrinsik, maka sa-
permintaan dan penawaran di pasar modal.
ham tersebut lebih baik dibeli. Dalam menentukan nilai intrinsik terdapat dua pendekatan.
2) Macam-Macam Harga Saham
Menurut Sawidji Widoatmojo (2005: 91) har-
ga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum
dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan.
b) Harga Perdana
Harga perdana adalah harga yang didapatkan
pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
c) Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor
yang satu dengan investor yang lain.
Kedua pendekatan tersebut adalah pendekatan
nilai sekarang dan pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER).
(1) Pendekatan Nilai Sekarang
Perhitungan nilai saham dilakukan dengan
mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa depan dengan tingkat diskonto
sebesar tingkat return yang diisyaratkan.
Aliran kas yang akan diterima investor adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Penentuan nilai saham (pendekatan nilai
sekarang) dengan menggunakan komponen dividen dapat dilakukan menggunakan model diskonto dividen. Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan estimasi harga
saham dengan mendiskontokan semua aliran
3) Penilaian Harga Saham
a) Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva
bersih yang dimiliki oleh pemegang saham
dividen yang akan diterima di masa depan.
Model tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
dengan memiliki satu lembar saham
b) Nilai Pasar
Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang
ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar
c) Nilai Intrinsik
=
nilai intrinsik
model diskonto dividen
saham
dengan
Nilai intrinsik atau dikenal dengan nilai teoritis
merupakan nilai saham yang sebenarnya atau
seharusnya terjadi. Dalam membeli atau menjual
=
dividen
yang
diterima di masa depan
k =
return yang diisyaratkan
saham investor harus membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangku-
(Tandelilin, 2008: 184-186)
akan
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Persamaan tersebut menandakan bahwa ali= nilai intrinsik saham dengan model diskonto
ran dividen yang diterima investor merupakan ali-
dividen pertumbuhan konstan
ran dividen yang tidak terbatas dan konstan. Padahal kenyataannya, perusahaan membayar dividen
= dividen yang diterima saat ini
dengan jumlah yang tidak konstan atau pem-
k
= return yang diisyaratkan
bayarannya mengalami pertumbuhan. Untuk itu
g
= tingkat pertumbuhan dividen
diperlukan beberapa model perhitungan dalam
(Tandelilin, 2008: 187)
mengatasi hal tersebut, yaitu:
(a) Model Pertumbuhan Nol.
(c) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda)
Model ini berasumsi bahwa dividen yang
Ada kalanya perusahaan tumbuh secara pesat
dibayarkan tidak akan mengalami pertumbuhan.
dan sangat baik sehingga memungkinkan untuk
Jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap dari
membayarkan dividen pada tingkat pertum-
waktu ke waktu. Berikut ini cara menghitung
buhan yang sangat bagus selama beberapa ta-
nilai saham dengan model pertumbuhan nol:
hun. Tetapi, perusahaan tersebut juga dapat
mengalami penurunan yang cepat sehingga
memungkinkan untuk membayar dividen pada
Keterangan:
tingkat penurunan tertentu. Model pertumbuhan tidak konstan ini lah yang dapat mem-
= nilai intrinsik saham dengan model
diskonto dividen pertumbuhan nol.
bantu investor dalam menghitung nilai intrinsik
dengan pertumbuhan dividen yang tidak kon-
D=
dividen yang akan diterima dalam
jumlah konstanta selama periode pembayaran
dividen di masa depan.
k =
tor
stan.
tingkat return yang diisyaratkan invesKeterangan:
(Tandelilin, 2008: 187)
= nilai intrinsik saham dengan model pertum-
(b) Model Pertumbuhan Konstan
buhan tidak konstan (ganda)
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham jika dividen yang akan dibayarkan men-
n
= jumlah tahun selama periode pembayaran
dividen supernormal
galami pertumbuhan secara konstan selama
waktu tak terbatas. Berikut ini cara untuk
D0 = dividen saat ini (tahun pertama)
menghitung nilai saham menggunakan model
gt = pertumbuhan dividen supernormal
pertumbuhan konstan:
Dn = dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal
gc = pertumbuhan dividen yang konstan
k=
Keterangan:
tingkat return yang diisyaratkan investor
(Tandelilin, 2008: 189-190)
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
(2) Pendekatan PER
ilihindustri
yang
memilikiprospek
Dalam pendekatan PER atau sering disebut
menguntungkan.
dengan pendekatan multiplier, investor akan
3) Analisis Perusahaan
yang
menghitung berapa kali (multiplier) nilai earn-
Tahapan analisis perusahaan bertujuan untuk
ing yang tercermin dalam harga suatu saham.
mengetahui perusahaan yang paling berprospek
PER menggambarkan rasio atau perbandingan
dan paling menguntungkan.
antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER dapat dihitung dengan rumus:
5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:
101) faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu:
(Tandelilin, 2008: 192)
a) Dividend per Share
Dividend per Share merupakan total semua
4. Analisis Saham
dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang
a) Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar di ma-
sa depan melalui studi grafik historis dengan
pertimbangan harga dan volume perdagangan
(Sunariyah, 2004: 168).
beredar
(Weston
dan
Copeland,
2001:325).
DPS =
Menurut Gibson (2003: 116), salah satu
1) Analisis Ekonomi
alasan investor membeli saham adalah untuk
Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga
analisis yang perlu dilakukan investor dalam
penentuan keputusan investasinya. Analisis
ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan
adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal (Tandelilin, 2008: 210).
2) Analisis Industri.
mendapatkan dividen. Investor mengharapkan
dividen yang diterimanya dalam jumlah besar
dan mengalami peningkatan setiap periode.
DPS yang tinggi mencerminkan perusahaan
memiliki prospek yang baik dan akan menarik
minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi. Apabila DPS yang
diterima naik tentu saja hal ini akan membuat
Analisis industri merupakan tahap penting
yang perlu dilakukan investor karena analisis
tersebut dapat membantu investor dalam mengidentifikasikan peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan investor.
industri
yang
(Weston dan Copeland, 2001:326)
b) Analisis Fundamental
Analisis
saham dibandingkan dengan jumlah saham
diperlukan
untuk
mem-
investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang
dibeli maka harga saham perusahaan tersebut
akan naik di pasar modal (Sutrisno, 2003: 305).
Hasil penelitian Cerpen Naibaho (2010) menunjukkan bahwa Dividend per Share (DPS) berpengaruh terhadap Harga Saham. Oleh karena
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
itu, hipotesis penelitian berikut dikemukakan:
c) Net Profit Margin
Dividend per Share (DPS) ber-
Menurut Rinati (2001: 75) NPM menunjukkan
pengaruh positif terhadap Harga Saham Pe-
berapa besar persentase laba bersih yang di-
rusahaan Industri Manufaktur yang tercatat
peroleh dari setiap penjualan.
Ha1:
di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Net Profit Margin (NPM) =
b) Return on Equity
Menurut Nurmalasari (2002: 79) Return on Eq-
(Tandelilin, 2008: 239)
uity (ROE) merupakan salah satu alat utama in-
NPM yang tinggi dapat menunjukkan kinerja
vestor yang paling sering digunakan dalam
perusahaan
menilai suatu saham.
menghasilkan laba bersih yang besar melalui ak-
yang
bagus
karena
dapat
tivitas penjualannya sehingga saham perusahaan
tersebut banyak diminati investor dan akan
ROE =
menaikkan harga saham perusahaan tersebut
(Ardin Sianipar, 2005: 37). Hasil penelitian San-
(Tandelilin, 2008: 240)
ty Sitohang (2010) juga menunjukkan bahwa Net
Menurut Chrisna (2011: 34) kenaikan Return on
Profit Margin berpengaruh terhadap harga sa-
Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga sa-
ham. Oleh karena itu, hipotesis penelitian berikut
ham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE
dikemukakan:
berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam-
Ha3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
mengelola modalnya untuk menghasilkan keun-
positif terhadap Harga Saham Perusahaan
tungan bagi pemegang saham. Dapat dikatakan
Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa
bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan
Efek Indonesia Periode 2006-2010.
modal dari pemegang saham secara efektif dan
efisien untuk memperoleh laba. Dengan adanya
B. Metode Penelitian
peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan
1. Populasi dan Sampel
meningkat pula sehingga para investor tertarik
Populasi yang digunakan dalam penelitian
untuk membeli saham tersebut yang akhirnya
ini adalah seluruh perusahaan industri manufaktur
harga saham perusahaan tersebut mengalami ke-
yang go public dan aktif di Bursa Efek Indonesia
naikan. Hasil penelitian Cerpen Naibaho (2010)
selama tahun 2006-2010 sejumlah 152 perus-
menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE)
ahaan.Sedangkan teknik penarikan sampel yang
berpengaruh terhadap harga saham. Oleh karena
digunakan adalah purposive sampling.Perusahaan
itu, hipotesis penelitian berikut dikemukakan:
yang memenuhi kriteria sampel adalah 31 perus-
Ha2:
ber-
ahaan dengan jumlah observasi sebanyak 155 buah.
pengaruh positif terhadap Harga Saham Pe-
Penelitian ini menggunakan studi empiris yang dil-
rusahaan Industri Manufaktur yang tercatat
akukan pada perusahaan-perusahaan yang listing di
di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Return
on
Equity
(ROE)
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
ka investasikan. ROE di dalam penelitian ini
2. Definisi Operasional
a. Variabel dependen (Y), yaitu variabel yang
dinyatakan dengan simbol X2. Nilai ROE
menjadi akibat adanya variabel independen.
dapat diperoleh dengan menggunakan ru-
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
mus:
harga saham. Harga saham adalah
harga
selembar saham yang terjadi pada saat tertentu
ROE =
serta harganya ditentukan oleh permintaan dan
penawaran di pasar modal. Harga saham yang
(c) Net Profit Margin (NPM)
digunakan peneliti yaitu harga saham pada
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
harga penutupan (closing price) tiap akhir ta-
digunakan untuk mengukur laba bersih
hun 2006-2010 karena merupakan harga sa-
yang dihasilkan oleh setiap penjulaan. NPM
ham yang tertera di laporan keuangan perus-
di dalam penelitian ini dinyatakan dengan
ahaan pada tiap akhir tahun.
simbol X3. Nilai NPM dapat diperoleh
b. Variabel Independen (X), yaitu variabel yang
dengan menggunakan rumus:
mempengaruhi variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian adalah:
NPM =
(1) Dividend per Share (DPS)
DPS adalah total semua dividen tunai
yang
dibagikan
dibandingkan
3. Metode Pengumpulan Data
dengan
Metode pengumpulan data yang dilakukan un-
jumlah saham yang beredar. Nilai DPS da-
tuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada-
lam penelitian ini diambil dari laporan keu-
lah metode dokumentasi. Metode dokumentasi
angan akhir tahun (pada tanggal 31 Desem-
menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik
ber) yang menunjukkan perusahaan industri
secara langsung maupun tidak langsung terhadap
manufaktur melakukan pembagian dividen
objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen
atau tidak selama satu tahun dalam waktu
berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar
periode penelitian. DPS di dalam penelitian
pengamatan atau lainnya. Metode ini dilakukan
ini dinyatakan dengan simbol X1. DPS dihi-
dengan mengumpulkan data dari Bursa Efek Indo-
tung dengan menggunakan rumus:
nesia dan Indonesian Capital Market Directory
(ICMD),
DPS =
jurnal-jurnal,
artikel-artikel,
tulisan-
tulisan ilmiah dan catatan dari media cetak maupun
elektronik. Data yang dikumpulkan adalah data
harga saham (closing price) perusahaan industri
(2) Return on Equity (ROE)
ROE merupakan suatu alat analisis untuk
manufaktur tahun 2006-2010 serta data Dividend
per Share, Return on Equitydan Net Profit Margin.
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemilik saham atas modal yang telah mere-
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
menggunakan teknik analisis regresi linier seder-
c) Uji Normalitas
hana dan analisis regresi linier berganda (multiple
Uji normalitas data dalam penelitian ini
linier regression). Secara teoritis model regresi ter-
menggunakan uji grafik normal plot. Titik-
sebut akan menghasilkan nilai parameter model
titik yang terbentuk harus menyebar diseki-
praduga yang sahih dan BLUE (Best Linier Unbi-
tar garis diagonal serta arah penyebarannya
ased Estimation) bila dipenuhi uji asumsi klasik
mengikuti arah garis diagonal, bila tidak
(Imam Ghozali, 2009: 25).
maka data yang tersedia tidak terdistribusi-
1) Uji Asumsi Klasik
normal (Imam Ghozali, 2006: 149).
a) Uji Multikolinieritas
Untuk
mengetahui
multikolinearitas
d) Uji Heteroskedastisitas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan Vari-
Pada penelitian ini untuk menguji ada
ance Inflation Factor (VIF). Nilai yang
atau tidaknya heteroskedastisitas dengan
umum dipakai adalah nilai tolerance sebe-
melihat grafik plot antara prediksi variabel
sar 0,1 atau sama dengan nilai VIF sebesar
dependen (ZPRED) dengan residualnya
10.
(SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasdilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
(Imam Ghozali, 2006: 96)
Jika VIF > 10 atau jika tolerance < 0,1
antara SRESID dan ZPRED. Jika penyebarannya tidak berbentuk pola tertentu maka
maka ada multikolinieritas dalam model re-
tidak
terjadi
heteroskedastisitas
gresi.
Ghozali, 2006: 125).
(Imam
Menurut Imam Ghozali (2006: 126) dab) Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi dapat dideteksi
dengan menggunakan uji Durbin-Watson
sar pengambilan keputusan uji tersebut yaitu
sebagai berikut:
I.
(DW). Uji ini menghasilkan DW hitung (d)
yang ada membentuk pola tertentu
dan nilai DW tabel (dL dan du). Pengambilan
yang teratur (bergelombang, melebar
keputusan ada tidaknya autokorelasi melalui
kemudian
kriteria DW tabel dengan tingkat signifikansi
dL d du = Tanpa Kesimpulan
4 – dL< d < 4
= Ada autokorelasi
4 – du d 4 – dL
du< d < 4 – du
= Tanpa Kesimpulan
menyempit)
maka
mengindikasikan telah terjadi het-
5% yaitu sebagai berikut:
0 < d < dL = Ada autokorelasi
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
eroskedasitas.
II.
Jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar di atas dan di
angka 0 pada sumbu Y maka tidak
terjadi heteroskedasitas.
= Tidak ada autokorelasi
(Imam Ghozali, 2006: 100)
e) Uji Linearitas
Uji linieritas dapat menggunakan
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
tabel Anova dengan mencari nilai Devia-
K
tion From Linearity dari uji F linier. Jika
(Sutrisno Hadi, 2004: 5)
= bilangan konstanta
angka pada Deviation From Linearity
b) Analisis Regresi Linier Berganda
lebih besar dari 0,05 (P > 0,05), berarti
hubungan
antara
variabel
Analisis regresi linear berganda
dependen
digunakan untuk menguji pengaruh
dengan variabel independen adalah linier
variabel independen secara bersama-
(Joko Sulistyo, 2010: 54-56).
sama (simultan) terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi linier
2) Pengujian Hipotesis
berganda sebagai berikut:
a) Analisis Regresi Linier Sederhana
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + K
Analisis ini digunakan untuk
Keterangan:
mengetahui pengaruh DPS terhadap
harga saham, pengaruh ROE terhadap
harga saham dan pengaruh NPM terhadap harga saham dengan model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = aX + K
Keterangan:
Y
= kriterium
a
= bilangan koefisien
X
= prediktor
Y
= kriterium
X1
= prediktor 1
X2
= prediktor 2
X3
= prediktor 3
a1
= koefisien prediktor 1
a2
= koefisien prediktor 2
a3
= koefisien prediktor 3
K
= bilangan konstanta
(Sutrisno Hadi, 2004: 18)
C. Hasil dan Pembahasan
Tabel Statistik Deskriptif
Statistics
HargaSaham
DPS
ROE
NPM
14871.69
898.5074
.247192
.091482
2200.00
70.0000
.188000
.075600
900a
30.00
-
-
39586.183
2797.04912
.3031027
.0687846
1.567E9
7823483.767
.092
.005
383942
21278.00
3.2399
.3120
Minimum
58
1.00
.0001
.0007
Maximum
384000
21279.00
3.2400
.3127
2305112
139268.65
38.3148
14.1797
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Sum
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Dari hasil tabel desktiptif di atas menunjuk-
Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui
kan bahwa untuk variabel Harga Saham (Y) di-
bahwa semua variabel independen pada model re-
peroleh nilai tertinggi sebesar Rp. 384.000 dan
gresi tidak mengalami multikolinieritas. Hal terse-
nilai terendah sebesar Rp. 58. Selain itu juga
but ditunjukkan dengan nilai VIF < 10 serta nilai
didapatkan nilai mean (M) sebesar 14.871,69, me-
tolerance > 0,1. Dapat dikatakan bahwa model re-
dian (Me) sebesar 2.200, mode (Mo) sebesar 900
gresi tersebut layak digunakan karena tidak ditemui
serta standar deviasi (SD) sebesar 39.586,183.
variabel independen yang mengalami multikolini-
Dari hasil tabel desktiptif di atas menunjuk-
eritas.
kan bahwa untuk variabel Dividend per Share (X1)
diperoleh nilai tertinggi sebesar 21.279 dan nilai
B) Uji Autokorelasi
terendah sebesar 1. Selain itu juga didapatkan nilai
Model Summaryb
mean (M) sebesar 889,5074, median (Me) sebesar
70, mode (Mo) sebesar 30 serta standar deviasi
(SD) sebesar 2.797,04912.
Dari hasil tabel desktiptif di atas menunjukkan bahwa untuk variabel Return on Equity (X2)
diperoleh nilai tertinggi sebesar 3,2400 dan nilai
Mo
del
1
R
R Adjust- Std. Error
Squa ed R of the Estire Square
mate
.894a .800
.796 17879.156
DurbinWatson
1.971
Jika dilihat dari hasil perbandingan pada tingkat signifikansi 5% diketahui nilai DW untuk dL
terendah sebesar 0,0001. Selain itu juga didapatkan
( ; k; n) = (0,05; 3; 155) = 1,6982 dan nilai tabel
nilai mean (M) sebesar 0,247192, median (Me)
untuk du ( ; k; n) = (0,05; 3; 155) = 1,7770.
sebesar
Dengan nilai DW yang sebesar 1,971 yang berada
0,188, tidak terdapat mode (Mo) serta
standar deviasi (SD) sebesar 0,3031027.
di antara du< d