Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri

Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri is one of the Islamic banking institution in Indonesia. Based on the report of income statement indicates that the income of finance sector increased in each period. This research aims to find out the influences income of Murabahah, Mudharabah, Musyarakah toward the Return on Equity of PT Bank Syariah Mandiri. This Research uses multiple regression analysis in which the sample of this research is the data of finance report of PT Bank Syariah Mandiri published during 2007 until 2014 and the total of sample is a quarterly finance report. The result of this research indicates that Murabahah partially influences the Return on Equity significantly to 0.0000, than Mudharabah is at the level of 0.904, and Musyarakah at the level 0.089 does not influence the Return on Equity significantly. Those three independent variables influence simultaneously toward the Return on Equity of PT Bank Syariah Mandiri. Moreover, the result of coefficient determination indicates the influence in about 74% among Murabahah, Mudharabah, and Musyarakah toward the Return on Equity, then 26% could not be explained yet in this research. The type of income that most contribute to the return on equity of PT Bank Syariah Mandiri is murabahah income.

Keywords : Murabahah, Mudharabah, Musyarakah and Return on Equity

Volume 5, Nomor 2, September 2016 ISSN : 2338-2864 p. 55-70

*Dy Ilham Satria, Haryati Saputri

*Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

PENDAHULUAN

ukuran kepemilikan bersama dari pemilik bank tersebut.

Di Indonesia yang mayoritas penduduknya Adapun variable-variabel yang mempengaruhi adalah muslim, muncul kebutuhan akan adanya

suatu bank adalah CAR, FDR, bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip

Return on Equity

BOPO dan NPF. Dimana, CAR (Capital Adequity syariah. Bank berdasarkan prinsip syariah atau Bank

Ratio) merupakan salah satu faktor penting dalam Syariah atau Bank Islam, juga berfungsi sebagai suatu

rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung lembaga intermediasi (Intermediary institution), yaitu

resiko kerugian. (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkan

2002). FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang

antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan.

yang diterima oleh bank. Sedangkan BOPO (Biaya Bedanya hanyalah bahwa Bank Syariah melakukan

Operasional terhadap Pendapatan Operasional) adalah kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga tetapi

kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembagian

efektifitas operasional suatu perusahaan dengan jalur keuntungan (Profit lost sharing principle).

dengan membandingkan satu terhadap lainnya. Dan Di dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2008

NPF (Non Performing Financing) merupakan rasio tentang Perbankan Syariah

yang dipergunakan untuk mengukur risiko terhadap Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang

disebutkan bahwa

kredit yang disalurkan dengan membandingkan kredit menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha

macet dengan jumlah kredit yang disalurkan. Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

(Ghozali, 2006:23).

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan Return On Equity dipengaruhi oleh beberapa usahanya. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki

produk-produk yang ada dalam Bank Syariah yang tujuan

menerapkan sistem bagi hasil, yaitu pada meningkatkan kemakmuran pemiliknya, begitu juga

pembiayaan modal kerja dan investasi dalam dengan perbankan syariah.

bentuk pembiayaan murabahah, mudharabah dan Kinerja bank merupakan hal yang sangat penting,

musyarakah.

karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, Mudharabah merupakan akad kerja sama antara maka

dua pihak, dimana pihak pertama menyediakan kredibilitasnya sehingga akan semakin banyak

bank harus

mampu

menunjukkan

seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. masyarakat yang bertransaksi di bank tersebut, salah

Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang satunya melalui peningkatan profitabilitas.

dituangkan dalam kontrak (Kasmir, 2002). Dalam samping itu disebutkan oleh Sudarsono (2004:12)

Di

pembiayaan mudharabah, pihak bank 100% bahwa pada Bank Syariah, hubungan antara bank

menyumbangkan modal, sedangkan pihak nasabah dengan nasabahnya bukan hubungan debitur dengan

hanya mengelola usaha saja, pembagian keuntungan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership)

berdasarkan besar modal yang disumbangkan. antara penyandang dana (shohibul maal) dengan

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat

belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, laba Bank Syariah tidak saja berpengaruh terhadap

dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi

dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi juga berpengaruh terhadap hasil yang dapat diberikan

sedangkan kerugian kepada nasabah penyimpan dana. Itulah sebabnya

berdasarkan

kesepakatan

berdasarkan porsi kontribusi dana (Sri Nurhayati dan penting bagi Bank Syariah untuk terus meningkatkan

Wasilah, 2009). Dalam pembiayaan musyarakah, profitabilitasnya.

pihak bank dan nasabah sama-sama menyumbangkan Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur

modal dan mengelola usaha, biasanya sebesar 60% kinerja profitabilitas atau rentabilitas adalah Return on

: 40%. Pembagian keuntungan juga berdasarkan Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). ROE

besar modal yang disertakan dalam usaha tersebut. menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

pembiayaan murabahah adalah mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan

Sedangkan

kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan net

keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan

income, sedangkan

ROA

menunjukkan

harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok income dari pengelolaan aset yang dimiliki (Yuliani,

yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya 2007).

(Kasmir, 2002). Pada perjanjian murabahah, Bank disimpulkan bahwa Return on Asset ini memfokuskan

Berdasarkan pengertian tersebut

dapat

Syariah membiayai pembelian barang atau aset yang pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh

dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang pendapatan dalam operasi perusahaan, sedangkan

itu dari pemasok barang kemudian menjualnya kepada Return on Equity digunakan untuk mengukur tingkat

nasabah yang bersangkutan dengan menambah suatu pengembalian modal kepada para investor atas

keuntungan. Dengan kata lain, penjualan barang oleh investasi pada bank tersebut. ROE ini juga merupakan

Bank Syariah kepada nasabah dilakukan atas dasar biaya ditambah keuntungan (cost-plus profit).

Berikut adalah tabel komposisi pendapatan terhadap Return on Equity PT Bank Syariah pembiayaan

musyarakah PT Bank Syariah Mandiri di Indonesia

3. Apakah pendapatan musyarakah berpengaruh pada tahun 2007-2014:

terhadap Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri?

Tabel 1.

4. Apakah pendapatan murabahah, mudharabah

Data Jumlah Pendapatan Pembiayaan

dan musyarakah berpengaruh terhadap Return on

Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah PT

Equity PT Bank Syariah Mandiri?

Bank Syariah Mandiri (Dalam Jutaan Rupiah)

Pendapatan

Tahu TINJAUAN TEORITIS Murabaha Mudharaba Musyaraka n

h h h Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan

hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang

semakin besar kemampuan

perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan

akan dilakukan oleh

Munandar (1981:16) mengatakan, “Pendapatan

adalah suatu pertambahan aset yang mengakibatkan Sumber: www.syariahmandiri.co.id bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, tampak bahwa merupakan pertambahan aset yang disebabkan karena perkembangan pendapatan pembiayaan murabahah,

bertambahnya liabilities. ”

mudharabah, dan musyarakah PT Bank Syariah Hendriksen (1997:374), “Pendapatan dapat Mandiri semakin meningkat dari 2007 sampai dengan

didefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu 2014. Dimana pada tahun 2007, pendapatan PT Bank

perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan Syariah Mandiri dari pembiayaan murabahah sebesar

harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui Rp 552.679,- dan pendapatan mudharabah sebesar Rp

setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan 264.813,- serta pendapatan musyarakah sebesar Rp

pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini 200.090,- terus meningkat sampai dengan Desember

biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan” 2014 yaitu pembiayaan murabahah sebesar Rp

Sofyan Syafri Harahap (2001:236), “Pendapatan 3.873.016,- dan pendapatan musyarakah sebesar Rp

adalah hasil penjualan barang dan jasa yang 750.937,- sedangkan pendapatan mudharabah

langganan/mereka yang mengalami

Terjadinya penurunan pada pendapatan mudharabah Menurut Soemarso (2003:231) ada empat kejadian disebabkan oleh berkurangnya minat nasabah untuk

sebagai dasar untuk melakukan akad pada pembiayaan mudharabah

yang dapat

digunakan

menentukan saat diakuinya pendapatan, yaitu: tersebut.

1. Pada saat penjualan, yaitu pendapatan diakui saat Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui

barang diserahkan kepada pembeli. bahwa pendapatan Bank Syariah Mandiri setiap

2. Pada saat pembayaran diterima, yaitu pendapatan tahunnya semakin meningkat dan semakin tinggi pula

diakui pada saat pembayaran atas penjualan telah minat nasabah untuk melakukan akad murabahah,

diterima.

mudharabah dan musyarakah di Bank Syariah, yang

3. Pada saat bagian produksi diselesaikan, yaitu tentunya akan memberikan kontribusi yang besar bagi

pendapatan diakui dan dicatat sesuai dengan pendapatan Bank Syariah. Dari pendapatan tersebut

bagian-bagian kontrak yang telah diselesaikan. Bank Syariah dapat mengetahui seberapa besar profit

4. Pada saat produksi selesai, yaitu pendapatan yang dihasilkannya. Semakin besar profit maka akan

diakui pada saat produksi telah selesai. semakin tinggi pula tingkat pengembalian laba bagi para pemegang saham, yang nantinya akan berdampak

Pengertian Profitabilitas

pada harga saham PT Bank Syariah Mandiri tersebut. Menurut Mudrajad dan Suhardjono (2002:64), “Profitabilitas menunjukan tidak hanya jumlah

Perumusan Masalah

kuantitas dan trend earning, tetapi juga faktor yang Berdasarkan uraian serta penjelasan yang

ketersediaan kualitas earning. telah dikemukakan pada latar belakang, maka pokok

mempengaruhi

Keberhasilan bank yang didasarkan pada penilaian permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan :

kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang diukur

1. Apakah pendapatan murabahah berpengaruh dengan rasio yang berbobot sama, rasio tersebut terhadap Return on Equity PT Bank Syariah

terdiri dari rasio perbandingan laba dalam dua bulan Mandiri?

terakhir terhadap volume usaha dalam periode 12

2. Apakah pendapatan mudharabah berpengaruh

bulan.”

Erich A. Helfert (1997:86), “Profitabilitas adalah Suad Husnan dalam buku Dasar-dasar Manajemen hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas

Keuangan (2004:74), mengenai kegunaan return on dana yang diinvestasikan pemilik.”

equity : “Analisis ROE berguna bagi investor karena Muhammad Ziqri (2009:46), “Rasio profitabilitas

dari analisis tersebut dapat diketahui tingkat adalah alat untuk mengukur keefektifan dan

keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan kesuksesan manajemen dalam menghasilkan suatu

dibandingkan dengan investasi yang dilakukan oleh laba pada suatu periode tertentu. Profitabilitas suatu

penanam modal.”

bank dapat diketahui dengan menganalisa laporan Menurut Sartono (2008:124), “Rasio ini dapat keuangannnya, dan dari hasil analisa tersebut akan

dirumuskan sebagai berikut:

dapat tercermin kemampuan bank dalam memperoleh laba.”

Return on Equity =

Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan sebuah modal yang bekerja

Dapat disimpulkan bahwa Return on Equity adalah didalam untuk menghasilkan rasio profitabilitas selain

rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya bertujuan untuk mengetahui pengetahuan bank dalam

pengembalian untuk investasi para pemegang saham. menghasilkan laba dalam periode tertentu, juga

ROE merupakan rasio yang sangat diminati oleh para bertujuan

investor, karena merupakan indikator mengenai laba menejemen

untuk mengukur

tingkat

efektifitas

bagi para pemegang saham, semakin tinggi ROE perusahaan. Rasio yang biasa digunakan untuk

maka semakin baik produktivitas asset dalam mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas

memperoleh laba, dan tingkat pengembalian akan bank adalah ROE (Return on Equity) dan ROA

semakin besar. Sehingga akan berdampak pada harga (Return on Asset). ROE merupakan perbandingan

saham perusahaan tersebut.

antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Pada perbankan syariah ROE digunakan untuk Sedangkan

beberapa pembiayaan syariah, seperti pembiayaan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan

ROA menunjukkan

kemampuan

murabahah, mudharabah dan musyarakah. Dimana dari pengelolaan aset yang dimiliki.

murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah

dengan nasabah. Mudharabah adalah akad kerja sama perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal inti

antara dua pihak, pihak pertama menyediakan modal atau laba (sebelum pajak) dengan total aset yang

dan pihak lainnya menjadi pengelola dari modal dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil

tersebut. Dan musyarakah adalah akad kerjasama perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang

antara bank dengan nasabah untuk bersama-sama sebenarnya (real), maka posisi modal/ aset dihitung

dengan pembagian secara rata-rata selama periode tersebut.

keuntungan dan risiko sesuai kesepakatan.

Return on Equity (ROE) Variabel-variabel yang Mempengaruhi Return on

Menurut Hanafi (2008:42), ’’Return on Equity

Equity (ROE)

adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan Menurut Riyadi Budi Susanto (2007:5), Return menghasilkan

suatu bank dipengaruhi oleh beberapa tertentu. ”

laba bersih

berdasarkan

modal

on Equity

variabel, diantaranya sebagai berikut : Mursidah

1. CAR (Capital Adequity Ratio) merupakan rasio yang sangat penting bagi perusahaan

(2011:46 ), “Return on Equity

CAR (Capital Adequity Ratio) merupakan salah (The Common Stockholder), karena rasio ini

satu faktor penting dalam rangka pengembangan menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan

usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh

semakin tinggi CAR maka semakin kuat pemilik perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan

kemampuan bank tersebut untuk menanggung yang akan dinikmati oleh pemilik saham. ”

resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang Sutrisno (2001:267 ), “Return on Equity

berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan merupakan kemampuan perusahaan dalam

ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang

bank, keadaan yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut

membiayai

operasi

menguntungkan bank tersebut akan member sebagai rentabilitas modal sendiri .”

kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas Lukman Syamsudin (2004:65), “Return on Equity

(Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:573). merupakan suatu pengukuran dari penghasilan

CAR diukur dengan membagi modal dengan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan

aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). baik (pemegang saham biasa maupun pemegang

2. FDR (Financing to Deposit Ratio) saham preferen) atas modal yang mereka investasikan

FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio didalam perusahaan. Semakin tinggi return atas

antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan penghasilan yang diperoleh maka semakin baik

dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukan kedudukan pemilik perusahaan.”

oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun

“Murabahah adalah tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan

Muhammad

barang lokal atau bank dalam membayar kembali penarikan dana

pembiayaan

pembelian

internasional. Pembiayaan ini dapat diaplikasikan yang dilakukan deposan dengan mengandalkan

untuk tujuan modal kerja dan pembiayaan investasi kredit

baik jangka panjang maupun jangka pendek. Bank likuiditasnya. Semakin

yang diberikan

sebagai

sumber

mendapat keutungan berdasarkan perjanjian yang pendapatan

besar kredit

maka

telah disepakati sebelumnya.” pendapatan naik secara otomatis laba juga akan

Dari uraian diatas dapat didefinisikan murabahah mengalami kenaikan. (Ghozali, 2006:24).

adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan

3. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan nasabah. Bank syariah membeli barang yang Operasional)

diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan

nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan Operasional)

ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati mengukur efisiensi dan efektifitas operasional

adalah kelompok

rasio yang

antara bank syariah dan nasabah. suatu

Adapun syarat pembiayaan murabahah menurut membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai

Syafi’i Antonio (2007:102) yaitu sebagai berikut: angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan

1. Penjual memberitahu biaya modal kepada laba rugi dan terhadap angka-angka dalam neraca.

nasabah.

Rasio biaya operasional adalah perbandingan

2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun antara

biaya operasional

dan

pendapatan

yang ditetapkan.

operasional. Rasio biaya operasional digunakan

3. Kontrak harus bebas dari riba. untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila bank dalam melakukan kegiatan operasi. Semakin

terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. rendah BOPO berarti semakin efisiensi bank

5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang tersebut

berkaitan dengan pembelian dilakukan secara operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya

maka keuntungan yang diperoleh bank akan Secara prinsip jika syarat dalam satu, empat, atau semakin besar. (Ghozali, 2006:23). lima tidak terpenuhi maka pembeli memiliki pilihan:

4. NPF (Non Performing Financing)

1. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya. NPF (Non Performing Financing) merupakan

penjual dan menyataka rasio yang dipergunakan untuk mengukur risiko ketidaksetujuan atas barang yang dijual. terhadap

2. Kembali

kepada

kredit yang

disalurkan

dengan

3. Membatalkan kontrak.

membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan. Semakin tinggi NPF maka

Dalam menetapkan rukun murabahah, diantara semakin kecil pula perubahan labanya. Hal ini

para ulama terjadi perbedaaan pendapat rukun dikarenakan pendapatan yang diterima bank akan

murabahah adalah ijab dan kabul yang menunjukkan berkurang

pertukaran barang secara ridha, baik dengan ucapan penghapusan piutang akan bertambah yang

dan biaya

untuk

pencadangan

maupun perbuatan.

mengakibatkan laba menjadi menurun atau rugi Adapun menurut Rizal Yaya (2009:180) yang menjadi naik (Kasmir, 2002).

menjadi rukun murabahah adalah sebagai berikut:

1. Pembeli (nasabah).

Murabahah

2. Penjual (bank syariah).

3. Objek akad murabahah yang didalamnya menyalurkan pembiayaan kepada nasabahnya, dimana

Salah satu kegiatan Bank Syariah adalah

terkandung barang dan harga. dalam melakukan penyaluran pembiayaan kepada

4. Ijab dan kabul.

nasabah salah satunya dengan menggunakan prinsip murabahah.

Mudharabah

Nurhayati dan Wasilah (2009:160), “Murabahah Mudharabah berasal dari kata Dharb, berarti adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan

memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau harga perolehan dan keuntungan (margin) yang

berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seorang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas

memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. akad jual beli dapat dilakukan secara tunai atau

Menurut Syafi’i Antonio (2007:95), “Al-Mudharabah tangguh.”

adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak Kasmir (2002:223), “Murabahah adalah kegiatan

dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan jual beli pada harga pokok dengan tambahan

(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual

pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok

dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam yang

dibeli ditambah

diinginkannya.” Kasmir (2002:180), “Al-Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak diinginkannya.” Kasmir (2002:180), “Al-Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak

Musyarakah

menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut Menurut Syafi’i Antonio (2007:90), “Al- kesepakatan yan g dituangkan dalam kontrak.”

musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak Rivai (2002:299), “Mudharabah adalah kerjasama

atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- antara partner yang memberikan uang kepada partner

masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/ lain untuk diinvestasikan ke perusahaan komersial.

expertise ) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan Pembagian keuntungan akan dibagi berdasarkan

risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi

kesepakatan.”

kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal. Sri Nurhayati dan Wasilah (2009:134), “ Al- Pengelola juga bertanggungjawab apabila kerugian itu

musyarakah adalah akad kerja sama antara dua belah disebabkan oleh pihak pengelola.” Dari pengertian

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana diatas dapat didefinisikan mudharabah adalah akad

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana kerja sama antara dua pihak, pihak pertama

keuntungan dibagi menyediakan modal dan pihak lainnya menjadi

sedangkan kerugian pengelola dari modal tersebut, jika terjadi kerugian

berdasarkan

kesepakatan

berdasarkan porsi kontribusi dana.” maka akan ditanggung si pemilik modal selama

Kasmir (2002:180), “Al-musyarakah merupakan kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kelalaian

akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk pengelola.

melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak Menurut Syafi’i Antonio (2007:97) secara umum,

memberikan dana atau amal dengan kesepakatan mudharabah terbagi menjadi dua jenis yakni

bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung mudharabah mu tlaqah dan mudharabah muqayyadah.

bersama sesuai dengan kesepakatan.”

1. Mudharabah Mutlaqah Ascarya (2011:51), “Al-musyarakah adalah Mudharabah Mutlaqah adalah bentuk kerjasama

dua atau lebih pengusaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan

kerjasama antara

bekerjasama sebagai mitra usaha dalam bisnis. pengelola (mudahrib) yang cakupannya sangat

Masing-masing pihak menyertakan modalnya dan luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha,

ikut mengelola usaha tersebut, keuntungan dan waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih

berdasarkan persentase ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan

penyertaan modalnya.

ungkapan if’al ma Syi’ta (lakukan sesukamu) dari Melalui kontrak ini, dua pihak atau lebih shahibul maal ke mudharib yang memberi

(termasuk bank dan lembaga keuangan bersama kekuasaan sangat besar.

nasabahnya) dapat mengumpulkan modal mereka

2. Mudharabah Muqayyadah untuk membentuk sebuah perusahaan (Syirkah Al Mudarabah Muqayyadah adalah kebalikan dari

Inan) sebagai sebuah badan hukum (legal entity). mudharabah Mutlaqah . Si Mudharib dibatasi

Setiap pihak memiliki bagian secara proporsional dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat

sesuai dengan kontribusi modal mereka dan usaha.

mempunyai hak mengawasi (voting right) perusahaan mencerminkan kecenderungan umum si shahibul

Adanya pembatasan

ini

seringkali

sesuai dengan proporsinya. Untuk pembagian maal dalam memasuki jenis dunia usaha.

pihak menerima bagian keuntungan secara proporsional dengan kontribusi Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2009:116)

keuntungan,

setiap

rukun mudharabah ada empat, yaitu : modal masing-masing atau sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Bila perusahaan

1. Pelaku, terdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana.

merugi, maka kerugian itu juga dibebankan secara proporsional kepada masing-masing pemberi modal.

2. Objek mudharabah, berupa: modal dan kerja.

3. Ijab kabul/ serah terima. Dapat disimpulkan bahwa musyarakah adalah akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk

4. Nisbah keuntungan. bersama-sama membiayai suatu usaha

dengan Kemudian, Sri Nurhayati dan Wasilah (2009:125)

pembagian keuntungan dan risiko sesuai kesepakatan. mengatakan dapat berakhirnya akad mudharabah

Wasilah (2009:135), disebabkan hal-hal sebagai berikut:

berdasarkan eksistensinya akad musyarakah dibagi

dua, yaitu Syirkah Al Milk dan Syirkah Al’uqud. waktunya, maka mudharabah berakhir pada waktu

1. Dalam hal mudharabah

tersebut

dibatasi

1. Syirkah Al Milk mengandung arti kepemilikan yang telah ditentukan.

bersama (co-ownership) yang keberadaannya

2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri. muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh

3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal. kepemilikan bersama (joint ownership) atas suatu

4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya

kekayaan (aset).

sebagai pengelola usaha untuk mencapai tujuan

2. Syirkah Al’uqud (kontrak), yaitu kemitraan yang sebagaimana dituangkan dalam akad. Sebagai

tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih pihak yang mengemban amanah ia harus beritikad

untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan baik dan hati-hati.

tertentu. Setiap mitra dapat berkontribusi dengan

5. Modal sudah tidak ada.

modal/dana dan atau dengan bekerja, serta berbagi signifikan, variabel BOPO berpengaruh negatif keuntungan dan kerugian.

dan signifikan, dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan, dan kualitas aktiva tidak

Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip kemitraan dan kerja sama antara pihak-

berpengaruh.

pihak yang terkait untuk meraih kemajuan bersama.  Muhamad Ziqri (2009), dengan judul Analisis

Sri Nurhayati dan Wasilah (2009:139) rukun Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah musyarakah ada empat, yaitu :

dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank.

1. Pelaku terdiri atas para mitra. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis

2. Objek musyarakah berupa modal dan kerja. pengaruh pendapatan murabahah, mudharabah dan

3. Ijab kabul/serah terima. musyarakah terhadap profitabilitas bank. Hasil

4. Nisbah keuntungan. penelitian ini menunjukkan bahwa variabel mudharabah berpengaruh signifikan terhadap

Sri Nurhayati dan Wasilah (2009:149) dapat ROE. Sedangkan variabel Murabahah dan berakhirnya akad musyarakah disebabkan hal-hal

Musyarakah tidak terdapat pengaruh signifikan sebagai berikut:

terhadap ROE.

1. Salah seorang mitra menghentikan akad.

2. Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal.

Kerangka Konseptual

Dalam hal ini mitra yang meninggal atau hilang Berdasarkan pembahasan diatas, maka keranka akal dapat digantikan oleh salah satu ahli warisnya

konseptual yang peneliti terapkan dalam penelitian ini yang cakap hukum (baligh dan berakal sehat)

adalah sebagai berikut :

apabila disetujui oleh semua ahli waris dan mitra lainnya.

3. Modal musyarakah hilang/habis.

Penelitian Sebelumnya

 Tyas Rafelia (2013), dengan judul Pengaruh CAR, FDR, NPF dan BOPO Terhadap ROE Bank Syariah Mandiri Periode Desember 2008 – Agustus 2012. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh car, fdr, npf dan bopo terhadap roe bank syariah mandiri periode desember 2008 – agustus 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, FDR, NPF dan BOPO

berpengaruh secara bersama-sama terhadap ROE.  Russely Inti Dwi Permata dan Fransisca

Gambar 1

Yaningwati (2014), dengan

judul Analisis

Kerangka Konseptual Penelitian

Pengaruh Pembiayaan

Mudharabah

Dan

Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas

Hipotesis

(Return On Equity) (Studi Kasus Pada Bank Berdasarkan teori dan perumusan masalah yang Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia

dikemukakan sebelumnya dapat diperoleh perumusan Periode 2009 – 2012). Tujuan penelitian adalah

hipotesis sebagai berikut:

untuk menganalisis pengaruh pembiayaan

H 1 : Pendapatan murabahah berpengaruh terhadap mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat

Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri. profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang

H 2 :Pendapatan mudharabah berpengaruh terhadap terdaftar di Bank Indonesia dengan menggunakan

Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri. rasio Return On Equity (ROE). Hasil penelitian

H 3 : Pendapatan musyarakah berpengaruh terhadap ini menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah

Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri. dan musyarakah berpengaruh secara signifikan

H 4 : Pendapatan murabahah, mudharabah, dan terhadap tingkat ROE secara simultan.

musyarakah berpengaruh terhadap Return on  Riyadi Budi Susanto (2007), dengan judul

Equity PT Bank Syariah Mandiri. Pengaruh CAR, LDR, BOPO, DPK, dan Kualitas

Aktiva terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT.

METODE PENELITIAN

Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Tahun 1999-

2006. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis

Lokasi dan Objek Penelitian

CAR, LDR, BOPO, DPK, dan kualitas aktiva Penelitian ini untuk menganalisa pengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada pt. bank pendapatan murabahah, mudharabah, dan musyarakah muamalat indonesia. Hasil dari penelitian ini terhadap Return on Equity PT Bank Syariah Mandiri. menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Syariah Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan, Mandiri dan diharapkan memiliki dokumentasi data Loan To Deposit Rati o tidak berpengaruh

pembiayaan

murabahah,

mudharabah, dan mudharabah, dan

interpretasi hasil regresi model yang diuji. tahun 2014.

Menurut Danang Sunyoto (2009:79), “Dikatakan tidak terjadi multikolonieritas jika kofisien

Data

korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang

dengan 0,60 (r < 0,60).”

digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh Selain itu, ada juga teknik pendektesian yang dari laporan keuangan publikasi triwulanan yang

lain, yaitu dengan cara membandingkan nilai diterbitkan oleh PT Bank Syariah Mandiri dalam

tolerence dan VIF. Dimana jika nilai tolerence website

lebih besar dari 1 dan VIF lebih besar dari 10 Perioderisasi

resmi

www.syariahmandiri.co.id.

maka terdapat gejala multikolinieritas, dan keuangan triwulan PT Bank Syariah Mandiri yang

data menggunakan

data

laporan

sebaliknya jika nilai tolerence lebih kecil dari 1 dipublikasikan selama tahun 2007 sampai dengan

dan VIF lebih kecil dari 10 maka terbebas dari 2014. Seluruh data merupakan data time series

gejala multikolinieritas.

triwulanan. Data jumlah pendapatan murabahah,

c. Uji Autokorelasi

mudharabah, dan musyarakah berasal dari laporan Autokorelasi merupakan hubungan yang laba rugi triwulanan yang dipublikasikan. Sedangkan

terjadi antara variabel-variabel dari serangkaian data ROE berasal dari perhitungan rasio keuangan

pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu. triwulanan yang dipublikasikan.

Dengan kata lain, autokorelasi akan menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari

Uji Asumsi Klasik

variabel-variabel yang sama. Autokorelasi dapat

a. Uji Normalitas terjadi apabila kesalahan pengganggu suatu Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji

periode korelasi dengan kesalahan pengganggu apakah dalam sebuah model regresi, variabel

Untuk mendeteksi independen dan dependen memiliki distribusi yang

periode

sebelumnya.

autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui normal. Model regresi yang baik adalah model

uji Durbin-Watson (DW test) (Imam Ghozali, dengan distribusi yang normal atau mendekati

normal. Grafik normal P-P Plot digunakan untuk

d. Uji Heteroskedastisitas

mendeteksi normalitas yang membandingkan Heteroskedastisitas adalah satu keadaan di distribusi kumulatif dari data sesungguhnya

mana varian dari kesalahan pengganggu tidak dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

konstans untuk semua nilai variabel bebas. Uji Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi

bertujuan untuk menguji dengan melihat penyebaran data (titik) pada

heteroskedastisitas

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan sumbu diagonal dari grafik atau dengan histogram

residual satu pengamatan dari residualnya. Menurut Imam Ghozali (2006)

variabel

dari

kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual dasar yang dijadikan pengambilan keputusan

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, adalah :

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

1. Jika data menyebar di sekitar garis normal dan disebut heteroskedastisitas. mengikuti arah garis diagonal atau grafik

Sunyoto (2009:83), histogramnya menunjukkan pola distribusi

Menurut

Danang

“Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot normal, maka model regresi memenuhi asumsi

titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik normalitas.

menyempit, melebar maupun bergelombang-

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal

bergelombang.”

dan atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

Metode Analisis Data

distribusi normalitas maka model regresi tidak Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan memenuhi asumsi normalitas.

dengan menggunakan Microsoft Excel edisi 2007 Selain dengan menggunakan grafik, pada

untuk menganalisis Pengaruh Pendapatan Murabahah, penelitian ini pengujian normalitas juga dilakukan

Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Return on dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri. Setelah itu test . Uji ini adalah metode yang umum digunakan

data diinput menggunakan SPSS versi 17.0. untuk menguji normalitas data. Jika nilai

Untuk menganalisis pengaruh antara variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) (variabel memiliki tingkat signifikansi di atas

Kolmogorov-Smirnov test tidak

signifikan

digunakan analisis regresi berganda. Penggunaan 0,05), maka semua data terdistribusi secara

analisis berganda dalam penelitian ini karena variabel normal.

independen (X) dalam penelitian ini lebih dari satu,

b. Uji Multikolinieritas yaitu tiga variabel dan tidak ada hubungan antara Merupakan pengujian untuk mengetahui

variabel independen tersebut. Analisis ini bermanfaat apakah adanya hubungan linier yang kuat diantara

untuk memprediksi pengaruh beberapa variabel beberapa atau semua variabel bebas dari model

independen terhadap variabel dependen yang telah independen terhadap variabel dependen yang telah

 H o ditolak atau H a diterima jika F hitung > F digunakan dalam penelitian ini adalah :

berganda yang

tabel

Artinya variabel bebas (pendapatan murabahah, mudharabah dan pendapatan Y = a + BX 1 + BX 2 + BX 3 + ε musyarakah) secara nyata mempengaruhi variabel terikat ROE.

Dimana: Y

= Return on Equity (ROE)

Koefisien Determinan ( R Square)

a = Konstanta Koefisien determinan dilakukan untuk melihat

B = Koefisien Regresi X seberapa besar variabel-variabel bebas memberikan X1 = Pendapatan Murabahah

penjelasan mengenai variabel terikat. Dimana jika X2 = Pendapatan Mudharabah

R 2 = 0, artinya variabel-variabel bebas tidak dapat X3 = Pendapatan Musyarakah

menerangkan hubungan terhadap variabel terikat. ε = Kesalahan pengganggu

Sedangkan jika R 2 = 1, artinya variabel-variabel bebas mampu menerangkan hubungan terhadap variabel

Pengujian Hipotesis

terikat.

a. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial atau disebut dengan uji t, yaitu

menguji signifikan konstanta dan variabel

HASIL PENELITIAN

independen yang terdapat dalam persamaan

tersebut secara individu apakah berpengaruh

Uji Normalitas

terhadap nilai variabel independen (Gujarati, Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah 2003:259).

dalam sebuah model regresi, variabel independen dan Rumusnya:

dependen memiliki distribusi yang normal. Model

regresi yang baik adalah model dengan distribusi yang

normal atau mendekati normal. pada penelitian ini

pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan dimana:

uji Kolmogorov-Smirnov test. Uji ini adalah metode

 yang umum digunakan untuk menguji normalitas data.

i adalah koefisien regresi untuk masing-masing

variabel bebas

S βi adalah standard error dari βi

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas

Dari perhitungan tersebut maka selanjutnya

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), dengan

Standardized kriteria keputusan sebagai berikut:

Residual

32 Artinya

 H o ditolak atau H a diterima jika t hitung >t tabel N

Normal Parameters a,,b Mean 0.0000000 murabahah, mudharabah dan pendapatan

musyarakah) secara individu mempengaruhi

0.95038193 variabel terikat ROE.

Std.

Deviation

b. Uji Simultan (Uji F)

Absolute 0.101 Uji

Most Extreme

Positive 0.086 signifikansi

ini dilakukan

Negative -0.101 terhadap variabel dependen secara bersama-sama

atau secara keseluruhan. Untuk menghitung nilai F

0.570 hitung digunakan rumus (Gujarati, 2003:258) :

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: Hasil output SPSS

dimana:

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas R adalah koefisien determinasi

(signifikansi) yang diperoleh dari uji Kolmogorov- k adalah jumlah variabel independen

Smirnov sebesar 0,901. Karena nilai probabilitas pada n adalah ukuran sampel

uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari Hasil perhitungan F hitung yang selanjutnya

tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka disimpulkan dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat

keyakinan 95% (α = 0,05) dengan kriteria bahwa model regresi berdistribusi normal.

keputusan sebagai berikut:

Uji Multikolinieritas

Dari tabel diatas didapatkan nilai Durbin-Watson Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang

(DW hitung) sebesar 0,917. Cara menguji ada kuat di antara beberapa variabel independen pada

tidaknya gejala autokorelasi adalah dengan melihat model regresi. Jika terapat multikolinieritas maka

tabel 3.1 pada bab III dimana dU – d < 4 – dU (1,6505 biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi

– 0,917 < 4 – 1,6505) dengan keputusan tidak ada yang sangat besar tetapi pada pada pengujian parsial

autokorelasi positif atau negatif pada model regresi koefisien regresi tidak ada ataupun kalau ada sangat

ini.

sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation

Uji Heteroskedastisitas

factors (VIF) sebagai indikator ada tidaknya Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji multikolinieritas diantara variabel independen.

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan

Tabel 3

yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan

Hasil Uji Multikolinieritas

ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Coefficients a homoskedastisitas

berbeda disebut heterokedasitas. Menurut Danang Sunyoto (2009:83),

dan

jika

“Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik- Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

titiknya mempunyai pola

yang teratur, baik

maupun bergelombang-

a. Dependent Variable: ROE Sumber: Hasil output SPSS

Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa ada korelasi

cukup kuat antara

sesama variabel

independen murabahah dan musyarakah, karena nilai VIF dari kedua variabel independen masih lebih dari dari 10, sedangkan variable mudharabah masih dibawah 10, sehingga dapat disimpulkan terdapat multikolonieritas

murabahah dan musyarakah.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan periode (t -1 ) atau sebelumnya (Ghozali, 2006:99). Untuk

mendeteksi ada

atau

tidaknya gejala

autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai

Gambar 2

statistik hitung Durbin-Watson

(D-W)

pada

Grafik Scatterplot

perhitungan regresi dengan data statistik pada tabel Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak Durbin-Watson berikut ini:

terjadi heteroskedastisitas sebab tidak ada pola yang

Tabel 4

jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

Hasil Uji Autokerelasi

angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji Model Summary b heteroskedastisitas terpenuhi.

Adjusted Std. Error

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam uji ini model regresi yang digunakan Model

of the

Durbin-

R Square Square

Estimate

Watson

adalah model regresi linear berganda, dimana

Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah sebagai

a. Predictors: (Constant), Musyarakah, Mudharabah, variabel bebas (independen) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel terikat (dependen).

Murabahah Berdasarkan hasil pengolahan data murabahah,

b. Dependent Variable: ROE mudharabah dan musyarakah terhadap ROE di Sumber: Hasil output SPSS

peroleh hasil regresi sebagai berikut:

Tabel 5

artinya setiap kenaikan Ln musyarakah akan

Koefisien Regresi

diikuti oleh kenaikan ROE. Sebaliknya setiap Coefficients a penurunan Ln musyarakah akan mengakibatkan

Unstandardized Standardized

penurunan ROE.

Coefficients

Coefficients

Uji t (Parsial)

Uji parsial atau disebut dengan uji t, yaitu menguji Model

Std.

B Error

Beta

Sig.

signifikan konstanta dan variabel independen yang

terdapat dalam persamaan tersebut secara individu Murabahah

1 (Constant) -9.136

terhadap nilai variabel independen (Gujarati, 2003:259).

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 5, Musyarakah

terbukti bahwa variabel murabahah berpengaruh

sedangkan variabel Sumber: Hasil output SPSS

a. Dependent Variable: ROE

mudharabah dan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Berikut ini penjelasan hasil

Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan uji t berdasarkan masing-masing variabel: pada tabel 4.5 maka dapat dibentuk model prediksi

 Hipotesis pertama mengenai variabel murabahah variabel murabahah, mudharabah dan musyarakah

diketahui bahwa nilai absolut t hitung < dari t tabel terhadap ROE sebagai berikut:

(5,320 > 1,70113) dan nilai signifikansi variabel murabahah adalah 0,000 dimana nilai ini lebih

Y= -9,136 + 1,238 ln X 1 + 0,024 ln X 2 - 0,911 ln X 3 kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel murabahah signifikan terhadap ROE

Berdasarkan persamaan regresi diatas, maka dapat dengan arah koefisien positif. Hasil analisis diinterpretasikan

menunjukkan bahwa murabahah berpengaruh variabel independen sebagai berikut:

ROE, sehingga dapat

a. Nilai konstanta sebesar -9,136 disimpulkan bahwa Hipotesis Pertama (H a1 ) Menunjukkan bahwa jika variabel Ln murabahah,

diterima.

Ln mudharabah, dan Ln sama dengan nol maka  Hipotesis kedua mengenai variabel mudharabah besarnya ROE akan konstan yaitu sebesar -9,136

diketahui bahwa nilai absolut t hitung < dari t tabel satuan.

(0,122 < 1,70113) dan nilai signifikansi variabel

b. Nilai BX 1 sebesar 1,238 mudharabah adalah 0,904 dimana nilai ini lebih Menunjukkan bahwa setiap penambahan 1% Ln

besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa murabahah sementara Ln mudharabah dan Ln

variabel mudharabah terbukti tidak berpengaruh musyarakah tidak mengalami perubahan (tetap)

signifikan terhadap ROE dengan arah koefisien maka ROE mengalami kenaikan sebesar 0,001.

positif. Hasil analisis menunjukkan bahwa Hal ini berarti hubungan antara murabahah dan

mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE menunjukkan hubungan yang searah (positif)

disimpulkan bahwa artinya setiap kenaikan Ln murabahah akan diikuti

ROE,

sehingga dapat

Hipotesis Kedua (H a2 ) ditolak. Hal tersebut sesuai oleh kenaikan ROE. Sebaliknya setiap penurunan

dengan hasil penelitian Ruselly Inti Dwi Permana Ln murabahah akan mengakibatkan penurunan

(2014), yang menunjukkan bahwa variabel ROE.

mudharabah pengaruh signifikan dan negative

c. Nilai BX 2 sebesar 0,024 terhadap ROE. Diketahui bahwa nilai signifikan > Menunjukkan bahwa setiap penambahan 1% Ln

dari α (0.008 < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa mudharabah sementara Ln murabahah dan Ln

variabel musyarakah tidak berpengaruh dan musyarakah tidak mengalami perubahan (tetap)

signifikan dan negatif terhadap ROE. maka ROE mengalami kenaikan sebesar 0,024.

 Hipotesis ketiga mengenai variabel musyarakah Hal ini berarti hubungan antara mudharabah dan

diketahui bahwa nilai absolut t hitung < dari t tabel (- ROE menunjukkan hubungan yang searah (positif)

2,481 < 1,70113) dan nilai signifikansi variabel artinya setiap kenaikan Ln mudharabah akan

musyarakah adalah 0,089 dimana nilai ini lebih diikuti oleh kenaikan ROE. Sebaliknya setiap

besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa penurunan Ln mudharabah akan mengakibatkan

variabel musyarakah tidak signifikan terhadap penurunan ROE.

ROE dengan arah koefisien positif. Hasil analisis

musyarakah tidak Menunjukkan bahwa setiap penambahan 1% Ln

d. Nilai BX 3 sebesar -0,911

menunjukkan

bahwa

berpengaruh signifikan terhadap ROE, sehingga musyarakah sementara Ln murabahah dan Ln

dapat disimpulkan bahwa Hipotesis Ketiga (H a3 ) mudharabah tidak mengalami perubahan (tetap)

ditolak. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian maka ROE mengalami kenaikan sebesar -0,911.

Muhamad Ziqri (2009), yang menunjukkan bahwa Hal ini berarti hubungan antara musyarakah dan

variabel musyarakah tidak mempunyai pengaruh ROE menunjukkan hubungan yang searah (positif)

yang signifikan terhadap Profitabilitas (ROE).

D iketahui bahwa nilai signifikan > dari α (0.228 > Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel

R 2 (R Square) sebesar 0,745 atau (74%). Hal ini musyarakah

menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE).

variabel independen (murabahah, mudharabah, dan musyarakah) terhadap variabel dependen (ROE)

Uji F (Simultan)

sebesar 74%. Atau variasi variabel independen yang Merupakan pengujian untuk melihat seberapa

digunakan dalam model (murabahah, mudharabah, besar variabel independen secara bersama-sama

dan musyarakah) mampu menjelaskan sebesar 74% mempengaruhi variabel