KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA

  KEPUTUSAN TATA USAHA KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA NEGARA KEPUTUSAN TATA USAHA KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA NEGARA Jenis-jenis Norma : UNTUK SIAPA APA & BAGAIMANA Umum Abstrak Individual

  Konkrit

  1

  4

  3

  2

PEMBAGIAN KEPUTUSAN

a. Dampak Kep Thd Orang:

  1. Dlm rangka ket2 larangan &/ perintah; Ex: Perijinan, dispensasi, konsesi, lisensi dll.

   2. Yg menyediakan sejumlah uang; Ex: Subsidi.

   3. Membebankan suatu kew keuangan; Ex: Penetapan pajak.

   4. Memberikan kedudukan;

Ex: Pengangkatan Pegawai; Penetapan sbg Cagar Budaya.

   5. Penyitaan; Ex: Pencabutan Hak Milik

b. Akibat Hukumnya:

  1. Kep Bebas & Terikat;

   2. Kep Memberikan keuntungan & Membebani;

   4. Kep Seketika akan berakhir & Berjalan lama;

KOMPETENSI (ASAL MUASAL KEWENANGAN)

  1. Original  Atribusi;

  2. Inoriginal  Delegasi & Mandat

   (UU No 5 th 1986 jo UU No 9 th Pengertian KTUN 2004):

   Suatu penetapan tertulis yg dikeluarkan

  oleh Bdn/Pjbt

  yg berisi berdsrkan perat per-UU-an

  TUN tindakan hk TUN

  yg berlaku, yg , yg

  bersifat konkrit, individual & fnal menimbulkan bagi seseorang / BH. akibat hk Ket : Tertulis ada hitam diatas putih; nota atau memo. 

   Eksekutif/Pem

  • pelaks/penyelenggara urusan pem-an;

ATRIBUSI; DELEGASI; MANDAT

  (Bevoegdheid) SUBYEK HUKUM Kecakapan

  

Perb Hukum Publik Perb Hukum Privat

JABATAN Kewenangan

  (Beekwaamheid)

  • Konkret; Individual & Final;
  • Akibat Orang / BH.

SUSUNAN INTERN KTUN:

   Nama organ yg berwenang;

   Nama yg dialamatkan / obyek ttt, dan konkretisasi lbh lanjut;

   Kesempatan yg menimbulkan suatu keputusan;

   Ihtisar dr perat per-UU-an yg cocok (motivasi yuridis);

   Penetapan fakta2 yg relevan  kecermatan dlm give pertimbangan.

   Pertimbangan2 hukum 

  inteprestasi perat per-UU-an yg cocok;

   Keputusan  hak & kewajiban;

   Motivasi dlm arti sempit 

  Pertimbangan2 konkret mengapa kep dittpkan;

   Pemberitahuan2 lebih lanjut;  Penandatanganan oleh organ yg berwenang;

MACAM-MACAM KTUN

a. Menurut Utrecht  Ketetapan.

  1. K Positif & Negatif;

   2. K Deklaratoir & Konstitutif;

   3. K Kilat & Tetap; 4. Dispensasi; Izin, Lisensi & Dispensasi.

b. Menurut Prajudi Atmosudirdjo:

   1. POSITIF (Permintaan Dikabulkan) - Yg menciptakan keadaan hk baru pd umumnya; - Yg menciptakan keadaan hk baru hanya thd suatu obyek saja; - Memberikan beban; - Memberikan keuntungan.

   2. NEGATIF (Penolakan)

c. Menurut P de Haan:

   1. Perorangan & Kebendaan (Persoonlijk & Zakelijk);

  

2. Deklaratif & Konstitutif (Rechtvasstellend & Rechtscheppend) ;

   3. Terikat & Bebas (Vrij & Gebonden);

  

4. Menguntungkan & Membebani (Belastend & Begunstigend); &

  SARANA-SARANA TUN SARANA-SARANA TUN (Lainnya) (Lainnya)

1. Peraturan Per-UU-an & Keputusan Yg memuat Peraturan bersifat umum.

   Menjadi sumber hukum (Dasar

  Menjadi sumber hukum (Dasar Perbuatan);

  Perbuatan); 

   Sinkron (Vertikal / Horinsontal);

  Sinkron (Vertikal / Horinsontal); 

   Menjadi dasar pengujian

  Menjadi dasar pengujian ( Rechts

  ( Rechts Toetsinggronds)

  Toetsinggronds) 

  

Tdk dpt ditempuh upaya hk (PTUN)

  Tdk dpt ditempuh upaya hk (PTUN)  

  2. Peraturan2 Kebijaksanaan

  2. Peraturan2 Kebijaksanaan (Beleidsregels; Policy Rules, Descretion)

  (Beleidsregels; Policy Rules, Descretion)

   Langkah kebijaksanaan ttt yg diambil oleh pem dlm rangka penggunaan “Freis Emerssen”, misalnya : Peraturan Pelaks; Pedoman; Pengumuman; S Edaran Tdk ada kewenangan pemb peraturan; Tdk ada kewenangan pemb peraturan;

   dll.

  Tdk mengikat hk scr langsung; ada Relevansinya.

  Tdk mengikat hk scr langsung; ada Relevansinya.

   Untuk menjalankan kewenangan pem-an  

  Untuk menjalankan kewenangan pem-an   pelayanan public. pelayanan public. Tdk ada pengujian scr langsung Asas

   

   Tdk ada pengujian scr langsung Asas Descretion, boleh ukurannya :

  1. Digunakan ketika hk yg ada (tertulis) tdk diatur;

  2. Diatur tetapi tdk lengkap;

  3. Ada & lengkap  masuk Grey Area (kabur); dan 4. Sbg Legal interpretation dari Pemerintah.

  Descretion, Dilarang :

  1. Abus a droit (bertentangan dg aturan);

  2. Sewenang-wenang (willkeur);

  

3. Detournament de puvair  pembelokan tujuan/ penyalahgunaan

  wewenang; dan 4. Terjadi Ultravires (melampaui batas kewenangan).

  3. Rencana (Het Plan)

  3. Rencana (Het Plan) Rencana yg berkekuatan Hukum.

    Rencana yg berkekuatan Hukum.

  Mrp kebijaksanaan apa yg akan dijalankan oleh TUN pd  Mrp kebijaksanaan apa yg akan dijalankan oleh TUN pd

  

  suatu lap ttt. Biasanya dikaitkan dg Stelsel Perijinan atau

  suatu lap ttt. Biasanya dikaitkan dg Stelsel Perijinan atau hak atas pembiayaan. hak atas pembiayaan.

  4. Sarana Hk Keperdataan (Civil

  4. Sarana Hk Keperdataan (Civil Instruments)

  Instruments) Penguasa memiliki peran ganda : sbg Pelaku Hk Privat & Pelaku Hk Publik

  Bdn2 (Pejabat) TUN Public Actor

  Privaat Actor Menjlnkan Perb Hk Perdata

  BH (Legal Person / Rechtpersoon)  Kemampuan (Kecakapan)

  Penggunaan Ket dlm Hk Perdata pd Umumnya (kemungkinan tercampur Mejlnkan Perb Hk Publik Penguasa (Bdn TUN /Jabatan) Wewenang Hk Publik

  5. Perbuatan Nyata (Fatelijke

  5. Perbuatan Nyata (Fatelijke Handelingen; Factual Action) .

  Handelingen; Factual Action) .

   Perb yg bukan mrp perbuatan hukum.

   Perb yg bukan mrp perbuatan hukum.

  Tindak pemerintahan yg berdsrkan facta ditujukan 

  

   Tindak pemerintahan yg berdsrkan facta  ditujukan kpd usaha memenuhi keb nyata masy. kpd usaha memenuhi keb nyata masy.

  Misal : - Pemasangan traffic light; -Pemb Jembatan Penyemb; -Pembangunan saran & prasarana lainnya; dll. Dasar :

   Wewenang public yg melekat pd jabtan aparat

  

  Onrechtmatige Overheidsdaads, bila :

  Menurut UU No 5 Th 1986 :

  1. Bertentangan dengan Perat Per-UU-an (rechtmatige);

  2. Sewenang-wenanng (willkuer); 3. Melampaui batas kewenangan (Detournament de pouvaoir).

  Menurut UU No 9 Th 2004 :

  1. Bertentangan dengan Perat Per-UU-an;

  2. Bertentangan dengan Prinsip2 Pem Yg Baik (Due Administration) (UU 5 th 1986 jo UU No 9 th 2004).

  

SISTEM PERIJINAN

BAHAN TAMBAHAN KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA

TUGAS NEGARA

  

Mengatur: Mengurus:

Perat.2 yang harus Bidang dipatuhi oleh warga. Kesejahteraan (memerintah/melara sosial,

  

ng) Sistem 2 ekonomi,kesehatan

   perijinan dll. Penyediaan sarana Finansial &

  Personel. PERIJINAN : 

  Pengertian : 1. Ijin : Persetujuan dr. penguasa berdasarkan perat.

  

Per-UU-an, untuk dalam keadaan ttt. Menyimpang

dari ketentuan & larangan perundangan.

  (Arti Sempit):

  Bhw suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dg tujuan agar dlm ketentuan 2 yg disangkutkan dg perkenan dpt dg teliti diberikan batas-batas ttt bagi tiap kasus.

2. Dispensasi:

   Kekecualian atas ijin larangan sbg aturan umum (kekecualian yg sungguh-sungguh).

TUJUAN PERIJINAN

  Digunakan oleh penguasa sbg

instrumen utk mempengaruhi warga

agar mau mengikuti cara-cara yg dianjurkannya guna mencapai

  . tujuan konkrit

  Motif-motif Perijinan keinginan mengarahkan/mengendalikan (sturen) aktivitas2 tertentu (mis. Ijin bangunan) mencegah bahaya bagi lingkungan (ijin lingkungan) keinginan melindungi obyek-obyek tertentu (ijin tebang, ijin membongkar monumen dll) hendak membagi benda2 yang sedikit (ijin menghuni di daerah padat)

pengarahan, dg menyeleksi org2 & aktivitas2 tertentu, di

mana pengurus harus memenuhi syarat2 tertentu

ASAS2 UMUM BAGI PROSEDUR (ACARA)

  PENERBITAN PERIJINAN 1. Permohonan 2. Acara Persiapan & Peran serta (Inspraak):  asas ketelitian/kecermatan: perlakuan

tertib & pemeriksaan yg teliti;

   kewajiban mendengar;  persiapan yg luas.

  Lanjutan : 3.

  Pemberian Keputusan : Tidak dpt diterima  alasan formel yg terletak diluar dsr2 penolakan dlm sistem perijinan.

  bukan yg berkepentingan

    diajukan stlh lewat jangka wkt  inst yg diminta jelas tdk berwenang

  Penolakan  ada keberatan2 mengenai isi thd pemberian izin.

  Pemberian izin  syarat formel & isi dipenuhi.

   memutuskan dlm jangka waktu yg pantas

  Lanjutan : 4.

  Susunan Keputusan Perijinan pemberian alasan:  asas pemb. Alasan yg mendukung; asas pemb. Alasan yg dpt diketahui.