HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PORNOGRAFI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMK PENTI PAMARDI SIWI NGRAMBE KABUPATEN NGAWI Surya Mundhika, Sri Handayani, Kamidah Prodi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PORNOGRAFI

DENGAN PERI LAKU SEKS BEBAS PADA REM AJA

DI SM K PENTI PAM ARDI SI WI NGRAM BE

KABUPATEN NGAWI

Surya M undhika, Sri Handayani, Kamidah

Prodi DI I I Kebidanan STI KES ‘Aisyiyah Surakarta

  

ABSTRAK

Latar belakang:Remaja yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan pengetahuan yang

minim membuat remaja tidak bisa memilah-milih informasi mana yang baik dan mana yang

buruk, sehingga pada akhirnya mereka akan terperangkap dalam perilaku seks bebas.Tujuan

penelitian:

Metode penelitian: jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 157 responden.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik sampling simple random sampling. Analisa

bivariate menggunakan chi-square. Hasil penelitian: secara statistik dengan menggunakan uji

dengan perilaku seks bebas dengan nilai ÷² > ÷² (10,061> 5,991) maka Ho ditolak dan

hitung tabel

  Simpulan: Terdapat Hubungan antara Siwi Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

  Kata Kunci:

A. PENDAHULUAN tubuh yang sudah mulai aktif pada remaja.

  Remaja yang jumlahnya tidaklah sedikit yaitu Pada umumnya remaja merupakan masa mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7 % dari peralihan atau transisi dari masa anak-anak total penduduk tentunya menghadapi berbagai menuju masa dewasa dan ditandai dengan persoal an dalam kehidupan duni a remaj a adanya perubahan seksual. (Kusmiran, 2011: (Humas BKKBN 2015, diperoleh tanggal 24 4). Dengan adanya perubahan seksual ini februari 2015). Salah satu bentuk persoalan tentunya disebabkan oleh kerja hormon didalam yang dihadapi remaja adalah seks bebas. Remaj a yang sel al u mempunyai rasa ingin tahu yang besar, karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup maka mereka mencoba mencari informasi-informasi i tu sendi ri mel al ui berbagai macam medi a informasi, yang tentunya informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Dengan rasa ingin tahu yang besar dan disertai pengetahuan yang minim membuat remaja tidak bisa memilah- milih mana yang baik dan mana yang buruk. Apalagi dengan keadaan saat ini dimana setiap item informasi telah dibumbui dengan kata-

  Koran Rakyat Merdeka (2009, dal am Hawari 2010: 17) menyatakan bahwa dari 4500 remaja yang ada di Indonesia ternyata dan 93,7 % pernah berciuman. Pengonsumsian dengan sikap yang bijaksana maka remaja akan terjerumus kedalam perilaku seks bebas.

  K ementri an K esehatan (K emenkes, 2009: 2) pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari penelitian di empat kota (Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya). Sebanyak 35,9 % remaj a punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum meni kah, bahkan 6,9% tel ah mel akukan hubungan seksual dan 21,2 % remaja SMA pernah menggugurkan kandungannya. Perilaku seks bebas dapat mengaki batkan aborsi , penularan penyakit seperti HIV atau AIDS, dll.

  Rumusan masal ah dal am penel i ti an i ni adal ah “ Apakah ada hubungan antara peri laku seks bebas pada remaja di SMK Panti Pamardi Siwi Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi ?” Tujuan penelitian ini secara Umum adalah mengetahui pengetahuan bebas pada remaja di SMK Panti Pamardi Si wi K ecamatan Ngrambe K abupaten Ngawi. Tujuan secara khusus diantaranya

  a) Mengetahui karakteristi k responden b) pada remaja. c) Mengetahui perilaku seks bebas pada remaja. d)Menganalisa hubungan seks bebas pada remaja di SMK Panti Pamardi Siwi Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi

  B. BAHAN DAN M ETODE Penel i t i an i ni adal ah penel i t i an observasional analitik dengan pendekatan

  Cross-sectional dilaksanakan di SMK Panti Pamardi Siwi Desa Ngrambe Kabupaten Ngawi dengan subyek

  C. H ASI L PENEL I T I AN DAN PEM - BAHASAN

  penelitan siswa kelas XI yang berjumlah 157 siswa. Besar sampel dalam penelitian ini ada Penelitian yang dilaksanakan, pada bulan 79 siswa. M ei 2015 i ni mempunyai tuj uan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang

  Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan Panti Pamardi Siwi. Lokasi penelitian dilakukan di SMK Panti Pamardi Siwi Ngrambe, Ngawi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

  Fasilitas yang tersedia di sekolahan tersebut i ni adal ah kuesi oner untuk mengukur meliputi 19 ruang, yaitu 12 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 1 peri l aku seks bebas. K uesi oner adal ah ruangan bimbingan konseling, 1 ruang aula, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan 1 ruang computer dan internet, 1 ruang UKS. untuk memperoleh informasi dari responden

  Sekolah dilengkapi dengan fasilitas internet dalam arti laporan tentang pribadinya, atau yang sering dimanfaatkan oleh guru dan murid. hal-hal yang ia ketahui. (Nasir, Muhith dan Ideputri, 2011: 256). Tipe pertanyaan adalah bebas belum pernah dilakukan di SMK ini. pertanyaan tertutup atau terstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa

  1. Analisis Univariat

  sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah Analisis Univariat dalam penelitian ada. (Hi dayat, 2007:86). Untuk mengukur ini berupa informasi, pacar, pengetahuan, perilaku. Berdasarkan hasil penelitian dari kuesi oner dengan menggunakan skal a 79 responden didapatkan tabel distribusi Guttman dan data yang di gunakan dal am frekuensi sebagai berikut. penel i ti an i ni adal ah data pri mer yang

  a. Informasi sebel umnya tel ah di l akukan uj i val i ditas

  Tabel. 1 K arakteristik Responden

  dan reliabilitas di lokasi lain dengan kriteria

  Berdasarkan I nformasi

  responden yang sama. I nformasi Frekuensi Persentase

  Tidak Pernah 19 24.1%

  Hubungan Pengetahuan tentang P

  73

  74 I nformasi Frekuensi Persentase

  45 57.0% Baik 13 16.5% Total 79 100.0%

  2. Analisis Bivariat

  Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagi an besar responden dengan peri l aku negati ve yai tu sebany ak 49 or ang ( 62.0%) , sedangkan sebagian kecil responden dengan perilaku positif yaitu sebanyak 30 orang (16.5%).

  30 38.0% Total 79 100.0%

  Tabel 4 K arakter istik Responden Berdasarkan Perilaku Perilaku Frekuensi Persentase Negatif 49 62.0% Positif

  d. Perilaku

  Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagi an besar responden dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 45 orang (57.0%), sedangkan sebagian kecil responden dengan ti ngkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 13 orang (16.5%).

  Tabel 3 K arakter istik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengeta- huan Frekuensi Persentase Kurang 21 26.6% Cukup

  Orang Tua 3 3.8% Guru 1 1.3% Koran / majalah 8 10.1% Internet 48 60.8% Total

  c. Pengetahuan

  Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagi an besar responden dengan memiliki pacar yaitu sebanyak 49 orang (62.0%), sedangkan sebagian kecil responden dengan tidak mempunyai pacar yaitu sebanyak 79 orang (38.0)

  30 38.0% Total 79 100.0%

  Tabel 2 K arakter istik Responden Berdasarkan Pacar Pacar Frekuensi Persentase Punya 49 62.0% Tidak Punya

  b. Pacar

  Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagi an besar responden mendapatkan informasi dari internet yaitu sebanyak 48 orang (60.8%), sedangkan sebagian kecil responden mendapatkan informasi dari guru, yaitu sebanyak 1 orang (1.3%)

  79 100.0%

  Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Hubungan Pengetahuan tentang P

  Tabel 6. Hasil Uji Chi Square Conti- Df ÷² ÷² P Ket

  dengan perilaku seks bebas pada remaja. tabel hitung

  ngen- cy

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tabulasi silang antara pengetahuan dengan cient

  0.336 2 5,991 10,061 0.007 H perilaku seks bebas sebagai berikut. ditolak

  

Tabel 5 Tabulasi Silang antara pengetahuan Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa

dengan perilaku seks bebas

  nilai ÷² > ÷² (10,061>5,991) atau

  hitung tabel Perilaku Pengetahuan Total apabila nilai p-value =0,007 (p<0,05). Negatif Positif

  Kurang

  15

  6

  21 71.4% 28.6% 100.0%

  antara ti ngkat pengetahuan tentang

  Cukup

  31

  14

  45 68.9% 31.1% 100.0% Baik

  3

  10

  13 SMK Panti Pamardi Siwi K ecamatan 23.1% 76.9% 100.0% Total

  49

  30

  79 Ngrambe K abupaten Ngawi . Ni l ai 62.0% 38.0% 100.0%

  Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa artinya hubungan tersebut dengan tingkat responden dengan pengetahuan kurang kategori rendah. ada 21 orang (100.0%), dengan 15 orang (71.4%) memi l i ki peri l aku negati f ,

  3. Pembahasan

  sedangkan yang memi l i ki peri l aku

  a. Informasi posi ti f sebanyak 6 orang (28.6%).

  D i d al am p en el i t i an i n i Ji ka di bandi ngkan dengan memi l i ki menunjukkan mayoritas responden pengetahuan bai k sebanyak 13 orang mendapatkan informasi dari internet (100.0%) dengan 3 orang (23.1%) yaitu sebanyak 48 orang (60.8%), memi l i ki peri l aku nagati f dan yang sedangkan sebagian kecil responden memi l i ki peri l aku posi ti f sebanyak mendapatkan informasi dari guru, 10 orang (76.9%). Dengan demi kian yaitu sebanyak 1 orang (1.3%). Hal ini pengetahuan yang kurang cenderung membuktikan bahwa bahwa informasi memiliki perilaku negatif. yang diterima oleh murid jauh lebih

  Hubungan Pengetahuan tentang P

  75 besar dari internet dibanding informasi yg diperoleh dari guru. Dalam teori, Pratiwi (2006:30) membagi faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja menjadi dua bagian yaitu: factor eksternal dan factor internal yang terdiri dari pengetahuan, arus globalisasi, penyebaran informasi melalui media massa, pengaruh teman sebaya, pengal aman seksual , dan pemahaman ni lai dan soci al . Dari realita tersebut kemungkinan murid l ebi h terkesan dengan i nf ormasi - informasi yang berasal dari lingkungan informil, sedangkan informasi yang di perol eh dari l i ngkungan f ormi l kurang diperhatikan.

  Di dal am penel i ti an i ni j uga menunjukkan mayoritas responden sudah memiliki pacar, yaitu sebanyak 49 orang (61.0%). Peri l aku seks, sebagai dampak dari kurangnya cenderung mudah di l akukan bagi yang sudah memiliki pacar. Dalam hal i ni Pekey (2007, 9-15, http:// www. pendi dikanpapua. bl ogspot. com, diperoleh tanggal 24 Februari 2015), mengatakan bahwa perilaku seks remaja antara lain berfantasi, berpegangan tangan, berciuman kering, berciuman basah, meraba, berpelukan, masturbasi, oral seks, petting, hingga melakukan persetubuhan.

  Orang yang sudah memiliki pacar memiliki kesempatan yang lebih besar dal am berperi l aku seks. A pal agi , mereka memiliki tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Dalam hal ini Rogers (1974, Wawan dan Dewi, 2010: 15) mengatakan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terdapat proses, salah satunya adalah merasa tertarik, di mana i ndi vi du mul ai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus di mana i ndi vi du mul ai mencoba peri l aku baru. Pacar merupakan medi a dari berf antasi sehi ngga banyak kemungki nan remaja bi sa mempraktekkan apa yg telah diperoleh dari informasi yang didapat walaupun informasi tersebut belum dipahami

b. Pacar

  baik buruknya secara mendalam oleh remaj a tersebut. Menurut Hucl ok (1998, dalam Wawan dan Dewi, 2010: 17) semakin cukup umur , tingkat kematangan dan kekuatan seseorang bekerja, sementara para remaja ini tergolong usia yang belum matang .

  Dalam penelitian ini, pengetahuan SMK Panti Pamardi Siwi Kecamatan N gr ambe K abup at en N gaw i menunj ukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang baik dimana mayoritas memiliki perilaku posi ti f , yai tu sebanyak 10 orang (76.9%). Sedangkan untuk responden yang memiliki tingkat pengetahuan orang dan sebagian besar berperilaku negati f , yai tu sebanyak 15 orang (71.4%). Kurangnya pengetahuan ini kemungkinan disebabkan karena i nf ormasi yang di akses kurang terfokus pada kepentingan positifnya namun mementi ngkan panggi l an nafsu seks yang kadang barlarut-larut sehi ngga berdampak pada kurang sehatnya pengetahuan yang diterima.

  Kurangnya pengetahuan mengenai responden memiliki perilaku ti dak baik. Berdasarkan peneli tian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi dari internet, yaitu sebanyak 48 orang (61.8%). Secara l uas diketahui bahwa internet merupakan sal ah satu medi a yang memi l i ki ini Soetjiningsih mengatakan bahwa majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi baik melalui media massa atau pun media-media lainnya mengakibatkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi (Soetjiningsih, 2007:140).

c. Pengetahuan

  Pengetahuan yang tidak didapat secara baik akan membawa dampak yang ti dak bai k bagi responden. Dampak tidak baik yang dimaksud adal ah memi l i ki peri l aku negati f pada mereka yang notabene adalah usia remaja. Fase remaja merupakan

  78 segmen perkembangan individu yang sangat penting yang diawali dengan seksual sehingga mampu berproduksi.

  Dan remaja juga merupakan masa perkembangan si kap tergantung terhadap orang tua kearah kemandirian, minat-minat seksual, perenungan dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika ( Dewi, 2012: 17).

  M enur ut M ubar ak ( 2011: 81) pengetahuan adal ah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal , termasuk mengingat kembal i kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek.

  Di dalam Ensiklopedia Hukum Isl am (1997, dal am Hawari 2010: berasal dari bahasa Yunani

  porne

  yang berarti perempuan jalang atau pel acur dan graphen dengan arti tulisan atau gambaran yang dirancang dengan segaja dan semata-mata untuk membangki tkan naf su bi rahi atau syahwat seks. Pada zaman modern tanpa batas ol eh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Peredaran berbagai bidang media massa, seperti: gambar, atau foto, bahkan tulisan, materi sandiwara, lawak (Vina, 2011: 38). di ak ses, di k haw at i r k an ak an membawa dampak yang tidak baik bagi masyarakat, khususnya remaja.

  Remaja sangat rentan berperil aku negatif seperti melakukan seks secara bebas karena usia remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan adanya perubahan seksual (Kusmiran, 2011: 4). Hal ini sebenarnya tergantung juga dengan komitment yang dimiliki oleh si pelaku, sel ama komi tment yang bersi f at

  Hubungan Pengetahuan tentang P

  79 positif tetap dipegang, kemungkinan tidak akan terjadi perilaku negatif.

  M enurut Hawari (2010:18) pr ov ok at or t i ndak an- t i ndak an l epasnya kontrol di ri . Provokator menerus dan mel ampaui batas, akan berdampak pada pergaul an bebas (H ubungan seks di l uar nikah), Perselingkuhan, Pelacuran, Kehamilan di luar nikah (kehamilan tidak diinginkan), Aborsi Anak yang dilahirkan di luar nikah, Kekerasaan seksual (perkosaan), Perliaku seksual menyimpang, misalnya homoseksual, lesbi, Penyakit kelamin, termasuk HIV atau AIDS. di dal am undang-undang, yai tu adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lai nnya mel al ui berbagai bentuk medi a komunikasi dan atau dipertunjukkan dimuka umum yang pecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. (Hawari, 2010:45).

  d. Perilaku Dari hasil penelitian, sebagian besar responden dengan berperilaku negative yaitu sebanyak 49 orang (62.0%), sedangkan sebagian kecil responden dengan peri laku posi tif yaitu sebanyak 30 orang (16.5%). Banyaknya yremaja yang berperilaku negatif ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuannya yang masih kurang dan setengah-setengah, sehingga belum dapat menyimpulkan apakah pengetahuan yang didapat tersebut berdampak baik atau buruk terhadap dirinya. Menurut Rogers (1974, Wawan dan Dewi, 2010: 15) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia yang baik yang dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni a)

  Awareness

  (kesadaran) dimana orang tersebut Hubungan Pengetahuan tentang P

  80 menyadari dalam arti mengetahui terl ebih dahul u terhadap sti mul us (objek) b)

  b) Perselingkuhan. c) Pelacuran. d) Kehamilan diluar nikah (kehamilan tidak diinginkan). e) Aborsi. f) Anak yang di l ahi rkan di l uar ni kah. g) K ekerasaan seksual (perkosaan).

  noneksplisit

  justru l ebi h dapat membangkitkan hasrat seksual khal ayak penontonnya. I maj i nasi seksual yang dirangsang oleh materi seksual

  ekspl isit

  tidak selalu berhubungan denga tingkat rangsangan seksual yang di al ami khalayak. Bahkan, pada beberapa kasus, ditemukan materi seksual yang tidak terlal u

  keeksplisitan

  h) Perl iaku seksual menyimpang, mi sal nya homoseksual , l esbi . i ) Penyaki t kel ami n, termasuk HI V atau AIDS. Sedangkan dampak dari (2009: 34) adalah sebagai berikut: 1) Perangsangan seksual, sejumlah studi menunjukkan dampak paling ol eh khal ayak adal ah rangsangan seksual. Suatu temuan yang cukup mengejutkan adalah ternyata derajat

  , dan si kapnya terhadap stimulus. Dari uraian tersebut dapat di ambi l kesi mpul an bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti di atas dan di dasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. pornoaksi merupakan provokator sebagai akibat lepasnya kontrol diri. terus- menerus dan melampaui batas, akan berdampak pada: a) Pergaulan bebas (Hubungan seks diluar nikah).

  Interest

  Adapti on

  , di mana i ndi vi du mul ai mencoba peri l aku baru e)

  Tr i al

  (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan bai k buruknya ti ndakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal i ni berati si kap responden sudah l ebi h bai k l agi . d)

  Evaluation

  c)

  (merasa tertarik) di mana i ndi vi du mul ai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus.

  ternyata lebih kuat Hubungan Pengetahuan tentang P

  81 pengaruhnya dalam membangitkan rangsangan seksual khalayak. Studi (1960) j uga menunj ukkan bahwa rangsangan seksual merupakan sesuatu yang dapat diperoleh melalui pembelajaran. Studi-studi berikutnya j uga menemukan bahwa khal ayak yang terbiasa mengkonsumsi materi laki-laki dan perempuan serta tanpa perlibatan kekerasan atau peri laku seksual menyi mpang l ai n), l ama kel amaan akan menj adi terbi asa sehi ngga membutuhkan materi u nt u k m em ban g i t k an h asr at seksualnya. 2) Perubahan perilaku, memiliki dampak pada perilaku. Hal ini disebabkan, khalayak mempelajari adegan seksual yang mereka konsumsi satu dampak yang diakibatkan olehnya adalah pemudaran tabu. Dalam studi di temukan, setel ah menyaksi kan seorang khalayak akan merasa lebih terbiasa dan wajar dengan adegan seksual yang disaksikannya tersebut.

  I a j uga akan cenderung memil i ki dorongan untuk mempraktekkan aktivitas seksual yang disaksikannya, mesk i pun sebel umny a hal i ni merupakan sesuatu yang dianggap tabu. Beberapa hal yang dapat menjadi f aktor pendorong remaj a dal am yai tu: 1)Diri sendiri , kecanggi han teknologi terutama internet. Internet memberikan kemudahan akses melalui beberapa webi ste yang dsediakan dan secara langsung menyajikan link yang bertemakan seksual. 2)Teman sebaya, data porno yang didownload j uga dibuat agar dapat digunakan oleh banyak orang sesama remaja.

  Jaringan ini dibuat oleh pengguna yang kebanyakan adal ah remaj a, sehingga yang menj adi di stributor j uga adal ah remaj a 3) K el uarga, 20) menyatakan bahwa keikut sertaan orang tua berperan penting. dalam mengontrol penggunaan i nternet. secara muatan disederhanakan menjadi 3 yaitu: 1)

  Softcare

  , biasanya hadir ketelanjangan, adegan-adegan yang Hubungan Pengetahuan tentang P

  82 mengesankan terj adinya hubungan seks dan seks simulasi 2) Hardcare, di Indonesia mengenalnya sebagai triple X ( X rated), materi orang dewasa ( adult material), dan materi seks yang

  ekspl i sit seperti penampil an close up alat genital dan akivitas seksual,

  termasuk penetrasi . 3) Obsceni ty (kecabulan), bi l a sesuatu tersebut menyajikan materi seksualitas yang menentang secara of ensi f batas- batas kesusi laan masyarakat yang menj i j i kan, dan ti dak memi l i ki ni l ai arti sti k, sastra, dan pol i ti k. karakteri stiknya menurut Suli anta (2010: 5) diantaranya : 1) Soft Care boy 2) Hard care tanpa kekerasan). 3) Violent pornograi kekerasan) contohnya perbudkan.

  (menggunakan kekerasan atau paksaan dan disertai penolakan) Meskipun perilaku dibedakan antara perilaku tertutup (covert), dan perilaku terbuka (overt) seperti telah diuraikan sebelumnya, tetapi sebenarnya perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan perkataan l ai n, peri l aku adal ah kesel uruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasi l bersama antar f aktor i nternal dan eksternal. Perilaku seseorang adalah sangat kompl eks, dan mempunyai bentangan yang l uas. Benyami n Bloom (1908, dalam Notoatmodjo, 2007: 139)membedakan adanya 3 area, wil ayah, ranah atau domai n perilaku ini, yakni kognitif ( cognitive), afektif ( affective), dan psikomotor ( psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan Indonesia, ke tiga domain i ni di terj emahkan ke dal am ci pta ( kognitif), rasa (afektif), dan karsa ( psikomotor), atau peri cipta ,peri rasa, peri tindak.

  e. Hubungan pengetahuan tentang Hasil penelitian diketahui bahwa nilai ÷²

  hitung

  > ÷²

  tabel

  (10.061>5,991) atau apabi la ni l ai p-val ue =0,007 (p<0,05). Jadi dalam penelitian ini antara tingkat pengetahuan tentang

  Hubungan Pengetahuan tentang P sebesar 0.336, artinya bahwa hubungan porno. Penel i ti an ini juga sej al an tersebut dengan ti ngkat kategori dengan penelitian sebelumnya yang rendah. Dimana ada kecenderungan di lakukan oleh Haryanti (2013:54) semakin baik tingkat pengetahuan meneliti tentang “ Hubungan antara maka responden akan berperi laku postif. dengan perilaku seks pra nikah pada remaja di SMA 1 Gemolong” . Peneliti

  Pengetahuan yang baik mengenai menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. karena hal itu dapat mempengaruhi

  Alat pengambilan data menggunakan perilaku mereka. Berkaitan dengan hal kuesi oner. Tekni k sampl i ng yang ini Notoatmodjo (2003, dalam Wawan di gunakan menggunakan si mpl e dan Dewi , 2010: 12) memaparkan random sampling. Analia menggunakan pengetahuan memi l i ki ti ngkatan, Chi Squere dengan responden di antaranya adal ah memahami sebanyak 72. Hasil uji Chi Squere dan apl i kasi . M emahami arti nya Diperoleh hasil (19.4887) > sebagai suatu kemampuan untuk

  (15.991) maka Ho ditolak dan menj el askan secara benar tentang Ha diterima. Kesimpulannya adalah objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. dengan peri l aku seks bebas pada

  Sedangkan aplikasi diartikan sebagai remaja. kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

  D. SI M PULAN DAN SARAN ataupun kondisi riil (sebenarnya). Simpulan

  Dengan demikian pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah yang baik dapat mencegah seseorang dilakukan pada 79 responden di SMK Panti berperilaku seks yang negatif karena Pamardi Siwi Kecamatan Ngrambe Kabupaten mereka tahu akan dampak buruk yang Ngawi dapat disimpulkan sebagai berikut. akan terjadi dengan mengakses situs

  Hubungan Pengetahuan tentang P

  83

  84

  1. Karakteristik responden tentang informasi dan pacar menunj ukkan bahwa l ebi h banyak siswa mendapatkan informasi dari Internet dan sebagian besar siswa telah memiliki pacar

  2. T i ngk at penget ahuan r esponden menunjukkan lebih banyak dalam kategori cukup

  3. Perilaku responden menunjukkan sebagian besar berperilaku negaif pengetahuan responden dengan perilaku seks bebas

  Saran

  1. Bagi siswa B agi si sw a di sar ank an unt uk meni ngkatkan pengetahuan peri hal bisa mempengaruhi perilaku seks pada masa remaja.

  2. Bagi sekolah Bagi sekolah disarankan agar i kut berupaya meni ngkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi yang benar seperti dampak atau bahaya mengkonsumsi terhadap situs-situs porno.

  3. Bagi petugas kesehatan Bagi petugas kesehatan disarankan untuk lebih meningkatkan kegiatan dalam memberi kan pengetahuan mengenai seks bebas bai k mel al ui penyul uhan ataupun gerakan anti seks bebas terutama di sekolah-sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

  Dewi.2012.Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing Haryanti.2013.

  Remaja di SMA 1 Gemolong . Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: DIII Kebidanan Aisyiyah Surakarta.

  Hawari .2010.

  Komunikasi Terhadap Kesehatan Jiwa. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kesehatan UI

  Hubungan Pengetahuan tentang P Hidayat, A.A. 2007. MetodePenelitianKeperawatandanTeknikAnalisis Data. Jakarta: Salemba Medika. http : kemenkes. Tentang seks bebas, hal:1, pada persi (pusat data dan informasi persi).co.id diterbitkan 20012 Kusmiran.2011 . Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mubarak. Wahit iqbal. 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan.Jakarta : salemba medika Nasir, Muhith dan Ideputri, 2011. Dasar-dasar keperawatan jiwa pengantar dan teori. Jakarta.

  Salemba medika. Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta Nupus, O.H. 2010. Hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks pra nikah pada penghuni kos-kosan kebidanan di kentingan jebres Surakarta.

  KTI STIKES Aisyiyah Surakarta Pekey, 2007, ¶ 9-15, http://www.pendidikanpapua.blogspot.com,diperoleh tanggal 24 Februari

  2015 Pratiwi. 2006.Pendidikan seks untuk remaja. Yogyakarta : tugu publisha Soebagijo, Azimah (dkk) (2009).

  . Jakarta: Kementrian Negara dan Pemuda

  Soetjiningsih. 2007. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya, Jakarta : sagung seto Sulianta dan Feri.2010. Cyeberpro Bisnis Atau Kriminal. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Vina, D,L. 2008. Kenakalan remaja dan penanggulangannya. Klaten : cempaka putih Wawan, A dan M,Dewi. 2011.Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia,

  Yogyakarta : nuha medika Hubungan Pengetahuan tentang P

  85

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) CAMPAK DENGAN KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

0 0 9

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) DENGAN MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PROGRAM PROFESI NERS DI STIKES AISYIYAH SURAKARTA Tri Susilowati, Irma Mustika Sari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang - HUBUNGAN DUK

0 0 9

Kata Kunci :sectio caesarea, leukosit A. PENDAHULUAN - ANALISIS PERBEDAAN KADAR LEUKOSIT DALAM URIN PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN PERAWATAN KATETER DI BANGSAL MATERNITAS

0 1 11

A. PENDAHULUAN - FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN IBU-IBU MENGIKUTI PROGRAM KELOMPOK PENDUKUNG IBU DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA GAGAL DALAM TINDAKAN ASI EKSKLUSIF

0 0 8

PELAKSANAAN PERSETUJUAN RUJUKAN PERSALINAN DI SURAKARTA

0 0 8

A. PENDAHULUAN - PELAKSANAAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER PADA BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN KLATEN

1 9 27

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

0 0 10

Kata kunci: Fungsi seksual dan tubektomi. A. PENDAHULUAN - FUNGSI SEKSUAL WANITA PASCA TUBEKTOMI (STUDI LAPANGAN DI KOTA SURAKARTA)

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang

0 0 9

A. LATAR BELAKANG - OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA

0 0 13