FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Yudas Tadius Andi Candra

E-mail : yudastadius_ac@yahoo.com

ABSTRACT

rate managerial ownership increase the probability of inancial statements timeliness) and eighth hypothesis

The aim of this study is to examine the inluence of (corporate discretionary accruals reduce the probability corporate proitability, quality audit, the proportion of

of inancial statements timeliness). independent directors of the company, the existence of corporate audit committees, corporate managerial

Keywords : timeliness, audit quality, independent direc- ownership, institutional ownership, corporate earnings,

tors, ownership, discretionary accruals and corporate discretionary accruals to the company’s inancial reporting timeliness In order to collect data,

JEL Classiication: M12

this research use purposive sampling technique. The companies sample used in this research consisted of 560 manufacture companies which listing in the In- donesian Stock Exchange from 2007 until 2011 and

PENDAHULUAN

included in ICMD from 2008 until 2012. The method used to test the hypothesis in this study is logistic

Laporan keuangan merupakan salah satu cara un- regression analysis. Based on the results of logistic

tuk menyampaikan informasi perusahaan kepada regression analysis, there are three hypotheses were

stakeholder . IAI (2012) menyatakan bahwa laporan accepted and ive hypothesis are rejected. The accepted

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan hypothesis were the second hypothesis (corporate

keuangan. Laporan yang lengkap meliputi laporan earnings increase the probability of inancial state-

posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ments timeliness), the third hypothesis (audit quality

posisi keuangan, catatan atas laporan lain serta materi irms increase the probability of inancial statements

penjelas yang merupakan bagian integral dari laporan timeliness), and the seventh hypothesis (institutional

keuangan. Tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk ownership of increase the probability of inancial state-

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, ments timeliness). While the rejected hypothesis were

kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang berman- the irst hypothesis (corporate proitability increase

faat untuk pengambilan keputusan ekonomi. Laporan the probability of inancial statements timeliness), the

keuangan juga menunjukkan kinerja manajemen dalam fourth hypothesis (proportion of independent commis-

mengolah sumber daya yang dipercayakan kepadanya. sioner increase the probability of inancial statements

IAI (2012) menyatakan bahwa ketepatan waktu timeliness), the fifth hypothesis (audit committee

merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang of the company increase the probability of inancial

harus dipenuhi agar laporan keuangan yang disajikan statements timeliness), the sixth hypothesis (corpo-

relevan untuk pembuatan keputusan. Manfaat lapo-

JAM, Vol. 26, No. 3, Desember 2015: 183-199

ran keuangan akan berkurang jika laporan tersebut

MATERI DAN METODE PENELITIAN

tidak tersedia tepat pada waktunya. Pentingnya suatu informasi akuntansi telah membuat para profesional

Salah satu cara untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pembuat peraturan di pasar modal mengeluarkan

perusahaan adalah dengan melihat proitabilitasnya. kebijakan untuk menunjang agar informasi disajikan

Semakin tinggi proitabilitas perusahaan maka semakin tepat waktu (Owusu-Ansah dan Leventis, 2006).

tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasil- Pelaporan keuangan perusahaan publik di In-

kan laba dari sumber daya yang dimiliki. Proitabilitas donesia diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang

adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Pasar Modal dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh

keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal Bapepam dan BEI. Menurut Peraturan Bapepam No-

saham tertentu. ROA (return on assets) adalah salah mor X.K.2 (Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-36/

satu cara untuk mengetahui tingkat proitabilitas suatu PM/2003) penyampaian laporan keuangan tahunan

perusahaan. ROA (return on assets) merupakan rasio yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila

yang mengukur kemampuan perusahaan dalam meng- diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir

hasilkan laba bersih pada tingkat aset tertentu. bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan

Rasio proitabilitas menunjukkan keberhasilan emiten atau perusahaan publik tersebut.

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Prof- Di Indonesia masih banyak perusahaan yang

itabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat menyerahkan laporan keuangannya tidak tepat waktu.

efektiitas yang dicapai oleh suatu operasional peru- Pada tahun 2007 terdapat 116 perusahaan yang tidak

sahaan. Suharli dan Rachpriliani (2006) menyatakan tepat waktu menyampaikan laporan keuangan tahunan

bahwa rasio proitabilitas sering dipergunakan sebagai periode tahun 2006. Dari 116 perusahaan yang tidak te-

pengukur kinerja manajemen perusahaan disamping pat waktu tersebut terdapat 61 perusahaan yang berasal

pengukur eisiensi penggunaan modal. dari sektor manufaktur (Kadir, 2011). Banyak hal yang

Perusahaan dengan tingkat proitabilitas yang bisa mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian

rendah merupakan indikasi adanya kinerja yang bu- laporan keuangan tersebut, antara lain good corporate

ruk dari manajemen. Hal ini akan membawa reaksi governance , proitabilitas, kualitas audit, laba/rugi

negatif di pasar. Perusahaan dengan profitabilitas perusahaan, dan manajemen laba yang diproksikan

rendah mempunyai kecenderungan untuk menunda dengan akrual diskresioner. Sudah banyak penelitian

penyampaian laporan keuangannya, begitu juga seba- yang dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang

liknya (Owusu-Ansah, 2000). Penundaan penyampaian mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan

laporan keuangan oleh pihak manajemen bisa berakibat keuangan namun hasilnya masih tidak konsisten. Atas

penyampaian laporan keuangan tersebut terlambat atau dasar tersebut, peneliti menguji kembali faktor-faktor

melebihi batas waktu yang telah ditetapkan Bapepam. yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyam-

Hilmi (2008) menemukan bukti bahwa proitabilitas paian laporan keuangan.

berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyam- Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian

paian laporan keuangan. Hal berbeda ditunjukkan oleh ini menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi

Kadir (2011). Kadir (2011) menunjukkan bahwa prof- ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Per-

itabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu tanyaan penelitian yang diajukan adalah: apakah proit-

penyampaian laporan keuangan. Owusu-Ansah (2000) abilitas, kualitas audit, proporsi komisaris independen,

meneliti ketepatan waktu pelaporan keuangan peru- keberadaan komite audit, kepemilikan manajerial,

sahaan yang terdaftar di Zimbabwe Stock Exchange kepemilikan institusional, dan laba/rugi perusahaan

menemukan bahwa profitabilitas mempengaruhi berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pe-

ketepatan waktu pelaporan keuangan. Courtis (1976) nyampaian laporan keuangan dan juga apakah akrual

dalam penelitiannya mengenai hubungan ketepatan diskresioner berpengaruh negatif terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan dengan atribut perusahaan waktu penyampaian laporan keuangan.

menemukan bahwa proitabilitas berpengaruh secara signiikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuan- gan. Iskandar (2004) juga menemukan bukti bahwa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN................................................................. (Yudas Tadius Andi Candra)

proitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu ungan perusahaan yang memperoleh laba menyampai- pelaporan keuagan.

kan laporan keuangannya tepat waktu dan sebaliknya Tinggi rendahnnya proitabilitas perusahaan

perusahaan yang mengalami rugi menyampaikan merupakan sinyal dari adanya berita baik ataupun

laporan keuangannya terlambat. Senada dengan Dyer berita buruk. Perusahaan yang mengalami berita baik

dan McHugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991) men- (tingkat proitabilitasnya tinggi) cenderung menyerah-

emukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian kan laporan keuangannya tepat waktu. Sedangkan pe-

meminta auditornya untuk menjadwalkan pengaudi- rusahaan dengan proitabilitas yang rendah mempunyai

tannya lebih lambat dari yang seharusnya, akibatnya kecenderungan untuk menyerahkan laporan keuangan-

penyerahan laporan keuangannya terlambat. nya tidak tepat waktu atau melebihi ketentuan yang

Ketepatan waktu dan keterlambatan pengumu- ditetapkan oleh Bapepam. Berdasar uraian tersebut, man laba dipengaruhi oleh adanya berita buruk atau disusun hipotesis sebagai berikut:

berita baik (Givoly dan Palmon, 1982). Perusahaan H1 : Proitabilitas perusahaan meningkatkan proba-

yang mengalami berita baik akan mengumumkan bilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangannya lebih segera dari pada perusa- laporan keuangan.

haan yang mengamali berita buruk. Sinyal berita baik Selain menggunakan tinggi rendahnya proit-

atau berita buruk tersebut ditunjukkan dengan adanya abilitas perusahaan, berita baik dan berita buruk peru-

laba atau rugi perusahaan. Sehingga perusahaan yang sahaan juga bisa dilihat dari laba atau rugi perusahaan.

mengalami laba akan lebih segera untuk menyampai- Peneliti menggunakan variabel laba perusahaan untuk

kan laporan keuangannya karena laporan keuangan memasukkan persepsi umum bahwa laba merupakan

tersebut mengandung berita baik.

sinyal dari adanya berita baik dan rugi merupakan Berdasar uraian tersebut dapat diambil kesim- sinyal dari adanya berita buruk. Perusahaan yang

pulan bahwa perusahaan yang mengalami laba akan mengumumkan rugi akan membawa reaksi negatif dari

lebih segera menyampaikan laporan keuangannya pasar dan tentunya penilaian atas kinerjanya juga bu-

karena laporan keuangan tersebut mengandung berita ruk. Sedangkan pada perusahaan yang mengumumkan

baik. Sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian laba maka akan berdampak positif terhadap penilaian

cenderung menunda penyampaian laporan keuan- pihak lain atas kinerja perusahaan. Perusahaan yang

gannya karena mengandung berita buruk. Peneliti mengumumkan laba berarti terdapat berita baik se-

menduga laba perusahaan mempengaruhi ketepatan dangkan perusahaan yang mengumumkan rugi berarti

waktu penyampaian laporan keuangan. Berdasar uraian terdapat berita buruk tanpa memperhitungkan besarnya

tersebut, disusun hipotesis sebagai berikut: laba atau rugi.

H2 : Laba perusahaan meningkatkan probabilitas Lang dan Lundolm (1993) dalam penelitian-

terjadinya ketepatan waktu penyampaian laporan nya mengenai pengungkapan perusahaan menyatakan

keuangan.

bahwa terdapat persepsi umum bahwa perusahaan Bapepam mensyaratkan bahwa perusahaan akan dengan segera memberikan informasi ketika

yang terdaftar di bursa harus menerbitkan laporan kinerja perusahaan baik daripada ketika kinerjanya

keuangan auditan untuk menjamin laporan keuangan buruk. Singvi dan Desai (1971) menyatakan bahwa

tersebut bebas dari manipulasi. Perusahaan publik di pada saat perusahaan mengalami keuntungan maka

Indonesia sangatlah selektif dalam memilih Kantor kepercayaan diri manajemen semakin meningkat untuk

Akuntan Publik (KAP) untuk memberikan jasa audit segera mengumumkan laporan keuangannya. Semen-

terhadap laporan keuangannya. Kualitas audit akan tara jika perusahaan mengalami kerugian mungkin

ditentukan oleh pengalaman akuntan, besar kecilnya akan mengulur waktu untuk menyampaiakan laporan

KAP dan sumber daya dalam KAP tersebut. KAP besar keuangannya.

dengan jam terbang yang lebih banyak dari pada KAP Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam penelitian-

kecil akan mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk nya mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan

mendeteksi masalah material dalam laporan keuangan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Sydney

perusahaan. Hal itu dikarenakan KAP besar mempu- Stock Exchange menyatakan bahwa terdapat kecender-

nyai auditor yang lebih pengalaman dan mempunyai

JAM, Vol. 26, No. 3, Desember 2015: 183-199

kekayaan intelektual yang lebih banyak dari pada KAP dengan manajemen perusahaan. Komisaris independen kecil (Francis dan Yu, 2009).

ini dapat digunakan sebagai kontrol terhadap penggu- KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas

naan sumber daya oleh manajemen perusahaan. Beas- audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan

ley (1996) menyatakan bahwa komisaris independen kantor akuntan kecil (DeAngelo, 1981). Hal senada

adalah dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan juga diungkapkan oleh Francis dan Yu (2009). Dalam

dengan perusahaan selain hubungannya sebagai bagian penelitiannya mengenai Big 4 Ofice Size and Audit

dari dewan komisaris perusahaan tersebut. Quality , Francis dan Yu (2009) mengatakan bahwa kan-

Dewan komisaris merupakan mekanisme tor auditor besar seperti Big 4 diperkirakan memiliki

internal kontrol tertinggi yang bertanggung jawab kualitas audit yang lebih tinggi karena memiliki pen-

untuk mengawasi tindakan dari top manajemen. galaman yang lebih dalam mengelola audit tersebut.

Semakin besar proporsi komisaris independen pada KAP di Indonesia yang berailiasi dengan Big Four

dewan komisaris maka akan semakin efektif dalam Worldwide Accounting Firm (Big 4) diwakili oleh 4

pelaksanaan fungsi monitoringnya terhadap perilaku KAP besar yaitu : (1) Tanudireja, Wibisana & Rekan

oportunistik manajemen (Fahma dan Jensen, 1983). yang bereiliasi dengan PricewaterhouseCoopers, (2)

Komisaris independen dapat melakukan fungsi pen- Osman Bing Satrio & Rekan yang berailiasi dengan

gawasan lebih mudah daripada komisaris yang bukan Deloitle Touche Tohmatsu, (3) Purwantono, Suherman

komisaris independen. Komisaris independen juga & Surja yang berailiasi dengan Ernst & Young dan (4)

dapat mengurangi kemungkinan kolusi dengan top Siddharta Siddharta & Widjaja yang berailiasi dengan

eksekutif dan mencegah penyalahgunaan sumber daya KPMG.

perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan KAP besar melakukan audit secara lebih eisien

kinerja perusahaan (Chiang dan Chia, 2005). dari KAP kecil dikarenakan KAP besar mempunyai

Perusahaan yang melakukan kecurangan pengalaman yang lebih banyak dalam hal auditing.

mempunyai persentase dewan komisaris eksternal Dengan demikian akan masuk akal untuk mengharap-

(komisaris independen) yang lebih rendah daripada kan bahwa KAP besar akan menyelesaikan auditingnya

perusahaan yang tidak melakukan kecurangan (Beasley secara tepat waktu (Ashton et al., 1989). Hilmi (2008)

1996). Karakteristik dewan komisaris akan berpenga- menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan

ruh terhadap kualitas laporan keuangan (Chtourou, et KAP big 4 cenderung tepat waktu dalam menyam-

al. 2001). Komisaris independen dapat meningkatkan paikan laporan keuangannya. Dari uraian tersebut

fungsi kontrol internal terhadap kinerja manajemen. dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas audit yang

Manajemen akan dituntut untuk mematuhi semua diproksikan dengan KAP Big 4 diduga dapat mem-

peraturan sehingga dapat meningkatkan kualitas pengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan

laporan keuangan. Salah satu ciri laporan keuangan keuangan. Berdasar uraian tersebut, disusun hipotesis

yang berkualitas adalah laporan keuangan tersebut sebagai berikut:

disajikan tepat waktu sehingga dapat mempengaruhi H3 : Kualitas audit KAP perusahaan meningkatkan

pengambilan keputusan. Dengan demikian, proporsi probabilitas terjadinya ketepatan waktu penyam-

komisaris independen dalam dewan komisaris diduga paian laporan keuangan.

dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian Menurut Peraturan Nomor IX.I.5 (Kep-29/

laporan keuangan. Berdasar uraian tersebut, disusun PM/2004), komisaris independen adalah anggota

hipotesis sebagai berikut:

komisaris yang berasal dari luar perusahaan, tidak H4 : Proporsi komisaris independen perusahaan mempunyai saham baik langsung maupun tidak lang-

meningkatkan probabilitas terjadinya ketepatan sung pada perusahaan, tidak memiliki hubungan ailiasi

waktu penyampaian laporan keuangan. dengan perusahaan, direksi, komisaris atau pemegang

Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-29/ saham utama serta tidak memiliki hubungan usaha baik

PM/2004 (Peraturan Nomor IX.I.5) komite audit langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris Secara singkatnya, komisaris independen merupakan

dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fung- bagian dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan

sinya. Peraturan tersebut mengharuskan setiap emiten

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN................................................................. (Yudas Tadius Andi Candra)

atau perusahaan publik memiliki komite audit. Komite disampaikan ke publik. Tugas lain komite audit yang audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang

berhubungan dengan laporan keuangan adalah tugas komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua

dalam menelaah ketaatan perusahaan terhadap per- orang yang berasal dari luar perusahaan. Keputusan

aturan perundang-undangan di bidang pasar modal Ketua Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004 (Peraturan

dan peraturan perundang-undangan lainnya yang Nomor IX.I.5) menyatakan bahwa komite audit ber-

berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Tugas ini tugas memberikan pendapat kepada dewan komisaris

membuat komite audit mendorong perusahaan untuk terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh

mematuhi semua peraturan di pasar modal termasuk direksi kepada dewan komisaris, mengidentiikasi

peraturan yang mengharuskan perusahaan menyam- hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan

paikan laporan keuangan tepat waktu. Penelitian melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan

terdahulu juga mengungkapkan bahwa keberadaan tugas dewan komisaris.

komite audit mempunyai hubungan dengan ketepatan Klien (2002) dalam penelitiannya mengenai

waktu pelaporan keuangan. Dari uraian diatas dapat komite audit, dewan komisaris dan manajemen laba

diambil kesimpulan bahwa keberadaan komite audit menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara

diduga dapat meningkatkan ketepatan waktu pelapo- komite audit independen dengan manajemen laba. Ini

ran keuangan perusahaan. Berdasar uraian tersebut, berarti bahwa semakin banyak komite audit indepen-

disusun hipotesis sebagai berikut: den maka akan semakin sedikit manajemen laba yang

H5 : Komite audit perusahaan meningkatkan proba- dilakukan perusahaan. Dengan demikian, kualitas

bilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga akan semakin baik. Hal ini akan laporan keuangan.

meningkatkan kepercayaan publik bahwa dalam peru- Dalam sebuah perusahaan, konlik kepentingan sahaan tersebut terdapat internal kontrok yang baik.

selalu terjadi antara pihak manajemen dengan pihak Ghazali dan Ika (2012) meneliti mengenai hubungan

pemilik. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk antara efektivitas komite audit dengan ketepatan waktu

mengurangi konlik kepentingan ini adalah dengan laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di

adanya kepemilikan manajerial. Kepemilikan mana- Indonesian Stock Exchange (IDX). Hasil penelitian

jerial dideinisikan sebagai persentase saham yang tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam signiikan antara efektivitas komite audit dengan kete-

pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi patan waktu laporan keuangan. Semakin efektif komite

komisaris dan direksi (Midiastuty dan Machfoendz, audit dalam melaksanakan fungsinya maka perusahaan

2003). Penelitian Kadir (2011) mengenai faktor-fakor akan semakin tepat waktu dalam menyampaikan lapo-

yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan ran keuangan, begitu juga sebaliknya.

keuangan menemukan bukti bahwa terdapat hubungan Fungsi komite audit adalah untuk mengawasi

yang signiikan antara kepemilikan manajerial dengan dan memonitor proses pelaporan keuangan dan mem-

ketepatan waktu pelaporan keuangan. berikan saran dalam pemilihan dan pemberhentian

Midiastuty dan Machfoendz (2003) menyatakan auditor eksternal suatu perusahaan. Dengan melakukan

bahwa ada kemungkinan manajemen memanfaatkan fungsi-fungsi ini, komite audit diharapkan mampu me-

pos-pos akrual guna menyajikan laba yang sesuai den- mastikan bahwa perusahaan memiliki kontrol internal

gan kepentingannya yang mungkin tidak sesuai dengan yang memadai terhadap kebijakan akuntansi yang

kepentingan principal, seperti pemilik, pemegang sa- akan mencegah penipuan dan meningkatkan kualitas

ham, atau pemberi pinjaman. Dengan demikian akan laporan keuangan dan laporan keuangan disampaikan

mungkin terjadi konlik kepentingan antara manajemen tepat waktu (Felo, et al., 2003).

dengan principal, seperti pemilik, pemegang saham, Tugas komite audit yang tercantum dalam atau pemberi pinjaman.

Peraturan Nomor IX.I.5 salah satunya adalah untuk Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam menelaahan atas informasi keuangan yang akan

penelitiannya mengenai perilaku manjerial, kos agensi, dikeluarkan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk

dan struktur kepemilikan menyatakan bahwa kepe- menjamin kredibilitas dan kualitas informasi yang

milikan manajerial bisa digunakan untuk mengurangi

JAM, Vol. 26, No. 3, Desember 2015: 183-199

konlik kepentingan antara pihak manajemen dan pe- laba yang disebabkan adanya asimetri infomasi bisa megang saham atau prinsipal. Kepemilikan manajerial

dikurangi.

akan membuat manajer menjadi setara dengan pemilik, Laporan keuangan periodik yang diterbitkan dalam artian manajer yang juga pemilik perusahaan

manajemen merupakan salah satu sumber informasi akan menyelaraskan kepentingannya sebagai manajer

bagi investor institusional dalam melakukan aktivitas dan juga sebagai pemilik perusahaan. Kepemilikan

monitoring (Potter 1991). Investor institusional akan manajerial ini akan mendorong manajer untuk me-

mendorong pihak manajemen untuk menyampaikan ningkatkan usahanya dalam menghasilkan proit yang

laporan keuangan periodik secepat mungkin untuk maksimal.

menjamin relevansi informasi dari laporan keuangan Kepemilikan manajerial dapat digunakan untuk

tersebut. Pound (1988) seperti yang dikutip oleh Chi- mengurangi konlik kepentingan, dan apabila konlik

ang dan Chia (2005) menyatakan bahwa pemegang kepentingan tersebut berkurang maka asimetri infor-

saham institusional lebih profesional dalam melaku- masi juga akan berkurang. Jika asimetri informasi

kan aktivitas monitoring dari pada pemegang saham berkurang maka tindakan manajer yang menyembu-

biasa. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka nyikan atau menunda informasi akuntansi juga akan

semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan berkurang. Manajer tidak akan menunda informasi

dan mengurangi kos keagenan (Wahyudi & Pawestri, akuntansi untuk disampaikan ke publik karena manajer

2006). Dengan demikian kos monitoring perusahaan sebagai pemilik perusahaan juga mempunyai kepentin-

akan lebih rendah dan lebih efektif karena pemegang gan terhadap informasi akuntansi tersebut. Dari uraian

saham institusional dapat mengurangi kos keagenan. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepemilikan

Harnida (2005) dalam penelitiannya mengenai manajerial diduga mempengaruhi ketepatan waktu pe-

faktor-faktor yang menentukan kesegeraan penyerahan nyampaian laporan keuangan. Berdasar uraian tersebut, laporan keuangan menemukan bahwa terdapat hubun-

disusun hipotesis sebagai berikut: gan antara kepemilikan institusional dengan ketepatan H6 : Kepemilikan manajerial perusahaan mening-

waktu pelaporan keuangan. Sama seperti Harnida katkan probabilitas terjadinya ketepatan waktu

(2005), penelitian Kadir (2011) juga menemukan bukti penyampaian laporan keuangan.

bahwa kepemilikan institusional memiliki hubungan Kepemilikan institusional dideinisikan sebagai

yang signiikan dengan ketepatan waktu penyampaian besarnya persentase saham yang dimiliki oleh investor

laporan keuangan.

institusional. Kepemilikan institusional merupakan Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bah- salah satu mekanisme corporate governance yang

wa kepemilikan institusional mampu mempengaruhi bisa mengurangi konlik kepentingan antara manajer

kinerja manajemen dengan melakukan pengawasan dengan pemilik perusahaan yang pada akhirnya akan

yang lebih efektif. Pengawasan yang efektif akan mengurangi masalah keagenan (Midiastuti dan Mach-

meningkatkan kinerja manajemen dalam menghasil- foedz, 2003).

kan laba dan jika perusahaan mengalami laba maka Melalui mekanisme kepemilikan institusional,

tidak ada alasan bagi manajemen untuk menunda efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh

pengumuman. Institusi yang merupakan pemegang pihak manjemen dapat diketahui dari informasi yang

saham perusahaan akan mendorong manajemen un- dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba.

tuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

waktu karena laporan keuangan tersebut merupakan mengendalikan pihak manajemen melalui proses moni-

salah satu sumber informasi bagi pihak institusi dalam toring secara efektif sehingga mengurangi tindakan

mengambil keputusan ekonomi. Beberapa penelitian manajemen melakukan manajemen laba (Boediono,

terdahulu menunjukkan bahwa terdapat hubungan 2005). Midiastuty dan Machfoedz (2003) menemukan

yang signiikan antara kepemilikan institusional den- bukti bahwa investor institusional lebih mampu men-

gan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. gawasi kegiatan manajemen karena investor ini adalah

Peneliti menduga bahwa kepemilikan institusional investor yang berpengalaman dan memiliki informasi

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan yang banyak tentang perusahaan sehingga manipulasi

keuangan. Berdasar uraian tersebut, disusun hipotesis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN................................................................. (Yudas Tadius Andi Candra)

sebagai berikut: katan pendapatan perusahaan, sehingga dibutuhkan H7 : Kepemilikan institusional perusahaan mening-

penyesuaian terhadap estimasi tingkat piutang tak katkan probabilitas terjadinya ketepatan waktu

tertagih, perbaikan terhadap peralatan pabrik dengan penyampaian laporan keuangan.

penyesuaian kembali estimasi umur peralatan pabrik, Standar akuntansi yang ditetapkan oleh IAI

disebut non-discretionary.

memperbolehkan pihak manajemen untuk mengambil Akrual diskresioner dapat diinterpretasikan suatu kebijakan dalam penggunaan metode akuntansi

sebagai perilaku oportunis oleh pihak manajemen. untuk menyampaikan informasi atas kinerja perusa-

Menurut Healy dan Wahlen (1999) manajemen laba haan kepada stakeholder. Kewenangan tersebut mem-

terjadi ketika manajer menggunakan judgementnya beri peluang bagi pihak manajemen untuk melakukan

dalam pelaporan keuangan dengan tujuan untuk manajemen laba, salah satunya melalui akrual (akrual

mengubah laporan keuangan atau untuk menyesatkan diskresioner). Akrual atau total akrual merupakan

stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan selisih laba dengan kas dari aktivitas operasi perusa-

atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang haan. Akrual terdiri dari akrual nondiskresioner dan

bergantung pada angka-angka yang dilaporkan. akrual diskresioner. Dalam riset akuntansi, akrual

Perusahaan yang mengumumkan labanya ke diskresioner sering digambarkan sebagai error term

SEC illing terlebih dahulu sebelum ke WSJ sengaja yang muncul dalam persamaan total akrual. Akrual

menunda pengumuman labanya. Pada umumnya peru- diskresioner merupakan salah satu proksi yang sering

sahaan akan mengumumkan labanya ke WSJ terlebih digunakan untuk mengukur tingkat manajemen laba.

dahulu sebelum ke SEC filling. Perusahaan yang Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya

membalik urutan pengumuman laba tersebut memi- untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi,

liki rasio ROA yang rendah dan rasio leverage yang tetapi lebih cenderung dikaitkan dengan pemilihan

tinggi dari pada rata-rata perusahaan. Hal ini sesuai metode akuntansi untuk mengatur laba yang masih

dengan penelitian terdahulu bahwa perusahaan sen- diperkenankan oleh standar akuntansi yang berlaku

gaja menunda penyampaian laporan keuangan karena umum.

adanya berita buruk. Lebih lanjut lagi perusahaan Kebijakan akrual yang menyebabkan manaje-

tersebut melakukan manajemen laba dengan membu- men laba dapat dilakukan karena perusahaan mencatat

kukan income-increasing accruals yang tinggi (Chung transaksi berbasis pencatatan akrual (Permatasari,

et al. , 2003). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan 2005). Pencatatan akrual merupakan pencatatan trans-

yang melakukan manajemen laba sengaja menunda aksi berdasarkan periode terjadinya, bukan berdasarkan

penyampaian laporan keuangan. Dechow et al. (1996) penerimaan atau pengeluaran kas. Sistem pencatatan

dalam penelitiannya mengenai deteksi menejemen laba akrual ini menggunakan prosedur alokasi dan judge-

menemukan bahwa perusahaan yang terkena sanksi ment untuk menyandingkan biaya dan pendapatan.

dari SEC memiliki akrual diskresioner lebih tinggi dari Sistim pencatatan ini bisa dimanfaatkan manajemen

perusahaan yang tidak terkena sanksi. Berdasar uraian untuk melakukan manjemen laba dengan cara me-

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan nyandingkan biaya dan pendapatan bukan berdasarkan

yang melakukan manajemen laba cenderung menyam- kondisi ekonomi perusahaan yang terjadi pada saat

paikan laporan keuangan tidak tepat waktu. Berdasar itu. Akrual diskresioner merupakan akrual yang mun-

uraian tersebut, disusun hipotesis sebagai berikut: cul karena tindakan manajemen yang menggunakan

H8 : Akrual diskresioner perusahaan menurunkan judgement nya dalam memilih metode akuntansi yang

probabilitas terjadinya ketepatan waktu penyam- tidak sesuai dengan fenomena ekonomi perusahaan

paian laporan keuangan perusahaan. pada saat itu. Sebagai contoh saat kondisi ekonomi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan memburuk, manajemen perusahaan menurunkan

yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) cadangan kerugian piutang yang seharusnya (normal-

untuk periode tahun 2007 hingga 2011. Teknik pemili- nya) cadangan kerugian piutang tersebut dibuat tetap

han sampel menggunakan teknik purposive sampling. atau dinaikkan. Kebijakan akrual yang disebabkan

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel oleh tuntutan kondisi perusahaan, seperti pening-

adalah perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan

JAM, Vol. 26, No. 3, Desember 2015: 183-199

laporan keuangan tahunan (annual report) periode and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini 2007-2011 dan terdaftar di BEI untuk periode 2007-

berfungsi untuk mengetahui apakah model yang di- 2011 berturut-turut, serta perusahaan yang menerbitkan

gunakan peneliti sudah layak atau tidak, dan apakah laporan keuangan dengan periode yang berakhir 31

model tersebut it dengan data atau tidak. Desember dan telah menerbitkan laporan keuangan

Peneliti melakukan penilaian terhadap keseluru- tahunan (annual report) periode 2007-2011. Data yang

han model (overall model it) dengan cara mengamati digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder.

angka -2 log likelihood pada output, yaitu pada Block Data tersebut diperoleh dari Bapepam dan Indonesian

0 dan Block 1. Jika terjadi penurunan angka -2 Log Capital Market Directory (ICMD).

Likelihood (block number = 0 – block number =1) Penelitian ini akan menguji 9 variabel yang

menunjukkan model regresi yang baik. Koefisien terbagi dalam variabel independen dan variabel de-

determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh ke- penden. Variabel independennya adalah 1) variabel

mampuan model dalam menerangkan variabel depen- proitabilitas perusahaan yang diukur menggunakan

den. Besarnya nilai koefesien determinasi pada model return on assets (ROA); 2) laba perusahaan yang

regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R diukur dengan variabel dummy, yaitu 1 jika peru-

Square . Model yang digunakan dalam penelitian ini sahaan tersebut melaporkan laba, 0 jika perusahaan

adalah:

tersebut melaporkan rugi; 3) variabel kualitas audit

PRO + LBA + KAP+ KAP perusahaan yang diukur dengan variabel dummy, perusahaan yang menggunakan KAP Big Four diberi

TIME =

IND + KAU + KMN + KIN - ADS + ε nilai 1 sedangkan perusahaan yang menggunakan KAP

Keterangan:

selain Big Four diberi nilai 0; 4) proporsi komisaris TIME = Ketepatan waktu penyampaian laporan keuan- independen perusahaan yang diukur dengan cara

gan perusahaan

membagi jumlah komisaris independen dengan total PRO = Proitabilitas perusahaan dewan komisaris; 5) keberadaan komite audit perusa-

LBA = Laba perusahaan

haan yang diukur dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 KAP = Kualitas audit KAP perusahaan jika perusahaan tersebut memiliki komite audit, 0 jika

IND = Proporsi komisaris independen perusahaan perusahaan tersebut tidak memiliki komite audit; 6)

KAU = Keberadaan komite audit perusahaan kepemilikan manajerial perusahaan yang diukur den-

KMN = Kepemilikan manajerial perusahaan gan persentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak

KIN = Kepemilikan institusional perusahaan manajemen; 7) kepemilikan institusional perusahaan

ADS = Akrual diskresioner perusahaan yang diukur dengan persentase kepemilikan saham

konstanta yang dimiliki pihak institusi; 8) akrual diskresioner

ε = Error term

perusahaan yang diukur dengan model Modiied Jones. Sedangkan variabel dependennya adalah ketepatan

HASIL PENELITIAN

waktu penyampaian laporan keuangan, pengukurannya menggunakan variabel dummy, yaitu 1 jika perusahaan

Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, 0 jika

manufaktur yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel perusahaan menyampaikan laporan keuangannya tidak

menggunakan teknik purposif sampling sehingga tidak tepat waktu.

semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Penelitian ini menguji satu variabel dependen

bisa digunakan sebagai sampel. Peneliti menghapus yang bersifat kategorikal (nominal atau non metrik)

beberapa perusahaan karena tidak memenuhi kriteria dengan delapan variabel independen yang bersifat

sebagai sampel yang akan digunakan dalam penelitian metrik dan non metrik. Metode yang cocok digunakan

ini. Jumlah akhir sampel yang digunakan sebanyak untuk menguji variabel tersebutadalah logistic regres-

112 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari sion. Metode ini juga dipakai pada penelitian sejenis

tahun 2007 sampai tahun 2011. Hasil metode purposive oleh Komalasari (2003) dan Kadir (2011). Kelayakan

sampling ditunjukkan pada Tabel 1. model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN................................................................. (Yudas Tadius Andi Candra)

Tabel 1

Pemilihan Sampel dengan Metode Purposive Sampling

Keterangan

Jumlah Perusahaan

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai 2011 149 Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar secar berturut-turut dari tahun 2007

24 sampai 2011

Perusahaan yang data laporan keuangannya tidak lengkap

Perusahaan yang digunakan sebagai sampel Sumber: Data diolah.

Sampel yang digunakan dalam penelitian laporan keuangannya tepat waktu selama periode 2007 ini sebanyak 108 perusahaan yang terdaftar secara

sampai 2011. Secara total dari tahun 2007 sampai berturut-turut di BEI pada tahun 2007 sampai 2011.

2011 terdapat 416 (77,04%) sampel yang menyam- Jumlah total sampel yang digunakan sebanyak 540

paikan laporan keuangannya tepat waktu. Sedangkan sampel yang diperoleh dari 108 perusahaan dikalikan 5

sisanya 124 (22,96%) sampel manyampaikan laporan periode (tahun 2007 sampai 2011). Rincian menganai

keuangannya tidak tepat waktu. Pemerintah melalui jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel

Bapepam telah berulang kali merevisi peraturan men- dapat dilihat pada Tabel 2.

genai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, Berdasar data tahun 2007 ke tahun 2008

namun sampai saat ini masih banyak perusahaan yang terdapat kenaikan jumlah perusahaan yang menyam-

tidak tepat waktu dalam menyampaiakan laporan paikan laporan keuangannya tepat waktu, kemudian

keuangannya.

jumlahnya turun pada tahun 2009. Jumlahnya naik Ketepatan waktu penyampaian laporan pada 2010 dan 2011 kembali terjadi penurunan jumlah

keuangan ada kemungkinan dipengaruhi oleh kantor perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan

akuntan publik yang digunakan oleh perusahaan. Kan- secara tepat waktu. Pada tahun 2009 perusahaan yang

tor akuntan publik terdiri dari KAP Big 4 dan KAP tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya

Non Big 4 . Dari hasil pengamatan selama tahun 2007 hanya 82 perusahaan dari 108 perusahaan. Ini meru-

sampai 2011 terdapat kecenderungan tren menurun pakan jumlah terkecil perusahaan yang menyampaikan

dari tahun 2007 sampai 2009 dalam penggunaan KAP

Tabel 2

Jumlah Perusahaan yang Menyampaiakn Laporan keuangan (TIME), Kualitas Audit KAP Perusahaan (KAP), Keberadaan Komite Audit

Perusahaan (KAU), dan Laba Perusahaan (LBA)

TIME Tepat waktu

77,04 Tidak tepat waktu

22,96 KAP Big 4

45,56 Non big 4

54,44 KAU Ada

79,63 Tidak ada

20,37 LBA Laba

33 21 10 5 2 71 13,15 Sumber: Data diolah.

JAM, Vol. 26, No. 3, Desember 2015: 183-199

Big 4 . Hal tersebut mengindikasikan bahwa keper- akan diberi skor 0. Dengan demikian nilai minimum- cayaan perusahaan terhadap KAP Non Big 4 semakin

nya 0 dan nilai maksimumnya 1. Nilai rata-rata kete- tinggi. Pada tahun 2010 dan 2011 perusahaan yang

patan waktu penyampaian laporan keuangan sebesar menggunakan KAP Big 4 kembali naik. Dari sampel

0,771dan standar deviasinya sebesar 0,421. 540 perusahaan yang menggunakan KAP, sebanyak

Variabel proitabilitas perusahaan (PRO) diukur sebanyak 246 perusahaan menggunakan KAP Big 4

dengan return on assets (ROA). Return on assets ini dan sisanya menggunakan KAP selain Big 4.

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan peru- Jumlah perusahaan yang memiliki komite audit

sahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dari tahun 2007 sampai 2011 tidak mengalami peruba-

dimilikinya. Nilai ROA yang positif mempunyai arti han. Jumlah perusahaan yang memiliki komite audit

bahwa perusahaan bisa menghasilkan laba, sedangkan dari tahun 2007 sampai 2011 sebanyak 430 perusahaan,

ROA yang negatif berarti perusahaan mengalami keru- sedangkan sisanya 110 perusahaan tidak memiliki

gian. Berdasar Tabel 3 diketahui bahwa nilai minimum komite audit. Berdasar data tahun 2007 sampai tahun

proitabilitas (PRO) sebesar -0,652 sedangkan nilai 2011 jumlah perusahaan yang melaporkan laba terus

maksimalnya sebesar 3,475. Rata-rata kemampuan mengalami peningkatan. Jumlah tertinggi perusahaan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang melaporkan laba ada pada tahun 2011 yaitu

yang dimilikinya sebesar 0,065 dengan standar deviasi sebanyak 106 perusahaan. Sedangkan jumlah yang

paling sedikit ada pada tahun 2007 yaitu sebanyak 75 Laba perusahaan (LBA) merupakan variabel perusahaan. Secara total dari tahun 2007 sampai 2011

dummy . Perusahaan yang melaporkan laba akan diberi terdapat 469 perusahaan yang melaporkan laba dan 71

nilai 1 sedangkan perusahaan yang melaporkan rugi perusahaan amelaporkan rugi.

akan diberi nilai 0. Dengan demikian nilai minimum- Data yang akan diolah untuk menguji kedela-

nya 0 dan nilai maksimumnya 1. Nilai rata-rata untuk pan hipotesis dalam penelitian ini harus diuji terlebih

variabel ini sebesar 0,87 dengan standar deviasi 0,338. dahulu menggunakan statistika deskriptif. Hal ini di-

Variabel kualitas audit KAP perusahaan (KAP) meru- lakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik dari

pakan variabel dummy. Perusahaan yang menggunakan data tersebut, mulai dari mean, nilai minimum, nilai

kantor akuntan publik Big 4 diberi nilai 1 sedangkan maksimum, dan standar deviasinya. Hasil statistika

perusahaan yang menggunakan kantor akuntan publik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 3.

selain Big 4 diberi nilai 0, sehingga nilai mainimalnya Ketepatan waktu penyampaian laporan keuan-

0 dan nilai masimalnya 1. Nilai rata-rata untuk variabel gan (TIME) merupakan variabel dummy. Perusahaan

ini sebesar 0,46 dan standar deviasinya sebesar 0,495. yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu

Proporsi komisaris independen perusahaan akan diberi skor 1 sedangkan perusahaan yang me-

(IND) adalah proporsi dewan komisaris yang tidak nyampaikan laporan keuangannya tidak tepat waktu

mempunyai hubungan dengan perusahaan. Nilai

Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Standar Deviasi

TIME

0,421 PRO

0,196 LBA

0,338 KAP

0,495 IND

0,13509 KAU

0,403 KMN

7,04632 KIN

0,2142 ADS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN................................................................. (Yudas Tadius Andi Candra)

minimumnya 0 yang berarti dalam perusahaan terse- merupakan kombinasi metrik dan non metrik. Peneliti but tidak memiliki komisaris independen sedangkan

menggunakan regresi logistik untuk menguji delapan nilai maksimumnya 1 yang berarti seluruh komisaris

hipotesis yang diajukan. Pengujian dalam regresi dalam perusahaan tersebut adalah komisaris indepen-

logistik meliputi pengujian untuk menilai kelayaan den. Rata-rata komisaris independen perusahaan yang

model, pengujian untuk menilai keseluruhan model, dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 0,3961

menguji koeisien determinasi (Nagelkerke R Square), dan standar deviasinya 0,13509.

dan pengujian koeisien regresi.

Variabel keberadaan komite audit perusahaan Menilai kelayakan model regresi digunakan (KAU) dalam penelitian ini merupakan variabel

untuk mengetahui apakah model yang digunakan dummy . Nilai minimalnya 0 dan nilai maksimalnya 1.

peneliti sudah layak atau tidak. Menilai kelayakan Perusahaan yang mempunyai komite audit diberi nilai

model regresi bisa dilihat menggunakan Hosmer and

1 dan perusahaan yang tidak memiliki komite audit Lemeshow’s Goodness of Fit Test . Dalam uji ini digu- diberi nilai 0. Rata-rata keberadaan komite audit dari

nakan hipotesis:

540 perusahaan yang dijadikan sampel adalah 0,80 Ha: Model yang dihipotesiskan tidak it dengan data. dan standar deviasinya sebesar 0,403. Kepemilikan

Kriteria sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajerial perusahaan (KMN) merupakan kepemilikan

pengujian ini adalah:

saham perusahaan oleh pihak manajerial. Kepemilikan jika hitung > tabel, maka Ha diterima manajerial diukur dengan persentase kepemilikan sa-

ham yang dimiliki pihak manajemen. Nilai minimum jika hitung < tabel, maka Ha ditolak. kepemilikan manajerial dalam penelitian ini adalah

Hasil Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan nilai

0 yang berarti bahwa terdapat perusahaan yang sa- signiikansi hitung sebesar 0,268. Dengan demikian hamnya tidak dimiliki oleh pihak manajemen. Nilai

nilai hitung > nilai signiikansi tabel 0,05 yang maksimumnya sebesar 0,2777 dan rata-ratanya 0,0205

berarti Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa model sedangkan standar deviasinya sebesar 7,04632.

it dengan data.

Kepemilikan institusional perusahaan (KIN) Peneliti melakukan penilaian terhadap keselu- diukur dengan persentase saham perusahaan yang

ruhan model untuk mengetahui apakah model tersebut dimiliki pihak institusi. Semakin besar kepemilikan

it dengan data atau tidak. Menilai keseluruhan model institusional semakin besar pula kendalinya terhadap

regresi bisa dilakukan dengan membandingkan angka perusahaan. Dalam penelitian ini nilai minimum kepe-

-2 log likelihood pada Block 0 dan Block 1 kemudian milikan institusional adalah 0 sedangkan nilai maksi-

membandingkannya dengan nilai t tabel apakah sig- mumnya sebesar 0,9992. kepemilikan institusional

niikan atau tidak. Hipotesis dalam menilai model it sebesar 0 berarti tidak ada saham perusahaan yang di-

ini adalah:

miliki pihak institusi. Nilai maksimum sebesar 0,9992 Ho : Keseluruhan model yang dihipotesiskan it den- mempunyai arti hampir seluruh saham perusahaan

gan data

dimiliki pihak institusi. Nilai rata-rata kepemilikan Ha : Keseluruhan model yang dihipotesiskan tidak it institusional sebesar 0,6986 dengan standar deviasi

dengan data.

sebesar 0,2142.. Untuk mengetahui model tersebut it dengan Akrual diskresioner (ADS) merupakan akrual

data atau tidak bisa dilihat dengan dari angka -2 log laba dan beban yang timbul dari dipilihnya metode

likelihood pada Block 0 dan Block 1. Berdasar hasil akuntansi oleh pihak manajemen. Pengukurannya

pengujian dapat diketahui nilai -2 log likelihood pada menggunakan model Modiied Jones. Nilai minimum

Block 0 sebesar 581,935. Nilai tersebut merupakan variabel ini adalah -0,9225 dan nilai maksimumnya

hasil intercept tanpa memasukkan variabel indepen- sebesar 1,5545. Rata-rata akrual diskresioner perusa-

den proitabilitas, kualitas audit, proporsi komisaris haan yang dijadikan sampel sebesar -0,0180 dengan

independen, keberadaan komite audit, kepemilikan standar deviasi 0,2086.

manajerial, kepamilikan institusional, laba, dan akrual Penelitian ini menguji satu variabel dependen

diskresioner. Sedangkan nilai angka -2 log likelihood non metrik dengan delapan variabel independen yang

pada Block 1 sebesar 542,574 merupakan hasil pen-

JAM, Vol. 26, No. 3, Desember 2015: 183-199

gujian dengan memasukkan 8 variabel tersebut. memprediksi perubahan variabel dependen. Berdasar Berdasar angka tersebut dapat diketahui adanya

hasil pengujian diketahui bahwa nilai Nagelkerke R penurunan nilai sebesar 39,361. Nilai tersebut akan

Square sebesar 0,107. Hal tersebut berarti variabilitas dibandingkan dengan nilai t tabel apakah signiikan

variabel dependen (ketepatan waktu) bisa dijelaskan atau tidak. Nilai t tabel dengan df 8 pada tingkat

variabilitas variabel independen (proitabilitas, kuali- signiikansi 5% didapat angka 2,3060. Nilai t tabel

tas audit, proporsi komisaris independen, keberadaan 2,3060 < penurunan nilai -2 log likelihood sebesar

komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan 39,361 yang berarti Ho ditrima (keseluruhan model

institusional, laba, dan akrual diskresioner) sebesar yang dihipotesiskan it dengan data). Dengan demikian

0,107 (10,7%). Sisanya sebesar 89,3% variabilitas penambahan variabel independen yang berupa proit-

variabel dependen (ketepatan waktu) dijelaskan oleh abilitas, kualitas audit, proporsi komisaris independen,

variabel lain di luar variabel independen. keberadaan komite audit, kepemilikan manajerial,

Menguji koeisien regresi digunakan untuk kepamilikan institusional, laba, dan akrual diskresioner

mengetahui signifikansi hipotesis yang diajukan. memperbaiki model it.

Tingkat signiikansi α yang digunakan dalam penelitian Menguji koeisien determinasi berarti mengu-

ini adalah 5%. Untuk mengetahui apakah hipotesis kur seberapa besar kemampuan variabel independen

yang diajukan diterima atau ditolak bisa dilakukan dalam menerangkan variabel dependen. Untuk men-

dengan cara membandingkan tingkat signiikansi α getahui besarnya koeisien determinasi bisa dilihat

(5%) dengan p-value (signiican). Jika nilai p-value dari nilai Nagelkerke R Square. Jika nilai Nagelkerke

(signiican) < α (5%) maka hipotesis diterima, dan R Square semakin mendekati 1 berarti variabel inde-

begitu juga sebaliknya. Nilai koeisien regresi p-value penden tersebut semakin besar kemampuannya dalam

(signiican) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis dengan Regresi Logistik

Hipotesis

Pernyataan Hipotesis

Prediksi

Signiikansi Temuan

Proitabilitas perusahaan meningkatkan probabilitas ter-

H 1 0,898 ditolak jadinya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Laba perusahaan meningkatkan probabilitas terjadinya

H 2 0,000 diterima ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Kualitas audit KAP perusahaan meningkatkan proba- bilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian laporan

0,006 diterima

H 3 keuangan. Proporsi komisaris independen perusahaan meningkatkan

H 4 probabilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian 0,778 ditolak laporan keuangan.

Komite audit perusahaan meningkatkan probabilitas ter-

H 5 0,210 ditolak jadinya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Kepemilikan manajerial perusahaan meningkatkan proba-

H 6 bilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian laporan 0,369 ditolak keuangan.

Kepemilikan institusional perusahaan meningkatkan

H 7 probabilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian 0,003 diterima laporan keuangan.

Akrual diskresioner perusahaan menurunkan probabilitas terjadinya ketepatan waktu penyampaian laporan keuan-

H 8 0,196 ditolak gan perusahaan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN................................................................. (Yudas Tadius Andi Candra)

PEMBAHASAN

dalam menyampaiakan laporan keuangannya. Begitu pula sebaliknya, nilai proitabilitas perusahaan yang

Berdasar Tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat 3 lebih kecil belum tentu perusahaan tersebut lebih tidak variabel yang signiikan yaitu KAP (kualitas audit

tepat waktu dari pada perusahaan yang mempunyai KAP perusahaan), KIN (kepemilikan institusional