Bahan ajar 5 Nilai Sentral
PENGUKURAN NILAI SENTRAL/PUSAT
Nilai tunggal yang mewakili (representatif) bagi seluruh nilai dalam data dianggap sebagai
rata-rata (averages).
Nilai rata-rata umumnya cenderung terletak ditengah dalam suatu kelompok data yang
disusun menurut besar kecilnya nilai. Jadi keseluruhan nilai yang ada dalam data
diurutkan besarnya dan selanjutnya nilai rata-rata dimasukan kedalamnya, maka nilai
rata-rata tersebut mempunyai tendensi (kecenderungan) terletak diurutan paling
tengah atau pusat.
Maka nilai rata-rata sering disebut sebagai ukuran kecenderungan memusat
(measures of central tendency).Beberapa jenis rata-rata yang sering digunakan :
1. Rata-rata hitung (Mean) : X
2. Median : Md
3. Modus : Mod 4. Rata-rata Ukur (geometric mean) : Gm.
5. Rata-rata Harmonis : Rh.
1. Rata-rata Hitung merupakan jumlah nilai seluruh data dibagi dengan
Rata-rata hitung (mean) : jumlah data.
Mean populasi diberi simbol (miyu)
Mean sampel diberi simbol x (eks bar)
X 1
X 2 .... Xn
X n n
Xi i 1
X n
i = nomor data, dengan nilai 1 sampai n x = merupakan nilai data n = jumlah data (sample size)
Contoh : Perusahaan pembuat lampu pijar PT. Jelas Terang pada tahun 2004 telah
berhasil memproduksi lampu sebanyak 50.000 buah. Untuk memperoleh informasi teknis
tentang umur rata-rata bola lampu pijak tersebut, maka diambil sampel sebanyak 5 buah
bola lampu untuk ditest. Dari 5 buah lampu tersebut, didapatkan umur masing-masing
bola lampu : 967, 949, 940, 952 dan 922 jam.Maka umur rata-rata bola lampu (dari sampel) adalah : 967 949 940 952 922
X 946
5 Jika sampel tersebut dianggap dapat mewakili populasi maka umur rata-rata bola lampu
(untuk 50.000 buah) diduga mendekati 946 jam. atau = 946 jam
Apabila data disajikan dalam bentuk tabel frekwensi, dimana X1 mempunyai frekwensi f1
kali, X2 mempunyai frekwensi f2 kali dan seterusnya hingga Xn mempunyai frekwensi fn
kali, maka rumus rata-ratanya: f . x f . x ... fn . x 1 1 1 2 n
X f f ... fn 1 2 n f x i i
i
1 X
n f i
i
1 X = Mean
n = Penjumlahan dari i = 1 s/d n.
i=1 f = frekwensi (keseringan terjadi) x = nilai data i = macam nilai data
Contoh : Didapatkan data sebagai berikut : 6, 6, 6, 6, 8, 8, 8, 10, 10, 10, 10, 10,10.
3 f x i i
i
1 X
3 f i
i
1 4 . 6 + 4 . 8 + 6 . 10 116 X = = 4 + 4 + 6
14 X = 8,286
Untuk beberapa kumpulan data yang masing-masing kumpulan data telah
diketahui nilai rata-rata dan jumlah datanya, maka “mean” dari seluruh kumpulan
data dapat dicari langsung dengan cara : n 1 . X 1 + n 2 . X 2 + .. + n k X kX = n 1 + n 2 + . . + n k k n x i i
i
1 X k n i
i
1 X = Mean
k = Jumlah kelompok data ni = jumlah data pada kelompok ke i Xi = mean kelompok ke i
Contoh : Berikut ini disajikan data tentang harga beras rata-rata pada 5 kelompok
pasar di propinsi X seperti pada tabel berikut ini :Tabel 1. Harga beras rata-rata pada 5 kelompok pasar di propinsi X pada bulan
Desember 1990.Kelompok Jumlah Harga Beras Pasar Pasar Rata-rata (Rp.
A 15 320 B 10 300 C 8 290 D 24 310 E 20 295
n 1 .X 1 + n 2 . X 2 + n 3 .X 3 + n 4 .X 4 + n 5 .X
5 X = n 1 + n 2 + n 3 + + n 4 + n
5 15.320 + 10.300 + 8.290 + 24.310 + 20.295 X = 15 + 10 + 8 + 24 + 20
RATA-RATA HITUNG GRUPED DATA
Grouped data atau data yang telah dikelompokan ialah data yang telah mengalami penyederhanaan dalam bentuk distribusi frekwensi.
m 1 . f 1 + m 2 . f 2 + . . + m k . f k X = f + f + . . + n
1 2 k k m f i i
i
1 X
k f i
i
1 X = rata-rata hitung (mean)
m = titik tengah interval kelas (class mark) f = frekwensi i = nomor kelas dari 1 s/d k = notasi penjumlahan Contoh
Tabel. Perhitungan Rata-rata hitung data yang dikelompokan Hasil Ujian mi fi mi . fi Statistik 20 – 29 24,5
4
98 30 – 39 34,5 7 241,5 40 – 49 44,5 8 356 50 – 59 54,5 12 654 60 – 69 64,5 9 580,5 70 – 79 74,5 8 596 80 – 89 84,5 2 169 Jumlah 50 2695
k m f i i
i
1 X
k f i
i
1 2695
= = 53, 9
50 Metode Short Cut
Pada dasarnya menghitung rata-rata hitung dengan metode short cut adalah merubah
skala titik tengah (class mark) suatu kelas dengan sebuah skala baru yaitu skala U yang
bernilai kecil dan bulat dan selanjutnya skala U ini juga disebut
= 0, 1, 2, 3 penyeimbangan nomer interval kelas.
Langkah-langkah pengunaan metode short cut.
1. Menentukan letak pusat skala U (skala U = 0)
Pusat skala U (U=0) diletakan pada titik tengah (class mark) dari kelas yang memiliki frekwensi yang terbesar, atau kadang-kadang diletakan pada class mark dari kelas yang memiliki urutan tengah.
2. Mengganti masing-masing class mark atau titik tengah dengan skala u.
Untuk data yang telah disajikan dalam tabel, maka titik tengah yang berada diatas kelas dengan skala U = 0 diganti dengan –1 dan selanjutnya titik tengah diatasnya lagi diganti dengan –2 demikian seterusnya. Titik tengah dibawahnya berturut-turut diganti dengan 1,2,3 dan seterusnya.
3. Menghitung titik tengah suatu kelas yang dianggap sebagai nilai rata-rata (Xo). Nilai rata-rata ini (Xo) letaknya sebaris dengan skala U = 0.
1 Xo = rata-rata hitung yang diasumsikan
4
X = 54,5 + ( -3 ) 10 = 53,9
6 50 -3
16
9
3 -12 -14 -8
2
1
2 -3 -2 -1
8
9
12
8
7
7. 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 54,5
4. Menghitung faktor koreksi yang akan membuat rata-rata yang diasumsikan (dianggap) menjadi sama dengan rata-rata yang diperoleh dari metode langsung.
1
Rumus perhitungan rata-rata hitung dengan Metode Short Cut
adalah : i fU f Xo
X k i i k i i i
Ui = nilai skala U kelas i fi = frekwensi kelas i i = internval kelas
6.
= notasi penjumlahan
Tabel. Perhitungan rata-rata hitung dengan Metode Short Cut
Nomor Kelas Interval Kelas Titik Tengah Frekwens i (fi) Skala U (Ui) Ui . fi 1.
2.
3.
4.
5.
50 MEDIAN (Md)
Median adalah suatu ukuran pemusatan yang menempati posisi tengah jika data
1. Data yang tidak dikelompokan 1.1. Jika jumlah data tidak merupakan kelipatan 2.
n + 1 7 + 1 k = = = 4
2
Maka k merupakan bilangan rasional pecahan, yang didapat dari rumus:
n + 1 k =1.2. Jika jumlah data merupakan kelipatan 2
y.i = 9
2
3, 6, 7, 9 , 10, 13, 17 k selanjutnya dapat dicari sebagai berikut :
diurutkan menurut besarnya. Median ini merupakan rata-rata ditinjau dari segi
kedudukannya dalam urutan data (positional avarage).Maka mediannya dapat dicari sebagai berikut :
6, 17, 13, 3, 10, 7, 9
Contoh : Didapat kumpulan data sebagai berikut :
n = jumlah data k = nomor urut data
2
Maka nilai median adalah sama dengan nilai data yang memiliki urutan tengah atau data yang bernomor urut k n + 1 k =
2 Jadi nilai mediannya sama dengan nilai data yang memiliki urutan data yang ke – 4,
Sedangkan nilai mediannya merupakan rata-rata nilai data yang bernomor urut paling dekat dengan k. Rumus mediannya adalah : a b n + n Md =
2 n a & n b adalah nilai suku yang dekat dengan k.
Contoh :
Didapatkan kumpulan data sebagai berikut : 4, 8, 7, 15, 12, 13.
Maka mediannya dapat dicari sebagai berikut : 4, 7, 8, 12, 13, 15 data tersebut n – nya = 6 ( kelipatan 2 )
maka k = n + 1 = 6 + 1 = 3,5
2
2 Data yang paling dekat dengan k adalah : Data ke – 3 ke ke – 4 dan berturut-turut memiliki nilai 8 dan 12. Md = 8 + 12 = 10
merupakan nilai rata-rata dari dua nilai yang ada 2 ditengah.
2. Data yang dikelompokan (Grouped Data) Median Grouped data merupakan sebuah nilai yang membagi seluruh luas histogram frekwensi menjadi dua bagian yang sama besar.
Perhitungan Media data yang telah dikelompokan.
1. Menentukan letak median pada suatu kelas.
Kelas median terletak pada kelas yang pertama kali mempunyai frekwensi kumulatif dari atas sama dengan atau melebihi n/2.
2. Mencari nilai median (Md) dengan rumus : Md = T B + (n/2) – F x i F m
F = Frekwensi kumulatif “dari atas” pada klas sebelum klas median. F m
11
Md = T A – n/2 – F x i
12 Perhitungan median dapat juga didasarkan pada tepi kelas atas (upper class boundary) dengan rumus :
50 Md = 49,5 + 50/2) – 19 x 10 = 54,5
50
48
40
31
19
4
= Frekwensi klas median i = Interval klas median
T B = tepi kelas bawah dari kelas yang memuat median n = jumlah frekwensi/banyaknya observasi
8
9
12
8
7
4
Tabel. Perhitungan Median Grouped Data Hasil Ujian Banyaknya Mahasiswa Frekwensi kumulatif kurang dari 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89
2
F m T A = tepi kelas atas (upper class boundary) n = jumlah frekwensi/banyaknya observasi Fm = frekwensi kumulatif kurang dari pada klas sebelum klas median i = interval kela Md = 59,5 – (50/2) – 19 x 10
12 = 59,5 – 5 = 54,5
MODUS (Mod)
1
T B = tepi kelas bawah dari kelas modus i = interval kelas S1 = Selisih frekwensi kelas modus dengan frekwensi klas sebelumnya. S2 = Selisih frekwensi kelas modus dengan frekwensi klas sesudahnya.
1
1
2
S T Mod B .
2. Data yang dikelompokan i S S
2
1
1
2
4
1
2
Modus atau mode adalah nilai dari observasi atau pengamatan yang memiliki frekwensi tertinggi.
18
12
11
10
9
8
5
3
X Y
Penyelesaian : dibuat tabel frekwensi Penyelesaian : dibuat tabel frekwensi
Diketahui sekumpulan data sebagai berikut : 3, 5, 8, 2, 9, 10, 10, 9, 9, 11, 12, 18, 18, 9.
1. Modus data yang tidak dikelompokan.
Nilai observasi yang memiliki 2 modus disebut Bimodal, dan lebih dari 2 disebut “Multi
Modal”.Mod : 9
Tebel. Distribusi frekwensi hasil ujian Hasil Ujian Jumlah Mahasiswa 20 – 29
4 30 – 39
7 40 – 49
8 50 – 59
12 60 – 69
9 70 – 79
8 80 – 89
2
12 8 Mod 49 ,
5
10 (
12 8 ) (
12 9 )
4 49 , 5
10
4
3
= 49,5 + 5,7 = 55,2
Perhitungan modus dapat juga didasarkan pada tepi klas atas (T A ) dengan rumus sebagai
berikut :S
1 Mod T . i
A S
1 S
2
T = tepi kelas atas
A Perbandingan antara rata-rata hitung, Median & Modus
1. Jika distribusi frekwensi mempunyai kurva yang simetris sempurna, maka letak rata-rata hitung (X), median (Med) dan modus (Mod) adalah sama.
2. Jika distribusi frekwensi mempunyai kurva menceng kekanan, maka nilai rata-
rata hitung (X) paling besar, diikuti dengan median (Md), kemudian modus (Mod) sebagai berikut :
3. Apabila distribusi frekwensi kurvanya menceng kekiri maka nilai rata-rata (X)
paling kecil, diikuti median (Md), kemudian modus (Mod) sebagai berikut : Rata-rata ukur dan Rata-rata Harmonis Rata-rata Ukur (Gm)
Dalam bidang bisnis dan ekonomi seringkali diperlukan informasi tentang tingkat
perubahan (rate of change) atau pengrata-rataan rasio.
Misalnya rata-rata persentase tingkat perubahan hasil penjualan, produksi, harga,
pendapatan nasional selama 10 tahun yang lalu.
Cara menghitung rata-rata ukur secara sederhana dari serangkaian nilai observasi X1,
X2, ..., Xn dirumuskan sebagai berikut :n Gm = X1 . X2 . . . Xn
R ata-rata ukur suatu kelompok nilai X1, X2, X3 . ., Xn merupakan akar pangkat n dari
hasil kali masing-masing nilai dari kelompok tersebut.Untuk mencari rata-rata ukur dapat juga digunakan rumus : n i
log X log Gm = i = 1 n atau n i
log X Gm = antolog i = 1
N Diketahui serangkaian nilai observasi sebagai berikut :
10, 8, 12, 15
Berapa rata-rata hitungnya ?
4 Gm = X1 . X2. X3 . X4
4
4
1/4
= (10) (8) (12) (15) = 14.400 = (14400)
= 10,95
atau dapat dihitung dengan jalan sebagai berikut :
log Gm = ¼ (log 10 + log 8 + log 12 + log 15) = ¼ (1 + 0,9031 + 1,0792 + 1,1761) = ¼ (4,1584) = 1,0396 Gm = antilog 1,0396 = 10,95
Hubungan antara Rata-rata Ukur dan Bunga Majemuk Rumus bunga majemuk (Compound Interest) : Pn = P (1 + r) n
P = Jumlah uang permulaan r = tingkat bunga (rate of interest) n = banyaknya waktu Pn= jumlah akumulasi pada akhir tahun ke – n (end of n period)
Jika tingkat bunga berubah dari waktu ke waktu yaitu, r 1 , r 2 , ..,r n , maka jumlah akumulasi uang pada akhir tahun ke – n : Pn = P (1 + r
1 ) (1 + r
2 ) ... (1 + r n ) Hubungan antara Gm dengan bunga majemuk dapat diuraikan sebagai berikut :
Pn = P (1 + r) n
Pn = P (1 + r
1 ) (1 + r
2 ) .. (1 + r n
) P = (1 + r) n
= P (1+r 1 ) (1 + r 2 ) .. (1 + r n ) (1 + r) n
= (1+r 1 ) (1 + r 2 ) .. (1 + r n ) Jika diambil akar dengan pangkat n, maka n n n n
1 2 n (1 + r) = (1 + r) = (1+r ) (1 + r ) .. (1 + r )
Jadi (1 + r ) = merupakan rata-rata ukur dari (1+r
1 ) (1 + r 2 ) .. (1 + r n )
Jika jumlah uang pada permulaan tahun P = 100.000,- dan dibungakan dengan tingkat
bunga r = 3% maka jumlah uang pada akhir tahun pertama P 1 = 100.000 (1+0,03) = 103.000,- PI 103 1 + r 1 = ---- = ------- = 1,03 P 100
Jadi nilai-nilai (1+r 1 ) (1 + r 2 ) .. (1 + r n ) menunjukan hubungan relatif antara nilai P dengan nilai P sebelumnya.
P 1 (103.000) adalah 3% > P (100.000) merupakan rata-rata relatif (average relative), dan angka merupakan
Angka (1 + r) r rata-rata persentase tingkat perubahan per periode waktu.
Untuk menghitung r dapat digunakan rumus n P n r
1 p
Contoh :
Diketahui tingkat produksi barang A mempunyai kenaikan sebesar 25% dari tahun
pertama ke tahun kedua, selanjutnya 40% dari tahun kedua ke tahun ketiga. Produksi
mula-mula = 100 ton.Hitung rata-rata tingkat kenaikan (average rate of increase) selama 2 tahun tersebut. n P n r
1 p Pn = P (1 + r 1 ) (1 + r 2 ) .. (1 + r n )
2
1
2 P = P (1 + r ) (1 + r )
P 2 = 100 (1 + 0,25) (1 + 0,4) = 125 (1,4) = 175 P = 100
175
= - 1 = 1,323 ( 32, 3%)
r
100
atau n 1 + r = (1+r
1 ) (1 + r 2 ) .. (1 + r n ) n 1 + r = (1+0,25) (1 + 0,4) = 1,75 r = 1,75 – 1 = 0,323 (32,3%) Jadi rata-rata tingkat kenaikan r = 32,3%.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa rata-rata tingkat perubahan sebesar r diperoleh dengan
menggunakan rumus rata-rata ukur, yang merupakan tingkat bunga didalam rumus bunga
majemuk (compound interest).Contoh :
Pendapatan Nasional (National Income) suatu negara pada tahun 1988 sebesar 400
milyar dan tahun 1992 menjadi 600 milyar selama 4 tahun berapa besarnya rata-rata
tingkat pertumbuhan ? n = 4 nP n = P (1 + r)
4 600 = 400 (1 + r ) 600 4 600
4 (1 + r) = -1 = 1,105 – 1 = 0,107 r =
400 400 atau 4 600
4 1/4
P = = 6/4 = ( 6/4 ) 400 log P = ¼ log 6/4 = ¼ (log 6 – log 4) = ¼ (0,778 – 0,002) = 0,176/4 = 0,044 P = 1,107 r = 1,107 –1 = 0,107
Jadi rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan nasional selama 4 tahun = 0,107 =
10,7% Rata-rata ukur data yang dikelompokanApabila sebuah distribusi frekwensi mempunyai nilai-nilai titik tengah (class mark) m
1 , m 2 , . ., m k dengan frekwensi masing-masing f 1 , f 2 , . ., f k , maka rata-rata ukurnya dapat dicari dengan rumus : n Gm = m1 . f 1 . m 2 . f 2 . . . m k . f k 1 1 + 2 2 k k log m . f m . f + . . + log m . f LogGm = n n i
I
1 2 k . f n = f + f + . . + f log m log Gm = i = 1 n
Tabel. Cara menghitung rata-rata ukur dari hasil ujian statistik 50 mhs FE.UI. Th. 1986. Hasil mi fi log mi log mi fi mifi Ujian 20 – 29 24,5 4 1,38917 5,55668
98 30 – 39 34,5 7 1,53782 10,76474 241,5 40 – 49 44,5 8 1,64836 13,18688 356 50 – 59 54,5 12 1,73639 20,83668 654 60 – 69 64,5 9 1,80956 16,28604 580,5 70 – 79 74,5 8 1,87216 14,97728 596 80 – 89 84,5 2 1,92686 3,85372 169 50 85,46202 2695 85,46202 log Gm = = 1,70924
50 Gm = anti log 1,70924 = 51,1965
Rata-rata ukur hasil ujian 50 mhs FE.UI. Th.1986 adalah 51,1965. Bila kita hitung rata-
rata ( X ) data diatas, maka akan diperoleh hasil : 2695 X = = 53,950 Hasil pengukuran dengan rata-rata hitung (mean) seharusnya lebih besar dari pada hasil pengukuran rata-rata ukur.
Rata-rata harmonis (R h )
Rata-rata harmonis dari n angka, X1, X2, . . , Xn adalah nilai yang diperoleh dengan jalan
membagi n dengan jumlah kebalikan dari masing-masing X tersebut. n R h n1 i 1 i
X Rata-rata harmonis dari angka-angka : 1, 3, 9 adalah
3
3
3 R h = = = 1/1 + 1/3 + 1/9 9/9 + 3/9 + 1/9 13/9 3 x 9 = = 2,077
13 Untuk data yang disusun dalam daftar distribusi frekwensi maka rumusnya : k f i
i 1 R h k f i
i 1 m i
Rata-rata ukur (Gm) khususnya berguna dalam penghitungan tingkat pertumbuhan, kalau
harmonis mean (rata-rata harmonis) digunakan dalam menghitung rata-rata tingkat
kecepatan.