BAB I PENDAHULUAN - BAB I

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Meningkatnya mobilitas para remaja saat ini merupakan salah satu
keberhasilan bagi bangsa kita, di karenakan para remaja yang ada di negara ini
sekarang sudah mempunyai kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu
memacu perkembangan pola berfikir para remaja tersebut. Akan tetapi
globalisasi seperti itu akan berdampak negative terhadap kesehatan para
remaja, walaupun secara globalisasi para remaja saat ini memberi keuntungan
bagi bangsa Indonesia.
Perkembangan teknologi khususnya bidang telekomunikasi sangat
mempengaruhi perkembangan para remaja. Remaja semakin giat mengikuti
perkembangan teknologi sehingga berdampak sempitnya ruang dan waktu yang
ada bagi remaja untuk memikirkan kesehatannya. Jadwal dan kegiatan yang
padat mengakibatkan sebagian remaja memilih makanan siap saji tanpa
memikirkan gizi yang dibutuhkan tubuh. Kemudahan-kemudahan di berbagai
bidang serta sempitnya ruang dan waktu mengakibatkan anak dan remaja
menjadi sangat kurang beraktivitas jasmani.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu kegiatan kita
memerlukan adanya energi di dalam tubuh kita. Semakin banyak energi yang

2

ada pada tubuh kita, maka semakin banyak kegiatan yang bisa kita lakukan.
Tetapi dengan keadaan yang saat ini serba instant, serba mudah, maka gizi
yang seimbang sangatlah susah di capai untuk anak dan remaja yang aktif
sehingga kesehatanpun terabaikan.
Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berbeda pada masa/
usia antara anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang
berusia 10-19 tahun. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada
masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut.
Salah satu area penting dalam kesehatan Reproduksi Remaja. Kesehatan
Reproduksi Remaja (Adolescent Reproductive Health) adalah upaya kesehatan
reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam
mewujudkan kesehatan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan
membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Ketidakseimbangan


antara

asupan

kebutuhan

atau

kecukupan

akan

menimbulkan masalah gizi baik itu berupa gizi lebih maupun gizi kurang.
Berbagai perubahan terjadi pada diri remaja baik itu perubahan fisik
maupun perubahan psikis. Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan
proses kematangan manusia , sehingga terjadi perubahan yang sangat unik dan
berkelanjutan. Pertumbuhan fisik pada remaja terjadi secara bersamaan dengan
proses matangnya organ reproduksi. Masalah gizi pada remaja akan berdampak
negatif pada tingkat kesehatan, misalnya penurunan konsentrasi belajar , resiko
melahirkan bayi dengan BBLR , seta penurunan kesegaran jasmani. Banyak

penelitian

telah

dilakukan

menunjukan

kelompok

remaja

menderita/

mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemia dan
IMT kurang dari batas normal atau kurus. Tanda – tanda anemia sering dikenal
dengan 5 L yaitu lemah, Letih, Lesu, Lelah, dan Lalai. Prevalensi anemia
berkisar antara 40% - 88 %, sedangakan revelensi remaja dengan IMT kurus
berkisar antara 30%-40%.


3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian gizi ?
2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan ilmu gizi ?
3. Bagaimanakah karakteristik makan remaja ?
4. Bagaimanakah kebutuhan zat gizi untuk remaja?
5. Bagaimanakah permasalahan gizi pada remaja?
6. Bagaimanakah pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja ?
7. Bagaimanakah pengembangan pendidikan kesehatan tentang gizi ?
8. Bagaimanakah pedoman umum gizi seibang.

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gizi.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan ilmu gizi.
3. Untuk karakteristik makan remaja.
4. Untuk kebutuhan zat gizi untuk remaja.
5. Untuk permasalahan gizi pada remaja.
6. Untuk mengetahui pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja.
7. Untuk pengembangan pendidikan kesehatan tentang gizi .

8. Untuk mengetahui pedoman umum gizi seimbang.

4

BAB II
ISI

A.Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organorgan, serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam
makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu
Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal
yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung

unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas

maupun

kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu,
makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila
terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi

5

makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan
nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju.

Zat

pembangun

berperan

sangat

penting

untuk

pertumbuhan

dan

perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buahbuahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.


B. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Gizi
Hubungan antara makanan dengan kesehatan sudah mualai dikenal
sejak beberapa tahun abad yang lampau. Pada zaman Babilonia di bawah
pemerintahan Raja Nebukadnezar, konon menurut cerita di suatu waktu raja
bermaksud mendidik calon kasatria yang akan dijadikan pengawalnya.
Dipilihlah empat orang pemuda dan mereka setiap hari disuguhi aneka daging
dan anggur kerajaan. Namun karena merasa malu dan segan terhadap para
ksatria lain di lingkungan istana itu, yang mungkin lebih tangkas dari mereka ,
keempat pemudah tersebut bermufakat untuk menolak hidangan daging dan
anggur dari istana. Sebagai gantinya mereka secara teratur memakan makanan

6

yang bersumber dari berbagai jenis kacang dan air. Ternyata pada saat terakhir
latihan keempat pemuda itu jauh lebih tangkas dan perkasa dibanding para
ksatria lainnya. Disini terlihat bahwa meskipun ketekunan berlatih memegang
peran penting, namun menjadi jelas pula bahwa makanan yang baik akan
memberi kekuatan jasmani yang sempurna.
Jauh sebelum itu, Hipokrates, seorang filsuf Yuanani pada tahun 460 SM,
telah berhasil mengobati dan menyembuhkan orang – orang yang menderita

rabun senja dengan memberikan makanan berupa hati binatang buruan. Setelah
ratusan tahun kemudian barulah ditemukan bahwa penyakit rabun senja
merupakan akibat dari kekurangan vitamin A dan bahwa hati hewan banyak
mengandung vitamin A.
Selanjutnya pada zaman pelayaran Vasco de Gama yang berlayar dari
Eropa menuju Hindia pada tahun 1497, awak kapalnya diserang penyakit
skorbut (gejala gusi bengkak, gigi mudah tanggal , serta gangguan
pencernaan). Baru pada awal abad ke – 20 para ahli medis dapat memastikan
bahwa penyebab penyakit

yang banyak mematikan awak kapal Vasco de

Gama itu adalah akibat kurang vitamin C. seperti diketahui, para awak kapal
selama berbulan – bulan tidak mengkonsumsi makanan segar.
Pada tahun 1987 seorang dokter berkebangsaan Belanda, Eijkman
(namanya diabadikan pada laboratorium

pusat penilitian di Jakarta) yang

bertugas mengawasi kesehatan para napi di Jakarta, mengamati bahwa burung

dara yang diberi makan sisa makanan para pidana tersebut menderit penyakit
radang saraf (polineuritis). Serupa dengan itu, pengalaman dokter Takaki dari
angkatan laut Jepang dalam pelayarannya ke Eropa mengamati bahwa
sejumlah awak kapal yang berlayar bersamanya menunjukan gejala radang
saraf. Namun setelah ransum awak kapal diganti denagn sejenis gandum, gejala
– gejala itu menghilang. Pada tahun 1990, dokter Grijns (juga dari Beland)
dapat mematikan bahwa kedua gejala polineuritis diatas tersebut karena
kekurangn vitamin B1.
Sebagaimana halnya sejumlah ilmu – ilmu lain, ilmu gizi juga
berkembang pesat setelah Perang Dunia (PD) II. Perkembangan itu telah

7

berhasil mengidentifikasi banyak penyakit gangguan gizi seperti xerofthalmi,
serta gangguan gizi lain akibat defesiensi kalori dan protein, zat besi, defesiensi
zodium , beserta cara- cara menanggulangi berbagai gangguan itu.
Dapatkan bahwa perkembangan ilmu gizi di Indonesia baru berkembang
pesat sejak tahun 1975-an. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan
mengikuti anjuran World Health Organization (WHO ) dan dan Persatuan
Bangsa – Bangsa ( PBB) di banyak negara termasuk di Indonesia.

Program perbaikan gizi yang disebut Applied Nutritional Programme
(ANP) diselenggarakn sebagai penerapam konsep WHO dan Food and
Agricultural Organization ( FAO). Sejak Pelita II terdapat kebijakan nasional
tentang hal ini (perkembangna gizi ) yang ditegaskan melalui Intruksi Presiden
( INPRES) No. 14 tahun 1974. Sejak itu program gizi di selenggarakan secara
nasional oleh Departemen Kesehatan (DepKes) yang pada tahun 1975-1976
program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG ) sebagai terjemahan dari
ANP tersebut diatas, dilangsungkan di delapan provinsi di mulai pada 100 desa
binaan yang ditingkatkan menjadi 660 desa binaan. Selanjutnya pada setiap
tahun program UPKG tersebut semakin diperluas. Pada tahun 1976/1977
terdapat pula kebijaksanaan pemerintah (DepKes) yang memulai kampanye
pemberian vitamin A dosis tinggi pada 85 kecamatan di Pulau Jawa. Sejalan
dengan itu pula semakin disadari bahwa perbaikan gizi penduduk memerlukan
kerjasama dan lintas- sektor, sehingga pada 18 Februari 1975 keluar edaran
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang pembentukan Badan Perbaikan Gizi
Daerah (BPGD) di seluruh provinsi. Badan ini akan berfungsi sebagai wadah
lintas sektor yang berkedudukan di daerah dalam rangka peningkatan program
pangan dan gizi. Beberapa perkembangan lainya yang dapat dicatat yakni pada
7-9 September 1976 oleh Depkes RI diselenggarakan lokakarya lintas- sektor
nasional tentang penyuluhan gizi di Ciracan (Bogor), yang merintis
pengembangan pendidikan tenaga gizi.
Kebijakan ini ditindaklanjuti berupa tiga Provinsi di Jawa Tengah
(Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Sumatra Selatan (Sumsel).
Sejak saat itu semakin banyak dibuka institusi pendidikan tenaga

gizi.

8

Berbagai kerjasama lintas- departemen untuk merumuskan pendekatan.
Penyuluhan gizi meliputi Departemen Penerangan , Departemen Pertanian ,
Departemen Kesehatan serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagai contoh, kebijakan yang diambil oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan berupa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) , mahasiswa perlu
menerapkan penyuluhan gizi dan kebijakan itu mulai berlaku sejak tahun
1976/1977. Selain itu, edaran Mendagri pada bulan Juli 1976 mengintruksikan
seluruh program gubernur dan bupati dalam rangka mendukung Upaya
Kesehatn Sekolah (UKS) yang dikemudian hari dilengkapi pula dengan
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT –AS).

C.Karakteristik Makan Remaja
Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk
dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis
menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat
mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan dan
frekuensi makan. Remaja merasa takut gemuk sehingga remaja menghindari
sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Hal itu menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan terhambat.
Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja :
1.Kebiasaan malas makan pagi dan malas minum air putih .
2.Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan
penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan.
Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu
pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, peragawati, selebriti yang
cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, semampai.
3.Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan
mineral) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.

9

4.Kebiasaan makan makanan siap saji ( fast food ) yang komposisi gizinya
tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried
chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengonsumsi minuman bersoda
yang berlebihan.

D.Kebutuhan Gizi untuk Remaja
Terpenuhinya kebutuhan zat gizi adalah hal yang mutlak diperlukan
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa alasan yang
mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat gizi adalah :
1.Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan
peningkatan berat badan dan tinggi badan.
2.Mulai berfungsi dan berkembangnya organ – organ reproduksi. Jika
kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka akan merugikan perkembangan
selanjutnya. Terutama pada perempuan karena akan menyebabkan
menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak
berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil,
serta produksi ASI tidak bagus. Perempuan yang fisiknya tidak pernah
tumbuh sempurna karena kurang zat gizi juga berisiko melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
3.Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia
lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
4.Penentuan zat gizi remaja sacara umum didasarkan pada angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk di Indonesia.
Berikut ini beberapa kebutuhan zat gizi remaja.
1.Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang banyak melakukan
olahraga memerlukan asupan energi yang lebih banyak dibandingkan yang
kurang aktif. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII (WKNPG VII)

10

tahun 2004 menganjurkan angka kecukupan gizi ( AKG ) energi untuk
remaja putri sebesar 2.000 - 2.200 kkal sedangkan untuk pria sebesar 2.800
kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu, dan hasil
olahannya ( makaroni, spaghetty, umbi-umbian, jagung gula dan lain – lain).
Beberapa studi menunjukkan ada hubungan antara pertumbuhan
dengan asupan kalori. Kebutuhan energi pada pria pada umumnya
cenderung meningkat terus menerus dengan cepat 3.470 kkal perhari sampai
mereka mencapai usia 16 sampai 19 tahun kebutuhan tersebut berkurang
hingga 2.900 kkal perhari. Kebutuhan energi pada perempuan memuncak
pada usia 12 tahun hingga 2.550 kkal perhari dan kemudian menurun
menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Kebutuhan energi ini didasarkan
pada tahap – tahap perkembangan fisiologis bukan usia kronologis.
2.Protein
Sumber

protein

sangat

diperlukan

untuk

pertumbuhan,

perkembangan badan, pembentukan jaringan – jaringan baru dan
pemeliharaan tubuh. Protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran dan
meningkatkan konsentrasi kecerdasan. Sumber protein diperoleh dari
sumber hewani (daging, ayam, ikan dan telur ) dan nabati ( tumbuh –
tumbuhan seperti kacang – kacangan, biji – bijian, tahu dan tempe ).
Kebutuhan protein pria pada akhir masa remaja lebih tinggi
dibanding perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan
protein remaja 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa
muda adalah 48 – 62 gr per hari untuk perempuan dan 55 – 66 per hari
untuk pria. Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan
pola tumbuh, bukan usia kronologis.
3.Lemak
Lemak berguna sabagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E
dan K, pelumas persendian , pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit

11

dan pemberi cita rasa pada makanan. Lemak dapat diperoleh dari minyak
goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. Makanan yang berlemak
berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu berlemak, keju
dan mentega tidak di sarankan karena bisa mengganggu kesehatan.
Konsensus terbaru di USA merekomendasikan anak lebih dari 2 tahun untuk
mengonsumsi lemak 60 th

135
150
160
165
165
165

+ 350
+300

+200

500
500
500
500
500
500

500
600
700
700
700
600

Protein Vit A
(g) (RE)
12
350
15
350
23
350
32
460
37
400

Menyusui
0 - 6 bln
7 - 12 bln

35
46
50
54
54
54

Pria
10 - 12 th
13 - 15 th
16 - 19 th
20 - 45 th
46 - 59 th
> 60 th

Energi
(kkal)
560
800
1250
1750
1900

+ 285 + 12

30
45
56
62
62
62

0 - 6 bln
7 -12 bln
1 - 3 th
4 - 6 th
7 - 9 th

TB
(cm)
60
71
90
110
120

Hamil

BB
(kg)
5,5
8,5
12
18
24

Gol umur

10
10

10

10
10
10
5
5
5

10
10
10
5
5
5

Vit D
(mg)
7,5
10
10
10
10

12
10

10

8
8
8
8
8
8

10
10
10
10
10
10

Vit E
(ug)
3
4
6
7
7

65
65

65

45
55
60
65
65
65

45
65
70
80
80
80

Vit K
(mg)
5
10
15
20
30

+0,3
+ 0,3

+ 0,2

1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0

1,0
1,0
1,0
1,2
1,0
1,0

Tiamin
(mg)
0,3
0,4
0,5
0,8
1,0

+0,4
+0,3

+0,2

1,0
1,2
1,0
1,2
1,2
1,0

1,0
1,2
1,3
1,5
1,0
1,2

+3
+3

+0,1

10
10
10
9
9
8

9
10
11
12
12
10

+ 0,3
+ 0,3

+ 0,3

1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0

1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0

+50
+40

+150

100
130
150
150
150
150

90
125
165
170
170
170

2,1
2,1

2,2

1,4
1,5
1,6
1,6
1,6
1,6

1,7
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0

riboflavin Niasin Vit B 12 Asam folat Piridoksin
(mg)
(mg)
(ug
(ug)
(mg)
0,3
2,5
0,1
22
0,3
0,5
3,8
0,1
32
0,6
0,6
5,4
0,5
40
1,0
1,0
8
0,7
60
1,1
1,0
9
0,9
81,3
1,4

+25
+10

50
60
60
60
60
60

50
60
60
60
60
60

+400
+400

+400

700
700
600
500
600
500

700
700
600
500
800
500

+300
+200

+200

450
450
450
450
450
450

500
500
500
500
800
500

+40
+30

+30

210
250
250
250
250
250

180
275
280
280
280
280

+2
+2

+20

14
19
25
26
14
14

14
17
23
13
13
13

Vit C Kalsium Fosfor Magnesium Besi
(mg) (mg) (mg)
(mg)
(mg)
30
300
200
35
3
35
400
250
55
5
40
500
250
75
8
45
500
350
110
9
45
500
400
145
10

+10
+10

+5

15
15
15
15
15
15

15
15
15
15
15
15

Seng
(mg)
3
5
10
10
10

+50
+50

+25

150
150
150
150
150
150

150
150
150
150
150
150

+25
+20

+ 15

70
45
50
55
55
55

40
50
70
70
70
70
70

Iodin Selenium
(ug)
(ug)
50
10
70
15
70
20
100
20
120
30

32

Tabel. Angka kecukupan gizi rata – rata yang dianjurkan (per orang per hari

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

BAB IV HASIL PENELITIAN - Pengaruh Dosis Ragi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Berbahan Dasar Biji Cempedak (Arthocarpus champeden) Melalui Uji Organoleptik - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 23

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Sebelumnya - Perbedaan penerapan metode iqro’ di TKQ/TPQ Al-Hakam dan TKQ/TPQ Nurul Hikmah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26