JURUSAN UNIV LAPORAN AN IBU R UMAH TA

PENG SAM

  J L GETAHUA MPAH RU Dr DANA DI JURUSAN UNIV LAPORAN AN IBU R UMAH TA O ra. Ira Me Dra. W DIBIA PA UNIVE TAHUN A NOMOR: Tangga N KESEJA FAKUL

  VERSITAS DESE N PENEL RUMAH T ANGGA D OLEH : eirina Cha Wirnelis Sya AYAI OLEH RSITAS NE ANGGARAN 190/H35/K al 1 Maret 2 AHTERAA LTAS TEK S NEGER MBER, 20 LITIAN TANGGA DAN MET air, MPd. arief H : EGERI PAD N 2010 KP/2010 2010 AN KELU KNIK RI PADAN 010 TENTAN TODE 3-R DANG UARGA NG NG R

  HALAMAN  PENGESAHAN  LAPORAN  HASIL PENELITIAN 

 

1.

    e ‐mail  :   meirinaira@yahoo.com  5.

  

 

 

Drs.Alwen  Bentri,MPd. 

                                                                    NIP. 196107221986021002 

  

Menyetujui,  

Ketua  LPM UNP 

 

    Mengetahui,                        Padang, Desember 2010   Dekan  FT UNP                                     Peneliti         Drs.  Ganefri, M.Pd                                                              Dra. Ira Meirina, MPd.       NIP. 196312171989031003                                                               NIP.196205301988032001       

  8. Biaya Penelitian   :   Rp. 7.500.000 (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)   

  Lama Penelitian  :   24 Minggu 

  6. Lokasi Penelitian  :   Kelurahan Jati Baru  7.

  Jumlah Anggota Peneliti  :  1 orang 

  Rumah/telepon   :   0751‐38215 

     Judul Penelitian  :  Pengetahuan  Ibu  Rumah  Tangga  Tentang  Sampah  Rumah   Tangga  DanMetode 3‐R (ReuseRecycle dan Reduce) 

  :   Jl. Silungkang No. 17 Padang    Kantor/telepon/fax   :   0751‐7051186   

  e.  Jurusan/ Fakultas  :   Kesejahteraan Keluarga/ Teknik     Alamat  Ketua Peneliti 

  d.  Jabatan Fungsional  :   Lektor 

  c.  Pangkat/ Golongan dan NIP  :  Penata/ III c/ 1196205301988032001 

  b.  Jenis Kelamin  :   Perempuan 

   Nama Lengkap dan Gelar  :   Dra. Ira Meirina Chair, M.Pd 

     Kategori Penelitian  :   Sosial  4.    Ketua Peneliti  :   a.

  2.    Bidang Ilmu    : Tata Graha  3.

       

   

  LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN PENELITIAN 1. a. Judul Penelitian : Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Sampah Rumah

  Tangga Dan Metode 3-R

  b. Bidang Ilmu : Tata Graha

  2. Personalia

  a. Ketua Penelitian Nama Lengkap : Dra. Ira Meirina Chair, MPd.

  Pangkat/Gol./NIP : Penata/IIIc/196205301988032001 Jurusan/Fakultas : Kesejahteraan Keluarga/Teknik

  b. Anggota Penelitian Nama Lengkap : Dra. Wirnelis Syarief Pangkat/Gol./NIP : 195903261985032001 Jurusan/Fakultas : Kesejahteraan Keluarga/Teknik

  3. Usul Penelitian : Telah direview sesuai dengan saran Pereview Pembahas I Pembahas II Dra. Yusmar Emmy Katin, MPd. DR. Juliana, Msi.

  NIP.194803281975012001 NIP.197007271997032003

  RINGKASAN Ira Meirina Chair, Wirnelis Syarief. PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3-R (Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang, DIPA Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2010 Nomor: 190/H35/Kp/2010Tanggal 1 Maret 2010)

  

          Sampah adalah buangan yang bersifat padat yang dianggap tidak berguna lagi dan biasanya

  dibuang. Di daerah perkotaan, sampah sering menimbulkan masalah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah sampah rumah tangga. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga tidak hanya berasal dari dapur akan tetapi juga berasal dari sisa bahan yang tidak terpakai atau bekas kemasan, seperti plastik, kertas, kaleng, botol,dan Styrofoam.

  Sampah bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah yang akhirnya merugikan masyarakat . Sampah bisa menjadi sumber penyakit, tempat bersarang dan berkembang biaknya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, cacing dll yang dapat menularkan penyakit. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapt menimbulkan gangguan air bahkan banjir. Sampah bisa mengotori dan mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar. Sampah yang tercecer bisa mengganggu keindahan dan gara-gara sampah, keharmonisan dengan tetangga bisa terganggu.

  Permasalahan yang ada di kota Padang adalah jumlah sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan yang ada sehingga sampah lebih sering menumpuk karena petugas kebersihan belum sempat mengambilnya, sampah tersebut sudah datang lagi. Kadang penduduk mengambil jalan pintas dengan membakar sampah tersebut. Jika sampah dibakar di bawah suhu 600 derajat celcius pembakarannya dapat menghasilkan senyawa dioksin dan furan penyebab kanker Namun tumpukan sampah jika dibiarkan juga dapat menghasilkan gas metana yang dua kali lebih berbahaya dari karbon dioksida.

  Di kota Padang sampah yang dihasilkan 1.432 m³ sampah/hari, dan hanya 800 m³ sampah per hari yang dapat dikelola di TPA. Selain itu kota ini juga masih terkendala dengan jumlah armada untuk mengangkut sampah yang tidak sebanding dengan banyaknya sampah, idealnya kota ini memiliki 150 buah armada pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah

  Dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan mulai sekarang melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik, buku, dan penyuluhan yang dapat diberikan pihak pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb.

  Pengelolaan sampah rumah tangga salah satunya adalah dengan jalan memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga yang biasa dikenal dengan istilah 3-R yaitu Reuse,

  

Recycle , dan Reduce. Reduce atau mengurangi sampah, artinya turut mengurangi kemungkinan

  banjir. Reuse atau menggunakan kembali barang-barang seperti menggunakan kembali kantong belanjaan, hal itu dapat memperpanjang masa pakai sampah. Selanjutnya, lakukan recycle atau mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang baru seperti daur ulang kertas atau plastik, atau memanfaatkan plastik kemasan deterjen sebagai pot tanaman. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Ternyata diperlukan pengetahuan dan langkah jitu jika ingin ikut peduli lingkungan dalam hal pengelolaan sampah yang dihasilkan.

  Disinilah peran ibu rumah tangga ia harus mempunyai pengetahuan untuk memisahkan mana sampah yang dapat dikurangi (reduce), mana sampah yang dapat di daur ulang (recycle), mana sampah yang dapat digunakan kembali (reuse).

  Penelitian ini ingin menguak pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3-R di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu

  

rumah tangga di kelurahan JatiBaru 1421 orang. Dengan jumlah sampel 150 orang yang diambil secara

acak bertujuan yaitu ibu-ibu PKK dari 6(enam) Rukun Warga (RW).

  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Umumnya (96%) ibu rumah tangga sudah mengetahui apa

yang dimaksud dengan sampah rumah tangga, Tapi hanya 43% yang mendengar atau mengetahui tentang

UU RI No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang UU

RI No.18 tahun 2008 perlu ditingkatkan.

  

Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui dampak kerugian dari sampah, dimana jika dibuang

sembarang dapat mendatangkan penyakit (98,5%), banjir (100%), menimbulkan berbahaya (92,5%), dan

merusak keindahan kota (95,3%)

Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui; Sampah organik yang mudah terurai (92,5%), Sampah

anorganik yang tidak dapat terurai (92%), Sampah debu hasil pembakaran yang berdampak negative

terhadap paru-paru (99%), dan sampah berbahaya jenis B3 (54,3%). Jadi pengetahuan ibu rumah tangga

tentang sampah berbahaya B3 perlu ditingkatkan.

Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa sampah bila dikelola dengan baik dapat

mempunyai nilai ekonomis (96,3%). Oleh sebab itu bagi mereka penyuluhan tentang pengelolaan

sampah oleh pemerintah sangat tinggi (94,4%) diperlukan ibu rumah tangga. Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program pengelolaan sampah yang disebut program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

  

Masih pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai prinsip reduce dilakukan

dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak

menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

  Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu rumah tangga tentang prinsip reuse yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

  Rendah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (60%) tentang prinsip recycle bahwa barang- barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.

  Saran yang diberikan adalah perlu kiranya mensosialisasikan tentang UU RI No 18 tentang sistem pengelolaan sampah, agar masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengetahui dan melaksanakan isi dari undang2 tersebut. Untuk bisa melaksanakan metode 3R diharapkan pemerintah daerah secara berkala maupun rutin memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga sehingga masyarakat khususnya ibu rumah tangga memahaminya dan akan mekasanakannya secara swadaya.

       

    SUMMARY  

  Chair, Meirina Ira, Wirnelis Syarief. PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3-R (Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang, DIPA Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2010 Nomor: 190/H35/Kp/2010Tanggal 1 Maret 2010) Garbage that is solid is no longer considered useful and is usually discarded. In urban areas, garbage often causes problems especially household waste. Waste generated from households are not only coming from the kitchen but also from the remaining unused materials or packaging used, such as plastic, paper, cans, bottles, and Styrofoam.

  Garbage if not handled properly will cause problems which ultimately harm society. Garbage can be a source of disease, nesting and breeding place of flies, mosquitoes, cockroaches, rats, worms, etc. that can transmit the disease. Trash can clog waterways dapt cause flooding even water. Trash can contaminate and pollute the water sources so that its quality does not meet health requirements. Waste spread bad odor that disrupts the freshness of the surrounding air. Scattered garbage can disrupt the beauty and because of garbage, harmony with the neighbors could be disrupted. The problems that exist in the city of Padang is the amount of waste produced is not proportional to the number of cleaners available; so more frequent garbage are piling up because the janitor had not taken it. Sometimes people take shortcuts by burning garbage. If the garbage was burned in the combustion temperature of 600 degrees centigrade to produced ioxin and furan compounds that cause cancer if left piles of garbage, but also can produce methane gas that is two times more dangerous than carbon dioxide.

  In Padang city trash garbage generated 1432 m³ / day, and only800 m³ of waste per day which can be managed at the landfill. In addition, the city is still plagued by a number of buses to transport the waste that is not proportional to the amount of garbage; ideally, the city has a fleet of 150 garbage that is currently only available as many as 63 pieces.

  In the framework of the program saving the environment can be done from now through the closest environment of the household, where the active role of a housewife is to assist the government in waste management. Therefore, a housewife must have knowledge of household waste so that he can manage waste properly. Knowledge can be obtained from media such as newspapers, magazines, electronic media, books, and extension may be granted the government or the competent academic in the Management of household waste field. One of them is by way of utilizing domestic waste generated that is commonly known by the term3- R of Reuse, Recycle, and Reduce. Reduce or reduce waste, meaning that served to reduce the likelihood of flooding. Reuse or re-use items such as re-using grocery bags; it can extend the life of garbage. Next, do the recycling or recycling bins to be used as new items such as recycled paper or plastic, or use plasticpackaging detergent as a potted plant. When shopping, you should select items that are not wasteful and environmentally friendly packaging such as cardboard packaged goods. Apparentlynecessary knowledge and precise steps if you want to participate regardless of the environment in terms of management of waste generated This is the role of housewife she must have the knowledge to separate where the waste can be reduced (reduce), where waste can be recycled (recycle), where waste can be reused (reuse). This research wants to uncover knowledge about the housewife household waste and methods of 3-R in the city of Padang in particular Jatibaru Political Distric. The Population in this study are housewives in Jatibaru Political distric for 1421 people. With a total sample of 150 people taken at random aim of PKK’s housewives from 6 (six) Rukun Warga (RW). The research concluded that the general (96%) housewives already know what is meant by household waste, but only 43% who had heard or knew of the RI Act No.18 of

  2008 about waste management. So housewives knowledge about RI Law No.18 year 2008 needs to be improved. Generally housewives already know the impact of loss of waste, which if disposed it will bring the disease (98.5%), flooding (100%), cause harmful (92.5%), and destroy the beauty of the city (95.3%) Generally housewives already know; easy to decompose organic waste (92.5%), inorganic waste is not biodegradable (92%), dust from burning waste that impact negatively on the lung (99%), andhazardous waste types B3 (54.3%). So housewives knowledgeabout hazardous w aste B3 needs to be improved. Generally housewives already know that the waste if managed properly can have economic value (96.3%). Therefore, for their education about waste management by the government is very high (94.4%) required housewife. Generally 76% of housewives have not heard / know about waste management program, called the program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

  A very low level (25%) housewives understand about the principles of reduce is done by minimization of goods or materialsused or in other words more and more use of material, the morewaste produced. In the medium level (67%) housewives knowledge about the principles of reuse is to choose items that can be used again.Avoiding the use of the goods disposable. But in general,housewives do not know that it can longer time consumption of goods before they become waste. Low level of knowledge housewives (60%) of the recycle principle that the goods that are no longer useful, can be recycled. Advice given is it would need to socialize about the RI Law No 18 on waste management systems, so that people especially housewives know and implement the content of these policies. To be able to implement the 3Rs method the local government are expected to periodically or regularly provide information about household waste management so that people especially housewives understand it and will implement independently.

DAFTAR ISI

   

  HALAMAN

  HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. i RINGKASAN ………………………………………………………………… .. iii SUMMARY …………………………………………………………………….. vi PENGANTAR ………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xi DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHLUAN …………………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah …………………………………………………… 4 C. Pertanyaan Penelitian …………………………………………………. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………. 5 A. Sampah Rumah Tangga………………………………………………. 5 B. Pengetahuan …………………………………………………………… 13 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN …………………………. 14 A. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 14 B. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 14 BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 15 A. Jenis Penelitian …………………………………………………………… 15 B. Subjek Penelitian …………………………………………………………. 15 C. Variable …………………………………………………………………… 15 D. Tempat & Waktu Penelitian ……………………………………………… 15 E. Jenis & Sumber Data ……………………………………………………… 15 F. Populasi ……………………………………………………………………… 15 G. Instrumen Penelitian & Teknik Pengumpulan Data ……………………… 16 H. Pengumpulan Data ……………………………………………………………. 18 I. Prosedur Penelitian …………………………………………………………… 18 J. Teknik Analisis Data ………………………………………………………….. 18

  BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………….. 20 A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………….. 20 B. Pembahasan …………………………………………………………………... 24 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………. 26 A. Kesimpulan …………………………………………………………………… 26 B. Saran …………………………………………………………………………… 27 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 28

LAMPIRAN……………………………………………………………………………… 29

  

DAFTAR TABEL

TABEL 1 KISI – KISI INSTRMEN PENELITIAN ………………………………….. 17

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN ………………………………………….. 29 LAMPIRAN 2 ORGANISASI PELAKSANA …………………………………………. 36

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sampah merupakan hasil samping dari aktivitas manusia dan berasal dari suatu

  proses alamiah. Sampah adalah buangan yang bersifat padat yang dianggap tidak berguna lagi dan biasanya dibuang. Di daerah perkotaan, sampah sering menimbulkan masalah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah sampah rumah tangga. Dalam kehidupan sehari- hari di rumah tangga sampah dihasilkan dari berbagai kegiatan mulai dari sampah aktivitas kegiatan studi, aktivitas hidup sehari-hari yang terkait dengan pangan, sandang dan papan, serta hobi. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga tidak hanya berasal dari dapur akan tetapi juga berasal dari sisa bahan yang tidak terpakai atau bekas kemasan, seperti plastik, kertas, kaleng, botol,dan Styrofoam.

  Sampah rumah tangga dapat dibagi menjadi dua yaitu organik dan anorganik. Sampah Organik adalah sampah yang bisa diurai seperti daun, kulit buah, dan sisa bahan makanan. Sampah Anorganik adalah limbah yang tak bisa diolah seperti kaleng, kertas plastik, baterai, dan lain-lain. Sering kali, orang-orang di dalam rumah tangga karena kesibukannya menjadi tidak sempat atau mungkin tidak peduli lagi dengan keadaan sampah tersebut sehingga tidak menyadari akibat terhadap lingkungannya. Rata-rata sampah organik menguasai 60%-70% buangan sampah di Indonesia. Sampah plastik saja yang berkisar 8,6%-14,7% menyumbangkan 40.000 ton sampah ke TPA di Indonesia (sumber: litbang DPU) Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya pengolahan sampah dilakukan lebih terdesentralisasi (http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12)

  Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengelolaan persampahan terutama di perkotaan tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah terpusat. Untuk itu pengolahan sampah tidak dibuat terpusat tetapi dapat dilakukan di setiap RT atau RW, dengan cara mengubah sampah menjadi kompos. Dengan cara ini volume sampah yang diangkut ke TPA dapat dikurangi. Sampah bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah yang akhirnya merugikan masyarakat seperti yang dinyatakan di dalam Brosur Penanganan Sampah, (Dept.Permukiman dan Prasarana Wilayah Dit.Jend. Perumahan dan Pemukiman Dit. Bina Teknik, 2008) :

  1. Sampah bisa menjadi sumber penyakit, tempat bersarang dan berkembang biaknya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, cacing dll yang dapat menularkan penyakit.

  2. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapt menimbulkan gangguan air bahkan banjir

  3. Sampah bisa mengotori dan mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan

  4. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar.

  5. Sampah yang tercecer bisa mengganggu keindahan

  6. Gara-gara sampah, keharmonisan dengan tetangga bisa terganggu Di kota Padang khususnya didaerah Kelurahan Jati Baru biasanya sampah diangkut oleh petugas kebersihan. Permasalahannya yang ada sekarang tampaknya adalah jumlah sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan yang ada sehingga sampah lebih sering menumpuk karena petugas kebersihan belum sempat mengambilnya, sampah tersebut sudah datang lagi. Kadang penduduk mengambil jalan pintas dengan membakar sampah tersebut. Menghilangkan sampah dengan membakarnya bukanlah cara yang tepat. ”Jika sampah dibakar di bawah suhu 600 derajat celcius pembakarannya dapat menghasilkan senyawa dioksin dan furan penyebab kanker. Namun tumpukan sampah jika dibiarkan juga dapat menghasilkan gas metana yang dua kali lebih berbahaya dari karbon dioksida. Satu ton tumpukan sampah padat dapat menghasilkan 62 meter kubik gas metana”. ( www.koran indonesia 7 December 2009, 11:18 am)

  Dalam menangani masalah sampah , pemerintah kota Padang memfungsikan lahan pada kecamatan Koto Tangah di TPA Air Dingin seluas 30.3 ha, yang berjarak 17 km dari pusat kota serta berjarak 7 km dari kawasan pemukiman. Dari 1.432 m³ sampah per hari yang dihasilkan di kota Padang, hanya 800 m³ sampah per hari yang dapat dikelola di TPA tersebut. Selain itu kota ini juga masih terkendala dengan jumlah armada untuk mengangkut sampah yang tidak sebanding dengan banyaknya sampah, idealnya kota ini memiliki 150 buah armada pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah (htmlwww.classyfm.co.id Kota Padang Kekurangan Armada Sampah (diakses pada 18 September 2010)) Dari data diatas dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga sangat besar dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik dan penyuluhan yang diberikan pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb.

  Pengelolaan sampah rumah tangga salah satunya adalah dengan jalan memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga yang biasa dikenal dengan istilah 3 R dalam pengolahan sampah yaitu Reuse, Recycle, dan Reduce. Dengan reduce atau mengurangi sampah, kita turut mengurangi kemungkinan banjir. Dengan reuse atau menggunakan kembali barang-barang seperti menggunakan kembali kantong belanjaan, hal itu dapat memperpanjang masa pakai sampah. Selanjutnya, lakukan recycle atau mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang baru seperti daur ulang kertas atau plastik, atau memanfaatkan plastik kemasan deterjen sebagai pot tanaman. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Ternyata diperlukan pengetahuan dan langkah jitu jika ingin ikut peduli lingkungan dalam hal pengelolaan sampah yang dihasilkan. Disinilah peran ibu rumah tangga ia harus memulainya yaitu dengan memisahkan mana sampah yang dapat dikurangi (reduce), mana sampah yang dapat di daur ulang (recycle), mana sampah yang dapat digunakan kembali (reuse). Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton.

   Penelitian ini ingin menguak pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga serta program 3R.

B. PERUMUSAN MASALAH

  Dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga sangat besar dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik dan penyuluhan yang diberikan pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb.

   Permasalahan yang akan dipecahkan adalah :

  Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya di Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga dan program 3R.? C.

PERTANYAAN PENELITIAN 1.

  Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga ? 2.

  Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang program 3 R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sampah Rumah Tangga Definisi sampah menurut UU nomor 18 tahun 2008 Bab 1 Ayat 1 adalah “sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

  “Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi (E. Colink, 1996).Sampah merupakan bahan sisa yang tidak terpakai pada rumah tangga dan dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik(Urip Santoso,2009). Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.

  Jadi pengertian sampah berdasarkan pendapat-pendapat diatas adalah bahan atau sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang terbuang/dibuang yang belum memiliki nilai ekonomi yang terdiri dari sampah organic dan non organic.

1. Jenis Sampah

  a. Menurut Slamet(1994) sampah jika ditinjau dari segi jenisnya diantaranya ialah: 1). Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah (garbage). Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme pembusuk. 2). Sampah yang tidak membusuk atau sampah kering (refuse). Sampah jenis ini tidak dapat didegradasikan oleh mikroorganisme, dan penanganannya membutuhkan teknik yang khusus. Contoh sampah jenis ini adalah kertas, plastik, dan kaca,

  3). Sampah yang berupa debu atau abu. Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu kurang dari 10 mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan. 4). Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan Sampah jenis ini sering disebut sampah B3, dikatakan berbahaya karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi atau fisika atau mikrobanya

  b. Sampah jika berdasarkan karakteristiknya: (Hadiwiyono, 1983) 1). Kimia

  (a). Organik. Sampah yang mengandung senyawa organik atau sampah yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan pospor. Contoh sampah organic adalah dari dedaunan, sisa-sisa pengolahan bahan makanan dan kulit buah-buahan

  (b). Anorganik. Sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, jika bisapun membutuhkan waktu yang sangat lama, seperti kaleng cat, kaleng biscuit botol-botol kaca, plastic, kertas dan lain lain

  2). Fisika (a). Sampah basah (garbage); tersusun dari sisa-sisa bahan-bahan organik yang mudah lapuk dan membusuk (b). Sampah kering (rubbish); dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu jenis logam seperti besi, seng,aluminium dan jenis non logam seperti kertas dan kayu. (c). Sampah lembut, memiliki ciri khusus yaitu berupa partikel-partikel kecil yang ringan dan mudah terbawa oleh angin.

  (d). Sampah besar (bulkywaste), Sampah jenis ini memiliki ukuran yang relatif lebih besar, contohnya sampah bekas mesin kendaraan.

  (e). Sampah berbahaya (hazardous waste),Sampah jenis ini terdiri dari :

  • Sampah patogen (biasanya sampah jenis ini berasal dari kegiatan medis)
  • Sampah beracun (contoh sampah sisa pestisida, insektisida, obat- obatan, styrofom)
  • Sampah ledakan, misiu, sisa bom dan lain-lain
  • Sampah radioaktif dan bahan-bahan nuklir Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka sampah dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik atau sampah basah dan kering, atau sampah yang berbahaya dan sampah yang tidak berbahaya beserta karakteristiknya,

  2. Sumber Sampah Wibowo Arianto dan Djajawinata. T. Darwin, (2007) membagi sampah berdasarkan sumbernya menjadi dua kelompok yaitu: a.

  Sampah domestik Adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung, contohnya sampah rumah tangga, pasar, sekolah dan sebagainya.

  b.

  Sampah non domestik Adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak langsung, Contoh: sampah pabrik, industri dan pertanian.

  3. Sifat Sampah Berdasarkan sifat pokoknya, sampah dibagi menjadi dua yaitu : a. Degradabel yaitu sampah yang mudah diuraikan oleh jasad hidup atau mikroorganisme.

  b. Non degradabel adalah sampah yang secara alami sukar diuraikan 4.

   Manfaat Sampah

  Sampah yang oleh sebagian besar orang dikatakan bahan sisa dan menjadi tampak tidak berguna, sebenarnya masih banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi bila diolah seperti dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.

  Menurut Urip (2009)lebih lanjut bahwa “sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat menghasilkan vitamin B12 yang sama jenisnya dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh hewan”.. Diperkirakan dari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkan berat badan ternak(Urip,2009) Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, , kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan demikian pengolahan sampah menjadi bahan-bahan yang berguna akan memberikan keuntungan, selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat mengurangi biaya pengangkutan ke pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman).

5. Pengelolaan Sampah a. Pengumpulan

  1). Sampah rumah tangga

  Sampah rumah tangga dapat juga dibedakan berdasarkan kering dan basah. Sampah rumah tangga yang basah biasanya banyak berasal dari sisa sayuran, buah-buahan, ikan atau daging serta sisa makanan basi. Sedangkan sampah kering terdiri dari plastik pembungkus, kertas, karton, wadah kaleng, potongan kayu, pakaian usang, logam dan sebagainya.

  Khusus sampah organic atau sampah basah yang berasal dari sisa kegiatan dapur dan ruang makan , sebaiknya sampah tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah seperti kantong pastik, tidak ditumpuk di dalam tong sampah. Sedangkan an organic atau sampah kering dapat disimpan di dalam tong. Sampah jenis ini sebaiknya digolongkan kembali atas yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar.

  2). Sampah pemukiman Sampah pemukiman berasal dari sampah rumah-rumah tangga di dalam area satu rukun tetangga (RT) atau satu rukun warga (RW). Wadah yang dapat digunakan adalah bak penampungan sementara, yang dapat terbuat dari semen atau besi. Volume bak penampungan ini harus cukup besar untuk dapat menampung sampah dari seluruh warganya.

  3). Sampah komersial Sampah memiliki ragam yang sangat besar, maka pengumpulan sampah sebaiknya harus sudah lebih terklasifikasi lagi. Sampah kertas harus dikumpulkan bersama dengan karton, sedangkan sampah kaca dan gelas dapat menjadi satu. Logam, plastik dan keramik harus ditempatkan pada wadah-wadah yang terpisah. Sampah organik dapat terus diangkut oleh truk sampah ke tempat pembuangan selanjutnya, sedangkan sampah yang dapat didaur ulangkan oleh industri, dipisahkan sendiri-sendiri untuk kemudian dijual ke pedagang pengumpul barang- barang bekas.

  4). Sampah perkantoran dan sekolah

  Sampah perkantoran dan sekolahan umumnya berbentuk kertas dan karton, oleh karena itu dapat dikumpulkan dalam karung-karung goni untuk dijual ke pabrik kertas kmbali guna dibuat bubur kertas (PULP). 5). Sampah industri

  Biasanya industri memiliki sarana penampungan sampahnya dilokasi industri itu sendiri. Semua industri harus memiliki sarana pengumpulan dan pengolahan sampah. Mengingat sampah industri jumlahnya banyak dan seringkali ada yang bersifat beracun, maka pengawasan dari departemen yang bersangkutan harus dilakukan secara ketat dan konsekuen. 6). Sampah jalanan Sampah jalanan biasanya terdiri dari kertas, plastik dan dedaunan.

  Pengumpulannya dilakukan oleh dinas kebersihan kota melalui cara penyapuhan, lalu diangkut oleh gerobak atau truk.

  7). Sampah lainnya Sampah yang dimaksud adalah sampah yang seringkali dihasilkan oleh tempat- tempat rekreasi, baik di gunung pantai dan taman-taman, sampah diterminal bis, stasiun kereta api, Bandar udara atau bahkan di kendaraan-kendaraan untuk transportasi darat, laut dan udara. Untuk kebutuhan ini biasanya tong-tong sampah yang ringan mempunyai kapasitas yang kecil, tetapi terawat dengan baik. Di dalam kendaraan transportasi umum, khususnya bus dan kereta api seyogianya disediakan tong sampah khusus, sehingga para penumpang tidak membuang sampahnya sembarangan ke luar jendela kendaraan.

  c.

   Penanganan Sampah melalui 3-R, Urip Santoso (2009) mengemukakan paradigma penanganan sampah diantaranya untuk sampah rumah tangga adalah menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan. Untuk itu prinsip yang dapat digunakan menurut Urip Santoso (2009) adalah “yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R”. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah).

  Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

d. Pemilahan Sampah

  Berdasarkan uraian tentang 3-R, tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah. Jadi untuk pemilahan sampah sudah dimulai dari lingkungan yang terkecil di masyarkat yaitu di rumah tangga. Sistem yang dilakukan dapat mengacu pada sistem yang diajukan oleh Urip Santoso (2009) untuk yang lebih luas yaitu pemda. “ Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri. Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik (seperti kulkas, radio, TV), keramik, furniture dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan sekali”.