TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT (MILIARIA) PADA BAYI DI DESA SANGGRAHAN SELOGIRI WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT

(MILIARIA) PADA BAYI DI DESA SANGGRAHAN

SELOGIRI WONOGIRI

KARYA TULIS ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

  Disusun Oleh :

  

Prihatin Ari Susanti

NIM B12 035

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

  

2015

  

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT

(MILIARIA) PADA BAYI DI DESA SANGGRAHAN

SELOGIRI WONOGIRI

  Diajukan Oleh :

  

Prihatin Ari Susanti

NIM B12 035

  Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal Juni 2015

  Pembimbing

  

Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes

NIK. 201083059

  

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT

(MILIARIA) PADA BAYI DI DESA SANGGRAHAN

SELOGIRI WONOGIRI

  

Karya Tulis Ilmiah

  Diajukan Oleh :

  

Prihatin Ari Susanti

NIM B12 035

  Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan

  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal Juni 2015

  Penguji I Penguji II

  

Anis Nurhidayati, SST., M.Kes Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes

NIK 200685025 NIK. 201083059

  Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi D III Kebidanan

  

Retno Wulandari, SST

NIK. 200985034

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri”.

  Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  2. Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  3. Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

  4. Kepala Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri yang telah memberi ijin kepada penulis untuk penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

  5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

  6. Seluruh responden yang telah berpartisipasi untuk pengisian kuesioner dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

  7. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

  8. Seluruh responden yang telah bersedia dilakukan wawancara saat pengambilan studi pendahuluan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

  9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

  Surakarta, Juni 2015 Penulis Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Prihatin Ari Susanti B12035

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT

(MILIARIA) PADA BAYI DI DESA SANGGRAHAN

SELOGIRI WONOGIRI

  xiii + 47 halaman + 19 lampiran + 5 tabel + 3 gambar

  

ABSTRAK

Latar Belakang : Prelevansi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi baik oleh

  bakteri, virus atau jamur sebesar 45%. Selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat dapat dijumpai pada bayi cukup bulan maupun premature, pada minggu-minggu pertama pasca kelahiran. Kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang mengakibatkan retensi keringat. Biang keringat terjadi pada sekitar 40% bayi baru lahir (Natahusada, 2009). Dari hasil wawancara dengan melakukan tanya jawab tentang biang keringat terhadap 10 orang ibu didapatkan 4 ibu (40%) mengetahui tentang biang keringat sedangkan 6 ibu (60%) belum mengetahui tentang biang keringat. Mengingat masih banyaknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai biang keringat, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian.

  

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat

  (miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri pada tingkat baik, cukup dan kurang.

  

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.

  Penelitian ini dilakukan di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri dilaksanakan pada bulan Mei 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 ibu dengan menggunakan total sampling jenuh. Penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria). Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner Teknik pengumpulan data dari primer dan data sekunder. Analisis analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi.

  

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) pada

  bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 8 responden (18,6%), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (67,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (14,0%).

  

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) pada

bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri pada tingkat pengetahuan cukup.

  Kata Kunci : Pengetahuan, biang keringat Kepustakaan : 20 literatur (tahun 2006 – 2013)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  1. Apapun yang terjadi hari ini. Sabarlah, Tuhan selalu menguji anak muda yang masa depannya besar dengn kesulitan dan kekecewaan. Yang penting anda tidak menyerah, anda sedang menuju sukses ( Mario Teguh)

  2. Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri ( Ibu Kartini)

  3. Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda ( Heather Pryor)

  PERSEMBAHAN

  1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan di setiap waktu

  2. Bapak Karsiman dan Ibu Karwini orangtua ku yang tiada henti mendoakan ku dari kejauhan, terima kasih atas kasih sayang yang diberikan selama ini.

  Tetap sehat ya Pak buk sampai Santi bisa membalas semuanya

  3. Kakak ku tercinta Eko Wahyudi dan Lia Tri Putri yang memberikan dukungan dan semangat setiap saat

  4. Sahabatku Arlinda, Indah, Ariyanti, Afin, Dewi, April, Afifah, Devi, Nunung.

  5. Teman-teman kos Griya Tentrem Lusi, Yayuk, Lusiana, Intan, Mutiara, Dyan, Nurma yang menemaniku saat bahagia dan membantu ku saat kesusahan

  6. Almamater STIKes Kusuma Husada Surakarta tercinta

CURICULUM VITAE BIODATA

  Nama : Prihatin Ari Susanti Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 08 Januari 1994 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Krisak RT 04/ 6 Selogiri Wonogiri

RIWAYAT PENDIDIKAN

  Lulus tahun 2006

  1. SD Negeri 3 Krisak Lulus tahun 2009

  2. SMP Negeri 4 Wonogiri Lulus tahun 2012

  3. SMA Negeri 3 Wonogiri

  4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRAK ..................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ............................................................................. 6

  1. Pengetahuan ........................................................................... 6

  2. Bayi ....................................................................................... 14

  3. Miliaria ................................................................................... 21

  B. Kerangka Teori............................................................................. 26

  C. Kerangka Konsep ........................................................................ 27

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 29 D. Variabel Penelitian ...................................................................... 30 E. Definisi Operasional .................................................................... 30 F. Instrumen Penelitian .................................................................... 31 G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 34 I. Etika Penelitian ............................................................................ 37 J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 39 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 40 C. Pembahasan ................................................................................. 42 D. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 46 B. Saran ............................................................................................ 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 26Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 27

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 30Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 31Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur .................................. 40Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ........................ 40Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan........................... 41Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 41Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri ....................... 42

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 13. Tabulasi Data Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Validitas Lampiran 15. Hasil Uji Reabilitas Lampiran 16. Hasil Perhitungan Manual Lampiran 17. Karakteristik Responden Lampiran 18. Dokumentasi Lampiran 19. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Capaian AKB 32 di tahun 2012 kurang menggembirakan

  dibandingkan target Renstra Kemenkes yang ingin dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015.

  Penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengestimasikan nilai Angka Kematian Balita (AKABA) periode 5 tahun terakhir sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.

  Berdasarkan kategori tersebut, maka secara nasional Indonesia masuk dalam kategori AKABA sedang. Eksema dermatitis, prurigo besnier, dan neurodermatitis. Diperkirakan angka kejadian di masyarakat adalah sekitar 1-3% dan pada anak < 5 tahun sebesar 3,1% dan prevalensi DA pada anak meningkat 5-10% pada 20-30 tahun terakhir (Depkes RI, 2013).

  Prevalensi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi baik oleh bakteri, virus atau jamur sebesar 45%. Selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Trauma kecil atau ringan dapat menyebabkan tempat masuknya mikroorganisme ke kulit. Kulit bayi dan anak berbeda dengan orang dewasa, walaupun strukturnya sama namun belum berfungsi dengan optimal. Kulit bayi dan anak lebih tipis, jaringan antar sel relatif lebih longgar, sistem pertahanan tubuh alamiah (innate) dan didapat dikulit belum cukup matang. Hal tersebut mempengaruhi perkembangan tubuh bayi khususnya tubuh bayi berupaya beradaptasi terhadap lingkungan (FKUI, 2013).

  Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat dapat dijumpai pada bayi cukup bulan maupun premature, pada minggu-minggu pertama pasca kelahiran. Kemungkinan disebabkan oleh sel- sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang mengakibatkan retensi keringat. Biang keringat terjadi pada sekitar 40% bayi baru lahir. Menetap beberapa minggu dan menghilang tanpa pengobatan. Penanggulangan biang keringat cukup dengan mandi memakai sabun, mengatur agar suhu lingkungan cukup sejuk, sirkulasi (ventilasi) yang baik serta memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Pemakaian bedak tabur dapat juga membantu, namun bila inflamasinya hebat, pemakaian cream hidrokortison 1% dapat mengatasinya (Natahusada, 2009).

  Berdasarkan hasil survey di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri terdapat 43 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 tahun. Dari hasil wawancara dengan melakukan tanya jawab tentang biang keringat terhadap 10 orang ibu diapatkan 4 ibu (40%) mengetahui tentang biang keringat sedangkan 6 ibu (60%) belum mengetahui tentang biang keringat. Mengingat masih banyaknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai biang keringat, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri”.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah tentang “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri?”

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri pada tingkat baik.

  b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri pada tingkat cukup.

  c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri pada tingkat kurang.

  d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) pada bayi di Desa Sanggrahan Selogiri Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian kepustakaan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat (miliaria) b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian atau kajian-kajian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi.

2. Bagi Diri Sendiri

  Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan kepada ibu tentang biang keringat pada bayi.

3. Bagi Institusi

  a. Pendidikan Untuk memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian pada mata kuliah kebidanan khususnya tentang pengetahuan biang keringat pada bayi.

  b. Lahan Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat pada anak bayi, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman untuk menanggulangi biang keringat.

E. Keaslian Penelitian

  Penelitian yang sejenis pernah diteliti yang diambil oleh penulis, yaitu:

1. Endah S. (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Biang

  Keringat Pada Anak Usia 0-1 Tahun di Posyandu Desa Pereng Karanganyar. Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

  

deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan

  ibu tentang biang keringat pada anak usia 0-1 tahun di Posyandu Desa Pereng Karanganyar responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 responden (17,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 52 responden (68,4%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (14,5%).

2. Wahyuningsih, (2010), dengan judul “ Tingkat Pengetauan Ibu tentang biang Keringat pada bayi 0 – 1 Tahun Di Desa Punggur Lampung Tengah.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat dengan pengetahuan baik sebanyak 47 responden (58,75%), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (27,50%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (13,75%). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada judul penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, jumlah penelitian, teknik mengambil sampel dan kategori hasil penelitian sedangkan persamaanya terletak pada instrumen penelitian, metode penelitian, dan analisis data.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

  a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

  b. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), ada enam tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

  Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya 2) Memahami (Comprehention)

  Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  3) Aplikasi (Application) Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi diartikan dapat sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

  4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi dan memisahkan.

  5) Sintesa (Syntesis) Sintesa merupakan kemampuan untuk menggabungkan bagian- bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

  6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

  Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

  Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

  trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.

  2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli- ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

  3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

  Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

  Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

  Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

  Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Pendidikan SMA adalah jejang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama atau sedrajat . Sekolah menengah atas ditempuhdalam watu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Sedangkan sarjana adalah salah satu gelar yang didapatkan setelah menamatkan masa pendidikan dibangku kuliah atau universitas tepatnya setrata satu (S1). Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

b) Pekerjaan

  Pekerjaan adalah aktivitas yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

  Pekerjan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu akan mempuyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

  Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masayarakat seseorang yang dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagaian dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

  a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

  b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerim informasi

e. Pengukuran Pengetahuan

  Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: 1) Pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay.

  Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya

2) Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple

  choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan

  pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.

  Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2010). Pengukuran menurut Riwidikdo (2009), yaitu :

a) Baik, bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD.

  Cukup, bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

b) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.

  c)

4. Bayi

  a. Pengertian Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini, bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.

  b. Faktor yang mempengaruhi tahap pertumbuhan dan perkembagna bayi Menurut Riyadi dan Ratnaningsih (2012), yang mempengaruhi tahap pertumbuhan dan perkembagna bayi, yaitu: 1) Faktor herediter

  Herediter (keturunan) merupakan faktor yang tidak dapat untuk

  diubah ataupun dimodifikasi, herediter merupakan modal dasar untuk mendapatkan hasil akhir dari proses tumbuh kembang bayi.

  2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi:

a) Lingkungan internal

  Hal yang berpengaruh diantaranya adalah hormon dan emosi. Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu hormon somatotropin merupakan hormon yang mempengaruhi jumlah sel tulang, tiroid hormon ini akan menyebabkan kretinesme dan hormon gondadotropin yang berfungsi untuk merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa, sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita.

b) Lingkungan eksternal

  Dalam lingkungan eksternal ini banyak sekali yang mempengaruhi, yaitu kebudayaan, status sosial ekonomi keluarga, status nutrisi.

3) Faktor pelayanan kesehatan

  Adanya pelayanan kesehatan yang memadai yang ada di sekitar lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang, diharapkan tumbuh kembang anak dipantau, sehingga apabila terdapat sesuatu hal yang sekiranya meragukan atau terdapat keterlambatan dalam perkembangannya anak dapat segera mendapatkan pelayanan kesehatan dan diberikan solusi pencegahannya.

c. Pertumbuhan dan Perkembangan bayi

  Menurut Riyadi dan Ratnaningsih (2012), tahapan perkembangan bayi, meliputi:

1) Umur 1 bulan

  Fisik : berat badan akan meningkat 150 – 200 gr/mg, tinggi badan meningkat 2,5 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulan. Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai umur 6 bulan.

  Motorik : bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan dibantu oleh orang tua Sensori : mata mengikuti sinar ke tengah

  2) Umur 2 – 3 bulan Fisik : fontanel posterior, sudah menutup Motorik : mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk menahannya sendiri dengan tangan, memasukkan tangannya ke mulut, mulai berusaha untuk meraih benda-benda yang menarik yang ada di sekitarnya, bisa didudukkan dengan posisi punggung disokong, mulai asik bermain sendiri dengan tangan dan jarinya.

  Sensori : sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi koordinasi ke atas, ke bawah, mulai mendengarkan suara yang didengarnya.

  Sosialisasi: mulai tertatwa pada seseorang, senang jika tertawa keras, menangis sudah mulai berkurang.

  3) Umur 4 – 5 bulan Fisik : berat badan menjadi dua kali dari berat badan lahir, ngeces karena tidak adana koordinasi menelan saliva.

  Motorik : jika didudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan kepala sudah bisa tegak lurus, reflek primitif sudah mulai hilang, berusaha meraih benda sekitar dengan tangannya.

  Sensori : sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada di dekatnya, akomodasi mata positif.

  Sosialisasi: senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum pernah dilihatnya atau dikenalnya, sudah bisa mengeluarkan suara pertanda tidak senang bial mainan atau benda miliknya diambil oleh orang lain.

4) Usia 6 – 7 bulan

  Fisik : berat badan meningkat 90 – 150 /minggu, tinggi badan meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5 cm/bulan. Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan (6 bulan kedua) gigi sudah mulai tumbuh. Motorik : bayi sudah membalikkan badan sendiri, memindahkan anggota badan dari tangan yang satu ke tangan yang lainya, mengambil mainan dengan tangannya, senang memasukan kaki ke mulut, sudah mulai bisa memasukkan makanan ke mulut sendiri. Sosialisasi: sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya denga yang tidak dikenalnya jika bersama orang yang belum dikenalnya bayi akan merasa cemas (stangger anxiety), sudah dapat menyebut atau mengeluarkan suara em…em…em bayi biasanya cepat menangis, jika terapat hal-hal yang tidak disenanginya akan tetapi akan cepat tertawa lagi.

  5) Umur 8 – 9 bulan Fisik : sudah bisa duduk dengan sendiri, koordinasi tangan ke mulut sangat sering, bayi muali tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan jari-jarinya.

  Motorik : bayi tertarik dgnan benda-benda kecil yang ada di sekitarnya Sensori : bayi mengalami strangger anxiety atau merasa cemas terhadap hal-hal yang belum dikenalnya (orang asing), sehingga dia akan menangis dan mendorong serta meronta-ronta, merangkul atau memeluk orang yang dicintainya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata- kata. 6) Umur 10 – 12 bulan

  Fisik : berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan bawah sudah tumbuh.

  Motorik : sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar berjalan dngan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar akan dengan menggunakan sendok akan dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain ci.. luk.. ba… mulai senang mencoret-coret

  Sensori : visual aculity 20 – 50 positif, sudah dapat membedakan bentuk

d. Kebutuhan Dasar Anak

  Menurut Soetjiningsih (2012), kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan sebagai berikut:

1) Kebutuhan fisik – biomedis (ASUH)

  Kebutuhan fisik– biomedis (ASUH), meliputi:

  a) Pangan atau gizi merupakan kebutuhan terpenting

  b) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan kalau sakit.

  c) Papan atau pemukiman yang layak.

  d) Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan.

2) Kebutuhan emosi atau kasih sayang (ASIH)

  Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak menjamn tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikologikal. Berperannya dan kehadiran ibu sedini mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Kekurangan kasih sayang pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar (basic trust).

3) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

  Stimulasi mental merupakan cikal bakal proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

e. Kelainan kulit non infeksi pada Bayi dan Anak

  Menurut Sugito dkk (2013), kelainan kulit non infeksi pada bayi dan anak, yaitu:

1) Perubahan warna kulit akibat gangguan pigmen

  a) Bercak mongol (mongolian spot) Bercak mongol (mongolian spot) adalah makula berwarna hitam kebiruan atau abu-abu kadang-kadang menyerupai hematom.

  b) Nevus melanositik (melanosytic nevi) Nevus melanositik (melanosytic nevi) disebut juga moles terbentuk dari sekumpulan sel pembentuk pigmen (melanosit)

  2) Kelainan Vaskuler meliputi cutis marmorata, harlequin color change, birthmarks.

  3) Kelainan pada kelenjar keringat meliputi miliaria, ectodermal dysplasia.

  4) Kelainan pada kelenjar sebum meliputi milia, akne neonatorum,

  hiperplasia kelenjar sebasea, dermatitis seboroik

  subkutan meliputi sclerema neonatorum dan 5) Anomali subcutaneous fat necrosis.

  5. Miliaria (Biang Keringat)

  a. Pengertian

  Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat ditandai

  dengan adanya vesikuler milier (Juanda, 2013). Miliaria disebut juga keringet buntet (prickly head atau head rash), mengenai daerah dada, punggung, ketiak dan leher. Sekitar 40% bayi mengalami miliaria (Sugito dkk, 2013).

  b. Penyebab Menurut Sugito dkk (2013), terjadi akibat retensi keringat karena duktus kelenjar keringat tertutup atau sempit, sedangkan produksi keringat banyak. Menurut Pasaribu (2007), penyebab biang keringat antara lain : 1) Ventilasi ruangan kurang baik sehingga udara di dalam ruangan panas atau lembab.

  2) Pakaian bayi terlalu tebal dan ketat, pakaian yang tebal dan ketat menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat.

  3) Bayi mengalami panas atau demam. 4) Bayi terlalu banyak beraktivitas sehingga banyak mengeluarkan keringat.

  Penyebab lain berupa penyumbatan pori-pori yang berasal dari kelenjar keringat. Sumbatan ini dapat diakibatkan debu atau radang pada kulit anak. Butiran-butiran keringat yang terperangkap dibawah kulit akan mendesak ke permukaan kulit dan menimbulkan bintik- bintik kecil yang terasa gatal.

c. Klasifikasi

  Menurut Juanda (2013), klasifikasi miliaria, yaitu:

  1) Miliria kristalina

  Pada penyakit ini terlihat vesikel berukuran 1 – 2 mm terutama pada badan setelah banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas. Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagia badan yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberi keluhan dan sembuh dengan sisik yang halus.

  2) Milia rubra

  Penyakit ini lebih berat dari pada miliaria kritalina yaitu terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan atau gesekan pakaian.

  Terlihat papul merah atau papu vesikular ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih. Miliaria jenis ini terdapat pada orang tidak biasa pada daerah tropik. Patogenesisnya belum diketahui pasti, terdapat 2 pendapat. Pendapat pertama mengatakan primer, banyak keringat dan perubahar kualitatif, penyebabnya adanya sumbatan keratin pada muara kelenjar keringat dan perforasi sekunder pada bendungan keringat di epidermis. Pendapat kedua mengatakan bahwa primer kadar garam yang tinggi pada kulit menyebabkan spongiosis dan sekunder terjadi pada muara kelenjar keringat. Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epiderm

3) Miliaria profunda Miliaria profunda merupakan bentuk yang jarang dijumpai.

  Kelainan ini tidak gatal dan jarang memberi keluhan. Terutama ditemukan di badan, lengan, dan tungkai. Kelainan kulit berupa bintik putih, keras, berukuran 1-3 mm dan tidak disertai dasar kemerahan Penyakit ini umumnya mempunyai tanda berupa papula keputih-putihan dengan diameter 1-3 mm. Biasanya pada punggung, tetapi juga bagian ekstremitas. Ini merupakan vesikula yang letaknya lebih dalam (di dalam dermis), sehingga bersifat kronis dan tampak sebagai papula. Tidak ada eritem dan gatal.

  Kalau luas, miliaria ini akan mengganggu keluarnya keringat, sehingga menimbulkaa hiperhidrosis kompensasi di wajah. Kalau banyak kelenjar keringat yang tidak berfungsi, sehingga keringat yang harusnya keluar tidak terjadi, dan penderita perlu tempat yang dingin. Penderita ini bisa menjadi lemah, dispnea, takikardia, bahkan suhu bisa naik, dan penderita dapat pingsan di bawah keadaan heat stress. Penderita tersebut disebut mengalami astenia anhidrotik tropikal (IDAI, 2012).

d. Komplikasi

  Menurut IDAI (2012), efek samping dari biang keringat antara lain : 1) Impetigo tropicalis, adalah suatu infeksi

  bakteri akibat dari

  miliaria/biang keringat. Penyakit ini mengakibatkan kulit seperti melepuh karena panas. Terjadi bintik yang berisi cairan yang akan berkembang menjadi benjolan . Jika sudah matang, benjolan ini akan pecah. Cairan di dalamnya infeksius, sehingga akan menular jika mengenai bagian tubuh yang lain. Impetigo tropicalis ini terutama terjadi di daerah-daerah lipatan kulit.

  2) Multiple sweat gland abses, yakni infeksi di bagian kepala anak karena biang keringat yang dibiarkan.

  3) Abses pada kelenjar keringat.

e. Pencegahan

  Menurut Pasaribu (2007), biang keringat dapat tidak dialami bayi asalkan orang tua rajin menghindari penghalang penguapan keringat yang menutup pori-pori bayi dengan cara : 1) Bayi harus dimandikan secara teratur pada pagi dan sore hari.

  2) Setelah selesai mandi pastikan semua lipatan kulit bayi seperti ketiak, leher, paha dan lutut harus benar-benar kering kemudian oleskan bedak keseluruhan tubuh dengan tipis.

3) Jaga tubuh bayi agar tetap kering.

  4) Jika bayi berkeringat jangan keringkan dengan menggunakan bedak. Sebaiknya dengan waslap basah, lalu dikeringkan, dan diolesi dengan bedak tipis.

5) Gunakan pakaian bayi dari bahan katun yang menyerap keringat bayi.

  6) Biasanya 70% biang keringat timbul pada bayi karena sirkulasi udara kamar yang tidak baik. Untuk itu usahakan udara di dalam kamar bayi mengalir dengan baik sehingga kamar selalu sejuk. 7) Pada saat memandikan bayi yang menderita biang keringat, sebaiknya gunakan sabun bayi yang cair, sebab sabun cair tidak meninggalkan partikel. Jika menggunakan sabun padat bisa meninggalkan partikel yang dapat menghambat penyembuhan.

f. Pengobatan