Evaluasi Tingkat Kapabilitas Sumber Daya Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 pada Subdomain EDM04, APO07 dan DSS03 (Studi Kasus : Daerah Operasi XX)

  

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5454-5461 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi Tingkat Kapabilitas Sumber Daya Teknologi Informasi

Menggunakan Framework COBIT 5 pada Subdomain

  

EDM04, APO07 dan DSS03

(Studi Kasus : Daerah Operasi XX)

1 2 3 Farah Amalia , Suprapto , Aditya Rachmadi

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: farahlia.amalia@gmail.com, spttif@ub.ac.id, rachmadi.aditya@ub.ac.id

  

Abstrak

  PT Kereta Api Indonesia adalah perusahaan yang melayani jasa angkutan kereta di Indonesia dan memiliki sembilan bagian daerah pengoperasian kereta api, salah satunya yaitu Daerah Operasi .

  8 Surabaya. PT KAI memiliki visi misi yang berfokus pada pelayanan pelanggan. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh PT KAI adalah perjalanan kereta api. Dalam pengoperasian layanannya PT KAI sudah menggunakan teknologi informasi. Untuk menciptakan teknologi informasi yang sukses diperlukan peranan sumber daya manusia di dalamnya. Namun, dalam praktiknya berdasarkan hasil wawancara, ditemukan permasalahan terkait sumber daya TI yang meliputi perencanaan dan pemetaan sumber daya manusia yang kurang optimal serta kurang optimalnya manajemen pelayanan untuk pelanggan. Untuk itu diperlukan evaluasi tingkat kapabilitas sumber daya teknologi informasi dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 5 untuk mengetahui nilai capability level pada subdomain EDM04 (optimisasi sumber daya), APO07 (pengelolaan sumber daya manusia) dan DSS03 (pengelolaan masalah). Nilai capability level pada penelitian ini didapatkan dari beberapa metode, yaitu kuesioner, wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil evaluasi ini, nilai capability yang didapatkan untuk masing-masing subdomain adalah level 2. Sedangkan, level target untuk masing-masing subdomain adalah 3 dengan nilai GAP 1. Rekomendasi yang diberikan untuk evaluasi ini berfokus pada perencanaan dan pemetaan sumber daya manusia serta pengelolaan infrastruktur.

  Kata kunci: COBIT 5, tingkat kapabilitas, analisis gap, sumber daya teknologi informasi

Abstract

  

PT Kereta Api Indonesia which provide train transportation in Indonesia has nine areas of operation,

one of them is Daerah Operasi XX. PT KAI has vision and mission focusing on customer service. In

service operation PT KAI have been using information technology. To create a successful information

technology, the role of human resource is necessary. However practically, based on result of an

interview, there are problems related to information technology resources, including less than optimal

human resource planning and mapping, and also less than optimal service management for customer.

It is necessary to evaluate the level capability IT resource using framework COBIT 5 to find out the

value of capability level on subdomain EDM04 (Ensure Resource Optimization), APO07 (Manage

Human Resource) and DSS03 (Manage Problems). The value of capability level in this research is

obtained from several methods, say questioner, interviews, and observation. The results of this

evaluation are to get the value of capability level for each subdomain were level 2 while targeted level

for each subdomain were 3 with GAP value 1. Recommendation that given for the third subdomain is to

focus on planning and mapping of human resource and infrastructure management.

  Keywords: COBIT 5, capability level, Gap Analysis, IT Resource

  Negara (BUMN) yang mengadakan, mengelola 1.

   PENDAHULUAN dan mengurus jasa angkutan kereta api

  Indonesia. PT KAI memiliki 9 Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI

  KAI yang terdapat di beberapa daerah di merupakan perusahaan Badan Usaha Milik

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

5454

  Indonesia. Salah satunya yaitu Daerah Operasi XX.

  Menurut IT Governance Institute, tujuan tata kelola adalah untuk menyesuaikan strategi TI dengan strategi perusahaan, mengalokasikan sumber daya TI secara efesien agar mencapai tujuan organisasi (Stephen Gantz, 2014).

  Teknologi adalah salah satu sumber daya utama pada organisasi. Teknologi informasi dikelola oleh organisasi untuk dapat digunakan pada semua bidang di organisasi sebagai dasar operasi bisnis. Oleh karena itu, agar terciptanya teknologi informasi yang sukses dibutuhkan peranan sumber daya manusia, sebagaimana yang dinyatakan oleh Sirkemaa (2015) terkait komponen manusia yang merupakan bagian terpenting di dalam infrastruktur teknologi informasi, dikarenakan pengalaman dan pengetahuan sangat diperlukan untuk menggunakan, mengembangkan dan memelihara teknologi dalam memenuhi kebutuhan bisnis. Sumber daya teknologi informasi terdiri atas infrastruktur TI dan sumber daya manusia. Infrastruktur TI terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, sedangkan sumber daya manusia terdiri dari keahlian, keterampilan, kompetensi dan komitmen individu di dalam organisasi serta memiliki pengetahuan secara mendalam terkait teknologi informasi (Sirkemaa, 2015).

  PT KAI memiliki visi dan misi yang berfokus pada pelayanan pelanggan. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh PT KAI adalah perjalanan kereta api. Dalam pengoperasian layanannya Unit Sistem Informasi Daerah Operasi XX sudah menggunakan teknologi informasi. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak Mokh. Syahrul Munir sebagai Staff IT Support 2, Unit Sistem Informasi Daerah Operasi XX dalam melakukan aktivitasnya masih memiliki beberapa kendala yang menyebabkan aktivitas organisasinya tersebut menjadi terhambat. Mulai dari kurang baiknya perencanaan sumber daya manusia di Unit Sistem Informasi yang menyebabkan tiap personilnya memiliki dua atau lebih tugas dan tanggung jawab yang tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kurang optimalnya pemetaan sumber daya manusia sehingga menyebabkan tidak adanya pergantian shift karyawan untuk melalukan pemantauan aktivitas pengoperasian kereta api melalui Train Management System yang dilakukan selama 1 x 24 jam, sehingga menyebabkan keterlambatan perbaikan jika terjadi gangguan pada malam hari. Lalu, kurang optimalnya manajemen pelayanan untuk pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kapabilitas pada EDM04 (Ensure Resource Optimisation), APO07 (Manage Human Resource), dan DSS03 (Manage Problems). Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk dilakukan perbaikan dimasa mendatang terkait pengelolaan sumber daya teknologi informasi di Daerah Operasi XX.

  Penelitian sebelumnya dibuat oleh Fadel Muhafizh terkait evaluasi sumber daya teknologi informasi pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dengan menggunakan subdomain EDM04 (Ensure Resource Optimisation), APO07 (Manage Human Resource), BAI08 (Manage

  Knowledge). Penelitian ini menggunakan metode wawancara, kuesioner dan observasi.

  Dari penelitian ini, menghasilkan nilai capability

  level untuk subdomain EDM04 berada pada

  level 3, APO07 berada pada level 2 dan BAI08 berada pada level 2 (Fadel, 2017).

  COBIT 5 (Control Objectives for

  Information and Related Technology) adalah

  kerangka kerja yang tepat untuk memberikan panduan praktik terkait tata kelola teknologi informasi perusahaan yang menjelaskan peran informasi dan teknologi untuk mewujudkan nilai organisasi. COBIT 5 membuat organisasi dapat menghasilkan nilai yang terbaik dari teknologi informasinya dengan memperhatikan keseimbangan antara manfaat dengan memaksimalkan risiko dan sumber dayanya (ISACA, 2012).

  Menurut

  ISACA (2013) subdomain EDM04 (Ensure Resource Optimisation) berfokus untuk memastikan bahwa kebutuhan sumber daya di organisasi cukup terpenuhi dan memiliki kemampuan teknologi informasi yang baik sehingga dapat mendukung tujuan organisasi secara efektif dengan biaya optimal.

  Subdomain APO07 (Manage Human Resource) berfokus untuk memastikan terkait penempatan, keterampilan, hak keputusan dan penataan sumber daya manusia terkelola dengan baik untuk memenuhi tujuan organisasi. Subdomain DSS03 (Manage Problems) berfokus dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah yang ada di organisasi serta memberikan penyelesaian yang tepat, guna mencegah peristiwa tersebut kembali terulang.

  Self Assessment memiliki 5 tahapan antara

  • lain, pertama decide on procedd to asessess pertimbangan di suatu kegiatan, I (Informed)

  

scoping, yaitu menentukan proses subdomain adalah pihak yang berperan untuk menerima

  yang akan dinilai, lalu menentukan level target informasi terkait hasil dari suatu tindakan atau yang diharapkan perusahaan. Kedua, determine keputusan.

  whether the selected process is a level 1 2. capability, yaitu menentukan apakah sebuah METODOLOGI

  proses telah dilakukan dan tengah mencapai hasilnya, dimana awalnya proses penilaian ini dilakukan terlebih untuk level 1, dengan penilaian yang didasarkan pada perhitungan

  base practice dan work product. Ketiga, determine whether capability levels 2 to 5 for selected procesess are being achieved, yaitu

  penilaian yang dilakukan pada level 2 sampai dengan level 5, dengan penilaian yang didasarkan pada perhitungan generic practice dan generic work product. Keempat, record and

  summarise the capability levels , yaitu hasil

  penilaian yang telah dilakukan sebelumnya, dicatat dan ditentukan apakah penilaian tersebut masuk ke indikator

  capability ‘largely achieved’

  atau

  ‘fully achieved’. Kelima, develop an improvement plan of action, yaitu memberikan

  rekomendasi yaitu saran untuk mencapai level target yang diharapkan perusahaan.

  Capability level adalah proses yang

  didapatkan berdasarkan kriteria dari masing- masing atribut proses tiap level. Penilaian

  capability level didapatkan berdasarkan

  perhitungan generic practice (GP) dan generic

  work product (GWP). Capability level

  mempunyai enam level, yang pertama level 0 (incomplete), kedua level 1 (performed prosess), ketiga level 2 (managed process), keempat level 3 (established process)¸ kelima level 4 (predictable prosess), dan keenam level 5 (optimising prosess). Tiap levelnya akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu N (Not Achieved

  / . tidak tercapai) 0-15%, P (Partially Achieved / . tercapai sebagian ) 15%-50%, L (Largely Achieved / . sebagian besar tercapai) 50%-85%, F (Fully Achieved / . tercapai penuh) 85%-100%.

  RACI chart digunakan untuk menjelaskan tanggung jawab terkait peran pada berbagai pihak di organisasi untuk menyelesaikan

  Gambar 1. Alur Penelitian

  pekerjaan. RACI chart terdiri dari empat peran, yaitu R (Responsible) adalah pihak yang Gambar 1 merupakan alur penelitian yang melakukan suatu pekerjaan, A (Accountable) dilakukan selama penelitian ini, pertama dimulai adalah pihak yang memiliki tanggung jawab dari survei pendahuluan yaitu dengan melakukan terkait selesainya suatu pekerjaan, pihak disini wawancara dengan pihak terkait untuk ialah orang yang memiliki kekuasaan untuk menemukan informasi yang ingin diteliti. menyetujui suatu tindakan, C (Consulted) adalah

  Kedua, studi literatur yaitu dengan mencari pihak yang berperan untuk memberikan informasi tentang COBIT 5 dan DAOP XX yang masukan atau saran untuk dilakukannya suatu dapat ditemukan pada jurnal, website dan buku.

  I EDM04 (Ensure Resource Optimisation)

  (I) dijabat oleh Manager Sistem Informasi yaitu Bapak Apiyono.

  Manager Sistem Informasi yaitu Bapak Apiyono.

  IT Support 1 yaitu Bapak Mardiyanto dan Asisten Manager IT Support 2 yaitu Bapak Dwi Hartono. Peran Business Process Owner yang berposisi sebagai informed (I) dijabat oleh

  Manager

  Purwadi sebagai Executive Vice President (EVP). Peran Head Architect yang berposisi sebagai consulted (C) dijabat oleh Asisten

  Support 2 yaitu Bapak Dwi Hartono. Peran Chief Information Officer yang berposisi sebagai accountable (A) dijabat oleh Bapak Bimo

  (R) dijabat oleh Asisten Manager IT Support 1 yaitu Bapak Mardiyanto dan Asisten Manager IT

  Operation yang berposisi sebagai responsible

  Tabel 3 menjelaskan, peran Head IT

  Process Owner yang berposisi sebagai informed

  Ketiga, mendefinisikan masalah dengan mendeskripsikannya pada latar belakang, lalu memilih subdomain proses EDM04, APO07 dan DSS03, serta melakukan analisis RACI chart untuk menentukan responden yang berhak dalam penelitian ini. Keempat, membuat instrumentasi yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi atau data terkait permasalahan penelitian ini. Kelima, melakukan validasi instrumentasi dengan memastikannya bahwa instrumentasi yang telah dibuat sesuai dengan COBIT 5 Assessment Guide: Using

  yang berposisi sebagai consulted (C) dijabat oleh Asisten Manager IT Support 1 yaitu Bapak Mardiyanto dan Asisten Manager IT Support 2 yaitu Bapak Dwi Hartono. Peran Business

  Chief Information Officer

  3 Board

  3 Head Architect

3. HASIL DAN PENGUMPULAN DATA

  3 Business Process Owner

  2 APO07 (Manage Human Resource )

  pembimbing. Keenam, melakukan validasi data dengan triangulasi data, yaitu teknik untuk melakukan pengecekan data dan menentukan data yang didapatkan telah sesuai dengan fenomena sebuah penelitian yang sedang dilakukan (Bachtiar, 2010). Ketujuh, melakukan pengolahan data dengan tahap self assessment. Kedelapan, melakukan verifikasi data, yaitu dengan memastikan hasil penilaian dan rekomendasi yang dibuat sudah diketahui dan telah disetujui oleh DAOP XX. Kesembilan membuat kesimpulan yaitu penjelasan secara singkat terkait penelitian ini dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

  Cobit 5 (2013) dan telah disetujui oleh dosen

  Tabel 1. Pemetaan RACI Chart Management Practice R A C

3.1 RACI Chart

  Vice President (EVP). Peran Head Architect

  3 Service Manager

  Pada tahap ini menentukan responden dengan melakukan pemetaan RACI chart pada tiap subdomain yang disesuaikan terhadap struktur organisasi di Unit Sistem Informasi DAOP XX.

  Apriyono - Manager Sistem Informasi

  2 Business Process Owners (I)

  President (EVP) Head Architect (C) Mardiyanto

  Apriyono - Manager Sistem Informasi Board (A) Bimo Purwadi - Executive Vice

  2 Tabel 2. Tabel Responden EDM04 Management Practice Jabatan Responden Chief Information Officer (R)

  3 Business Executives

  3 Business Process Owners

  Head IT Operation

  Informasi yaitu Bapak Apriyono. Peran Board yang berposisi sebagai accountable (A) dijabat oleh Bapak Bimo Purwadi sebagai Executive

  1 DSS03 (Manage Problems)

  1 Chief Risk Officer

  5 Business Process Owners

  6 Chief Information Officer

  Head IT Operation

  Tabel 1 merupakan pemetaan raci chart yang jumlah perhitungannya didapatkan dari jumlah subproses yang mengisi peran ditiap subdomain tersebut. Penentuan responden pada masing-masing subdomain didapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak Mokh. Syahrul Munir sebagai Staff IT Support 2, yang ditunjuk langsung dan disetujui oleh Bapak Apriyono sebagai Manager Sistem Informasi untuk mencocokan roles yang tersedia di RACI chat dengan jabatan pada Daerah Operasi XX.

  Tabel 2 menjelaskan, peran Chief

  • – Asmen IT Support 1 Dwi Hartono – Asmen IT Support

  Information Office yang berposisi sebagai responsible (R) dijabat oleh Manager Sistem

  Tabel 3 Tabel Responden APO07

  Kuesioner untuk penelitian ini, dibuat berdasarkan panduan COBIT 5 yaitu

  Management Practice Jabatan Responden Assessment Guide: Using Cobit 5 (2013). Head IT Operation (R) Mardiyanto

  • – Asmen IT Support

  1 Penilaian capability level yang dilakukan Dwi Hartono

  dengan menggunakan kuesioner ini

  • – Asmen IT

  Support 2

  merupakan tahapan kedua dan ketiga dari

  Chief Information Officer Apriyono

  • – Manager Sistem

  self assessment yaitu menentukan penilaian (A) Informasi

  pada level 1 dan menentukan penilaian pada

  Business Process Owners Apriyono

  • – Manager Sistem level 2 sampai dengan 5.

  (C) Informasi

  2. Wawancara

  Chief Risk Officer (I) Apriyono

  • – Manager Sistem Informasi

  Wawancara dilakukan kepada dua responden yang sama dengan responden

  Tabel 4 Tabel Responden DSS03

  yang melakukan pengisian lembar kuesioner. Dari hasil wawancara pertama

  Management Jabatan Responden Practice

  terkait optimisasi sumber daya teknologi

  Head IT Operation Mardiyanto

  • – Asmen IT Support 1 informasi dapat disimpulkan bahwa Unit

  (R) Dwi Hartono

  • – Asmen IT Support 2 Sistem Informasi DAOP XX untuk

  Service Manager (A) Muhammad Sugianto dan Ach

  memastikan sumber dayanya telah

  Rifadi

  • Staff IT Support 1

  terpenuhi secara optimal yaitu melakukan

  Mokh. Syahrul Munir

  • Staff IT

  evaluasi infrastruktur dengan

  Support 2

  mempertimbangkan kebutuhan dan

  Business Process Apriyono

  • – Manager Sistem

  optimasi biaya yang memanfaatkan

  Owners (C) Informasi

  Rencana Anggaran Kerja (RKA) Daerah

  Business Executives Mardiyanto

  • – Asmen IT Support 1

  seoptimal mungkin. Untuk penilaian kinerja

  (I) Dwi Hartono

  • – Asmen IT Support 2

  pergawai dilakukan evaluasi dengan cara melakukan pemantauan terhadap absensi Tabel 4 menjelaskan peran Head IT pegawai pada sistem e-office. Wawancara

  Operation berposisi sebagai responsible (R)

  kedua terkait pengelolaan sumber daya dijabat oleh Asisten Manager IT Support 1 yaitu manusia, DAOP XX melakuan perekrutan

  Bapak Mardiyanto dan Asisten Manager IT personil tiap tahunnya melalui website

  Support 2 yaitu Bapak Dwi Hartono. Peran recruitmen .kai.id yang dikelola secara Service Manager berposisi sebagai accountable

  terpusat oleh PT KAI. Dilakukan beberapa (A) dijabat oleh Staff IT Support 1 yaitu Bapak tes yang harus dilewati calon pegawai untuk Muhammad Sugianto dan Bapak Ach. Rifadi, diterima menjadi pegawai DAOP XX serta Staff IT Support 2 yaitu Bapak Mokh. diantaranya tes kesehatan, tulis dan

  Syahrul Munir. Peran Business Process Owners wawancara. DAOP XX mengadakan berposisi sebagai consulted (C) dijabat oleh pelatihan, untuk meminimalkan Manager Sistem Informasi yaitu Bapak ketergantungan antar personil. Wawancara Apriyono. Peran Business Executives berposisi ketiga terkait pengelolaan masalah, DAOP sebagai informed (I) dijabat oleh Asisten

  XX memiliki sistem IT8 dimana sistem ini

  Manager

  IT Support 1 yaitu Bapak Mardiyanto menyimpan setiap laporan permasalahan dan Asisten Manager IT Support 2 yaitu Bapak yang terjadi. Permasalahan dibedakan Dwi Hartono. menjadi dua katergori, yaitu layanan dan

  3.2

  gangguan, serta dibedakan lagi berdasarkan

   Pengumpulan Data

  tingkatan prioritas, yaitu low, medium dan 1. Kuesioner high.

  Kuesioner pada penelitian ini diisi oleh dua

  3. Observasi responden. Responden pertama, yaitu Hasil Observasi pada Daerah Operasi XX

  Bapak Apriyono sebagai Manager Sistem menunjukkan bahwa DAOP XX memiliki Informasi yang melakukan pengisian beberapa dokumen dan sistem yang kuesioner pada subdomain EDM04 dan mendukung aktivitas bisnisnya, diantaranya APO07. Responden kedua, yaitu Bapak yaitu standar spesifikasi software dan Muhammad Sugianto sebagai Staff IT

  hardware, standar spesifikasi hardening Support 1 yang melakukan pengisian

  dan server , jadwal maintenance kuesioner pada subdomain DSS03.

  6. Gangguan terkait software, Unit SI tidak mempunyai hak untuk memperbaiki software yang rusak, dikarenakan jika terjadi kerusakan pelaporan langsung ke bagian help desk IT pusat di Bandung.

  Tabel 6. Temuan Hasil Evaluasi No Temuan Hasil Evaluasi

  1. Penambahan karyawan yang berlum berjalan maksimal, dikarenakan terkendala atas persetujuan dari Unit SDM . dalam proses . permintaan tenaga kerja.

  2. Kurang tersedianya cadangan infrastruktur membuat perbaikan infrastruktur menjadi terhambat dikarenakan keterbatasan cadangan infrastruktur tersebut, sehingga dapat menyebabkan terganggunya proses bisnis.

  3. Tupoksi yang dimiliki oleh Unit Sistem Informasi Daop 8 hanya menjelaskan tugas Manager Sistem Informasi dan Asisten Manager Sistem Informasi.

  4. Beban kerja yang tinggi dengan jumlah personil yang terbatas, menyebabkan setiap personil merangkap pekerjaan yang tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

  5. Perbaikan gangguan menjadi terhambat diakibatkan jarak stasiun lingkup DAOP 8 terlalu luas.

3.3 Penilaian Capability Level

  4.1 Analisis Capability Level

  Dari hasil pengisian kuesioner yang telah diisikan oleh dua responden, didapatkan nilai

  7. Tidak adanya rapat unit yang diadakan secara rutin untuk mengevaluasi kinerja yang dilakukan oleh Unit SI 4.

  2

  capability level pada setiap proses subdomain.

  Tabel 7 merupakan penjelasan pada masing- masing proses subdomain terkait level yang dicapai saat ini dengan level target yang diharapkan perusahaan.

  Tabel 7. Analisis GAP Keseluruhan Nama Proses Level Saat Ini Level Target Gap EDM04 Ensure Resource

  Optimisation

  2

   PEMBAHASAN

  1 DSS03

  3

  Tabel 5 merupakan tahapan self assessment keempat, berupa catatan ringkasan hasil penilaian yang dilakukan oleh dua responden dengan menyandingkan level target dengan level yang didapat, guna mendapatkan kesenjangan (gap) untuk diberikan pertimbangan yaitu rencana perbaikan proses sehingga mencapai

  infrastruktur dan Aplikasi, prosedur pemeliharaan, dokumen berita

  acara, laporan bulanan, form pemeliharaan end

  user device¸ peta komunikasi, key performance indicator, dokumen panduan

  untuk mengklasifikasikan insiden dan masalah, sistem Monalisa, IT Governance, e-tracking, e-office, Train Management System dan perangkat keras locotrack.

  Hasil pengumpulan data yang didapatkan, telah di validasi menggunakan teknik triangulasi data. Teknik triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan data, guna memastikan bahwa data yang didapatkan benar-benar menjelaskan suatu peristiwa pada penelitian yang dilakukan (Bachtiar, 2010). Penelitian ini menggunakan triangulasi metode, dengan mencocokan hasil wawancara dan hasil observasi dengan hasil kuesioner yang diisi oleh responden.

  Penilaian capability level didapatkan dari perhitungan base practice dan work product. Checklist menjadi patokan dalam perhitungan ini melalui base practice yaitu aktivitas atau pelaksanaan yang dilakukan, serta work product yaitu bukti atau dokumen dari kegiatan yang dihasilkan.

  capability level yang diinginkan perusahaan.

  1 APO07

  Tabel 5. Hasil Ringkasan Penilaian Capability Level Process Name Target Level Process Capability Level

  1

  2

  3

  4

  5 EDM04 (Evaluate Direct Monitor)

  3 APO07 (Manage Human Resource)

  3

  • Manage Human

  Resource

  • Manage Problems

  Dari hasil yang didapatkan dari pengumpulan data, didapatkan temuan hasil pada Daerah Operasi XX yang dijelaskan pada tabel 5.

  3

  2

  3

  1 Pada proses subdomain EDM04 (Ensure Resource Optimsation) level yang dicapai saat

  ini adalah 2, sedangkan level target yang diharapkan perusahaan adalah 3, sehingga nilai

  gap yang dihasilkan adalah 1. Pada proses

  subdomain APO07 (Manage Human Resource)

  level yang dicapai saat ini adalah 2, sedangkan level target yang diharapkan perusahaan adalah

  3, sehingga nilai gap yang dihasilkan adalah 1. Pada proses subdomain DSS03 (Manage

  3 DSS03 (Manage Problems)

3.4 Temuan Hasil Evaluasi

  Problems) level yang dicapai saat ini adalah 2,

  sedangkan level target yang diharapkan perusahaan adalah 3, sehingga nilai gap yang dihasilkan adalah 1.

  Rekomendasi Proses Subdomain EDM04 Rekomendasi pertama, yaitu melakukan perekrutan dan seleksi karyawan baru yang berkompeten di bidang teknologi informasi. Diana L. Stone et al. (2015) berpendapat tujuan diadakan perekrutan karyawan adalah untuk membuat penempatan yang sukses, sedangkan tujuan seleksi adalah untuk mempekerjakan pegawai yang berbakat dan berkembang. Sedangkan Noerlina (2011) berpendapat bahwa ada tiga aspek yang berpengaruh pada tingkat kinerja manusia, salah satunya adalah penempatan karyawan pada posisi yang tepat akan mendorong karyawan tersebut bekerja dengan optimal. Rekomendasi kedua adalah perusahaan dapat mengelola infrastrukturnya dengan cara menyediakan infrastruktur yang cukup memadai dan melakukan regenerasi infrastruktur, sehingga infrastruktur yang yang ada tetap berjalan untuk mendukung tujuan perusahaannya. Rekomendasi ketiga melakukan rapat unit untuk mengevaluasi kinerja unit terkait dengan sumber daya IT.

  APO07 yang pertama melakukan perekrutan dan seleksi karyawan baru yang berkompeten di bidang teknologi informasi. Diana L. Stone et al. (2015) berpendapat tujuan diadakan perekrutan karyawan adalah untuk membuat penempatan yang sukses, sedangkan tujuan seleksi adalah untuk mempekerjakan pegawai yang berbakat dan berkembang. Sedangkan Noerlina (2011) berpendapat bahwa ada tiga aspek yang berpengaruh pada tingkat kinerja manusia, salah satunya adalah penempatan karyawan pada posisi yang tepat akan mendorong karyawan tersebut bekerja dengan optimal. Rekomendasi kedua adalah setelah dilakukan seleksi dan perekrutan pegawai baru, perusahaan dapat melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab secara merata, sehingga tiap karyawan tidak memiliki lebih dari satu tanggung jawab dan dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

  Rekomendasi ketiga adalah mengadakan pelatihan untuk pegawai TI untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan dan keahlian. Noerlina (2011) berpendapat ada tiga aspek yang berpengaruh pada tingkat kinerja manusia, salah satunya adalah perusahaan memberikan pelatihan terhadap karyawan. Dengan diadakannya pelatihan, karyawan dapat meningkatkan kemampuannya, sehingga karyawan siap dalam menghadapi tuntutan kerja. Sedangkan Lejla Turulja dan Nijaz Bajgoric (2017) bependapat bahwa fokus pelatihan adalah untuk mengembangkan keterampilan karyawan terkait leadership,

4.2 Rekomendasi 1.

  teamwork

  atau presentation skills. Rekomendasi keempat adalah meningkatkan tenaga outsourcing pada bidang TI untuk mengurangi beban kerja pegawai Unit SI.

  3. Rekomendasi untuk proses subdomain DSS03 yang pertama adalah melakukan pemerataan tenaga kerja outsourcing yang berkompeten di bidang teknologi informasi yang ditempatkan di tiap stasiun di lingkup DAOP XX, sehingga jika terjadi gangguan di stasiun-stasiun tersebut dapat disegera perbaiki. Rekomendasi kedua adalah perusahaan dapat membentuk tim khusus yang terkait dengan pengelolaan masalah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Mia Musrini (2010) yang berpendapat bahawa pengelolaan masalah ditangani oleh tim operasi TI yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah orang helpdesk yang ditugaskan menerima telpon dan email dari user. Bagian kedua yaitu para teknisi seperti programmer, administrasi sistem (yang berhubungan dengan server atau sistem), atau administrasi jaringan yang bertugas melakukan perbaikan serta mengunjungi tempat kejadian. Rekomendasi ketiga adalah mendokumentasikan semua aktivitas terkait pengelolaan masalah pada unit SI, sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Rekomendasi keempat melakukan rapat unit untuk mengevaluasi hasil kinerja Unit SI.

2. Rekomendasi untuk proses subdomain

  Rekomendasi kelima menyiapkan infrastruktur yang cukup memadai dan melakukan regenerasi infrastruktur untuk meminimalisir keterlambatan perbaikan.

5. KESIMPULAN 1.

  Nilai capability level yang didapatkan dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner untuk proses subdomain EDM04 (Ensure

2. APO07 (Manage Human Resource) dan

  ISACA, 2013B. Self-Assessment Guide : Using Cobit5. USA: Rolling Meadows. Lejla Turulja, N. B., 2017. Information

  621.

  Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences, 6(11), pp. 614-

  Sirkemaa, S., 2015. Towards Information Technology Infrastructure Management .

  Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi . SNATI, pp. A-64 - A-70

  117-122. Putra, M. M., 2010. Manajemen Masalah dalam

  Manusia dalam Mendukung Perencanaan Strategis Perusahaan . ComTech, 2(1), pp.

  1(12), pp. 1687-1696. Noerlina, 2011. Sistem Informasi Sumber Daya

  Informasi Perusahaan Menggunakan COBIT 5 (Studi Kasus : PT Krakatau Steel (Persero) Tbk). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,

  Muhafizh, F & Suprapto & Rokhmawati, R.I., 2017. Evaluasi Sumber Daya Teknologi

  Technology, Knowledge Management and Human Resource Management : Investigating Mutual Interactions towards Better Organizational Performance . Emerals Insight, 48(2), pp. 255-276

  (PAM) : Using Cobit 5. USA: Rolling Meadows.

  Resource Optimisation) berada pada level

  ISACA, 2013A. Process Assessment Model

  ISACA, 2012. Enabling Process. USA: Rolling Meadows.

  Gantz, S., 2014. The Basics of IT Audit. USA: Elsevier Inc.

  Human Resource Management Review . ELSEVIER, 25(2), pp. 216-231.

  46-62. Stone, D.L. dan Deadrick, D.L, dan Lukaszewski, K.M dan Johnson, R., 2015.

  Melalui Triangulasi pada Penelitian Kualitatif . Teknologi Pendidikan, 10(1), pp.

  Bachri, B. S., 2010. Meyakinkan Validitas Data

  3. Rekomendasi yang diberikan untuk proses subdomain EDM04 yang pertama melakukan seleksi dan perekrutan karyawan baru, kedua perusahaan menyediakan infrastruktur yang cukup memadai dan melakukan regenerasi infrastruktur, ketiga melakukan rapat untuk mengevaluasi hasil kinerja unit terkait dengan sumber daya IT. Rekomendasi untuk proses subdomain APO07 yang pertama melakukan seleksi dan perekrutan karyawan baru, kedua perusahaan melakukan pemerataan tugas dan tanggung jawab pegawai, ketiga mengadakan pelatihan untuk pegawai dan keempat meningkatkan tenaga outsourcing . Rekomendasi untuk proses subdomain DSS03 yang pertama melakukan pemerataan tenaga outsourcing di tiap stasiun, kedua membuat tim terkait pengelolaan masalah dan ketiga mendokumentasikan semua aktivitas terkait pengelolaan masalah pada Unit SI, sehingga bisa dilakukan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya, keempat melakukan rapat untuk mengevaluasi hasil kinerja unit SI DAOP XX, kelima menyiapkan infrastruktur yang memadai dan melakukan regenerasi infrastruktur.

  gap yang didapatkan untuk masing-masing subdomain sebesar 1.

  masing subdomain adalah 2, sehingga nilai

  capability level yang dicapai untuk masing-

  EDM04, APO07 dan DSS03 adalah 3. Nilai

  DSS03 (Manage Problem) berada pada level 2.

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process untuk Penentuan Prioritas Kategori Berita (Studi Kasus: LYT Media)

0 0 8

Klasifikasi Penyakit Skizofrenia dan Episode Depresi Pada Gangguan Kejiwaan Dengan Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM)

1 3 8

Pemodelan dan Evaluasi Proses Bisnis Menggunakan Quality Evaluation Framework (QEF) (Studi Kasus : Radjawali Sport)

2 12 10

Implementasi Sistem Klasifikasi Sampah Organik dan Anorganik dengan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

0 0 10

Evaluasi dan Perbaikan Proses Bisnis Dengan Business Process Improvement (BPI), Root Cause Analisys (RCA) dan Quality Evaluation Factor (QEF) Pada Layanan Jasa Untuk Pelanggan (Studi Kasus: Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Aditya Iskandar dan Rekan)

3 5 9

Pemilihan Aturan Fuzzy Inference System Mamdani Menggunakan Algoritme Particle Swarm Optimization Dalam Sistem Penyiraman Otomatis Pada Tanaman Tomat

0 0 10

Sistem Diagnosis Penyakit Pada Tanaman Melon Menggunakan Metode

0 0 6

Peringkasan Teks Otomatis Menggunakan Metode Maximum Marginal Relevance Pada Hasil Pencarian Sistem Temu Kembali Informasi Untuk Artikel Berbahasa Indonesia Nirmala Fa’izah Saraswati1 , Indriati2 , Rizal Setya Perdana3

0 0 9

Kenaf (Hibiscus Cannabinus L.) Menggunakani Metode Extreme Learning Machine (ELM) Pada Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

0 0 9

Rancang Bangun Sistem Informasi Fasilitas dan Penunjang Operasional Berbasis Android (Studi Kasus: Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado)

0 0 8