PENGARUH PENAMPILAN GIGI ANTERIOR BERDASARKAN AESTHETIC COMPONENT DARI IOTN TERHADAP PSIKOSOSIAL REMAJA PADA SISWA SMAN 10 PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PENAMPILAN GIGI ANTERIOR BERDASARKAN

  AESTHETIC COMPONENT DARI IOTN TERHADAP PSIKOSOSIAL REMAJA PADA SISWA SMAN 10 PADANG

1

2 Hazni Viyanti , Susi

  1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

  2 Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas, ABSTRACT

  

Dentofacial esthetics plays an important role in social interaction and psychosocial well-being

because it affects how people perceive themselves and how they are perceived in society. Dentofacial deviation, such a malocclusion has negatively affect the psychosocial well-being especially in adolescents period, when some aspects of the facial appearance and dental esthetics have great important for adolescent’s self-image and self-esteem. This study was aimed to investigate the effect of the anterior teeth appearance on the adolescents psychosocial in SMAN 10 Padang using Aesthetic Component of the IOTN. The subjects of cross-sectional study were 89 students in SMAN 10 Padang using the simple random sampling. Anterior teeth appearance were

assessed by interviewer using the Aesthetic Component of the IOTN. Psychosocial impact was

measured through a self-rated Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Questionnaire (PIDAQ). Data analysis included Spearman correlation test. Significant associations were observed between anterior teeth appearance using Aesthetic Component of IOTN and total score PIDAQ (p < 0,001), dental self-confidence (p < 0,001), social impact (p < 0,05), psychological impact (p < 0,05), and esthetic concern (p < 0,05). Anterior teeth appearance has a psychological impact in adolescents using Aesthetic Component of the

  IOTN. Therefore, it seemed necessary to improve dental esthetic on adolescents for prevent the disturbance on their psychosocial development.

  Key word: Dental appearance, AC IOTN, psychosocial, adolescents, PIDA 1 Affiliasi penulis : Mahasiswa Fakultas

  Bagian tubuh yang sangat 2 Kedokteran Gigi Universitas Andalas, Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi mempengaruhi penilaian orang lain

  Universitas Andalas

  adalah wajah. Wajah merupakan bagian

  Korespondensi : Hazni email: hazniviyanti@gmail.com

  yang paling sering diperhatikan dan

  PENDAHULUAN

  menjadi karakter fisik yang penting Penampilan fisik mempunyai dalam perkembangan citra diri dan harga

  2

  peranan yang besar dalam interaksi diri . Penampilan wajah, terutama pada sosial. Orang yang berpenampilan bagian mata dan mulut, memiliki menarik mempunyai banyak keuntungan tingkatan tertinggi dalam mempengaruhi

  3

  sosial karena penampilan fisiknya. Eagly, persepsi estetika seseorang . Menarik dkk menyatakan, orang yang atau tidaknya wajah dapat dipengaruhi

  1 berpenampilan menarik dipersepsikan oleh senyum dan penampilan gigi .

  lebih popular, suka bergaul, terbuka, Estetik dentofasial berperan dalam

  1

  tegas, dan tampak bahagia . hubungan sosial dan kesehatan psikologis. Hal ini mempengaruhi bagaimana seseorang menilai dirinya dan bagaimana masyarakat menilainya

  4 .

  . Penderita maloklusi kerap menerima respon yang tidak menyenangkan dari orang lain seperti sering mendapat ejekan atau julukan

  . Pada masa ini terjadi pembentukan identitas diri dan pembentukan peran dalam hubungan sosial

  10

  Remaja adalah fase perubahan dari anak-anak menjadi orang dewasa. Remaja akan mengalami masa transisi yang ditandai adanya perubahan fisik, psikis, dan psikososial

  10 .

  . Hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan diri seseorang terutama pada masa remaja, dimana seseorang sedang mencari jati dirinya

  2

  , tidak percaya diri, tidak nyaman dalam interaksi sosial, kurang bahagia dan kerap membanding- bandingkan diri dengan orang lain

  9

  Shaw mengatakan penderita maloklusi menjadi sosok yang pemalu karena susunan giginya dan cenderung mempunyai popularitas yang rendah. Dampak psikologis akibat maloklusi membuat penderita merasa rendah diri, susah untuk beradaptasi, mengalami gangguan emosi

  8 .

  2

  Shaw, dkk mengatakan penampilan gigi mempengaruhi persepsi orang lain mengenai kelas sosial, popularitas, pertemanan, dan inteligen

  . Maloklusi terutama pada gigi anterior, sering terlihat pada saat komunikasi, bicara dan tersenyum sehingga mudah disadari keberadaannya

  7

  Maloklusi tidak hanya mempengaruhi fungsi rongga mulut dan penampilan gigi, tetapi juga sosial, psikologis, dan ekonomi

  . Hasil penelitian Oktavia Dewi tahun 2007 pada remaja SMU kota Medan menemukan 60,5% mengalami maloklusi. Penelitian ini juga menunjukkan 41,89% remaja mengalami gigi berjejal untuk segmen anterior rahang bawah dan rahang atas 30,75% serta kelainan jarak gigit dialami 35,56% remaja.

  6

  Beberapa studi epidemiologi yang dilakukan pada remaja Amerika Serikat dilaporkan 11% remaja umur 12-17 tahun mempunyai oklusi normal, 34,8% mempunyai maloklusi ringan, 25,2% mempunyai maloklusi berat sehingga beberapa kasus memerlukan perawatan

  Kelainan estetik dentofasial seperti maloklusi merupakan salah satu masalah kesehatan dunia .

  1 .

  . Hal ini juga sesuai dengan penelitian Kanazawa (2004) yang mengatakan orang yang memiliki penampilan fisik yang menarik merasa mempunyai inteligen dan integritas yang lebih baik daripada teman sebayanya yang mempunyai penampilan kurang menarik

  5

  3 . Siswa SMA terdiri dari individu- individu yang berusia sekitar 15-18 tahun yang sedang menjalani masa remaja

  11 .

  Pada masa remaja, beberapa aspek pada penampilan wajah dan estetik gigi geligi menjadi hal yang sangat penting bagi penampilan dan penilaian dirinya

  12 .

  Shaw, dkk menyatakan bahwa jika seseorang merasa tidak puas dengan penampilan gigi sejak usia kanak-kanak, kemungkinan besar akan tetap dirasakan sepanjang hidupnya

  5 .

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penampilan gigi anterior tehadap psikososial remaja. Penelitian dilakukan pada murid SMA 10 di kota Padang. Penampilan gigi anterior dinilai berdasarkan Aesthetic Component dari IOTN psikososial dinilai berdasarkan kuesioner PIDAQ.

MATERI DAN METODE

  Dental Health Component (DHC) dan Aesthetic component

  keadaan psikososial yang lebih baik dari aspek rasa percaya diri, aspek sosial, psikologis, dan estetik daripada orang yang penampilan gigi kurang baik.

  Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Berdasarkan rumus formula sederhana

  Sampel pada penelitian ini siswa SMAN 10 Padang yang memenuhi kriteria sampel penelitian yaitu tidak menggunakan pesawat orthodonti, tidak pernah perawatan orthodonti, dan tidak menggunakan gigi tiruan. Siswa yang mengalami kehilangan gigi anterior, mempunyai gigitan silang anterior, dan tidak berada di sekolah pada saat pengumpulan data tidak diikutsertakan dalam penelitian.

  IOTN terhadap psikososial remaja. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan studi cross sectional.

  dari

  Component

  Kajian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penampilan gigi anterior berdasarkan Aesthetic

  Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) merupakan merupakan

  Component of Index of Orthodontic Treatment Need grade 1) mempunyai

  (AC). Aesthetic

  . Pada penelitian Khan dan Fida (2008) menyebutkan orang yang mempunyai penampilan gigi yang baik (Aesthetic

  13

  memeriksa keadaan estetik dari suatu maloklusi yang mungkin berdampak pada kondisi psikososial pasien

  salah satu alat ukur yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kebutuhkan perawatan ortodonti yang terdiri dari

  . Aesthetic

  9

  keadaan estetika seseorang sebelum dilakukan perawatan ortodonti

  component dari IOTN dapat mewakili

  Component dikembangkan untuk dari Slovin didapatkan jumlah sampel 89 orang siswa.

PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN

DATA PRIMER

  Data primer dikumpulkan dengan dengan cara observasi atau pemeriksaan, pengukuran, wawancara, pengamatan, dan dengan menggunakan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan adalah identitas responden, penampilan gigi anterior responden, dan keadaan psikososial responden.

  Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data siswa dari bagian tata usaha SMAN 10 Padang.

  Peneliti melakukan observasi terhadap penampilan gigi subjek penelitian. Peneliti membandingkan penampilan gigi subjek saat beroklusi sentrik dengan 10 foto standar Aesthetic

  Component dari

  IOTN, kemudian memilih foto yang paling mendekati penampilan gigi subjek. Peneliti mendokumentasi tampilan gigi anterior subjek dalam posisi oklusi sentrik menggunakan kamera. Selanjutnya, subjek penelitian mengisi kuesioner PIDAQ setelah mendapat penjelasan mengenai cara pengisisan kuesioner. Pengisian kuesioner didampingi oleh peneliti.

  Pengukuran variabel penampilan gigi anterior memakai skala ordinal. Variabel penampilan gigi anterior diukur menggunakan indeks

  Aesthetic Component

  IOTN. Indeks ini digunakan karena AC IOTN digunakan untuk mengukur keadaan estetika gigi dan hambatan estetika gigi dari suatu maloklusi menggunakan foto standar yang diambil dari aspek anterior sehingga dapat mewakili tampilan gigi anterior responden. Foto standar Aesthetic sedikit setuju, nilai 2 bila responden atau tidak. Pengaruh penampilan gigi menjawab agak setuju, nilai 3 bila anterior berdasarkan Aesthetic responden menjawab setuju, dan nilai 4 Component dari IOTN terhadap keadaan bila responden menjawab sangat setuju. psikososial dianalisis menggunakan uji

DATA SEKUNDER

  Component

  IOTN yang terdiri dari 10 buah foto dengan grade 1-10. Foto nomor satu menunjukkan estetika gigi yang sangat baik dan foto nomor sepuluh estetika gigi sangat tidak baik.

  Pengukuran variabel keadaan psikososial menggunakan skala numerik. Variabel keadaaan psikologis diamati menggunakan instrument kuisioner PIDAQ (Psychosocial Index Dental

  Aesthetics Quetionnaire ) terdiri dari

  aspek rasa percaya diri, dampak sosial, dampak psikologis, dan dampak estetik yang diisi oleh responden. Untuk pertanyaan mengenai dampak sosial, dampak psikologis, dan dampak estetik dilakukan penilaian dengan ketentuan nilai 0 bila responden menjawab tidak setuju, nilai 1 bila responden menjawab

  Untuk pertanyaan mengenai aspek statistik Spearman. Signifikan atau rasa percaya diri dilakukan dengan tidaknya pengaruh variabel independen penilaian nilai 4 bila responden terhadap variabel dependen dapat dilihat menjawab tidak setuju, nilai 3 bila dari nilai p, bila p < 0,05 berarti terdapat responden menjawab sedikit setuju, nilai pengaruh yang bermakna. 2 bila responden menjawab agak setuju, HASIL DAN PEMBAHASAN nilai 1 bila responden menjawab setuju, Hasil penelitian menunjukkan dan nilai 0 bila responden menjawab penempilan gigi anterior berdasarkan sangat setuju. Hasil pengukuran variabel indek AC IOTN paling banyak adalah keadaan psikososial didapatkan dengan grade 1 sebesar 31,5% dan yang paling menjumlahkan keseluruhan skor dari sedikit adalah grade 10.

  Tabel 1.

  butir pertanyaan kuesioner. Semakin Gambaran penampilan gigi anterior responden berdasarkan Aesthetic besar nilai skor total, semakin berdampak

  Component dari IOTN

  negatif terhadap keadaan psikososial Penampilan Jumlah Persentase responden.

  Gigi (%)

  Analisis Data

  Anterior Analisis Univariat dilakukan untuk

  Grade

  1 28 31,5 menggambarkan/mendeskripsikan

  Grade

  2 12 13,5 karakteristik masing-masing variabel

  Grade

  3 17 19,1 yang diteliti yaitu variabel independen

  Grade

  4 9 10,1 (penampilan gigi anterior berdasarkan

  Grade

  5 1 1,1

  Aesthetic Component

  dari IOTN) dan

  Grade

  6 9 10,1 variabel dependen (keadaan

  Grade

  7 4 4,5 psikososial/hasil skor kuesioner). Data

  Grade

  8 8 9,0 disajikan secara deskriptif dalam bentuk

  Grade

  9 tabel.

  Grade

  10 1 1,1 Analisis Bivariat dilakukan untuk

  Total 89 100,0 melihat pengaruh variabel dependen Menurut Brook dan Shaw (1989) terhadap independen apakah signifikan pengaruh yang signifikan terhadap keadaan psikososial remaja pada siswa

  Aesthetic Component dari IOTN memiliki

  IOTN memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keadaan psikososial remaja pada siswa SMAN 10 Padang.

  10 1 82,00 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil skor total PIDAQ siswa SMAN 10 Padang paling tinggi pada responden yang mempunyai grade

  10 AC IOTN dan paling rendah pada

  grade

  1 AC IOTN. Ditinjau dari rasa percaya diri ditemukan rata-rata skor paling tinggi pada grade 10 AC IOTN dan terendah pada grade 1 AC IOTN. Dilihat dari aspek dampak sosial didapatkan rata-rata skor paling tinggi pada grade 10 AC IOTN dan terendah pada grade 2 AC IOTN. Pada aspek dampak psikologis didapatkan rata-rata skor paling tinggi pada grade 10 AC

  IOTN dan paling rendah pada grade 1 AC IOTN. Ditinjau dari aspek dampak estetik didapatkan rata-rata skor paling tinggi pada grade 5 dan grade 10 AC

  IOTN dan terendah pada grade 3 AC

  IOTN. Semakin tinggi skor, maka semakin berdampak negatif terhadap keadaan psikososial.

  Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa penampilan gigi anterior berdasarkan Aesthetic Component dari

  Tabel 3. Pengaruh penampilan gigi

  Grade

  anterior berdasarkan Aesthetic

  Component

  dari

  IOTN terhadap psikososial remaja pada siswa SMAN 10 Padang

  Variabel N Koefisien Korelasi

  P Skor total

  PIDAQ 89 0,391 0,000*

  Hasil penelitian menunjukkan penampilan gigi anterior berdasarkan

  9 Grade

  8 8 40,38

  tinggi berdasarkan Aesthetic Compnen dari IOTN. Hasil studi epidemiologi menyatakan maloklusi yang paling banyak ditemukan adalah maloklusi ringan

  2 12 29,17

  14 .

  Tabel 2. Hasil skor kuesioner PIDAQ

  AC

  IOTN N Hasil Skor Kuesioner

  PIDAQ (Mean) Skor Total PIDAQ

  Grade

  1 28 24,07

  Grade

  Grade

  Grade

  3 17 30,24

  Grade

  4 9 27,44

  Grade

  5 1 66,00

  Grade

  6 9 34,56

  Grade

  7 4 43,25

  • p < 0,01
SMAN 10 Padang. Penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi grade AC IOTN maka semakin tinggi skor total PIDAQ yang menunjukkan semakin tidak baik estetika maka semakin tinggi dampak negatif terhadap keadaan psikososial responden. Grade AC IOTN yang semakin tinggi menunjukkan keadaan estetika yang semakin rendah.

  Wajah merupakan bagian yang paling sering diperhatikan dan menjadi karakter fisik yang penting dalam perkembangan citra diri dan harga diri

  2 .

  Bagian wajah sangat mempengaruhi penampilan fisik adalah mata dan mulut

  14

  . Penampilan gigi dan mulut berpengaruh terhadap kehidupan psikososial seseorang dan relasi dengan orang lain, yaitu bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, bagaimana orang lain menilainya, dan bagaimana mereka bergaul, hal ini akan mempengaruhi citra diri, harga diri, dan kesejahteraan sosial

  15 .

  Sarver (2005) menyatakan orang yang mempunyai gangguan estetik seperti maloklusi cenderung menerima respon yang tidak menyenangkan dari orang lain sehingga menimbulkan rasa rendah diri. Selain itu, penderita maloklusi akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan mengalami gangguan emosi. Soh, dkk menyatakan maloklusi terutama pada gigi anterior menyebabkan konsep diri yang negatif

  2

  . Menurut Calhoun dan Acocella (1995), ciri konsep diri yang negatif adalah peka terhadap kritik, cenderung merasa tidak disukai orang lain, dan pesismis, pandangan yang tidak teratur terhadap diri sendiri, dan tidak memiliki kestabilan. Kondisi seperti ini sering sekali ditemukan pada remaja

  16 .

  Pada hasil penelitian ini ditemukan responden yang mempunyai tampilan gigi dengan grade yang semakin tinggi merasakan dampak psikososial yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai tampilan gigi dengan

  grade yang semakin rendah.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Carlos Bellot, dkk (2013) pada remaja di Spanyol, dimana terdapat pengaruh yang signifikan antara grade

  Aesthetic Component dari IOTN dengan

  skor PIDAQ remaja. Hasil serupa juga ditemukan pada penelitian Paula, dkk (2009) pada remaja di Brazil dimana terdapat hubungan yang signifikan antara maloklusi dan psikososial.

  Penelitian Arsie (2012) pada remaja awal di Jakarta menemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap psikososial. Penelitian Arsie dilakukan pada SMP 51 dan SMP 159 Jakarta Timur. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan karena lingkungan berpengaruh terhadap kesejahteraan sekolah dan lingkungan sosial yang tidak psikososial. mengutamakan penampilan untuk KESIMPULAN bersosialisasi. Selain itu, latar belakang

  1. Gambaran penampilan gigi anterior sosial ekonomi responden yang berbeda responden berdasarkan Aesthetic

  Component

  mungkin juga mempengaruhi hasil dari IOTN paling banyak penelitian. Namun, pada penelitian ini pada grade 1 yaitu estetika gigi paling faktor demografi dan sosial ekonomi tinggi responden tidak dikontrol. Status sosial

  2. Terdapat pengaruh yang signifikan ekonomi mempengaruhi kemampuan antara penampilan gigi anterior untuk mendapatkan dan melakukan berdasarkan Aesthetic Component perawatan estetika gigi. Keluarga yang dari IOTN terhadap psikososial mempunyai kemampuan ekonomi yang remaja pada siswa SMAN 10 Padang lebih tinggi bisa mendapatkan perawatan SARAN dengan mudah supaya mempunyai 1.

  Disarankan kepada siswa SMAN 10 penampilan wajah yang lebih baik dan Padang agar meningkatkan estetika mencegah gangguan pada penampilan gigi dengan konsultasi ke dokter gigi gigi. Hal ini berhubungan dengan untuk mencegah timbulnya kedudukan sosial yang bermartabat dan gangguan perkembangan psikososial

  9 jabatan .

  akibat penampilan gigi. Selain itu, Pada penelitian Mahmood dan disarankan untuk menjaga

  Karem (2013) menunjukkan bahwa skor kebersihan gigi dan mulut untuk PIDAQ semakin tinggi pada maloklusi mencegah dampak lain dari yang semakin berat. Hasil penelitian maloklusi seperti karies dan penyakit tersebut didukung oleh Mandall, dkk periodontal. (1999) yang menemukan bahwa anak 2. penelitian selanjutnya,

  Pada yang lebih membutuhkan perawatan disarankan untuk menggunakan orthodonti merasakan dampak psikososial metode Dental Health Component

  7

  yang lebih besar . Berdasarkan hasil dari IOTN serta hubungannya penelitian ini dan didukung oleh beberapa dengan psikososial. penelitian dapat disimpulkan bahwa 3. penelitian selanjutnya,

  Pada penampilan gigi anterior berdasarkan disarankan untuk meneliti tentang

  Aesthetic Component

  dari

  IOTN pengaruh faktor-faktor estetik lain seperti warna gigi, bentuk gigi, proporsi gigi, dan proporsi wajah terhadap psikososial.

  KEPUSTAKAAN 1.

  Mosby Elsevier. St Louis.

  Teori-Teori Psikologi . Ar-Ruzz Media.

  16. Ghufron, M. Nur & S, Rini Risnawati (2010).

  Individual’s Oral Health-Related Quality of Life?”. Oral Health Prev Dent. Vol 5: 3-12.

  14. Hunt, Orlagh, dkk (2002) “ The Aesthetics Component of the Index of the Index of Orthodontic Treatment Need Validated Againts Lay Opinion” European Journal of Orthodontics. Vol 24: 53-59 15. Traebert, Eliane S.A. & Peres, Marco Aurelio (2007). “Do Malocclusions Affect the

  . Oxford University Press. New York

  13. Mitchell, Laura (1998). An Introduction of Orthodontics

  “Effect of Anterior Teeth Display During Smiling on The Self-Perceived Impacts of Malocclusion in Adolescents”. Angle Orthodontist. Vol. 81(3): 540-545.

  12. Paula, Delcides Ferreira. Jr, dkk (2011).

  11. Rohayati, Iceu (2011). “Program Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa”. Diakses 19 Oktober 2013; http://www.jurnal.upi.edu

  Bogor.

  10. Dariyo, Agoes (2004). Psikologi Perkembangan Remaja . Ghalia Indonesia.

  Contemporary Orthodontics . Edisi ke 4.

  Kershaw, S, dkk (2008). “The Influence of Tooth Colour on the Perception of Personal Characteristics Among Female Dental Patients: Comparisons of unmodified, Decayed, and Whitened teeth”. British Dental Journal. Vol. 204: E9.

  9. Proffit, William R., dkk (2007).

  (2005). Orthodontics Current Principles and Techniques. Edisi ke 4. Elsevier Mosby. St Louis.

  8. Sarver, David M. & Proffit, William R.

  International Journal of Health and Rehabilitation Sciences. Vol. 2: 28-37.

  7. Mahmood, Trefa M. Ali & Kareem, Fadil Dental Aesthetics for Kurdish Young Adults Seeking Orthodontic Treatment”.

  6. Dewi, Oktavia (2008). “Analisis Hubungan Maloklusi dengan Kualitas Hidup pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007”. Tesis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan

  Biomechanics and Esthetic Strategies in Clinical Orthodontics. Elsevier Saunders. St Louis.

  5. Nevin, Jill Bennet & Keim, Robert (2005).

  4. Barnabe, Eduardo & Flores-Mir, Carios (2007). “Influence of Anterior Occlusal Characteristics on Self-perceived Dental Appearance in Young Adults”. Angle Orthodontist. Angle Orthodontist. Vol. 77(5): 831-836.

  3. Arsie, Risa Yunia (2012). “Dampak Berbagai Karakteristik Oklusi Gigi Anterior terhadap Status Psikososial Remaja Awal (Penelitian Epidemiologi pada Remaja Awal di SMP 51 dan SMP 195 Jakarta Timur)”. Tesis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jakarta.

  “Assessment of Psychosocial Impact of Dental Aesthetics. Journal of The College of Physicians and Surgeons Pakistan”. Vol. 18(9): 559-564.

  2. Khan, Munizeh & Fida, Mubassar (2008).

  Yogjakarta.