PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD

  PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD Winaldy Arifin, Hery Kresnadi, Asmayani Salimi

  PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

  email: arifinwinaldy@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

  siswa dengan menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri

  24 Pontianak Tenggara. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas (PTK) dan bersifat penelitian kolaboratif. Subjek penelitian ini ialah guru dan 30 siswa kelas V. Berdasarkan penelitian diperoleh rata- rata hasil belajar siswa pada siklus I 66,07, pada siklus II 74,48, pada siklus

  III 76,67, dan pada siklus IV 84,67. Jadi penerapan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelctual (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Kata kunci : Hasil Belajar, Pendekatan Somatic Auditory Visual

Intelectual (SAVI), Ilmu Pengetahuan Alam

  

Abstract : This research aims to determine the improvement of the student

  learning outcomes by using Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) approach on Natural Sciences in grade V of Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara. The research method that used is descriptive method. The research design used is classroom action research and the types is collaborative research. The subjects in this research were teacher and 30 students of grade V. Based on the research, the average of students learning outcomes at the first cycle was 66,07 , at the second cycle was 74,48, at the third cycle was 76,67, and at the fourth cycle was 84,67. So the implementation of Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) approach could improved the students learning outcomes.

  Keywords: Student Learning Outcomes, Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) Approach, Natural Science embelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejal an dengan BSNP (2006) bahwa “ IPA

  P

  berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

  IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. Dari keterampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori.Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah, untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan besikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada ketrampilan proses dan sikap ilmiah.

  Pelaksanaan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya menggunakan strategi dan model pembelajaran yang bervariasi untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. IPA mempelajari tentang alam sekitar dan terdapat sumber belajar yang dekat dengan kehidupan siswa. Untuk mengoptimalkan pemrosesan pengetahuan sebaiknya dalam pembelajaran selalu menghadirkan media maupun alat bantu pembelajaran.Kemampuan intelektual siswa haruslah dipupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap siswa dapat berkembang secara optimal. Menurut Jean Piaget (dalam Mohammad Asrori, 2009: 67) ada empat tahap perkembangan kognitif yakni tahap sensori- motoris, tahap praoperasional, tahap operasional konkrit, serta tahap operasional formal. Untuk siswa Sekolah Dasar dengan rentang usia 7-11 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkrit. Jean Piaget (dalam Mohammad Asrori, 2009: 69) memberikan contoh jika seorang anak pada tahap operasional konkret diberikan segumpal tanah liat, maka ia dapat menyadari bahwa segumpal tanah liat itu dapat dijadikan suatu bentuk tertentu karena imajinasinya. Akan tetapi sistem pengajaran di sekolah yang umumnya menghendaki siswa agar mengerjakan tugas sesuai dengan perintah dan petunjuk guru menyebabkan fungsi imajinatif yang sebelumnya telah berkembang baik menjadi agak terhambat karena kurang mendapat rangsangan.

  Untuk mengetahui kenyataan di lapangan, peneliti melaksanakan observasi awal terhadap 30 orang siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara pada tanggal 21 September 2015 bahwasanya pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA kenyataan yang terjadi ialah IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara masih dilakukan dengan cara konvensional menggunakan metode ceramah. Kemudian peneliti melakukan wawancara terhadap wali kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara mengenai hasil belajar siswa, diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa kelas V ialah 62,33 sedangkan kriteria ketuntasan minimun pada pembelajaran IPA di sekolah tersebut ialah 70,00. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah rata-rata KKM dan perlu untuk ditingkatkan.Meninjau permasalahan yang ditemukan pada pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional siswa masih belum mampu mencapai rata-rata kriteria ketuntasan minimum.

  Untuk memecahkan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara , peneliti ingin mencobakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara membawa siswa belajar dengan bergerak, berbicara, berbuat, untuk menghadirkan pengalaman serta pembelajaran yang bermakna bagi siswa.Pendekatan SAVIialah pendekatan pembelajaran yang menghadirkan pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera siswa, memungkinkan siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara melibatkan tidak hanya aktifitas fisik namun juga aktifitas intelektual siswa. Menutut Rahmani Astuti (2004), belajar yang lebih baik,menarik dan efektif, mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa dan membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.

  Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik benang merah bahwa dari permasalahan-permasalahan yang telah ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri

  24 Pontianak Tenggara, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara”.

  METODE

  Metode penelitian merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah ataupun cara menegembangkan ilmu penegetahuan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Karena jika metode yang tidak dilakukan dengan sesuai maka akan sulit menjawab permasalahan yang menjadi tujuan dari suatu penelitian. Menurut

  Sugiyono (2013:3), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu “Menurut Musfiqon (2012: 14), “Metode penelitian merupakan langkah dan cara dalam mencari, merumuskan, menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam penelitian”. Jadi metode dalam penelitian pada dasarnya merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan.

  Hadari Nawawi (2012: 66) mengemukakan bahwa ada empat metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian yaitu metode deskriptif, metode historis, metode filosofis, dan metode eksperimen. Berdasarkan empat metode yang telah dipaparkan maka dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hadari Nawawi (2012:67),

  “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain ) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2012:26) mengemukakan, “Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang fenomena yang diteliti, misalnya kondisi sesuatu atau kejadian, disertai dengan informasi tentang faktor penyebab sehingga mungkin muncul kejadian yang dideskripsikan secara rinci, urut, dan jujur

  ”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini metode penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan SAVI di kelas VB Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara.

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ). Menurut Iskandar, (2012:20)”

  Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action

  

research ) yang dilakukan oleh guru dan dosen dikelas (sekolah dan perguruan

  tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas”. Sedangkan menurut Menurut Suyanto (2009: 9), “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional”. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan melakukan refleksi diri melalui tindakan kelas serta untuk memperbaiki cara mengajar yang dilakukan oleh guru menjadi lebih baik dan maksimal.

  Berdasarkan bentuk penelitian yakni penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini bersifat kolaboratif atau collaborative action research. Menurut Iskandar (2009: 26) penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif dalam pengertian usulan harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan. Kemudian Suharsimi Arikunto (2012: 62) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, peserta didik, dll) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan (action). Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPA Kelas V di Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara Peneliti bersama guru mengadakan

  

sharing dan bekerjasama dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang akan

  digunakan oleh peneliti yaitu Pendekatan SAVI sehingga pembelajaran yang akan dilakukan guru kolaborasi akan lebih terfokus dan tearah dengan harapan.

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Komplek Untan Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan 30 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

  Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam setiap siklusnya menurut Suharsimi Arikunto (2012: 16) terbagi kedalam empat tahapan yakni tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) .Pelaksanaan tahapan pada siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara teratur. Alur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa kegiatan yang dapat dilihat pada bagan berikut.

  Perencanaan Refleksi

  Siklus I

  Pelaksanaan Pengamatan

  Perencanaan Refleksi Siklus II

  Pelaksanaan Pengamatan

  ?

Skema 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

  Sumber. Suharsimi Arikunto (2012: 16) Tahapan-tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Tahap perencanaan, dalam tahap ini peneliti berkolaborasi dengan Ibu Lilis Suryani, S.Pd.SD selaku wali kelas V di Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan, menyusun rancangan pembagian kelompok, merancang tata ruang kelas, menyiapkan lembar observasi berupa

  IPKG 1, IPKG 2, dan lembar observasi hasil belajar siswa. 2) Tahap pelaksanaan, dalam tahap pelaksanaan hal yang dilakukan ialah pengimplementasian rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya di tahap perencanaan. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru memberikan perlakuan kepada siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara. 3) Tahap pengamatan, pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan IPKG 1 untuk mencatat kemampuan guru dalam merencanakan pembelajran, IPKG 2 untuk mencatat kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta soal tes formatif sebagai alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Pengamatan dilaksanakan menggunakan teknik observasi langsung dan teknik studi dokumenter. 4) Tahap refleksi, pada tahap refleksi hal yang dilakukan ialah penafsiran, pemaknaan, dan evaluasi atas segala tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya beserta hambatan-hambatan serta memikirkan kembali upaya perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Refleksi dilaksanakan memutuskan sekiranya pelaksanaan penelitian akan dihentikan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya.

  Hadari Nawawi (2012: 100) menyatakan ada enam teknik pengumpul data yakni sebagai teknik observasi langsung, teknik observasi tidak langsung, teknik komunikasi langsung, teknik komunikasi tidak langsung, teknik pengukuran, dan teknik studi dokumenter atau bibliographis. Dari keenam teknik tersebut ada dua teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni: 1) Teknik Observasi Langsung. Menurut Hadari Nawawi (2012: 100) teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya seara langsung pada tempat kejadian. Dalam penelitian ini teknik observasi langsung digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran menggunakan alat pengumpul data berupa Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1), kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan alat pengumpul data berupa Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2). 2) Teknik Studi Dokumenter. Menurut Hadari Nawawi (2012: 101) teknik studi dokumenter/bibliographis adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku koran, majalah dan lain-lain.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

  Hasil Penelitian Siklus I sebagai berikut: 1.

  Perencanaan Siklus I Melakukan diskusi bersama guru kolaborator untuk membahas tentang waktu pelaksanaan siklus I, menyepakati materi yang akan dipelajari menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) tentang cahaya merambat lurus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI), menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran, mendiskusikan pembagian kelompok belajar, penjelasan mengenai alat pengumpul data dari peneliti kepada guru kolaborator.

2. Pelaksanaan Siklus 1

  Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2016 sejak pukul 07.00-08.10 WIB dengan jumlah siswa hadir 28 orang. Kegiatan dalam pelaksanaan siklus I dilakukan sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, namun masih ada beberapa hal yang tidak tercapai yang akan dipaparkan pada tahap refleksi siklus I.

3. Pengamatan Siklus I Pengamatan siklus I dilaksanakan dengan guru kolaborator sebagai pengamat.

  Pengamatan dilakukan guna mengumpulkan data-data penelitian menggunakan alat pengumpul data berupa instrumen penilaian kinerja guru 1, instrumen penilaian kinerja guru 2, lembar observasi interaksi edukatif, sebagai berikut.

  a.

  Kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor 3,26 termasuk ke dalam kategori baik.

  b.

  Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor 3,21 termasuk ke dalam kategori baik.

  c.

  Hasil belajar siswa pada siklus 1 akan disajikan pada tabel 1 sebagai berikut.

  

Tabel 1

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

Nilai Frekuensi Keterangan

Turus f.x

  

(x) (f) T TT

∑ ∑

  40 |||| 4 160 TT - -

  4 50 |||| || 7 350 - - TT

  7 60 |||| 4 240 TT - -

  4 80 |||| ||||

  9

  9 - - 720 TT 90 || 2 180 TT 2 - - 100 || 2 200 TT

  2 - - Jumlah 28 1.850

  13

  15 Rata-Rata 66,07 Persentase 46,43% 53,57%

  Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) pada siklus I memiliki nilai rata-rata 66,07.

  Dengan nilai KKM 70, terdapat 13 siswa atau 46,43% tuntas dan 15 siswa atau 53,57% tidak tuntas.

4. Refleksi Siklus I

  Berdasarkan refleksi siklus I ditemukan kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kelebihan dan kekurangan yang ditemukan diantaranya ialah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran sebelum menggunakan pendekatan Somatic

  Auditory Visual Intelectual (SAVI), selain itu persentase ketuntasan siswa masih tergolong rendah serta kemampuan manajemen kelas dan manajemen waktu masih kurang baik sehingga perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Hasil Penelitian Siklus II sebagai berikut : 1.

  Perencanaan Siklus II Pada perencanaan siklus II hal yang dilakukan diantaranya ialah peneliti melakukan pertemuan dengan guru kolaborator untuk mendiskusikan tentang rencana perbaikan untuk siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan

  Somatic Auditory Visual Intelectual

  (SAVI) tentang materi cahaya menembus benda bening, mempersiapkan media dan alat bantu pembelajaran, menyiapkan alat pengumpul data berupa instrumen penilaian kinerja guru 1, instrumen penilaian kinerja guru 2, serta lembar observasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan Siklus II

  Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 09 April 2016 dengan jumlah siswa hadir 29 orang. Siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan dan langkah-langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

3. Pengamatan Siklus II

  Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator, hasil pengamatan siklus II akan dijabarkan sebagai beriku.

  a.

  Kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada siklus II mendapatkan skor 3,34 termasuk ke dalam kategori baik.

  b.

  Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus II mendapatkan skor 3,31 termasuk ke dalam kategori baik.

  c.

  Hasil belajar siswa pada siklus II akan disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut.

  Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Nilai Frekuensi Keterangan

Turus f.x

  

(x) (f) T TT

∑ ∑

  50 || 2 - - 100 TT

  2 55 || 2 110 TT - -

  2 60 |||| 4 240 - - TT

  4 65 |

  1

  65 TT - -

  1 70 |||| 5 350 T 5 - - 75 |||| 4 300 T

  4 - - 80 |

  1

  80 T 1 - - 85 ||| 3 255 T

  3 - - 90 |||| 4 360 T 4 - - 3 300 T

  3 - - 100 ||| Jumlah 29 2.160

  20

  9 Rata-Rata 74,48 Persentase 68,97% 31,03% Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan Somatic Auditory

  Visual Intelectual (SAVI) di siklus II memiliki nilai rata-rata 74,48.

  Dengan nilai KKM 70, terdapat 20 siswa atau 68,97% tuntas dan 9 siswa atau 30,03% tidak tuntas.

  4. Refleksi Siklus II Pada refleksi siklus II ditemukan kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran diantaranya ialah adanya peningkatan skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran, skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dan rata-rata hasil belajar siswa serta persentase ketuntasan belajar siswa dibadingkan pada siklus I. Kemudian kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan siklus I telah dapat diminamilisir pada siklus II.

  Kekurangan yang ditemukan pada siklus II ialah masih ada 31,03% siswa siklus III.

  Hasil Penelitian Siklus III sebagai berikut : 1.

  Perencanaan Siklus III Peneliti berdiskusi dengan guru kolaborator mengenai rencana perbaikan pelaksanaan siklus III berdasarkan kekurangan dan kelebihan yang ditemukan pada siklus II, mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) pada materi cahaya dapat dipantulkan, menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran, serta menyiapkan alat pengumpul data berupa IPKG 1, IPKG 2, dan lembar observasi hasil belajar siswa.

  2. Pelaksanaan Siklus III Siklus III dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 12 April 2016 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 30 siswa. Siklus III dilaksanakan sesuai langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus III setiap langkah-langkah pembelajaran telah dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu, kegiatan siswa dalam belajar sudah lebih terarah.

  3. Pengamatan Siklus III Hasil pengamatan pada siklus III akan dijabarkan sebagai berikut: a.

  Kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada siklus III mendapatkan skor 3,38 termasuk ke dalam kategori baik sekali.

  b.

  Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus III mendapatkan skor 3,44 termasuk ke dalam kategori baik. c.

  Hasil belajar siswa pada siklus III disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut.

  Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III

Nilai Frekuensi Keterangan

Turus f.x

  

(x) (f) T TT

∑ ∑

  7 420 - TT

  • 60 |||| ||

  7

  70 5 350 T

  5 - - |||| 80 |||| |||| | 11 880 - - T

  11 90 |||| 5 450 T 5 - - 100 ||

  2

  2 - - 200 T Jumlah 30 2.300

  23

  7 Rata-Rata 76,67 Persentase 76,67% 23,33%

  Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual

  Intelectual

  (SAVI) di siklus III memiliki nilai rata-rata 76,67. Dengan nilai KKM 70, terdapat 23 siswa atau 76,67% tuntas dan 7 siswa atau 23,33% tidak tuntas.

  4. Refleksi Siklus III Pada refleksi siklus III ditemukan kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran diantaranya ialah adanya peningkatan skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran, skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dan rata-rata hasil belajar siswa serta persentase ketuntasan belajar siswa dibadingkan pada siklus II. Kemudian kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan siklus II telah dapat diminamilisir pada siklus III.

  Kekurangan yang ditemukan pada siklus II ialah masih ada 23,33% siswa yang belum tuntas dalam belajar. Hal ini perlu diperbaiki dalam pelaksanaan siklus IV. Hasil Penelitian Siklus IV sebagai berikut : 1.

  Perencanaan Siklus IV Peneliti berdiskusi dengan guru kolaborator mengenai rencana perbaikan pelaksanaan siklus IV berdasarkan kekurangan dan kelebihan yang ditemukan pada siklus III, mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) pada materi cahaya dapat dipantulkan, menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran, serta menyiapkan alat pengumpul data berupa IPKG 1, IPKG

  2, dan lembar observasi hasil belajar siswa.

  2. Pelaksanaan Siklus IV Siklus III dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 15 April 2016 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 30 siswa. Siklus IV dilaksanakan sesuai langkah- langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus IV setiap langkah-langkah pembelajaran telah dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu, kegiatan siswa dalam belajar sudah lebih terarah.

  3. Pengamatan Siklus IV Hasil pengamatan pada siklus IV akan dijabarkan sebagai berikut: a.

  Kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada siklus IV mendapatkan skor 3,49 termasuk ke dalam kategori baik.

  b.

  Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus IV mendapatkan skor 3,56 termasuk ke dalam kategori baik sekali.

  c.

  Hasil belajar siswa pada siklus IV disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut.

  Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus IV

Nilai Frekuensi Keterangan

Turus f.x

  

(x) (f) T TT

∑ ∑

  60 |||| 5 300 TT - -

  5

  80

  8 - |||| ||| 90 |||| |||| 10 900 T 10 - - 7 700 T

  • 8 640 T

  7 - - 100 |||| || Jumlah 30 2.540

  25

  5 Rata-Rata 84,67 Persentase 83,33% 16,67%

  Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual

  Intelectual (SAVI) di siklus II memiliki nilai rata-rata 84,67. Dengan nilai

  KKM 70, terdapat 25 siswa atau 83,33%% tuntas dan 5 siswa atau 16,67% tidak tuntas.

  4. Refleksi Siklus IV Berdasarkan refleksi siklus IV didapatkan kelebihan pelaksanaan siklus IV yakni skor kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, skor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, persentase interaksi edukatif, serta hasil belajar siwa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II dan siklus III telah dapat diatasi. Hanya saja masih ada 16,67% siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran, akan tetapi peningkatan hasil belajar dan ketuntasan siswa sudah cukup baik dengan rata-rata 84,67 dan 83,33% siswa berhasil tuntas dalam belajar.

  Pembahasan

  Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan sejak siklus I sampai siklus IV diperoleh hasil sebagai berikut.

  1. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran.

  Skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) di kelas V selama siklus I sampai siklus IV terus mengalami peningkatan. Pada siklus I skor kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran ialah 3,26. Pada pelaksanaan siklus II skor tersebut meningkat sebesar 0,08 point menjadi 3,34. Kemudian pada pelaksanaan siklus III meningkat lagi sebesar

  0,04 point menjadi 3,38. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus IV mengalami peningkatyan sebesar 0,11 dari siklus III menjadi 3,49 pada siklus IV.

2. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran.

  Skor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) di kelas V selama pelaksanaan siklus I sampai siklus IV terus mengalami peningkatan. Pada siklus I kemampuan guru melaksanakan pembelajaran ialah 3,21. Pada siklus II kemampuan guru melaksanakan pembelajaran meningkat sebesar 0,10 point mejadi 3,31. Kemudian pada siklus III kemampuan guru merencanakan pembelajaran meningkat sebesar 0,13 point menjadi 3,44. Pada pelaksanaan siklus IV kemampuan guru melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 0,12 point dari siklus III sehingga menjadi 3,56 pada siklus IV. Hasil Belajar Siswa

  Rata-rata hasil belajar siswa dan persentase siswa yang tuntas dalam belajar dari siklus I sampai siklus IV terus mengalami peningkatan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

  

Tabel 5

Rekapitulasi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) Siswa Kelas IV Siklus I Siklus II Siklus III Siklus IV No x I f I f.x I x II f II f.x II x III f III f.x III x IV f IV f.x IV 1.

  40 4 160

  50 2 100

  60 7 420

  60 5 300 2.

  50 7 350

  55 2 110

  70 5 350

  80 8 640 3.

  60 4 240

  60 4 240

  80 11 880

  90 10 900 4.

  80 9 720

  65

  1

  65

  90 5 450 100 7 700 5.

  90 2 180

  70 5 350 100 2 200 6.

  100

  2

  75 4 300 7.

  • 200

  80

  1

  80

  • 8.

  85 3 255 9.

  90

  4 360 10.

  100 3 300

  • ¯
  • x 66,07 74,48 76,67 84,67 - -
  • 28 - 1.850

  29 2.160 - 30 2.300 30 2.540 ∑

  Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 66,07. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 8,41 menjadi 74,48. Kemudian pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 2,19 menjadi 76,67. Selanjutnya pada siklus

  IV rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 8,00 dari siklus III menjadi 84,67 pada siklus IV.

  Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini.

  100

  84.67

  90

  76.67

  74.48

  80

  66.07

  70

  60

  50

  40

  30

  20

10 Siklus I Siklus II Siklus III Siklus IV Grafik 1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Somatic Auditory

  

Visual Intelectual (SAVI) pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V

  Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Terdapat peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan pendekatan Somatic Auditory Visual

  

Intelectual (SAVI) pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V

  Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor 3,26 kemudian pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 0,08 menjadi 3,34, pada siklus III mengalami peningkatan sebanyak 0,04 menjadi 3,38 dan pada siklus IV mengalami peningkatan sebanyak 0,11 menjadi 3,49. 2) Terdapat peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan Somatic Auditory Visual

  Intelectual

  (SAVI) pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas VB Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor 3,21, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 0,10 menjadi 3,31, pada siklus III mengalami peningkatan sebanyak 0,13 menjadi 3,44, dan pada siklus IV mengalami peningkatan sebanyak 0,12 menjadi 3,56. 3) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa saat melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 66,07, mengalami peningkatan sebanyak 8,41 pada siklus II menjadi 74,48, pada siklus III mengalami peningkatan sebanyak 2,19 menjadi 76,67, dan pada siklus IV mengalami peningkatan sebanyak 8,00 menjadi 84,67.

  Saran

  Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1) Guru hendaknya merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. 2) Bagi guru yang hendak melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI haruslah memahami konsep pendekatan SAVI agar menguasai materi pembelajaran yang hendak diajarakan. 3) Dalam menerapkan pendekatan SAVI hendaknya guru terlebih dahulu memahami kelebihan dan kekurangan dalam pendekatan SAVI serta cara mengatasi aktif dalam menggunakan inderanya, sehingga dalam belajar siswa tidak hanya mendengarkan akan tetapi siswa juga bergerak, mengamati, berbicara, dan kegiatan lain. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak hanya menerima materi yang diberikan oleh guru, akan tetapi siswa juga dapat mengolah pengetahuannya dalam bentuk presentasi, pengamatan, kerja kelompok, dan lain-lain. 5) Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI guru harus mengoptimalkan kinerjanya dalam penguasaan kelas dan dapat memadukan keempat komponen pendekatan SAVI secara utuh. 6) Dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan SAVI hendaknya menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dan juga mempermudah siswa dalam mengolah pengetahuannya.

DAFTAR RUJUKAN

  Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI . Jakarta: Depdiknas. Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Iskandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Referensi. Mohammad Asrori (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Musfiqon. (2012). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.

  Prestasi Pustaka. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suyanto. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Multipress.