PENGARUH NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENGARUH NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

  

Ervina, Rosnita, Sri Utami

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak

Ema

  

Abstrsct

This research is purpose to analyze how model cooperative type numbered head

together with learning video influence the result of education citizenship at

grade V Elementary School 33 Pontianak Utara. The method used is an

experiment with quasi experimental design type nonequivalent control group

design. The population and sample of this research are all students at grade V

Elementary School 33 Pontianak Utara, consist of two classes with totaling 56

students. The result of analyze average posttest control class and experimental

is 71,28 and 80,07. Obtained t count (4.484) and t table (2,006), because of t count >

t table, so Ha was accepted. Based on calculation of effect size obtained Δ = 0.84,

with the high criteria. In conclusion research is model cooperative type

numbere head together with learning video give high impact on the result of

education citizenship at grade V in Elementary School 33 Pontianak Utara.

  Keywords: Numbered Head Together, Learning Outcomes PENDAHULUAN

  Pembelajaran . Pendidikan . Kewarga negaraan berdasaran Kurikulum Tingat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Menurut Tukiran Taniredja (2014:3), “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat di andalkan oleh bangsa dan negara.” Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

  Pendidikan di sekolah dasar harus terencana agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif sehingga hasil belajar peserta didik dapat secara optimal.

  Penguasaan model-model pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran merupakan hal yang tak dapat dipisahkan terutama ketika seorang guru mengajar di dalam kelas, karena penggunaan model pembelajaran secara tepat dapat membantu peserta didik untuk memahami materi pembelajaran yang mereka pelajari.

  Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran karena secara psikologis seseorang perlu mengetahui sudah sampai sejauh mana ia berhasil mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Model Numbered

  Head Together merupakan salah satu dari startegi pembelajaran kooperatif.

  Model ini mengacu pada belajar kelompok peserta didik , masing-masing anggota memiliki bagian tugas sebagai berikut.“1) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap peserta didik dalam kelompok mendapatkan nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang

  (pertanyaan) dengan nomor yang berbeda-beda.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28 November 2017 dan dilanjutkan dengan wawancara dibeberapa sekolah di Pontianak Utara diperoleh informasi yang dapat disimpulkan bahwa guru dalam pelaksanaan pembelajaran telah menerapkan metode dan strategi pembelajaran namun guru masih menggunakan metode konvensional dan media buku paket Sehingga ditengah pembelajaran peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan secara fokus apa yang sedang dijelaskan. Oleh karena itu, diperlukannya model pembelajaran yang mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, kreatif, dan afektif yaitu salah satunya dengan menerapkan model kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran

  Dengan meggunakan model kooperatif tipe Numbered Head

  Together (NHT) dapat menumbuh

  kembangkan keaktifan serta tanggung jawab peserta didik. Hal ini didukung oleh Hamdani ( 2011: 90) yang mengungkapkan bahwa kelebihan NHT ini adalah setiap siswa menjadi siap semua, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh serta siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Artinya, dengan kooperatif tipe NHT ini dapat memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa, termasuk hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya guru hanya menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua peserta didik. Cara ini merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Numbered Head

  Together , Berbantuan Video

  Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas

  V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara”.

  Menurut Aris Shoimin (2014:107) menyatakan “Numbered head together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak dapat dipisah antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara s atu dengan yang lainnya”. Sedangkan menurut Miftahul Huda (2016: 203), “Pada dasarnya, numbered

  head together merupakan varian dari

  diskusi kelompok” Tipe Numbered Head Together

  dilakukan dilakukan dengan cara

  memberi nomor kepala semua peserta didik dan tugas untuk diskusikan. Setiap kelompok memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan tugas yang diberikan. Guru memanggil nomor secara acak untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. Peserta didik dan kelompok lain memberi tanggapan kepada pesrta didik yang sedang melaporkan. Setelah satu pesrta didik selesai melapor kemudian dilanjutkan dengan nomor peserta didik dari kelompok lain. Dari pendapat para ahli tersebut peneliti menarik kesimpulan langkah

  • –langkah model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered
benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/ mengetahui jawabanya dengan baik. 4) Guru memanggil peserta yang memiliki nomor yang sama dari tiap

  Head Together

  • – tiap kelompok dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka. 5. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukan nomor yang lain. 6. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.”

  Berikut adalah kelebihan dan kekurangan numbered head together menurut Imas Kurniasih & Berlin Sani (2017: 118) adalah sebagai berikut: Kelebihan : a. Model ini menuntut siswa harus aktif semua. b. Dengan model pembelajaran ini juga, siswa dituntut juga untuk melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kekurangan : a. Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama.

  b. Karena keterbatasan waktu, mengakibatkan semua anggota kelompok tidak bisa mengutarakan pendapatnya.

  Menurut Arif S.Sadiman, dkk (2014: 74) “Video, sebagai media audio- visual yang menampakan gerak, semakin lama semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) mau-pun fiktif (seperti misalnya criteria), bisa bersifat informative, edukatif maupun instruksional.Sebagian besar tugas filim dapat digantikan oleh video.Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan filim.”

  Arif S. Sadiman,dkk(2014: 75) memaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya sebagai berikut:Kelebihan: 1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya. 2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli- ahli/spesialis. 3) demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktunya mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya. 4) Menghemat waktu dan rekaman dapa diputar berulang-ulang. 5) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang berbahaya seperti harimau. 6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisip komentar yang akan didengar. 7) Gambar proyeksi bisa di-

  “beku”-kan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur di mana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut; control sepenuhnya di tangan guru, dan 8) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya. Kekuranagn: 1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisifasi mereka jarang dipraktikan 2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. 3) Kurang mampu menampilkan detil dari objek yang disajikan secara sempurna 4) Memerlukan peralatan yang mahal dan komplek.

  METODE PENELITIAN Tahap Persiapan

  1) Melakukan observasi awal dan wawancara ke sekolah yang akan diteliti yaitu SD Negeri 33 Pontianak Utara. Dari observasi dan wawancara, peneliti mendapatkan informasi bahwa guru belum pernah menggunakan modelkooperatif tipe Numbered Heads

  Together berbantuan video

  pembelajaran. 2) Menemukan masalah, bahwa pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering dilakukan tanpa menghadirkan media pembelajaran berbasis teknologi dalam mempelajari materi pelajaran, terutama materi yang sangat sukar sekali dipahami apabila tidak menghadirkan benda konkretnya langsung ke hadapan peserta didik di kelas. Sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang pada akhirnya berdampak pada nilai mereka. 3) Dari informasi tersebut, peneliti menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, yaitu model kooperatif tipe Numbered Heads

  Together berbantuan video

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.Bentuk penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental

  Hadari Nawawi (2012: 150) menegaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.Sedangkan sampel menurut Hadari Nawawi (2012: 153) “Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.”

  O 3 O 4 Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Mahmud dan Pupuh Fathurahman (2011: 29) “Penelitian kuantitatif dipergunakan data berupa angka dengan berbagai klasifikasi, antara lain berbentuk nilai rata-rata, persentasi, nilai maksimum, dan lain- lain”. populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara, yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VA dan VB yang berjumlah 56 peserta didik.

  sebagai berikut: O 1 X O 2 …………………………...

  Group Design dapat digambarkan

  Menurut Sugiyono (2014: 116) Rancangan Nonequivalent Control

  Design . rancangan penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.

  adalah Non equivalent Control Group

  Design. bentuk desain yang digunakan

  kesimpulan. 4. Menuyusun laporan penelitian.

  pembelajaran. 4) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Pkn kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara mengenai pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. 5) menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal tes, soal pre-test dan post-test, kunci jawaban, dan pedoman penskoran serta menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) 6) Melakukan validasi instrumen penelitian. 7) Merevisi instrumen penelitian yang telah divalidasi. 8) Melakukan uji coba soal tes yang telah divalidasi. 9) Menganalisis data dari hasil uji coba soal tes (reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda).

  pre-test dan post-test. 3) Membuat

  1) Menskor hasil tes (skor pre-test dan post-test). 2) Mengolah data hasil

  Tahap Analisis

  test pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

  pembelajaran. 4) Memberikan post-

  Together berbantuan video

  1) Menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah tempat penelitian. 2) Memberikan soal pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tingkat kemmpuan awal peserta didik. 3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads

  Tahap Pelaksanaan

  10) Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal siap digunakan sebagai alat pengumpul data karena sudah dinyatakan valid dan layak pakai.

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik pengukuran sebagai teknik pengumpulan data.

  Menurut Hadari Nawawi (2012: 101), “Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan.”

  Teknik pengukuran dalam penelitian ini adalah pemberian skor terhadap hasil belajar peserta didik padapre-tes dan post-test yang dikerjakan peserta didik.

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V diSekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas V A dan V B yang berjumlah 56 peserta didik. Kedua kelas tersebut terbagi lagi menjadi dua yaitu V A sebagai kelas kontrol yang berjumlah 29peserta didik dan V B sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 27 peserta didik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

  71,28 Berdasarkan data di atas, rata-rata hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered head

  video pembelajaran memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan dikelas V

  numbered head together berbantuan

  Berdasarkan perhitungan effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe

  Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik, dihitung dengan menggunakan rumus effect size (ES). Dari perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 0,84 yang tergolong dalam kriteria tinggi.

  video pembelajaraan. Secara umum, hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai post-test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut yang menggambarkan secara jelas hasil belajar peserta didik di kelas kontrol dan kelas eksperimen dari nilai pre-test maupun post-test yang sudah dilakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara.

  numbered head together berbantuan

  pembelajaraan lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar tanpa menerapkan model kooperatif tipe

  together berbantuan video

  test peserta didik kelas kontrol adalah

  Rata-rata 53,52 80,07 60,76 71,28 Nilai . Tertinggi

  Rata-rata hasil pre test peserta didik pada kelas eksperimen adalah 53,52 dan rata-rata post-test peserta didik kelas eksperimen adalah 80,07. (2) Rata-rata hasil pre test peserta didik pada kelas kontrol adalah 50,79 dan rata-rata post-

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Peserta Didik Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

  38 Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara.

  

54

  36

  88 Nilai terendah

  76

  

92

  72

  48 Berdasarkan tabel 4.1 bahwa: (1)

  Pembahasan Kelas Kontrol dan EksperimenPembelajaran di Kelas Kontrol

  Kelas yang dijadikan kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas VA Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara tahun ajaran 2017/2018.Adapun jumlah siswa pada kelas kontrol yaitu 29 orang. Proses pembelajaran dikelas kontrol sebanyak 4x pertemuan, setiap pertemuan berlansung selama 2 x 25 menit. Pembelajaran di kelas kontrol pada materi “Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama” dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Beberapa peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlansung.Mereka sibuk mengurus hal- hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran. Peneliti memberikan peringatan kepada peserta didik agar menyimak materi yang disampaikan dan tetap fokus untuk mengikuti pembelajaran. Saat peneliti mulai melakukan tanya jawab, peserta didik mulai fokus dan tertib selama mengikuti pembelajaran karena mereka merasa harus mengingat penjelasan yang telah disampaikan peneliti. Situasi yang seperti ini tentunya tidak boleh lepas dari perhatian peneliti agar materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.

  Pembelajaran di Kelas Eksperimen

  Kelas yang dijadikan kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VB Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utaratahun ajaran 2017/2018.Adapun jumlah peserta didik dalam kelas eksperimen yaitu 27 orang. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak 4x pertemuan, setiap pertemuan berlansung selama

  2 x 35 menit. Peneliti menggunakan model kooperatif tipe

  numbered head together berbantuan

  video pembelajaran saat menyampaikan materi “Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama” di kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama, peneliti menyampaikan apersepsi menanyakan tentangapa yang kalian ketahui mengenai keputusan bersama.Peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dalam tahap apersepsi.Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini.

  Peneliti menjelaskan apa yang akan dilakukan, yaitu setelah peneliti menjelaskan dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik mereka akan membentuk kelompok diskusi menggunakan kooperatif tipe numbeard

  head together berbantuan video

  pembelajaran Peserta didik diharapkan untuk menyimak dengan baik dan turut berperan aktif selama proses pembelajaran karena pada saat diskusi menggunakan kooperatif tipe numbeard

  head together berbantuan video

  pembelajaran, peserta didik memiliki tanggung jawab individual di dalam kelompok demi memberikan hasil terbaik untuk kelompok mereka masing- masing. Setelah peneliti member penjelasan materi melalui video pembelajaran peneliti menjelaskan petunjuk dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakn kooperatif tipe numbeard head together Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dimana dalam setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang peserta didik masing-masing peserta didik dala kelompok diberi nomor kepala (numbeard head). Peneliti membimbing dan membantu peserta didik selama mengatur posisi tempat duduk dari setiap kelompok.Kemudian peneliti memberikan LKS yang berisi soal-soal dimana soal-soal tersebut harus dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan nomor kepala yang dimiliki (misal nomor 1, mengerjakan soal nomor 1 dan begitu seterusnya).

  Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS tersebut, peneliti memanggil salah satu nomor dari kelompok tersebut.bagi kelompok yang tidak bisa menjawab atau kurang lengkap langsung dipanggil lagi nomor dari kelompok yang lain. Hal ini peneliti lakukan untuk menghindari persepsi peserta didik yang merasa kurang adil jika nomornya tidak dipanggil.Hasil diskusi mereka dibahas bersama-sama. Setelah selesai membahas hasil diskusi kelompok menggunakan kooperatif tipe

  > (4,48>2,0063). Dengan demikian, Ha diterima Ho ditolak. (2) Pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe numbered ead together berbantuan video pembelajaran memberikan pengaruh terhadap tingginya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik dengan perhitungan effect

  Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

  Arief S. Sadiman. (2014). Media

  dapat selalu diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran untuk mendapatkan simpulan yang lebih meyakinkan, disarankan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik di sekolah dasar.

  together berbantuan video pembelajaran

  video pembelajaran memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. di sekolah dasar, maka dari itu peneliti mengharapkan agar penggunaan model kooperatif tipe numbered head

  numbered head together berbantuan

  Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran, adapun saran- saran tersebut adalah sebagai berikut: (1). Penerapan model kooperatif tipe

  Saran

  size sebesar 0,84 dengan kategori tinggi.

  ℎ

  numbered head together, peneliti

  α = 5% sebesar 2,0063. Karena

  varians ), diperoleh harga t hitung dan post test sebesar 4,48 dan t tabel

  (1) Terdapat pengaruh model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraandari hasil post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen pada kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara. Berdasarkan uji hipotesis digunakan rumus t-test (pollad

  berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara. Berikut ini akan di paparkan secara rinci hasil pada penelitian ini:

  numbered head together

  Berdasarkan hasil penelitian pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model kooperatif tipe

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan pengalaman pada pertemuan pertama untuk pertemuan berikutnya peneliti akan merefleksi diri untuk melihat kekurangan yang harus diperbaiki agar di pertemuan berikutnya proses pembelajaran menggunakan kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran ini lebih tertata dengan rapi dan tertib.

  memberikan soal evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik mengenai materi yang telah disampaikan.

DAFTAR RUJUKAN

  Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

  Aris shoimin. (2014). 68 Model

  Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta:Ar-

  Ruzz Media Hadari, Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial.

  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hamdani .(2011). Strategi Belajar

  Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

  Imas Kurniasih. (2017). Ragam

  Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesional Guru. Jakarta : Kata Pena

  Mahmud. (2011). Metode Penelitian

  Pendidikan. Bandung: CV Pustaka

  Setia Miftahul Huda. (2016). Model-Model

  Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta :

  Pustaka Belajar Sugiyono. (2016).Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

  Bandung: CV. Alfabeta Tukiran Taniredja. (2014). Pendidikan

  Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

  Bandung: ALFABETA,CV