Pedoman Pelayanan Konseling SD

  

Pengantar

Pelayanan Konseling yang mulai dikenal di Indonesia sejak dekade tahun 1960-an

  (semula dikenal dengan nama pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan, kemudian berubah menjadi pelayanan Bimbingan dan Konseling) mendapat posisi yang cukup proporsional dan menentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan isi pokok materi yang tertuang di dalam Permendiknas No. 22 dan No. 23 tahun 2008 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengertian kurikulum yang digunakan dalam KTSP adalah “seperangkat kegiatan belajar yang dijalani peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan”. Dengan pengertian itu, KTSP meliputi sejumlah komponen pokok, yaitu komponen mata pelajaran dan muatan lokal, serta komponen pengembangan diri yang mencakup pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. Sebagai perangkat pemberlakuan KTSP, khususnya untuk komponen pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler, Pusat Kurikulum Balitbang Diknas telah menyusun panduan dengan judul Panduan Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, berdasarkan Permendiknas yang dimaksud. Panduan ini telah disosialisasikan ke seluruh tanah air.

  Untuk lebih menegaskan dan mengkhususkan fokus kinerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK), khususnya bidang Pelayanan Konseling berdasarkan KTSP, PPPPTK Penjas dan BK menyiapkan Pedoman

Pelaksanaan Pelayanan Konseling untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Materi Pedoman Pelaksanaan yang dikembangkan oleh PPPPTK Penjas dan BK ini sepenuhnya diambil dari Panduan Pengembangan Diri yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, khususnya bagian tentang Pelayanan Konseling. Di samping itu, Pedoman Pelaksanaan tersebut juga mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang sangat relevan dengan pengembangan dan pemantapan profesionalisasi pelayanan konseling dan kinerja para pelaksananya di lapangan, yaitu para Guru Pembimbing (konselor sekolah/madrasah). Secara keseluruhan, Pedoman Pelayanan Konseling yang materi pokoknya diambil dari panduan yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum itu, merupakan penyempurnaan dari pedoman-pedoman pelaksanaan pelayanan konseling terdahulu yang telah dikembangkan dan ditatarkan kepada Guru Pembimbing (konselor sekolah) se Indonesia oleh PPPPTK Penjas dan BK dahulu bernama PPPG Keguruan sejak tahun 1993

  Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling ini sangat diharapkan adanya satu pemahaman yang jelas dan mantap, sambil tetap sinkron dengan panduan yang telah dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, tentang pelaksanaan pelayanan konseling di sekolah/madrasah oleh para Guru Pembimbing (konselor sekolah). Lebih jauh, Pedoman Pelaksanaan tersebut digunakan oleh PPPPTK Penjas dan BK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kelembagaan PPPPTK Penjas dan BK, untuk menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang akan dijadikan Standar Pelatihan bagi para Guru Pembimbing (konselor sekolah) di seluruh Indonesia.

  Dengan digunakannya buku Pedoman ini pelaksanaan praktik konseling dapat berjalan dengan lancar, terarah dan berhasil sesuai dengan kaidah-kaidah pelayanan sebagai sebuah profesi dalam bidang pendidikan. Demikian juga penyelenggaraan pelatihannya pada berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan bagi Guru Pembimbing (konselor sekolah) di serluruh Indonesia. Semua pihak yang terkait di dalam lingkungan sekolah/madrasah dan pihak lain di luar sekolah, baik pihak formal maupun nonformal di bidang pendidikan diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal demi suksesnya pelayanan professional konseling yang dimaksud.

  Dengan tersusunnya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Mengengah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi didalamnya.

  Parung, April 2008 Dr. Sarono, M.Ed NIP. 130873243

  

DAFTAR ISI

PENGANTAR ..........................................................................................................i DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

  BAB I PENDAHULUAN A. Trilogi Profesi Pendidik ................................................................ .....1 B. Komponen Profesi Guru Kelas/Guru Pembimbing..........................2 C. Pelayanan Konseling dalam KTSP .................................................... 4 BAB II STRUKTUR PELAYANAN KONSELING A. Pengertian, Paradigma, Visi dan Misi...............................................6 B. Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI.....................................7 C. Bidang Pelayanan ................................................................................8 D. Fungsi Konseling ................................................................................. 8 E. Prinsip dan Asas ..................................................................................9 F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung ..................................... ...9 G. Bentuk Kegiatan .............................................................................11 H. Program Pelayanan ............................................................................11 BAB III PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN A. Perencanaan Kegiatan ........................................................................13 B. Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................13 C. Penilaian Kegiatan...............................................................................15 D. Pelaksana Kegiatan..............................................................................16 BAB IV PENGELOLAAN KEGIATAN A. Pengelolaan Berbasis Kinerja.............................................................17 B. Pengawasan Kegiatan..........................................................................19 LAMPIRAN .............................................................................................................20

BAB I PENDAHULUAN A. Trilogi Profesi Pendidik Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai memasuki era

  profesional. Hal ini ditandai dengan penegasan bahwa “pendidik merupakan tenaga

  profesional” (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2), dan “profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi” (UU No.14

  Tahun 2005 Pasal 1 Butir 4).

  Untuk menjadi profesional seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi, sebagaimana gambar berikut

  Praktik Profesi

Trilogi

Profesi

  

Dasar Keilmuan Substansi Profesi

Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional

  dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya.

  Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan

  praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.

  Guru Kelas/Guru Pembimbing, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003

  Pasal 1 Butir 6) , sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu  Komponen Dasar Keilmuan : Ilmu Pendidikan  Komponen Substansi Profesi : Proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.

  Komponen Praktik Profesi : Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap

   sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.

B. Komponen Profesi Guru Kelas/Guru Pembimbing

  1. Ilmu Pendidikan Guru Kelas/Guru Pembimbing diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling, karena Guru Kelas/Guru Pembimbing digolongkan ke dalam kualifikasi pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang Guru Kelas/Guru Pembimbing pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah Guru Kelas/Guru Pembimbing akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama Guru Kelas/Guru Pembimbingnya. Dalam arti yang demikian pulalah, Guru Kelas/Guru Pembimbing sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.

  2. Substansi Profesi Konseling

  Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu Guru Kelas/Guru Pembimbing membangun substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis spesifik profesi konseling, pendekatan, dan teknologi pelayanan, pengelolaan dan evaluasi, serta kaidah-kaidah pendukung yang diambil dari bidang keilmuan lain. Semua subtansi tersebut menjadi isi dan sekaligus fokus pelayanan konseling.

  • .

  Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah

  kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan konseling

  adalah kondisi KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian, pelayanan konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan dalam pengembangan KES dan penanganan KES-T.

  Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayan konseling, Guru Kelas/Guru Pembimbing wajib menguasai berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukungnya dengan landasan teori, acuan praksis, standar prosedur operasional (SPO), serta implementasinya dalam praktik konseling. Pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan itu perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi, sosiologi, teknologi- informasi-komunikasi sebagai “alat” untuk lebih menepatgunakan dan mendayagunakan pelayanan konseling.

  3. Praktik Pelayanan Konseling Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan puncak dari keberadaan bidang konseling di satuan pendidikan. Mutu pelayanan konseling diukur dari penampilan paktik pelayanan oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing terhadap sasaran pelayanan. Demikian pula mutu kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/ madrasah dihitung dari penampilannya dalam praktik pelayanan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

  • * C. Pelayanan Konseling dalam KTSP )

  Bandingkan modus pelayanan konseling yang dijalankan oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing, misalnya dengan modus pelayanan kesehatan oleh dokter.

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum pendidikan yang diberlakukan untuk setiap satuan pendidikan yang didasarkan pada Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. KTSP meliputi tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen pengembangan diri terdiri dari dua sub-komponen, yaitu pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga komponen itu digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

  Muatan Lokal Guru Mata Pengembangan Pelajaran optimal potensi siswa Guru Kelas/Guru Pelayanan Pembimbing Konseling /konselor sekolah Keg. Eks Pembina Khusus

  Pengertian kurikulum yang digunakan dalam KTSP adalah “semua kegiatan belajar peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan”. Dengan pengertian tersebut, selain mata pelajaran, yang termasuk juga ke dalam kurikulum satuan pendidikan adalah muatan lokal, pelayanan konseling, dan kegiatan ekstra kurikler. Segenap komponen dan sub-komponen KTSP itu harus benar-benar dikembangkan dan dilaksanakan secara penuh oleh satuan pendidikan. Dengan demikian, komponen KTSP pada satuan pendidikan dianggap lengkap apabila meliputi seluruh komponen mata pelajaran, muatan lokal, pelayanan konseling, dan kegiatan ekstra kurikuler.

  Lebih jauh, tenaga pengampu masing-masing komponen KTSP telah pula ditentukan. Mata pelajaran dan muatan lokal diampu oleh guru, pelayanan konseling diampu oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing , dan kegiatan ekstra kurikuler diampu oleh pembina khusus yang masing-masing memiliki kewenangan dan kemampuan dalam bidang yang diampunya itu. Pada era profesionalisasi, para pengampu bidang- bidang yang dimaksud haruslah mereka yang benar-benar profesional dalam bidangnya. Dalam kaitan ini, pelayanan konseling, yang merupakan salah satu pokok isi komponen KTSP, haruslah diampu oleh tenaga profesional yang disebut guru pembimbing/konselor sekolah.

BAB II STRUKTUR PELAYANAN KONSELING Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta

  didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang- peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

A. Pengertian, Paradigma, Visi dan Misi

  1. Pengertian

  Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, berkenaan dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-sehari (KES) dan penanganan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T), baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

  2. Paradigma

  Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam

  bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah

  keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji- terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.

  3. Visi

  Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

  4. Misi

  Misi pelayanan konseling meliputi: 1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan. 2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah, keluarga dan masyarakat. 3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

B. Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI

  Arah pelayanan konseling dalam mencapai visi dan misi di atas didasarkan pada pemenuhan tugas-tugas perkembangan peserta didik SD/MI, yaitu: a. Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  b. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

  c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.

  d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.

  e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri

  f. Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun kehidupan.

  g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku.

  h. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan. i. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin. j. Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air bangsa dan Negara. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan.

  C. Bidang Pelayanan

  Bidang pelayanan konseling meliputi:

  1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

  2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

  3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

  4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

  D. Fungsi Konseling

  Pelayanan konseling mendukung fungsi-fungsi:

  1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.

  2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

  3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

  4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.

  5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

E. Prinsip dan Asas

  Pelayanan konseling dilaksanakan dengan menerapkan prinsip dan asas- asas berikut:

  1. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

  2. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung

  Pelayanan konseling diselenggarakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berikut:

1. Jenis Layanan:

  a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek- obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

  b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

  c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler. d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama konten-konten yang berisi kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

  e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

  f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

  g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

  h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

2. Kegiatan Pendukung

  a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

  b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

  c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup. d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

  e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

  f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

G. Bentuk Kegiatan

  Bentuk kegiatan pelayanan konseling meliputi:

  1. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.

  2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

  3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.

  4. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

  5. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani

  kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

H. Program Pelayanan

1. Jenis Program

  a Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah. b Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan penjabaran program tahunan. c Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan penjabaran program semesteran. d Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan penjabaran program bulanan. e Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan penjabaran dari program mingguan dalam bentuk rencana program pelayanan/pendukung (RPP).

2. Penyusunan Program

  a Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. b Substansi program pelayanan konseling meliputi empat bidang pengembangan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, bentuk kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas Guru Kelas/Guru Pembimbing.

  (Lampiran 1 dan Lampiran 2a, 2b, 2c, dan 2d)

BAB III PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN A. Perencanaan Kegiatan Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan, serta mingguan.

  1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan penjabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung) yang memuat: a Sasaran layanan/kegiatan pendukung b Substansi layanan/kegiatan pendukung c Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan d Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat e Waktu dan tempat

  (Lampiran 3)

  2. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab Guru Kelas/Guru Pembimbing. (Lampiran 1)

  3. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

  4. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/ madrasah.

B. Pelaksanaan Kegiatan

  Guru Kelas/Guru Pembimbing secara langsung dan aktif menyelenggarakan kegiatan pelayanan konseling terhadap seluruh siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

  

1. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk RPP (Rencana

  Program Pelayanan/Pendukung) dilaksanakan sesuai dengan sasaran layanan, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

  2. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

  a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah: 1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.

  2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam pembelajaran per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. 3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

  b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah: 1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

  2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. 3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

  

3. Kegiatan pelayanan konseling (kegiatan layanan dan kegiatan pendukung) dicatat

dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). (Lampiran 4).

  

4. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam

  kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah (Lampiran 5) Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

C. Penilaian Kegiatan

  1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

  a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

  b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

  c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

  2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung), untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

  5. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG (Lampiran 4).

  6. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester

  untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif. (Lampiran 6 dan

  Lampiran 7)

D. Pelaksana Kegiatan

  Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah Guru Kelas/Guru Pembimbing sekolah/ madrasah.

  1. Guru Kelas/Guru Pembimbing pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah wajib: a. Melaksanakan tugas pelayanan konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.

  b. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan konseling.

  c. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan.

  (Rincian kewajiban Guru Kelas/Guru Pembimbing Lampiran 8).

  2. Pelaksana pelayanan konseling

  a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah Guru Kelas/Guru Pembimbing yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

  b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang Guru Kelas/Guru Pembimbing untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.

BAB IV PENGELOLAAN KEGIATAN Pengelolaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah diselenggarakan

  dengan pola pengelolaan berbasis kinerja dengan pengawasan/pembinaan yang efektif baik dari pihak interen maupun eksteren sekolah/madrasah.

A. Pengelolaan Berbasis Kinerja

1. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing

  Pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan, yaitu

  perencanaan (planning- P), pengorganisasian (organizing-O), pelaksanaan

  (actuating-A), dan pengontrolan (controlling-C). Pengelolaan berbasis kinerja mendasarkan pelaksanaannya pada kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing berkenaan dengan POAC penyelenggaraan pelayanan konseling terhadap sasaran pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu: a. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing membuat perencanaan layanan, mulai dari membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian berupa RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung).

  b. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mengorganisasikan unsur-unsur

  dan peralatan yang akan dilibatkan di dalam kegiatan, unsur-unsur ini

  meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru, orang tua), urusan administrasi, dana, dll.

  c. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mewujudkan dalam praktik jenis- jenis layanan dan kegiatan pendukung melalui format-format kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan.

  d. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mengontrol praktik pelayanannya dalam bentuk penilaian hasil dan proses kegiatan serta tindaklanjutnya.

  Dalam pada itu, langkah pengontrolan ini melibatkan kegiatan pengawasan dan pembinaan baik dari pihak intern maupun eksteren sekolah/madrasah. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing ditujukan kepada seluruh sasaran pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Volume kerja Guru Kelas/Guru Pembimbing secara berkala dipertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga satuan pendidikan Guru Kelas/Guru Pembimbing bertugas.

2. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan

  Unsur pengelolaan satuan pendidikan dapat dengan organigram sederhana sebagai berikut:

  Pimpinan Sekolah/Madrasah POAC TU TU POAC POAC Guru Kelas/Guru Guru Pembimbing Mata Pelajaran POAC

  POAC Siswa

  a. Semua unsur dalam organigram tersebut (kecuali unsur siswa) menyusun dan menyelenggarakan POAC-nya sendiri. POAC Guru Kelas/Guru Pembimbing sebagaimana dikemukakan di atas ditujukan kepada seluruh siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

  b. Kondisi yang sangat menguntungkan terjadi apabila semua unsur yang ada saling mengharmonisasikan POAC – POAC mereka dalam suasana kerjasama.

  c. POAC pimpinan satuan pendidikan mengkoordinasikan POAC semua unsur bawahannya untuk menciptakan ketepatgunaan dan kedayagunaan yang optimal di seluruh satuan pendidikan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok setiap unsur.

B. Pengawasan Kegiatan

  Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

  1. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara: a. interen, oleh Kepala Sekolah/Madrasah.

  b. eksteren, oleh Pengawas Sekolah/Madrasah bidang konseling.

  2. Fokus pengawasan adalah kemampuan Guru Kelas/Guru Pembimbing dan implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/madrasah.

  3. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah.

  .

  25 Masuk pagi 5.

  Dedi Utomo NIP.

  Jakarta, 10 Juni 2008 Kepala Sekolah Ttd

  Jumlah 150 Keterangan :

  25 Masuk pagi

  VI

  25 Masuk pagi 6.

  V

  IV

  LAMPIRAN Lampiran 1 : Contoh Penugasan Pengasuhan kepada Guru Kelas/Guru Pembimbing*

PENUGASAN PENGASUHAN PESERTA DIDIK

KEPADA KONSELOR

  25 Masuk pagi 4.

  III

  25 Masuk pagi 3.

  II

  25 Masuk pagi 2.

  I

  SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2008/2009 KELAS : I - VI KONSELOR : Rohayati No. Kelas Jumlah Siswa Keterangan 1.

  • * Untuk guru kelas menangani siswa asuh pada kelas yang menjadi tanggung

    jawabnya.

  (1) (2) (3) (4)

  Lampiran 2 a : Contoh Program Tahunan Pelayanan Konseling PROGRAM TAHUNAN PELAYANAN KONSELING

  Kompetensi dan kebiasaan dalam pengembangan karir (13) (14) (15) (16)

  4. Layanan Penguasaan Konten Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan pribadi Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial Kompetensi dan kebiasaan dalam kegiatan serta penguasaan bahan belajar

  Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan karir (9) (10) (11) (12)

  Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan sosial Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan belajar

  3. Layanan Penempatan/Penyaluran Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi

  Informasi tentang potensi, kemampuan, arah dan kondisi karir (5) (6) (7) (8)

  Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar

  2. Layanan Informasi Informasi tentang perkembangan, potensi, kemampuan dan kondisi diri

  1. Layanan Orientasi Obyek-obyek pengembangan pribadi Obyek-obyek pengembangan hubungan sosial Obyek-obyek pengembangan kemampuan belajar Obyek-obyek implementasi karir

  Masalah pribadi: dalam pengembangan karir (17) (18) (19) (20)

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan

  • *) Pribadi Sosial Belajar Karir

  KONSELOR : Rohayati

  SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2006 - 2007 KELAS : VI

  5. Layanan Konseling Perorangan Masalah pribadi: dalam kehidupan pribadi Masalah pribadi: dalam kehidupan sosial Masalah pribadi: dalam kemampuan, kegiatan dan hasil belajar

  • )

1. Rincian lihat pada Contoh Materi Pengembangan

  21

  22

  10. Aplikasi Instrumentasi Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah pribadi peserta didik

  Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah karir (49) (50) (51) (52)

  Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah sosial Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah belajar

  13. Kunjungan Rumah Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah pribadi

  Pembahasan kasus-kasus masalah karir tertentu yang dialami peseta didik (45) (46) (47) (48)

  Pembahasan kasus-kasus masalah sosial tertentu yang dialami peseta didik Pembahasan kasus-kasus masalah belajar tertentu yang dialami peseta didik

  12. Konferensi Kasus Pembahasan kasus-kasus masalah pribadi tertentu yang dialami peseta didik

  11. Himpunan Data Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial Data kemampuan, kegiatan dan hasil belajar Data kemampuan, arah dan persiapan karir (41) (42) (43) (44)

  (37) (38) (39) (40)

  Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah belajar peserta didik Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah karir peserta didik

  Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah hubungan sosial peserta didik

  9. Layanan Mediasi

  No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan

  • *) Pribadi Sosial Belajar Karir

  Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan karir (29) (30) (31) (32)

  8. Layanan Konsultasi Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan sosial Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar

  7. Layanan Konseling Kelompok Masalah pribadi: dalam kehidupan pribadi Masalah pribadi: dalam kehidupan sosial Masalah pribadi: dalam kemampuan kegiatan belajar Masalah pribadi: dalam pengembangan karir (25) (26) (27) (28)

  6. Layanan Bimbingan Kelompok Topik tentang: Kemampuan dan kondisi pribadi Topik tentang: Kemampuan dan kondisi hubungan sosial Topik tentang: Kemampuan, kegiatan dan hasil belajar Topik tentang: Kemampuan dan arah karir (21) (22) (23) (24)

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  • Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang berselisih
  • (33) (34) (35) (36)

  No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan

  • *) Pribadi Sosial Belajar Karir

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  14. Tampilan Kepustakaan Bacaan dan rekaman tentang perkembangan dan kehidupan pribadi

  Bacaan dan rekaman tentang perkembangan dan kemampuan sosial Bacaan dan rekaman tentang kemampuan dan kegiatan belajar Bacaan dan rekaman tentang arah dan kehidupan karir (53) (54) (55) (56)

  15. Alih Tangan Kasus Pendalaman penanganan masalah pribadi Pendalaman penanganan masalah sosial Pendalaman penanganan masalah belajar Pendalaman penanganan masalah karir (57) (58) (59) (60)

  Jakarta, 10 Juni 2008 Konselor Ttd Rohayati NIP.

  23

  Contoh Materi Pengembangan:

   Bakat

  Kegiatan belajar di dalam kelas  Belajar kelompok

  Kiat belajar 

  (7) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar, seperti: 

  Hubungan dalam keluarga  Hubungan dengan guru, orangtua, pimpinan masyarakat

  Hubungan antar siswa 

  Kiat berteman 

   Pemahaman terhadap orang lain 

  Keunikan diri (6) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial, seperti:

  Perbedaan individual 

   Karakteristik pribadi; pemahaman diri  Tugas perkembangan, tahap perkembangan 

   Minat

   Kecerdasan

  (1) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan pribadi, seperti:  Fasilitas olah raga; bela diri. 

  Perkebunan, pertanian, perikanan, pertambangan, peternakan (5) Layanan Informasi: Informasi tentang perkembangan potensi, kemampuan dan kondisi pribadi, seperti:

  Kantor 

  Perusahaan/pabrik, industri 

   Kursus-kursus keterampilan  Bengkel 

  Jenjang dan jenis pendidikan di sekolah/madrasah (4) Layanan Orientasi: Obyek-obyek implementasi karir, seperti:

  Fasilitas belajar di sekolah 

  (3) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan kemampuan belajar, seperti  Lembaga bimbingan belajar 

  Seminar, lokakarya , diskusi , rapat dan kegiatan kelompok lainnya

  Perjamuan 

  Kegiatan gotong royong 

  (2) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan hubungan sosial, seperti: 

  Kegiatan seni dan budaya  Tempat peribadatan

  24

   Belajar mandiri 

  

(14) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial,

  Meringkas materi bacaan  Menyusun laporan tugas pelajaran

  Bertanya dan menjawab pertanyaan guru 

  Menyusun jadwal belajar 

  penguasaan bahan belajar, seperti: 