FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUSCLE STRENGTH PADA LAKI-LAKI LANJUT USIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUSCLE STRENGTH
PADA LAKI-LAKILANJUT USIA
Yuniar Rosmalina*, Dewi Permaesih*,Effendi Rustan*, Fitrah Ernawati*,
Dangsina Moeloek" dan Susilowati Herman*

ABSTRACT
-

DETERMINANT OF MUSCLE STRENGTH OF ELDERL Y M L E

The study on factors related to muscle strength of elderly male was conducted in 2
subdistricts in Bogor. The subjects were 155 elderly male aged 60-70 years. The inclusion
criteria were physically healthy. Data collection includes sociodemographic profile,
anthropometrics assessment (Body weight, Height, Armspan, MUAC), body composition
@otassium, mid-arm muscle area, % body fat, fat-Jlee mass), muscle strength (hand grips
strength, back strength, leg strength, muscle strength absolute and relative) and food intake.
The result shows there was no relationship between anthropometric measurement, body
composition (except fat--ee mass) with the age. The average of absolute muscle strength of
elderly age 60 - 65 years was 204.7256.3 kg, age 65 - 70 years was 193.4249.2 kg and age
70 - 75years was 195.5255.5 kg.
The statistical analysis shows absolute muscle strength have positive and signzjicant

correlation with the anthropometric measurements and body composition have negative
correlation with the relative muscle strength. There was a relation between relative muscle
strength and the working status.

PENDAHULUAN
Di Indonesia proporsi lanjut usia
urnur > 60 tahun pada tahun 1995 sekitar
73% 'I. Peningkatan jumlah usia lanjut
dapat menimbulkan masalah kesehatan di
masa datang dan akan mempunyai darnpak
terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan.
Apabila
status
kesehatan
lansia
tidakJkurang baik pada gilirannya keadaan
tersebut akan menjadi beban berat bagi
pemerintah terutama dalam situasi
ekonomi yang tidak stabil.


Pada lansia terjadi perubahan
komposisi tubuh berupa penurunanfat-Jlee
mass atau peningkatan fat mass. Pada
proses penuaan persentase massa otot
menurun, sehingga te adi penurunan
kekuatan otot 30--40% . Kekuatan otot
muscle strength pada lansia juga
berhubungan dengan masalah keseimbangan sehingga lansia berisiko mudah
terjatuh. Vellas, BJ et al. melaporkan
proporsi lansia yang pemah jatuh keadaan
gizinya lebih buruk dibandingkan dengan
yang tidak pernah jatuh 'I.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Litbangkes, Depkes RI.
" Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (4) 2001

B


Faktor-faktor yang mempengaruhi muscle strength . . . . . . . . ... Yuniar Rosrnalina et al

Tes untuk kekuatan otot merupakan
suatu alat prediksi yang baik untuk
mengetahui kemandirian dan mobilitas
lansia dalam melakukan aktivitas atau
kegiatan sehari-hari. Penurunan kekuatan
otot dapat dicegah dengan melakukan
latihan otot. Peningkatan kekuatan otot
mempunyai dampak terhadap peningkatan
apetite dan fungsi imun pada Lansia, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi status
gizi lansia 4).
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot (muscle strength) pada
lansia.

METODE
Desain : Potong lintang (cross sectional)
Lokasi Penelitian:

Penelitian
dilaksanakan
di
Kotamadya Bogor pada bulan Agustus
1999 sampai dengan November 1999.

Sampel:

tinggi badan (TB), armspan, skinfold
thickness, lingkar lengan atas (LLA); ii)
biokimia
darah:
albumin,
protein,
hemoglobin; iii) komposisi tubuh : MAMA
(Mid-arm Muscle Area), potasium tubuh,
fat--ee mass, dan lemak tubuh total; iv)
data kekuatan otot : kekuatan genggam
tangan (kanan dan kiri), kekuatan tungkai,
kekuatan punggung, kekuatan otot absolut

dan kekuatan otot relatif; v) identitas
responden dan keadaan sosial ekonomi; vi)
pemeriksaan klinis; vii) konsumsi zat gizi
dan viii) kegiatan sehari-hari.

Cara Pengumpulan Data:
Berat
badan
diukur
dengan
menggunakan timbangan merk Seca,
dengan ketelitian 0,l kg, tinggi badan
diukur dengan alat microtoise dengan
ketelitian 0,l cm, armspan diukur dengan
alat meteran horizontal dengan ketelitian
0,l cm, LLA diukur dengan pita LLA.
Skinfold thickness diukur dengan alat
Holtain caliper. Pengukuran ketebalan
lemak dilakukan pada massa otot (Fat-pee
Mass) dihitung dengan mengurangi berat

badan (Kg) dengan lemak tubuh total (kg).
IMT (Indeks Massa Tubuh) dihitung
dengan rumus berat badan (kg) dibagi
dengan tinggi badan (m12.

Sebanyak 150 orang laki-laki lansia
berumur 60--75 tahun, secara fisik sehat
serta tidak menderita penyakit infeksi dan
menahun serta bersedia diikutsertakan
dalam penelitian ini.

MAMA (Mid-arm Muscle Area) dihitung
menggunakan rumus 6):

Jumlah Sampel:

MAMA = [LLA - (3.14 x T S F I ~ O ) ~ ]

Jumlah sarnpel dihitung berdasarkan rumus
dengan perkiraan proporsi

KEP pada lansia yang mempunyai risiko
kekuatan otot rendah = 30% dan perbedaan
dengan populasi = 7,5%.

Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan meliputi
data i) antropometri: berat badan (BB),

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (4) 2001

Potasium tubuh dihitung dengan
mengalikan massa otot dengan faktor
69,4
mmol
(perkiraan
kandungan
potasiurnkg massa otot) 6).
Pemeriksaan
biokimia
darah

dilakukan dengan mengarnbil darah vena

185

Faktor-faktoryang mempengamhi muscle strength .. .. . ... . .. Yuniar Rosmalina et al

dalam keadaan tidak puasa, kemudian
dipisahkan serum dan disimpan dalam
ji-eezer dengan suhu - 20' C untuk analisis
serum albumin, protein, kolesterol dan
trigliserid. Serum albumin dianalisis
menggunakan albumin Kit dengan metoda
BCG, serum protein dianalisis menggunakan protein Kit dengan metode Test
Photometris Colorimetris, hemoglobin
dengan metode
Cyanmethemoglobin.
Pemeriksaan klinis dilakukan oleh dokter
Ahli Gizi dengan menggunakan formulir
klinis.
Mini mental test dilakukan dengan

menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun
saat dilakukan pemeriksaan, lokasi
wawancara dan kemarnpuan
untuk
menghitung mundur mulai dari 10 ke-1.
Tiap jawaban diberi skor dengan jumlah
nilai skor 6. Responden yang mempunyai
nilai skor > 4 diikutsertakan untuk
diwawancara selanjutnya.

Data pola konsumsi makan didapatkan dengan cara wawancara menggunakan
metode semi-kuantitatif food frequency
questionaire (Semi-FFQ).
Data identitas responden, sosiodemografi, kegiatan responden sehari
didapatkan dengan cara wawancara.
Analisis data:
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for Window
7.0 dan data konsumsi makanan dianalisis
dengan program Food processor II.

Analisis data ditujukan untuk mengetahui
frekuensi, rata-rata, standar deviasi dan
sebaran. Analisis hubungan dua variabel
digunakan Chi-square, korelasi, uji beda 2
variabel dengan t-test dan bila lebih dari 2
dengan Anova t-test dan Anova.

HASIL PENELITIAN
Pengukuran kekuatan
genggam
tangan dilakukan dengan menggunakan
alat Hand dynamometer pada tangan kiri
dan kanan. Kekuatan tungkai dan kekuatan
punggung diukur menggunakan alat Leg &
Back
dynamometer.
Masing-masing
pengukuran dilakukan 3 kali, dan nilai
yang tertinggi yang dicatat dalam formulir.
Kekuatan otot absolut dihitung dengan

menjumlahkan nilai kekuatan punggung,
kekuatan genggam tangan dan kekuatan
tungkai. Selain itu juga dihitung kekuatan
otot relatif terhadap berat badan.
Kekuatan otot absolut dihitung
dengan menjumlahkan ke-4 komponen
kekuatan otot punggung, genggam tangan
kanan, genggam tangan kiri dan kekuatan
tungkai, sedangkan kekuatan otot relatif
dihitung dengan membagi kekuatan otot
absolut dengan berat badan masing-masing
subyek.

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (4) 2001

Gambaran Umum Responden
Penapisan dilakukan terhadap 197
responden laki-laki lansia yang berumur
60--75 tahun. Diperoleh 155 responden
yang secara klinis sehat dan memenuhi
syarat, dan bersedia menjadi subyek
penelitian.
Proporsi subyek terbanyak pada
kelompok umur 60--64 tahun yaitu 40,6%
diikuti oleh kelompok umur 65--69 tahun
yaitu 30,3% dan umur 70--75 tahun yaitu
29,1%.
Profil Sosiodemografi
Tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok umur dengan
status perkawinan yaitu lebih dari 80%
responden masih berstatus kawin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi muscle strength .. . ... .. ... Yuniar Rosmalina et al

Agarna Islam merupakan agama
yang banyak dianut di daerah tersebut,
sementara jumlah anak yang dipunyai
sebagian besar lebih dari 5 orang.
Sebaran tingkat pendidikan menunjukkan lebih dari 50% responden pada

semua kelompok umur tidak tarnat
Sekolah Dasar (SD) dan tidak sekolah.
Sebagian besar subyek ternyata masih
bekerja (66%), namun lamanya sekitar 3--4
jam per hari. Jenis pekerjaan yang banyak
dilakukan adalah petani, buruh atau
pedagang.

Tabel 1. Sebaran Kebiasaan Ofahraga Menurut Kelompok Responden.

Melakukan Olahraga
1. Ya
2. Tidak
Jenis Olahraga
1. Jalan kaki
2. Senam
3. Lari
4. Lain-lain
Rata-rata per minggu
Frekuensi (kali)
Lama (menit)

Tabel 1 di atas menunjukkan
sebagian besar responden (75,6%)
menyatakan tidak khusus melakukan
kegiatan olahraga dan terlihat persentase
tertinggi terdapat pada kelompok umur
70--75- tahun (75,6%). Jenis olahraga yang
bany&
dil&ukan
sebagian besar
respondenjalan kaki yaitu 50,0%
pada kelompok umur 60--65 tahun, 52,9%
pada kelompok umur 65--70 tahun dan
90,9% pada kelompok 70--75 tahun.
Namun demikian frekuensinya rata-rata
'

60--65 tahw

65--70 t a h w

70--75 tahw

("Yo)

(%)

(%)

28,6
71,4

36,2
63,8

24,4
75,6

50,O
22,2
16,7
11,l

52,9
5,9
21,5
17,6

90,9
9, 1
0
0

2,5+2,0
67,8+31,5

2,7+2,2
72,9+46,6

2,422,4
52,723 1,6

hanya 2,4--2,7 kali per minggu dengan
lama olahraga rata-rata 50--70 menit.
Antropometri

Hasil pengukuran antropometri
subyek menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang berrnakna antara ketiga
kelompok
umur,
namun
rata-rata
cenderung menunjukkan lebih tinggi
pada kelompok umur 60--65 tahun
(Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Pengukuran Antropometri Menurut Kelompok Umur.
Pengukuran
Armspan (cm)
Indek Massa Tubuh
LLA (cm)
Bicep (mm)
Tricep (mm)
Subscapula (mm)
Suprailiaca (mm)

60--65 tahun
Rata-rata 2 SD
158,3+6,13
21,124,28
26,223,37
5,2+2,72
7,92f 4,47
12,Of$93
7,02+4,2

Bul. Penelit. Kesebat. 29 (4) 2001

65--69 tahun
Rata-rata sf: SD
157,0f6,53
19,8+3,35
26,427,22
4,922,4
7,19+4,55
10,524,63
6,O 122,93

70--75 tahm
Rata-rata f SD
158,2f 5,5
19,9f 3,05
25,4+3,29
4,4f 1,77
6,86f 3,47
10,6*4,53
6,342 3,7

Total
Rata-rata f SD
157,9f6,O
20,423,7
25,8*3,29
4,89f2,5
7,4f4,2
1 1,225,2
6,5+3,8

187

Faktor-faktor yang mempengaruhi muscle strength .. ... .. .... Yuniar Rosmalina et al

(p < 0,05) antara kelompok umur 60--65
tahun dengan kelompok umur 65--70
tahun. Data dapat dilihat pada Tabel 3.

Hasil perhitungan komposisi tubuh
subyek terlihat ada perbedaan fat-fiee mass
antar kelompok umur, berbeda bermakna

Tabel 3. Komposisi Tubuh Subyek Menurut Kelompok Umur.
60-65 tahw
Rata-rata f SD
45,419,38

65-69 tahw
Rata-rata f SD
48,8f 10,5

70-75 tahun
Rata-rata f SD
44,1+9,6

Total
Rata-rata f SD
44,5f 9,8

42,7+6,74*

40,3f 5,55*

41,6+5,5*

41,7+6,11

% Lemak tubuh

18,2+6,48

16,8+5,48

16,8f 5 3 9

17,8+5,4

Total lemak tubuh (Kg)

10,3+6,27

8,7+5,13

8,9+4,47

9,4f 5,9

2800,1t385,5**

2885,7+381,8

289 1,9+422,9

Pengukuran

MAMA (cm)
Fat-free mass (kg)

Potasium

*
**

2964,9f467,5**
Berbeda nyata p < 0,05
Berbeda nyata p < 0,05.

Hasil Pengukuran muscle strength
Kekuatan genggam tangan kanan dan
tangan kiri terlihat lebih tinggi pada
kelompok 60--65 tahun, namun hanya
kekuatan genggam tangan kanan yang berbeda bermakna (p