Yolanda Mutiara Christiani FKIK converted

  Terhadap Keluhan Subjektif Gangguan Pernapasan Akut Pada Petugas di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016 SKRIPSI

  Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

  Hubungan Konsentrasi PM 10 dan Karakteristik Pekerja Disusun Oleh: YOLANDA MUTIARA CHRISTINA NIM. 1112101000064 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2017 M / 1438 H

  FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN Skripsi, Maret 2017

  YOLANDA MUTIARA CHRISTINA, NIM : 1112101000064 Hubungan Konsentrasi PM 10 dan Karakteristik Pekerja Terhadap Keluhan

Subjektif Gangguan Pernapasan Akut pada Petugas di area Basement Parkir

Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016

  (xxvii+ 150 halaman, 12 tabel, 8 grafik, 2 diagram , 6 gambar, 4 bagan, 5 lampiran)

  

ABSTRAK

Partikulat berukuran 10 mikron (PM ) merupakan salah satu faktor

  10

determinan penting terhadap timbulnya keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA). Selain itu, karakteristik pekerja (usia, jenis kelamin, lama paparan, masa

kerja, status merokok, penggunaan masker) juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi timbulnya ISPA. Salah satu pekerja yang berisiko terkena ISPA

adalah petugas parkir dan keamanan di gedung perkantoran dan perdagangan.

  

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi

PM 10 dan karakteristik pekerja terhadap keluhan subjektif gangguan pernapasan

akut pada petugas di area parkir basement Mal Blok M dan Poins Square tahun

2016.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross

sectional. Sampel pada penelitian ini ialah seluruh petugas parkir ataupun

petugas keamanan yang bertugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins

Square tahun 2016 sejumlah 60 orang yang diambil menggunakan teknik

proportionate random sampling. Selain analisa univariat, analisa bivariat dilakukan

dengan menggunakan uji non parameterik Mann Whitney dan uji Chi-square dengan

α = 0,05. Hasil menunjukkan bahwa 70% petugas parkir maupun keamanan yang

bertugas di kedua area basement parkir Mal memiliki keluhan subjektif gangguan

pernapasan akut. Pada α 5% terdapat hubungan yang bermakna antara

konsentrasi PM

  10 (p = 0,026), usia (p = 0,034), penggunaan masker (p = 0,021),

lama paparan (p = 0,052), dan masa kerja petugas (p = 0,011) dengan keluhan Disarankan pada perusahaan untuk mengaktifkan seluruh sistem Fresh Air

Ducting di setiap lantai basement parkir pada jam ramai kendaraan guna

mendapatkan sirkulasi

  

udara yang baik, melakukan pemeriksaan dan pembersihan blower atau

komponen lainnya secara berkala, memberlakukan job rotation pada seluruh lapisan

10 , serta menerapkan batas petugas tanpa terkecuali untuk meminimalisir paparan PM maksimum jam kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

  Kata Kunci : ISPA, PM 10 , karakteristik pekerja (usia, jenis kelamin, lama

  paparan, masa kerja, status merokok, penggunaan masker), area parkir basement.

  Daftar Bacaan : 124 (1990-2016)

  FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH MAJOR OF ENVIRONMENTAL HEALTH

  Undergraduated Thesis, March 2017 YOLANDA MUTIARA CHRISTINA, NIM: 1112101000064

Relations Between The PM Concentration and Workers Characteristics to The

10 Subjective Complaints of Acute Respiratory Distress On Officers In The Mal

  Blok M And Poins Square Basement Area In 2016

  (xxvii + 150 pages, 12 tables, 8 graphs, 2 diagrams , 6 figures, 4 bagan, 5 attachments)

  

ABSTRACT

  Particulate matter (PM ) is one of the important determinants of the onset

  10

  of the Acute Respiratory Infection (ARI) complaints. In addition, worker characteristics (age, gender, length of exposure, length of employment, smoking status, use of masks) is also a factor that can affect the incidence of ARI. The purpose of this study was to determine the relationship between the concentration of PM and the characteristics of workers to the subjective complaints of acute

  10

  respiratory distress to the workers at the Poins Square and Blok M Mall basement parking area in 2016.

  This study is a quantitative research with cross-sectional study design. The samples in this research is all the parking attendants and security personnel who duty in the basement area of Blok M Mall and Poins Square parking area in 2016, with a number of 60 people were taken using proportionate random sampling technique. Beside univariate, bivariate were analyzed using non parametric Mann Whitney test and Chi-square test with α = 0.05. The results showed that 70% of the parking attendants and security for both mall had subjective complaints of acute respiratory distress. There is a significant relation between the concentration of PM

  10 (p = 0.026), age (p = 0.034), use of masks (p = 0.021), length of exposure

  (p = 0,052) and working period (p value = 0.011) with subjective complaints of acute respiratory distress. get the good air circulation, conduct inspection and cleaning of the blower or other components on a regular basis, imposed job rotation at all levels of workers without exception to minimize exposure to PM

  10 , apply a maximum limit of working hour according local regulations.

  

Keyword : ARI, PM , Workers Characteristic (age, gender, length of

  10

exposure, length of employment, smoking status, use of masks), basement parking

area.

  Bibliography : 124 (1990-2016)

  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

  Nama Lengkap : Yolanda Mutiara Christina Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Januari 1995 Agama : Islam

  :

  Jln. Moch Kahfi 1, Gg. H. Tohir II rt 003 rw 04, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kode Pos 12620

  Alamat Rumah Email : Telepon : 0896-8230-1152

  Pendidikan Formal

  1999 – 2000 : TK Islam Al-Hidayah Cilandak, Jakarta 2000 – 2006 : SD N 01 Cilandak Timur, Jakarta 2006 – 2009 : SMP N 56 Jakarta 2009 – 2012 : SMA N 49 Jakarta 2012 – 2017 :

  S1 Peminatan Kesehatan Lingkungan, Program

  Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  Pengalaman Organisasi

  : Staff 2 Bidang Pengembangan Pendidikan OSIS 2007 – 2009 SMP N 56 Jakarta

  : Anggota Library Lovers Club (LLC) SMA N 49 Jakarta 2010 – 2011

  : Anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif 2012 – 2014 Hidayatullah Jakarta.

  : Divisi Badan Pengawas Harian (BPH) Subdiv.

  Bendahara Seminar Profesi Kesehatan Lingkungan UIN Jakarta tahun 2015; “Combat

  2015

  The Neglected Tropical Disease Towards Filariasis-free Country by 2020”.

  2015 – 2016 AssociationUINSyarifHidayatullahJakarta Divisi Komunikasi dan Media.

  Pengalaman Kerja

  2014 : Pengalaman Belajar Lapangan 1 dan 2 di RW 04 Wilayah Kerja Puskesmas Paku Alam Kota Tangerang Selatan; Konsentrasi Penyakit Tuberkulosis Paru 2016 :Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bagian Instalasi

  Sanitasi dan Pertamanan Rumah Sakit Umum : Anggota Pengurus Environmental Health Student

  Pusat (RSUP) Fatmawati; Konsentrasi Manajemen Pengolahan Limbah Cair RS 2017 : Program Internship, Dept. Life Administration, PT Prudential Life Assurance (Maret – Juni)

KATA PENGANTAR

10 Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t. yang atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Konsentrasi PM dan Karakteristik Pekerja Terhadap Keluhan Subjektif Gangguan Pernapasan Akut Pada Petugas di Area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016”. Pada penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan proposal skripsi ini.

  Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini, khususnya kepada :

  1. Orang tua saya Bapak Gokhing Tua Marisi Napitupulu dan Ibu R. Utami yang selalu mendoakan dan mendukung baik segi mori; maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.

  2. Kakek tercinta Almarhum R. Sapari Kartaatmadja yang selalu mendidik saya dari waktu kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang dan support yang luar biasa.

  3. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes

  4. Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes., Ph.D

  5. Ibu Dewi Utami Iriani, SKM, M.Kes., Ph.D selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini.

  6. Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes selaku dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Dosen penguji yaitu Ibu Yuli Amran, S.KM, M.KM, Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ph.D, dan Ibu Khadijah Azhar, M.KM yang telah memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini berjalan dengan baik.

  Muhammad Luqman yang telah banyak membantu, memotivasi dan mensupport seluruh tahapan dalam penyusunan skripsi ini. Kak Nur Najmi Laila selaku laboran laboratorium HOC FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia mengawasi dan memberi arahan selama proses turun lapangan berlangsung. Bapak Agus Priyanto (HRD dan GA Manager) Mal Blok M dan Ibu Yayah Nurmala (HRD) Poins Square yang telah memberikan izin untuk dilakukannya penelitian ini serta selalu membantu dalam proses perizinan pengambilan data. Bapak Cecep Supriyatna, bapak Sorba Simbolon, bapak Tony, bapak Makmun yang telah membantu dalam proses perizinan pengambilan data pada petugas keamanan dan petugas parkir di Mal Blok M dan Poins Square.

  12. Rekan-rekan petugas keamanan dan security parking Mal Blok M dan Poins Square yang telah membantu dan bersedia untuk dijadikan sampel pada penelitian ini.

  13. Ika Nursyafitriany, Rr. Putri Annisya, Ofin Andina Putri, Yufa Zuriya, rekan bimbingan Ibu Dewi dan Ibu Ela yang selalu mensupport, membantu proses turlap dan bersedia berdiskusi terkait skripsi ini.

  14. Sahabat se-perkuliahan “itik-itik” (Andini Septiani, Ika Nursyafitriany, Nurazizah, Vira Rahmayanti, Tyas Widya Utami) yang selalu mendukung agar skripsi ini cepat rampung.

  15. Sahabat SMA “Nine” (Afifah, Annisol, Ayunda, Fadiah, Norin, Ratna, Reffi, Tyas) yang selalu memberikan support dan motivasi agar bisa lulus segera di tahun 2017 ini.

  16. Sahabat masa kecil Icha dan Reni yang biarpun jarang bertemu namun selalu mensupport dan memotivasi agar skripsi ini cepat selesai.

  17. Rekan Kesling 2012 dan Kesmas 2012 yang saling memberikan semangat

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran serta pencerahan khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, aamiin.

  Jakarta, Maret 2017 Yolanda Mutiara Christina

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur dan Fungsi Sistem Pernapasan....................................

  21 Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................

  50 Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Populasi Pada Masing-Masing Lokasi

  62 Penelitian.....................................................................................

Tabel 4.2 Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Area Kerja...................... 64Tabel 5.1 Distribusi Konsentrasi PM

  10 di seluruh Area Parkir basement

  Mal Blok M dan Poins Square.................................................... 86

Tabel 5.2 Distribusi Konsentrasi PM di masing-masing Area Basement

  

10

Parkir Mal Blok M dan Poins Square......................................... 87

Tabel 5.3 Distribusi Usia Petugas Parkir dan Keamanan di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square........................

  88 Tabel 5.4 Distribusi Lama Merokok dan Rata-rata Jumlah Rokok Yang Dihisap Per hari oleh Petugas..................................................... 92

Tabel 5.5 Hubungan antara Konsentrasi PM dengan Keluhan subjektif

  10

  gangguan pernapasan akut pada Petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016..................... 97

Tabel 5.6 Hubungan antara Usia Petugas dengan Keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada Petugas di area basement

  parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016..................... 98

Tabel 5.7 Hubungan antara jenis kelamin, penggunaan APD (masker), status merokok, lama paparan, dan masa kerja dengan keluhan

  99 subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area

  basement parkir Mal Blok M dan Poins Square......................... Distribusi Konsentrasi PM

  10 , Suhu Dan Kelembaban Udara

  Tabel 6.1 111 Berdasarkan Area Kerja Petugas................................................

  

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 5.1 Distribusi Petugas dengan Keluhan Subjektif Gangguan Pernapasan Akut berdasarkan Lokasi Kerja di area Basement

  81 Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016.................. Grafik 5.2 Distribusi Petugas dengan Keluhan Subjektif Gangguan

  Pernapasan Akut Berdasarkan Profesi Kerja di Area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016........................................................................................... 82

  Grafik 5.3 Distribusi Petugas dengan Keluhan Subjektif Gangguan Pernapasan Akut Berdasarkan Gejala Penyerta di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016........................................................................................... 84

  Grafik 5.4 Distribusi Frekuensi Petugas berdasarkan Jenis Kelamin di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016........................................................................................... 89

  Grafik 5.5 Distribusi Frekuensi Petugas Berdasarkan Kebiasaan Penggunaan Masker di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016...............................................

  90 Grafik 5.6 Distribusi Frekuensi Petugas berdasarkan Status Merokok di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016.........................................................................................

  92 Grafik 5.7 Distribusi Frekuensi Petugas berdasarkan Lama Paparan di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016.........................................................................................

  94 Grafik 5.8 Distribusi Frekuensi Petugas berdasarkan Masa Kerja di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016........................................................................................... 96

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 5.1 Distribusi Petugas berdasarkan Jenis Masker yang digunakan di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016...............................................................................

  91 Diagram 5.2 Distribusi Frekuensi Petugas berdasarkan Derajat Merokok Brinkman Index (BI) di area Basement Parkir Mal Blok M dan Poins Square Tahun 2016................................................... 93

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Layout denah lokasi A1 (area pengukuran P1) & A2 (area pengukuran P2) (Mal Blok M).................................................

  56 Gambar 4.2 Layout denah lokasi B1 (area pengukuran P3) & B2 (area pengukuran P4) (Mal Blok M).................................................

  57 Gambar 4.3 Layout lokasi area kerja basement B1 Poins Square.......................................................................................

  58 Gambar 4.4 Layout area kerja basement B2 poins square..........................

  59 Gambar 5.1 Peta Lokasi Mal Blok M..........................................................

  78 Gambar 5.2 Peta Lokasi Poins Square.........................................................

  80

  DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Jalur Migrasi ISPA.37Bagan 2.2 Kerangka Teori Penelitian.38Bagan 3.1 Kerangka Konsep.49Bagan 4.1 Alur Pengambilan Sampel.60

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Kuesioner Penelitian.147 Lampiran 2 Informasi Tambahan.150

  Lampiran 3 Hasil Uji Validitas.152 Lampiran 4 Dokumentasi Turun Lapangan.153

  10 Lampiran 5 Hasil Uji Laboratorium Pengukuran PM dengan Haz-Dust EPAM

  5000...........................................................................................155

DAFTAR ISTILAH

  :

  ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut

  :

  PM Particulate Matter ukuran ≤ 10µm

  10 :

  WHO World Health Organization

  :

  ILO International Labour Organization

  :

  PAK Penyakit Akibat Kerja

  :

  NAAQS National Ambient Air Quality Standards

  :

  OSHA Occupational Safety And Health Administration

  :

  PEL Permissible Exposure Limit BMUA : Baku Mutu Udara Ambien NAB : Nilai Ambang Batas APD : Alat Pelindung Diri NIOSH : National for Occupational Safety and Health NMAM : NIOSH Manual of Analytical Methods SNI : Standa Nasional Indonesia MRT : Mass Rapid Transit PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Di dunia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut / ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular dimana tercatat sebanyak 156 juta kasus baru per tahunnya dan 96,7% kasus tersebut terjadi di negara berkembang (Kemenkes, 2012). Di Indonesia sendiri, prevalensi kejadian ISPA sebesar 25% dimana DKI Jakarta termasuk dalam sepuluh besar provinsi dengan prevalensi ISPA tertinggi (Kemenkes, 2013). Lebih lanjut Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa ISPA masih menjadi salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%). Pada tahun 2015 persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan di Indonesia mencapai 30,35% dimana DKI Jakarta memiliki persentase di atas rata-rata persentase nasional yakni sebesar 33,39% yang mana keluhan seperti batuk (49,92%) dan pilek (48,93%) masih menjadi keluhan utama (BPS, 2015).

  Perjalanan penyakit ISPA dapat berlangsung hingga 14 hari. Meskipun berlangsung dalam waktu yang singkat, bila tidak segera ditangani penyakit ini akan mengarah kepada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) (Blackler, Jones, & Mooney, 2007). Pada lingkup pekerja, World Health Organization (WHO) mencatat diantara Penyakit Akibat Kerja (PAK), PPOK seperti silikosis dan pneumokoniosis memiliki proporsi antara 30%-50%. International Labour baru pneumokoniosis yang disebabkan oleh paparan debu di tempat kerja terjadi di seluruh dunia (Abidin, Suwondo, & Suroto, 2015).

  Salah satu faktor risiko terjadinya ISPA ialah pencemaran udara (Kemenkes, Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan, Hananto & Lasut (2016), menemukan korelasi yang sangat kuat (0,779) antara kenaikan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dengan kasus ISPA. Berdasarkan lokasi terjadinya, pencemaran udara terbagi menjadi pencemaran udara di luar ruangan (outdoor air pollution) dan pencemaran udara di dalam ruang (indoor air pollution). Pencemaran udara dalam ruang memiliki potensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat adanya paparan yang lebih besar dibandingkan dengan pencemaran udara di luar ruang (Effendi & Makhfudli, 2009). WHO dalam Huboyo, Istirokhatun, & Sutrisno (2016) menyatakan bahwa pencemaran udara dalam ruang seribu kali lebih mampu mencapai paru-paru dibandingkan dengan pencemaran udara luar ruang. Terdapat ± 3 juta kematian akibat polusi udara setiap tahunnya, dimana 2,8 juta diantaranya akibat pencemaran udara dalam ruang (Hidayat, 2012).

  Pusat niaga/ perbelanjaan / mal merupakan salah satu tempat yang berisiko terhadap terjadinya indoor air pollution. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nukman. Dkk (2005), ditemukan bahwa di Jakarta, parameter pencemar udara seperti partikulat matter ukuran ≤ 10 mikron (PM

  10 ) paling tinggi konsentrasinya

  

Advisory Cushman and Wakefield dalam Syailendra (2013), pertumbuhan mal di

  Jakarta mencapai 3,9% tiap tahunnya. Hingga tahun 2013 kawasan Jakarta Selatan merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan mal yaitu sebesar 21,8% atau

  2

  sekitar 854.700 m . Selain itu, wilayah Jakarta Selatan terbukti memiliki jumlah pusat perbelanjaan atau mal yang paling banyak dibandingkan wilayah lainnya di Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 28 buah (28,6%). Dari jumlah tersebut, terdapat ± 19 mal yang memiliki parkir basement. Poins Square dan Mal Blok M merupakan kedua mal di wilayah Jakarta Selatan yang memiliki parkir basement dan termasuk dalam 5 (lima) besar mal dengan jumlah kendaraan masuk tertinggi di wilayah Jakarta Selatan. Kedua mal tersebut memiliki karakteristik yang sama yakni sama-sama berlokasi di dekat terminal dan berlokasi didekat proyek MRT yang sedang berlangsung pada tahun 2016 sehingga lalu lintas di kedua lokasi tersebut cenderung padat dan konsentrasi pencemar akan semakin tinggi. Dilihat dari kondisi tersebut maka diasumsikan bahwa kedua mal tersebut dapat memiliki potensi cemaran debu lebih besar dibandingkan mal lainnya di wilayah Jakarta Selatan.

  Pesatnya pertumbuhan mal tentunya dapat meningkatkan daya konsumtif masyarakat yang berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung di setiap mal.

  Dengan meningkatnya jumlah pengunjung tidak dipungkiri bahwa jumlah kendaraan yang masuk dan keluar dari mal tersebut juga turut dapat mengalami peningkatan. Lonjakan jumlah kendaraan tersebut berdampak pada meningkatnya risiko terjadinya indoor air pollution pada area basement parkir mal.

  Sayangnya, penggunaan basement (lantai bawah tanah) sebagai area parkir

  

indoor seringkali tidak memperhatikan kecukupan ventilasinya, sehingga

mengakibatkan terakumulasinya gas-gas pencemar pada area parkir basement.

  Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Astuti (2010) yang menemukan bahwa beban cemaran di parkir basement salah satu mal di Jakarta telah melampaui baku mutu. Penelitian serupa dilakukan oleh Huboyo, Istirokhatun, & Sutrisno (2016) di salah satu mal di kota Semarang yang menyatakan bahwa konsentrasi polutan di area basement secara umum lebih besar dibandingkan di

  

upperground (lantai atas) dan parameter yang melebihi baku mutu ialah debu.

  Dalam SNI 03-6572-2001 disebutkan bahwa ruang parkir bawah tanah (basement) yang terdiri dari lebih dari satu lantai, gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara bersih pada lantai lainnya.

  Petugas parkir merupakan kelompok pekerja yang berisiko terhadap indoor

air pollution yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada pekerja.

  Terlebih apabila petugas tersebut bertugas pada parkir basement dimana ventilasi udara sangat minim ditemukan sehingga zat polutan akan terakumulasi pada area tersebut dan dapat dengan mudah terhirup yang kemudian mengiritasi saluran napas. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 sampel petugas parkir basement mal di wilayah Jakarta Selatan pada bulan Juni-Juli 2016, didapatkan bahwa terdapat 18 (90%) orang petugas parkir yang memiliki keluhan subjektif gangguan pernapasan akut. Beberapa keluhan tersebut diantaranya ialah suara serak yang disertai atau tanpa disertai demam (20%), batuk (39%), pilek

  Debu partikulat dengan ukuran aerodinamik ≤ 10 mikron (PM

  10 ) merupakan

  salah satu faktor pencetus terjadinya ISPA (Yusnabeti, Wulandari, & Luciana, 2010). PM

  10 merupakan jenis partikulat yang dapat membahayakan dan paling

  sering ditemukan akibat penggunaan kendaraan bermotor (WHO, 1996; Depkes RI dalam Pudjiastuti, 2003). Pemakaian BBM dan BBG oleh kendaraan bermotor dapat mengemisikan Suspended Particulate Matter (SPM) yang memiliki ukuran beragam salah satunya PM (Nukman., dkk, 2005). Environmental Protection

10 Agency (EPA) menyebutkan bahwa paparan PM dapat menimbulkan efek pada

  10

  sistem pernafasan, kerusakan jaringan paru, iritasi mata, kanker, hingga kematian dini. Smith (1996) memperkirakan kenaikan mortalitas sebesar 1,2-4,4% akibat kenaikan per 10µg/m3 PM atau sekitar 2,3-3 juta per tahun. Di dunia, polusi

  10

  udara terkait partikulat menyebabkan kematian penyakit kardiopulmonal (3%), kanker bronkus, kanker trakea serta kanker paru (5%) dan kematian anak akibat infeksi pernapasan akut (1%). Secara keseluruhan diperkirakan 800.000 orang mengalami kematian dini dan sekitar 6,4 juta orang kehilangan harapan hidup akibat paparan debu partikulat (Nurjazuli, 2010). Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa PM dapat meningkatkan risiko pekerja untuk terkena ISPA

  10

  (Yusnabeti, Wulandari, & Luciana, 2010; Yamani, 2013; Basti, 2014). Orangtua, anak-anak, orang dengan penyakit paru kronis / PPOK seperti asma, emfisema dan bronkhitis kronis sangat sensitif terhadap efek PM 10 (EPA, 1995).

  Berdasarkan data ISPU Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KEMENLH), didapatkan bahwa hingga bulan Oktober 2016 Provinsi DKI Diantara lima kotamadya di Jakarta, Jakarta Selatan merupakan wilayah dengan

  10

  10

  pencemaran PM yang masuk kedalam kategori tidak sehat (149). Tingginya tingkat pencemaran debu PM sejalan dengan tingginya tingkat kepemilikan kendaraan bermotor di DKI Jakarta yang berjumlah hingga 81,24%, diatas rata- rata kepemilikan nasional (BPS, 2015).

10 Di samping cemaran debu partikulat PM , beberapa faktor risiko lain seperti karakteristik individu turut menyumbang terjadinya ISPA. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noer dan Martiana (2013) menyebutkan bahwa usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya ISPA (p=0,017). Selain itu, jenis kelamin juga termasuk dalam faktor risiko terjadinya ISPA seperti penelitian

  yang dilakukan oleh Nelson dan William (2007) yang menyebutkan bahwa anak dengan jenis kelamin laki-laki lebih rentan terkena ISPA mengingat kebutuhan oksigen yang lebih besar dibandingkan perempuan. Karakteristik individu lainnya yang dapat mempengaruhi terjadinya ISPA ialah masa kerja (Noer & Martiana, 2013; Yusnabeti, Wulandari, & Luciana, 2010), lama paparan terhadap polutan (Kusnoputranto, 1995; Suma'mur, 1995; Febrianto, 2015; Nurgahaeni, 2004), kebiasaan merokok (Suryo, 2010) dan penggunaan APD seperti masker (Fitriyani, 2011; Yusnabeti, Wulandari, & Luciana, 2010).

  Oleh karena beberapa pertimbangan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait hubungan konsentrasi PM dan karakteristik pekerja

  10

  terhadap keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area

1.2 Rumusan Masalah

  Prevalensi kejadian ISPA di Indonesia cenderung tidak kunjung menurun dari tahun ke tahun. Sementara itu, DKI Jakarta termasuk dalam 10 besar provinsi dengan prevalensi ISPA tertinggi dalam skala nasional. Petugas basement parkir mal merupakan kelompok orang yang berisiko terhadap terjadinya ISPA pada pekerja yang diakibatkan oleh paparan debu partikulat, mengingat kondisi

  

basement parkir mal yang sangat tertutup sehingga polutan akan terakumulasi

  pada lokasi tersebut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 sampel petugas basement parkir mal di wilayah Jakarta Selatan terdapat 18 (90%) orang petugas parkir memiliki keluhan subjektif gangguan pernapasan akut.

  Cemaran debu partikulat PM

  10 merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

  ISPA. Berdasarkan data ISPU harian yang diambil pada bulan September dan Oktober didapatkan bahwa cemaran PM tertinggi ialah berada pada wilayah

  10 DKI Jakarta khususnya Jakarta Selatan. Di DKI Jakarta sendiri terdapat ± 19 buah

  mal yang memiliki basement parkir. Bila dilihat dari jumlah kendaraan masuk per hari, mal Blok M dan Poins Square merupakan kedua mal yang termasuk dalam 5 besar mal dengan jumlah kendaraan masuk tertinggi di wilayah Jakarta Selatan.

  Disamping cemaran debu partikulat, karaktertistik pekerja juga dicurigai memiliki pengaruh terhadap timbulnya keluhan ISPA pada pekerja. Karakteristik tersebut diantaranya usia, lama paparan, masa kerja, kebiasaan merokok dan penggunaan APD (masker). Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian terkait hubungan konsentrasi PM dan

  10 karakteristik pekerja terhadap keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016.

  Pertanyaan Penelitian

  Bagaimana gambaran keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016?

10 Bagaimana gambaran konsentrasi PM di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016?

  Bagaimana gambaran karakteristik individu (usia, jenis kelamin, lama paparan, masa kerja, penggunaan APD masker dan kebiasaan merokok) petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016? terhadap keluhan subjektif

  d. Bagaimana hubungan antara konsentrasi PM

  10

  gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016?

  e. Bagaimana hubungan antara karakteristik pekerja (usia, jenis kelamin, lama paparan, masa kerja, penggunaan APD masker dan kebiasaan merokok) terhadap keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016?

1.4 Tujuan

  1.4.1 Tujuan Umum

10 Diketahuinya hubungan konsentrasi PM dan karakteristik individu terhadap keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016.

  Tujuan Khusus Diketahuinya gambaran keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016.

  10

  b. Diketahuinya gambaran konsentrasi PM di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016.

  c. Diketahuinya gambaran karakteristik individu (usia, jenis kelamin, lama paparan, masa kerja, penggunaan APD masker dan kebiasaan merokok) petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016. terhadap keluhan

  d. Diketahuinya hubungan antara konsentrasi PM

  10

  subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016.

  e. Diketahuinya hubungan antara karakteristik pekerja (usia, jenis kelamin, lama paparan, masa kerja, penggunaan APD masker dan kebiasaan

  2016.

1.5 Manfaat Penelitian

  Bagi Instansi Terkait Dapat berkontribusi dalam memberikan bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan terkait upaya minimisasi cemaran debu PM

  10 pada area basement parkir.

  Dapat memberikan data terbaru terkait sebaran keluhan subjektif gangguan pernapasan akut pada petugas basement sehingga jika diperlukan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukannya upaya pencegahan yang tepat. petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun

  Bagi Pekerja Dapat menambah wawasan dan kesadaran petugas terkait dampak cemaran debu PM

  10

  bagi kesehatan dan faktor risiko yang mempengaruhi ISPA ringan di lingkungan kerja mereka.

  Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan peneliti dan mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan teori kesehatan lingkungan terkait pencemaran udara.

  Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan DapatmenjadireferensitambahankepadamahasiswaFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ataupun bagi peneliti selanjutnya mengenai ISPA pada pekerja dan faktor risiko yang mempengaruhinya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

10 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsentrasi PM dan karakteristik pekerja terhadap keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan pada petugas di area basement parkir Mal Blok M dan Poins Square tahun 2016. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

  Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di area parkir basement mal Blok M dan Poins Square pada bulan Desember tahun 2016.

  Populasi pada penelitian ini ialah seluruh petugas parkir dan petugas keamanan yang bekerja di area parkir basement mal di dua mal di wilayah Jakarta Selatan yaitu Poins Square dan mal Blok M yang berjumlah 89 orang. Besar sampel pada penelitian ini ialah sebanyak 60 responden dengan 8 titik sampel pengukuran berdasarkan area kerja petugas. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate random sampling. Responden akan diwawancarai apakah mengalami keluhan subjektif gangguan pernapasan akut, dan bagaimana karakteristik individu pada responden. Kemudian dilakukan pengukuran konsentrasi debu PM

  10 pada 8 titik di area kerja pengukuran konsentrasi PM

  10 dengan instrumen Hazard-Dust EPAM 5000 (Environmental Particulate Air Monitor) dan pengukuran suhu dan kelembaban dengan instrumen thermohygrometer. Selain itu data primer juga didapatkan melalui wawancara terkait keluhan subjektif gangguan pernapasan akut dan variabel karakteristik individu seperti lama paparan, masa kerja, usia, jenis kelamin, status merokok, dan penggunaan APD seperti masker. sectional analitik. Data yang digunakan merupakan data primer hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluhan Subyektif Saluran Pernapasan

  2.1.1 Pengertian Keluhan Subyektif Saluran Pernapasan Data subyektif merupakan data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga medis seperti perawat ataupun lainnya secara independen melainkan melalui suatu interaksi atau komunikasi (Muttaqin, 2008). Maka dari itu, data subyektif merupakan data yang diperoleh bukan berdasarkan hasil pengukuran, melainkan data yang diperoleh berdasarkan interaksi tentang pendapat atau persepsi klien

  (dalam hal ini penderita/pasien). Maka dari itu, keluhan subyektif dapat diartikan sebagai sebuah keluhan yang dirasakan oleh penderita atau pasien yang dirasakan berdasarkan persepsi orang tersebut.

  Saluran pernapasan ialah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru (Depkes, Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut untuk penanggulangan pneumonia pada balita, 2002). Saluran pernapasan berfungsi untuk menghantarkan udara dari dan menuju permukaan paru. Melalui definisi tersebut, maka keluhan subyektif saluran pernapasan merupakan satu ata5t6u beberapa keluhan pernapasan yang meliputi hidung hingga ke alveoli tanpa adanya pemeriksaan fisik atau observasi atau bentuk pengukuran lainnya yang dilakukan oleh tenaga medis. Menurut Muttaqin (2008) keluhan utama pada sistem pernapasan ialah batuk, batuk berdarah, produksi sputum berlebih, sesak napas, dan nyeri dada.

  a. Batuk Batuk merupakan suatu respon imunologi dari sistem pernapasan bagian bawah terhadap benda asing yang masuk kedalam saluran pernapasan. Refleks protektif ini timbul akibat adanya iritasi percabangantrakeabronkialataupunpadalaring.Batukjuga merupakan gejala yang paling umum dari gangguan saluran pernapasan lainnya.

  Beberapa allergen yang menimbulkan rangsangan batuk diantaranya ialah akibat inhalasi debu, asap, serta benda-benda asing kecil lainnya. Batuk juga dapat mengindikasikan adanya suatu proses peradangan hingga tumor dalam sistem pernapasan.

  Batuk bermula ketika suatu zat asing mencapai salah satu reseptor batuk di hidung, tenggorokan atau dada. Reseptor tersebut kemudian menyampaikan pesan ke saraf pusat bahwa terdapat benda asing masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan selanjutnya otak akan memberi perintah untuk batuk. Selanjutnya hidung sehingga udara terperangkap dalam paru-paru. Otot perut dan dada kemudian berkontraksi dengan kuat sambil menekan sekat rongga tubuh. Epiglotis dan pita suara akan terbuka dan udara yang terperangkap tadi kemudian keluar sambil membantu mengeluarkan benda asing tersebut (Junaidi, Penyakit Paru dan Saluran Napas, 2010). Batuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak disebabkan karena adanya sekret pada tenggorokan. Batuk ini terjadi karena adanya allergen seperti paparan debu ataupun karena kelembaban berlebih. Sedangkan batuk kering terjadi karena adanya iritasi pada tenggorokan sehingga timbul rasa sakit namun tidak menghasilkan sekresi dahak. b. Sesak napas

  Sesak napas merupakan gejala yang paling sering ditemukan lainnya disamping batuk. Sesak napas mengindikasikan bahwa sedang adanya gangguan pada trakeobronkial, parenkim paru, ataupun rongga pleura. Sesak napas terjadi akibat adanya peningkatan kerja pernapasan akibat bertambahnya resistensi elastisitas paru akibat pneumonia, atelaktasis, penyakit pleura, atau meningkatnya resistensi nonelastisitas (emfisema, asma, bronkhitis). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya sesak napas ialah faktor psikis (keadaan emosi tertentu), faktor peningkatan kerja pernapasan

  (biasa disebabkan karena adanya penyakit paru), otot pernapasan yang abnormal (penyakit otot, berkurangnya fungsi mekanis otot). Nyeri dada Nyeri dada merupakan gejala yang timbul akibat adanya infeksi pada pleura. Nyeri yang dirasakan seperti teriris benda tajam yang kemudia diperberat oleh batuk, bersin, napas yang dalam/sesak napas. Nyeri Tenggorokan Sakit tenggorokan disebabkan karena adanya peradangan pada tenggorokan karena adanya infeksi bakteri, virus atau alergen lainnya. Tanda-tanda adanya sakit tenggorokan ialah adanya kemerahan pada lapisan permukaan bagian tenggorokan dan pembesaran pada kelenjar sekitar leher.

  e. Pilek Pilek merupakan reaksi yang timbul dari sistem immunologis tubuh akibat adanya zat asing yang masuk pada saluran pernapasan pertama (hidung). Respon imunologis tersebut keluar dari rongga hidung berupa lendir berwarna bening untuk mengeluarkan zat asing tersebut. Setelah 2-3 hari, lendir yang keluar berubah warna menjadi putih atau kekuningan karena sel-sel kekebalan tubuh mulai melawan. Kemudian lendir akan berubah kembali menjadi kehijauan ketika bakteri /flora normal pada hidung kembali tumbuh. Terdapat 200 virus penyebab pilek dimana yang tersering ialah Rhinovirus (khususnya pada orang dewasa) (Pujiarto, 2014). Sistem Pernapasan

  2.1.2.1 Definisi, Fungsi dan Komponen

  2

  2 Definisi sistem menurut Davis ialah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran (Hutahaean, 2015). Pernapasan / respirasi merupakan serangkaian proses yang menyebabkan pergerakan pasif oksigen (O ) dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan pasif karbon dioksida (CO ) yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sedangkan saluran pernapasan adalah saluran yang mengangkut udara antara atmosfer dan alveolus. Maka dari itu, sistem pernapasan ialah sekumpulan elemen yang bekerja bersama dalam mengangkut udara dari atmosfer ke

  alveolus dengan tujuan memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh akan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh ke atmosfer.

  Fungsi pertama sistem pernapasan ialah untuk memperoleh O

  2 agar dapat

  digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO

  2 yang dihasilkan oleh sel

  (Sherwood, 2001). Zat pencemar udara yang masuk ke lapisan bagian troposfir bumi akan mudah terhirup terutama oleh manusia. Apabila terhirup, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, kulit, mata, dan selaput lendir. Pada sistem pernapasan, zat pencemaram akan masuk melalui hidung, masuk ke tenggorokan (trakhea), bronkhi, bronkhioli, hingga ke alveoli (Soemirat, 2011). a. Hidung Hidung ialah saluran pernapasan pertama yang dilalui oleh udara ketika dihirup. Rongga hidung merupakan jalan masuk oksigen untuk pernapasan, dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan. Di dalam rongga ini, udara yang masuk akan mengalami tiga proses, yaitu proses filter / penyaringan, penghangatan, dan pengaturan kelembapan (Mikrajuddin, Saktiyono, & Lutfi, 2007).

  Ketika udara masuk melalui rongga hidung, udara akan disaring terlebih dulu oleh rambut hidung dengan tujuan agar debu dan partikel kotoran tidak masuk kedalam paru-paru. Proses penyaringan ini yang umumnya menyebabkan rongga hidup menjadi kotor. Selanjutnya udara akan dihangatkan oleh kapiler darah yang terdapat dalam rongga hidung agar suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Proses terakhir ialah udara selanjutnya akan dilembapkan oleh lapisan lendir yang terdapat dalam rongga hidung dengan tujuan agar kelembapannya sesuai dengan kelembapan tubuh kita (Wasis & Irianto, 2008).

b. Silia / Cilia

  Silia merupakan rambut-rambut halus yang berfungsi unuk menyaring dan menahan kotoran yang masuk. Silia terletak pada permukaan saluran napas dan dapat mengeluarkan mukus. Silia bergerak lebih dari 1.000 kali per menit, sementara untuk silia yang menit. Paertikel yang terperangkap dalam lapisan mukus dikeluarkan ke mulut kemudian selanjutnya ditelan (Pujiarto, 2014). c.Faring

  Faring merupakan saluran yang berupa tabung corong dengan panjang 12,5-13 cm dan terletak dibelakang rongga hidung dan mulut. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan, serta terdapat tonsil/amandel didalamnya (Mikrajuddin, Saktiyono, & Lutfi, 2007). Di daerah faring dan sekitar hidung terdapat kelenjar limfoid yang berfungsi memproduksi sel-sel imunitas (Pujiarto, 2014). d. Laring

  Laring atau pangkal tenggorokan terdapat diantara faring dan trakea. Didalamnya terdapat epigotis dan pita suara yang dapat membuka dan menutup. Pada saat menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan melainkan menuju kerongkongan.

Dokumen yang terkait

PENATAAN RUANG KELAS YANG SESUAI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR Kasus: PAUD Kuncup Matahari dan PGRA Mutiara Bhima Sakti Sidoarjo

0 1 10

DEWAN PENYUNTING Kudang Boro Seminar Gasim Djoko Soetarno STAF AHLI (MITRA BESTARI) Joko Lianto Buliali Agus Harjoko Iping Supriana Suwardi Achmad Benny Mutiara TATA USAHA Yulizar Kasih Rizani Teguh Sudiadi

0 0 131

Aplikasi Citra Penginderaan Jauh untuk Estimasi Produksi Kelapa Sawit (Elaies Guineensis Jacq) Berbasis Normalized Different Vegetation Index (Perkebunan PT. Mutiara Sawit Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu)

0 0 12

KEWARGANEGARAAN “Jati Diri Bangsa Menghadapi Globalisasi Saat Ini” Oleh Kelompok 2 Buchori ismam Djatmiko Indah Murtini Karlina Selviana Nur Anna Irvanda Nurhasanah Karunia Nurica Mutiara Sari Reza Andani TEKNOLOGI PENDIDIKAN REGULER 2011 FAKULTAS ILMU PE

0 0 19

148 PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK DAN PRODUK HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK KECANTIKAN KOREA Ichsani Mutiara

1 0 13

BAB II Tinjauan Umum Tentang Perjanjian A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 34

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 1 14

1 ORIENTASI KARIR PADA PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA Yessiana Yolanda Saputri, Purwanti, Abas Yusuf Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email: yolandayessianagmail.com Abstract - ORIENTASI KARIR PADA PESERTA DIDIK DI SMA

0 0 9

ABSTRACT THE ROLE OF POLICE IN THE INVESTIGATION OF EXTORTION CRIME COMMITTED BY NGOs (A Study in Mesuji Police Jurisdiction Area) By Alif Yolanda Putra, Heni Siswanto, Gunawan Jatmiko Email : asyrofimiranda97gmail.com

0 0 13

Mutiara Berharga Dalam Penjelasan Makalah-makalah Ahlussunnah

0 0 144