Meteri Proses Pembelajaran I PA

MAKALAH
PROBLEM KURIKULUM DAN PEMBELAARAN SAINS
“KAJIAN PERMASALAHAN IMPLEMENTASI STANDAR ISI
KURIKULUM 2013 DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA PADA
PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII”
Dosen : Prof. Dr. Sukardjo

Oleh:
Erie Agusta

13708251069

Rina Rahayu

13708251081

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN SAINS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19)
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan kurikulum 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan Kurikulum 2013 ini juga berdasarkan analisis kebutuhan
masa

depan

untuk

menyongsong

generasi


emas

Indonesia

tahun

2045.Berdasarkan perkembangan tersebut terbentuklah suatu penetapan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berbasis pada Kompetensi Abad
XXI.Dampak dari perubahan ini berimbas pada ruang lingkup materi dan
tingkat

kompetensi

peserta

didik

yang


harus

dicapaisetiap

mata

pelajaran.Pengembangan standar isi ini juga melibatkan pengembangan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Sejak diresmikannya Kurikulum 2013, implementasi Kurikulum 2013
banyak menuai pro dan kontra.Dinamika ini dirasakan wajar terjadi karena
tuntutan paradigma Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum
2006.Perubahan

ini

sangat

terlihat

pada


pembelajaran

IPA

di

SMP.Keterpaduan materi Biologi, Fisika, dan Kimia dalam satu pelajaran
menjadi pemahaman tersendiri bagi guru untuk menyampaikan materi kepada
peserta didik.Walaupun pada kenyataannya Buku Pegangan Guru (BPG) dan
Buku Pegangan Siswa (BPS) sudah diterbitkan untuk membantu pemahaman
guru IPA di tingkat SMP, akan tetapi tidak sedikit guru yang masih bingung
dalam menyampaikan Standar Isi yang ditetapkan. Oleh karena itu
berdasarkan permasalahan ini kami ingin mengkaji lebih dalam dan sistematis
problem-problem yang terjadi pada materi ajar kurikulum 2013.

1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam makalah ini dapat diidentifikasi, sebagai berikut :
1. Apa permasalahan yang terkandung dalam implementasi standar isi
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP kelas VII?
2. Apa alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam
implementasi standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP
Kelas VII?

C. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terkandung dalam

implementasi standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP
kelas VII.
2. Untuk mengetahui apa saja alternatif pemecahan permasalahan yang

terkandung dalam implementasi standar isi kurikulum 2013 pada
pembelajaran IPA SMP Kelas VII.

2


BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Implementasi Standar Isi Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran IPA SMP.
Permasalahan implementasi Standar Isi pembelajaran IPA SMP kelas
VII pada dasarnya berpusat pada sejauh mana pemerintah pusat dalam
membuat pedoman pada Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa
untuk membimbing guru dan siswa dalam memahami keterpaduan materi IPA
yang akan disampaikan. Pengembangan materi IPA SMP ini juga disesuaikan
dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Penilaian
berdasarkan perubahan dari Permendiknas No. 19 tahun 2005 menjadi
Permendiknas No. 32 Tahun 2013.
Perubahan ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi guru IPA
dan siswa SMP kelas VII yang menjalankan Kurikulum 2013, oleh karena itu
untuk menemukan apasaja permasalahan yang terjadi dalam implementasi
Standar Isi Kurikulum 2013, kami melakukan sebuah observasi lapangan di
SMP implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan data dari Kemendikbud
tahun 2013 mengenai SMP implementasi Kurikulum 2013 di Yogyakarta,
kami memperoleh sebuah informasi bahwaSMP implementasi Kurikulum
2013 di Yogyakarta terdiri dari 7 SMPN Yogyakarta dan 1 SMPS

Yogyakarta.Dari data tersebut, kami mengambil 6 SMPN sebagai sampel
observasi, yaitu SMPN 1 Piyungan, SMPN 15 Yogyakarta,SMPN 2 Patuk,
SMPN 2 Lendah, SMPN 1 Sewon dan SMPN 1 Sleman.
Berdasarkan

datahasil

observasi

lapangan

yang

telah

kami

lakukan,informasi permasalahan implementasi Standar Isi pembelajaran IPA
SMP kelas VII yang timbul, juga didukung oleh beberapa permasalahan lain
yang menyebabkan permasalahan inti ada.Data observasi ini juga menjadi data

pembanding Standar Isi Pembelajaran SMP kelas VII berdasarkan
Permendikbud No. 64 Tahun 2013.Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai
hasil observasi yang kami lakukan di 6 SMPN ini dapat dilihat pada Tabel 1
dibawah ini.

3

Tabel 1. Tabel Hasil Observasi
No.

Harapan, Cita-cita dan
Tujuan

Kenyataan atau Realita
Berdasarkan Hasil
Observasi
SMPN 1 Piyungan&SMPN
15 Yogyakarta
Kurang
sinkronnya

kompetensi yang ada pada
silabus, buku guru, dan buku
siswa.

1.

Materidikembangkan
berbasis
kompetensi
sehingga memenuhi aspek
kesesuaaian dan kecukupan

2.

Materi
menggambarkan
SMPN 2 Patuk, SMPN 2
konsep materi IPA secara
Lendah, dan SMPN 1
mendalam

dan
prinsip
Sleman
keterpaduan IPA secara  Materi
belum
holistik.
menggambarkan prinsip
keterpaduan IPA
 Konsep materi IPA masih
terlalu dasar
Konsep
umum
buku
SMPN 1 Sleman
kurikulum
2013 Konsepbuku pegangan guru
menekankan
penggunaan dan buku pegangan siswa
bahasa yang jelas, logis dan pada mata pelajaran IPA
sistematis.

belum menggunakan bahasa
yang jelas, logis, dan
sistematis.

3.

Problem-problem
Tambahan
Pembuatan silabus, buku
pegangan guru, dan buku
pegangan siswa dilakukan
oleh tim yang berbeda, hal
ini dikarenakan keterbatasan
waktu dan anggaran biaya.
Pemerintah terlihat masih
bingung untuk mengubah
dan membentuk konsep
keterpaduan IPA pada buku
uji coba di masa transisi
kurikulum
2006
ke
kurikulum 2013.
Guru masih bingung dalam
memahami maksud dan
tujuan BPG IPA, hal ini
dikarenakan BPG IPAdibuat
terkesan
terburu-buru
dengan gambaran bahasa
buku yang kurang jelas dan
sistematis.

4.

Konsep
umum
buku
SMPN 1 Piyungan

kurikulum 2013 memuat  Rubrik penilaian pada
rubrik penilaian capaian
buku
pegangan
guru
pembelajaran
secara
masih
belum
jelas
bertahap (review, excersice,
(kalimat dan sistematika).
problem,
calange
dan  Rubrik penilaian secara 
project) pada semua BAB.
bertahap
pada
buku
pegangan guru belum
merata pada semua BAB.

5.

Konsep buku kurikulum
2013 mengakomodasi
konten lokal

SMPN 2 Patuk, SMPN 1
Piyungan, SMPN 1
Sleman, SMPN 15
Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2
Lendah
Konsep buku umum baik itu
pegangan guru dan pegangan
siswa belum sepenuhnya
mengakomodasi konten
kearifan lokal.

6.

Kecukupan materi ditinjau
dari:cakupan konsep/materi
esensial

SMPN 1 Sleman, SMPN 15
Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2

Guru masih bingung
dalam
menyusun
penilaian otentik (sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan)
Guru merasa terbeban
dengan
banyaknya
komponen
dalam
penilaian yang harus
dilakukan sesuai dengan
kurikulum 2013.
Guru kebingungan dalam
mengintegrasikan
konten
kearifan
lokal
dalam
pembelajaran.
Hal
ini
dirasakan penting karena
dalam proses penyampaian
materi terkadang guru butuh
penjelasan yang mudah
dimengerti oleh siswa. Ini
juga sekaligus menambah
wawasan siswa terhadap
potensi lokal yang ada di
daerahnya.
Guru bingung bagaimana
menyampaikan
materi
secara efektif dengan waktu

4

Kenyataan atau Realita
Berdasarkan Hasil
Observasi
alokasi waktu.
Lendah
Materi dirasakan terlalu
banyak,
sehingga
guru
kesulitan
dalam
menyampaikan materi.
7.
Kedalaman
materi SMPN 1 Sleman, SMPN 15
pengayaan ditinjau dari:
Yogyakarta, SMPN 1
pola pikir keilmuan dan
Sewon, dan SMPN 2
karakteristik siswa
Lendah
Kedalaman materi BPG dan
BPSdirasakan masih terlalu
rendah dan belum meninjau
pola pikir keilmuan dan
karakteristik siswa SMP.
Sumber: Hasil Observasi Februari 2014
No.

Harapan, Cita-cita dan
Tujuan

Problem-problem
Tambahan
yang diberikan.

Guru
bigung
membuat
pembelajaran yang inovatif
dan memotivasi siwa dengan
sistematika dan kedalaman
materi BPG dan BPS yang
ada sekarang.

Berdasarkan Tabel 1 di atas, didapat simpulan bahwa tidak sedikit guru IPA
SMP dan siswa kelas VII yang masih merasa bingung bagaimana memahami
materi pada Buku Pegangan Guru (BPG) dan Buku Pegangan Siswa (BPS).
Permasalahan ini dikarenakan kesan pemerintah yang terburu-buru dalam
pembuatan BPG dan BPS.Ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
terkait anggaran dan waktu (Puspitarini, 2013).
Selain berdasarkan hasil observasi di lapangan, kami juga melakukan
analisis Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa berdasarkan format
analisis buku guru dari Kemendikbud 2013. Adapun hasil analisis buku guru
yang kami lakukan dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan hasil analisis buku
siswa dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Analisis Buku Guru
Hasil Analisis
No.

1.

Aspek Yang
Dianalisis

Kesesuaian dengan
SKL, KI, dan KD

Tidak
Sesuai

-

Sesuai
Sebagian

-

Sesuai

Sesuai

Tindak Lanjut Hasil Analisis
Walaupun
sudah
dirasakan
sesuai, akan tetapi berdasarkan
hasil observasi di SMPN 1
Piyungan
&
SMPN
15
Yogyakarta, sebagian guru IPA
menilai adanya ketidaksinkronan
antara kompetensi yang ada pada
silabus dan buku guru. Hal ini
dikarenakan pembuatan silabus

5

Hasil Analisis
No.

Aspek Yang
Dianalisis

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagian

Sesuai

Tindak Lanjut Hasil Analisis
dan buku pegangan guru
dilakukan oleh tim yang berbeda,
akibat keterbatasan waktu dan
anggaran biaya.

2.

3.

4.

Kecukupan materi
ditinjau dari:
cakupan
konsep/materi
esensial dan
alokasi waktu

-

Sebagian
Sesuai

-

Informasi
pembelajaran
sesuai standar
proses
(penerapan
pendekatan
Scientific)

-

-

Sesuai

Penilaian Autentik
dan Bahan
Remedial Teaching

-

-

Sesuai

Kolom interaksi
Sesuai
antara guru dengan
orangtua
Sumber: ModifikasidariMateri Pelatihan Kemendikbud 2013
5.

Berdasarkan hasil observasi di
SMPN 1 Sleman, SMPN 15
Yogyakarta, SMPN 1 Sewon,
dan SMPN 2 Lendah, di dapat
sebuah hasil sebagian guru IPA
menilai materi BPG terlalu
banyak, sehingga guru kesulitan
dalam menyampaikan materi.
Pada aspek ini BPG sudah
menerapkan secara benar konsep
pendekatan saintifik.

Walaupun
sudah
sesuai,
berdasarkan hasil observasi
SMPN 1 Piyungan, rubrik
penilaian pada buku pegangan
guru masih belum jelas (kalimat
dan sistematika dan rubrik
penilaian secara bertahap pada
buku pegangan guru belum
merata pada semua BAB.
Aspek ini sudah ada pada BPG
pelajaran IPA SMP.

Dari Tabel 2 di atas didapat sebuah gambaran bahwa pada dasarnya BPG
sebagian besar sudah memenuhi aspek standar, hanya saja karena ini masih
bersifat ujicoba maka dirasakan masih banyak yag belum sempurna dan perlu
perbaikan.

6

Tabel 3. Hasil Analisis Buku siswa
Hasil Analisis
No.

Aspek Yang
Dianalisis

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagian

Sesuai

1.

Kesesuaian
dengan SKL, KI,
dan KD

-

-

Sesuai

2.

Kecukupan materi
ditinjau dari:
cakupan
konsep/materi
esensial dan
alokasi waktu.

-

Sesuai
sebagian

-

5.

Kedalaman
materipengayaan
ditinjau dari:
Pola pikir
keilmuan dan
karakteristik siswa

-

Sesuai
sebagian

-

6.

Penerapan
Pendekatan
Scientific

-

-

Sesuai

7.

Penilaian otentik
dalam bentuk
soalyang tersedia
dalam buku siswa

-

-

Sesuai

Tindak Lanjut Hasil
Analisis
Walaupun sudah dirasakan
sesuai,
akan
tetapi
berdasarkan hasil observasi
di SMPN 1 Piyungan &
SMPN 15 Yogyakarta,
sebagian Guru IPA menilai
adanya ketidaksinkronan
antara kompetensi yang ada
pada silabus dan buku
siswa. Hal ini dikarenakan
pembuatan silabus dan
buku
pegangan
siswa
dilakukan oleh tim yang
berbeda,
akibat
keterbatasan waktu dan
anggaran biaya.
Berdasarkan hasil observasi
di SMPN 1 Sleman, SMPN
15 Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2
Lendah, di dapat sebuah
hasil sebagian guru IPA
menilai materi BPS terlalu
banyak, sehingga siswa
kesulitan dalam memahami
materi.
Berdasarkan hasil observasi
di SMPN 1 Sleman, SMPN
15 Yogyakarta, SMPN 1
Sewon, dan SMPN 2
Lendah, di dapat sebuah
hasil sebagian guru IPA
menilai kedalaman materi
BPS belum meninjau pola
pikir
keilmuan
dan
karakteristik siswa SMP.
Pada aspek ini BPS sudah
menerapkan secara benar
konsep
pendekatan
saintifik.
Pada aspek ini BPS sudah
menerapkan secara benar
konsep
soal
yang
menggambarkan penilaian
otentik.

7

Sumber: Modifikasi Materi Pelatihan Kemendikbud 2013

Dari Tabel 3 di atas didapat sebuah gambaran bahwa pada dasarnya BPS
sebagian besar sudah memenuhi aspek standar, hanya saja karena ini masih
bersifat ujicoba maka dirasakan masih banyak yag belum sempurna dan perlu
perbaikan.
B. Alternatif Pemecahan Permasalahan Implementasi Standar Isi
Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPA SMP.
Berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas tentunya
membutuhkan sebuah alternatif pemecahan yang efektif. Adapun alternatif
permasalahan implementasi Standar Isi Kurikulm 2013 pada pembelajaran
IPA SMP ini dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Hasil Observasi Masalah dan Alternatif Pemecahannya

No.

1.

Harapan,
Cita-cita dan
Tujuan
Materidikemb
angkan
berbasis
kompetensi
sehingga
memenuhi
aspek
kesesuaaian
dan
kecukupan.

Kenyataan
atau Realita
Berdasarkan
Hasil
Observasi
SMPN 1
Piyungan&S
MPN 15
Yogyakarta
Kurang
sinkronnya
kompetensi
yang
ada
pada silabus,
buku
guru,
dan
buku
siswa

Problemproblem

Alternatif
Pemecahan

Alternatif yang
dipilih

Pembuatan
silabus, buku
pegangan
guru, dan buku
pegangan
siswa
dilakukan oleh
tim
yang
berbeda, hal
ini
dikarenakan
keterbatasan
waktu
dan
anggaran
biaya.

 Membentuk
tim yang sama
untuk
membuat
silabus, buku
pegangan guru
dan
buku
pegangan
siswa
 Memperhitung
kan
waktu
yang
efektif
dalam
menyiapkan
silabus, BPG,
dan BPS untuk
siswa
kelas
VIII
 Meningkatkan
intensitas dan
kualitas
kegiatan
MGMP
sehingga dapat
meningkatkan
keterampilan
guru IPA kelas

 Membentuk
tim yang sama
untuk membuat
silabus, buku
pegangan guru
dan
buku
pegangan siswa
 Memperhitung
kan
waktu
yang
efektif
dalam
menyiapkan
silabus, BPG,
dan BPS untuk
siswa
kelas
VIII
 Meningkatkan
intensitas dan
kualitas
kegiatan
MGMP
sehingga dapat
meningkatkan
keterampilan
guru IPA kelas
VII
dalam
mensinkronkan

8

No.

Harapan,
Cita-cita dan
Tujuan

Kenyataan
atau Realita
Berdasarkan
Hasil
Observasi

2.

Materi
SMPN 2
menggambar
Patuk,
kan konsep
SMPN 2
materi
IPA Lendah, dan
secara
SMPN 1
mendalam
Sleman
dan prinsip  Materi
keterpaduan
belum
IPA
secara
menggamb
holistik.
arkan
prinsip
keterpadua
n IPA
 Konsep
materi IPA
masih
terlalu
dasar

3.

Konsep
umum buku
kurikulum
2013
menekankan
penggunaan
bahasa yang

SMPN 1
Sleman
Konsepbuku
pegangan
guru
dan
buku
pegangan

Problemproblem

Alternatif
Pemecahan

Alternatif yang
dipilih

VII
dalam
kompetensi
mensinkronkan
yang
ingin
kompetensi
dicapai.
yang
ingin  Buku
yang
dicapai.
dibuat untuk di
 Buku
yang
tahun
dibuat untuk di
berikutnya
tahun
diharapkan
berikutnya
juga
diharapkan
memperhatikan
juga
perbaikan dari
memperhatika
hasil evaluasi
n
perbaikan
di
tahun
dari
hasil
pertama.
evaluasi
di
tahun pertama.
Pemerintah
 Perlunya
 Perlunya
terlihat masih
peningkatan
peningkatan
bingung untuk
kualitas
kualitas
mengubah dan
pelatihan guru
pelatihan guru
membentuk
IPA
dalam
IPA
dalam
konsep
memadukan
memadukan
keterpaduan
konsep
konsep
IPA pada buku
keterpaduan
keterpaduan IPA
uji coba di
IPA
dalam
dalam
masa transisi
pembelajaran.
pembelajaran.
kurikulum
 Perlunya
 Perlunya
2006
ke
perbaikan BPG
perbaikan BPG
kurikulum
dengan
dengan
2013.
menambahkan
menambahkan
penyampaian
penyampaian
materi
materi
keterpaduan
keterpaduan IPA
IPA yang lebih
yang
lebih
mendalam.
mendalam dan
menyeluruh
 Mengganti guru
(biologi, fisika,
fisika,
kimia
dan kimia).
dan
biologi
yang mengajar
IPA di SMP
dengan
guru
jurusan khusus
IPA Terpadu.
Guru
masih Persiapan waktu Persiapan waktu
bingug dalam yang lebih efektif yang lebih efektif
memahami
dalam menyusun dalam menyusun
maksud
dan buku.
buku.
tujuan BPG,
hal
ini
dikarenakan

9

No.

Harapan,
Cita-cita dan
Tujuan
jelas,
logis
dan
sistematis.

Kenyataan
atau Realita
Berdasarkan
Hasil
Observasi
siswa belum
menggunakan
bahasa yang
jelas, logis,
dan
sistematis.

4.

Konsep
SMPN 1
umum buku
Piyungan
kurikulum
 Rubrik
2013 memuat
penilaian
rubrik
pada buku
penilaian
pegangan
capaian
guru masih
pembelajaran
belum jelas
secara
(kalimat
bertahap
dan
(review,
sistematika)
excersice,
 Rubrik
problem,
penilaian
calange dan
secara
project) pada
bertahap
semua BAB.
pada buku
pegangan
guru belum
merata
pada
semua
BAB.

5.

Konsep buku
kurikulum
2013
mengakomod
asi konten
lokal

SMPN 2
Patuk,
SMPN 1
Piyungan,
SMPN 1
Sleman,
SMPN 15
Yogyakarta,
SMPN 1
Sewon, dan
SMPN 2
Lendah
Konsep buku
umum baik
itu pegangan
guru dan
pegangan

Problemproblem
BPG
dibuat
terkesan
terburu-buru
dengan
gambaran
bahasa buku
yang kurang
jelas
dan
sistematis.
 Guru masih
bingung
dalam
menyusun
penilaian
otentik
(sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
)
 Guru merasa
terbeban
dengan
banyaknya
komponen
dalam
penilaian
yang harus
dilakukan
sesuai
dengan
kurikulum
2013.
Guru
kebingungan
dalam
mengintegrasi
kan
konten
kearifan lokal
dalam
pembelajaran.
Hal
ini
dirasakan
penting karena
dalam proses
penyampaian
materi
terkadang guru
butuh
penjelasan

Alternatif
Pemecahan

Alternatif yang
dipilih

 Rubrik
 Rubrik penilaian
penilaian pada
pada
BPG
BPG diperbaiki
diperbaiki
dengan kalimat
dengan kalimat
yang lebih jelas
yang lebih jelas
dan sistematis.
dan sistematis.
 Pelatihan
 Pelatihan
MGMP untuk
MGMP
untuk
meningkatkan
meningkatkan
pemahaman
pemahaman
guru
dalam
guru
dalam
mengembangka
mengembangka
n
penilaian
n
penilaian
otentik
agar
otentik.
guru
tidak
merasa terbeban
dengan
komponen
penilaian yang
begitu banyak.

 Perbaikan BPG
dengan
mengintegrasika
n kearifan lokal.
 Pelatihan
MGMP untuk
meningkatkan
kualitas
guru
dalam
menyampaikan
materi dengan
mengintegrasika
n kearifan lokal
di dalamnya.

Pelatihan MGMP
untuk
meningkatkan
kualitas guru
dalam
menyampaikan
materi dengan
mengintegrasikan
kearifan lokal di
dalamnya.

10

No.

6.

7.

Harapan,
Cita-cita dan
Tujuan

Kecukupan
materi
ditinjau
dari:cakupan
konsep/materi
esensial
alokasi
waktu.

Kenyataan
atau Realita
Berdasarkan
Hasil
Observasi
siswa belum
sepenuhnya
mengakomod
asi konten
kearifan
lokal.

Problemproblem
yang mudah
dimengerti
oleh siswa. Ini
juga sekaligus
menambah
wawasan
siswa terhadap
potensi lokal
yang ada di
daerahnya.
Guru bingung
bagaimana
menyampaikan
materi secara
efektif dengan
waktu
yang
diberikan.

SMPN 1
Sleman,
SMPN 15
Yogyakarta,
SMPN 1
Sewon, dan
SMPN 2
Lendah
Materi
dirasakan
terlalu
banyak,
sehingga guru
kesulitan
dalam
menyampaika
n materi.
Kedalaman
Guru bigung
Sleman,
materi
membuat
SMPN 15
pengayaan
Yogyakarta, pembelajaran
ditinjau dari:
yang inovatif
SMPN 1
pola pikir
Sewon, dan dan
keilmuan dan
memotivasi
SMPN 2
karakteristik
siwa dengan
Lendah
siswa
sistematika
Kedalaman
materi BPG dan kedalaman
materi
BPG
dan
BPSdirasakan dan BPS yang
masih terlalu ada sekarang.
rendah
dan
belum
meninjau
pola
pikir
keilmuan dan
karakteristik
siswa SMP.
Sumber: Hasil Observasi Februari 2014

Alternatif
Pemecahan

Alternatif yang
dipilih

Perbaikan
BPG
dengan
materimateri
yang
essensial, hal ini
juga
mempertimbangk
an waktu guru
dalam
menyampaikan
pembelajaran.

Perbaikan
BPG
dengan
materimateri
yang
essensial, hal ini
juga
mempertimbangka
n waktu guru
dalam
menyampaikan
pembelajaran.

Perbaikan materi
BPG dan BPS
dengan
mempertimbangk
an
aspek
psikologis siswa
SMP.

Perbaikan materi
BPG dan BPS
dengan
mempertimbangka
n aspek psikologis
siswa SMP.

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa perbaikan materi pada
BPG dan BPS dari berbagai aspek dirasakan sangat penting untuk
11

dilakukan.Perbaikan ini diantaranya, mengenai materi pada buku yang
mempertimbangkan teori psikologi.Menurut Smith (2009:129) manajemen daya
ingat peserta didik sangat cenderung lebih ditentukan oleh ikatan emosional peserta
didik dalam menjalani proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu dengan materi

pembelajaran yang mempertimbangan karakteristik peserta didik, maka akan
menunjang proses pembelajaran yang efektif (Smith, 2009:129).Kemudian
yang kedua, menempatkan kearifan lokal sebagai basis dan atau isu penting
dalam berbagai upaya membangun karakter bangsa (Sayuti, 2010).Disinilah
peran sentral pendidikan sebagai media untuk menyampaikan kearifan lokal
dalam penyampaian materi pembelajaran.Ini juga dirasakan penting bagi guru,
karena ketika dalam proses penyampaian materi terkadang guru membutuhkan
penjelasan yang mudah dimengerti oleh siswa sekaligus menambah wawasan
siswa terhadap potensi lokal yang ada di daerahnya.
Selain itu, adanya perbaikan pada peningkatan kualitas dan kuantitas
pelatihan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) juga sangat penting
dilakukan.Hal ini dikarenakan, proses penyampaian materi yang baik sangat
tergantung pada kreatifitas guru dalam menyampaikannya.Jadi tidak sertamerta buku dengan standar yang baik tapi juga kreatifitas guru dalam
menyampaikan materi juga penting.

12

BAB III
SIMPULAN
Adapun simpulan yng didapat yaitu:
1. Permasalahan yang terkandung dalam implementasi standar isi kurikulum 2013
pada pembelajaran IPA SMP kelas VII yaitu:
a. Kurang sinkronnya kompetensi yang ada pada silabus, buku guru, dan buku
siswa.
b. Materi belum menggambarkan prinsip keterpaduan IPA dan konsep materi
IPA masih terlalu dasar.
c. Konsepbuku pegangan guru dan buku pegangan siswa pada mata pelajaran
IPA belum menggunakan bahasa yang jelas, logis, dan sistematis.
d. Rubrik penilaian pada buku pegangan guru masih belum jelas (kalimat dan
sistematika).
e. Rubrik penilaian secara bertahap pada buku pegangan guru belum merata
pada semua BAB.
f. Konsep buku umum baik itu pegangan guru dan pegangan siswa belum
sepenuhnya mengakomodasi konten kearifan lokal.
g. Materi

dirasakan

terlalu

banyak,

sehingga

guru

kesulitan

dalam

menyampaikan materi.
h. Kedalaman materi BPG dan BPS dirasakan masih terlalu rendah dan belum
meninjau pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa SMP.
2. Alternatif pemecahan permasalahan yang terkandung dalam implementasi
standar isi kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA SMP Kelas VII yaitu:
a. Membentuk tim yang sama untuk membuat silabus, buku pegangan guru
dan buku pegangan siswa.
b. Memperhitungkan waktu yang efektif dalam menyiapkan silabus, BPG, dan
BPS untuk siswa kelas VIII.
c. Meningkatkan intensitas dan kualitas kegiatan MGMP sehingga dapat
meningkatkan

keterampilan guru IPA kelas VII dalam mensinkronkan

kompetensi yang ingin dicapai.

13

d. Buku

yang

dibuat

untuk

di

tahun

berikutnya

diharapkan

juga

memperhatikan perbaikan dari hasil evaluasi di tahun pertama.
e. Perlunya peningkatan kualitas pelatihan guru IPA dalam memadukan
konsep keterpaduan IPA dalam pembelajaran.
f. Perlunya perbaikan BPG dengan menambahkan penyampaian materi
keterpaduan IPA yang lebih mendalam dan menyeluruh (biologi, fisika, dan
kimia).
g. Persiapan waktu yang lebih efektif dalam menyusun buku.
h. Rubrik penilaian pada BPG diperbaiki dengan kalimat yang lebih jelas dan
sistematis.
i. Pelatihan

MGMP

untuk

meningkatkan

pemahaman

guru

dalam

mengembangkan penilaian otentik.
j. Pelatihan MGMP untuk meningkatkan kualitas guru dalam menyampaikan
materi dengan mengintegrasikan kearifan lokal di dalamnya.
k. Perbaikan BPG dengan materi-materi yang essensial, hal ini juga
mempertimbangkan waktu guru dalam menyampaikan pembelajaran.
l. Perbaikan materi BPG dan BPS dengan mempertimbangkan aspek
psikologis siswa SMP.

14

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu.2013. Analisis Buku Guru dan Siswa (Mata Pelajaran). (online)
http://kemdikbud.go.id/uji-publik-kurikulum-2013-1.html, diakses tanggal 28
Februari 2013.

Kemendikbud.2013. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
___________. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Margaret, Puspitarini. 2013. Terburu-Buru Kurikulum 2013 Akan Sia-Sia. Diambil

2 Maret 2014, dari
http://kampus.okezone.com/read/2013/01/14/373/746016/terburu-burukurikulum-2013-akan-sia-sia.
Sayuti, Suminto A. 2010. Kearifan Lokal dalam Konteks Pendidikan Karakter.
Makalah Seminar Nasional “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal
untuk menghadapi Tantangan Global. Yogyakarta: Lemlit UNY.
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirza
Media Pustaka.

15