Analisis Orientasi Pembelajaran Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Pada IKM Sepatu Di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung
Tim Penguji
•
Trustorini Handayani, SE.,M.Si
•
Rizki Zulfikar, SE.,M.SI
Pembimbing
Dra. Rahma Wahdiniwaty,M.Si
(2)
NETTY FRISKA PANDIANGAN
21208009
(3)
PERSAINGAN DUNIA BISNIS
YANG SEMAKIN KETAT,
SEHINGGA MENYEBABKAN
SETIAP PELAKU IKM HARUS
MENINGKATKAN POTENSI
YANG DIMILIKI AGAR
MAMPU UNGGUL DALAM
BERSAING
KEADAAN PASAR
YANG KURANG
MENDUKUNG YANG
HANYA
MENGANDALKAN
KEDATANGAN
KONSUMEN DENGAN
PENGGUNAAN
PROGRAM KATALOG
PROGRAM
PEMBELAJARAN YANG
MENDUKUNG SETIAP
PERKEMBANGAN IKM
HARUS SELALU
DITERAPKAN DEMI
KEMAJUAN IKM
(4)
NO POTENSI 2004 2005 2006 2007
1 Unit Usaha 848 845 828 828
2 Tenaga Kerja(orang)
3.468 3.556 3.498 3.516
3 Investasi(Ribuan) 18.170.475 23.720.675 14.507.168 14.507.168
(5)
41%
7%
8%
8%
8%
28%
USA
BELGIA
JERMAN
INGGRIS
BELANDA
Lainya
(6)
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Wawan Darmawan Selaku
Koordinator Sub Unit Pengembangan
IKM Persepatuan Cibaduyut
Bahwa program pembelajaran yang telah
dilakukan untuk perkembangan UKM telah berjalan dengan baik, dan
program ini dilakukan melalui kerja sama pemerintah maupun dengan
BPIPI dengan kapasitas orang yang telah ditentukan
per tahunnya.
Pelatihan
dilakukan dalam
rangka
pembekalan ilmu
bagi pemilik,
karyawn agar
mampu
memperluas
pangsa pasarnya
dengan baik dan
unggul dalam
bersaing
(7)
Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa pemilik Toko sepatu di Cibaduyut
Mereka sangat sulit untuk memprediksi keadaan
pasar dan tingkat kemauan konsumen karena
sampai saat ini mereka hanya menunggu saja,
maksudnya mereka hanya fokus pasa sistem
pemasaran melalui program katalog yang hanya
berganti model sekali dalam setahun, dan pada
saat-saat tertentu seperti idul fitri, natal dan
tahun baru mereka kewalahan dalam memenuhi
permintaan konsumen karena keterbatasan waktu
dan kemampuan dalam memproduksi sepatu.
Keadaan ini menjadi tantangan tersendiri bagi
(8)
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa UKM memiliki potensi usaha yang
terus meningkat dan mampu melakukan penjualan sepatu pada pasar dalam
maupun luar negeri.
Berbagai aktifitas dalam orientasi pembelajaran telah dilakukan, baik oleh
pihak Unit Pelayanan Tehknis (UPT) dan kerja sama dengan pemerintah.
Orientasi pasar yang terus dilakukan seharusnya mampu memperluas
pasar, Namun orientasi pasar yang dilakukan oleh UKM Sepatu Cibaduyut masih
lemah, hal ini dikarenakan oleh program yang dilakukan UKM itu sendiri belum
begitu maksimal, karena pihak UKM hanya menunggu reaksi para pembeli
(9)
1. Bagaimana
orientasi
pembelajaran
pada UKM
sepatu
Cibaduyut
Kecamatan
Bojongloa
Kidul Bandung
2. Bagaimana
orientasi pasar
pada UKM
sepatu
Cibaduyut
Kecamatan
Bojongloa
Kidul Bandung
4. Seberapa besar
Pengaruh orientasi
pembelajaran dan
orientasi pasar
terhadap
keunggulan
bersaing pada UKM
sepatu Cibaduyut
Kecamatan
Bojongloa Kidul
Bandung baik secara
simultan maupun
parsial
3. Bagaimana
keunggulan
bersaing pada UKM
sepatu cibaduyut
Kecamatan
Bojongloa Kidul
(10)
Menurut Gervin dalam Bagas Prakosa (2005;42-43), menyatakan bahwa:
orientasi pembelajaran merupakan sebagai suatu proses dimana
organisasi atau perusahaan belajar untuk memiliki keahlian dalam
menciptakan, mempelajari dan mentransfer pengetahuan serta sikap dari
perusahaan untuk merefleksikan hasil belajar dari perusahaan
.
Menurut Lukas & Ferrell dalam Bagas Prakosa (2005;40),
menyatakan bahwa orientasi pasar adalah suatu proses dari
menghasilkan dan memberikan informasi untuk tujuan
menciptakan
superior value
bagi konsumen.
Menurut Sensi Tribuana Dewi (2005;133), keunggulan
bersaing
diartikan
sebagai
strategi
benefit
dari
perusahaan
yang
melakukan
kerja
sama
untuk
menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif
dalam pasarnya.
(11)
Lee and Tsai (2005:27), menyatakan bahwa orientasi pembelajaran merupakan hal
yang penting karena memberi dampak secara langsung pada keunggulan bersaing,
sehingga orientasi pembelajaran mendapat prioritas yang tinggi dalam praktek
manajemen.
Menurut Baker and Sinkula dalam Joubert B Maramis (2008:27) menyatakan bahwa
orientasi pembelajaran memiliki peranan dalam keunggulan bersaing dan bukan
hanya menciptakan keunggulan bersaing, namun juga terus mempertahankan
keunggulan bersaing tersebut.
Menurut Bagas Prakosa (2005;51) telah dibuktikan bahwa untuk memperoleh
keungglan bersaing perusahaan dapat dipengaruhi orientasi pembelajaran.
Menurut Kohli et al (1993:22) menyatakan bahwa Serangkaian proses dan aktivitas
untuk mendapatkan informasi pasar dikenal dengan nama orientasi pasar, aspek
yang perlu mendapat penekanan dalam orientasi pasar yaitu meliputi informasi
tentang pelanggan dan pesaing. Sehingga bagi perusahaan yang memiliki
kelengkapan informasi tentang pelanggan dan pesaing, Setidaknya mereka memiliki
ide-ide terbaru untuk menciptakan produk dan layanan terbaru sehingga mampu
lebih unggul dalam persaingan.
Menurut Bagas Prakosa (2005;51) bahwa telah dibuktikan bahwa untuk
memperoleh keunggulan bersaing perusahaan dapat dipengaruhi oleh
orientasi pasar.
Keterkaitan
orientasi
pembelajaran
terhadap
Keunggulan
bersaing
Keterkaitan
orientasi pasar
terhadap
Keunggulan
(12)
PARADIGMA PENELITIAN
Orientasi Pembelajaran
Komitmen Terhadap
Proses Pembelajaran
Keterbukaan Pemikiran
Visi Bersama
KEUNGGULAN BERSAING
Keunggulan Sumber Daya
Keunggulan Keahlian
Keunggulan Bahan Baku
Keunggulan Posisi
Keunggulan Biaya
Keunggulan Nilai
Pelanggan
ORIENTASI PASAR
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi Interfungsional
ANALISIS ORIENTASI PEMBELAJARAN DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING
PADA UKM SEPATU DI CIBADUYUT KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL BANDUNG
(13)
Hipotesis Utama:
Terdapat pengaruh orientasi pembelajaran dan
orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing
pada UKM Sepatu di Cibaduyut Kecamatan
Bojongloa Kidul Bandung.
Sub Hipotesis :
Terdapat pengaruh orientasi pembelajaran
terhadap keunggulan bersaing pada UKM
Sepatu di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa
Kidul Bandung.
Terdapat pengaruh orientasi pasar terhadap
keunggulan bersaing pada UKM Sepatu di
(14)
Obyek Penelitian
Analisis Orientasi Pembelajaran dan Orientasi
Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing
Metode Penelitian
Deskriptif dan Verifikatif
Sumber Data
Data Primer dan Sekunder
Metode Pengumpulan Data
Observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi
Populasi dan Sampel
Populasinya adalah seluruh pemilik UKM,
yaitu 828 unit usaha. Dan sampel dalam
penelitian sebanyak 90 orang responden.
Unit Penelitian
UKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa
Kidul Bandung
Rancangan Analisis
Uji Validitas, Uji Reliabilitas, MSI, Regresi
dan Korelasi, Determinasi.
(15)
ADMINISTRASI PERKATORAN
INFORMASI DAN PROMOSI KOORDINATOR
PENGEMBANGAN TEKNIK INDUSRI
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
PELAYANAN JASA MESIN DAN PERALATAN
(16)
Aktivitas Unit Pengembangan Teknis IKM Persepatuan
Cibaduyut adalah melakukan pembenahan, pembinaan
baik internal maupun eksternal serta membantu
kelancaran pelayanan terhadap penguasaan industri kecil
menengah persepatuan Cibaduyut, sehingga diharapkan
keterkaitan antara instalasi dan pengusaha memiliki
instensitas hubungan yang kuat serta terciptanya kerja
sama yang saling menguntungkan. Beberapa aspek yang
menjadi sasaran program kerja instalasi Cibaduyut tahun
2011 antara lain pembinaan dan peningkatan
keterampilan serta keahlian pengusaha dibidang :
1.
Aspek Sumber Daya Manusia
2.
Aspek Managemen
3.
Aspek Permodalan
4.
Aspek Teknologi Produksi
5.
Aspek Pemasaran
(17)
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Usia
Berdasarkan Status Pernikahan
(18)
Kareteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kareteristik Responden Berdasarkan Usia
Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)
Pria 71 78,89
Wanita 19 21,11
Total 90 100
Usia Frekuensi (F) Persentase (%)
< 20 tahun
5 5,56
20 – 30 tahun
26 28,89
31 – 40 tahun
41 45,56
41 – 50 tahun
13 14,44
Diatas 50 tahun
5 5,56
(19)
Kareteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Kareteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan
Status Pernikahan Frekuensi (F) Persentase (%)
Menikah 51 56,36
Belum Menikah 39 43,64
Total 90 100
Pengeluaran Perbulan Frekuensi (F) Persentase (%)
≤ Rp 5.000.000,00 18 20,00
> Rp 5.000.000,00 – Rp 15.000.000,00
29 32,73
> Rp 15.000.000,00 – Rp 30.000.000,00
18 20,00
> Rp 30.000.000,00 25 27,27
(20)
Deskriftif Orientasi Pembelajaran
Hasil perhitungan persentase total skor dari variabel orientasi pembelajaran sebesar 75,74
berada di antara interval 68
–
84. Hal tersebut menyatakan bahwa orientasi pembelajaran para
pengusaha Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung secara umum berada dalam
kategori baik. Demikian juga bila dilihat berdasarkan indikator, tampak persentase skor
tanggapan responden pada ketiga indikator berada diantara interval 68
–
84, artinya komitmen
para pengusaha terhadap pembelajaran sudah tinggi, keterbukaan pemikiran juga tinggi dan
visi bersama sudah baik.
Indikator
Skor Aktual Skor Ideal
% Skor Aktual
Komitmen terhadap
proses pembelajaran 663 900 73,67
Keterbukaan
pemikiran 703 900 78,11
Visi bersama
679 900 75,44
TOTAL
(21)
Deskriftif Orientasi Pasar
Hasil perhitungan persentase total skor dari variabel orientasi pasar sebesar 78,0 berada di
antara interval 68
–
84. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa orientasi pasar pada
Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung secara umum berada dalam kategori
baik. Demikian juga bila dilihat berdasarkan indikator, tampak persentase skor tanggapan
responden pada ketiga indikator berada diantara interval 68
–
84, artinya orientasi pelanggan
sudah tinggi, orientasi pesaing juga sudah tinggi dan koordinasi interfungsional sudah baik.
Indikator
Skor Aktual Skor Ideal
% Skor Aktual
Orientasi Pelanggan 1033 1350 76,52
Orientasi Pesaing 677 900 75,22
Koordinasi Interfungsional
2151 2700 79,67
(22)
Deskriftif Keunggulan Bersaing
Hasil perhitungan persentase total skor dari variabel keunggulan bersaing sebesar 77,64
berada di antara interval 68
–
84. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa keunggulan
bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung secara umum berada dalam
kategori unggul. Demikian juga bila dilihat berdasarkan indikator, tampak persentase skor
tanggapan responden pada kelima indikator berada diantara interval 68
–
84, artinya
keunggulan sumber daya, keunggulan bahan baku, keunggulan posisi, keunggulan biaya dan
keunggulan nilai pelanggan sudah tinggi.
Indikator
Skor Aktual Skor Ideal
% Skor Aktual
Keunggulan sumber daya 1037 1350 76,81
Keunggulan bahan baku 1056 1350 78,22
Keunggulan posisi 730 900 81,11
Keunggulan biaya 329 450 73,11
Keunggulan nilai pelanggan
691 900 76,78
(23)
Persamaan Regressi Linier Berganda
Coefficientsa
.119 .282 .421 .675
.381 .066 .420 5.770 .000
.550 .076 .528 7.245 .000
(Constant) O.Pembelajaran O.Pasar Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coeff icients
Beta Standardized Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: K.Bersaing a.
(24)
Analisis Korelasi
1.
Pengaruh Variabel Orientasi Pembelajaran Dengan Keunggulan Bersaing Sevara Parsial
Hubungan antara orientasi pembelajaran dengan keunggulan bersaing ketika orientasi
pasar tidak berubah adalah sebesar 0,526 dengan arah positif. Artinya orientasi
pembelajaran memiliki hubungan yang cukup kuat dengan keunggulan bersaing ketika
orientasi pasar tidak mengalami perubahan. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa
ketika orientasi pembelajaran semakin baik, sementara orientasi pasar tidak berubah maka
keunggulan bersaing pada Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung akan
meningkat. Kemudian besar pengaruh orientasi pembelajaran terhadap keunggulan
bersaing pada Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung ketika orientasi pasar
tidak berubah adalah (0,526)
2
100% = 27,7%.
Correlations
1.000 .526
. .000
0 87
.526 1.000
.000 .
87 0
Correlation
Significance (2-tailed) df
Correlation
Significance (2-tailed) df
K.Bersaing
O.Pembelajaran Control Variables
O.Pasar
(25)
Pengaruh Variabel Orientasi Pasar Dengan Keunggulan Bersaing Secara Parsial
Hubungan antara orientasi pasar dengan keunggulan bersaing ketika orientasi pembelajaran
tidak berubah adalah sebesar 0,613 dengan arah positif. Artinya orientasi pasar memiliki
hubungan yang kuat dengan keunggulan bersaing ketika orientasi pembelajaran tidak
mengalami perubahan. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa ketika orientasi pasar
semakin baik, sementara orientasi pembelajaran tidak berubah maka keunggulan bersaing
pada Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung akan meningkat. Kemudian besar
pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing pada Industri Kecil Menengah Sepatu
Cibaduyut Bandung ketika orientasi pembelajaran tidak berubah adalah (0,613)
2
100% =
37,6%.
Correlati ons
1.000 .613 . .000
0 87
.613 1.000
.000 .
87 0
Correlation
Signif icance (2-tailed) df
Correlation
Signif icance (2-tailed) df
K.Bersaing
O.Pasar Control Variables
O.Pembelajaran
(26)
Pengaruh Orientasi Pembelajaran dan Orientasi Pasar dengan Keunggulan Bersaing Secara Simultan
Berdasarkan output di atas, diketahui koefisien korelasi simultan antara penjualan orientasi
pembelajaran dan orientasi pasar dengan keunggulan bersaing sebesar 0,775. Nilai 0,775
menunjukkan hubungan simultan yang terjadi antara orientasi pembelajaran dan orientasi pasar
dengan keunggulan bersaing berada dalam kategori hubungan yang tinggi (interval 0,71 - 1,00).
Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan simultan yang terjadi antara orientasi
pembelajaran dan orientasi pasar dengan keunggulan bersaing adalah searah, dimana semakin baik
orientasi pembelajaran dan orientasi pasar secara simultan akan diikuti oleh semakin besar
pengaruhnya terhadap keunggulan bersaing.
Model Summary
b.755
a.569
.559
.38008
Model
1
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imat e
Predictors: (Constant), O.Pasar, O.Pembelajaran
a.
Dependent Variable: K.Bersaing
b.
(27)
Analisis Koefisien Determinasi
Nilai R (0,755) pada tabel 4.76 menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel bebas (orientasi pembelajaran dan
orientasi pasar) secara simultan dengan keunggulan bersaing. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui
bahwa secara simultan kedua variabel bebas (orientasi pembelajaran dan orientasi pasar) memiliki hubungan yang
kuat dengan keunggulan bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung.
Sementara nilai R-Square sebesar 0,569 atau 56,9 persen, menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari
orientasi pembelajaran dan orientasi pasar secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada
keunggulan bersaing sebesar 56,9 persen. Artinya secara bersama-sama variabel bebas (orientasi pembelajaran dan
orientasi pasar) memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 56,9% terhadap perubahan keunggulan bersaing Industri
Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati adalah sebesar
43,1%, yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas yang diteliti seperti inovasi, orientasi
kewirausahaan, kinerja dan lain-lain.
Model Summaryb
.755a .569 .559 .38008 Model
1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e Predictors: (Constant), O.Pasar, O.Pembelajaran
a.
Dependent Variable: K.Bersaing b.
(28)
Pengujian Hipotesis
1.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan tabel output di atas, dapat dilihat nilai F
hitunghasil pengolahan data
sebesar 57,500 dan nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan
nilai F dari tabel. Dari tabel F pada
= 0.05 dan derajat bebas (2:87) diperoleh nilai
F
tabelsebesar 3,101. Karena F
hitung(57,500) lebih besar dari F
tabel(3,101) maka pada
tingkat kekeliruan 5% (
=0.05) Ho
1ditolak dan Ha
1diterima. Artinya dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa orientasi pembelajaran dan orientasi
pasar secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keunggulan
bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung. Untuk melihat secara
rinci pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat, berikut
disajikan uji hipotesis secara parsial menggunakan uji t.
ANOVAb
16.613 2 8.306 57.500 .000a 12.568 87 .144
29.181 89 Regression
Residual Total Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), O.Pasar, O.Pembelajaran a.
Dependent Variable: K.Bersaing b.
(29)
Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji Statistik t)
1. Pengaruh Orientasi pembelajaran Terhadap Keunggulan bersaing
Untuk menguji hipotesis diatas terlebih dahulu dicari nilai t
hitungvariabel orientasi
pembelajaran, dari keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel 4.31 diperoleh nilai
t
hitungsebesar 5,770. Karena nilai t
hitung(5,770) lebih besar dari t
tabel(1,988) maka pada
tingkat kekeliruan 5% Ho
2ditolak dan Ha
2diterima, sehingga dengan tingkat kepercayaan
95% dapat disimpulkan bahwa orientasi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap
keunggulan bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung.
Coefficientsa
.119 .282 .421 .675
.381 .066 .420 5.770 .000
.550 .076 .528 7.245 .000
(Constant) O.Pembelajaran O.Pasar Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coeff icients
Beta Standardized Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: K.Bersaing a.
(30)
2. Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing
Dari keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel 4.79 diperoleh nilai t
hitungvariabel
orientasi pasar sebesar 7,245. Karena nilai t
hitung(7,245) lebih besar dari t
tabel(1,988) maka
pada tingkat kekeliruan 5% Ho
3ditolak dan Ha
3diterima, sehingga dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keunggulan bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut
Bandung.
Coefficientsa
.119 .282 .421 .675 .381 .066 .420 5.770 .000 .550 .076 .528 7.245 .000 (Constant)
O.Pembelajaran O.Pasar Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coeff icients
Beta Standardized Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: K.Bersaing a.
(31)
1.
Tanggapan para pengusaha terhadap orientasi pembelajaran pada produk sepatu di
Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung dinilai baik (75,74%). Skor
tertinggi terdapat pada indikator keterbukaan pemikiran yaitu sebesar 78,11% dan
skor terendah terdapat pada indikator komitmen terhadap proses pembelajaran yaitu
sebesar 73,67%.
2.
Tanggapan para pengusaha terhadap orientasi pasar pada produk sepatu di Industri
Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung dinilai baik (78,00%). Skor tertinggi
terdapat pada indikator koordinasi interfungsional yaitu sebesar 79,67% dan skor
terendah terdapat pada indikator orientasi pesaing yaitu sebesar 75,22%.
3.
Keunggulan bersaing yang dimiliki Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut
Bandung dinilai baik (77,64%). Skor tertinggi terdapat pada indikator keunggulan
nilai pelanggan yaitu sebesar 76,78%, dan skor terendah terdapat pada indikator
Keunggulan biaya yaitu sebesar 73,11%.
4.
Orientasi pembelajaran dan orientasi pasar secara simultan memberikan pengaruh
yang signifikan sebesar 56,9% terhadap perubahan keunggulan bersaing Industri
Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung. Diantara kedua variabel bebas, orientasi
pasar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keunggulan bersaing dibanding
orientasi pembelajaran. Orientasi pasar memberikan pengaruh sebesar 37,6%
terhadap keunggulan bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung,
sementara orientasi pembelajaran hanya memberikan pengaruh sebesar 27,7%
(32)
Saran-Saran
1.
Tanggapan para pengusaha terhadap orientasi pembelajaran dinilai baik, namun dalam
meningkatkan eksistensinya Industri Kecil Menengah sepatu Cibaduyut Kecamatan
Bojongloa Kidul Bandung perlu meningkatkan komitmen terhadap proses pembelajaran
yaitu mengenai Keinginan dalam melakukan proses pembelajaran secara terus-menerus dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sebaliknya dalam Industri Kecil
Menengah sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung harus meningkatkan
Keinginannya dalam mengikuti pelatihan yang diadakan mengenai produk sepatu maka,
dengan hal tersebut IKM Sepatu Cibaduyut akan mampu menghasilkan produk yang
berkualitas baik sehingga akan memuaskan calon konsumennya.
2.
Orientasi pasar pada produk sepatu di Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung
dinilai baik. Namun perlu memperhatikan orientasi pelanggan dimana harus memperhatikan
kebutuhan pelanggannya dan layanan purna jual karenakan akan meningkatkan kepuasan
pelanggan. Disamping hal itu IKM Sepatu Cibaduyut perlu mencari informasi mengenai
tindakan pesaing karena akan memacu persaingan yang ketat.
3.
Meskipun keunggulan bersaing yang dimiliki Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut
Bandung dinilai unggul, sebaiknya dalam meningkatkan keunggulan bersaing Industri Kecil
Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemasaran
interaktif atau secara online yaitu dengan menggunakan media internet seperti blogspot,
Tweeter, facebook, kaskus dan lain-lain. Hal ini dapat mengefisiensikan biaya promosi yang
selama ini hanya melalui penerbitan katalog yang mengeluarkan biaya relative tinggi.
4.
Mengadakan penelitian dengan menggunakan analisis pett dan variabel-variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini seperti inovasi, harga, diferensiasi produk, lokasi,
promosi dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas dan mutu Industri Kecil Menengah
Sepatu Cibaduyut Bandung.
(33)
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
(34)
No Nama Judul Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian terdahulu Rencana penelitian
1 Bagas Prakosa
(2005)
Pengeruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi pembalajaran Tehadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Telah dibuktikan bahwa untuk memperoleh keunggulan bersaing, kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh orientasi pasar, orientasi pembelajaran dan inovasi. Variabel orientasi pasar dan orientasi pembelajaran yang digunakan sama. Skala Ordinal Respondenya sama langsung pada pemilik usaha Lokasi penelitian pada Industri manufaktur di Semarang Variebel independent ada 3 Lokasipenelit ian pada UKM Cibaduyut Bandung Variebel independent ada 2
2 Sensi Tribuana
Dewi (2005)
Analisis Pengaruh Orientasi Bisnis dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis The research analyze influence market orientation and product innovation to competitive advantage to increase marketing performance. Skala pengukuran Ordinal
Satu variabel yang digunakan sama yaitu keunggulan bersaing Lokasipenelit ian pada Industri batik di Kota dan Kabupaten Pekalongan Lokasipenelit ian pada UKM Cibaduyut Bandung
(35)
3 Fandy Tjiptono (2008) Orientasi Pasar: Perspektif, Penelitian dan Problematika Keberhasilan implementasi orientasi pasar ditunjang oleh kemampuan mengidentifikasi dan memperluas kapabilitas unik. Skala Ordinal Variabel yang digunakan orientasi pasar sama Hanya membahas mengenai oerientasi pasar menurut para ahli Variabel yang digunakan hanya orientasi pasar Membahas hubungan orientasi pasar terhadap keungglan bersaing Variebel yang digunakan ada 3
4 Joubert B Maramis
(2008) Learning Orientation, Innovation and Performane Disempulkan bahwa orientasi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap inovasi dan inovasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Indikator orientasi pembelajaran yang digunakan sama Skala Ordinal Penelitian hanya menggunaka n variabel independent saja sebanyak 3 Penelitian hanya menggunaka n variabel independent 2 saja
5 J.W Ong and
Hishamuddin Bin Ismail (2008) Sustainable Competitive Advantage through Information Technology Compentence: Resour-Based View on Small and Medium Enterprises
Information and communication technology(ICT) has been the main focused of Malasysian government to strengthen the small and medium enterprises Respondenny a sama Skala Ordinal
Lingkup pen elitia UKM Variebel yang digunakan sama yaitu orientasi pembelajaran Lokasi penelitian di Malaysia Dalam penelitian membahas tentang teknologi Lokasi penelitian di Indonesia-Bandung Dalam penelitian tidak membahas tentang teknologi
(36)
6 Yuni Istanto (2010) Pengaruh Strategi Keunggulan Bersaing dan Positioning Terhadap Kinerja Bahwa strategi keunggulan bersaing berpengaruh terhadap kinerja koperasi serba usaha di kabupaten Sleman Respondeny a sama Lingkup penelitian sama pada UKM Skala Ordinal Variabel keunggulan bersaing sama Lokasi penelitian pada koperasi serba usaha diYogyakart a Lokasi penelitian pada UKM Sepatu Cibaduyut
7 Maeziyeh Bayat
(2010) Competitive Advantages and Strategic Information Systems The competitiveness as a major factor for life organizations
Skala Ordinal
Salah satu variabel sama yaitu keunggulan bersaing Keunggulan bersaing sebagai variebel independent Lokasi penelitian berada di Negara Iran Keunggulan bersaing sebagai variebel dependent Lokasi penelitian berada di Negara Indonesia 8 Suparyadi (2003) Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT) : Kiat Bersaing diPasarEkspo IKGMT kurang efisiensi serta produknya kurang baik Lingkup penelitian sama pada usaha kecil Respondenny a sama Variabelnya sama yaitu keunggulan bersaing Lokasi penelitian pada Industri kecil gula merah tebu Tempat penelitian berada di Kabupaten Kediri Lokasi penelitian pada UKM Sepatu Cibaduyut Tempat penelitian berada di Kecamatan Bojongloa Kidul Bnadung
(37)
Variabel
Konsep
Indikator
Ukuran
Skala
Orientasi
Pembelajarn
(X1)
Orientasi
pembelajaran
merupakan sebagai
suatu proses
dimana organisasi
atau perusahaan
belajar untuk
memiliki keahlian
dalam
menciptakan,
mempelajari dan
mentransfer
pengetahuan serta
sikap dari
perusahaan untuk
merefleksikan hasil
belajar dari
perusahaan
Komitmen
Terhadap
Proses
Pembelajaran
Keterbukaan
Pemikiran
Visi bersama
Tingkat keinginan mengikuti
pelatihan
Tingkat keinginan untuk
melakukan pembelajara
secara terus-menerus
Tingkat penerapan hasil dari
pelatihan
Tingkat penerimaan
masukan/kritik dari pihak
lain
Tingkat penerapan ilmu dari
proses pembelajaran
Tingkat kekompakan dalam
mencapai visi bersama
Tingkat keterbukaan antar
semua pihak
O
R
D
I
N
A
L
(38)
Variabel
Konsep
Indikator
Ukuran
Skala
Orientasi
Pasar
(X2)
Orientasi pasar
merupakn
sebagai budaya
bisnis yang
secara efektif dan
efisien
menciptakan
perilaku
karyawansedemi
kian rupa
sehingga
menunjang upaya
penciptaan nilai
superior bagi
para pelanggan.
Orientasi Pelanggan
Orientasi Pesaing
Koordinasi
Interfungsional
Tingkat pemahaman
kebutuhan pelanggan
Tingkat layanan purna jual
Tingkat Tujuan kepuasan
pelanggan
Tingkat informasi mengenai
pesaing
Tingkat reaksi cepat
terhadap tindakan pesaing
Tingkat pendiskusian
tentang strategi pesaing
Tingkat targetkan peluang
bagi keunggulan kompetitip
Tingkat pembagian
informasi antar fungsi
O
R
D
I
N
A
L
(39)
Variabel
Konsep
Indikator
Ukuran
Skala
Keunggulan Bersaing (Y) Keunggulanbersaing diartikan sebagai str ategiBenefit dari perisaha an
yang melakukan kerja sama untuk menciptakan
keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam pasar. Keunggulan sumber daya Keunggulan bahan baku Keunggulan posisi Keunggulan biaya relatif rendah keunggulan nilai pelangga
Tingkat kesesuaian penempatan kerja
Tingkat keaktipan dalam memberi informasi pada konsumen
Tingkat keselektipan dalam memilih bahan baku
Tingkat persediaan bahan baku
Tingkat penempatan diri pada benak konsumen Tingkat kemudahan dikenal
Tingkat pengeluaran biaya pembuatan produk
Tingkat nilai produk sepatu
Tingkat nilai layanan konsumen
O
R
D
I
N
A
L
(40)
(41)
ANALISIS ORIENTASI PEMBELAJARAN DAN ORIENTASI
PASAR TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING
PADA IKM SEPATU DI CIBADUYUT KECAMATAN
BOJONGLOA KIDUL BANDUNG
The analysis of Learning Orientation and Market Orientation on Competitive Advantage In Cibaduyut shoes industry medium small
district of Bojongloa Kidul Bandung
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
NETTY FRISKA PANDIANGAN
21208009
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(42)
(43)
v
ABSTRAK
ANALISIS ORIENTASI PEMBELAJARAN DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA IKM SEPATU DI CIBADUYUT KECAMATAN
BOJONGLOA KIDUL BANDUNG
Oleh : Netty Friska Pandiangan
Pembimbing : Dr. Rahma Wahdiniwaty,Dra, M.Si
Penelitian ini dilakukan pada pengusaha IKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, menyebabkan para pelaku IKM harus meningkatkan potensi yang dimiliki agar mampu unggul dalam bersaing, keadaan pasar yang kurang mendukung yang hanya mengandalkan kedatangan konsumen dengan penggunaan program katalog. program pembelajaran yang mendukung setiap perkembangan ukm harus selalu diterapkan demi kemajuan ukm. Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing IKM ini adalah dengan meningkatkan orientasi pembelajaran dan memahami orientasi pasar. Namun yang terjadi pada kenyataannya orientasi pasar pada IKM Sepatu di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung justru cenderung begitu-begitu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi pembelajaran dan orientasi pasar keunggulan bersaing di IKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung..
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pengusaha yang menjalankan usahanya di IKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung yang berjumlah 828 orang dengan sampel sebanyak 90 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, analisis regresi, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 19.0 for windows.
Hasil analisis menggunakan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa variabel orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing di IKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung. Kedua, variabel orientasi pasar berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing di IKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung. Hasil analisis menggunakan uji t dapat diketahui orientasi pembelajaran, dan orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing di IKM Sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi orientasi pembelajaran dan orientasi pasar secara simultan memberikan pengaruh terhadap variabel keunggulan bersaing sebesar 56,9% sedangkan sisanya sebesar 49,1% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.
(44)
ABSTRACT
The analysis of Learningg Orientation and Market Orientation on Competitive Advantage of In Cibaduyut shoes industry medium small
district of Bojongloa Kidul Bandung
By : Netty Friska Pandiangan
Supervisor : Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra, M.Si
The research was conducted on entrepreneurs Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung. The phenomena is the growing needs of consumers one of them needs to shoes, many furniture shoes that bring quality competition, one of the products offered by Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung is shoes. Marketing strategies used to attrac by using a strategy of personal selling and sales promotion. But what happens in reality in Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung it tends to decrease. The Competitive Adventage of this study was to determine how big the influence of Learning Orientation and Market Orientation on Competitive Adventage at the Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung.
The method used in this study is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this study is the entrepreneurs who run their business in Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung, amounting to 828 people with a sample of 90 respondents. Statistical test used is the calculation of Pearson correlation, regression analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the aid program SPSS 19.0 for windows applications.
The results of analyzes using multiple linear regression can be seen that Learning Orientation variables have a positive effect on Competitive Adventage in Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung Second, the variable Market Orientation have a positive effect on the Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung of Competitive Adventage. The analysis using the t test can be known Learning Orientation, and Market Orientation have a significant effect on Competitive Adventage in Cibaduyut shoes industry medium small district of Bojongloa Kidul Bandung. The analysis using the coefficient of determination of Learning Orientation and Market Orientation to simultaneously deliver a variable influence on Competitive Adventage by 56,9% while the remaining 49,1% of the influence of other variables that are not investigated.
(45)
vi
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat serta kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus,
atas kasih karunia-Nya yang selalu setia menyertai langkah peneliti. Segala berkat
dan anugerah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, keyakinan,
kemampuan diberikan kepada peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan
usulan penelitian yang diberi judul “ANALISIS ORIENTASI PEMBELAJARAN DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA
IKM SEPATU CIBADUYUT KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL
BANDUNG”.
Adapun penyusunan sripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Dan dalam kesempatan ini, dengan ketulusan dan kerendahan hati peneliti
ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., MSi. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati, SE., MSi. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus dosen wali kelas
(46)
vii
4. Dr. Rahma Wahdiniawaty, Dra., M.Si., Selaku Pembimbing yang telah
berkenan dan meluangkan waktunya member bimbingan, membina,
mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga kepada penulis.
5. Riski Zulfikar, SE., M.Si, selaku penguji I yang telah memberikan arahan dan
saran-saranya dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
6. Trustorini Handayani, SE., M.Si, selaku penguji II sekaligus dosen spesialisasi
bisnis yang telah memberikan arahan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh staff dosen manajemen atas segala ilmu-ilmunya, semua yang telah
diberikan takkan terlupakan.
8. Bapakku terhebat Jhon Saor Pandiangan dan serta Ibunda tercinta Edinar
Simarmata You’re my best mother yang selalu mendukung dan mendoakan serta memberikan kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Keluarga ku terkasih, (Kak Mardiana, Adik ku Pardamean Tua, Dewi mandiri
Utama dan Rikky Martin Prakoso). Terimakasih untuk kasih sayang, doa,
perhatian, nasihat, saran dan motivasi yang tiada henti untuk ku.
10.Semua keluarga besarku yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih
atas semuanya.
11.Jun Sardo Metro yang selalu setia menemani dan selalu memberikan
dukungan berupa motivasi, inspirasi, serta perhatian pada penulis selama
(47)
viii
12.Sahabat-sahabat ku, Eris, Sartika, Eti Jubaedah, Sentosa, Cica Cahyati, Cica
Cunengsih, Satinih ...You’re my best friends, ever and forever...!!
13.Rekan-rekan MN-1 anggkatan 2008 seperjuangan penulis, Terima kasih atas
kerjasamanya. semoga hubungan baik ini dapat tetap terjalin sampai
seterusnya.
14.Teman – teman kelas spesialisasi bisnis anggkatan 2008 yang heboh.
15.Serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan serta saran-sarannya
kepada peneliti maafkan tidak bisa menyebutkan satu-persatu.
Peneliti berharap semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan
berkat-Nya yang berlimpah kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan usulan penelitian ini, atas segala doa, kebaikan, kesabaran, ketulusan
dan keikhlasan serta dukungannya.
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan. Peneliti juga mengharapkan koreksi dan saran
dari pembaca serta menerima masukan dan kritik tersebut dengan hati terbuka,
sehingga di masa yang akan datang sripsi ini dapat menjadi bahan yang lebih baik,
lebih menarik dan lebih bermanfaat lagi. Amin....
Bandung, September 2012
Penulis
Netty Friska Pandiangan 21208009
(48)
ix DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelititan ... 11
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 13 Hal
(49)
x
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 15
2.1.1 Orientasi Pembelajaran ... 17
2.1.1.1Tujuan Orientasi Pembelajaran ... 17
2.1.1.2Media Orientasi Pembelajaran ... 18
2.1.1.3Strategi Orientasi Pembelajaran ... 19
2.1.1.4Komponen Orientasi Pembelajaran... 20
2.1.2 Orientasi Pasar ... 21
2.1.2.1Manfaat Orientasi Pasar ... 22
2.1.2.2 Tuntutan Orientasi Pasar ... 23
2.1.2.3 Model Orientasi Pasar ... 24
2.1.2.4 Karateristik Orientasi Pasar... 24
2.1.2.4 Komponen Orientasi Pasar ... 25
2.1.3 KeunggulanBersaing ... 29
2.1.3.1Elemen-Elemen Pembentuk Keunggulan Bersaing .. 30
2.1.3.2Model Keunggulan Bersaing... 31
2.1.3.3Strategi Dalam Keunggulan Bersaing ... 32
2.1.3.4Nilai Rantai Keunggulan Bersaing... 33
2.1.3.5Komponen Keunggulan Bersaing ... 34
(50)
xi
2.2 Kerangka Pemikiran ... 37
2.1.4.1 Keterkaitan Orientasi Pembelajaran Dengan
Orientasi Pasar ... 41
2.1.4.2Keterkaitan Orientasi Pembelajaran Dengan
Keunggulan Besaing ... 41
2.1.4.2Keterkaitan Orientasi Pasar Dengan Keunggulan
Besaing ... 42
2.3 Hipotesis ... 44
BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1 ObjekPenelitian ... 46
3.2Metode Penelitian ... ... 46
3.2.1 Desain Penelitian ... 49
3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ... 51
3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.2.3.1 Sumber Data ... 54
3.2.3.2 Tenik Penentuan Data ... 55
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.2.4.1 Uji Validitas ... 60
3.2.4.2Uji Realibilitas ... 65
3.2.4.3Uji MSI... 69
(51)
xii
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 71
3.2.5.2. Pengujian Hipotesis ... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 GambaranUmum Perusahaan ... 84
4.1.1 Sejarah Perusahaan... 84
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 86
4.1.3 Job Deskriptif ... 87
4.1.4Aktivitas Perusahaan ... 90
4.2 Karateristik Responden ... 91
4.3 Analisis Desktiptif ... ... 94
4.3.1 Desktiptif Orientasi Pembelajaran ... 94
4.3.2 Desktiptif Orientasi Pasar ... 104
4.3.2 Desktiptif Keunggulan Besaing ... 116
4.4AnalisisVerifikatif ... 132
4.4.1Keterkaitan antar Orientasi Pembelajaran Dengan
Orientasi Pasar ... 136
4.4.2Pengaruh Orientasi Pembelajaran Dengan Keunggulan
Besaing Secara Parsial ... 138
4.4.2Pengaruh Orientasi Pasar Dengan Keunggulan
Besaing Secara Parsial ... 139
4.4.3Pengaruh Orientasi Pembelajaran dan Orientasi Pasar
Terhadap Keunggulan Besaing secara Simultan ... 140
(52)
xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 149
5.2 Saran-Saran ... 150
DAFTAR PUSTAKA ... 153
(53)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada
masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu IKM merupakan salah satu pilar utama
ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan,
perlindungan, dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujut keberpihakan yang
tegas pada kelompok usaha ekonomi rakyat.
IKM juga merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang
mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mengingat peranannya dalam
pembangunan begitu besar, maka usaha kecil harus terus dikembangkan dalam
rangka mewujudkan kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat
Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, IKM harus ditingkatkan lagi agar
menjadi lebih baik lagi dengan menjalin kerjasama yang baik antara pemerintah dan
(54)
2
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, melindungi serta menumbuhkan
iklim usaha.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil, Menengah menyatakan bahwa sesuai dengan amanat ketetapan
Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR-RI/1998
tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang
mempunyai kedudukan, peran, dan petensi strategi untuk mewujutkan struktur
perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan berkeadilan.
Pada era globalisasi yang akan kita hadapi ke depan, yang tidak mengenal
lagi batas-batas antar negara dan dengan didukung oleh perkembangan
teknologi,informasi dan komunikasi yang pesat akan menyebabkan aliran barang
ibarat air mengalir dari hulu ke lembah, begitulah akan terjadi aliran barang dan jasa
dari negara lain ke negara kita. Oleh karena itulah, IKM harus ditingkatkan
kemampuannya agar mampu menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang sangat potensial, dan kota ini
selalu menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk berbelanja baik dalam produk
fashion, makanan, dam masih banyak lagi. Bandung juga merupakan salah satu pusat
IKM terbesar dengan Jumlah IKM di kota Bandung saat ini mencapai 927 unit (Data
(55)
3
dan handycraft. Salah satu IKM yang sangat terkenal hingga keberbagai pelosok
negri bahkan sampai pada luar negri adalah IKM Sepatu Cibaduyut, yang telah
dijuluki sebagai “Surga Sepatu”.
IKM Cibaduyut adalah salah satu potensi kota Bandung, IKM ini mengalami
perkembangan usahannya dalam beberapa tahun terakhir ini dapat dikatakan
mengalami perkembangan. Cibaduyut adalah sebuah kawasan yang memang sudah
sangat terkenal sebagai pusat pengrajin sepatu di kota Bandung, bahkan kawasan ini
dikenal sebagai pasar penjualan sepatu terpanjang di dunia. Sepatu yang di jual di
kawasan ini merupakan hasil karya penduduk setempat yang konon ilmu
pembuatannya merupakan warisan dari leluhur. Walaupun merupakan produk lokal,
kualitas sepatu cibaduyut tidak kalah bersaing dengan sepatu-sepatu buatan luar
negeri.
Bedasarkan data berikut, akan di bahas mengenai potensi yang dimiliki oleh
IKM Cibaduyut yang harus ditumbuh kembangkan sebaik mungkin. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Potensi Sepatu Cibaduyut
NO POTENSI 2004 2005 2006 2007
1 Unit Usaha 848 845 828 828 2 Tenaga Kerja(orang) 3.468 3.556 3.498 3.516 3 Investasi(Ribuan) 18.170.475 23.720.675 14.507.168 14.507.168 4 Produksi (psg/th) 3.049.344 4.046.700 2.982.600 487.999.750
(56)
4
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa IKM Cibaduyut memiliki potensi terlihat
yang baik . Terlihat pada tabel diatas bahwa pada unit usaha, tenaga kerja,investasi
bahkan pada produksi yang selalu mengalami kenaikan. Hal ini merupakan bahwa
adanya suatu potensi yang melekat pada IKM tersebut, yang dapat dijadikan sebagai
acuan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnnya dengan usaha bisnis yang lain.
Cibaduyut memiliki peluang industri sepatu untuk mengisi pangsa pasar dunia
cukup terbuka, tentunya dangan mengupayakan peningkatan daya saing yang tinggi
dengan mengikuti kaidah perdagangan dan ekonomi seperti pemenuhan kualitas,
harga bersaing, dan penyarahan barang tepat waktu. IKM Cibaduyut juga telah
sampai pada pasar ekspor dengan tujuan utama ekspor alas kaki nasional pada
umumnya masih didominasi pada pasar tradisional untuk Negara-negara USA dan
Uni Eropa seperti Jerman, Belgia, Belanda, Inggris. Sebagai gambaran dapat dilihat
pada grafik berikut :
Sumber : Profil Sepatu Cibaduyut (2008:9) Grafik 1.1 Negara Tujuan Eksport Sepatu Cibaduyut
41%
7% 8% 8% 8%
28%
USA BELGIA JERMAN INGGRIS BELANDA Lainya
(57)
5
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kemampuan IKM Cibaduyut telah
dibuktikan dengan mampu membidik pasar luar negeri dengan tingkat persentasi
yang berbada-beda pada tiap Negara. Hal ini menunjukan bahwa IKM Cibaduyut
memiliki potensi keunggulan daya saing. Melihat potensi yang besar ini pemerintah
harus berperan dalam peningkatan potensi ini, Agar produk sepatu Cibaduyut ini
dapat berkembang pada pasar dunia, baik pasar regional, nasional, dan internasional
IKM Sepatu Cibaduyut memiliki potensi, melihat situasi tersebut sangat dihar
apkan peran aktif pemerintah dalam peningkatan kualitas IKM dengan membekali
para pemilik IKM dengan berbagai pembelajaran dalam pegembangan IKM tersebut.
Menurut hasil penelitian dari Bagas Prakosa (2005:51) yang menyatakan bahwa
untuk memperoleh keunggulan bersaing perusahaan dapat dipengaruhi oleh orientasi
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wawan Darmawan selaku
Koordinator Sub Unit Pengembagan IKM Persepatuan Cibaduyut menyatakan bahwa
selama ini bantuan kerja sama pemerintah terhadap IKM Cibaduyut ini telah berjalan
dengan baik, hal ini terbukti dengan adanya program pengembangan yang di terapkan
oleh pemerintah dan bekerja sama dengan pihak lainnya yang terkait. Pengembangan
yang dilakukan berupa pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan
hidup IKM. Kerja sama ini dilakukan secara terus menerus dengan berbagai tema
yang berbeda-beda. Pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah berada dibawah
(58)
6
kali dalam setahun. Pihak UPT akan mengirimkan 20-30 peserta atau orang yang
telah dipilih pemilik IKM untuk mengkuti pelatihan tersebut, orang-orang yang akan
dikirim adalah hasil dari beberapa yang telah ditentukan dengan berbagai kriteria
tertentu. Selain program dari pemerintah ini, ternyata UPT sendiri juga membuat
suatu kebijakan bahwa setiap tahunnya akan ada program pembelajaran dan pelatihan
bagi para pemilik, pekerja atau karyawan bahkan yang paling utama kepada pengrajin
demi penembangan pengetahuan dalam bidang persepatuan. Selain itu, UPT juga
melalakukan kerja sama dengan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI) dalam melaksanakan pelatihan tersebut, dimana UPT diminta menirimkan
24-30 orang untuk mengikuti acara tersebut dengan berbagai keterampilan khusus.
Hampir sama dengan pelatihan-pelatihan pada umumnya bahwa tiap pelatihan akan
diberi tema yang berbeda dengan pelatihan yang sebelumnya, baik hal tersebut
mengenai pelatihan manajemen, desain sepatu dan pembuatan acuan sepatu. (Hasil
wawancara tanggal 11 April 2012). Dengan adanya program pembelajaran tersebut
diharapkan para pelaku dalam IKM telah memiliki bekal yang baik dan diharapkan
mampu bersaing dalam situasi apapun..
Orientasi pembelajaran diharapkan dapat memperluas kemampuan melakukan
orientasi pasar sehingga dapat mendorong keunggulan bersaing. Menurut hasil
penelitian Bagas Prakosa (2005:51) menyatakan bahwa untuk memperoleh
(59)
7
pasar merupakan salah satu unsur penting bagi kemajuan suatu usaha, dengan
orientasi pasar perusahaan akan mampu menduduki posisinya pada persaingan bisnis.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Esa M.Sidik sebagai salah seorang
pengrajin sepatu dan sekaligus sebagai pemilik toko sepatu di Cibaduyut menyatakan
bahwa keadaan pasar di IKM Cibaduyut ini terdiri atas dua kondisi. Kondisi yang
pertama terdiri dari kelompok yang memproduksi atau membuat sepatu dengan
model sendiri dan menjual sepatu tersebut pada toko sendiri dimana toko tersebut
adalah milik mereka sendiri dan sepatu yang telah di produksi dapat segera dijual
langsung kepada konsumen. Kondisi yang kedua adalah dimana ada kelompok
tertentu yang hanya merupakan industri rumahan atau disebut dengan
bengkel-bengkel sepatu yang ada di kawasan Cibaduyut ini mendapatkan order sepatu dari
pengusaha-pengusaha besar atau bisa disebut dengan mafia sepatu. Mafia ini akan
melakukan order sepatu kepada para bengkel-bengkel sepatu yang tersedia dengan
merk, bentuk atau model, harga, serta bahan baku ditentukan dan diambil dari mafia
tersebut. Setelah order barang selesai sesuai dengan pesanan oleh mafia itu sendiri
akan dijual kepada toko yang telah memiliki nama dan pangsa pasar tersendiri salah
satunya seperti Yongky Komaladi, Edward Forer, Donatelo, Austine, dan lain-lain.
Mafia tersebut menjual produk sepatu jadi ini dengan harga yang begitu tinggi dan
sesuai dengan merk yang diinginkan. Dengan keadaan yang seperti ini maka para
pemilik bengkel sepatu ini akan sulit berkembang dan akan sulit bersaing pada
(60)
8
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pemilik IKM Sepatu di
Cibaduyut menyatakan bahwa mereka sangat sulit memprediksi tingkat kemauan
konsumen karena sampai pada saat ini mereka hanya bersifat menunggu saja,
maksudnya dalam hal ini mereka hanya fokus pada pemasaran produk yang hanya
dituangkan kedalam suatu katalok. Katalog ini sangat membatasi orientasi pasar
mereka, karena penyebaran katalog hanya terjadi ketika konsumen datang ke Toko
dan meminta atau mengambil sendiri katalok tersebut. Dengan keadaan yang seperti
ini pihak IKM mengalami kesulitan pada waktu-waktu tertentu, secara khusus
menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, bahkan pada momen tahun baru.
Keadaan yang seperti ini membuat pihak IKM mengalami kesulitan dan beberapa
pemilik toko menyatakan mereka mengalami kewalahan dalam memenuhi
permintaan konsumen, karena keterbatasan waktu dan karyawan yang mampu
memproduksi barang-barang tersebut. Sistem pemasaran produk melalui katalok ini
belum begitu optimal sehingga orientasi pasarnya masih cukup sempit. Dengan
kondisi orientasi pasar yang seperti ini mempersulit tumbuh kembang IKM sendiri,
program pengenalan produk hanya melalui program katalog dan itupun katalog
berlaku dalam setahun penuh yang akan membuat konsumen merasa bosan dengan
model yang begitu saja dalam tiap tahun berjalan. Hal ini yang menjadi tantangan
tersendiri bagi tumbuh kembang IKM Cibaduyut ini. Dari hal diatas dapat diindikasi
bahwa orientasi pasar IKM Cibaduyut masih terlalu sempit dan system yang
(61)
9
Berdasarkan penjelasan dari hasil wawancara diatas terdapat keadaan pasar
yang berbeda di Cibaduyut. Namun walaupun sepintas kelihatan sangat berbeda tetapi
dalam hal orientasi pasarnya mereka mengalami hal yang sama yaitu mereka hanya
bersifat diam dan menunggu saja atas reaksi dari penggusaha ataupun konsumen
mereka sendiri. Dengan keadaan yang seperti ini maka orientasi pasar persepatuan
Cibaduyut ini akan sulit berkembang.
Kondisi ini juga akan mengakibatkan ketidakseimbangan dimana dengan
adanya program pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh
para pelaku IKM diharapkan agar IKM ini dapat mengapresiasikan atau menerapkan
program yang berkualitas sesuai dengan program pembelajaran yang diikuti. Namun
saat ini keadaan yang dirasakan sangat jauh dari harapan, dimana dari hasil
wawancara dengan pemilik IKM yang menyatakan bahwa orientasi pasar mereka
sangat sempit. Dari keterangan tersebut dapat diindikasi bahwa program orientasi
pembelajaran tidak sepenuhnya dijalankan sehingga orientasi pasarnya kurang baik.
Berdasarkan pada permasalahan-permasalahan tersebut diatas yang bersumber
pada hasil-hasil penelitian sebelumnya dan fenomena bisnis yang ada pada Usaha
Industri Kecil dan Menengah (IKM) maka dapat dirumuskan masalah utama dalam
penelitian ini adalah:”ANALISIS ORIENTASI PEMBELAJARAN DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA IKM
(62)
10
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa IKM Sepatu Cibaduyut memiliki
potensi usaha yang teus meningkat dan mampu melakukan penjualan pada pasar
dalam maupun luar negeri yaitu ke beberapa Negara. Hal ini adanya indikasi IKM
Sepatu Cibaduyut memiliki keunggulan daya saing.
Berbagai aktifitas dalam orientasi pembelajaran dilakukan baik pada pihak
Unit Pelayanan Tehknis (UPT) dan kerja sama dengan pemerintah. Orientasi pasar
yang terus dilakukan agar mampu memperluas pasar. Namun orientasi pasar yang
dilakukan IKM Sepatu Cibaduyut masih lemah, hal ini dikarenakan oleh program
yang dilakukan oleh IKM itu sendiri masih belum maksimal, karena pihak IKM
hanya menunggu reaksi para pembeli melalui program katalog yang diluncurkan oleh
pihak IKM itu sendiri.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan diatas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Bagaimana orientasi pembelajaran pada IKM sepatu Cibaduyut Kecamatan
Bojongloa Kidul Bandung.
2 Bagaimana orientasi pasar pada IKM sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa
(63)
11
3 Bagaimana keunggulan bersaing pada IKM sepatu cibaduyut Kecamatan
Bojongloa Kidul Bandung.
4 Seberapa besar Pengaruh orientasi pembelajaran dan orientasi pasar terhadap
keunggulan bersaing pada IKM sepatu Cibaduyut Kecamatan Bojongloa
Kidul Bandung baik secara simultan maupun parsial.
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah agar penulis memperoleh
pemahaman, memperoleh informasi dan menjelaskan gambaran mengenai bagaimana
pengaruh orientasi pembelajaran, orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing pada
seluruh IKM Sepatu di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung dengan
mengumpulkan data yang kemudian dianalisa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian adalah untuk mengetahui
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui orientasi pembelajaran pada IKM sepatu Cibaduyut
Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung
2. Untuk mengetahui orientasi pembelajaran pada IKM sepatu Cibaduyut
Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung
3. Untuk mengetahui keunggulan bersaing pada IKM sepatu Cibaduyut
(64)
12
4. Untuk mengetahui pengaruh orientasi pembelajaran dan orientasi pasar
terhadap keunggulan bersaing pada IKM sepatu Cibaduyut Kecamatan
Bojongloa Kidul Bandung baik secara simultan maupun parsial.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian dan pengumpulan data-data kemudian dituangkan dalam
bentuk penelitian ini, adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
1. Kegunaan Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan melalui
penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan serta
membandingkannya dengan fakta dan kondisi realita yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Perusahaan
Semiga dapat bermanfaat dalam merancang strategi agar pelaksanaan
orientasi pembelajaran dan orientasi pasar dapat terlaksana dengan baik.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan
bahan referensi tentang informasi pengaru orientasi pembelajaran dan
orieentasi pasar sehingga dapat digunakan sebagai unpan balik bagi kinerja
(65)
13
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan agar dapat dijadikan
bahan referensi untuk mengembangkan ilmu Manajemen Bisnis
2. Bagi penulis lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi penulis
lain yang membutuhkan informasi tentang analisa pengaru orientasi
pembelajaran dan orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing.
3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen
bisnis terutama tentang orientasi pembelajaran, orientasi pasar dan keunggulan
bersaing.
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi dan pelaksanaan penelitian bertempat di Kelurahan Cibaduyut
Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung 40236. Telp (022) 5406096. sedangkan waktu
yang digunakan untuk penelitian ini adalah selama kurang lebih 6 bulan, yaitu dari
bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Adapun jadwal dari penelitian
(66)
14
Tabel 1.2
Tabel Jadwal Penelitian dan Pengumpulan Data
No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Penelitian
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan Data
5 Penulisan Laporan
(67)
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Dewasa ini pertumbuhan dunia bisnis sangat berkembang dengan pesat tanpa
disadari hal ini akan menjadi salah satu acuan bagi para pebisnis. Persaingan akan
semakin berat dan ketat dan hal ini merupakan suatu kenyataan yang harus dijalani
oleh setiap orang terutama orang-orang yang bergelut dalam bisnis. Menurut Eddy
Soeryanto Soegoto (2009:18) menyatakan bahwa bisnis adalah aktifitas yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau perusahaan dalam bentuk jasa
atau barang untuk memperoleh laba.
Kegiatan bisnis dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuannya
apabila bisnis tersebut melaksanakan kegiatan pemasaran dengan baik. Menurut Ali
Hasan (2009:1) menyatakan bahwa pemasaran (marketing) merupakan sebuah konsep
ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan
bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemeganga saham). Maka dari itu dalam
mencapai keunggulan setiap perusahaan diharuskan adanya suatu program atau
strategi pemasaran yang baik.
Menurut Gregorius Chandra(2002:3) menyatakan bahwa konsep pemasaran
juga menekan pada integrasi antara fungsi perusahaan dan antara departemen.
(68)
16
ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan) dan internal matketing (proses
merekrut, menyeleksi, melatih, dan memotivasi para karyawan sehingga mereka
dapat melayani pelanggan secara memuaskan).
Menurut Ali Hasan (2009:4) konsep pemasaran yang dapat diidentifikasi
adalah: pendekatan berorientasi pengalaman, pendekatan berorientasi konsumen,
pendekatan berorientasi pasar, pendekatan filosofis, pendekatan institusional,
pendekatan teoretis.
Pendekatan berorientasi pasar diyakini sebagai salah satu upaya pemasaran
untuk mengendalikan atau mencegah terjadinya penurunan penjualan. Perusahaan
yang berorientasi pasar memiliki kekuatan jual yang lebih besar dengan orientasi
penjualan dan produk berdasarkan tuntutan pelanggan, potongan harga, peluncuran
ulang, lebih banyak produk baru dan orientasi pasar memerlukan data yang lengkap
dan sistematis hal ini di kemukakan oleh Ali Hasan (2009:14).
Menurut Ali hasan (2009:104) bahwa keunggulan bersaing (competitive
advabtage) merupakan proses dinamis, karena harus dilakukan berkesinambungan.
Keunggulan bersaing menggambarkan bahwa suatu perusahaan dapat bertindak
lebihbaik dibandingkan dngan perusahaan lain walaupun mereka bergerak dalam
lingkungan industri yang sama. Untuk mencapai posisi advantage, perusahaan harus
menentukan factor-faktor penentu yang paling menunjang yaitu seprti proses
(69)
17
2.1.1 Orientasi Pembelajaran
Menurut Gervin dalam Bagas Prakoso (2005;42-43), bahwa:
orientasi pembelajaran merupakan sebagai suatu proses dimana organisasi atau perusahaan belajar untuk memiliki keahlian dalam menciptakan, mempelajari dan mentransfer pengetahuan serta sikap dari perusahaan untuk merefleksikan hasil belajar dari perusahaan .
Menurut Stata dalam Bagas Prakoso (2005;43) mengemukakan bahwa
“orientasi pembelajaran merupakan suatu proses dimana individu-individu akan memperoleh pengetahuan serta wawasan baru yang selanjutnua akan memodifikasi
perilaku dan tindakan mereka.” Sedangkan Menurut Gregory dalam Joubert B Maramis (2008;29) bahwa “orientasi pembelajaran adalah suatu budaya dimana karyawan setuju atas nilai dasar akan betapa pentingnya pembelajaran.”
2.1.1.1 Tujuan Orientasi Pembelajaran
Menurut Yusufhadi Miarso mengemukakan beberapa alasan mengapa saat ini
diperlukan organisasi untuk melakukan orientasi belajar yaitu :
1. Dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Pengembangan organisasi yang lebih berorientasi pada lingkungan internal
dianggap tidak tepat lagi.
Konsep organisasi belajar muncul dalam konteks perubahan lingkungan dan
daya saing, dimana organisasi membutuhkan kompetensi&kepemimpinan untuk
(70)
18
2.1.1.2 Media Orientasi Pembelajaran
Menurut Rowntree dalam Nanang Hafiah dan Cucu Suhana (2009;61),
mengelompokkan media pembelajaran tersiri dari beberapa yaitu sebagai berikut :
1. Media Interaksi Insani
Merupakan komunikasi langsung dua orang atau lebih, untuk pengembangan
efektif dilakukan melalui komunikasi nonverbal, seperti penampilan fisik,
roman muka, gerak gerik, atau sikap.
2. Media Realita
Realita merupakan perangsang nyata, dalam realita orang hanya menjadi
objek pengamatan atau studi.
3. Pictorial
Media ini di sajikan dalam berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata
maupun symbol, bergerak atau tidak bergerak.
4. Simbol Tertulis
Media penyajian informasi yang paling umum, dam memiliki berbagai macam
bentuk seperti buku teks, buku paket, paket program belajar, modul, dam
majalah.
5. Rekaman Suara
Bebagai informasi dapat disajikan kepada siapapun dalam bentuk rekaman
(71)
19
2.1.1.3 Strategi Orientasi Pembelajaran
Jenis-jenis Strategi Orientasi Pembelajaran Organisasi menurut Trianto
(2007:94) membagi strategi pembelajaran organisasi menjadi tiga jenis. Yaitu
Outlining, Pemetaan Konsep (Concept Mapping) dan Mnemonics. Untuk lebih jelas a
kan dipaparkan satu persatu sebagai berikut :
a) Outlining
Dalam Outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar
menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
Dalam proses pembuatannya, jenis hubungan yang akan dibangun adalah satu
topik kedudukannya lebih rendah terhadap topik lain. Misalnya yang terdapat
dalam sebuah daftar isi buku, atau list proses yang berjalan tahap demi tahap.
b) Pemetaan Konsep (Concept Mapping)
Pemetaan konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau diagram
tentang ide-ide penting suatu topik tertentu. Artinya pemetaan konsep menyajikan
bahan-bahan pelajaran khususnya ide-ide kunci melalui struktur yang baru dan
mudah dimengerti oleh siswa. Beberapa hal lebih efektif dibandingkan dengan
outlining.
c) Mnemonics
Menmonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang
menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah
(72)
20
terdiri atas 2 teknik yaitu teknik Chunking (pemotongan) misalnya untuk
mengenal no Hp lebih mudah 081385764411 diadakan pemotongan
0813-8576-4411 dan Akronim (singkatan). Misalnya ABRI singkatan dari Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia.
2.1.1.4 Komponen Orientasi Pembelajaran
Menurut Day, Senge, Tobin dalam Bagas Prakoso (2005;43) bahwa ada Tiga
nilai organisasi yang secara rutin dikaitkan dengan predisposisi perusahaan untuk
belajar yaitu adalah komitmen terhadap pembelajaran, keterbukaan pemikiran, dan
visi bersama. Hal-hal tersebut merupakan komponen inti yang menunjukkan konstruk
orientasi pembelajaran. Adapun penjelasan terperinci dari ketiga komponen tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Komitmen terhadap pembelajaran terkait dengan pembahasan Senge dalam Bagas
Prakoso (2005;43) mengenai prisip-prinsip pembelajaran, Tobin dalam Bagas
Prakoso (2005;43) tentang “berpikirberdasarkan fakta”, serta Galer dan Van Der
Heijden dalam Bagas Prakoso (2005;43) meyakini bahwa “budaya yang sejalan dengan proses pembelajaran” merupakan suatu hal yang penting bagi kemampuan
untuk mengembangkan pemahaman terhadap lingkungannya dari waktu ke waktu.
2. Dalam hal ini pemikiran yang terbuka dikaitkan dengan apa yang disebut dengan
proses tidak belajar / unlearning hal ini dikemukakan oleh Nystrom dan Starbuck
(1)
147
meningkatkan Keinginannya dalam mengikuti pelatihan yang diadakan mengenai produk sepatu maka, dengan hal tersebut IKM Sepatu Cibaduyut akan mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik sehingga akan memuaskan calon konsumennya.
2. Orientasi pasar pada produk sepatu di Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung dinilai baik. Namun perlu memperhatikan orientasi pelanggan dimana harus memperhatikan kebutuhan pelanggannya dan layanan purna jual karenakan akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Disamping hal itu IKM Sepatu Cibaduyut perlu mencari informasi mengenai tindakan pesaing karena akan memacu persaingan yang ketat. 3. Meskipun keunggulan bersaing yang dimiliki Industri Kecil Menengah
Sepatu Cibaduyut Bandung dinilai baik, sebaiknya dalam meningkatkan keunggulan bersaing Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemasaran interaktif atau secara online yaitu dengan menggunakan media internet seperti blogspot, Tweeter, facebook, kaskus dan lain-lain. Hal ini dapat mengefisiensikan biaya promosi yang selama ini hanya melalui penerbitan katalog yang mengeluarkan biaya relative tinggi.
4. Mengadakan penelitian dengan menggunakan variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti inovasi, harga, diferensiasi produk,lokasi,promosi dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas dan mutu Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut Bandung.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan. 2009. Marketing. Jakarta : Media Presindo.
Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alphabeta.
Gregorius Chandra. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Primiana. 2009. Menggerakkan Sektor Rill UKM & Industri. Bandung : Alphabeta
Sofan Amri. 2010. Proses Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontestual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama.
Moh Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Bob Foster. 2010. Keunggulan Bersaing Dalam Bisnis Ritel. Bandung : PT. Duta.
Fandy Tjiptono. 2008. Orientasi Pasar : Perspektip, Penelitian dan Problematika. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Volume 1 No. 1. ISSN 1979-0333. Diakses pada Februari 2012. Melalui World Wide Web: http://isjd.pdii.lip i.go.id/admin/jurnal/1203222232.pdf
Bagas Prakosa . 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajar an Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mncapai Keunggulan Bersaing. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi Volume 2 No. 1 Diakses pada Maret, 2012. Melalui http://www.wiloludjournal.com/ojs/in dex.php/cjsosci/issue/archive
(3)
Maramis B Joubert.2008. Learning Orientation, Innovation and Performance. Jurnal Megadigma Volume 2 No. 1. Diakses pada Meret 2012. Melalui World Wide Web: http://www.ipedr.com/vol11/25-R10037.pdf
Sensi Tribuana Dewi. 2005. Analisis Pengaruh Orientasi Bisnis dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis. Volume 3 No. 8. ISSN : 1967-9386. Diakses pada Februari 2012. Melalui World Wide Web: http://www.ipedr.com/vol11/25-R10037.pdf Fransisca Mulyono. 2011. Demand Chain Management : Supply Chain
Management + Orientasi Bisnis. Volume 7 No. 7. ISSN : 0216-1249. Diakses pada Maret 2012. Melalui World Wide Web: http://www. Center for business studies.com/vol11/25-R10037.pdf
Yuni Istanto. 2010. Pengaruh Strategi Keunggulan Bersaing Dan Positioning Terhadap Kinerja (Survey Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sleman Yogyakarta). Volume 8 No. 2. Diakses pada Maret 2012. Melalui World Wide Web: http://www. Buletin Ekonomi.com
Ong. J.W And Ismail Bin Hishamuddin. 2008. Sustainable Competitive Advantage through Information Technology Competence:Resource-Based View on Small and Medium Enterprises. Volume 1. Diakses pada Maret 2012. Melalui World Wide Web: http://www. Communications of the IBIMA.com
Hemmatfar Mahmood and Salehi Mahdi and Bayat Marziyeh. 2010. Competitive Advantages and Strategic Information Systems. Volume 5. No. 7. ISSN 1833-3850 E- ISSN 1833-8119. Diakses pada Maret 2012. Melalui World Wide Web: http://www.ccsenet.org/ijbm.
Suparyadi. 2003. Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT) : Kiat Bersaing di Pasar Ekspor. Volume 2. No. 8. ISSN: 0853 – 7665. Diakses pada Maret 2012. Melalui World Wide Web: http://www.ccsenet.org/ijbm
Eddy Soeryanto Soegoto. (2009). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Fandy Tjiptono. (2008). Strategi Pemasaran : Edisi 3. Yogyakarta : Andi Moh Nasir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mudjarad Kuncoro. (2001). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : UPP AMP YKPM.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
(4)
(5)
157
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
Nama Lengkap : Netty Friska Pandiangan Nama Panggilan : Netty
Tempat, Tanggal Lahir : Bahtonang, 07 Agustus 1989 Agama : Kristen Katolik
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Jl. Cimbeleuit, Gang. Ardasik, No. 17B, Bandung No. Telepon/ HP : 081220228053
(6)
158
II. Pendidikan Formal
No. Tahun Uraian Keterangan
1 2008-sekarang
Mahasisiwi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM Bandung) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Konsentrasi Bisnis Semester 7 (angkatan 2008)
-
2 2005-2008 SMA St.Thomas 1 Medan Lulus Berijazah 3 2002-2005 SLTP Katolik Cinta Kasih (KCK)
Tebing Tinggi
Lulus Berijazah