3.2 PEMANTAUAN AIR TANAH - 3.2. Pemantauan Air Tanah (108 116)

3.2PEMANTAUAN AIR TANAH

I. PENDAHULUAN
Perubahankeseimbangankondisi hidrogeologi yang menyebabkantimbulnya dampak
negatif terhadapsumber daya air tanah dan lingkungan sekitarnyaperlu dipantau secara
teratur dan sistematis.Pemantauandilakukan dalam rangka konservasiagar keberadaan
air tanah di suatu daerah dapat lestari dan berkesinambungansehinggapemanfaatannya
dapatberkelanjutan.
Upaya pemantauannya tersebut dilakukan secara berkala atau terus menerus dan
berkesinambunganmeliputi: pengukuran,pencatatan,pengamatan,dan analisis terhadap
perubahan kuantitas maupun kualitas air tanah serta kondisi lingkungan yang
mempengaruhiatau dipengaruhioleh terjadinyaperubahantersebut.
Hasil pemantauantersebut dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusandalam
pengelolaanair tanaholeh pemerintahdaerah
Mengingat pentingnya pemantauan tersebut dalam pengelolaan air tanah, maka
pemerintahdaerah dalam melaksanakankegiatan ini memerlukan adanya panduanvang
memberikanacuantentangcara pemantauanair tanah.
2. OBYEK PEMANTAUAN AIR TANAH
Obyek pemantauanair tanah adalah kuantitas, kualitas dan lingkungan keberadaanair
tanah.
2.1 PemantauanKondisi Air Tanah

a.

PemantauanKuantitasAir tanah
Perubahankuantitas atau volume air tanah pada suatu akuifer dapat diketahui dari
perubahankedudukanmuka air tanah, sedangkanpada mata air dan sungai bawah
tanah perubahan kuantitas terlihat pada perubahan debit aliran. Oleh karena itu
parameter kuantitas air tanah yang menjadi obyek pemantauan adalah muka air
tanah,debit mata air dan debit sungaibawah tanah.
Perubahan kuantitas air tanah antara lain disebabkan oleh pemanfaatannya, oleh
karena itu jumlah volume air tanah yang diambil menjadi obyek pemantauan.

b.

PemantauanKualitas Air Tanah
Perubahankualitas air tanah dapat diketahui dari perubahan sifat fisika, kandungan
kimia serta kandungan bakteri air tanah. Oleh karena itu parameter kualitas air tanah
yang menjadi obyek pemantauan adalah sifat fisika, kandungan kimia, serta
kandunganbakteri.

108


2.2 PemantauanLingkungan KeberadaanAir Tanah
Pemanfaatanair tanah dalam dengan sumurbor dapat menyebabkandampak lingkungan
berupa keringnya sumur dangkal atau sumur pendudukdi sekitar sumurbor dalam, intrusi
air laut, sertaamblesantanah.Oleh karenaitu parameterlingkungan keberadaanair tanah
yang menjadi obyek pemantauanadalah muka air tanah dangkal serta kualitasnya pada
sumur penduduk, serta permukaan tanah yang menunjukkan gejala amblesan.
3. TATA CARA PEMANTAUAN AIR TANAH
Perubahan kuantitas, kualitas dan amblesan tanah dipantau dengan cara mengukur,
mengamati,dan menganalisisbeberapafaktor yang mencerminkankondisi air tanah.
3.1 PemantauanKuantitas Air Tanah
Pemantauankuantitas air tanah dikerjakan dengancara melakukan pengukuran pada:
a. Muka air tanah
b. Debit mata air
c. Debit aliran air tanah;'sungaibawah tanah
d. Debit pemanfaatanair tanah.
a.

PemantauanMuka Air Tanah
Perubahankedudukanmuka air tanah dipantaudengancara melakukan pengukuran

pada sumur pantauataupunsumur produksi.
l)

Pemantauan muka air tanah pada sumur pantau atau pisometri dilakukan
sebagaiberikut.
a) Pengukuran dilakukan secara terus menerus menggunakan alat rekam
otomatis.
b) Setiapbulan alat rekam otomatisdikalibrasi denganhidrometer.
c) Hasil pengukuran menggunakanalat rekam mekanik berupa hidrograf yang
tergambar pada kertas perekam. Hasil pengukuran menggunakan alat
rekam digital berupa hidrograf dan angka numerik yang tersimpan dalam
perekam digital (disket ataupunhard disk).
d) Hasil rekamanmuka air tanahdianalisisdan dipakai sebagaidasarevaluasi
izin pemanfaatan air tanah.

2)

Pemantauanmuka air tanah pada sumur produksi dilakukan sebagaiberikut.
a) Pengukurandilakukan secaraberkala minimal dua kali dalam satu tahun.
b) Pengukuran kedudukan muka air tanah dilakukan ketika pemompaan telah

dihentikan selama30 - 60 menit.
c) Kedudukan muka air tanah yang berada di bawah permukaan tanah
setempat diukur dengan hidrometer. Kedudukan muka air tanah yang
berada di atas permukaan tanah setempat (artesis) diukur dengan
manometer atau dengan memasangpipa naik yang terbuka ujung atasnya
hingga muka air tanah berhenti tidak naik lagi. Tinggi kenaikan muka air
tanah tersebut diukur dari permukaantanah setempat.

109

d)
b.

Hasil pengukuran dianalisis dan dipakai sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair tanah.

PemantauanDebit Mata Air
Pemantauan debit mata air terutama dilakukan pada mata air yang diturap.
Pemantauandebit mata air dilakukan secaraotomatisataupunsecaraberkaia.
l)


Pemantauandebit mata air secaraotomatisdilakukan sebagaiberikut.
a) Pengukuran dilakukan dengan alat rekam debit otomatis (meter air).
b)

c)
d)

2)

c.

Pembacaanmeter air dilakukan satu bulan sekali, angka pencatatanpada
meter air merupakanjumlah kumrrlatif volume aliran mata air selamasatu
bulan.
Pemantauanjuga dilakukan terhadap debit sisa aliran mata air sehingga
diketahui persentasedebit sisapenurapanmata air tersebut.
Hasil pemantauan dianalisis dan digunakan sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair mataair.


Pemantauandebit mata air secaraberkaladilakukan sebagaiberikut:
a) Pengukuransecaraberkala dilakukan pada mata air yang belum dipasang
alat otomatis, minimal diukur dua kali dalam setahunpada musim hujan
dan musim kemarau.
b) Pengukurandilakukan secaramanual menggunakanflow meter atau alat
ukur aliran lainnya yang dilakukan dengancara mengukur kecepatanaliran
pada suatu penampang saluran yang mengalirkan air mata air tersebut.
Debit aliran didapatkandenganmengalikan antarakecepatanaliran dengan
luas penampangsaluran.
c) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sekat ukur atau bendung,
tinggi permukaan aliran pada sekat ukur atau bendung dicatat dan
dikonversikandalam tabel debit sesuaispesifikasisekatukur atau bendung.
d) Pemantauanjuga dilakukan terhadap debit sisa aliran mata air sehingga
diketahui berapa persen debit penurapanmata air tersebut.
e) Hasil pemantauan dianalisis dan digunakan sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair mata air.

PemantauanDebit SungaiBawah Tanah
Pemantauandebit sungai bawah tanah terutama dilakukan pada sungai bawah tanah
yang diturap. Pemantauan debit sungai bawah tanah dilakukan secara otomatis

ataupun secaraberkala.
1)

Pemantauan debit sungai bawah tanah secara otomatis dilakukan sebagai
berikut.
a)
b)

Pengukuran dilakukan dengan alat rekam debit otomatis (meter air).
Pembacaanmeter air dilakukan satu bulan sekali, angka pencatatan pada
meter air merupakan jumlah kumulatif volume aliran sunsai bawah tanah
selama satu bulan.

ll0

c)

.

d)

2)

d.

Pemantauanjuga dilakukan terhadapdebit sisa aliran sungai bawah tanah
sehingga diketahui persentasedebit sisa penurapan sungai bawah tanah
tersebut.
Hasil pencatatan dianalisis dan dipakai sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair sungaibawah tanah.

Pemantauandebit sungaibawah tanahsecaraberkala dilakukan sebagaiberikut.
a) Pengukuran secara berkala dilakukan minimal dua kali dalam setahun,
masing-masingsekali pada musim hujan dan musim kemarau.
b) Pengukuran dilakukan secara manual menggunakan flow meter atau alat
ukur lainnyayang dilakukan dengancara mengukur kecepatanaliran pada
suatu penampang saluran yang mengalirkan air sungai bawah tanah
tersebut. Debit aliran didapatkan dengan mengalikan antara kecepatan
. aliran denganluas penampangsaluran.
c) Pengukurandilakukan dengan menggunakansekat ukur (ambang), tinggi
permukaan aliran pada sekat ukur dicatat dan dikonversikan dalam tabel

debit sesuaispesifikasisekaiukur.
d) Hasil pemantauandianalisis dan digunakan sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair sungai bawah tanah.

PemantauanDebit PemanfaatanAir Tanah
Setiap sumur produksi ataupun mata air serta sungai bawah tanah yang diturap
dipasangialat pencatatdebit pemanfaatanair tanah.Kuantitas/volumeair tanahyang
diambil diukur dengancara sebagaiberikut.
l) Pengamatandan pencatatandilakukan berkala sekali dalam satu bulan.
2) Selisih angka antara dua jangka waktu pembacaan/pencatatan
pada meter air
merupakanjumlah kumulatif volume air tanah yang diambil selama jangka
u'aktu tersebut (satu bulan) pada sumur produksi, mata air atau sungai bawah
tanah yang diturap.
3) Hasil pencatatan dianalisis dan sebagai dasar evaluasi izin pemanfaatanair
tanah dan izin pengambilan air mata air atau izin pemanfaatanair sungai bawah
tanah.

3.2 PemantauanKualitas Air Tanah
Kualitas air tanah dinilai berdasarkan standar air bersih sesuai dengan peraturan

pemerintah yang berlaku. Pemantauan kualitas air tanah dikerjakan dengan cara
melakukan pengukuran :
. Sifat fisika air tanah
o Kandungan kimia air tanah
r Kandungan mikrobiologi air tanah
a.

PemantauanSifat Fisika Air Tanah
Perubahan sifat fisika air tanah dipantau dengan cara melakukan pengukuran pada
sumur pantau ataupun sumur produksi, mata air, dan sungai bawah tanah yang
diturap dilakukan dengan cara sebagaiberikut.

lll

l)
2)
3)
4)
b.


Pengukuran dilakukan secara berkala minimal dua kali dalam satu tahun
masing-masingsekali pada musim hujan dan musim kemarau.
Pengukuran dilakukan dengan cara mengambil contoh air yang belum
mengalamipengolahan.
Contoh air segera dianalisis dengan standar yang berlaku untuk mengetahui
sifat fisikanya berdasarkanbaku kualitasair.
Hasil pengukuran dipakai sebagai dasar evaluasi izin pemanfaatanair tanah,
izin pemanfaatanair mata air atau izin pemanfaatanair sungaibawah tanah.

PemantauanKandunganKimia Air Tanah
Perubahan kandungan kimia baik organik maupun anorganik air tanah dipantau
dengan cara menganalisiscontoh air tanah yang berasaldari sumur pantau ataupun
sumur produksi, mata air, dan sungai bawah tanah yang diturap, dilakukan sebagai
berikut.
l) Analisis contoh air dilakukan secaraberkala minimal dua kali dalam satu tahun
masing-masingsekalipadamusim hujandan musim kemarau.
2) Analisis dilakukan dengancara mengambilcontoh air yang belum mengalami
pengolahan.
3)
4)

c.

Contoh air segera dianalisis dengan standar yang berlaku untuk mengetahui
kandungankimia air tanahnyaberdasarkanbaku kualitas air.
Hasil pengukurandipakai sebagaidasar evaluasiizin pengambilanair tanah,
izin pemanfaatanair mata air atau izin pemanfaatanair sungaibawah tanah.

Pemantauan
KandunganMikrobioiogi Air Tanah
Perubahankandungan mikrobiologi air tanah yaitu coliform dipantau dengan cara
melakukan analisis contoh air dari sumur pantauataupunsumur produksi, mata air,
dan sungaibawah tanahyang diturap sebagaiberikut.
l)
2)
3)
4)

Analisis contoh air dilakukan secaraberkala minimal dua kali dalam satu tahun
masing-masingsekali pada musim hujan dan musim kemarau.
Analisis dilakukan dengan cara mengambil contoh air yang belum mengalami
pengolahan.
Contoh air dianalisis sesuai standaryang berlaku untuk mengukur kandungan
coliform berdasarkanbaku kualitas air.
Hasil pengukuran dipakai sebagai dasar evaluasi izin pengambilan air tanah,
izin pengambilanmata air atau izin pemanfaatanair sungai bawah tanah..

3.3 Pemantauan Dampak Lingkungan Akibat PemanfaatanAir Tanah
Pemanfaatanair tanah oleh industri menggunakansumurbor diizinkan untuk air tanah
dalam. Namun pemanfaatan air tanah yang intensif pada sumurbor produksi dapat
mengakibatkan dampak lingkungan berupa susutnya air tanah dangkal atau bahkan
mengalami kekeringan, selain itu juga dapat menimbulkan pencemaran pada air tanah
dangkal, misalnya terjadi intrusi air laut, serta terjadi amblesan tanah. Dampak
lingkungan tersebut dipantau dengan melakukan pengukuran pada sumur pantau atau
pisometer yang khusus dibuat untuk tujuan pemantauan'air tanah dangkal, pemantauan
juga dilakukan pada sumur penduduk. Pemantauanamblesan tanah dilakukan pada titik

tt2

ikat yang dibuat di daerah yang menunjukkan gejala amblesan atau bila belum
memungkinkan dilakukan pengukuran maka dilakukan pengamatanpada gejala amblesan
tanah.
a.

PemantauanKedalaman Muka Air Tanah Pada Sumur Penduduk di Sekitar Sumur
Produksi
Pemanfaatanair tanah yang intensif pada sumurbor produksi dapat mengakibatkan
dampak lingkungan berupa susutnyaair tanah pada sumur penduduk di sekitamya.
Dampak yang terjadi pada sumur penduduk di sekitar sumur produksi tersebut
dipantausebagaiberikut.
1) Pengukurandilakukan secaraberkalaminimal dua kali dalam satutahun.
2) Pengukuran minimal dilakukan pada satu sumur gali atau sumur pasak
penduduk yang letaknya dekat dengan sumurbor produksi yang pemanfaatannya
intensif.
3) Kedudukan muka air tanah diukur untuk mengetahui kedalamannya dari
permukaantanah setempat.
4) Hasil pengukuran dari beberapa periode pemantauan digambarkan dalam
bentuk grafik yang menunjukkan perkembangankedalaman muka air tanah
pada sumur pendudukdi sekitar sumurborproduksi.

b.

Pemantauan Pencemaran Air Tanah Pada Sumur Penduduk di Sekitar Sumur
Produksi
Pencemaranair tanahpada sumur pendudukdipantaudengancara sebagaiberikut :
l) Pengukurandilakukan secaraberkala minimal sekali dalam satutahun.
2) Pengukuran minimai dilakukan pada satu sumur gali atau sumur pasak
pendudukyang letaknyadekat dengansumurborproduksi yang pemanfaatannya
intensif.
3) Pengukuran dilakukan dengan cara mengambil contoh air dari dalam sumur
yang belum mengalami pengolahan sebanyak 1 liter dan contoh air segera
dianalisis di laboratorium untuk mengukur kualitasnya sesuai dengan standar
yang berlaku bagi bahanbaku air bersih.
4) Hasil pengukuran dari beberapa periode pemantauan menunjukkan
perkembangan kualiftas air tanah pada sumur penduduk di sekitar sumurbor
produksi.

c.

PemantauanAmblesan Tanah
Pemantauanamblesan tanah dilakukan pada sumur pantau amblesan tanah,titik ikat
dan gejala ambelasantanah.
1)

PemantauanPada Sumur PantauAmblesan Tanah
Amblesan tanah dipantau dengan cara mengukur pemampatan lapisan tanah
pada yang terdapat di bawah permukaan tanah pada sumur pantau amblesan
tanah yang dibuat khusus, yang ditempatkan di daerah padat sumur produksi
atau intensif pemanfaatan air tanahnya atau daerah yang sudah menunjukkan
adanya gejala amblesantanah.

113

a)
b)
2)

Pengukurandilakukan secaraotomatis menggunakanalat rekam amblesan
tanahyang dipasangpada sumur pantauamblesantanah.
Hasil pengukuran dianalisis dan dipakai sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair tanah di daerahtersebut.

PemantauanPadaTitik Ikat di DaerahAmblesanTanah
Amblesan tanah dipantaudengancara mengukur elevasi permukaantanah pada
titik ikat (bench mark) yang dipasangdi daerahyang padat sumur produksinya
atau intensif pemanfaatannyaatau di daerahyang sudah menunjukkan adanya
amblesantanahsebagaiberikut.
a) Pengukurandilakukan secaraberkalaminimal dua kali dalam satutahaun.
b) Pengukuran dilakukan secara manual atau digital dengan menggunakan
alat ukur teodolit sertamenggunakanGPS (Global Positioning System).
c) Hasil pengukuran dianalisis dan dipakai sebagai dasar evaluasi izin
pemanfaatanair tanah di daerahtersebut.

3)

Pemantauan
PadaGejalaAmblesanTanah
Apabila pengukuran secara teknis seperti tersebut pada a dan b belum
memungkinkan,maka dilakukan:
a) Pengamatanamblesan tanah ditujukan pada konstruksi sumur produksi
yang menunjukkankenampakangejala menyembul ke atas dari permukaan
tanah setempat, beton cor permukaan pipa jambang terangkat dari
permukaan tanah setempat, atau beton cor tersebut mengalami retakan
bahkanpecah.
b) Pengamatanamblesantanah juga ditujukan pada bangunan sekitar sumur
produksi terutama bangunan yang menggunakan tiang pancang yang
menunjukkankenampakanterangkatpondasinya.
c) Bentuk hasil pengamatan amblesan tanah tersebut berupa uraia.n
keterangan,gambarsketsa,atau foto.
d) Hasil pengamatandikaji/dianalisisdan dipakai sebagaidasar evaluasi izin
pemanfaatanair tanah di daerahtersebut.

4. PELAKSANAAN

PEMANTAUAN AIR TANAH

Instansi daerah yang bertanggungjawab dalam pengelolaanair tanah berperan sebagai
pelaksanautama dalam pemantauanair tanah denganmelibatkan peran serla masyarakat
terutamapenggunaair tanahitu sendiri.
Keberhasilanpelaksanaanpemantauanair tanah selain ditenflikan oleh kesiapanpetugas
pemantauyang berasaldari pemerintahdaerahjuga perlu dukungan kondisi pemantauan
sebasaiberikut.
4.1 PelaksanaanPemantauanKuantitas Air Tanah
Pemantauankuantitasair tanahdilaksanakandenganketentuansebasaiberikut.

t14

a. Sumur pantau atau pisometer yang dilengkapi dengan alat rekam muka air tanah
otomatis ditempatkan pada daerah yang padat sumur produksinya atau intensif
pemanfaatannyasertadapat mewakilikondisi air tanahdi sekitarnya.
b. Dari sekelompok sumurbor produksi dipilih salah satu sebagaisumur pantau yang
dapatmewakili kondisi kuantitasair tanahdi sekitarnyadan dipantausecaraberkala.
c. Jumlah dan kerapatansumur pantauataupisometeratau sumur produksi terpilih serta
tata letak lokasinya ditentukan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu jaringan
pemantauan yang dapat menggambarkan perubahan kondisi air tanah di suaru
cekunganair tanah.
d. Letak saringansumur pantau atau pisometerditentukanatau dipilih pada kedudukan
yang dapatmewakili lapisanbatuanatausistemakuifer yang akan dipantau.
e. Dari sekelompok sumur penduduk yang terletak di sekitar sumurbor produksi yang
intensif pemanfaatannyadipilih yang dapat mewakili kondisi kuantitas air tanah dl
sekitarnyadan dipantausecaraberkaia.
f. Hasil pemantauan secara otomatis berupa grafik hidrograf dan hasil pemantauan
secara berkala berupa seri catatan nilai pengukuran kedudukan muki air tanah
dianalisis/dievaluasi untuk mengetahui kondisi /perubahan kuantitas air tanah
serempat.
4.2 PelaksanaanPemantauan Kualitas Air Tanah
Pemantauankualitas air tanahdilaksanakandenganketentuansebagaiberikut.
a. Dari sekelompok sumurbor produksi dipilih salah satu sebagaisumur pantau yang
dapatmewakili kondisi kualitas air tanahdi sekitarnyadan dipantausecaraberkala.
b. .Iumlah dan kerapatan sumur pantau atau sumur produksi terpilih serta tata letak
lokasinya ditentukan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu jaringan
pemantauanyang mewakili pemantauanseluruh kondisi kualitas air tanah di suatu
cekunganair tanah.
c. Letak saringan sumur pantau ditentukan atau dipilih pada kedudukan yang dapat
mewakili lapisan batuan atau kelompok akuifer yang akan dipantau.
d' Dari sekelompok sumur penduduk yang terletak di sekitar sumurbor produksi yang
intensif pemanfaatannya dipilih yang dapat mewakili kondisi kualitas air tanah
dangkal di sekitarnya dan dipantau secaraberkala.
e. Hasil pemantauansecaraberkala berupa seri catatannilai kualitas air tanah dievaluasi
untuk mengetahui kondisi/perubahan kualitas air tanah setempat.
4.3 Pelaksanaan Pemantauan Amblesan Tanah
Pemantauanamblesantanah dilaksanakan denganketentuan sebagaiberikut.
a. Pemantauan pada sumur pantau amblesan tanah dan pada titik ikat dilakukan di
daerah yang intensif pemanfaatan air tanahnya serti telah rnenunjukkan gejala
amblesantanah.
b. Sasaranpemantauan adalah lapisan tanah lunak yang terletak di bawah permukaan
tanah yang mengalami pemampatan.
c. Pemantauan amblesan tanah pada titik ikat yang terletak di permukaan tanah yang
mengalami amblesanpengukurannya diikatkan dengantitik ikat yang stabil.

ll5

d. Jumlah dan kerapatan sumur pantau amblesan atau titik ikat serta tata letak lokasinya
ditentukan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu jaringan pemantauan yang
mewakili pemantauanseluruhkondisi amblesantanahdi suatucekunganair tanah.
e. Hasil pemantauansecaraotomatis berupa grafik dan hasil pemantauansecaraberkala
berupa seri catatan nilai pengukuran kedudukan muka tanah dianalisis/dievaluasi
untuk mengetahui laju amblesantanah.

tt6