IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 12: First Order Logic

  Ruli Manurung

  

  IKI 30320: Sistem Cerdas

  

  Kuliah 12: First Order Logic

  

  Ruli Manurung

  

  1 Ruli Manurung

  

  2

  

  

  

  

  

  

  

  1 Ruli Manurung

  2

  

  

  

  

  

  

  Declarative : menyatakan fakta-fakta terpisah dari Ruli Manurung mekanisme/prosedur inference.

   Memungkinkan pernyataan informasi yang partial /

   disjunctive / negated

   Compositional : “arti” P

  ∧ Q tergantung arti P dan arti Q

  Context-independent : arti tidak tergantung konteks

  

  Unambiguous : thd. suatu model, arti sebuah sentence

  1 Ruli Manurung

  

  2

  

  

  

  

  

  

  Ruli Manurung

  

  

  

  Dalam propositional logic , dunia hanya mengandung fakta-fakta . Dalam first order logic (FOL) , dunia bisa mengandung:

  Object : di dalam dunia ada orang, bangunan, buku, UI, SBY, bilangan, warna, hari, . . .

Relations : tentang object dalam dunia, ada relasi

  merah, bulat, cantik, positif, abang dari, lebih besar dari, di atas, terjadi sebelum, . . . Ruli Manurung Ada juga epistemological commitment : kebenaran apa

  

  yang dapat dinyatakan tentang sebuah sentence?

   Contoh beberapa jenis logic lain:

   Language Ontological Epistemological

  

  Propositional logic facts true/false/unknown Ruli Manurung

  

  Elemen-elemen dasar FOL

  

  Constants: KingJohn , 2, UI, Depok , . . .

  

   Predicates: Brother

, >, Loves, Membenci, Mengajar , . . .

   Functions: Sqrt , LeftLegOf , Ayah, . . .

   Variables: x

, y , a, b, . . .

  Ruli Manurung

  

  

  

  Definisi atomic sentence predicate (term

  1 , . . . , term n

  ) atau term

  1 = term

  function (term

  1 , . . . , term n

  ) atau constant Ruli Manurung Kalimat kompleks complex sentence terdiri dari sentence yang digabungkan dengan connective.

  

  Definisi complex sentence

  

  

S S S S ¬S, ∧ S , ∨ S , ⇒ S , ⇔ S

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  1

  2

  Contoh:

  

  Ruli Manurung Sama halnya dg. PL, sebuah kalimat FOL dikatakan true terhadap sebuah model .

  

  Namun, sebuah kalimat bisa diinterpretasikan banyak

  

   cara dalam sebuah model.

  

  Model berisi:

  Objects : elemen-elemen di dalam dunia ( domain elements )

   Relations hubungan antara elemen-elemen tsb.

  Ruli Manurung

  

  Arti dari sebuah kalimat FOL:

  

  

  Kalimat atomik predicate (term , . . . , term ) dikatakan n

  1 bernilai true dalam model m di bawah interpretasi i jhj object yang di-refer (di bawah i) terhubung oleh

  (term , . . . , term n ) Ruli Manurung

  

  on head

  

  brother person

  

   person

   king

   brother

  

  

  Ruli Manurung objects

  

  relations: sets of tuples of objects

  

  

  

  { {

  

  , , , , Ruli Manurung

  

  

  

  Entailment, validity , satisfiability , dll. didefinisikan untuk semua kemungkinan interpretasi dari semua kemungkinan model !

Kalau mau dijabarkan semua kemungkinannya:

  For each number of domain elements n from 1 to ∞ For each k -ary predicate P k in the vocabulary For each possible k -ary relation on n objects For each constant symbol C in the vocabulary Ruli Manurung

  

  

  

  Jika S kalimat, ∀ variables S adalah kalimat Contoh:

“Semua mahasiswa Fasilkom UI adalah pintar”

∀ x mahasiswa(x, FasilkomUI) ⇒ pintar (x)

  Semantics: ∀ x S bernilai true dalam model m di bawah interpretasi i jhj S bernilai true untuk semua kemungkinan referent dari x (setiap object di dalam Ruli Manurung

   Biasanya, adalah operator /connective yang

  ⇒

  

   digunakan dengan .

  Masalah yang sering terjadi: menggunakan sebagai ∧

   connective untuk

∀:

  

  ∀ x mahasiswa(x, FasilkomUI) ∧ pintar (x)

  

  Ruli Manurung

  

  

  

  Jika S kalimat, ∃ variable S adalah kalimat Contoh: “Ada mahasiswa Gunadarma yang pintar” ∃ x mahasiswa(x, Gundar ) ∧ pintar (x)

  Semantics: ∃ x S bernilai true dalam model m di bawah interpretasi i jhj S bernilai true untuk setidaknya 1 kemungkinan referent dari x (sebuah object di Ruli Manurung

   Biasanya, adalah operator /connective yang

  ∧

  

   digunakan dengan .

  Masalah yang sering terjadi: menggunakan sebagai ⇒

   connective untuk

∃:

  

  

∃ x mahasiswa(x, Gundar ) ⇒ pintar (x)

  

  Ruli Manurung ∀ x ∀ y S ∀ y ∀ x S ∀ x, y S sama dengan , biasa ditulis

  ∃ x ∃ y S sama dengan ∃ y ∃ x S , biasa ditulis ∃ x, y S

  

  ∃ x ∀ y S TIDAK sama dengan ∀ y ∃ x S !

  

   ∃ x ∀ y Mencintai(x, y )

  

  “Ada (sekurang-kurangnya) seseorang yang mencintai semua orang di dunia.”

   ∃ x ∀ y Mencintai(x, y )

  Ruli Manurung

“Ayah adalah orangtua”

  

  

  

  Ruli Manurung

“Ayah adalah orangtua”

  

  ∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y )

  

  

  

  Ruli Manurung

“Ayah adalah orangtua”

  

  ∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y )

  

  “Hubungan saudara berlaku simetris”

  

  Ruli Manurung

“Ayah adalah orangtua”

  

  ∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y )

  

  “Hubungan saudara berlaku simetris”

∀ x, y Saudara(x, y ) ⇔ Saudara(y , x)

  

  Ruli Manurung “Ayah adalah orangtua”

  

  

∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y )

  

  “Hubungan saudara berlaku simetris” ∀ x, y Saudara(x, y ) ⇔ Saudara(y , x)

  “Ibu adalah orangtua berjenis kelamin perempuan”

  

  Ruli Manurung “Ayah adalah orangtua”

  

  

∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y )

  

  “Hubungan saudara berlaku simetris” ∀ x, y Saudara(x, y ) ⇔ Saudara(y , x)

  “Ibu adalah orangtua berjenis kelamin perempuan”

  

  ∀ x, y Ibu(x, y ) ⇔ Orangtua(x, y ) ∧ Perempuan(x) Ruli Manurung “Ayah adalah orangtua”

  

  

∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y )

  

  “Hubungan saudara berlaku simetris” ∀ x, y Saudara(x, y ) ⇔ Saudara(y , x)

  “Ibu adalah orangtua berjenis kelamin perempuan”

  

  ∀ x, y Ibu(x, y ) ⇔ Orangtua(x, y ) ∧ Perempuan(x) Ruli Manurung

  

  

  

  “Ayah adalah orangtua”

∀ x, y Ayah(x, y ) ⇒ Orangtua(x, y ) “Hubungan saudara berlaku simetris” ∀ x, y Saudara(x, y ) ⇔ Saudara(y , x) “Ibu adalah orangtua berjenis kelamin perempuan” ∀ x, y Ibu(x, y ) ⇔ Orangtua(x, y ) ∧ Perempuan(x) Ruli Manurung Kalimat term 1 = term 2 bernilai true di bawah sebuah interpretasi jhj term

  1 and term 2 me-refer ke object yang sama.

  

  Contoh:

  

  

Ayah (Anto) = Abdul adalah satisfiable

   Anto = Abdul juga satisfiable!

   Anto = Anto adalah valid .

  

  Bisa digunakan dengan negasi untuk membedakan dua term:

  

  Ruli Manurung

  

  

  

  Kalimat term 1 = term 2 bernilai true di bawah sebuah interpretasi jhj term 1 and term 2 me-refer ke object yang sama.

  Contoh:

Ayah (Anto) = Abdul adalah satisfiable

Anto = Abdul juga satisfiable! Anto = Anto adalah valid .

  Bisa digunakan dengan negasi untuk membedakan dua term:

  1 Ruli Manurung

  

  2

  

  

  

  

  

  

  

  Ruli Manurung Kita bisa menggunakan FOL sebagai KRL sebuah KBA.

  

  ELL Pertama-tama, kita berikan informasi ke KB (T ).

   Kalimat FOL yang ditambahkan ke KB disebut assertion .

   Contohnya:

   ELL

  T (KB,King (John))

  ELL

T (KB, ∀ x King(x) ⇒ Person(x))

   SK

  Ruli Manurung Kita bisa menggunakan FOL sebagai KRL sebuah KBA.

  

  ELL Pertama-tama, kita berikan informasi ke KB (T ).

   Kalimat FOL yang ditambahkan ke KB disebut assertion .

   Contohnya:

   ELL

  T (KB,King (John))

  ELL

T (KB, ∀ x King(x) ⇒ Person(x))

   SK

  Ruli Manurung Kita bisa menggunakan FOL sebagai KRL sebuah KBA.

  

  ELL Pertama-tama, kita berikan informasi ke KB (T ).

   Kalimat FOL yang ditambahkan ke KB disebut assertion .

   Contohnya:

   ELL

  T (KB,King (John))

  ELL

T (KB, ∀ x King(x) ⇒ Person(x))

   SK

  Ruli Manurung Kita bisa menggunakan FOL sebagai KRL sebuah KBA.

  

  ELL Pertama-tama, kita berikan informasi ke KB (T ).

   Kalimat FOL yang ditambahkan ke KB disebut assertion .

   Contohnya:

   ELL

  T (KB,King (John))

  ELL

T (KB, ∀ x King(x) ⇒ Person(x))

   SK

  Ruli Manurung

  

  

   kepada KB: “Apakah ada x sedemikian sehingga . . . ?” Bisa saja jawabannya “ya” atau “tidak”, tetapi akan lebih baik jika jawabannya adalah nilai (referent) x di mana query bernilai true .

  Bentuk jawaban demikian disebut substitution , atau binding list: himpunan pasangan variable/term Untuk kalimat S dan substitution σ, Sσ adalah hasil

  1 Ruli Manurung

  

  2

  

  

  

  

  

  

  

  Ruli Manurung

  

  

  

  Representasi hasil percept dari sensor: Percept ([bau, angin, kilau], waktu) (perhatikan penggunaan list agar rapi).

  T ELL (KB,Percept ([None, None, None], 1)) T

  ELL (KB,Percept ([Smell, None, None], 2)) T

  ELL (KB,Percept ([None, Breeze, Glitter ], 3))

Untuk menentukan tindakan yang diambil:

  A SK (KB,

∃ t TindakanTerbaik (t, 3)) Ruli Manurung

  

  

  

  Tambah assertion mengenai kamar: ∀ k , w Di(Agent, k , w) ∧ MenciumBau(w) ⇒ KmrBusuk (k ) ∀ k , w Di(Agent, k , w) ∧ MerasaHembus(t) ⇒ KmrAngin(k ) ∀ k , w Di(Agent, k , w) ∧ MelihatKilauan(t) ⇒ KmrEmas(k )

  “Di kamar sebelah lubang jebakan ada hembusan angin” Diagnostic rule : simpulkan sebab dari akibat: ∀ y KmrAngin(y ) ⇒ ∃ x Jebakan(x) ∧ Sebelahan(x, y ) ∀ y ¬KmrAngin(y ) ⇒ ¬∃ x Jebakan(x) ∧ Sebelahan(x, y ) Ruli Manurung

  

  

  

  Diagnostic vs. causal (model-based) reasoning penting, mis: diagnosa medis secara AI (dulu diagnostic, sekarang model-based) Proses merancang kalimat-kalimat KRL yang dengan tepat “merepresentasikan” sifat dunia/masalah disebut knowledge engineering .

  “Memrogram” secara deklaratif: pengkodean fakta dan

  1 Ruli Manurung

  

  2

  

  

  

  

  

  

  

  First order logic Ruli Manurung

  Objects dan relations adalah elemen-elemen semantic

  

  (di dalam model)

  

  Syntax FOL: constants, functions, predicates, equality,

  

   quantifier

   FOL lebih expressive dari PL: Wumpus World bisa

   didefinisikan dengan tepat dan ringkas(!)

  

Dokumen yang terkait

Rancang Bangun Machine Vision Untuk Sistem Pencahayaan Mikro Presisi (Micro-Precission Lighting System) Menggunakan Metode Fuzzy Pada Tanaman Selada

0 0 8

Analisis Sistem Proteksi Kebakaran Sebagai Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran

0 2 16

Initiation of Early Breastfeeding With ASI Production During First 6 Months

0 0 8

Aktivitas Imunomodulator Polyscias obtusa Terhadap Sistem Imunitas Pada Bone Marrow Broiler Setelah Pemberian Salmonella typhimurium

0 0 6

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran di Daerah (Studi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun)

0 0 9

Peningkatan Kualitas Pelayanan Perpustakaan Umum Melalui Pendekatan Sistem Lunak (Soft System) (Studi Pada Perpustakaan Umum Kota Kediri)

0 0 12

The Implementation of Integrated One-Stop Service at Licensing Service Agency in Order to Improve Licensing Service to Society (Case Study On Business License Service At Investment And Integrated Licensing Service Agency (IILSA) Of Pasuruan City)

0 0 10

Implementasi Sistem Informasi Puskesmas Elektronik (SIMPUSTRONIK) dan Hubungan Dengan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Studi Perbandingan Implementasi di Puskesmas Sumberasih dan Puskesmas Paiton Kabupaten Probolinggo)

0 0 8

Evaluasi Tingkat Keberlanjutan Fisik Kampung Kota di Kecamatan Klojen, Kota Malang dengan Pendekatan Fuzzy Logic

0 0 7

Analisis Upah Sistem Bagi Hasil Anak Buah Kapal pada Perahu Penangkap Ikan di Kabupaten Lamongan (Studi Kasus Perahu Jenis Ijon-Ijon Payangan pada Masyarakat Nelayan di Kelurahan Brondong dan Kelurahan Blimbing)

0 0 9