AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN.ppt

AKUNTANSI KOPERASI

   1. Pembentukan Koperasi Sekurang-kurangnya harus ada 20 orang yang akan dianggap 2. sebagai pendiri-pendiri koperasi.

  Para pendiri koperasi menyusun akte pendirian koperasi. Yang dibuat dalam rangkap 2, diajukan kepada pejabat yang ditunjuk untuk itu. Akte pendirian ini pada dasarnya memuat anggaran 3. dasar koperasi tersebut.

  Pejabat yang ditunjuk mengesahkan pendirian koperasi mencatatnya dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu 4. dan mengumumkannya dalam Berita Negara.

  Sejak didaftarkan dalam buku daftar umum, koperasi yang bersangkutan telah sah menjadi badan hukum sendiri.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 2 1.

  Rapat anggota.

  2. Pengurus.

  3. Badan Pemeriksa.

  Organisasi Koperasi

  Permodalan Koperasi 1.

  Simpanan pokok.

  Jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota dan tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota 2. koperasi.

  Simpanan wajib.

  Jumlah simpanan tertentu yang harus dibayar oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu dan dapat diambil dengan cara- cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar, anggaran 3. rumah tangga dan keputusan rapat anggota.

  Simpanan sukarela.

  Jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota terhadap koperasi atas kehendak sendiri dan dapat diambil setiap saat . Sisa Hasil Usaha 

  SHU harus diperinci menjadi sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksi dengan para anggota dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari pihak bukan anggota.

  Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya.

  Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak boleh dibagikan kepada anggota. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan bagian untuk anggota dibagikan untuk;

  1. Cadangan koperasi.

  2. Dana pengurus.

  3. Dana karyawan.

  4. Dana pendidikan koperasi.

  5. Dana pembangunan daerah kerja.

  Laporan Keuangan Koperasi

  Laporan keuangan koperasi yang dibuat, untuk laporan rugi laba harus memisahkan nilai-nilai kelompok pendapatan dan biaya pada pendapatan dan biaya yang didapat dari anggota dan non anggota. Sedangkan neraca tidak perlu.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief

  5

  • Anggaran dasar.
  • Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan- keputusan koperasi.
  • Pengurus dan badan pemeriksa.
  • Rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan perhitungan rugi laba serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pengurus.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 6 Rapat Anggota Tahunan  Merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

   Dilakukan satu tahun satu kali. 

  Menetapkan

  Sisa Hasil Usaha 

  Dari perhitungan rugi laba pada tahun 2004, sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi adalah Rp 10.000.000,- dan rapat anggota memutuskan 50% dari sisa hasil usaha yang diperoleh dibagikan kepada anggota sedangkan seluruh sisa hasil usaha dialokasikan untuk

  

Cadangan koperasi 50%

  • Bonus pengurus & karyawan 30%

  • Dana pendidikan koperasi 10%

  • Dana pembangunan daerah 10%

  • 7

  Abner Madjid Syarief 01/01/19

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 8 Pembagian Sisa Hasil Usaha

  db. Sisa hasil usaha 10.000.000

  

  kr. Hutang SHU Anggota 5.000.000 Hutang bonus 1.500.000 Cadangan koperasi 2.500.000 Dana pendidikan 500.000 Dana pembangunan 500.000 Pencatatan 

  Penyetoran modal AA db. Kas 100.000

   kr. Simpanan pokok - AA 100.000

   

  Pembelian yang dilakukan AA db. Kas 150.000

   kr. Penjualan - AA 150.000

   

  Penjualan yang dilakukan AA db. Pembelian 165.000

   kr. Kas 145.000

   Simpanan wajib - AA 16.500

   Simpanan sukarela AA 3.500

   01/01/19 Bagian Sisa Hasil Usaha

  Total penjualan kepada anggota Rp 100.000.000,- Total penjualan kepada AA Rp 1.000.000,- Bagian sisa hasil usaha untuk anggota Rp 5.000.000,- Bagian sisa hasil anggota untuk AA

  Rp 1.000.000

  X Rp 5.000.000 = Rp 50.000,- Rp 100.000.000 01/01/19 Abner Madjid Syarief 10

AKUNTANSI FIRMA

  Definisi firma “Suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih, mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam firma dengan maksud untuk membagi keuntungan atau manfaat yang diperoleh (KUHP pasal 1618). karenanya.” Karakteristik Firma 1.

  Umur terbatas.

  Umur terbatas apabila salah seorang sekutu keluar atau meninggal, penambahan anggota baru, perubahan lain yang menyangkut perjanjian firma.

  2. Tanggung jawab.

  Tidak terbatas pada investasinya tetapi sampai harta pribadi untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga.

  3. Kepentingan sekutu.

  Pembagian keuntungan yang diatur dalam surat perjanjian dan mempunyai hak yang sama dalam mengelola firma.

  4. Berusaha bersama-sama .

  Merupakan agen dari firma dalam mencapai tujuan 01/01/19 Abner Madjid Syarief usaha. 12

  Pembentukan Firma 

  Membuat surat perjanjian yang umumnya berisi 1.

  Nama firma.

  2. Tujuan/bentuk usaha firma.

  3. Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para sekutu.

  4. Pembagian laba-rugi.

  5. Nama-nama sekutu yang diberi hak untuk menandatangani surat perjanjian atas nama firma. Abner Madjid Syarief 01/01/19

  13 Permodalan Firma 1. Uang kas db. Kas 25.000.000 Kr. Modal Adi 15.000.000 Modal Ade 10.000.000

  2. Aktiva nonkas. db. Kendaraan75.000.000 Peralatan 10.000.000 Kr. Modal Mali 75.000.000

  Modal Manto 10.000.000 3.

  Menyerahkan neraca perusahaan perseorangan.

   Penyerahan neraca perseorangan ada 2 metode 1. firma menggunakan buku baru.

  2. firma menggunakan buku lama. Kedua metode diatas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama pada firma baru.

   AA, BB, dan CC mendirikan firma ABC. AA menyerahkan uang tunai sebesar Rp 20.000.000,-. BB menyerahkan bangunan seharga Rp 45.000.000,- dan dilakukan penilaian kembali sebesar Rp 50.000.000,- CC menyerahkan perusahaannya dengan posisi neraca per tanggal 1 Agustus 2005.

   Disetujui bahwa CC akan mengambil uang kas dan firma ABC mengambil alih aktiva dan menanggung kewajiban tetapi harus 1. dibuat penyesuaian.

  Piutang usaha sebesar Rp 2.500.000,- dihapuskan dan penyisihan piutang 2. tak tertagih sebesar 5%. Persediaan barang dagang ditetapkan dengan harga pasar sebesar 3. Rp 40.000.000,- Kendaraan dinilai seharga Rp 15.000.000,- dan perkiraan akumulasi 01/01/19 Abner Madjid Syarief penyusutan dihilangkan. 15

  01/01/19 Abner Madjid Syarief Firma menggunakan buku baru. 16  mencatat masuknya sekutu AA db. Kas 20.000.000 kr. Modal AA 20.000.000  mencatat masuknya sekutu BB db. Bangunan 50.000.000 kr. Modal BB 50.000.000  mencatat masuknya sekutu CC db. Piutang Usaha 42.500.000 Persediaan B.D. 40.000.000 Kendaraan 15.000.000 kr. Hutang Usaha 52.000.000 Penyisihan PTT 2.125.000 Modal CC 43.375.000

Perusahaan CC

Neraca

Aktiva Lancar Rp Hutang Lancar Rp 1 Agustus 2005

Kas 32.000.000 Hutang Usaha 52.000.000

Piutang Usaha 45.000.000 Penyisihan P.T.T. (3.000.000) Modal Persediaan Barang Dagang 42.000.000

Aktiva Tetap Modal CC 80.000.000

Kendaraan 30.000.000 Penyusutan (14.000.000) 132.000.000 132.000.000

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 17 Firma menggunakan buku lama.  mencatat masuknya sekutu AA db. Kas 20.000.000 kr. Modal AA 20.000.000  mencatat masuknya sekutu BB db. Bangunan 50.000.000 kr. Modal BB 50.000.000  mencatat masuknya sekutu CC db. Modal CC 32.000.000 kr. Kas 32.000.000 db. Penyisihan PTT 875.000 Akumulasi Penyusutan 14.000.000 Modal CC 4.625.000 kr. Piutang Usaha 2.500.000 Persediaan B.D. 2.000.000 Kendaraan 15.000.000 Perusahaan CC Neraca Aktiva Lancar Rp Hutang Lancar Rp 1 Agustus 2005 Kas 20.000.000 Hutang Usaha 52.000.000 Piutang Usaha 42.500.000 Penyisihan P.T.T. (2.125.000) Persediaan Barang Dagang 40.000.000 Modal Aktiva Tetap Modal AA 20.000.000 Bangunan 50.000.000 Modal BB 50.000.000 Kendaraan 15.000.000 Modal CC 43.375.000 Total Harta 130.375.000 Total Hutang + Modal 130.375.000 Pembagian Laba Rugi Laba rugi dibagikan menurut cara • 1. Dibagi sama.

  2. Dibagi berdasarkan rasio.

  3. Dibagi berdasarkan rasio modal.

  4. Bunga dibagikan atas modal sekutu, sedangkan sisanya dibagi berdasarkan perjanjian.

  

5. Gaji atau bonus diberikan pada jasa sekutu,

sedangkan sisanya dibagi berdasarkan perjanjian.

  6. Bunga atas modal sekutu, gaji atau bonus diberikan

pada jasa sekutu, sedangkan sisanya dibagikan

berdasarkan perjanjian.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief

  18

  

  Firma Macan Banget dengan modal sekutu Ortu Rp 5.000.000,-, Anak Rp 3.000.000,-, dan Mantu Rp 2.000.000,- pada tahun 2004 mengalami kerugian sebesar Rp 9.000.000,-.

   Perhitungan pembagian laba-rugi sama rata.

  Sekutu Ortu : Rp 9.000.000,- / 3 = Rp 3.000.000,- Sekutu Anak : Rp 9.000.000,- / 3 = Rp 3.000.000,- Sekutu Mantu : Rp 9.000.000,- / 3 = Rp 3.000.000,-

   Perhitungan pembagian laba-rugi berdasar rasio 4:4:2. 4 10 Sekutu Ortu : Rp 9.000.000,- X / = Rp 3.600.000,- 4 10 Sekutu Anak : Rp 9.000.000,- X / = Rp 3.600.000,- 2 10 Sekutu Mantu : Rp 9.000.000,- X / = Rp 1.800.000,-  Perhitungan pembagian laba-rugi berdasar rasio modal 5:3:2. 5 10 Sekutu Ortu : Rp 9.000.000,- X / = Rp 4.500.000,- 3 10 Sekutu Anak : Rp 9.000.000,- X / = Rp 2.700.000,- 2 10 Sekutu Mantu : Rp 9.000.000,- X / = Rp 1.800.000,-

  19

  01/01/19 01/01/19

Abner Madjid Syarief

Abner Madjid Syarief

20 20 Firma Kucinta Dia dengan modal awal saat pendirian masing-

  / 12 12

  = Rp 12.000.000,-

  Perhitungan pembagian laba-rugi berdasar rasio modal awal tiap

  Perhitungan pembagian laba-rugi berdasar rasio modal awal tiap periode fiskal 4:3:5. periode fiskal 4:3:5.

  Sekutu Saya

  Sekutu Saya

  

: Rp 24.000.000,- X

  : Rp 24.000.000,- X 4 4

  /

  = Rp 8.000.000,-

  / 6 6

  = Rp 8.000.000,-

  Sekutu Dia

  Sekutu Dia

  

: Rp 24.000.000,- X

  : Rp 24.000.000,- X 3 3

  /

  / 12 12

  = Rp 6.000.000,-

  = Rp 6.000.000,-

  = Rp 12.000.000,-

  /

  Firma Kucinta Dia dengan modal awal saat pendirian masing-

  Sekutu Saya Sekutu Saya : Rp 24.000.000,- X : Rp 24.000.000,- X 1 1 / / 6 6 = Rp 4.000.000,- = Rp 4.000.000,- Sekutu Dia

  masing sekutu Saya Rp 10.000.000,- Dia Rp 20.000.000,- dan

  masing sekutu Saya Rp 10.000.000,- Dia Rp 20.000.000,- dan

  Kamu Rp 30.000.000,- pada tahun 2002 mendapat keuntungan

  Kamu Rp 30.000.000,- pada tahun 2002 mendapat keuntungan

  Rp 24.000.000,-

  Rp 24.000.000,-

  Perhitungan pembagian laba-rugi berdasar rasio modal awal

  Perhitungan pembagian laba-rugi berdasar rasio modal awal pendirian 1:2:3. pendirian 1:2:3.

  Sekutu Dia

  : Rp 24.000.000,- X 3 3

  

: Rp 24.000.000,- X

  : Rp 24.000.000,- X 2 2

  /

  / 6 6

  = Rp 8.000.000,-

  = Rp 8.000.000,-

  Sekutu Kami

  Sekutu Kami

  

: Rp 24.000.000,- X

  Sekutu Kamu Sekutu Kamu : Rp 24.000.000,- X : Rp 24.000.000,- X 5 5 / / 12 12 = Rp 10.000.000,- = Rp 10.000.000,-

   Laba rugi dibagi dengan memberikan bunga atas modal sekutu, sisanya dibagi berdasarkan perjanjian.

   Modal rata-rata sekutu Amir Rp 405.000,- dan sekutu Anto Rp 414.000,-. Kedua sekutu mendapatkan bunga modal sebesar 10%, sisanya dibagi berdasarkan rasio 2:3. Laba firma tahun 2004 sebesar Rp 7.800.000,- Perhitungan:

   bunga modal sekutu Amir : Rp 405.000,- X 10% = Rp 40.500,- Anto : Rp 414.000,- X 10% = Rp 41.400,-

   Sisa laba rugi 2 Amir : / 3 5 X (Rp 7.800.000 – Rp 81.900 ) = Rp 3.087.240,- Anto : / 5 X (Rp 7.800.000 – Rp 81.900 ) = Rp 4.630.860,-

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 21

   Laba rugi dibagi dengan memberikan bunga atas modal, gaji atau bonus, sisanya dibagi berdasarkan perjanjian.

  Modal rata-rata sekutu Amir Rp 405.000,- dan sekutu Anto Rp 414.000,-. Kedua sekutu mendapatkan bunga modal rata-rata sebesar 10%, bonus untuk Amir 10% dari laba, gaji untuk para sekutu sebesar Rp 500.000,-/bulan, sisanya dibagi sama. Laba firma tahun 2004 sebesar Rp 15.000.000,- Perhitungan: Bunga modal rata-rata sekutu

  Amir : Rp 405.000,- X 10% = Rp 40.500,- Anto : Rp 414.000,- X 10% = Rp 41.400,- Bonus Amir : Rp 15.000.000,- X 10% = Rp 1.500.000,- Gaji Amir : Rp 500.000,- X 12 = Rp 6.000.000,- Anto : Rp 500.000,- X 12 = Rp 6.000.000,- Sisa laba Rp 15.000.000,- — ( Rp 81.900,- + Rp 1.500.000,- + Rp 12.000.000,-) = Rp 1.418.100,- Amir : Rp 1.418.100,- : 2 = Rp 709.050,- Anto : Rp 1.418.100,- : 2 = Rp 709.050,- Rekapitulasi pembagian laba sebesar Rp 15.000.000,-

  Amir Anto Jumlah Bunga Rp 40.500,- Rp 41.400,- Rp 81.900,-

  • Bonus Rp 1.500.000,- Rp 1.500.000,- Gaji Rp 6.000.000,- Rp 6.000.000,- Rp 12.000.000,- Sisa laba Rp 709.050.- Rp 709.050,- Rp 1.418.100,-
Laporan Perubahan Modal Sekutu

  Keterangan Amir Anto Modal, 1 Januari Rp 4.860.000,- Rp 4.968.000,- Investasi modal

  • Pengambilan modal (---) (---) Laba bersih Rp 8.249.550,- Rp 6.750.450,- Prive (Rp 4.000.000,-) (Rp 2.000.000,-) Modal, 31 Desember Rp 9.109.550,- Rp 9.718.450,-

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 23

PEMBUKUAN USAHA PATUNGAN

   Prosedur Penetapan Pembagian Cicilan Pembagian kepada para sekutu dilakukan hanya setelah realisasi aktiva diselesaikan sepenuhnya dan seluruh keuntungan atau kerugian realisasi diketahui.

  Perlu pertimbangan kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari kegagalan sekutu yang kekurangan modal atau sekutu yang mungkin kekurangan modal untuk memenuhi kewajiban mereka terhadap perusahaan.

  Pembagian uang kas kepada para sekutu dilakukan dengan cara yang memungkinkan perkiraan modal sekutu menyisakan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang 01/01/19 Abner Madjid Syarief mungkin ada. 24

   Abel dan Djammar adalah dua orang sekutu, yang membagi laba rugi dalam rasio 60:40. Neraca per 1 Agustus 2005 adalah sebagai berikut

  

Firma AbDjam

Neraca

  

1 Agustus 2005

Kas 15.000 Kewajiban 20.000

Aktiva lainnya 105.000 Modal Abel 75.000

Modal Djammar 25.000

Σ 120.000 Σ 120.000

  Kedua sekutu memutuskan untuk melikuidasi firma. Selama bulan Agustus, aktiva dengan nilai buku Rp 70.000,- direalisasi Rp 55.000,-. Kewajiban sebesar Rp 20.000,- dibayar. Saldo perkiraan dalam buku firma pada akhir bulan Agustus adalah Kas Kewajiban Modal Abel laiinnya Djammar Aktiva Modal

  

Saldo sebelum likuidasi 15.000 105.000 20.000 75.000 25.000

Penjualan aktiva dan pembagian kerugian 55.000 (70.000) (9.000) (6.000)

70.000 35.000 20.000 66.000 19.000 Pembayaran pada para kreditur (20.000) (20.000)

  Saldo 50.000 35.000 66.000 19.000 25

   Pada saat ini tersedia uang kas Rp 50.000,- untuk dibagikan dan sementara itu total kepentingan mereka sebesar Rp 85.000,-. Karena jumlah uang kas yang tersedia bagi para sekutu di masa datang tidak diketahui, maka pembagian sekarang dianggap terjadi di waktu lalu.

  Saldo modal sebelum pembagian kas Rp 66.000,- Rp 19.000,- Kepentingan yang dibatasi – kerugian yang mungkin sebesar Rp 35.000,-

  (Rp 21.000,-) (Rp 14.000,-) Kepentingan bebas – jumlah yang dibayarkan pada sekutu

  Rp 45.000,- Rp 5.000,-

   Asumsi bahwa pada bulan September aktiva dengan nilai buku Rp 25.000,- dijual seharga Rp 10.000,- dan bulan Oktober sisa aktiva terjual dengan harga Rp 12.500,-, maka laporan likuidasi

Saldo sebelum likuidasi 15.000 105.000 20.000 75.000 25.000

yang mengikhtisarkan proses likuidasi terbaca sebagai berikut

Kas

Aktiva laiinnya Kewajiban Modal Abel Modal Djammar

  

Penjualan aktiva dan pembagian kerugian 55.000 (70.000) (9.000) (6.000)

70.000 35.000 20.000 66.000 19.000 Pembayaran pada para kreditur (20.000) (20.000) 50.000 35.000 66.000 19.000

Agustus – cicilan kepada sekutu (50.000) (45.000) (5.000)

35.000 21.000 14.000

  

September penj. aktiva & pembagian rugi 10.000 (25.000) (9.000) (6.000)

10.000 10.000 12.000 8.000

September – cicilan pada sekutu (10.000) (6.000) (4.000)

10.000 6.000 4.000

Oktober penj. aktiva & pembagian laba 12.500 (10.000) 1.500 1.000

12.500 7.500 5.000

  

Oktober – cicilan pada sekutu (12.500) (7.500) (5.000)

  seharga Rp 55.000,- rugi dibagikan dalam ratio 60:40 Agustus – penjualan aktiva senilai Rp 70.000,- Kas 55.000 Modal Djammar 6.000 Modal Abel 9.000 Pembayaran pada kreditur Kewajiban 20.000 Kas 20.000 Aktiva lainnya 70.000 September – penjualan aktiva senilai Rp 25.000,- Agustus – pembayaran pada sekutu Modal Abel 45.000 Kas 10.000 Kas 50.000 Modal Djammar 5.000 seharga Rp 10.000,- Modal Abel 9.000 Aktiva lainnya 25.000 Modal Djammar 6.000 Oktober – penjualan aktiva senilai Rp 10.000,- Kas 12.500 September – pembayaran pada sekutu Kas 10.000 Modal Djammar 4.000 Modal Abel 6.000 dengan harga Rp 12.500,- Modal Djammar 1.000 Modal Abel 1.500 Aktiva lainnya 10.000 01/01/19 Abner Madjid Syarief Oktober pembayaran pada sekutu Modal Abel 7.500 Kas 12.500 Modal Djammar 5.000 28

  TRANSAKSI PENJUALAN CICILAN

  →

  • Perjanjian Penjualan risiko atas piutang usaha angsuran akan dibuatkan kontrak jual beli yang memberikan hak kepada penjual untuk menarik kembali barang yang telah dijual dari si pembeli. Menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan untuk kepentingan penjual.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief

  29

  

Pencatatan Metode Laba Kotor

1.

  Pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran. → penjualan barang tak bergerak db. Piutang usaha angsuran xxx.xxx kr. Harta tak bergerak xxx.xxx

  Laba penj harga tak bergerak xx.xxx → penjualan barang dagang db. Piutang usaha angsuran xxx.xxx kr. Penjualan angsuran xxx.xxx

  01/01/19

  2.

  Pengakuan laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas. → penjualan barangtak bergerak db. Piutang usaha angsuran xxx.xxx kr. Harta tak bergerak xxx.xxx

  Laba kotor ditangguhkan xx.xxx → penjualan barang dagang db. Piutang usaha angsuran xxx.xxx kr. Penjualan angsuran xxx.xxx → Penyesuaian

  a. mencatat harga pokok penjualan db. HPP penj. Angsuran xxx.xxx kr. Pengiriman brg penj angsuran xxx.xxx

  b. mencatat laba kotor ditangguhkan db. Penjualan angsuran xxx.xxx kr. HPP penj. Angsuran xxx.xxx

  Laba kotor ditangguhkan xx.xxx

  c. mencatat realisasi laba kotor atas penerimaan kas db. Laba kotor ditangguhkan x.xxx kr. Laba kotor yang direalisasi x.xxx

  Catatan ; ketiga penyesuaian tersebut diatas adalah untuk penjualan barang dagangan, sedangkan untuk penjualan barang tak bergerak hanya membuat jurnal # c. Pencatatan Metode Angsuran

  → penjualan barang tak bergerak Abang Ganteng membeli sebidang tanah di Bekasi dengan harga perolehan

  • harga beli tanah Rp 200.000.000,-
  • biaya pengurusan surat, dll Rp 50.000.000,-

  Rp 250.000.000,- Pada tanggal 1 Mei 2004 tanah tersebut dijual pada Nona Manis dengan harga Rp 310.000.000,- Uang muka Rp 110.000.000,- Sisanya dibayar 10 x setengah tahunan dengan bunga 18%/tahun dari sisa pokok pinjaman.

  Laba kotor diakui Transaksi Saat penjualan Saat penerimaan kas 1-5-04

  Piutang U.A. 240.000 Piutang U.A. 240.000 Penjualan Tanah 180.000 Tanah 180.000 tanah Laba Penj. Tnh 60.000 L.K. Ditangguh 60.000 Uang muka Kas 110.000 Kas 110.000 01/01/19 Abner Madjid Syarief Piutang U.A. 110.000 Piutang U.A. 110.000 32

  33 Transaksi

  Laba kotor diakui Saat penjualan Saat penerimaan kas 1-11-04 Angsuran 1 & bunga Kas 38.000 Kas 38.000

  Piutang U.A. 20.000 Piutang U.A. 20.000 Pend. Bunga 18.000 Pend. Bunga 18.000 31-12-04 P nyesuaian

  Piutang Bunga 5.400 Piutang Bunga 5.400 Pend. Bunga 5.400 Pend. Bunga 5.400 Realisasi laba kotor

  Tidak ada Jurnal L.K. Ditangguh 15.000 Realisasi L.K. 15.000 1-1-05 jurnal balik

  Pend. Bunga 5.400 Pend. Bunga 5.400 Piutang Bunga 5.400 Piutang Bunga 5.400 1-5-05 Angsuran 2 & bunga Kas 36.200 Kas 36.200

  Piutang U.A. 20.000 Piutang U.A. 20.000 Pend. Bunga 16.200 Pend. Bunga 16.200

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 1-11-05 34 Transaksi Laba kotor diakui Saat penjualan Saat penerimaan kas Angsuran 3 & bunga Kas 34.400 Kas 34.400 Piutang U.A. 20.000 Piutang U.A. 20.000 Pend. Bunga 14.400 Pend. Bunga 14.400 31-12-05 P nyesuaian Piutang Bunga 4.200 Piutang Bunga 4.200 Pend. Bunga 4.200 Pend. Bunga 4.200 Realisasi laba kotor Tidak ada Jurnal L.K. Ditangguh 10.000 Realisasi L.K. 10.000

  Jika pembayaran dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui maka untuk sisa periode kontrak angsuran tersebut pencatatannya akan seperti jurnal diatas.

   Persentase laba kotor 60.000

  X 100% = 25% 240.000

  → penjualan barang dagang Prosedur akuntansi barang dagang secara angsuran sama dengan prosedur akuntansi penjualan angsuran barang tak bergerak. Dalam mencatat penjualan perlu dibedakan antara penjualan biasa dengan penjualan angsuran yaitu dengan membedakan antara perkiraan piutang biasa dan piutang usaha angsuran. Jika persentase laba kotor untuk masing-masing tahun berbeda maka perkiraan piutang usaha angsuran dan laba kotor yang ditangguhkan harus dibedakan menurut tahun penjualan yang bersangkutan. Bila persentase laba kotor tiap barang berbeda dalam suatu periode akuntansi, untuk menghitung realisasi laba kotor periode akuntansi tersebut dapat dilakukan dengan 1. Persentase laba kotor rata-rata.

  Persentase laba kotor untuk tiap-tiap barang pada suatu periode dihitung secara merata. Realisasi laba kotor dihitung dengan cara persentase laba kotor rata-rata dikalikan jumlah tagihan yang diterima selama periode yang bersangkutan.

  2. Realisasi laba kotor dihitung dari buku pembantu piutang. Pada buku pembantu piutang dicantumkan persentase laba kotor. Realisasi laba kotor dihitung dari piutang yang tertagih pada suatu periode dikalikan 01/01/19 Abner Madjid Syarief dengan persentase yang tercantum. 35

  

  Yang perlu mendapat perhatian adalah sistem pencatatan persediaan yang dipergunakan perusahaan.

  → Balans permanen Penjualan db. Piutang usaha angsuran xx.xxx kr. Penjualan angsuran xx.xxx db. Harga pokok penjualan angsuran x.xxx kr. Persediaan barang x.xxx Penyesuaian Mencatat laba kotor ditangguhkan db. Penjualan angsuran xx.xxx kr. Harga pokok penjualan angsuran xx.xxx

  Laba kotor ditangguhkan x.xxx Mencatat realisasi laba kotor db. Laba kotor ditangguhkan x.xxx kr. Realisasi laba kotor x.xxx

  → Periodik Penjualan db. Piutang usaha angsuran xx.xxx kr. Penjualan angsuran xx.xxx Penyesuaian Mencatat harga pokok penjualan db. Harga pokok penjualan angsuran x.xxx kr. Pengiriman barang penjualan angsuran x.xxx Mencatat laba kotor ditangguhkan db. Penjualan angsuran xx.xxx kr. Harga pokok penjualan angsuran xx.xxx

  Laba kotor ditangguhkan x.xxx Mencatat realisasi laba kotor db. Laba kotor ditangguhkan x.xxx kr. Realisasi laba kotor x.xxx

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 37

  Pengaruh Dalam Laporan Keuangan 1. Neraca.

  piutang usaha angsuran umumnya dikelompokkan

  • sebagai aktiva lancar dan harus dijelaskan pada penjelasan laporan keuangan yang mengungkapkan tanggal jatuh temponya. laba kotor ditangguhkan dapat dikelompokkan sebagai
  • 1. Kewajiban atau pendapatan yang ditangguhkan.

  2. Pengurang piutang usaha angsuran.

  3. Modal yang menjadi bagian dari laba ditahan.

2. Laporan laba rugi dan daftar analisis realisasi laba kotor.

  Harus dipisahkan antara penjualan biasa dengan

  • penjualan angsuran. Laba kotor penjualan angsuran periode tersebut dikurangi dengan saldo laba kotor yang ditangguhkan pada akhir periode yang menghasilkan laba kotor periode tersebut yang telah direalisasi.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief

  38

  

HUBUNGAN KANTOR PUSAT dan

KANTOR CABANG

  Akuntansi kantor pusat dan cabang tergantung pada sistem yang akan dipakai.

   Sentralisasi. semua pembukuan ada di kantor pusat dan cabang tidak mencatat kegiatan akuntansi tetapi hanya mencatat kas kecil.

   Desentralisasi. cabang melakukan kegiatan akuntansi seperti di kantor pusat. Kegiatan akuntansi cabang mungkin dibuat pembatasan oleh kantor pusat.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief 39

  Pembukuan Kantor Pusat 1.

  Pengiriman uang. db. Cabang Yogyakarta 15.000.000 kr. Kas

  15.000.000 2. Pengiriman barang dagang. db. Cabang Yogyakarta 20.000.000 kr. Persediaan B.D. 20.000.000 (perpetual) db. Cabang Yogyakarta 20.000.000 kr. Pengiriman B.D. ke cabang 20.000.000 (fisik)

  3.

  Ongkos angkut barang dagang. a. dibebankan pada kantor cabang, menambah harga perolehan barang dagang. db. Cabang Yogyakarta 47.300.000 kr. Persediaan B.D. 45.000.000 Kas 2.300.000

  b. dibebankan pada kantor cabang, tidak menambah harga barang dagang. db. Cabang Yogyakarta 47.300.000 kr. Persediaan B.D. 45.000.000 Kas 2.300.000 c. Ongkos angkut beban kantor pusat. db. Cabang Yogyakarta 45.000.000 Biaya Pengangkutan 2.300.000 kr. Persediaan B.D. 45.000.000 01/01/19 Abner Madjid Syarief Kas 2.300.000 41

4. Aktiva tetap.

  db. Peralatan kantor 4.200.000 kr. Kas 4.200.000

  (pembelian peralatan kantor tunai) db. Peralatan kantor 4.200.000 kr. Cabang Yogyakarta 4.200.000 (pembelian peralatan kantor oleh cabang) db. Cabang Yogyakarta 3.800.000 Ak. Penyusutan 200.000 kr. Peralatan kantor 4.000.000 (pengiriman peralatan kantor bekas ke cabang)

  42

5. Pembebanan biaya operasi

  db. Cabang Yogyakarta 4.010.000 kr. Ak. Peny. Kendaraan 2.400.000 kr. Ak. Peny. Peralatan kantor 1.610.000

  43 Pembukuan Kantor Cabang 1.

  Pengiriman uang. db. Kas 15.000.000 kr. Kantor Pusat 15.000.000

2. Pengiriman barang dagang.

  db. Persediaan B.D. 20.000.000 kr. Kantor Pusat 20.000.000 (perpetual) db. Pengiriman B.D. dr K.P. 20.000.000 kr. Kantor Pusat 20.000.000 (fisik)

  3.

  Ongkos angkut barang dagang.

a. dibebankan pada kantor cabang, menambah harga

perolehan barang dagang. db. Persediaan B.D. 47.300.000 kr. Kantor Pusat 47.300.000 (perpetual) db. Pengiriman B.D. dr. K.P. 45.000.000 Beban Pengangkutan Masuk 2.300.000 kr. Kantor Pusat 47.300.000 (fisik)

  b. dibebankan pada kantor cabang, tidak menambah harga barang dagang. db. Pengiriman B.D. dr. K.P. 45.000.000 Beban Pengangkutan 2.300.000 kr. Kantor Pusat 47.300.000 c. Ongkos angkut beban kantor pusat. db. Pengiriman B.D. dr. K.P. 45.000.000 45 kr. Kantor Pusat 45.000.000 Abner Madjid Syarief 01/01/19

4. Aktiva tetap.

  db. Peralatan kantor 4.200.000 kr. Kantor Pusat 4.200.000 (pembelian peralatan kantor oleh kantor pusat) db. Peralatan kantor 4.200.000 kr. Kas

  4.200.000 (pembelian tunai peralatan kantor oleh cabang) db. Peralatan Kantor 4.000.000 kr. Kantor Pusat

  4.000.000

(pengiriman peralatan kantor bekas dari kantor pusat)

01/01/19 Abner Madjid Syarief 46

5. Pembebanan biaya operasi

  db. Beban Penyusutan Kendaraan 2.400.000 Beban Penyusutan Peralatan Ktr. 1.610.000 kr. Kantor Pusat

  4.010.000

  47 Rekonsiliasi Antara Rekening Saldo perkiraan cabang dalam buku kantor pusat dan saldo perkiraan kantor pusat dalam buku cabang mungkin tidak menunjukkan saldo yang bersilangan pada suatu saat, karena data-data tertentu antar kantor yang telah dicatat oleh kantor yang satu belum dicatat oleh kantor yang lain. Data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi dua perkiraan tersebut adalah : Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat.

  Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan kantor pusat. Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan cabang. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan cabang. 01/01/19

  Laporan Keuangan Gabungan Pada waktu mencatat transaksi kantor pusat dan cabang, terdapat dua sistem akuntansi tetapi merupakan satu kesatuan akuntansi dengan membuat laporan keuangan kantor pusat dan cabang secara terpisah. Laporan tersebut belum menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor pusat dan cabang sebagai kesatuan ekonomi. Untuk itu laporan keuangan kantor pusat dan cabang harus digabung dengan langkah-langkah sebagai 1. berikut 2. Eliminasi.

  Kertas kerja laporan keuangan gabungan kantor pusat dan 3. cabang. Laporan keuangan gabungan.

  • • Eliminasi yaitu menghapus perkiraan silang pada

    kertas kerja laporan keuangan gabungan. Eliminasi tidak menghapus perkiraan silang pada buku besar yang ada di kantor pusat maupun cabang.
  • Perkiraan yang dieliminasi adalah : 1. Perkiraan kantor pusat dan perkiraan cabang.

  01/01/19 Abner Madjid Syarief

  50

  2. Perkiraan pengiriman barang ke cabang dengan perkiraan pengiriman barang dagang dari kantor pusat.

  3. Perkiraan pendapatan bunga dan beban bunga yang berhubungan dengan kantor pusat dan cabang.

  4. Perkiraan laba kotor yang belum direalisasi pada cabang dengan perkiraan persediaan barang dagang yang ada di cabang.

  

AKUNTANSI PENGGABUNGAN

PERUSAHAAN dan USAHA INDUK

dan USAHA ANAK

   Peleburan Terjadi dengan perolehan langsung harta benda satu atau beberapa perusahaan oleh perusahaan lain.

  Perusahaan yang mengambil alih harta benda perusahaan lain tetap mempertahankan identitasnya dan meneruskan operasinya sebagai kesatuan usaha yang lebih besar; perusahaan yang harta bendanya diambil alih dibubarkan dan harus melepaskan identitasnya.

  

  Konsolidasi Konsolidasi terjadi apabila sebuah perusahaan didirikan secara khusus untuk memperoleh aktiva dan menanggung kewajiban dua buah perusahaan atau lebih yang telah ada lebih dahulu. Selanjutnya sebuah perusahaan baru berdiri dan perusahaan yang ada sebelumnya dibubarkan.

  Biasanya, perusahaan yang baru didirikan menerbitkan surat-surat berharga, yang diberikan sebagai penukaran atas harga benda yang diperolehnya. Para pemegang saham perusahaan yang semula, menjadi pemegang saham perusahaan yang baru didirikan.

  52

  

  Penyatuan kepentingan Aktiva akan dibukukan sebesar nilai yang tercatat pada buku perusahaan yang bergabung, karena penggabungan usaha juga ditandai dengan kesinambungan hak pemilikan semula.

  Perhitungan laba rugi dari usaha gabungan tersebut untuk periode terjadinya penggabungan harus melaporkan hasil operasi gabungan dari perusahaan- perusahaan pembentuk untuk seluruh periode dimana penggabungan terlaksana, seakan-akan penggabungan telah dilakukan pada awal periode.

  Apabila laporan keuangan komparatif disajikan untuk periode sebelum terlaksananya penggabungan, maka laporan tersebut harus disajikan ulang dengan 01/01/19 Abner Madjid Syarief menggunakan dasar penggabungan. 53