MK KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK 2018
KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBIK
Dosen Pengampu Agus Suryono
Small minds discuss people,
Average minds discussevents, Great minds discuss
ideas.(Pikiran anak kecil membicarakan ORANG, Pikiran remaja membicarakan PERISTIWA, Pikiran dewasa membicarakan GAGASAN)
(Eleanor Roosevelt, Mantan Presiden USA)
KATA KUNCI URGENSINYA KEPUTUSAN DAN KEBIJAKAN
(SESUATU YANG DILAKUKAN, MAUPUN YANG TIDAK
DILAKUKAN)
- Hati-hati dalam mengambil KEPUTUSAN DAN KEBIJAKAN; Jika salah, maka salahlah semuanya, Jika baik, maka baiklah semuanya.
- Jika kamu tidak sanggup mengatakan sesuatu dengan
lisanmu, dengan tangan dan tindakanmu, maka lebih baik
DIAM (walaupun itu selemah-lemah iman manusia) - Pikirkan dulu dengan benar, dengan mengumpulkan berbagai informasi dan data sebelum memutuskan --- apakah kejadian itu SEBAB atau AKIBAT --- Apakah ujian, cobaan, dan peringatan dari Allah ?
- Jangan mengambil keputusan dan kebijakan dalam keadaan MARAH, EMOSI, DAN TERGESA-GESA .... PASTI SALAH – DISINILAH DIPERLUKAN KESABARAN, KEIKHLASAN,
KEMAMPUAN S1, S2, S3
Cognitif Knowledge; Explanative, Analysis Conceptual and Theoritical
Discriptive; Translantive; Contexs (Why) Map; Phylosophical Interpretative texs (What,Competency; To Know) Methodological & Research Maping (How)
Theoritical Theoritical Maping Theoritical Extracting Understanding & Using
(menyarikan); Purposing (mengkritisi); Redundancy (penajaman, pengulangan)
Construction Theory Reconstruction & Inovative & Building Theory
Deconstruction TheorySTATE OF THE ART ILMU SOSIAL FENOMENA/PERISTIWA/REALITA METODOLOGI KONSEP TEORI E M P
I R
I S N O N E M P
I R
I S MASALAH &
ISU F E E D B A C K
FENOMENA/PERISTIWA KONSEP TEORI
Pemberian Kewenangan Pemerintahan Pusat Ke Daerah; Kota/Kab ke Kecamatan/Desa
Otonomi Daerah
(Penyerahan),
Pelimpahan, Pengikut sertaan/PembantuanDesentralisasi , Dekonsentrasi, Medebewind Vs Sentralisasi
Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Kedermawanan
(Charity), Subsidi, Hibah, Blockgrand, CSR Ketergantungan,Negara Kesejahteraan Pembangunan pasar tradisional menjadi pasar modern Revitalisasi, Rehabilitasi,
Pembangunan (pasar) Perubahan (Change Theory) Ada orang yang memberikan uang/ hadiah dengan motif pamrih
Suap, Nyogok,
Gratifikasi, Korupsi Abuse of Power, DominationMasyarakat turun kejalan menggugat kenaikan UMP/UMK, dsb Protes, Demonstrasi,
Perlawanan (Resistency, Rebelion), Konflik, Kritis, Revolusi
LITERATUR
(BAHAN BACAAN)
REFERENSI
Davis, Keith and Newstrom, John.W,
1993, Perilaku Dalam Organisasi,Edisi Ketujuh, Jilid 1 dan 2, Erlangga, Jakarta.
Gibson, James L, dan Ivancevich, John.M,
dan Donelly, James.H, 1996, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi kedelapan, Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta.Locke, Edwin.A, 1991, The Essence of
Luthans, Fred, 1995, Organizational
Behavior, Sevent Edition, McGraw-Hill, Inc, New York.
Nahavandi, Afsaneh, 2000, The Art and
Science of Leadership, Second Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, New JerseyRobbins, Stephen.P, 1996, 2001, Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1 dan 2, Prenhallindo, Jakarta.
Yukl, Gary,A, 1998, Kepemimpinan dalam
Organisasi: Leadership in Organization 3e, Prenhallindo, JakartaBowen, Erin E, 2013, Global Technology Leadership: A Case for Innovative Education Praxis, Social and Behavioral Science, 75: 163-171
Davila, Anabella et al, 2013, Global Leadership, Citizenship and Stakeholder Management. Organizational Dynamics, 42:183-190 Mendenhall, Mark E, et al, 2013, Defning Global in Global Leadership, Journal of World Business. 47:493-503 Sharkey, Linda et al, 2012, Winning with Transglobal Leadership, New York,
Fadel Muhammad, 2008, Reinventing Local
Government: Pengalaman dari Daerah, Kompas Gramedia, Jakarta-------------,2011, Pengantar Kepemimpinan,
Selaras Media Kreasindo, Malang------------, 2012, Kepemimpinan: Kekuasaan
dan Pengaruh, Selaras Media Kreasindo, Malang
-------------, 2009, Pengantar Kewirausahaan,
Selaras Media Kreasindo, Malang------------, 2018, Peran Kewirausahaan Sektor
Publik Model Fadel untuk Peningkatan Kualitas Kinerja Pemerintah Daerah, Pidato Pengukuhan dalam Bidang Wilfridus Taus, 2016, Strong
Leadership and Performance
Budgeting: Teori dan Praktek,
Kepemimpinan Birokrasi di
Indonesia, UB-Press, Malang2011
2012
ILUSTRASI
APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN?
Ketika anda memeras susu sapiANDA MENCARI
PENYEBABNYA
(WHY)? Atau ANDA
LANGSUNG
MENYALAHKAN
SAPINYA (JUSTMENT)? Aku juga manusia ….mas!
There are few absolutes in human
KEPEMIMPINAN
ADALAH MEMBANGUN
MANUSIA DAN MASA
DEPANNYA
PEMBANGUNAN MANUSIA
- Pembangunan manusia lahir dan batin (Human Development/Human
centered Development)?
- Adalah proses memperluas pilihan- pilihan penduduk (peoples choices)
- Ada tiga pilihan sebagai indikatornya, yaitu: panjang umur dan sehat,
berpendidikan, dan akses ke sumberdaya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak (Human Development Index)
- Pilihan lain yang dianggap pendukung tiga pilihan diatas: kebebasan politik,
HAM, dan penghormatan hak pribadi (personal self respect)
- Pembangunan manusia sangat terkait dengan kualitas hidup (quality of life)
Kesadaran untuk bekerja keras Vs
KONSEP LEADERSHIP
ADMINISTRASI
ORGANISASI MANAJEMEN LEADERSHIP DECISION MAKING HUMAN/PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI KONSEP MOTIVASI
- POWER
- WUJUD
GAYA
- KONFLIK
- MANUSIA
SIFAT
- COERSIVE
ANCAM
- TEROR
- BOIKOT
TEKNIK
- KEKUASAAN
KEPEMIMPINAN
- Sebagai
proses untuk mendorong orang
lain untuk bertindak dalam rangka mencapai tujuan bersama (Gary Yukl)
- Sebagai hubungan di mana seseorang pemimpin mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengan sepenuh hati terhadap tugas yang terkait dengan pencapaian tujuan yang diinginkan pemimpin (George R. Terry).
- Sebagai
pengaruh hubungan antar
pribadi, yaitu merupakan situasi untuk mengarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan (Robert Tannenbaum)
- Sebagai
seni (the art) mempengaruhi para
bawahan, dimana para bawahan melaksanakan tugas itu dengan semangat dan kepercayaan (Koontz and O’Donnell)
- Sebagai
amanah dan sarana ibadah
- Tiga elemen kepemimpinan: (1) sebagai konsep hubungan (relational); (2) sebagai
proses dalam melaksanakan sesuatu; (3)
mendorong/ memotivasi orang lain untukmelakukan sesuatu
WHAT IS LEADERSHIP ?
Edwin.A.Locke, 1991
( )
- Leadership as the process of inducing
others to take actions toward a common goal.
- This definition subsumes three elements: 1. Leadership is a relational concept. Leadership exist only in relation to others--- namely, followers. If there are no followers, there is no leader, implicit in this definition is the premise that effective leaders must know how
APA ITU KEPEMIMPINAN ?
- Kepemimpinan adalah proses
mendorong orang lain untuk melakukan tindakan atau pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama (MBO = management by obyektif)
TIPOLOGI STRATEGI MANAGEMENT
- MBPr = MANAGEMENT BY PROCESS
- MBG = MANAGEMENT BY GOALS
- MR = MANAGEMENT RATIONAL
- MBO = MANAGEMENT BY OBYEKTIF
- MBP = MANAGEMENT BY PRESSURE = TRYAL BY THE PRESS (KEKUATAN MEDIA MASSA)
- MBA = MANAGEMENT BY ACCIDENT (SUPPRESSING CONDITION)
1. Kepemimpinan adalah konsep hubungan
(relational) ; Hanya ada apabila ada hubungan dengan orang lain; Seseorang dengan pengikutnya; Jika tidak ada pengikut (followers), tidak ada pemimpim.
Implisit didalamnya bahwa pemimpin yang efektif apabila ia berusaha tahu bagaimana inspirasi dari para pengikutnya
2 . Leadership is a process. In order to lead, the leader must do something. As has observed, leadership is more than simply holding a position of authority. Although a formalized position of authority may greatly facilitate the leadership process, simply occupying such a position is not sufficient to make someone a leaders
3. Leadership requires inducing others to take action. Leaders induce their followers to act in numerous ways, such as using legitimate authority, modeling (setting an example), goal setting, rewarding and punishing, organizational restructuring,
2. Kepemimpinan adalah proses . Dalam hal ini pemimpin harus melakukan sesuatu yang lebih besar dan tidak sesederhana posisi kewenangannya. Walaupun secara formalitas, posisi kewenangannya mungkin memberikan fasilitas yang lebih besar dalam proses kepemimpinannya yang membedakan dengan yang lain
3. Kepemimpinan adalah mendorong orang
lain untuk melakukan sesuatu , dengan
menunjukkan caranya sesuai tupoksi, pemodelan dengan contohnya, tujuannya, imbalan dan hukumannya, restrukturasi organisasi, pembentukan tim kerja, dan
KEPEMIMPINAN
(Agus Suryono, 2011)
- Fenomena kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada keberadaan organisasi,
bahkan bisa dianggap sebagai inti dari
organisasi itu sendiri - Sistem organisasi, hanya bisa berjalan baik apabila ia dikendalikan oleh para pemimpin yang memiliki komitmen untuk mengoptimalkan fungsi, peranan dan tanggung jawabnya.
- kajian tentang kepemimpinan dalam organisasi (Publik) dapat dianggap sebagai salah satu
kebutuhan dan upaya strategis untuk membangun perspektif yang konstruktif tentang bagaimana seharusnya kekuasaan dikelola, dan bagaimana seyogianya melahirkan pemimpin-pemimpin organisasi yang handal, (1) yang mampu melayani masyarakat demi tegaknya keadilan, (2) memberdayakan masyarakat agar kemandirian mereka terus menguat, (3) serta membangun untuk meningkatkan
- Oleh karena itu, pemimpin dapat
didefinisikan sebagai seseorang yang
terus menerus membuktikan bahwa ia mampu mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain, lebih dari kemampuan orang lain untuk mempengaruhi dirinya.
- Kepemimpinan adalah sebuah konsep yang merangkum berbagai segi dari
interaksi pengaruh antara pemimpin
dengan pengikut dalam mencapai tujuan bersama.
- Disini diasumsikan bahwa suasana
kepemimpinan hanya mungkin terbentuk dalam
suatu lingkungan yang secara dinamis denganmelibatkan hubungan di antara sejumlah orang.
Artinya, suasana kepemimpinan hanyaterbangun melalui ikatan hubungan yang timbal
balik antara pemimpin dengan para pengikut - Seseorang hanya bisa mengklaim dirinya sebagai pemimpin jika ia memiliki sejumlah pengikut. Selanjutnya, antara pemimpin dan para pengikut terjalin ikatan emosional dan rasional menyangkut kesamaan nilai yang ingin disebar
dan ditanam serta kesamaan tujuan yang ingin
- Pada umumnya, pemimpin yang biasanya memperkenalkan atau bahkan merumuskan nilai-nilai dan tujuan (organisasi)
- Karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki, pemimpin cenderung menjadi panutan (paternal) bagi para pengikutnya/ bawahannya
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
(Leadership Approach)
- Dalam studi kepemimpinan terdapat
dua pendekatan untuk menjelaskan proses kelahiran pemimpin yang secara dominan mempengaruhi
perkembangan teori kepemimpinan:
1. Pertama, personality trait approach; dan
2. Kedua, situational interactional
Personality Trait
Approach
- Pendekatan pertama berangkat dari asumsi tentang adanya sifat-sifat dan bakat kepribadian tertentu yang dimiliki oleh seseorang, baik sebagai bawaan kelahiran maupun sebagai hasil dari pengalamannya sendiri, yang kemudian membentuk kapasitas kepemimpinannya.
- Pendekatan ini melahirkan teori the
great man atau the event making man yang memfokuskan perhatian
hanya pada kajian faktor-faktor subyektif yang melekat pada keberadaan dan penampilan kepribadian seorang pemimpin.
Situational Interactional
Approach.
- Pendekatan kedua menekankan pada situasi lingkungan, dimana berlangsung interaksi sosial, politik, ekonomi dan budaya, sebagai faktor determinan bagi lahirnya seorang pemimpin
• Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa
seorang pemimpin lahir sebagai produk dari situasi lingkungan yang secara kebetulan mempertemukan dua gejala: (1) kualitas kepribadian seseorang, dan (2) tuntutan situasi yang membutuhkan kehadiran
- Pendekatan yang melahirkan teori manusia yang luar biasa (the
eventful man) ini tidak menolak
pentingnya faktor kepribadian
- Faktor kepribadian hanya tergeser dari posisi determinan menjadi
kontributif, karena yang menjadi
faktor determinannya adalah
situasi interaksional lingkungan
- Oleh karena itu, faktor kontributif lain yang layak dianalisa bersama faktor kepribadian pemimpin adalah: (1) lingkungan sosial dan lingkungan fisik di mana interaksi kelompok berlangsung, (2) tuntutan kebutuhan kolektif yang perlu diatasi, dan (3) karakteristik kepribadian dari orang- orang lain dalam kelompok itu.
- Untuk menjamin objektivitas dalam studi kepemimpinan, kombinasi dari dua
pendekatan tersebut perlu dilakukan. Tetapi
ini tidak semudah memadukan dua warna di atas kertas kosong - Artinya, harus ada kejelasan tentang bobot determinasi dan kontribusi dari semua faktor
yang diasumsikan terlibat dan berpengaruh
secara signifikan dalam proseskepemimpinan. Dan ini yang menyebabkan
mengapa teori kepemimpinan belum
memiliki legitimasi yang kuat dalam khasanah ilmu pengetahuan --- sebagai Ilmu
ENAM VARIABEL POKOK STUDI
KEPEMIMPINAN
1.Kepribadian (personality)
2.Peranan (role)
3.Organisasi (organization)
4.Tugas (task)
5.Nilai-nilai (values), dan
6.Lingkungan (setting)
EMPAT KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
1.Kepemimpinan sensistif
2.Kepemimpinan responsif
3.Kepemimpinan defensif, dan
4.Kepemimpinan represif.KEPEMIMPINAN SENSITIF
- Ditandai oleh kemampuan untuk secara dini memahami dinamika perkembangan masyarakat, mengerti apa yang mereka butuhkan, serta mengusahakan agar ia menjadi pihak pertama yang memberi perhatian terhadap kebutuhan itu.
- Memberi perhatian tidak selalu berarti
memenuhi kebutuhan. Karena, dalam keadaan
di mana organisasi (birokrasi pemerintah) tidak atau belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya, maka cara lain yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin yang sensitif adalah mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang adanya kepedulian pemerintah atas kebutuhan mereka, seraya menjelaskan mengapa kebutuhan itu belum dapat dipenuhi.
- Sikap keterbukaan atau transparansi dari karakter kepemimpinan yang seperti ini akan semakin mendekatkan pemerintah kepada masyarakatnya. Dengan tingkat kepekaan yang tinggi, suatu birokrasi pemerintahan akan mampu tampil sebagai pihak yang menyelesaikan masalah, bukan sumber
KEPEMIMPINAN RESPONSIF
- Karakter kepemimpinan ini tidak jauh berbeda
dari yang pertama. Hanya saja, jika dalam
konteks kepemimpinan yang sensitif sang
pemimpin lebih aktif mengamati dinamika
masyarakat dan secara kreatif berupaya memahami kebutuhan mereka, maka kepemimpinan yang responsif lahir berhadapan dengan masyarakat yang cenderung lebih aktif.- Pemimpin responsif lebih banyak berperan menjawab aspirasi dan tuntutan masyarakat
- Pemimpin dianggap berkarakter responsif jika ia menghayati suatu sikap dasar untuk mendengar suara rakyat, mau menggunakan energi dan waktunya untuk secara cepat menjawab setiap pertanyaan, menampung setiap keluhan, memperhatikan setiap tuntutan dan mernanfaatkan setiap dukungan masyarakat tentang
- la juga sigap dalam mengambil keputusan. sehingga dapat mencegah terjadinya berbagai ekses yang tidak diharapkan akibat dari kesengajaan untuk tidak menganggap suara rakyat sebagai sesuatu yang serius hanya karena, misalnya, suara itu disalurkan lewat surat atau sekelompok kecil utusan. Hal yang terakhir ini seringkali terjadi
KEPEMIMPINAN DEFENSIF
- Karakter kepemimpinan ini berbeda dibanding dua karakter sebelumnya. la ditandai oleh sikap egoistik, merasa paling benar, walaupun pada saat yang sama memiliki kemampuan argumentasi yang tinggi dalam berhadapan dengan masyarakat.
- Komunikasi antara pemimpin publik (pemerintah) dengan masyarakatnya cukup
terpelihara. Tetapi, pada umumnya pemimpin
publik (pemerintah) selalu mengambil posisi
• Karena itu, keputusan dan penilaiannya atas
sesuatu isyu lebih patut selalu diikuti oleh masyarakat.- Posisi masyarakat lemah, sekalipun tetap tersedia ruang bagi mereka untuk bertanya,
menyampaikan keluhan, aspirasi, tuntutan,
dan semacamnya. - Biasanya, sikap kepemimpinan defensif
melekat pada keberadaan seseorang yang
pintar atau merasa dirinya pintar. - la cenderung mendominasi pembentukan opini publik yang mengesankan bahwa dirinya dan, (dalam konteks yang lebih luas),
- Pendapat kritis masyarakat selalu berhadapan dengan counter argument dari sang pemimpin, dan biasanya argumen tandingan itu memang sangat masuk akal.
- Karakter kepemimpinan seperti ini bisa berhasil dalam suatu jangka waktu tertentu. Tetapi, ketika berhadapan dengan masyarakat yang semakin berkembang, baik secara sosial-ekonomi maupun secara intelektualitas, karakter defensif itu akan semakin sulit melakukan
KEPEMIMPINAN REPRESIF
- Karakter kepemimpinan ini cenderung sama egois dan arogannya dengan
karakter yang defensif. Tetapi, ia lebih
buruk lagi karena tidak memiliki kemampuan argumentasi atau justifikasi dalam mempertahankan keputusan atau penilaiannya terhadap sesuatu isu ketika berhadapan dengan masyarakat. - Monopoli atas kebenaran dilakukan secara telanjang, tanpa rasa malu sama sekali
- Dalam benak sang pemimpin, kekuasaan identik dengan kebenaran, sehingga semakin besar suatu kekuasaan, semakin besar pula kebenaran yang dimilikinya
• Akibatnya, ia mudah curiga dan cemburu
kepada setiap orang atau kelompokmasyarakat yang bersikap kritis atau yang
memiliki potensi untuk naik sebagai rivalnya, karena mereka dianggap sebagai ancaman terhadap kebenaran.• Gangguan terhadap kekuasaan (abuse of power)
adalah gangguan terhadap kebenaran itu sendiri.
KONKLUSI
- Bahwa karakter kepemimpinan (baik dalam organisasi publik maupun bisnis) selalu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan tingkahlaku sosial masyarakatnya karena sering dianggap sebagai tokoh panutan masyarakat
- Oleh karena itu, kepemimpinan yang sensitif akan mendorong tingkahlaku masyarakat yang akrab dan menghormati pemerintah
- Kepemimpinan yang responsif akan
mendorong tingkahlaku masyarakat yang melihat
pemerintah sebagai mitra yang bertanggung jawab - Kepemimpinan yang defensif akan mendorong lahirnya tingkahlaku masyarakat yang merasa kurang percaya diri, dan
- Kepemimpinan yang represif akan mendorong lahirnya tingkahlaku masyarakat yang frustrasi dan penuh keterpaksaan, dan akhirnya menjadi radikal.
• Secara khusus, praktek kepemimpinan dalam
organisasi, dimana hubungan pemimpin- pengikut sering diterjemahkan sebagai hubungan atasan-bawahan, maka akan kesulitan membuat garis pemisah yang tegas antara dominasi dan kepemimpinan- Dalam skala tertentu, kepemimpinan organisasi memang berlangsung dalam struktur yang hirarkis. Pada sisi lain, kepemimpinan organisasi menuntut kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan pendekatan-pendekatan yang bebas dari kecenderungan dominasi, karena ia harus
- Dengan kata lain, perpaduan antara perilaku dan pendekatan manajerial- birokratis dengan perilaku demokratis akan melahirkan kepemimpinan organisasi yang efektif
- Pengembangan perilaku k:epemimpinan yang berkualitas demokratis itu seyogyanya ditujukan
EMPAT KAPASITAS
KEPEMIMPINAN PUBLIK
(DEMOKRATIS)
1. Kepekaan terhadap situasi
lingkungan, yaitu kemampuan untuk
membaca perkembangan yang terjadi di sekitarnya, sehingga bisa secara tepat mengantisipasi kecenderungan perubahan yang akan dihadapi.2. Penjagaan atas moral masyarakat,
yaitu kemampuan untuk menahan diri
agar tidak terjebak melakukan sesuatu yang dapat menciptakan atau3. Keterbukaan pikiran, yaitu kemampuan
untuk memahami bahwa dalam interaksi politik dan birokrasi, khususnya dalam pertarungan kepentingan (beting on the strong), tidak ada kebenaran yang bersifat tunggal, dan tidak ada sesuatu kelompok yang memiliki hak monopoli atas kebenaran. Kebenaran selalu bersifat relatif, bermuka banyak, dan karena
itu tidak mungkin di monopoli oleh sesuatu
kelompok. Kebenaran dalam organisasi selalu berkaitan dengan penafsiran yang berbeda-beda atas sesuatu fakta.- Pada setiap penafsiran selalu terdapat peluang untuk benar. Maka, kapasitas untuk melihat segala sesuatu dengan pikiran terbuka, merupakan jalan lurus menuju toleransi atas perbedaan pendapat yang menjadi salah satu ciri dari praktek demokrasi
- Hal ini juga menjadi modal untuk bersikap jujur menerima pendapat pihak lain jika ternyata lebih rasional, lebih layak, dan lebih luas jangkauan kemanfaatannya
4. Menjadi seorang pendengar, mempelajari, dan menterjemahkan
suara orang banyak dengan baik, yaitu
kemampuan untuk dekat dan mau repotmengurus kepentingan orang banyak .Sebab
dalam demokrasi, dukungan orang banyak merupakan salah satu kunci pokok bagi keberhasilan seorang pemimpin. Tetapi,dukungan hanya mungkin diperoleh jika
ada kemauan dari pemimpin untuk mendengar suara mereka, mempelajari harapan dan aspirasi mereka, serta menterjemahkannya kedalam serangkaiantindakan dan langkah perjuangan untuk
UKURAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN
PUBLIK (DEMOKRATIS)
- Melalui keberhasilan seseorang membawakan fungsi-fungsi utama pemerintahan itu sendiri, yakni:
pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development).
• Dalam fungsi pelayanan terkandung
tujuan untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat
- Dalam fungsi pemberdayaan terkandung tujuan untuk mewujudkan masyarakat mandiri, dan
- Dalam fungsi pembangunan terkandung tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
KONSEP
SEKTOR PUBLIK Giddens, Anthony, 1973, The Class
Structure of the Advanced Societies, London, Hutchinson.
- , 1998, The Third Way:The
Renewal of Social Democracy, dalam
Ketut Arya Mahardika (penerjemah), 1999,
Jalan Ketiga Pembaharuan Demokrasi
Sosial, Jakarta, Gramedia PustakaUtama.
- , 2000, The Third Way and Its
Critiques, dalam Imam Khoiri
(penerjemah), 2003, Jalan Ketiga dan Kritik-Kritiknya, Yogyakarta, IRCiSoD.
- ,2000 , Kapitalisme dan teori
sosial modern , Cambridge University
Press
KASUS/ PERISTIWA/ FAKTA
- Resepsi acara keluarga dan acara warga
menggunakan fasilitas umum (fasum) dan menutup
jalan umum (publik dan sosial) - Parade mobil gede (moge) dan mobil ferary memacetkan jalan (raya) dan dikawal oleh polisi Palwan • Mobil ambulance (rumah sakit, yayasan,
organisasi) kebal hukum seenaknya melintas dalam
keramaian - Pejabat, petinggi negara, tamu negara yang lewat (termasuk keluarganya) kebal hukum jalan raya
- Suporter sepak bola AREMA --- kebal (imun) hukum sosial dan hukum negara --- yang besar harus
- Penggunaan mobil dinas/mobil kantor –
Uang rakyat
- Acara karnaval, bersih desa, acara
keagamaan memacetkan jalan umum
• Acara (politik) kenegaraan --- libur massal -
melanggar aturan bisnis dan kerja produktif- Pelanggaran masyarakat terhadap penegakan aturan dan rambu-rambu lalu lintas
• Pedagang Kaki Lima (PKL) dan jalan trotoar
untuk pejalan kaki umum (publik)- Lemahnya penegakan hukum? Dan lemahnya negara/pemerintah (tidak hadir
INDIVIDU/AKT OR/AGENCY) WILAYAH SOSIAL/ KEMASYARAKATA N (UNIT ANALISIS KELOMPOK/ GROUP) SPHERE OF
INFLUENC E (WILAYAH PENGARU
H)
WILAYAH PUBLIK (UNIT ANALISIS ORGANISASI/ KELEMBAGA AN) WILAYAH BISNIS/ SWASTA/PRIV ATE (UNIT ANALISIS
WILAYAH PUBLIK (Pendekatan Politik) WILAYAH BISNIS/ SWASTA/PRIVATE (Pendekatan WILAYAH SOSIAL/ KEMASYARAKATA N (Pendekatan Budaya/Ideologi) PENDEKATA N SOSIAL - DEMOKRATI S (NORMATIF)
PENDEKATAN
DETERMINASI POLITIK WILAYAH PEMERINTAH PUBLIK (GOVERNMENT) WILAYAH SOSIAL/
BISNIS/ N SWASTA
WILAYAH PUBLIK WILAYAH BISNIS/ SWASTA WILAYAH SOSIAL/ KEMASYARAKATA N PENDEKATAN KEPEMERINT AHAN (GOVERNANC
E) – FIVE HELIX WILAYAH MEDIA SOSIAL
WILAYAH LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
PENDEKATA WILAYAH BISNIS/ N D0MINASI SWASTA EKONOMI WILAYAH PUBLIK WILAYAH SOSIAL/ KEMASYARAKATA
HUBUNGAN IDEOLOGI, EKONOMI TERHADAP POLITIK
Super Structure IDEOLOGI Determination (Relatively in the last instance/Hybrida
Autonomous) (sesaat)
POLITICALStructure Base ECONOMIC Reproduction
(salinan/semu)ACTION THEORY
(Talcott Parson)
Super Structure BUDAYA Kaya nilai,
norma, ideologi (mind, abstrak) SOSIALPOLITIK
Base Structure EKONOMI Kaya materi (body, konkrit)
FUNGSI AGIL
A = Adaptation = Fungsi Ekonomi
G = Goals Attainment = FungsiPolitik
I = Integration = Fungsi Sosial L = Latency = Fungsi Budaya
TEORI DOMINASI
IDEOLOGI/POLITIK EKONOMI= Paksaan
(coercion) yang melahirkan adu domba atau
intimidation (Altuser, Michell, Galtung)TIPE KEDUA:
EKONOMI
IDEOLOGI/POLITIK= Eksploitasi
yang melahirkan kesadaran semu atau false
conciousness (Marxian)TIPE KETIGA:
BUDAYA
IDEOLOGI/POLITIK DAN EKONOMI= Supremasi budaya/SARA yang melahirkan
Hegemoni atau simbol-2 kekuasaan budaya
(Antonio Gramsci, Geertz)
EKONOMI POLITIK DALAM
PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK
DAN/ATAU
KEBIJAKAN PUBLIK DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK
(Teori Kontemporer )
TERGANTUNG SISTEM POLITIK SEBAGAI EKONOMI
ALAT KEPENTINGAN ADALAH SINERGI KEKUASAAN DAN MASALAH SEMUA
PENGAMBILAN BANGSA DAN
(KEBIJAKAN EKONOMI)
PENDEKATAN EKONOMI-POLITIK
DAN/ ATAU
POLITIK - EKONOMI
WILAYAH WILAYAH
Teori
BISNIS/ PUBLIK
Konspirasi
SWASTAI n D d ir e ir e c t c
WILAYAH t
SOSIAL/ KEMASYARAKATA
KEKUASAA N (POWER) WILAYAH PUBLIK (PUBLIC SPHERE)
H) WILAYAH PENDIDIKAN
KEUNIKAN
INDONESIA ? Science and Technology WILAYAH KELOMPOK (GROUP SPHERE) KELOMPOK KEPENTINGAN (Parpol, Ormas, Birokrasi, Pressure Group)
WILAYAH PRIBADI (PRIVATE SPHERE) KEKAYAAN (WEALTH/RIC
KEKAYAAN (WEALTH/RI CH) SEKTO
R
EKONO MI MILIK NEGARAMILIK PUBLIK
(Pemerintah,
Rakyat, Swasta,
NGo, Media
Massa/Jurnalisti
k)
MILIK PRIVATE/BIS NIS Ideologi Komunis – Ideologi Kapitalis – Ideologi Kontempor Ekonomi Politik # Politik Ekonomi ?
PUBLIK MERUPAKAN KELOMPOK SOSIAL
- PUBLIK = kelompok sosial yang teratur, terstruktur, dan memiliki tujuan yang jelas
- CROWD = kelompok sosial yang tidak teratur, tidak terstruktur dan tidak bertujuan yang jelas (kerumunan, khalayak, masyarakat umum)
PUBLIK
- Suatu kelompok manusia yang memiliki minat dan perhatian yang sama pada sesuatu hal, berkumpul dalam waktu yang relatif lama, teratur dan rutin, serta memiliki kesadaran tentang suatu tata tertib yang berkembang dalam sistem hidup
- Tinjauan struktural (Statis): berarti negara, pemerintah, public policy, public afairs
- Tinjauan fungsional
(Dinamis): berarti umum, masyarakat, manajemen publik, public service, stakeholder, market, public interest, public opinion, public sector, public
KONSEP PUBLIK (PUBLIC)
- ISTILAH PUBLIC sering digunakan dalam konteks :
Public interest Public opinion Public goods Public law Public sector Public transport Public Figur
Public education Public service broadcasting Public accountability Public toilets Public order Public debt
- Kata “public” dapat dipahami dalam kontek lawan katanya, yaitu “private”, Misal :
- hubungan (kekuasaan) negara (publik) dan swasta (private),
- hubungan public goods dan private goods,
- hubungan kepentingan publik dan kepentingan swasta, serta
- hubungan sektor publik dan sektor swasta.
Perkembangan selanjutnya dari pengertian “public” lebih mengarah pada bidang pemerintahan, yakni bahwa sektor publik menyangkut aspek-aspek bidang
sosial dan ekonomi yang secara teknis tidak dapat (tidak layak) ditangani secara swasta (private).
Pengertian publik juga terkait dengan Interest sebagian besar warga masyarakat untuk merumuskan artikulasi
kepentingannya dalam kebijakan
SEKTOR PUBLIK = BIROKRASI
(Fadel Muhammad, 2018)
SISTEM NILAI DALAM ORGANISASI PUBLIK, BISNIS DAN SOSIAL ORGANISASI ORGANISASI ORGANISASI PUBLIK PRIVAT/BISNIS SOSIAL
1. Bangun
1. Beli dan terima
1. Kesadaran akan hak dan kekuasaan semurah dan kewajiban, merumuskannya semudah semudah mungkin menjadi kebutuhan dan mungkin tuntutan
2. Buat dan bikin
2. Gunakan dengan biaya
2. Kepedulian terhadap masalah
kekuasaan sehemat mungkin organisasi publik dan privat
seefektif mungkin3. Jual dan bagi
3. Mengelola otonomi masyarakat
3. Pertanggung semahal mungkin
4. Konsumerisme (hak konsumen jawabkan dan perjuangan memenuhi dan kekuasaan melindunginya), hak korban seformal mungkin untuk diselamatkan, dan hak mangsa untuk mempertahankan diri
5. Tindak lanjut: social pressure, class action, civil disobedience, dsb.
SEKTOR PUBLIK Vs SEKTOR BISNIS
DARI PERSPEKTIF STRATEGI
FITUR STRATEGIS SEKTOR BISNIS SEKTOR PUBLIK TUJUAN STRATEGIS
TUJUAN FINANSIAL
NILAI (VALUES)
OUTCOME DIINGINKAN
STAKEHOLDERS
KEY SUCCESS FACTORS
Daya Saing Laba, Pertumbuhan, Nilai Saham Inovasi, Kreativitas, Pengakuan Kepuasan Pelanggan Stakeholders, Market, Owners
1. Growth Rate, Earning, Market Share
2. Keunikan
3. Advanced Technology Efektivitas Misi Efesiensi, Penurunan Biaya Akuntabilitas Publik, Integritas, Fairness Kepuasan Pelanggan Taxpayers, Legislators, Publik
1. Best Management Practices
2. Sameness, Economies of Scale
3. Standardized
UNIT ANALISIS
INDIVIDU UNIT ANALISIS KELOMPOK UNIT ANALISIS ORGANISASI
- Persepsi
- Kepribadian
- Sikap
- Motivasi
- Proses pembelajaran
- Sistem nilai
- Analisis trend
- Pengambilan keput>Dinamika kelompok
- Komunikasi
- Konflik
- Kekuasaan dan Politik
- -Kepemimpinan>Struktur organisasi
- Desain program
- Sistem evaluasi hasil kerja
- Imbalan (reward system)
- Pengembangan organisasi (OD)
- Budaya organisasi
INDIKATOR SUASANA HARMONIS
ORGANISASI PUBLIK
- Adanya goodwill (citra positif) publik terhadap organisasi publik
- Adanya opini publik atau pengertian publik yang positif terhadap kebijakan organisasi publik
- Adanya kepercayaan publik atas kemampuan dan prestasi yang diperoleh organisasi publik
- Adanya kerjasama dan jaringan kerja (net
working) publik yang harmonis dalam melaksanakan program-program kerja organisasi publik
- Adanya dukungan dan bantuan publik atas
TANTANGAN MASA DEPAN
KEPEMIMPINAN DALAM
PERSPEKTIF GOVERNMENT
DAN GOVERNANCE
EMPAT TANTANGAN TATAKELOLA
PEMERINTAHAN DI JAWA TIMUR
(Prof. Dr. Mas’oed Said. PhD – Program Nawa Bhakti Satya -
2018)
1. MASALAH KEPEMIMPINAN Versus
TINDAK PIDANA KORUPSI
2. MASALAH ANGGARAN DAERAH (FINANCIAL)
3. MASALAH JARINGAN KERJA/ KOORDINASI KERJA (NETWORKING)
4. MASALAH OPTIMASI SUMBERDAYA APARATUR (MASALAH MINDSET DAN
PERBANDINGAN ISTILAH
Pengertian Berarti badan atau lembaga yang dijalankan oleh suatu organ tertinggi dlm negara
Berarti cara,penggunaan,dan Pelaksanaan Sifat hubungan Hirarkhis, pemerintah diatas dan warga negara ada dibawah Hirarkhis, setara dalam
Kedudukan dan berbeda dalam fungsi Komponen yg terlibat
Pemerintah sbg subyek institusi yang dominan Sektor publik, Sektor swasta, Sektor masyarakat
Pemegang peran dominan Sektor Pemerintah Semua memegang peran sesuai dng fungsi masing-2
Efek/Dampak Kepatuhan warga negara Partisipasi warga negara Hasil akhir yg diharapkan
Pencapaian tujuan negara melalui kepatuhan WN Pencapaian tujuan negara dan masyarakat melalui partisipasi WN
GOVERNMENT (PEMERINTAH) GOVERNANCE (KEPEMERINTAHAN)
Dalam mengelola berbagai kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, di dominasi oleh instansi pemerintah dan aparatur negara
Dalam mengelola kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan) lainnya, tidak hanya instansi pemerintah atau aparatur negara Stakeholder (pemangku kepentingan) yang seharusnya terlibat dalam pengelolaan hanyalah terbatas pada kelembagaan/ institusi pemerintah dan sebagian golongan masyarakat (namun perannya sangatlah kecil dan dibatasi)
Stakeholder dalam proses pengelolaan dapat meliputi: Government institution, Civil society, Private sector, Social media, LSM/ Non Governmental Organization
Prinsip-prinsip pengaturan pemerintahan dan penegakan hukum (law enforcement) pada umumnya masih lemah dan belum bekembang dengan baik
Prinsip-prinsip good governance (tata pemerintahan yang baik) mulai dilaksanakan dan dikembangkan, antara lain tujuh prinsip: DEMOKRATIS, EFESIENSI, AKUNTABEL, TRANSPARAN, SUPREMASI HUKUM, RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN (KAYA FUNGSI, MISKIN STRUKTUR), APARAT (SDM) BIROKRASI YANG
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MANAJER DAN LEADER ?
LEADERS OR MANAGERS
PRODUCES CHANGE PRODUCES PREDICTIABILITY AND ORDER
R
DE EA -L ER LEADER
AG --------------
AN ENVISION
M MOTIVATES MAKES DECISION COMMUNICATES MANAGER -------------- (Allen,
PLANS
BUREAUCRATIC LEADERSHIP:
TO THE EXTENT THAT BUREAUCRACY IS
IN PRACTICE THE SIMPLE APPLICATION FROM THE TOP DOWN, IT IS NOT LEADERSHIP.
TO THE EXTENT THAT IT EXEMPLIFIES CONFLICT, POWER, VALUES, AND CHANGE IN ACCORDANCE WITH
MAKE
CREATE
INNOVATE
CHARACTERISTIC OF MANAGERS Versus LEADERS
(Luthans, 1995)
MANAGERS LEADERS
Administers A copy Maintains Focus a systems and structure Relies on control Short range view Ask how and when Eye on the bottom line Imitates Accept the statusquo Classic good soldier Does things right
Innovates An original Develops Focuses on people Inspires trust Long range perspective Ask what and why Eye on the horizon Originates Challenges the statusquo Own person Does the right thing
MANAJER LEADER
- Garis komando
- Ada pengikut
(hirarkhi atas bawah)
- Sharring of power
- Subordinat •
Ada SK atau ditunjuk
(follower)
- Pengakuan dari follower (recoqnation)
PEMIMPIN = KETUA
PIMPINAN = KEPALA
KARAKTERISTIK
PROFESIONALISME
- Para profesional selalu mendasarkan keputusannya pada prinsip-prinsip umum (rasional dan obyektif)
- Para profesional mencapai statusnya karena prestasi, bukan karena favoritisme atau askripsi, dsb
- Para profesional dituntut berperilaku sesuai dengan kode etik profesinya dan mendapatkan reward yang layak
APA YANG DIKERJAKAN
MANAJER/LEADER?(WHAT DO MANAGER/LEADER
DO?)BE THE LEADER OF YOUR SELF, BEFORE LEAD OTHERS
( Jadikanlah kamu mampu sebagai pemimpin dirimu sendiri, sebelum kamu memimpin orang lain)
MEMIMPIN DIRI SENDIRI = KEMAMPUAN