IDSN Kuliah 2018 Bagian 1 PENGANTAR IDS 1

IDS

Bill Shepherd ESRI, Asia Pacific

Getting information in the right place at the right time means getting it anywhere and anytime. Information service delivery expectations and models increasingly call for 24 hour / 7 day a week access for clients and partners.

http://www.bakosurtanal.go.id/organisasi/

Sekitar 25 tahun terakhir di Indonesia, semakin banyak data spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dibuat dan dikumpulkan dalam format digital (Rais, 2007).

Penerapan SIG di Indonesia yang cukup menonjol adalah (Bachtiar, 2005) : • LREP (Land Resources Evaluation and Planning) 1987-1992, • GTZ (Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit) 1996-1999, dan • MCRMP (Marine and Coastal Resources Management Project) 2002-2006.

koleksi data spasial yang besar , data tersebut terdiri dari titik kontrol geodesi, data topografi, data batimetri, dan data tematik yang meliputi sebagian besar wilayah nasional (Matindas, 2006)

Data tersebut dikumpulkan dan dikelola oleh banyak instansi pemerintah di semua tingkat: nasional, provinsi, kabupaten kota, yang disimpan pada standar lokal yang berbeda.

Kondisi pengelolaan data spasial masih kurang terpadu, kurang tertib, prosedur administrasi

yang panjang, ketersediaan data yang bervariasi (format, standar, metadata), akses data yang

tidak mudah, dan kualitas data yang belum dapat dipertanggung jawabkan (Taufik, 2010).

Pembenahan data spasial secara menyeluruh dikenal sebagai pembangunan dan pengembangan

Infrastruktur Data Spasial (IDS)

1. Terdapat beberapa Undang-undang yang menyatakan bahwa data spasial sangatlah penting, yaitu:

• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan haruslah direncanakan berdasarkan data (spasial dan non spasial) dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.

• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, dan Pemerintah Daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional.

• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 menegaskan bahwa aspek wilayah/spasial haruslah diintegrasikan ke dalam –dan menjadi bagian- kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan. Dalam kaitan ini, terdapat 33 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten/kota yang harus mengintegrasikan rencana tata ruangnya ke dalam perencanaan pembangunan daerahnya masing-masing.

2. Munculnya Peraturan Perundang-Undangan yang mendasari IDSN Indonesia: • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2007 Tentang Jaringan

Data Spasial Nasional (JDSN)

• Undang-Undang No. 04 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang InPres Nr.

6/2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan,

dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian

Peta Rencana Tata Ruang

• Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi

Geospasial

• Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial

Nasional (JIGN)

 Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Wali Data Informasi Geospasial Tematik • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan

Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000

3. One Map Policy

• Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia, muncul pertama kali sejak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desember 2010, yaitu: "Saya ingin hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional! “, berawal ketika

UKP4 menunjukkan kepada Presiden SBY peta tutupan hutan dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup yang berbeda (Kementerian Lingkungan Hidup= 59,8 juta Ha sedangkan data Kementrian Kehutanan = 44,2 juta Ha).

Kebijakan Satu Peta pertama kali dilaksanakan dengan dihasilkannya Peta Indikatif Moratorium/ Penundaan Izin Baru di Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut yang menjadi lampiran pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011

Tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan

Alam Primer dan Lahan Gambut. Kebijakan ini untuk mendukung kebijakan nasional menyeimbangkan dan menselaraskan pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan serta upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang dilakukan melalui penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

• Paket Kebijakan Ekonomi VIII Presiden Jokowi, Senin (21-12-2015) salah satunya adalah tentang Kebijakan Satu Peta Nasional (One Map Policy) dengan skala 1:50.000

• Perpres No 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan 1 Peta pada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000

4. Ina-Geoportal | Geospasial Untuk Negeri ( http://tanahair.indonesia.go.id/portal/landingpage ) di level nasional.

5. Simpul Jaringan (61 simpul jaringan pada September 2017), contoh: Kabupaten Klaten ( http://geoportal.klatenkab.go.id/ ), Bontang ( http://petakita.bontangkota.go.id/ ), Kementrian LH dan Kehutanan/KLHK ( http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/home/ )

6. PPIDS (Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial).

Salah satu infrastruktur geospasial yang dibangun oleh BIG dan menjadi salah satu simpul jaringan adalah PPIDS. BIG merencanakan untuk membangun satu PPIDS di setiap provinsi. Diharapkan PPIDS ini bisa menjadi kepanjangan tangan BIG dalam menyelenggarakan informasi geospasial. Ide besar dari infrastruktur geospasial adalah “Indonesia Connected” dengan simpul jaringan. Di Indonesia penghasil SDM geospasial masih sedikit, sehingga menyebabkan kekurangan akan SDM geospasial. Pada tahun 2017 dibutuhkan SDM sekitar 33.000 orang sedangkan SDM yang tersedia hanya sekitar 13.000. Kekurangan ini jangan sampai diisi oleh SDM geospasial dari negara luar negeri. Berkaitan dengan hal ini peran perguruan tinggi sangat besar. Universitas diharapkan bisa membuat Program Studi Geodesi, Geografi atau Geomatika untuk membantu menciptakan SDM geospasial

2017 ( http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/penguatan-sumber-daya-manusia-informasi- geospasial-berbasis-kompetensi-2 ) PPIDS Laporkan Berbagai

di pangsa

Jaringan Daerah ( http://ppids.unhas.ac.id/index.php/berita/detail/ppids-laporkan-berbagai-kegiatan-untuk-kembangkan- simpul-jaringan-daerah ) – Wajib baca untuk mahasiswa.

Kegiatan Untuk Kembangkan

Simpul

7. STANDAR dalam bidang Informasi Geografi/Geomatika

disusun oleh BIG yang kemudian ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional untuk menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). • SNI yang telah dikaji ulang (80 SNI, 2016) • SNI menungggu penetapan (3 RSNI, 4 Desember 2016) • Rancangan SNI (13 RSNI ISO/TS, 2016) • Katalog Unsur Geografi Indonesia (KUGI) ver. 3.

8. SKKNI dan KKNI

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI no 95 tahun 2017 tentang Penetapan Standar Komptensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran; Analisis dan Uji Teknis Bidang Informasi Geospasial. Ada 7 sub bidang IG:

1. Survei Terestris 2. Hidrografi 3. Bidang Fotogrametri 4. Penginderaan Jauh 5. Sistem Informasi Geografis 6. Kartografi 7. Survei Kewilayahan

9. Satu Sertifikasi IG

UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan bahwa pelaksanaan Informasi Geospasial yang dilakukan oleh orang perorangan, kelompok orang maupun badan usaha, harus memenuhi kualifikasi tertentu melalui proses sertifikasi. Kualifikasi tersebut dituangkan dalam suatu standar tertentu yang telah ditetapkan, yang dituangkan dalam dokumen yang disebut SKKNI-IG (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial) dan KKNI-IG (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial). “Mulai tahun 2018, semua pelaksanaan Informasi Geospasial melalui BIG, sumber daya manusianya harus yang berkompeten, bersertifikat,” ujar Hasanuddin pada pidato Konsensus KKNI 1 Agustus 2017 ( http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/8637/Sinergi-BSN-----BIG--Dukung-Sertifikasi- Tenaga-Kerja-Informasi-Geospasial#.WcRDJbIjG70 )

10. Asosiasi Perusahaan Survey dan Informasi Geospasial (APSPIG)

APSPIG adalah wadah organisasi dari perusahaan-perusahaan swasta nasional yang kegiatan usahanya mengkhususkan pada bidang Survei Pemetaan (Surta) dan Informasi Geospasial, sebelumnya bernama Asosiasi Perusahaan Survey dan Pemetaan Indonesia (APSPI). APSPIG didirikan dengan tujuan membina dan mengembangkan para anggotanya yang bergerak dalam bidang survei-pemetaan dan informasi geospasial. Pada saat ini perusahaan (company) yang terdaftar sebagai anggota APSPIG adalah 128 perusahaan ( http://www.apspig.com/anggota_aspig_list.php?goto=7 )

10. Semakin banyaknya Penyedia data berbasis Web Services Layanan dari dalam negeri:

1. BNPB (Peta Tematik) http://geoservice.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services 2. BNPB (Peta Dasar) http://gisserver.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services 3. Kementerian Kehutanan http://webgis.dephut.go.id/arcgis/rest/services/ 4. Kementerian Pertanian http://203.190.36.46/arcgis/rest/services/ 5. LAPAN http://202.43.161.180/arcgis/rest/services/ 6. Kementerian Perhubungan http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services/

dan http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/ 7. Bakosurtanal (BIG) http://geoservices.ina-sdi.or.id/ArcGIS/rest/services 8. Kementerian Pekerjaan Umum http://sigi.pu.go.id/ArcGIS/rest/services

Layanan dari luar negeri:

1. Pacific Disaster Centre http://ags.pdc.org/ArcGIS/rest/services/ 2. Earth Satellite http://www.earthsat.com/ArcGIS/rest/services/ 3. ESRI ArcGIS Online http://server.arcgisonline.com/ArcGIS/rest/services 4. USGS http://rmgsc.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/ atau http://nhss.cr.usgs.gov/arcgis/rest/services/ atau http://isse.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/ 5. European Environment Agency http://discomap.eea.europa.eu/arcgis/rest/services/ 6. Watershed Assessment, Tracking & Environmental Result http://watersgeo.epa.gov/ARCGIS/REST/services/ 7. Oregon http://navigator.state.or.us/ArcGIS/rest/services 8. Geocommunicator http://www.geocommunicator.gov/ArcGIS/rest/services/

11. Bhumandala Award (2014, 2016, 2018, ...)

Kementrian, Lembaga, Pemda berlomba-lomba meraih piala ini (peluang proyek). Piala ini merupakan penilaian Indeks Kinerja Simpul Jaringan Bagi Instansi Pemerintah ( http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/big-gelar-penganugerahan- bhumandala-award )

12. Penghargaan Inovasi Pemanfaatan IG (2017, 2019, ...) Penganugerahan penghargaan inovasi pemanfaatan informasi geospasial merupakan bentuk apresiasi BIG kepada simpul jaringan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan tujuan untuk memotivasi, memperkuat dan membangun semangat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam mengembangkan pemanfaatan informasi geospasial yang inovatif.( http://www.bakosurtanal.go.id/penghargaan-inovasi-pemanfaatan-ig/ )

13. Perpres tentang Satu Data

Dalam waktu dekat akan dikeluarkan Perpres tentang Satu Data, dimana di dalam Perpres tersebut tidak hanya data geospasial dan data statistik saja yang akan diintegrasikan, tetapi juga data lainnya seperti data pengguna media sosial ( http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/penguatan-sumber-daya-manusia- informasi-geospasial-berbasis-kompetensi-2 )

https://www.youtube.com/watch?v=C4htCF-elPE

SDI identified two basic drivers, namely

a) The growing importance of geographic information in the coming age of digital technology, and

b) The need for some form of government intervention to coordinate data acquisition and availability.

Kevin McDougall, 2006

•ICT and II potentially enable GIS and SDI •GIS and SDI mutually support and enable each other

•GIS and SDI do offer important contents to ICT and II services

Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki

Spatial Data Infrastructure (SDI)

Technology, policies, criteria, standards and people necessary to promote geospatial data sharing throughout all levels of government, the private and nonprofit sectors, and academia. It provides a base or structure of practices and relationships among data producers and users that facilitates data sharing and use. It is a set of actions and new ways of accessing, sharing and using geographic data that enables far more comprehensive analysis of data to help decision-makers chose the best course(s) of action. (Federal Geographic Data Committee (FGDC) http://www.fgdc.gov/nsdi/nsdi.html, accessed July 12, 2006)

Geographic Information Systems (GIS)

Information systems that manage, manipulate and analyze spatial data. (Theobald, 2005, p. 2). Generic GIS can be viewed as a number of specialized spatial routines laid over a standard relational data base management system. (Goodchild, 1985) (Current GIS increasingly rely on object oriented technology.)

Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki

Information Infrastructure (II)

The [N]II includes more than just the physical facilities used to transmit, store, process, and display voice, data, and images. It encompasses: equipment, information in various forms, applications, network standards and transmission codes, and people. (Information Infrastructure Task Force, 1993)

Information and Communication Technologies (ICT)

Telecommunications: Electronic transmission of information via computer networks. (Wheeler et al, 2000, p. 4) Transmission, between or among points specified by the user, of information of the user's choosing, without change in the form or content of the information as sent and received (Telecommunications Act of 1996). As telecommunications themselves become digital and based on microelectronic, they are merging with digital computer and media technologies. (Graham et al, 1996, p. 3).

Telematics: Services and infrastructures which link computer and digital media equipment over telecommunications links. Telematics are providing the technological foundations for rapid innovation in computer networking and voice, data, image and video communications. (Graham et al, 1996, p. 3)

Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki

SDI identified two basic drivers, namely

a) The growing importance of geographic information in the coming age of digital technology, and

b) The need for some form of government intervention to coordinate data acquisition and availability.

Kevin McDougall, 2006

Era Komputer/ Sistem

Peta Cetak

Pemetaan Konvensional

Spatial Information

1:100K 1:250K

Pemetaan Digital

Seamless/Scalable/ Multi-dimensional

(Rajabifardb, 2001 dalam Hakim 2005)

Rex G. Cammack , 2005

• Banyak Produsen

dan Publikasi

• Interkoneksi • Interoperable • Integratif • Dinamis

diperlukan :

• Geographic Framework • Kolaborasi • Pembagian informasi • Interoperability • Teknologi

IDS

Bill Shepherd ESRI, Asia Pacific

http://www.fgdc.gov/initiatives/evolution/index_html

For the past two decades the FGDC has worked to develop policies and partnerships to advance the development of the NSDI. To achieve this, the FGDC has contributed to the evolution of Federal and national geospatial initiatives. Several of these initiatives have been sponsored as Administration priorities and are highlighted in the following figure:

National Spatial Data Infrastructure Strategic Plan 2014 –2016

1. Dimana saja daerah rawan awan panas?

2. Menentukan zona aman 20 km (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)?

3. Jalur Pengungsian?

4. Lokasi yang cocok untuk pengungsian?

5. Dimana lokasi shelter pengungsi terbaik?

Dapatkah memenuhi permintaan PVMBG/Bupati dalam waktu 2 jam?

1. Mencari data

2. Mendapatkan data

3. Mengintegrasikan data

4. Menganalisa data

5. Menyajikan data

Getting information in the right place at the right time means getting it anywhere and anytime. Information service delivery expectations and models increasingly call for 24 hour / 7 day a week access for clients and partners.

http://viewer.nationalmap.gov/viewer http://earthexplorer.usgs.gov https://www.census.gov/geo/maps-data/data/tiger.html

Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan membutuhkan data dan informasi dasar!

T. Nirarta Samadhi Deputi V UKP-PPP

wrong place at the wrong time

PERMASALAHAN- PERMASALAHAN LAIN

Husni mencontohkan, saat pemutakhiran DPT ditemukan data yang mencantumkan nama 'si Pocong' dari Singkawang, Kalimantan Barat. Data itu dianggap valid serta memenuhi semua persyaratan. "Hampir mau dihapus. Tapi datanya lengkap, dan memang benar adanya, fotonya juga dikirim. Memang benar namanya Pocong. Bila di tempat lain mungkin nama ini dinyatakan invalid karena tidak ada Pocong di Jawa," jelas Husni. Selain nama yang dapat terbilang lucu, kasus lain yang datang dari banyaknya nama yang sama di suatu daerah. Salah satu daerah yang memiliki nama sama adalah Bali. Misalnya, nama I Wayan yang jumlahnya ribuan. "Bukan tidak mungkin nama sama diikuti kelahirannya bersamaan," kata Husni. Tidak hanya itu, kasus yang cukup memusingkan KPU dalam penetapan DPT disebabkan oleh para artis yang memiliki nama ganda. Ada artis yang memiliki nama asli, kemudian saat terkenal punya nama panggung. "Ada lagi problem kita, namanya kecil beda dengan namanya pas sudah besar. Nama di kota beda dengan nama di desa. Nama audisi sebelum jadi artis dan sesudah itu beda. Misal Ayu Ting-Ting," papar Husni.

Bagi setiap orang yang mengubah informasi geospasial dasar tanpa izin dari badan dan menyebarluaskan hasilnya maka diancam dengan hukuman pidana maksimal 1 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 250 juta.

Pasal 61 melarang setiap orang membuat informasi geospasial yang

penyajiannya tidak sesuai dengan tingkat ketelitian sumber data yang

mengakibatkan timbulnya kerugian orang dan/atau barang. Bila larangan ini dilanggar, maka orang tersebut dapat dipidana penjara maksimal 3 tahun atau

denda maksimal Rp. 750 juta.

Penyebaran informasi geospasial juga tak boleh dilakukan sembarangan. Bila seseorang menyebarluaskan informasi geospasial yang belum disahkan oleh pejabat yang berwenang maka bersiaplah menghadapi tuntutan pidana. Orang tersebut maksimal dapat dipidana 2 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 500

juta. Bila penyebaran informasi geospasial yang belum disahkan ini menimbulkan

bahaya atau kerugian orang lain atau barang, maka ancaman pidana bagi pelaku menjadi diperberat. Yakni, maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta sebagaimana diatur Pasal 68 ayat (2).

Dari Sabang samapai Merauke

sambung menyambung

Dari Sabang sampai Merauke

sandung menyandung

Contoh data yang tidak sinkron adalah tentang luas hutan di Provinsi Gorontalo :

– 978.385 Ha (Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan

Provinsi Gorontalo),

– 826.378 Ha (BAPPEDA Provinsi Gorontalo), – 750.053 Ha (Komite Pusat Pembentukan Provinsi Gorontalo) – 838.297 Ha (Badan Planologi Kehutanan Kementerian

Kehutanan).

Ketidaksamaan luas hutan ini menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaaan hutan.

Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Tentang Informasi Geospasial, 2010

ALAMAT MENJADI SAMA ALAMAT TIDAK SAMA

SERTIFIKAT

Jl. Ahmad Yani no. 10

Jl Ahmad yani no. 10

HM03425

SIM

Jl Ahcmad Yani 10 Jl. Ahmad Yani no. 10

690315140418

KTP

Jl. Ahmad Yani no. 10 Jl A. Yani No. 10

PERLU

0950022401660108

BASISDATA TERSTRUKTUR

KARTU KELUARGA 3806005678

NOPPEN

Jl Ahmad Jani 10 Jl. Ahmad Yani no. 10

0950022401660108 0952086205695518 0952086238420012

PAM

Jl. Ahmad Yani no. 10 Jl Ahcmad Y. no. 10

Jalan Ahmad Yani nomor 10 Jl. Ahmad Yani no. 10

STNK 0383040

Jl A. Jani No. 10 Jl. Ahmad Yani no. 10

Visualisasi informasi yang berbeda dari dua instansi untuk objek peta yang sama (garis pantai dan jalan tol)

Different road cataloguing

An example of parcel vector data to imagery conflation

Desa Doplang LETTER C BAKOSURTANAL

Desa Adiraja

Letter C boundaries

Cookie cutting land use 1:25,000

Desa Jogoresan

Sawah

Desa Jogoresan

Updated Pekarangan land use map Pemukiman

Sawah

Tegalan

Desa Jogoresan

Pemukiman

Tegalan

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Merapi Tahun 2010, ESDM http://geospasial.bnpb.go.id/2010/12/03/peta-kawasan-rawan-bencana-g-merapi-tahun- – BPPTK,

Peta rawan Bencana Gunung Merapi Jateng dan DIY, Rekompak dan JRF, http://ajiekdarminto.wordpress.com/2010/11/12/gunung-merapi-6-peta-peta-daerah-rawan-

2010-esdm-bpptk/

bencana/

Peta Resiko Bencana Letusan Gunung api Merapi di DIY, Pemda DIY

Peta Bahaya Gunung Api Merapi KLMB, http://cybergisforum.blogspot.com/

GAMBARAN/PERSPEKSTIF KONDISI DATA INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK PERIZINAN SAAT INI

Peta Rupabumi Indonesia Izin Sektor Minerba Izin Sektor Kehutanan

Izin Sektor Pertanahan

Tanah Grogot

Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : 50.000 digeneralisasi 3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM

2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK 4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN

SKEMA VERIFIKASI DATA IGT KORSUP PERKEBUNAN

• Verifikasi data dilaksanakan mengacu terhadap IGD berdasarkan atas elemen kualitas data yang disepakati. • Elemen kualitas data adalah sebuah komponen yang mendeskripsikan suatu aspek khusus kualitas data geografis yang telah dikelompokkan dalam kategori yang berbeda. • Elemen kualitas data yang digunakan dalam proses verifikasi data merupakan adopsi dari ISO 19157

Kelengkapan Omisi

Komisi

Konsistensi Logis

Konsistensi Konseptual, Domain, Format dan Topologis

PARAMETER

Akurasi Posisi

Akurasi absolut, relative dan posisi data grid

Kebenaran klasifikasi, kebenaran

Akurasi Tematik

atribut non-kuantitatif, akurasi atribut kuantitatif

Akurasi Temporal Akurasi waktu pengukuran,

konsistensi temporal, validitas temporal

Hal 72

CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI

Kasus 1 : Kelengkapan Data : Komisi Polygon Overlap

Hal 73

CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI

Kasus 2 : Kelengkapan Data : Omisi Polygon Gap)

Hal 74

CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI

Kasus 3 : Konsistensi Logis

Hal 75

 Data spasial memiliki peran penting dalam setiap aktivitas pemerintah:

• 90% aktivitas pemerintah memiliki elemen spasial • 65% aktivitas pemerintah menggunakan elemen spasial

sebagai identifier utama.

 Telah banyak institusi yang mengumpulkan dan mengelola berbagai macam data dan informasi spasial (geo-information) untuk memenuhi kebutuhan masing-masing -> membentuk pulau-pulau geoinformasi ( islands of geo-information ).

 Pengambilan keputusan yg efektif dalam pemerintahan memerlukan informasi spasial yg. up-to-date dan akurat, yg menjelaskan situasi terkini yg terjadi.

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group

– FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB – FITB

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group

– FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group

– FITB

Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB

Dudung Muhally Hakim RS and GISc. Research Group Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB – FITB

• BERSAMA, • TERTIB, • TERUKUR, • TERINTEGRASI, • TERINTEGRASI, • BERKESINAMBUNGAN, • B E R DAYA G U N A .

Tidak Lengkap dan

(mungkin) Lengkap

Kondisi Ideal

TidakTeratur

tetapi TidakTeratur

(dengan IDS)

(Hakim, 2007 dan Rahmadi, 2011)

Ir. Yuyu Rahayu, M.Sc., 2013

– Data dan informasi menyebar di berbagai institusi Pusat dan Daerah dan memerlukan energi besar untuk mengintegrasikan

– Kurangnya data terutama di daerah, baik data numerik maupun data spasial yang valid, terkini, dan bisa dipercaya keabsahan dan kebenarannya (Tepat/Akurat )

– Data dan informasi masih dikelola oleh petugas „secara individual‟ sehingga sulit diperoleh saat diperlukan

– Format dan struktur data dan informasiya berbeda-beda – Pertukaran data dan informasi belum memanfaatkan ICT tetapi masih

offline (diantar secara manual) – Catatan riwayat data dan informasi sering tidak ditulis dalam file

penyimpanan Forum SIGNas (2005)

– Kurang disiplin dalam menerapkan norma dan kaedah yang telah ada, seperti PP 10/2000 – Infrastruktur pendukung: software dan hardware yang tersedia di pasar cukup memadai, tetapi variasi penggunaan software di instansi Pusat dan Daerah termasuk swasta dan masyarakat sangat tinggi

– Peta dibuat seadanya. Untuk data spasial, peta yang disajikan sebagian besar disusun seadanya, dengan metoda pembuatan yang belum mengacu pada standar kartografis yang benar. Apa yang tergambar di peta ternyata lokasi yang sebenarnya meleset jauh

– Kualitas Data Spasial : “Out of Date”. Banyak instansi yang menggunakan data yang saling berbeda, walaupun yang dibahas adalah

mengenai data yang sama. Sebagai contoh, data luas hutan lindung tidak sama antara Badan Statistik Daerah, Bappeda, Kehutanan, dan BPN

Forum SIGNas (2005)

INSPIRE

“…widespread access to and use of spatial data is still difficult in Europe. The main problems relate to data gaps , missing documentation , incompatible data sets and services due e.g. to varying standards, and barriers to the sharing and reuse of spatial

data.”

Directive Of The European Parliament, 2004

INSPIRE is based on the infrastructures for spatial information established and operated by the 27 Member States of the European Union.

Source: Skidmore, 2003

Poor Data = Poor Information = Poor Decisions

Quality input = Quality Output

Excelent data but Poor cartographic design = Poor information

Pengambilan Keputusan yg. Akurat

Akses & Berbagi

Data

Manajemen Data (Better Data)

Data Berkualitas

IDS

Data Berkualitas

NO PERAN IDS

MENGAPA dan BAGAIMANA

1 Menjamin kepastian keberadaan Keberadaan data tersebar, pembangunan data

metadata, kustodianship/walidata, pembangunan aplikasi pencarian data

2 Kemudahan akses

Menggunakan jaringan berbasis elektronik (HW, SW, Jaringan)

3 Data integrasi

Interoperabilitas data spasial (technical aspect), Keterpaduan kebijakan, peraturan, penguatan institusi

4 Mengurangi duplikasi data dan

Koordinasi, perencanaan, pertukaran data

kegiatan --- efisiensi 5 Menjamin kualitas data

Mengacu pada standar yg sama

6 Pemaksimalan pemanfaatan data Datasharing, menggunakan data dari berbagai spasial

sumber, meningkatkan fungsi data spasial, membangun service (melihat/menampilkan data)

1. menyediakan data dan informasi spasial yang berkualitas yang mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan;

2. bermanfaat dalam menghindari duplikasi pekerjaan antar instansi;

3. mendukung pemanfaatan multiguna data dan informasi spasial;

4. meningkatkan kualitas dan ketersediaan data dan informasi spasial;

5. memberikan kemudahan akses data;

6. meningkatkan return on investment; serta

7. meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Bakosurtanal, 2007).

SDI, Information and Good Governance Provide a Basis to Manage the Tensions Between Economic, Social and Environmental Imperatives for Sustainable Development

Ian Williamson, Abbas Rajabifard, and Mary-Ellen F.Feeney, 2003)

Ada banyak daerah di mana dengan IDS bisa mendapatkan keuntungan, seperti: Selandia Baru, termasuk potensi untuk membuat keuntungan ekonomi yang signifikan.

Informasi geospasial yang secara luas digunakan di Selandia Baru memberikan kontribusi lebih dari $ 1.200.000.000 per tahun bagi perekonomian dan lebih baik pengambilan keputusan.

Menghapus hambatan kunci untuk menghubungkan informasi ini bisa menambahkan lebih lanjut $ 500 juta dolar setahun untuk manfaat produktivitas dan menghasilkan tambahan $ 100 juta dalam pendapatan pemerintah.

LAHIRNYA IDS

o Upaya koordinasi data spasial di Amerika Serikat telah berlangsung lebih dari 100 tahun yang lalu dengan membentuk Dewan Geographic AS pada tahun

1906 untuk menghindari duplikasi pekerjaan dan meningkatkan

standarisasi peta (Robinson, 2008). o Pada 1970-an, instansi survei dan pemetaan nasional menyadari kebutuhan

untuk standarisasi penyimpanan, dan akses ke data dan informasi

digital geospasial pada aspek teknis (Steenis, 2011). o IDS muncul pada awal 1990-an ketika kemajuan dalam teknologi geospasial

dan komunikasi (Internet khususnya), sehingga sistem informasi geografis “stand alone” berubah menjadi infrastruktur informasi sistem jaringan dan sistem kolaboratif (Nedovic-Budic et al., 2011.

o Pilar perkembangan konseptual dan praktis IDS di dunia adalah dibentuknya the United States National Spatial Data Infrastructure (NSDI) tahun 1994, Europe‟s Infrastructure for Spatial Information in the European Community (INSPIRE) tahun 2007, dan the Australia New Zealand Spatial Information Council (ANZLIC) - (Nedovic-Budic et al., 2011).

Infrastruktur Data Spasial (IDS) adalah sebuah konsep yang muncul awal 1990-an, pertama kali diperkenalkan oleh negara-negara yang mendukung pertukaran informasi

geografi, standar adopsi dan berbagi aset di seluruh

jaringan informasi nasional. Tujuan utama, untuk memperkuat pengambilan keputusan untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

IDS semakin berkembang setelah Presiden Amerika Clinton, 1994 menyatakan IDS bertujuan "untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, melestarikan sumber daya alam, dan untuk melindungi lingkungan hidup ”.

The United Nations Geographical Information Working Group ( UNGIWG ), 2007

Pengembangan IDS Indonesia secara resmi dimulai pada tahun 1993 ketika sebelas institusi pemerintah di tingkat nasional bertemu untuk mendiskusikan dan bertukar informasi yang berkaitan pengembangan SIG dalam lembaga-lembaga mereka.

DUKUNGAN KEBIJAKAN YANG LUGAS DARI PENGAMBIL KEBIJAKAN TERTINGGI TENTANG PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

“Informasi Geospasial dibutuhkan oleh semua institusi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas

perencanaan dan pengambilan keputusan di seluruh tingkatan

dan segala aspek dari pembangunan nasional

.”

BIG, 2013

22-23 November 2012 22-23 November 2012

(Masser, 2003). The first generation of SDI development emerged in the mid-1980s when the USA and Australia, for example, started to develop the data access relationships, which became the precursor to the development of NSDI initiatives. At thistime, countries developing SDI on any jurisdictional level had only very limited ideas and knowledge about different dimensions and issues of the SDI concept, and rather less experience of such development. Within this generation, each country designed and developed SDI based on their specific requirements and priorities and nationally specific characteristics. The ultimate objectives of the SDI initiatives in this generation as summarized by Masser (1999) were to promote economic development, to stimulate better government and to foster environmental sustainability.

Tahapan Perkembangan IDS:

1. konsepsi (conception): kebutuhan untuk IDS diakui dan perencanaan dimulai;

2. kelahiran (birth): keputusan untuk membangun IDS;

3. bayi (infancy): tahap sangat awal dari IDS ketika model konseptual sedang dikembangkan;

4. anak (childhood): tahap awal dari IDS dengan implementasi pertama;

5. pubertas (puberty): ketika IDS dapat memberikan pada beberapa tujuannya;

6. dewasa (adulthood): matang berfungsi diandalkan IDS;

7. usia tua (old age): IDS menunjukkan tanda-tanda kerusakan dengan kebutuhan yang jelas untuk perbaikan atau perubahan; dan

8. kematian (death): IDS berhenti ada.

Francis Harvey, Adam Iwaniak, Serena Coetzee, and Antony K Cooper, 2012

These are the top 5 countries in Geospatial readiness index:

1. USA — known as the land of innovation and most of the geospatial technology product innovation is predominant here

2. United Kingdom — location, a key component of geospatial ecosystem is being adopted in every industry segment for both civil and government use

3. The Netherlands — one of the first country to establish a cloud-based web portal for real-time satellite data access

4. Canada — riding high on open data policies, standards, institutions to promote strong geospatial uptake

5. Germany — driven by the hardware industry, the German geospatial industry continues to grow and shows no sign of slowing down

TOP 5 Geospatial ready countries in the World

Infrastructure is the basic physical and organizational structures needed for the operation of a society or enterprise or the services and facilities necessary for an economy to function (source:Wikipedia).

The word infrastructure is used to promote the concept of a reliable, supporting environment, analogous to a road or telecommunications network that, in this case, facilitates the access to geographically-related information using a minimum set of standard practices, protocols, and specifications. Like roads and wires, an SDI facilitates the conveyance of virtually unlimited packages of geographic information (Nebert (Ed), 2004).

1. An underlying base or foundation especially for an organization or a system.

2. The basic facilities, services, and installations needed for the functioning of a community or society, such as transportation and communications systems, water and power lines, and public institutions including schools, post offices, and prisons. Source: The American Heritage® Dictionary of the English Language, Third Edition

3. The basic framework or features of a system or organization

4. The basic facilities and equipment needed for the functioning of a country or area

Source: WordNet ® 1.6, © 1997 Princeton University

5. Basic support services for computing, particularly national networks.

Source: The Free On-line Dictionary of Computing, © 1993-2001 Denis Howe

6. Basic organization: the system according to which a company, organization, or other body is organized at the most basic level.

7. Public services or systems: the large-scale public systems, services, and facilities of a country or region that are necessary for economic activity, including power and water supplies, public transportation, telecommunications, roads, and schools.

Source: Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © & (P) 2001 Microsoft Corporation.

 An infrastructure exists to support other economic or social activities, and not as an end to itself.  It incurs a relatively high initial capital cost.  It has a relatively long life.  It requires long-term management and commitment of resources.

Example – A Road Infrastructure: – New roads mesh with existing system.

– Improves connectivity for people / travelers / commerce. – Ensures unnecessary roads don‟t get built. – Standards of construction are developed / tested / adhered to. – Signs help navigate the network.

Source: James Kangethe, National Spatial Information Framework, South Africa

http://www.motive8.co.nz/featured-projects.html

IDS memfasilitasi hubungan antara sumber-sumber informasi yang penting, dan memungkinkan orang untuk menemukan dan mengaksesnya – seperti infrastruktur jalan yang menghubungkan lokasi penting.

IDS adalah teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memperoleh, memproses, menyimpan, mendistribusikan dan meningkatkan kegunaan data geospasial. Pada dasarnya, sebuah SDI adalah kerangka untuk mendukung penggunaan informasi geospasial.

• A spatial data infrastructure (SDI) is a framework of spatial data, metadata, users and tools that are interactively connected in order to use spatial data in an efficient and flexible way;

• data and metadata should not be managed centrally; • good coordination between all the actors is necessary and

the definition of standards is very important.

http://en.wikipedia.org/wiki/Spatial_Data_Infrastructure

The technologies, policies, and people necessary to promote sharing of geospatial data throughout all levels of government, the private and non- profit sectors, and the academic community. (US FGDC, http://www.fgdc.gov/SDI/SDI.html ).

The SDI encompasses policies, standards, and procedures for organizations to cooperatively produce and share geographic data. (http://www.fgdc.gov/)

A national initiative to provide access to the fundamental spatial data that underpins sound, sustainable development. Australian Spatial Data Infrastructure http://www.auslig.gov.au/asdi/

The primary objective of the ASDI is to ensure that users of spatial data will

be able to acquire consistent datasets to meet their requirements, even though the data is collected and maintained by different authorities. The ASDI will not be a centralized database but made up of data held on independently maintained systems linked by common standards and policies.

GSDI encompasses the policies, organizational remits, data, technologies, standards, delivery mechanisms, and financial and human resources necessary to ensure that those working at the global and regional scale are not impeded in meeting their objectives. Global SDI http://www.gsdi.org/

Canadian Geospatial Data Infrastructure (CGDI) will coordinate Canada‟s numerous databases of geographic information and make them accessible through a common window on the Internet. http://cgdi.gc.ca/english/

Spatial Data Infrastructures as the set of technologies, policies and tandards that together enable efficient user access to spatial data generated by others in an efficient way (in terms of time and money) , reducing the duplication of effort, fulfilling user requirements and improving the quality of products and processes that involve geographic information (Steenis, 2011).

“sebagai teknologi, kebijakan, standar dan sumber daya

manusia untuk memperoleh, memproses, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan

data geospasial “ [Clinton, 1994].

Pada bulan April 1994 Presiden Clinton menandatangani Executive Order 12906, yang menyerukan pembentukan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN).

IDSN ini dilihat sebagai teknologi, kebijakan, dan orang-orang yang diperlukan untuk mempromosikan, berbagi data geospasial di seluruh tingkat pemerintahan, sektor swasta dan nirlaba, dan akademisi. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, meningkatkan pengelolaan SDA, dan melindungi lingkungan.

Presiden Amerika Serikat Clinton memperkenalkan konsep yang disebut “electronic information highway" [Groot, 1997].

Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) berarti teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memperoleh, memproses, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data geospasial (Clinton, 1994).

Istilah "Infrastruktur Data Spasial" (SDI) yang sering digunakan untuk menunjukkan koleksi dasar yang relevan dari teknologi, kebijakan dan pengaturan kelembagaan yang memfasilitasi ketersediaan dan akses ke data spasial . Ini memberikan dasar untuk penemuan data spasial, evaluasi, dan aplikasi untuk pengguna dan penyedia dalam semua tingkat pemerintahan, sektor komersial, sektor non-profit, akademisi dan warga pada umumnya. (Nebert, 2004)

Konsep Infrastruktur Data Spasial mengacu pada infrastruktur, atau struktur fisik dan dasar organisasi, diperlukan untuk memfasilitasi efisiensi penggunaan data spasial (Rajabifard et al, 2006;... Hjelmager et al, 2008 dikutip oleh Hendriks et al, 2012).

IDS adalah serangkaian kesepakatan/perjanjian koordinasi standar teknologi, pengaturan kelembagaan, dan kebijakan yang memungkinkan penemuan dan penggunaan informasi geospasial oleh pengguna (Kuhn, 2005).

IDS Rajabifard

IDS merupakan inisiatif dalam pengelolaan data spasial yang terintegrasi antara komponen Sumber Daya Manusia (SDM) atau stakeholder, Kebijakan dan Perundang-undangan, Teknologi, dan Standardisasi serta Data Spasial, yang memungkinkan berbagi pakai data (data sharing) dan kemudahan akses untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan data spasial (Rajabifard, 2006).

IDS Rajabifard

Rajabifard (2001) juga menyarankan agar IDS tidak hanya terdiri dari empat komponen dasar, tetapi juga menambah komponen yang penting yaitu SDM (people). Komponen termasuk pengguna data spasial dan pemasok data yang berinteraksi untuk mendorong pengembangan IDS.

IDSN ANZLIC „s

IDSN terdiri komponen-komponen :

1) Kelembagaan

Mendefinisikan kebijakan dan pengaturan administrasi untuk membangun, memelihara, mengakses dan menerapkan standar dan dataset

2) Standar Teknis

Menentukan karakteristik teknis dari dataset fundamental.

3) Fundamental Datasets

Diproduksi dalam kerangka kelembagaan dan sepenuhnya mematuhi standar teknis.

4) Unit Clearing House

Menjamin dataset fundamental dapat diakses oleh masyarakat, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dalam kerangka institusional, dan teknis standar yang telah disepakati.

ANZLIC - the Spatial Information Council (ANZLIC)

IDS Coleman dan McLaughlin

Coleman dan McLaughlin (1998) menganggap definisi ANZLIC tentang IDS sebagai data sentris. Mereka menyarankan bahwa IDS tidak hanya terdiri empat dasar komponen, tetapi juga menambah komponen penting, yaitu Sumberdaya manusia (SDM).

IDS Moeller

Moeller (2002), Direktur Federal Geographic Data Committee (FGDC), lebih menekankan pada komponen akses jaringan (network access), dan membaginya ke dalam kerangka metadata dan clearinghouse. Pandangan dia perlu adanya integrasi semua pengguna ke portal “One Stop Shop Model". Jika dibandingkan dengan struktur lainnya, Moeller lebih menekankan pada fungsi data katalog pada IDS.

Sumber (referensi)

Definisi IDS

McLaughlin and Nichols Komponen infrastruktur data spasial mencakup (1992)

sumber data spasial, basisdata dan metadata, jaringan data, teknologi (berkaitan dengan pengumpulan data dan manajemen data), pengaturan kelembagaan, kebijakan, standar dan pengguna/Sumber Daya Manusia.

Executive Order of US Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) berarti President

teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya

(Executive Order 1994) manusia yang diperlukan untuk memperoleh,

memproses, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data geospasial.

European Commission The European Geographic Information Infrastructure (European

(EGII) adalah kerangka kebijakan Eropa dalam

Commission 1995)

menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian mencakup semua kebijakan, peraturan, insentif dan struktur yang didirikan oleh Lembaga Uni Eropa dan negara-negara Anggota.

Thompson (1995)

IDSN adalah salah satu yang membuat penggunaan teknologi komputer dan komunikasi yang efektif dan efisien untuk akuisisi, manajemen, dan penyebaran data serta informasi spasial secara nasional.

Australia New

Sebuah infrastruktur data spasial nasional terdiri

Zealand Land

atas empat komponen inti yaitu: kelembagaan,

Information Council

standar teknis, dataset fundamental, dan jaringan

( ANZLIC 1996)

clearinghouse .

Global Spatial Data Global Spatial Data Infrastructure (GSDI) Infrastructure

mencakup kebijakan, organisasi, data, standar,

Conference 1997 (

teknologi, mekanisme berbagi data, pendanaan

GSDI 1997)

dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memastikan bahwa mereka bekerja pada skala global dan regional serta tidak terhambat dalam mencapai tujuan mereka.

Federal Geographic

IDS Nasional merupakan payung kebijakan, standar,

Data

dan prosedur di mana organisasi dan teknologi

Committee (FGDC

berinteraksi untuk mendorong penggunaan,

manajemen, dan produksi data geospasial yang lebih efisien.

Dutch Council for Real Infrastruktur Informasi Geografis Nasional adalah state Information (Ravi) kumpulan kebijakan, dataset, standar, teknologi (Masser 1998)

(perangkat keras, perangkat lunak dan komunikasi elektronik) dan menyediakan informasi geografis yang dibutuhkan pengguna untuk melaksanakan tugas.

Queensland Spatial

The Queensland Spatial Information Infrastructure

Information

terdiri atas dataset, pengaturan kelembagaan, standar

Infrastructure Council

teknis, produk dan layanan yang dibutuhkan untuk

(Department of Natural memenuhi kebutuhan pemerintah, industri dan Resources 1999)

masyarakat.

adalah suatu perangkat sistem managemen data spasial yang mencakup kelembagaan, kumpulan data dasar spasial berikut standar-standar dan petunjuk teknis, teknologi, peraturan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan, serta sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data spasial.

Bakosurtanal, 2001

Visi IDSN

Tersedianya data spasial yang berkualitas, mudah diakses dan mudah diintegrasikan untuk

keperluan pembangunan nasional

Kerjasama dan Fasilitasi

KELEMBAGAAN PERATURAN

DATA UTAMA

Sekretariat UU

Jenis data

Web

Standar

(kerangka dasar,

(Services,

Kompetensi

Simpul jaringan (SJ) Perpres

data dasar,

Catalog,

(pusat dan daerah)

data tematik)

Potrayal Data)

Diklat

PP

Unit Kliring (UK) Sertifikasi (LSP) SK UK (Menteri/ Gub/Bupati)

Standar (SNI)

GIS

PIDS

Penghubung SJ IDSD

IDSN : Suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Data Spasial secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna

BIG, 2007

https://www.youtube.com/watch?v=C4htCF-elPE

• Share as much as possible:  Make data and services widely accessible (interoperability);  Use open formats.

• Access to authoritative source; • Access to current data; • Ensure data is machine readable.

 inconsistent data in terms of content and format;  existence of “invisible” data , not computerized or hidden in

local computers;  confidentiality and sensitivity of certain data and information;  difficulties in implementing data/systems integration ;  poor application of standards ;  lack of extensive and reliable metadata catalogues;  lack of streamlining of spatial analysis in decision making;  unproductive competitive practices .

you, your clients, and your partners need to be able to access and use information.

1. How easy the information is to access,

2. The quality of the information available, and

3. The tools you have available to create information “products” to support your decisions.

Empat konsep kunci IDS(Masser, 2005):

1. Tujuan utama dari SDI adalah untuk memaksimalkan penggunaan informasi spasial. Hal ini memerlukan akses untuk aset informasi geografis yang dimiliki oleh berbagai pemangku kepentingan baik di sektor publik dan swasta.

2. IDS tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan terkoordinasi pada bagian dari pemerintah dan lembaga mitra

3. IDS harus didorong oleh pengguna. Tujuan utama mereka adalah untuk mendukung pengambilan keputusan untuk berbagai tujuan.

4. Pelaksanaan IDS melibatkan berbagai kegiatan. Ini termasuk tidak hanya hal-hal teknis seperti data, teknologi, standar, dan mekanisme pengiriman, tetapi juga hal-hal kelembagaan berhubungan dengan tanggung jawab organisasi dan keseluruhan kebijakan informasi nasional, serta pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ketersediaan sumber daya keuangan dan manusia yang diperlukan untuk tugas ini.

http://www.gsdi.org/SDILinks

Relationships Among Different Level of SDIs Abbas Rajabifard, 2002

The complex SDI relationshipswithinand between different levels

Abbas Rajabifard, 2002

Abbas Rajabifard, 2002

Abbas Rajabifard, 2002

Data: Organisations understand the wide value of their data. They manage and release it for reuse.

Standards: Organisations are working to agreed standards in describing and releasing their data.

Access and services: Organisations are releasing their data and creating services to enable end users to access it.

Investment: Organisations invest and participate in developing an infrastructure to support geospatial information.

Capability: Organisations grow their capability and capacity to contribute to SDI.

Governance and responsibilities: Organisations understand how they can contribute to the Geospatial Strategy and have agreed work plans to achieve this.

Cross sector coordination: All sectors recognise that they need to contribute to developing a national SDI and understand their role.

Komponen IDSN Moeller, 2002

1. Framework IDSN menyediakan basis konsisten untuk lokasi spasial.

2. Metadata adalah penjelasan atau deskripsi tekstual dari sumber data.

3. Clearinghouse (katalog) menyediakan akses dan kemampuan katalog.

4. Standar adalah standar untuk data dan teknologi interoperabilitas.

5. Kemitraan adalah hubungan untuk kolaborasi, berbagi dan kebijakan.

DATA Fundamental datasets are themes of spatial information regarded as primary in supporting the key functions of a country or jurisdiction, providing the common spatial reference and context which underpins many other forms of business information. An individual agency may consider fundamental data in terms of the most important strategic spatial information that supports its business functions and processes.

Themes commonly considered fundamental can include geodetic control, cadastre, administrative boundaries, geographic names and localities, street address, transportation, elevation, hydrology and orthophoto imagery. The list is not definitive and is dependent on the priorities of the responsible agency within each jurisdiction.

PEOPLE Includes the users, providers, administrators and custodians of spatial data and also value-added re-sellers. Users can be corporate, small or large business or individuals, public or private.