Penerapan Deep Teaching Method untuk Meningkatkan Deep Learning Approach.

(1)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Penerapan Deep Teaching Method untuk meningkatkan Deep Learning Approach. Responden penelitian adalah para mahasiswa peserta mata kuliah Pengatar Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha semester genap tahun akademik 2010-2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan Learning Approach pada para mahasiswa Psikologi Perkembangan setelah dosen menggunakan metode pembelajaran yang berorientasi pada Deep Approach.

Teori yang dipakai adalah Learning Approach dari Biggs (1993), terdiri atas dua pendekatan yaitu deep approach dan surface approach. Learning approach deep dan surface memiliki motive dan strategy masing-masing. Dalam penelitian ini, dosen akan menerapkan metode mengajar yang berorientasi pada Deep Teaching Method yang bertujuan untuk mengubah Surface Approach menjadi Deep Approach.

Penelitian ini menggunakan pengubahan metode pembelajaran dengan menggunakan dan mengoptimalkan berbagai metode, yaitu ceramah, diskusi kelas dan diskusi kelompok, collaborative learning, cooperative learning, tanya jawab, tugas, debat, kuis. Learning approach pada mahasiswa diukur menggunakan The Revised Two-Factor Study (R-SPQ) yang dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan teori Biggs (2001). Item-item dalam kuesioner R-SPQ memiliki validitas sebesar 0.304-0.835 dengan reliablitas sebesar 0.738, sehingga didapat 50 item yang dapat digunakan untuk pengambilan data.

Hasil pengujian Statistik Wilcoxon menunjukkan adanya perubahan yang signifikan antara hasil pre test dan sesudah pos test, setelah dosen menggunakan metoda Deep Teaching Method pada peserta mata kuliah Psikologi Perkembangan. Diketahui pula bahwa orang tua,dosen,teman sebagai salah satu dari experiences in learning institution dapat mendorong terjadinya pengubahan learning approach. Peneliti menyarankan adanya penerapan Deep Teaching Method, oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan maupun dosen lain dalam membina matakuliahnya masing-masing sesuai dengan kompetensi dari matakuliahnya agar dapat mengoptimalkan kualitas proses pembelajaran.


(2)

vi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research is titled The Application of Deep Teaching Method to Promote Deep Learning Approach. The respondents of this research are students who participate in the Introduction to Developmental Psychology at the Faculty of Psychology Maranatha Christian University throughout the second semester of 2010 - 2011. The objective of this research is to discover the effect of changes in Learning Approach on Developmental Psychology students after the lecturer occupies Deep Approach-oriented teaching method.

The main theory used in the research is Learning Approach by Biggs (1993), consisting of two approaches: Deep approach and Surface approach. Both deep and surface learning approach have their own motives and strategies. In this research, the lecturer occupies Deep Teaching Method that aims to shift Surface Approach to Deep Approach.

This research makes the change in learning methodsseamless with the help of different platforms: lecture, class and group discussions, collaborative learning, cooperative learning, Q&A, assignment, debate, and quiz. The learning approach on students were measured using The Revised Two-Factor Study (R-SPQ) that has been modified by the researcher in accordance to Biggs’ theories. The items in the R-SPQ questionnaire posses the validity of 0.304 - 0.835 with a reliability of 0.738, in order to obtain 50 items that are usable for data collection.

The Wilcoxon Statistic test shows a significant shift between pre and post-test after the lecture uses Deep Teaching Method on Developmental Psychology students. It is also discovered that parents, lecturers, and friends as one of the experiences in a learning institution may promote the shift in learning approach. The researcher suggests for psychology lectures as well as other lecturers to use Deep Teaching application in their respective fields. This step is to ensure the productivity of the learning process.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ... ii

Lembar Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iii

Abstrak ... v

Abstract ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Bagan ... xiv

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 19

1.3. Maksud dan Tujuan ... 19

1.3.1. Maksud Penelitian ... 19

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 20

1.4. Kegunaan Penelitian... 20

1.4.1. Kegunaan Teoretis... 20


(4)

xi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.5. Metodologi …………... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 23

2.1. Learning Approah ... 23

2.1.1. Pendahuluan ... 23

2.1.2. Peranan Teori Dalam Perkembangan Inventori Mengenai Learning Approach ... 24

2.1.3. Makna Learning Approach Yang Berbeda ... 27

2.1.4. Presage-Process And Product ... 34

2.1.5. Personal Factors dan Background Factors ... 37

2.1.5.1. Personal Factors ... 38

2.1.5.2. Background Factors ... 41

2.1.6. Tugas Akademik ... 43

2.1.7. Kaitan Dengan Hasil Belajar ... 44

2.1.8. Kualitas Hasil Belajar ... 44

2.1.9. Pendekatan Dalam Menangani Tugas ... 45

2.2. Taxonomi W.S. Bloom ... 48

2.3. Belajar (Learning) ... 55

2.4. Dewasa Awal ... 58

2.4.1. Adolescence ... 58

2.5. Tahap Perkembangan Kognitif pada Remaja ... 59

2.6. Teori Social Learning ... 60

2.7. Program Mengajar ... 61


(5)

2.9. Asumsi ... 88

3.0. Hipotesis ... 88

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 90

3.1. Rancangan Penelitian ... 90

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 90

3.2.1. Variabel Penelitian ... 90

3.2.2. Definisi Operasional ... 91

3.2.2.1. Learning Approach ... 91

3.2.2.2. Pengubahan Metoda Mengajar ... 92

3.3. Data Penunjang …………... 95

3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 96

3.5. Alat Ukur Learning Approach ... 96

3.6. Prosedur Pengisian ... 98

3.7. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 99

3.7.1. Validitas Alat Ukur ... 99

3.7.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 100

3.8. Prosedur Pengumpulan Data ... 100

3.9. Metoda Analisis ... 101

3.10. Waktu dan Alokasi Penelitian ... 102

3.11. Langkah-langkah dalam Program Pengubahan Metoda Pembelajaran ... 102


(6)

xiii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 104

4.1. Hasil Penelitian ... 104

4.2. Pembahasan ... 114

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 122

5.1. Simpulan ... 122

5.2. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan

1.1 Bagan Rancangan Penelitian... 21

2.1. Bagan Bigg’s conception of a4-factors structure in student approach to Learning... 30

2.2. Bagan Pressage-Process-And Product (3P) Model ... 34

2.3. Taxonomi Bloom ... 51

2.4. Bagan Kerangka Pemikiran ... 87

3.1. Rancangan Penelitian... 90

3.2. Pengubahan Metoda Mengajar... 93

3.3. Kisi-kisi Alat Ukur ... 97


(8)

xv

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Tabel Nilai Rs Reliabilitas ... 100

4.1. Gambaran Responden berdasar jenis kelamin... 105

4.2. Pendidikan Orang Tua... 105

4.3. Gambaran IPK mahasiswa... 106

4.4. Jumlah SKS mata kuliah yang telah lulus ... 106

4.5. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair mengenai deep approach dan surface approach ... 107

4.6. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair mengenai deep approach motive dan surface approach motive ... 108

4.7. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair ... 108

4.8. Post test- Pre test Crosstabulation deep dan surface approach ... 112

4.9. Pre test- Post test Motive dan learning approach ... 113


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alat Ukur Penelitian

2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3. Rekapitulasi Data Primer

4. Hasil Uji Wilcoxon

5. Data Pribadi & Data Penunjang 6. Rekapitulasi Data Penunjang 7. Modul SAP Deep Teaching Method

8. Crostabulation Learning Approach - Data Penunjang

9. Hasil observasi pada pelaksanaan penggunaan Deep Teaching Method 10.Rekapitulasi Nilai UTS, UAS, Praktikum, rata-rata nilai kuis sebelum dan


(10)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Pada abad 21 sebagai era globalisasi, masyarakat Indonesia diharapkan mengalami perubahan positif di berbagai bidang kehidupan baik dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik maupun ekonomi. Pada era ini terjadi perubahan yang cepat sebagai dampak globalisasi, oleh karena itu masyarakat Indonesia harus mampu menyesuaikan diri pada perubahan yang terjadi, dan mampu berkompetisi di berbagai bidang baik dengan sesama bangsa Indonesia sendiri maupun bangsa lain di dunia.

Salah satu cara agar mampu berkompetisi di era globalisasi adalah dengan menggali dan mengembangkan potensi masyarakat Indonesia melalui setiap jenjang pendidikan formal yaitu sejak jenjang TK ( Taman Kanak-Kanak ), sampai dengan PT ( Perguruan Tinggi ), bahkan Pendidikan Orang Dewasa, dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat menghadapi tantangan yang muncul pada era globalisasi tersebut. Melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia akan meningkat dan secara professional diharapkan dapat menerapkan, mengembangkan ilmu yang telah diperolehnya. Keadaan demikian memicu masyarakat khususnya orang tua menginginkan agar putra-putrinya setelah lulus dari SMA melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, mengingat bekal pendidikan untuk menghadapi tantangan


(11)

persaingan di dunia kerja tidak mencukupi apabila hanya sampai lulus SMA.

Perguruan tinggi adalah salah satu penyelenggara pendidikan tinggi dimana peserta didiknya adalah para mahasiswa yang telah lulus dari jenjang pendidikan SMA, memiliki kegiatan terencana dan terorganisir dalam menyelenggarakan kegiatan mengajar dan belajar untuk menghasilkan perubahan positif dalam diri mahasiswa dan dapat menerapkan materi pelajaran yang diperolehnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi di kota Bandung adalah Universitas Kristen Maranatha. Universitas ini memiliki Visi menjadi perguruan tinggi yang mandiri, berdaya cipta, mampu mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni abad 21 berdasar kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Misinya mengembangkan cendekiawan yang handal, suasana kondusif, dan nilai-nilai kristiani sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Visi dan Misi yang demikian tuntutan pada para mahasiswanya tidak hanya mampu berprestasi optimal tetapi juga mampu bersaing dalam dunia kerja kelak di era globalisasi.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan para mahasiswa, Universitas Kristen Maranatha maupun fakultas berupaya agar para mahasiswa mencapai prestasi belajar yang baik, salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas dan profesionalitas dosen dalam mengajar yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan mengenai metoda pembelajaran, menambah wawasan dan pengayaan materi kuliah dengan menyelenggarakan dan mengirim


(12)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dosen mengikuti seminar nasional maupun internasional. Apabila dosen berkualitas dan profesional dalam mengajar diharapkan prestasi mahasiswa akan meningkat. Prestasi yang diharapkan dari mahasiswa bukan hanya sekedar mendapat nilai memadai dari mata kuliah tetapi seberapa paham dan seberapa terampil menerapkan materi kuliah pada kehidupan nyata juga perlu ditunjukkan. Mahasiswa yang memiliki potensi tinggi dan menggunakannya secara optimal dalam proses belajar pada setiap mata kuliah akan mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa potensi yang dimiliki mahasiswa akan mempermudah proses belajar. Dalam proses belajar upaya untuk mencapai prestasi merupakan hal yang kompleks karena beberapa faktor turut memengaruhi interaksi mengajar belajar. Faktor tersebut adalah pertama faktor eksternal yaitu faktor diluar diri mahasiswa seperti kondisi lingkungan, metoda mengajar, interaksi dosen dengan mahasiswa, interaksi antar mahasiswa, dan sistem yang mengatur proses belajar. Faktor kedua adalah faktor internal yaitu faktor dari dalam diri seperti kecerdasan, motive dan minat belajar, perasaan serta kesehatan. Kecerdasan yang baik akan menguntungkan karena kecerdasan memiliki peran terhadap keberhasilan atau prestasi belajar sementara motive lebih berperan pada semangat dan minat belajar, akan lebih optimal apabila ditunjang oleh perasaan senang mengikuti kuliah dan memiliki kesehatan yang baik karena berarti memiliki energi yang banyak. Selain hal tersebut yang mendukung keberhasilan mahasiswa adalah disiplin tinggi dan tepat waktu menghadiri seluruh mata kuliah yg dikontraknya, mengerjakan tugas dengan baik, aktif membaca materi kuliah, mencari referensi


(13)

memperkaya pengetahuan, belajar dengan teratur, bertanya pada teman maupun dosen apabila merasa tidak paham, dan menaati aturan yang berlaku.

Dalam proses belajar perlu memperhatikan empat area yang terkait dengan kegiatan belajar yaitu kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor. Belajar pada area kognitif pada umumnya terkait dengan bagaimana kemampuan berfikir mahasiswa psikologi perkembangan dalam memahami konsep-konsep teori, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, berfikir kritis, kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pada area afektif meliputi bagaimana penghayatan dan pengolahan perasaan mahasiswa, juga bagaimana mahasiswa menyukai, berminat pada materi yang dipelajari dan kesediaan untuk memelajarinya. Pada area konatif bagaimana motivasi mahasiswa psikologi perkembangan mempelajari materi, sedangkan area psikomotor meliputi bagaimana pengalaman berperilaku yang terkait dengan tanggung jawab, dan ulet atau tekun mempelajari materi, menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, serta terampil dalam mencapai prestasi belajarnya

Keyakinan mahasiswa memaknai bahwa belajar merupakan hal penting dan berguna akan menentukan bagaimana cara memelajari dan menyelesaikan tugas, sehingga berpengaruh pada pemahaman materi dan prestasi belajar yang dicapai .

Seperti telah diuraikan dimuka bahwa kecerdasan bukan satu-satunya faktor yang menunjang keberhasilan atau ketidak berhasilan prestasi belajar atau


(14)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha prestasi akademik mahasiswa khususnya peserta mata kuliah psikologi perkembangan.

Keberhasilan mahasiswa dalam prestasi akademik ditunjukkan oleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yang dihitung dari kumulatif nilai setiap mata kuliah pada setiap akhir semester. Rentang IPK berkisar dari 0 – 4, dengan rincian IPK tinggi antara 3.0 – 4.0 menunjukkan prestasi tinggi, IPK antara 2.5 – 2.99 prestasi baik, IPK antara 2.0 - 2.50 prestasi sedang. Sedangkan IPK kurang dari 2.0 prestasi buruk. Mahasiswa yang mencapai IPK 2.0 sudah dapat lulus dari perguruan tinggi namun mengingat persaingan pada era globalisasi terutama untuk memerebutkan lapangan kerja atau yang akan mengikuti pendidikan lanjut umumnya mempersyaratkan IPK minimal 2.75 perlu dicapai mahasiswa.

Dalam kegiatan belajar setiap mahasiswa memiliki kebiasaan atau pendekatan belajar masing-masing, demikian pula pada mahasiswa semester dua angkatan 2010, mereka memiliki pendekatan belajar dan pengalaman yang berbeda dari setiap mata kuliah yang diikutinya, termasuk pada matakuliah psikologi perkembangan, sebagai salah satu matakuliah wajib dari kurikulum inti Fakultas Psikologi. Setiap mata kuliah masing-masing memiliki tuntutan kompetensi yang diharapkan dicapai para mahasiswa seperti mengerti, mampu memahami, mampu menerapkan, terampil, mampu menganalisis, mensintesis maupun mampu mengevaluasi materi atau tugas-tugas. Mata kuliah psikologi perkembangan pun memiliki tuntutan kompetensi yang diharapkan dipenuhi para mahasiswa yang mengontraknya, yaitu mampu mengingat, memahami dan


(15)

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak seperti teori, metoda penelitian perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia prenatal sampai usia 12 tahun. Mahasiswa juga perlu mampu menggunakan konsep teorinya dan menerapkannya pada tugas praktikum dengan melalui observasi dan wawancara, kemudian menilai apakah yang diobservasinya sesuai dengan konsep teori atau tidak.

Mahasiswa perlu memahami psikologi perkembangan dengan mendalam bukan sekedar dihafal (rote learning) karena selain merupakan prasyarat dari mata kuliah psikologi remaja dan psikologi dewasa, juga menjadi dasar dan diterapkan pada beberapa mata kuliah lain seperti psikologi abnormal, psikologi pendidikan, psikodignostik, sertifikasi pendidikan dan lain-lain. Sebagai mata kuliah dasar bukan hanya banyaknya konsep-konsep teori yang dihafal tetapi justru perlu dipahami dengan mendalam konsep-konsep teori tersebut sehingga akan lebih mudah mengikuti dan membuat analisis hasil kegiatan praktikum atau ketika diterapkan pada mata kuliah lain.

Dari Tata Usaha Fakultas Psikologi bagian nilai, diketahui peserta psikologi perkembangan pada tahun akademik 2009-2010 ada 249 orang mahasiswa yang terbagi dalam 4 kelas paralel dengan dosen yang berbeda. Gambaran perolehan nilai mata kuliah psikologi perkembangan pada semester genap tahun akademik 2009-2010 sebagai berikut; dari seluruh mahasiswa peserta mata kuliah yang berjumlah 249 mahasiswa, yang memeroleh nilai A 27 mahasiswa, yang memperoleh nilai B ada 30 mahasiswa, yang memeroleh nilai B+


(16)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ada 24 mahasiswa,yang memperoleh nilai C ada 75 mahasiswa, yang memeroleh nilai C+ ada 38 mahasiswa, yang mendapat nilai D ada 48 mahasiswa , sedangkan yang mendapat nilai E ada 13 mahasiswa. Dari fakta menunjukkan 61 (21,03% ) mahasiswa masih belum lulus. Pada tahun akademik 2010-2011 jumlah mahasiswa peserta psikologi perkembangan ada 280 mahasiswa terbagi dalam 5 kelas paralel dan satu kelas malam. Gambaran perolehan nilai sebagai berikut; yang memperoleh nilai A ada 4 mahasiswa, yang memperoleh nilai B+ ada 18 mahasiswa yang memperoleh nilai B ada 31 mahasiswa, yang memperoleh nilai C+ ada 42 mahasiswa yang memeroleh nilai C ada 92 mahasiswa. Yang mendapat nilai D ada 59 mahasiswa, sedangkan yang mendapat nilai E ada 28 mahasiswa. Dari gambaran tersebut mahasiswa yang belum lulus ada 87 (33%) mahasiswa. Dasar fakta perolehan nilai diatas jumlah mahasiswa yang lulus psikologi perkembangan cukup banyak, namun yang perlu dipertimbangkan adalah bukan hanya jumlah mahasiswa lulus tetapi seberapa mampu mahasiswa memahami dan menerapkan materi sesuai dengan tuntutan kompetensi mata kuliah. Dari fakta lain yang diperoleh meskipun mahasiswa telah lulus dari psikologi perkembangan tetapi ketika diberi pertanyaan kembali nampak beragam pemahamannya terlihat dari jumlah soal yang dapat dijawab dan dari kedalaman jawaban yang diberikan mahasiswa. Soal yang diberikan kepada mahasiswa adalah pilihan ganda dan essay.

Setelah mencermati jawaban-jawaban mahasiswa terhadap soal essay, dari satu(1) kelas 47% mahasiswa menunjukkan jawaban yang kurang tepat, hal tersebut mengindikasikan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap materi kurang


(17)

mendalam. Fakta lain menunjukkan pada 17 mahasiswa yang telah lulus dari psikologi perkembangan diminta untuk menjawab 5 soal essay psikologi perkembangan, hasil yang diperoleh adalah 5 mahasiswa dapat menjawab semua soal dengan benar, 2 mahasiswa dapat menjawab 3 soal dengan benar, sedangkan 7 mahasiswa lainnya dapat menjawab 2 soal dengan benar dan 3 mahasiswa hanya dapat menjawab 1 soal dengan benar. Dari fakta tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa kurang memahami materi psikologi perkembangan.

Dari fakta perolehan nilai yang telah dipaparkan diatas jumlah mahasiswa yang lulus psikologi perkembangan cukup banyak, namun yang perlu dipertimbangkan adalah bukan hanya jumlah mahasiswa lulus tetapi seberapa mampu mahasiswa memahami dan menerapkan teori sesuai dengan tuntutan kompetensi mata kuliah.

Agar pemahaman mahasiswa mendalam mahasiswa perlu menggunakan learning approach yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dari psikologi perkembangan, dengan kata lain perlu menggunakan deep approach sehingga bukan hanya mendapat nilai yang maksimal tetapi juga dapat memahami materi secara mendalam. Seperti yang dikemukakan oleh Biggs, 1993, bahwa keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh learning approach yang digunakannya dan tidak terlepas dari metoda mengajar yang digunakan dosen dalam memberi kuliah. Metoda mengajar yang digunakan pada psikologi perkembangan yaitu lecturer (ceramah), diskusi kelas, tanya jawab, pemberian tugas dan praktikum dengan melalui observasi yang diakhiri dengan pembuatan


(18)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha laporan. Metoda ceramah di kelas adalah metode dimana mahasiswa diberikan materi psikologi perkembangan secara tatap muka. Dalam metoda diskusi mahasiswa dipandu dosen membahas topik materi yang ditentukan dan diberi feedback oleh dosen. Ketika praktikum mahasiswa melakukan observasi terhadap anak dengan usia yang telah ditentukan. Mahasiswa diminta mencatat semua hasil observasinya untuk dianalisis, dievaluasi apakah sesuai dengan teori atau tidak. Setelah melaksanakan tugas mahasiswa membuat laporan sebagai hasil analisis dan kesimpulan atas apa yang telah observasinya. Meskipun telah menggunakan beberapa metoda mengajar namun mahasiswa mengemukakan keluhannya seperti antara lain dosen diminta lebih banyak memberi contoh-contoh nyata agar mahasiswa dapat memahami dengan tepat materi yang dijelaskan, diskusi perlu diperdalam, dan agar sebagian besar mahasiswa mendapat kesempatan mengemukakan ide-ide atau argumentasinya. Feedback hasil kuis yang diberikan menurut mahasiswa masih perlu lebih rinci. Demikian pula mengenai laporan hasil praktikum mahasiswa menginginkan feedback agar mengetahui kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki.

Dengan mencermati hal tersebut nampak jelas bahwa metoda mengajar atau teaching method berkait dengan pendekatan belajar atau learning approach yang digunakan masing-masing mahasiswa, hal ini sesuai dengan pendapat Biggs bahwa keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh learning approach yang digunakannya. Learning approach adalah pendekatan belajar yang dominan yang diterapkan mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan dalam belajar yaitu deep approach dan surface approach. Masing- masing learning approach


(19)

tersebut memiliki dua komponen yaitu motive dan strategy (Biggs, 1999). Dengan memerhatikan tuntutan kompetensi psikologi perkembangan, learning approach yang diharapkan digunakan mahasiswa adalah deep approach, yang merupakan pendekatan belajar yang didasarkan pada motive intrinsik, yaitu motive mahasiswa peserta psikologi perkembangan mencari kepuasan belajar dengan menunjukkan minat dengan mencari makna serta pemahaman terhadap materi psikologi perkembangan untuk memenuhi rasa ingin tahunya sehingga aktivitas belajar dapat dirasakan lebih bermakna dan berarti. Strateginya adalah mahasiswa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memahami materi psikologi perkembangan, menggali dari berbagai sumber seperti diskusi dengan dosen dan sesama mahasiswa, membaca buku acuan di perpustakaan untuk mengolah dan memperkaya pemahamannya agar dapat menerapkan ketika telah lulus dan bekerja.

Pendekatan belajar berikut adalah surface approach, motive nya ekstrinsik, mahasiswa belajar atau menyelesaikan tugas karena ada konsekuensi yang mengikutinya, mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan takut gagal tetapi meski demikian upaya yang dilakukannya minimal, yang utama pada mahasiswa yang menggunakan surface approach adalah tidak mengulang mengontrak mata kuliah kembali, artinya dalam surface approach, strategi belajarnya menggunakan low level strategy. Menggunakan low level strategy tidak memecahkan masalah tetapi hanya sebagai cara untuk keluar dari masalah dengan tanpa memerhatikan kualitas hasil belajar. Pusat perhatian mahasiswa adalah pada topik yang dianggap penting saja. Mahasiswa hanya memperhatikan


(20)

11

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha produksi (recalling) materi yang telah dipelajarinya, tidak menghubungkan ide-ide atau pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengalaman, tidak mendalami makna dan penerapan dari apa yang dipelajarinya.

Dalam proses learning approach juga terjadi hubungan yang melibatkan mahasiswa dengan konteks pengajaran, proses belajar dan hasil belajar, setiap komponen berinteraksi satu sama lain menjadi sistem yang terintegrasi (Von Bertalanffy, 1968 dalam John Biggs , 1996).

Pendekatan belajar atau learning approach tidak mutlak sebagai predisposisi yang ada pada diri mahasiswa melainkan dapat diubah agar dapat memenuhi tuntutan kompetensi mata kuliah yaitu dengan mengubah metoda mengajar sebagai salah satu bagian dari faktor lingkungan, seperti yang diungkapkan Marton dan Saljo dalam Biggs,1993, bahwa aktifitas belajar mahasiswa merupakan hasil interaksi mahasiswa dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut yang berkaitan dengan konteks pengajaran yaitu isi kurikulum, metoda mengajar dari dosen, iklim kelas, background and experiental factor maupun evaluasi atau pengukuran mahasiswa.

Isi kurikulum tergambar dari beberapa mata kuliah dan materi mata kuliah yang masing-masing memiliki tuntutan kompetensi berbeda-beda, metoda pengajaran, iklim kelas yang kondusif, pengukuran yang sesuai. Semua hal tersebut akan mengarahkan mahasiswa menggunakan pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.


(21)

Survey awal telah dilakukan pada 131 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah psikologi perkembangan dan wawancara pada 8 orang dosen. Dari survey awal menunjukan 70 (49.77%) mahasiswa mengatakan memelajari materi psikologi perkembangan apabila perlu seperti ketika akan menghadapi ujian, mereka ingin memelajari psikologi perkembangan namun karena materi yang harus dipelajari menurut mereka banyak sehingga memelajarinya selintas saja. Ketika diminta dosen membaca buku acuan tidak selalu dilaksanakan karena merasa kemampuan bahasa inggrisnya kurang (surface motive). Meskipun demikian mereka merasa takut perolehan nilai kurang dari nilai minimal untuk lulus. Selain mahasiswa empat orang dosen mengemukakan bahwa diperkirakan 10-20 % dari mahasiswa datang ketika kuliah sudah berlangsung, dan nampak tidak terlalu bersemangat ketika mengikuti perkuliahan (surface motive). Seorang dosen lain mengemukakan bahwa ketika perkuliahan sudah berlangsung beberapa mahasiswa terlihat sering mengobrol (surface motive). Mahasiswa tersebut (49,77%) mengemukakan pula bahwa dalam mengerjakan tugas berusaha asal dapat diserahkan pada waktu yang telah ditentukan dosen, mereka juga mengakui jarang belajar di perpustakaan kecuali apabila ada tugas yang harus dikerjakan. Pertanyaan dari dosen lebih sering tidak dijawab, karena tidak memelajari sebelumnya, mereka mengatakan baru belajar apabila ada kuis. Metoda ceramah yang digunakan dianggap membosankan sehingga mahasiswa mengobrol dan kurang terinspirasi untuk giat dan berfikir kritis mengolah materi yang diberikan. Dalam menghadapi ujian mereka belajar dengan cara menghafal dan mengingat meskipun tidak terlalu memahami materinya. Mereka menyatakan lebih menyukai


(22)

13

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha soal pilihan ganda karena meskipun materi psikologi perkembangan menarik tetapi karena banyak sehingga merasa sulit apabila harus memelajari secara mendalam ( surface strategy ). Pernyataan diatas selaras dengan yang dikemukakan empat orang dosen yaitu bahwa ketika kuliah berlangsung mahasiswa jarang bertanya mengenai materi kuliah dan ketika ditanya mahasiswa tidak dapat menjawab dengan benar, ketika diskusi kelas mereka nampak sulit mengemukakan argumentasi atau mengeluarkan ide nya, untuk tugas yang harus diselesaikan terkesan asal selesai dan diserahkan pada waktunya. Keadaan yang dikemukakan diatas baik dari mahasiswa maupun dosen merujuk pada pendekatan belajar surface approach yaitu pendekatan belajar yang tujuannya adalah menghindari kegagalan dengan upaya seminimal mungkin.

Berikutnya 61(46,56%) mahasiswa mengatakan psikologi perkembangan merupakan mata kuliah penting karena dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehingga merasa tertarik dan berminat serta berkomitmen untuk belajar lebih mendalam (deep motive). Berkaitan dengan deep motive dua orang dosen mengatakan bahwa meskipun ada yang terlambat masuk kelas tetapi banyak diantara mahasiswa selalu datang tepat waktu dan nampak serius, berminat mengikuti kuliah psikologi perkembangan (deep motive), bahkan mahasiswa sering bertanya apabila ada yang tidak dimengerti, nilai ujian baik, membuat tugas dengan baik dan tepat pada waktunya diserahkan kepada dosen, dalam diskusi mereka aktif, dan dapat menjelaskan penerapan nyata dari teori dan memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari (deep strategy). Dikemukakan mahasiswa pula bahwa meskipun dosen mengajar lebih banyak ceramah mereka


(23)

tetap berusaha memusatkan perhatian dan berusaha memahami materi dengan cara membaca buku acuan, bertanya pada teman dan dosen apabila ada yang kurang dipahami, mengaitkan materi baru yang telah diperoleh dengan pengetahuan yang telah mereka miliki dan berusaha mengintegrasikan apa yang mereka pelajari pada tugas maupun praktikum yang mereka lakukan, termasuk kuis dan ujian yang harus mereka kerjakan meskipun dosen tidak memberi feedbak, (deep strategy). Mereka menyatakan yakin akan lulus dengan nilai baik dari psikologi perkembangan.

Hal-hal yang diungkapkan mahasiswa dan dosen tersebut mengarah pada pendekatan belajar deep approach. Mahasiswa yang menggunakan pendekatan belajar deep akan menunjukkan minat dan usaha yang kuat agar dapat mendalami materi karena yang mereka butuhkan adalah pemahaman materi. Tugas–tugas yang dirasa sulit lebih dianggap sebagai sesuatu yang menantang dalam mengembangkan, memahami, menemukan arti dari materi pelajaran, dan menemukan cara-cara baru ketika melihat fenomena tertentu, serta berupaya mendapat pemahaman dan keterampilan baru (Van Rossum dan Schenk dalam Biggs, 1987).

Koordinator mata kuliah psikologi perkembangan menyatakan bahwa nampaknya banyak mahasiswa belajar hanya sekedar untuk lulus, padahal kompetensi yang dituntut dari mata kuliah adalah agar mahasiswa bukan hanya dapat mengingat tetapi mampu memahami secara mendalam materi psikologi perkembangan, karena mata kuliah tersebut merupakan prasyarat untuk


(24)

15

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha matakuliah lain yaitu mata kuliah psikologi remaja, psikologi dewasa & usia lanjut, psikologi keluarga, psikologi anak berbakat, psikologi klinis anak, sertifikasi anak usia dini dan sebagai dasar untuk memelajari mata kuliah lain diantaranya psikologi pendidikan, sertifikasi pendidikan, deteksi dini, psikologi abnormal dan lain-lain. Dalam pendekatan belajar, motive dan strategy yang digunakan akan menentukan bagaimana materi pelajaran yang diterima akan diolah.

Dari paparan di atas dapat diketahui keragaman pendekatan belajar, penggunaan pendekatan belajar yang berbeda menunjukkan hasil belajar yang berbeda pula. Biggs, 1999 mengungkapkan bahwa mahasiswa yang menggunakan deep approach dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan dalam surface approach lebih pada mereproduksi fakta dan detil tetapi kurang dalam kualitas dari suatu tugas yang kompleks. Namun demikian selain pendekatan belajar, dosen dan metoda mengajarnya (teaching method) memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya pemahaman yang mendalam terhadap materi psikologi perkembangan. Seperti diungkapkan bahwa dosen adalah figure kunci, sebagai akhli untuk berhasilnya proses mengajar (e.g.,Berliner 1986; Leinhardt & Putnam 1987; Swanson, O’Connor & Cooney 1990). Dalam proses mengajar di kelas bagaimana menggunakan beragam metoda mengajar, strategi pengajaran, menjelaskan topik secara efektif, memanage pengetahuan dan kelas, akan terkait dengan kualitas dan hasil belajar mahasiswa yang dihasilkan.


(25)

Yang dimaksud dengan metoda pembelajaran adalah cara-cara yang dilakukan oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan yang menyangkut penyajian materi pelajaran agar mahasiswa mencapai tuntutan kompetensi dari psikologi perkembangan, yaitu mampu mengingat, memahami atau menangkap makna dan mampu menjelaskan materi psikologi perkembangan anak seperti teori, metoda penelitian perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia prenatal sampai dengan usia 12 tahun. Mahasiswa juga harus mampu membandingkan teori menurut beberapa ahli dan mengkategorikan berdasar kelompoknya, serta menggunakan dan menerapkannya dalam tugas akademik. Beberapa metoda mengajar yang telah dilaksanakan dan akan dilakukan perubahan terhadapnya adalah; metoda ceramah dengan memberi uraian materi psikologi perkembangan, sehingga mahasiswa perlu mendengarkan, dan mendapat kesempatan bertanya. Berikutnya diskusi kelas, dalam diskusi kelas melibatkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat diketahui apakah mahasiswa telah memahami materi psikologi perkembangan atau tidak. Metoda lainnya adalah tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan–pertanyaan terarah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai topik materi psikologi perkembangan. Berikutnya adalah pemberian tugas yaitu kegiatan yang dilakukan mahasiswa seperti membuat ringkasan materi psikologi perkembangan dari buku sumber atau membuat laporan hasil diskusi. Terakhir adalah memberikan kuis dari topik – topik materi tertentu untuk mengetahui kedalaman materi yang dipahami mahasiswa. Pemberian materi dengan menggunakan ragam metoda diatas nampak belum optimal mengingat data-data


(26)

17

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha perolehan nilai mahasiswa yang belum optimal seperti yang ditunjukkan dimuka dan masih ada keluhan dari mahasiswa. Dalam penelitian ini pengubahan metoda pembelajaran yang digunakan adalah menambah metoda mengajar dengan cooperative learning dan colaborative learning dan meningkatkan kualitas penggunaan diskusi kelas dan diskusi kelompok agar kemampuan mahasiswa mengarah ke deep approach.

Atas dasar data-data hasil survey awal yang telah di ungkapkan dimuka yang diketahui learning approach mahasiswa masih lebih banyak yang mengarah ke surface approach, dan perolehan nilai mahasiswa rata-rata berada di nilai C, maka berdasar kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dimana yang menjadi sorotan utama penelitian adalah metoda mengajar dosen. Bertujuan agar mahasiswa psikologi perkembangan yang pada awalnya menggunakan pendekatan belajar surface approach diharapkan dapat diubah menjadi menggunakan pendekatan belajar deep approach dan mendapat hasil belajar yang optimal.

1.2.Rumusan Masalah

Peneliti menyusun rancangan perubahan metoda mengajar dosen agar mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan angkatan 2010 yang menggunakan surface approach berubah menjadi menggunakan deep approah dalam memelajari materi psikologi perkembangan. Metode ini akan diuji cobakan pada mahasiswa mata kuliah psikologi perkembangan, untuk mengetahui; apakah terdapat perubahan learning approach peserta matakuliah psikologi


(27)

perkembangan sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa pengubahan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengetahui perubahan learning approach (motive dan strateginya) pada mahasiswa angkatan 2010 peserta matakuliah psikologi perkembangan di fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang menggunakan pendekatan belajar surface approach, setelah dosen menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak penggunaan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method yang diberikan pada mahasiswa angkatan 2010 fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang mengikuti matakuliah psikologi perkembangan, dengan melihat score mahasiswa yang menggunakan learning approach surface.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi psikologi pendidikan mengenai pengubahan learning approach


(28)

19

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan melalui pemberian metoda mengajar yang berorientasi pada deep teaching method.

2. Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang psikologi pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai learning approach.

1.4.2. Kegunaan Praktis.

1. Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan metoda mengajar yang berorientasi pada deep teaching method dalam rangka mengoptimalkan kualitas belajar mahasiswa.

2. Memberikan informasi kepada fakultas psikologi UKM mengenai metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dari mata kuliah psikologi perkembangan agar dapat mengubah learning approach para mahasiswa dan berdampak pada hasil belajar masing-masing

1.5. Metodologi

Penelitian ini untuk mengetahui perubahan penggunaan learning approach yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2010 peserta psikologi perkembangan sebelum dan sesudah dosen menggunakan metoda pembelajaran psikologi perkembangan yang berorientasi pada deep teaching method.


(29)

Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :

Alat Ukur yang digunakan adalah alat ukur learning approach dari R-SPQ-2F (The Revised Two Factor Student Process Questionaire) dari John Biggs (1993) yang dimodifikasi oleh peneliti. Alat ukur berupa kuesioner yang menggambarkan diri responden dan terdiri atas dua kelompok yaitu deep approach dan surface approach. Kedua kelompok terbagi dalam empat komponen yaitu deep motive, deep strategy, surface motive dan surface strategy.

Sampel penelitian adalah mahasiswa yang mengikuti matakuliah psikologi perkembangan dan menggunakan pendekatan belajar surface approach.

Deep Approach Mahasiswa Fakultas Psikologi peserta mata kuliah psikologi perkembang an semester genap Metoda mengajar yang berorientasi Deep approach Pre Test Learning Approach Surface Learning Approach Mahasiswa yang menggunakan Surface approach Post test


(30)

122

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil dan pembahasan tentang penggunaan deep teaching method pada kelompok mahasiswa angkatan 2010 peserta mata kuliah psikologi perkembangan yang mengggunakan pendekatan belajar surface approach di fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

- Deep teaching method sebagai salah satu dari experiences in learning institution efektif mengubah learning approach mahasiswa dari surface approach manjadi deep approach.

- Setelah mengikuti kuliah dengan menggunakan metoda yang berorientasi deep teaching method, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menggunakan surface approach mengalami perubahan yang significan menjadi menggunakan deep approach dalam memelajari psikologi perkembangan.

- Deep teaching method meningkatkan pemahaman mahasiswa angkatan 2010 pada matakuliah psikologi perkembangan.

- Orang tua yang memiliki jenjang pendidikan minimal SLTA akan menuntut mahasiswa untuk belajar dengan menggunakan deep approach.


(31)

- Dosen yang mendorong mahasiswa menggunakan segenap kemampuannya dalam memelajari materi kuliah dengan mengoptimalkan pemikirannya dari recalling sampai dengan evaluasi sesuai Taxonomi Bloom. Hal tersebut berakibat pada peningkatan pemahaman materi dan mendorong pengubahan learning approach dari surface menjadi deep approach.

- Teman sebaya mendorong mahasiswa untuk berdiskusi, sharing secara timbal balik sehingga meningkatkan pemahaman terhadap materi psikologi perkembangan yang berikutnya dapat mengubah learning approach dari surface approach menjadi deep approach.

5.2. Saran

Berdasar hasil penelitian dan berdasar kelemahan metodologis diajukan beberapa saran sebagai berikut:

Saran Teoritis :

- Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang psikologi pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai metoda mengajar yang dapat meningkatkan kualitas belajar mahasiswa.

- Pada peneliti lain untuk meneliti mengenai upaya pengubahan locus of control mahasiswa dari eksternal menjadi internal.


(32)

124

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagimana peran orang tua dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep.

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagaimana peran dosen dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep.

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti peran teman dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep

Saran Guna Laksana :

- Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method dalam rangka mengoptimalkan kualitas dan hasil belajar mahasiswa.

- Pada dosen untuk mempertimbangkan mengembangkan metoda pembelajaran di sesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan oleh mata kuliah binaannya.

- Memberikan informasi kepada fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha mengenai metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar mahasiswa.


(33)

- Kepada fakultas psikologi dapat memersiapkan dosen dengan melalui pelatihan agar menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan dari matakuliah binaannya.

- Kepada fakultas psikologi agar program pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method berhasil dengan baik dan learning approach mahasiswa menjadi deep approach, perlu menambah sarana dan prasarana pendukung antara lain buku-buku referensi, komputer, LCD projector, WIFI, fasilitas audiovisual yang baik, ruangan.

- Kepada fakultas psikologi dapat menambah sarana dan prasarana, untuk mendukung optimalisasi proses kegiatan belajar mengajar agar learning approach mahasiswa menjadi deep approach.


(34)

126

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arends. Richard. (2004) Learning To Teach, New York : Mc Graw Hill.Comp.Inc.

Biggs, John B., Phillip J Moore. (1993) The Process of Learning, 3th ed. New York : Prentice Hall.

___________ (2002) Teaching for Quality Learning At University, 2nd. Singapore : National Institute of Education.

___________(2001) The Revised two- factor study Process Questionnaire : R-SPQ-2F. Great Britain : The British Psyhological Society.

Buskit.William & Davis. Stephen. (2006) Handbook Of Teaching Of Psychology. USA : Blackwell Publishing Ltd.

Campbell, Donald T & Stanley, Julian C.(1963) Experimental and Quasi Experimental Design For Research. Rand Mc Nally College Publishing Company.

Friedenberg, Lisa. (1995) Psychological Testing : Design, Analysis, and Use Massachusett : Allyn & Bacon A. Simon & Schuster Company.

Fry. Heather, Steve Ketteridge and Stephanie Marshall. (2003) A Handbook For Teaching and Learning in Higher Education. Second edition. London : Kogan Page Limited.

Gage, N. L & Berliner, David C.(1998) Educational Psychology 6th edition. Boston New York : Houghton Mifflin Company.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael. (2000) Research Methods: A Process of Inquiry, 4th edition. Needham height : A Pearson Education Company.

Gulo, W. (2002) Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.


(35)

Kirkpatrick, Donald L. (1988) Evaluation Training Program, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.

_____________(2006) Evaluating Training Programs, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.

Ormrod. Jeane Ellis. Eduational Psychology Developing Learners, 5thEdition. New Jersey : Pearson Eduation,Inc.

Pintrich, Paul R., Schunk, Dale H. Motivation in Education Theory, Research .and Applications.2nd, Edition. New Yersey Columbus, Ohio : Pearson

Education, Inc.

Santrock, John W. (1994) Life Span Development. Second Edition. Dubuque, Iowa : Wm. C. Brown Publishers.

(2003) Adolesence. Jakarta : Erlangga.

Siegel, Sidney.(1997) Statistika Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia.

Sitepu, Nirwana S. K.(1999) Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran.

Winkel, W. S. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT Gramedia.

Winkel, W. S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta : Pt Gramedia Widiasarana Indonesia.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil dan pembahasan tentang penggunaan deep teaching method pada kelompok mahasiswa angkatan 2010 peserta mata kuliah psikologi perkembangan yang mengggunakan pendekatan belajar surface approach di fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

- Deep teaching method sebagai salah satu dari experiences in learning institution efektif mengubah learning approach mahasiswa dari surface approach manjadi deep approach.

- Setelah mengikuti kuliah dengan menggunakan metoda yang berorientasi deep teaching method, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menggunakan surface approach mengalami perubahan yang significan menjadi menggunakan deep approach dalam memelajari psikologi perkembangan.

- Deep teaching method meningkatkan pemahaman mahasiswa angkatan 2010 pada matakuliah psikologi perkembangan.


(2)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha - Dosen yang mendorong mahasiswa menggunakan segenap kemampuannya

dalam memelajari materi kuliah dengan mengoptimalkan pemikirannya dari recalling sampai dengan evaluasi sesuai Taxonomi Bloom. Hal tersebut berakibat pada peningkatan pemahaman materi dan mendorong pengubahan learning approach dari surface menjadi deep approach.

- Teman sebaya mendorong mahasiswa untuk berdiskusi, sharing secara timbal balik sehingga meningkatkan pemahaman terhadap materi psikologi perkembangan yang berikutnya dapat mengubah learning approach dari surface approach menjadi deep approach.

5.2. Saran

Berdasar hasil penelitian dan berdasar kelemahan metodologis diajukan beberapa saran sebagai berikut:

Saran Teoritis :

- Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang psikologi pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai metoda mengajar yang dapat meningkatkan kualitas belajar mahasiswa.

- Pada peneliti lain untuk meneliti mengenai upaya pengubahan locus of control mahasiswa dari eksternal menjadi internal.


(3)

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagimana peran orang tua dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep.

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagaimana peran dosen dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep.

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti peran teman dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep

Saran Guna Laksana :

- Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method dalam rangka mengoptimalkan kualitas dan hasil belajar mahasiswa.

- Pada dosen untuk mempertimbangkan mengembangkan metoda pembelajaran di sesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan oleh mata kuliah binaannya.

- Memberikan informasi kepada fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha mengenai metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar mahasiswa.


(4)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha - Kepada fakultas psikologi dapat memersiapkan dosen dengan melalui

pelatihan agar menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan dari matakuliah binaannya.

- Kepada fakultas psikologi agar program pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method berhasil dengan baik dan learning approach mahasiswa menjadi deep approach, perlu menambah sarana dan prasarana pendukung antara lain buku-buku referensi, komputer, LCD projector, WIFI, fasilitas audiovisual yang baik, ruangan.

- Kepada fakultas psikologi dapat menambah sarana dan prasarana, untuk mendukung optimalisasi proses kegiatan belajar mengajar agar learning approach mahasiswa menjadi deep approach.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arends. Richard. (2004) Learning To Teach, New York : Mc Graw Hill.Comp.Inc.

Biggs, John B., Phillip J Moore. (1993) The Process of Learning, 3th ed. New York : Prentice Hall.

___________ (2002) Teaching for Quality Learning At University, 2nd. Singapore : National Institute of Education.

___________(2001) The Revised two- factor study Process Questionnaire : R-SPQ-2F. Great Britain : The British Psyhological Society.

Buskit.William & Davis. Stephen. (2006) Handbook Of Teaching Of Psychology. USA : Blackwell Publishing Ltd.

Campbell, Donald T & Stanley, Julian C.(1963) Experimental and Quasi Experimental Design For Research. Rand Mc Nally College Publishing Company.

Friedenberg, Lisa. (1995) Psychological Testing : Design, Analysis, and Use Massachusett : Allyn & Bacon A. Simon & Schuster Company.

Fry. Heather, Steve Ketteridge and Stephanie Marshall. (2003) A Handbook For Teaching and Learning in Higher Education. Second edition. London : Kogan Page Limited.

Gage, N. L & Berliner, David C.(1998) Educational Psychology 6th edition. Boston New York : Houghton Mifflin Company.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael. (2000) Research Methods: A Process of Inquiry, 4th edition. Needham height : A Pearson Education Company.


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Kirkpatrick, Donald L. (1988) Evaluation Training Program, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.

_____________(2006) Evaluating Training Programs, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.

Ormrod. Jeane Ellis. Eduational Psychology Developing Learners, 5thEdition. New Jersey : Pearson Eduation,Inc.

Pintrich, Paul R., Schunk, Dale H. Motivation in Education Theory, Research .and Applications.2nd, Edition. New Yersey Columbus, Ohio : Pearson

Education, Inc.

Santrock, John W. (1994) Life Span Development. Second Edition. Dubuque, Iowa : Wm. C. Brown Publishers.

(2003) Adolesence. Jakarta : Erlangga.

Siegel, Sidney.(1997) Statistika Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia.

Sitepu, Nirwana S. K.(1999) Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran.

Winkel, W. S. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT Gramedia.

Winkel, W. S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta : Pt Gramedia Widiasarana Indonesia.