Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Pemilihan Saham di Bursa Efek Indonesia.

TESIS

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN
STRATEGI PEMILIHAN SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA

DEWI FITMA MAYA SARI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN
STRATEGI PEMILIHAN SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister Program Studi Manajemen
Program Pascasarjana Universitas Udayana


DEWI FITMA MAYA SARI
NIM : 1390661009

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

Lembar Pengesahan

Tesis Ini Telah Disetujui
Tanggal 3 Februari 2016

Pembimbing Utama,

Pembimbing Pendamping,

Prof.Dr. I G B Wiksuana SE.,MS

NIP. 19610827 198601 1 001

Dr.I B Anom Purbawangsa SE.,MM
NIP. 19620922 198702 1 002

Mengetahui

Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Ketua Program Studi Magister Manajemen
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19590215 198510 2 001

Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si
NIP. 19590801 198601 2 001


Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 14 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,
No. 3675/UN14.4/HK/2015 Tanggal 12 Oktober 2015

Ketua : Prof. Dr. IG. B. Wiksuana, SE., MS
Anggota :
1. Dr. I.B.A Purbawangsa, SE., MM
2. Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., MSi
3. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., MSi
4. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., MSi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA

: DEWI FITMA MAYA SARI


NIM

: 1390661009

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JUDUL TESIS

: KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN
STRATEGI PEMILIHAM SAHAM DI BURSA EFEK
INDONESIA

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2010
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 1 Februari 2016

(Dewi Fitma Maya Sari)


UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini. Adapun judul tesis ini adalah “Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan
Strategi Pemilihan Saham Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penulisan tesis ini,
penulis menyadari masih terdapat kekurangan, untuk itu besar harapan penulis
semoga tesis ini memenuhi kriteria sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Magister Manajemen pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan serta dukungan dari
pembimbing dan berbagai pihak. Untuk itu melalui tulisan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I G.B.
Wiksuana, SE., MS. sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian
telah memberikan dorongan, semangat bimbingan, dan saran selama penulis
mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. I.B.A. Purbawangsa, SE., MM.
sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran
telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan

terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarsarjana
Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp S (K)
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. I Nyoman Mahendrayasa, SE., M.Si
sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijin yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister
Manajemen.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program Magister
Manajemen Universitas Udayana serta kepada Bapak dan Ibu Dosen pengajar di
Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana
yang telah memberikan ilmu kepada para mahasiswa termasuk penulis.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada para penguji tesis, yaitu
Prof. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si. ; Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si;
Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,MM,

yang telah memberikan masukan, saran,


sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
Terimakasih juga penulis tujukan kepada Ayah I Made Surata dan Ibu
tercinta Ni Kadek Menuh Wati serta saudara-saudara tersayang Sri Ayu Sura Wati
dan Agus Adi Saputra Sura Menuh Darma atas doa dan dukungannya selama ini.
Terimakasih pula penulis ucapkan kepada I Gede Agus Angga Priastana atas
dukungan dan semangat yang diberikan selama penyusunan tesis ini.
Terimakasih kepada Bapak I Ketut Komplit, SH selaku komisaris utama PT.
BPR Nusamba Mengwi, serta Ibu Ardini Yoni, SE dan Bapak I Putu Santika, SE
selaku direksi PT. BPR Nusamba Mengwi yang telah memberikan ijin kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, serta sahabat-sahabat penulis dan seluruh
teman-teman Angkatan XXX Magister Manajemen Universitas Udayana dan
semua pihak yang telah membantu memberikan semangat dan dorongan dalam
pembuatan tesis ini.
Sebagai akhir kata penulis berharap semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa
selalu memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua dan semoga
tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
kepustakaan dibidang Manajemen serta berguna bagi masyarakat.
Denpasar, 1 Februari 201617
Juli 201
Penulis


ABSTRAK
KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI
PEMILIHAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
Penentuan portofolio optimal dapat dilakukan dengan strategi diversifikasi
atau strategi konsentrasi. Salah satu penganut strategi konsentrasi adalah Warren
Buffet, menurutnya dengan konsentrasi maka jumlah saham yang perlu
diperhatikan dan dianalisis menjadi lebih sedikit dan mendalam. Efisien tidaknya
suatu portofolio dapat diketahui dengan menggunakan portofolio pembanding,
karena itu portofolio yang telah dibentuk akan dibandingkan dengan portofolio
berdasarkan indeks LQ45 sebagai pembanding. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan
strategi Warren Buffet dengan portofolio saham yang dibentuk berdasarkan
indeks LQ45.
Pada penelitian ini, dibentuk tujuh (7) portofolio saham yaitu portofolio
yang dibentuk berdasarkan enam (6) kriteria keuangan menurut strategi Warren
Buffet dalam buku “The Guru Investor: How to Beat Market Using History’s Best
Investment Strategies” yang ditulis oleh John P. Reese dan Jack M. Forehand,
yaitu menggunakan earnings predictability, level of debt, Return on Equity
(ROE), Return on Total Capital (ROTC),Capital Expenditures, dan Retained

Earnings (RORE) satu (1) portofolio saham berdasarkan Indeks LQ45, yang
dibentuk dengan menggunakan metode Markowitz dan kinerjanya diukur
menggunakan metode Sharpe. Portofolio saham yang dibentuk berdasarkan
strategi Warren Buffet adalah emiten yang termasuk dalam industri barang
konsumsi dan secara konsisten menyampaikan laporan keuangan dari tahun 2011
hingga tahun 2014, Sedangkan untuk indeks saham LQ45 adalah indeks LQ45
periode Februari 2011 hingga Januari 2015. Teknik analisis data yang digunakan
adalah t-test.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kinerja lima (5) portofolio yang
dibentuk per kriteria Warren Buffet yang diukur dengan metode Sharpe, bernilai
negatif pada setiap periode kecuali pada periode semester I tahun 2013, sedangkan
kinerja portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria retained earnings (RORE)
negatif di setiap periode. Sedangkan untuk kinerja portofolio yang dibentuk
berdasarkan indeks LQ45 juga bernilai negatif di setiap periode pengamatan.
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda t-test diperoleh hasil
tidak ada perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan setiap
kriteria keuangan menurut strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio saham
yang dibentuk berdasarkan indeks LQ45.
Bagi investor yang ingin melakukan investasi saham pada sektor industri
barang konsumsi maupun investasi saham di berbagai sektor industri, diharapkan

berhati-hati dalam memilih saham-saham yang akan dijadikan portofolio.
Pembentukan portofolio untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan metode
eliminasi apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi dan dengan menggunakan data
historis selama sepuluh (10) tahun.Kata Kunci
: Portofolio optimal, Metode
Markowitz, Metode Sharpe, strategi Warren Buffet, Indeks LQ45.

ABSTRACT
STOCK PORTFOLIO PERFORMANCE BASED ON THE STRATEGY
FOR CHOOSING STOCKS AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Determining optimal portfolio can be done with diversification strategy or
concentration strategy. One of concentration strategy followers is Warren Buffet,
which according to him with concentration the number of stocks which need to be
considered and analyzed become less and deeper. Using another comparative
portfolio can determine whether a portfolio is efficient or not, so the portfolio
which has been formed will be compared with another portfolio based on LQ45
index as a comparison. The objective of this research is to find out the difference
between the portfolio performance which is formed based on Warren Buffet’s
strategy and stock portfolio which is formed based on LQ45 index.
This research formed seven ( 7 ) stock portfolios which is formed using

Markowitz method and measured using Sharpe’s method, that the six (6 )
portfolios based on financial criteria according to Warren Buffet’s strategy in the
book, “The Guru Investor: How to Beat Market Using History’s Best Investment
Strategies”which was written by John P. Reese and Jack M. Forehand, which
shows the use of earnings predictability, level of debt, Return on Equity (ROE),
Return on Total Capital (ROTC), Capital Expenditures, and Retained Earnings
(RORE) and the stock portfolio which is formed based on LQ45 index. The stock
portfolio which is formed based on Warren Buffet’s strategy is an emiten which is
included in consumer goods industry and consistently provides financial reports
from 2011 to 2014, while for LQ45 stock index is the LQ45 index from February
2011 to January 2015 period. The technique of data analysis used is t-test.
The result of this research shows that the performance of five (5)
portfolios formed per criteria of Warren Buffet which are measured with Sharpe’s
method, has negative values in every period except in the first semester period in
2013, while the portfolio performance formed based on retained earnings (RORE)
is negative in every period. While for the portfolio performance which is formed
based on LQ45 index is also negative in every observed period. After conducting
the test by using t-test difference trial, it is found that there is no difference
between the portfolio performance which is formed based on every financial
criterion according to Warren Buffet’s strategy and the stock portfolio
performance which is formed based on LQ45 index.
Investors who want to invest in the consumer goods industry sector or
stock investments in various industrial sectors , are expected to be cautious in
selecting stocks that will be used as a portfolio. The formation of the portfolio for
this research can further use elimination method if one of the criteria is not
fulfilledas well as the historical data for ten (10) years.
Keywords: Optimal portfolio, Markowitz’s method, Sharpe’s method, Warren
Buffet’s strategy, LQ45 index.

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ......................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 10
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Portofolio ........................................................................... 12
2.2. Strategi Pemilihan Portofolio ....................................................... 13
2.3. Penentuan Portofolio Optimal ...................................................... 16
2.4. Risiko Portofolio .......................................................................... 18
2.5. Risiko Portofolio .......................................................................... 19
2.6. Konsep Return dan Risiko ........................................................... 21
2.7. Portofolio Efisien ......................................................................... 21
2.8. Pengukuran Kinerja Portofolio .................................................... 22
2.9. Strategi Pemilihan Saham Buffet ................................................. 25
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual ................................................ 30
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 31
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian .................................... 35
4.2. Variabel Penelitian ........................................................................ 36
4.3. Pengumpulan Data ........................................................................ 40
4.3.1. Jenis Data ............................................................................ 40
4.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 40
4.3.3. Sumber Data ....................................................................... 41

4.3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................ 41
4.4. Metode Analisis Data .................................................................... 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian ............................................................................. 47
5.1.1. Prosedur Pemilihan Sampel ................................................ 47
5.1.2. Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ................... 47
5.1.2.1 Perkembangan Earning Predictability PerusahaanPerusahaan Pembentuk Portofolio.................................... 47
5.1.2.2 Perkembangan Level Of Debt Perusahaan-Perusahaan
Pembentuk Portofolio ....................................................... 49
5.1.2.3 Perkembangan Return On Equity (ROE) PerusahaanPerusahaan Pembentuk Portofolio .................................... 50
5.1.2.4 Perkembangan Return On Total Capital (ROTC)
Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ................ 51
5.1.2.5 Perkembangan Capital Expenditures PerusahaanPerusahaan Pembentuk Portofolio.................................... 52
5.1.2.6 Perkembangan Retained Earning PerusahaanPerusahaan Pembentuk Portofolio .................................... 53
5.1.2.7 Perkembangan Indeks LQ45 Earning PerusahaanPerusahaan Pembentuk Portofolio .................................... 54
5.2. Pembahasan ................................................................................... 55
5.2.1. Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Kriteria Strategi
Warren Buffet ...................................................................... 55
5.2.1.1 Portofolio Saham Berdasarkan Earning Predictability .... 55
5. 2.1.2 Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt ................. 56
5. 2.1.3 Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity
(ROE)................................................................................ 56
5. 2.1.4 Portofolio Berdasarkan Return On Total Capital
(ROTC) ............................................................................. 57
5. 2.1.5 Portofolio Saham Berdasarkan Capital Expenditures ..... 58
5. 2.1.6 Portofolio Saham Berdasarkan Retained Earning ........... 58
5. 2.1.7 Portofolio Saham Berdasarkan Indeks LQ45 ................... 59
5.2.2. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan
Kriteria Strategi Warren Buffet dengan Portofolio
Berdasarkan Indeks LQ45 .................................................. 62
5.2.2.1 Uji Normalitas ................................................................... 62
5.2.2.2 Uji T-Test .......................................................................... 63
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 69
6.1. Simpulan........................................................................................ 69
6.2. Saran .............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
No.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6
5.7.
5.8.
5.9.
5.10.
5.11.
5.12.
5.13.
5.14.
5.15.
5.16.
5.17.
5.18.
5.19.
5.20.
5.21.
5.22.

Nama Tabel

Halaman

Pemilihan Sampel................................................................................. 47
Perkembangan Earning Predictability Perusahaan-Perusahaan
Pembentuk Portofolio........................................................................... 48
Perkembangan Level Of Debt Perusahaan-Perusahaan Pembentuk
Portofolio.............................................................................................. 49
Perkembangan Return On Equity (ROE) Perusahaan-Perusahaan
Pembentuk Portofolio........................................................................... 50
Perkembangan Return On Total Capital (ROTC) PerusahaanPerusahaan Pembentuk Portofolio ....................................................... 51
Perkembangan Capital Expenditures Perusahaan-Perusahaan
Pembentuk Portofolio........................................................................... 52
Perkembangan Retained Earning Perusahaan-Perusahaan
Pembentuk Portofolio........................................................................... 53
Perkembangan Indeks LQ45 Earning Perusahaan-Perusahaan
Pembentuk Portofolio........................................................................... 54
Portofolio Saham Berdasarkan Earning Predictability........................ 55
Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt ..................................... 56
Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity ............................... 57
Portofolio Saham Berdasarkan Return On Total Capital..................... 57
Portofolio Saham Berdasarkan Capital Expenditures.......................... 58
Portofolio Saham Berdasarkan Retained Earning ............................... 59
Portofolio Saham Berdasarkan Indeks LQ45 ....................................... 59
Uji Normalitas Data ............................................................................. 62
Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Earning
Predictability dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ...................... 64
Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt
dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 .............................................. 64
Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On
Equity dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 .................................. 65
Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On
Total Capital dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45....................... 66
Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Capital
Expenditures dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ....................... 67
Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Retained
Earnings dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ............................. 67

DAFTAR GAMBAR
No.
4.1

Nama Gambar

Halaman

Rancangan Penelitian ........................................................................... 35

DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Nama Lampiran

Halaman

Daftar Emiten Sektor Barang Konsumsi .............................................. 72
Perkembangan Earnings Predictability Perusahaan-Perusahaan
Sektor Barang Konsumsi...................................................................... 73
Perkembangan Level Of Debt Perusahaan-Perusahaan Sektor
Barang Konsumsi ................................................................................. 74
Perkembangan Return On Equity Perusahaan-Perusahaan Sektor
Barang Konsumsi ................................................................................. 75
Perkembangan Return On Total Capital (ROTC) PerusahaanPerusahaan Sektor Barang Konsumsi .................................................. 76
Perkembangan Capital Expenditures Perusahaan-Perusahaan
Sektor Barang Konsumsi...................................................................... 77
Perkembangan Retained Earning (RORE) Perusahaan-Perusahaan
Sektor Barang Konsumsi...................................................................... 78
Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Tahun 2011........................................................................................... 79
Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Tahun 2012........................................................................................... 80
Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Tahun 2013........................................................................................... 81
Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Tahun 2014........................................................................................... 82
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester I Tahun 2011 ......................................................................... 83
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester II Tahun 2011 ....................................................................... 84
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester I Tahun 2012 ......................................................................... 85
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester II Tahun 2012 ....................................................................... 86
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester I Tahun 2013 ......................................................................... 87
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester II Tahun 2013 ....................................................................... 88
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester I Tahun 2014 ......................................................................... 89
Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45
Semester II Tahun 2014 ....................................................................... 90
Kinerja Portofolio Berdasarkan Kriteria Warren Buffet ...................... 91
Kinerja Portofolio Berdasarkan Indeks LQ45 ...................................... 93
Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 94
Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Earning
Predictability dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ........... 103

24.
25.
26.
27
28.

Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt
dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 .................................. 104
Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity
dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 .................................. 105
Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On Total
Capital dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ..................... 106
Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Capital
Expenditures dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ............ 107
Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Retained Earnings
dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 .................................. 108

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah
dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Atau dapat dikatakan bahwa investasi adalah komitmen untuk mengorbankan
konsumsi masa kini dengan tujuan untuk memperbesar konsumsi di masa
mendatang (Tandelilin, 2010). Saat ini masyarakat mulai melirik pasar modal
untuk melakukan investasi bukan hanya berinvestasi pada sektor riil seperti tanah,
emas namun telah mulai berinvestasi pada surat berharga (saham). Perkembangan
bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya indeks
pasar modal. Menurut UU No. 8 tahun 1995, pasar modal merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek , perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan perantara antara para
investor dengan perusahaan atau institusi pemerintah melalui perdangangan
instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan lainnya.
Pada umumnya komoditi yang diperdagangkan di pasar modal adalah
saham, obligasi dan derivatif lainnya dengan saham sebagai komoditi utama yang
diperdagangkan. Perkembangan perdagangan saham baik secara volume
perdagangan maupun jumlah perusahaan yang sahamnya dijual di Bursa Efek
Indonesia (BEI) setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2013, tercatat 31

1

emiten baru yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan pada tahun 2013 BEI
mencatat rekor tertinggi dalam hal rekor indeks IHSG yang ditutup pada level
5.214.976 pada tanggal 20 Mei 2013, selain itu terjadi peningkatan likuiditas
transaksi sebesar 37,68% (www.idx.com).
Kelebihan berinvestasi saham adalah selain pertimbangan akan return and
risk, investor juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, para
investor dapat memilih saham-saham apa saja dan berapa jumlah lembar saham yang
akan mereka beli. Pada umumnya investor akan memilih saham-saham yang akan
menjanjikan return tinggi dengan risiko tertentu atau memilih yang berisiko minimal
dengan tingkat return tertentu. Penentuan portofolio optimal merupakan langkah
penting bagi investor baik investor institusional maupun investor individual. Hal ini
karena portofolio yang optimal akan dapat memberikan return yang optimal dengan
tingkat risiko tertentu.
Pembentukan portofolio didasarkan pada preferensi investor, yaitu sikap
investor dalam tingkat pengembalian dan risiko dari investasi. Ada dua macam
strategi dalam pembentukan portofolio, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi
pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi
saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar.
Strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam
melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan

2

pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan
return abnormal (Tandelilin, 2010).
Investor dapat melakukan strategi diversifikasi maupun strategi secara
konsentrasi ketika melakukan pemilihan saham. Manfaat diversifikasi dalam teori
portofolio modern diumpamakan seperti tidak menaruh seluruh telur dalam ranjang
yang sama, karena apabila keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada
dalam keranjang tersebut akan pecah. Pada konteks investasi diartikan sebagai tidak
menginvestasikan semua dana yang dimiliki hanya pada satu aset saja, tetapi pada
berbagai macam aset karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah
diinvestasikan akan lenyap (Tandelilin,2010).
Strategi diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal yang berarti
keuntungan diperoleh dengan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan jumlah
sekuritas tertentu yang memiliki return yang cukup tinggi. Portofolio optimal dicapai
dengan melakukan simulasi pada beberapa sekuritas yang dinilai efisien dengan
menggunakan prosedur perhitungan tertentu. Pembentukan sebuah maupun beberapa
portofolio memerlukan saham-saham pilihan yang akan dikombinasikan ke dalam
portofolio tersebut. Adapun jumlah saham yang dipilih untuk membentuk portofolio
sangat bervariasi, hal itu tergantung dari preferensi investor terhadap saham-saham
tersebut (Agustin Sulistyorini, 2009).
Berbeda dengan diversifikasi, dalam portofolio saham juga dikenal istilah
konsentrasi portofolio yaitu saham-saham hanya berasal dari satu sektor saja, atau

3

dengan kata lain semua telur diletakkan dalam satu keranjang hingga keranjang itu
penuh. Konsentrasi portofolio memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan
diverisfikasi hal ini disebabkan karena seluruh dana dialokasikan hanya pada satu
sektor saja artinya apabila sektor tersebut mengalami penurunan maka semua nilai
portofolio akan turun.
Salah satu investor yang menganut sistem konsentrasi portofolio adalah
Warren Buffet.

Warren

Edward Buffett dilahirkan di Omaha pada tanggal 30

Agustus 1930 dijuluki sebagai Si Bijak dari Omaha atau Sang penasihat dari Omaha.
Warren Buffet selalu masuk dalam posisi 5 orang terkaya versi majalah Forbes,
bahkan di tahun 2010 ia berhasil mengalahkan posisi Bill Gates dengan berada di
peringkat pertama orang terkaya di dunia. Walaupun peringkat sebagai orang terkaya
terkadang mengalami penurunan, namun ia masih menjadi satu-satunya 5 orang
terkaya dimana kolom sumber kekayaan bertuliskan bursa saham.
Filosofi Buffet sehubungan dengan paham konsentrasi portofolio adalah “too
much of a good thing is wonderful”, Warren Buffet berpendapat “Mengapa harus
harus berinvestasi di 20 emiten terbaik, dan tidak pada 5 atau 10 emiten terbaik saja
?”. Alasan Buffet sederhana , dengan konsentrasi maka jumlah saham yang perlu
diperhatikan dan dipantau akan menjadi lebih sedikit sehingga perhatian dan analisis
terhadap saham-saham yang dipilih bisa lebih besar dan mendalam dibanding apabila
melakukan portofolio dengan jumlah 100 saham di sektor-sektor yang berbeda.

4

Warren Buffet membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan kini telah
berhasil membangun perusahaan investasi terkemuka di dunia, tips dan triknya dalam
berinvestasi dikenal dengan istilah Buffetology yang menerapkan aspek kualitatif dan
kuantitatif dalam prakteknya, seperti yang ditulis oleh John P. Reese dan Jack M.
Forehand dalam buku yang berjudul “The Guru Investor: How to Beat Market Using
History’s Best Investment Strategies”, dalam buku ini diulas mengenai strategi
pemilihan saham oleh Warren Buffet dimana Buffet memperkenalkan 6 kriteria
dalam memilih saham yang akan dijadikan portofolio bila ditinjau dari aspek
kuantitatifnya yaitu menggunakan earnings predictability, level of debt, Return on
Equity (ROE), Return on Total Capital (ROTC),Capital Expenditures, dan Retained
Earnings (RORE), keenam kriteria ini menggunakan periode pengamatan selama 10
tahun dengan persentase rata-rata tertentu.
Sebagai penganut paham konsentrasi portofolio, Buffet lebih suka
menginvestasikan dananya pada sektor tertentu yang benar-benar dipahami olehnya
dan ia cenderung menghindari berinvestasi pada perusahaan yang berbau teknologi
karena perubahan di bidang teknologi cenderung cepat mengalami perubahan.
Strategi Buffet dalam menyusun portofolio menarik untuk dipelajari, beberapa
penelitian tentang strategi Buffet dalam memilih sahamnya dilakukan oleh Padron
(2006), Padron membuat portofolio berdasarkan share holder letter yang ditulis
Warren Buffet setiap tahunnya kepada para investornya di Berkshire Hathaway dan
diperoleh hasil bahwa return portofolio yang terbentuk melebihi return pasar (Agus

5

Sadianto,2008). Penelitian lainnya dilakukan oleh Martin (2008) dalam penelitiannya
Martin mencoba meniru portofolio Buffet dengan membeli saham yang dibeli Buffet
sebulan setelah Buffet mengumumkan membeli saham-saham tersebut, hasilnya
disebut mimicking portofolio. Hasil yang diperoleh return tahunan dari mimicking
portofolio mengalahkan return tahunan indeks S&P 500 serta memiliki Sharpe’s
Measure yang lebih tinggi dari Sharpe’s Measure indeks S&P 500. Menurut Martin
return portofolio Buffet yang selalu mengalahkan pasar bukanlah sebuah
keberuntungan tetapi merupakan sebuah keahlian. Berbeda dengan pendapat Martin,
Sharpe (1995) dalam buku Lowenstein berpendapat bahwa keberhasilan Warren
Buffet hanyalah sebuah penyimpangan statistika yang sangat di luar jalur sehingga
tidak perlu untuk diperhatikan.
Penelitian tentang penerapan strategi Buffet di pasar modal Indonesia
dilakukan oleh Agus Sadianto (2008), Agus melakukan pemilihan portofolio
berdasarkan metode Warren Buffet berdasarkan buku The Warren Buffet Way yang
ditulis oleh Robert G. Hangstrom, hasil penelitian menghasilkan risk adjusted return
lebih tinggi dari risk adjusted return market portofolio (IHSG) namun portofolio
yang terbentuk menghasilkan return yang lebih rendah dari return pasar. Penelitian
lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mujur (2009), dari hasil penelitian
diperoleh bahwa di pasar saham Indonesia perusahaan-perusahaan yang memenuhi
kriteria investasi Warren Buffet yang difokuskan pada karakteristik keuangan dari
336 perusahaan yang memenuhi semua kriteria yang disyaratkan berjumlah 6

6

perusahaan yang semuanya berasal dari sektor industri barang konsumsi. Hasil
penelitian juga menyatakan bahwa semakin terkonsentrasi sebuah portofolio pada
perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan dan
memiliki potensi tingkat pengembalian investasi ( return ) yang tinggi, maka semakin
tinggi pula return dari portofolio dan portofolio tersebut mampu mengalahkan return
pasar.
Penelitian ini akan membentuk portofolio berdasarkan kriteria keuangan yang
digunakan oleh Buffet, dengan menggunakan saham-saham dari sektor industri
barang konsumsi. Dipilihnya sektor barang konsumsi karena berdasarkan penelitian
Mujur (2009), sektor yang memenuhi kriteria yang disyaratkan Buffet adalah
perusahaan dari sektor industri barang konsumsi dan berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rudy Chandra (2010) tentang Analisis Pemilihan Saham Oleh
Investor Asing di Bursa Efek Indonesia, diperoleh hasil bahwa investor asing lebih
memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang berasal dari sektor industri barang
konsumsi. Penyebabnya adalah karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah
penduduk yang sangat besar, sehingga dengan jumlah penduduk yang besar, maka
tingkat konsumsi masyarakat pun ikut meningkat. Besarnya jumlah penduduk dan
tingkat konsumsi masyarakat menjadikan Indonesia dikenal dunia sebagai target
pasar potensial. Besarnya tingkat konsumsi masyarakat menyebabkan Indonesia
bukan hanya menjadi target pasar produk-produk luar negeri yang potensial, tetapi
juga sebagai target investasi para investor.

7

Pemilihan sektor barang konsumsi juga dikarenakan beberapa tahun
sebelumnya, perusahaan – perusahaan sektor konsumsi Indonesia dikenal tahan
terhadap krisis yang sempat terjadi. Pada saat krisis, kinerja dan pergerakan
sahamnya memang ikut turun, tapi tidak begitu signifikan dan kinerja perusahaan
consumer goods ini bisa dapat pulih dengan begitu cepatnya, sebab produk yang
diproduksi oleh perusahaan yang bergerak di bidang ini yaitu barang-barang
kebutuhan masyarakat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sektor konsumsi
di Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi beberapa sub sektor, diantaranya makanan
dan minuman (food and beverage), rokok (tobbaco manufacture), farmasi
(pharmaceutical), dan juga kosmetik.
Efisien tidaknya suatu portofolio yang dibentuk dengan strategi konsentrasi,
maka diperlukan adanya suatu portofolio pembanding, karena mengukur kinerja
portofolio tidak bisa hanya dilihat dari returnnya saja tetapi juga harus
memperhatikan risiko yang akan ditanggung investor, pengukuran yang melibatkan
kedua faktor ini disebut dengan return sesuaian risiko (risk-adjusted return). Saat
investor dihadapkan pada dua pilihan portofolio, maka investor yang rasional akan
memilih portofolio yang memberi keuntungan sama dengan risiko yang lebih rendah
atau tingkat risiko sama dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi atau portofolio
efisien. Pada penelitian ini portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria Warren
Buffet akan dibandingkan dengan indeks LQ45, berbeda dari penelitian sebelumnya
yang dibandingkan dengan indeks pasar.

8

Pemilihan Indeks LQ45 sebagai pembanding karena indeks LQ45 merupakan
indeks yang sering digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio saham selain
IHSG (Jogiyanto, 2009). Saham-saham LQ45 merupakan saham likuid, kapitalisasi
pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek
pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara
obyektif telah diseleksi oleh BEI serta merupakan saham yang aman dimiliki karena
fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham
LQ45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Fluktuatif harga
pada kelompok saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan return dari capital gain
tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga siginifikan.
Karakteristik saham LQ 45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham, dimana
penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua (2) sisi yaitu hasil dan risiko ( Agustin
Sulistyorini, 2009).
Ada 3 parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja portofolio
yang dikembangkan oleh William Sharpe, Jack Treynor, dan Michael Jensen. Ketiga
pengukuran kinerja ini dinamakan ukuran kinerja Sharpe, kinerja Treynor dan kinerja
Jensen. Ketiga pengukuran kinerja tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear
antara pengembalian (return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa indeks
pasar. Ketiga model tersebut mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk
memprediksikan return dan risiko masa datang. Tidak ada standar penilaian
berdasarkan ketiga indeks ini, hal ini dikarenakan karena fluktuasi yang terjadi di

9

pasar modal. Indeks-indeks ini digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio
saham yang telah dibentuk oleh investor, jadi suatu portofolio dikatakan efisien jika
memiliki indeks yang lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya,
Metode Sharpe, Treynor dan Jensen dapat digunakan dalam pemilihan
investasi dengan melihat kondisi pasar yang sedang berlangsung. Ketiga model itu
mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksi return dan risiko
di masa datang. Metode Sharpe menekankan pada risiko total (deviasi standar),
Treynor menganggap fluktuasi pasar sangat berperan dalam mempengaruhi return
(beta), sedangkan Jensen sendiri menekankan pada alpha. Jadi ketiga metode tersebut
mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam penelitian ini digunakan metode Sharpe
untuk mengukur kinerja dari portofolio saham yang dipilih berdasarkan kriteria
Buffet dan saham-saham yang termasuk dalam indeks custodian LQ45 karena indeks
Sharpe

memperhitungkan

risiko

sistematik

dan

non

sistematik

dan

mempertimbangkan karena saham-saham yang nantinya terpilih belum diyakini
terdiversifikasi dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana kinerja portofolio saham berdasarkan strategi Warren Buffet ?
2) Bagaimana kinerja portofolio saham berdasarkan indeks LQ 45?

10

3) Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham
berdasarkan strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio berdasarkan
indeks LQ45?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham yang dibentuk dengan strategi
pemilihan saham dengan strategi Warren Buffet
2) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan
indeks LQ45
3) Untuk mengetahui perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk
berdasarkan strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio saham
berdasarkan indeks LQ45

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1) Manfaat Teoritis
Dapat menjadi bukti empiris mengenai kinerja portofolio saham
berdasarkan strategi pemilihan saham
2) Manfaat Praktis

11

Dapat membantu investor yang ingin melakukan investasi saham di pasar
modal.

12

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Portofolio
Harry Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950- an yang
disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa
pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio,
diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan
korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko
dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi
dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada tahun
1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada Journal of Finance.
Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan
variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian
merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga
sebagai Mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan
ekspektasi return (mean) dan meminimumkan ketidakpastian / risiko (varian) untuk
memilih dan menyusun portofolio optimal.
Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari MeanVarian Model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan dalam
penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko

yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Berdasarkan sekian banyak
kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti akan memilih portofolio
optimal (efficient set). Penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Index
Model, yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab
pada dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal.
Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe
mengembangkan Single Index Model (Model Indeks Tunggal) yang merupakan
penyederhanaan indeks model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh
Markowitz. Model indeks tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap
sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode
alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan
lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz.
Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan
dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh markowitz, yaitu
menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam model indeks tunggal ini
membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit.

2.2 Strategi Pemilihan Portofolio
Dalam pemilihan portofolio, dikenal dua (2) strategi pemilihan portofolio,
yaitu :

1)

Strategi pasif
Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam

berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada
pergerakan indeks pasar (Tandelilin 2010).
Strategi yang digolongkan ke dalam strategi portofolio pasif adalah:
a. Strategi beli dan simpan
Investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa
waktu tertentu. Tujuan strategi ini adalah untuk menghindari adanya biaya
transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi jika terlalu sering
bertransaksi.
b. Strategi mengikuti indeks
Investor berharap bahwa kinerja investasinya pada sekumpulan sekuritas
sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar.

2) Strategi aktif
Tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli
saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta
berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal (Tandelilin
2010). Strategi yang digolongkan ke dalam strategi portofolio aktif adalah :

a. Pemilihan saham
Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik,
yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik
dibanding alternatif lainnya.
b. Rotasi sektor
Ada dua cara dalam melakukan strategi rotasi sektor, yaitu :
1) Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada
sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi di
kemudian hari.
2) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio sahamsaham pada sektor industri yang berbeda-beda, untuk menghindari
perubahan siklus ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan.
c. Strategi momentum harga
Investor mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan
harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui
tindakan menjual atau membeli saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiksuana (2009), tentang kinerja
portofolio saham berdasarkan strategi investasi momentum di pasar modal Indonesia,
diperoleh hasil bahwa portofolio saham winner menghasilkan kinerja negatif dan
signifikan dimana seharusnya berdasarkan prediksi teoritis bahwa portofolio saham
pemenang (winner) seharusnya menghasilkan kinerja yang positif dan signifikan,

sebaliknya kinerja portofolio saham loser diperoleh hasil kinerja yang positif dan
signifikan, hal ini diindikasi akibat dari terjadinya anomali winner loser di pasar
modal Indonesia.
Penelitian lain mengenai penerapan strategi aktif dan pasif dilakukan oleh
Loddy Li Putra,dkk (2013) yang meneliti tentang strategi aktif yaitu moving average
dan strategi pasif dengan menggunakan buy and hold strategy pada pembentukan
portofolio, dimana hasil yang diperoleh bahwa strategi pasif (buy-and-hold strategy)
menghasilkan return yang lebih unggul dibandingkan strategi aktif (moving average).
Hal tersebut didukung oleh kondisi pasar modal Indonesia
yang sedang bullish. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan strategi pasif (buy
and hold strategy) dapat memberikan hasil yang lebih unggul, bila digunakan pada
kondisi pasar yang sedang bullish. Sedangkan, pada kondisi bearish strategi
pasif akan memberikan kerugian yang lebih besar dibanding strategi aktif (moving
average).

2.3 Penentuan Portofolio Optimal
Penentuan portofolio optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1) Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor
Investor terkadang lebih memilih risiko yang lebih besar dengan kompensasi
return ekspektasian yang lebih besar juga. Setiap investor memiliki preferensi
atau tanggapan risiko yang berbeda-beda, ada investor yang mempunyai

tanggapan kurang menyukai risiko (risk averse), adapula investor yang
mempunyai preferensi menyukai risiko (risk taker) atau mungkin memiliki
preferensi yang netral terhadap risiko (risk neutral).
2) Portofolio optimal berdasarkan Model Markowitz
Model Markowitz menggunakan beberapa asumsi, yaitu :
a. Waktu yang digunakan hanya satu periode
b. Tidak ada biaya transaksi
c. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasian dan
risiko portofolio
d. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko
Asumsi bahwa preferensi investor hanya didasarkan pada return ekpektasian
dan risiko dari portofolio secara implisit menganggap bahwa investor
mempunyai fungsi utility yang sama.
3) Portofolio optimal dengan aktiva bebas risiko
Portofolio yang benar-benar optimal secara umum (tidak tergantung pada
preferensi investor tertentu) dapat diperoleh dengan menggunakan aktiva
bebas risiko. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefenisikan sebagai aktiva
yang mempunyai return ekspektasian tertentu dengan risiko yang sama
dengan nol.
4) Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko bebas
risiko

Adanya aktiva yang bebas risiko menyebabkan investor mempunyai pilihan
untuk memasukkan aktiva ini ke portofolionya. Aktiva bebas risiko variannya
(deviasi standarnya) sama dengan nol, maka kovarian antara aktiva bebas
risiko ini dengan aktiva berisiko lainnya akan menjadi sama dengan nol.
5) Portofolio dengan Model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model
Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih
sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz.
Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut dengan
(single-index model), yang dapat digunakan untuk menghitung return
ekspektasi dan risiko portofolio. Model indeks tunggal didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan
indeks harga pasar dan mempunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor.

2.4 Return Portofolio
Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen
utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang
mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang