Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Paradoks Cinta: antara pengorbanan dan perpisahan (kebertahanan perempuan korban kekerasan dalam perspektif kelekatan bowlby) T2 832013016 BAB V
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan terhadap
dua perempuan korban kekerasan dalam relasi berpacaran, maka
diperoleh simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Perempuan korban kekerasan dalam pacaran mengembangkan pola
lekat insecure dengan kedua orang tua di masa lampau. Insekuritas
yang dirasakan oleh korban berimplikasi pada kebertahanan korban
dalam relasi kekerasan.
2. Korban yang bertumbuh dalam pola ambivalent-insecure
cenderung mengembangkan kecemasan yang akut dalam
menghadapi situasi terpisah sehingga korban memilih untuk
bertahan dalam relasi berpacaran.
3. Korban yang bertumbuh dalam pola avoidant-insecure cenderung
mengembangkan kemandirian dan mencari basis aman sebagai
bentuk substitusi dari ketidaktersediaan basis aman di masa
lampau.
4. Kebutuhan fisik dan kebutuhan emosional seperti sentuhan fisik,
kata-kata cinta, dan perhatian merupakan kebutuhan yang dicari
dan harus dipenuhi bagi perempuan yang insecure, meskipun ada
kompensasi berupa rasa sakit yang diterimanya.
B. Saran-Saran
Penelitian ini telah menjawab pertanyaan penulis tentang
fenomena kekerasan dalam berpacaran. Namun, penulis memiliki
beberapa saran untuk peneliti selanjutnya demi mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif:
1. Penelitian ini dapat diperluas jangkauannya hingga kepada pelaku
kekerasan sehingga dapat diketahui dasar dari motif kekerasan
pelaku guna menghentikan lingkaran kekerasan.
2. Peneliti selanjutnya dapat juga mengaji tentang kelekatan pelaku
dan korban ditinjau dari teori kelekatan sehingga dapat memahami
titik temu dari dua akar permasalahan kelekatan masa lampau guna
memutuskan siklus lingkaran kekerasan.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan terhadap
dua perempuan korban kekerasan dalam relasi berpacaran, maka
diperoleh simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Perempuan korban kekerasan dalam pacaran mengembangkan pola
lekat insecure dengan kedua orang tua di masa lampau. Insekuritas
yang dirasakan oleh korban berimplikasi pada kebertahanan korban
dalam relasi kekerasan.
2. Korban yang bertumbuh dalam pola ambivalent-insecure
cenderung mengembangkan kecemasan yang akut dalam
menghadapi situasi terpisah sehingga korban memilih untuk
bertahan dalam relasi berpacaran.
3. Korban yang bertumbuh dalam pola avoidant-insecure cenderung
mengembangkan kemandirian dan mencari basis aman sebagai
bentuk substitusi dari ketidaktersediaan basis aman di masa
lampau.
4. Kebutuhan fisik dan kebutuhan emosional seperti sentuhan fisik,
kata-kata cinta, dan perhatian merupakan kebutuhan yang dicari
dan harus dipenuhi bagi perempuan yang insecure, meskipun ada
kompensasi berupa rasa sakit yang diterimanya.
B. Saran-Saran
Penelitian ini telah menjawab pertanyaan penulis tentang
fenomena kekerasan dalam berpacaran. Namun, penulis memiliki
beberapa saran untuk peneliti selanjutnya demi mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif:
1. Penelitian ini dapat diperluas jangkauannya hingga kepada pelaku
kekerasan sehingga dapat diketahui dasar dari motif kekerasan
pelaku guna menghentikan lingkaran kekerasan.
2. Peneliti selanjutnya dapat juga mengaji tentang kelekatan pelaku
dan korban ditinjau dari teori kelekatan sehingga dapat memahami
titik temu dari dua akar permasalahan kelekatan masa lampau guna
memutuskan siklus lingkaran kekerasan.