Wajah Lembaga Penghukuman Kita.

~ibun Jabaro
12

Sabtu 0 Minggu
13
14
15
16
27
28
29
30
31

OSep

OOkt

OHov

ODes


Wajah Lembaga

Pengnul~uman
-1NS,rEKS1 mendadak o1eh
aog'gota Satuan Tugas Pembe£antas Mafia Hokum di
Rumah Tahanan Khusus
WanDa KeIas n A, Pondok
Bambu, Jakarta Timur,
Minggu maJam pekan 1alu,
menemukan sejumJah fakta yang mencengan,;am.
5ejumlah~
di daJam.
gedung perkantoran dalam
kompleks tersebut telah
disu1ap layaknya hotel berbintang dan beralih fungsi
sebagai ruang peristirahatan terpidana sementara
dari kegiatan me1akukan
kejahatan.
Ironis memang bila kita

memaknai lembaga yang
bemama lemb~a permasyarakatan (1apas),atau oleh
masyarakat
luas di.kenal
sebagai penjara, mempunyai tujuanhulcum pemidanaan yang dapat memberikan ekk jera bagi para pelakunya, justru memberileanperlakuanistimewa pada segelintir penghuninya.
Tercatat nama-nama yang
memiliki fasilitas istimewa
tersebut adalah para pelaku
pidanayang
pem.ah mewamai pemberitaan media
Ylao::inna uta.

Siapa yang tak kenaI
Artalyta Smyani, yangJebih
di kenaI Ayin, terpidana
lima tahun penjara daJam
kasus penyuapan terhadap
jaksa Drip Tri Gunawan,
dan Limarita, terpidana
seumur hidup da1am kasus

narkoba. Ruangan kedua
terpidana ini dipennhi o1eh
berbagai fasilitas mewah
yang sebenarnya
haram
untuk dimiliIci o1eh setiap
terpidana di penjara. FasiIiias tasebutmulai dari AC,
televisi layar datar merk
~,perlengkapan
tata
suara dan hame theJltre,
ku]k.as, dispenser, hingga
blackberry.
Berbanding terbalik de-

Kita

referat
MAHFUD
Kandidat Doktor HlJIwm Intemas.ional

Universitas Padjadjaran Bandung

Hal senada juga diIcemungan para napi lainnya di
bn dalam beberapa pertempat yang sarna, harus
berdesak-desakan
untuk
kembangan mengenai pidana dan pemidanaan yang
tidur da1am suatu ruangan
dimunculkan oleh Komite
penjara yang memang tiRancangan
KUHP,
di
dale layak hum. Di mana
antaranya
menyebutkan
suara keadilan clan efek jera
bahwa Tujuan Pemidanaan
dalam hukum dapat terpidana rasakan. Bukankah
sebagaimana dimuat Pasal
50 untuk: "a. mencegah

penjara diadakan untuk
dilakukannya tindak pidana
Inenimbullcan efek jera badengan menegakkan norgi para pelakunya.
ma hokum demi pengaTujaaaP-m.bnaan
MeJihat fenomena diatas,
yaman masyarakat, b. menye1esaikan konflik yang
mab sistem penjatuhan
ditimbulkan
oleh tindal<
pidana di negara ini perIu
pidana, c.memu1ihkan lcesediblnlkan perubahan. Hal
ini dilandasi oleh belum
imbangan, d. mendatangkan rasa damai dalam materciptanya rasa efek jera
syaraqt,
e. memasyaradari pelaku tindak pidana
katkan terpidana dengan
terhadap pidana yang dijamengadakan. pembinaan,
tuhlcan kepada pe1akunya.
Cesan-e Beccaria (ltalia) . sehingga menjadi orang
bail: dan berguna, dan f.

clan Jerome Bentham (Ingmembebaskan
rasa bergris) dalam teorinya, yaitu
salah pada terpidana".
DeterrenceTheory, menyataSuatu tujuan yang sung,lean bahwa pada aspek
guh mulia tetapi kontras
penghukuman atau aspek
dengan pt>l;ok-~naan nilai
sistem peradilan pidana,
tersebut dalam apli¥"sUii
haros1ah dimu1ai dari perumusan ancaman pidana,
lapangan hukum kita, bila
melihat pada kasus Ayin
proses penyidikan, penundan Limarita. Di manakah
tutan. penegakan hokum,
letak tujuan filosofis efek
sampai dengan proses penjatuhan hukuman yang Ire- jera terhadap ~p"diLm. pengulangan tindale pidana,
semuanya diaT'!bkan terjadan pengayoman masyaradinya atau timbulnya efek
kat bagi pe1aku tidak kejaddDTetu:e atau ;era sebagai
hatan?
tujuan utama. Kemudian

x..sus Ayjn clan Limarita
dengan terciptanya efek ikPotret Ayin dan Umarita
terrence atau efek jera tersebut mua hat ini akan
telah mengaburkan suatu
~e"'ni1an yang be£orientasi
mencegah terjadinya tindak
kepada "model keadilan"
kejahatan yang sarna tmtuk
berolang.
,.rmg ingin dicapai dalam
~~-

Kliping Humas Unpad 2010

suatu sistem peradilan pidana. "Model keadilan"
sebagai justi£ilcasi modem
un.tuk pemidanaan. Model
ini disebut pendekatan keadilanatau model jus! desert
(ganjalan setimpal) yang
didasarkan alas dua teori

(tujuan) pemidanaan. yaitu
pencegahan (preDmtiDn)clan
retribusi (retribution).
Dasar retribusi menganggap bahwa pelanggar
akan dini1ai dengan sanksi
yang patut diterima oleh
mereka mengingat kejahatan-kejahatan
yang telah
dilakukannya. Juga dianggap bahwa sanksi yang
tepat akan mencegah para
kriminal itu melakukan
tindakan-tindakan
kejahatan lagi clan juga mencegah
orang-orang lain melakukan kejahatan.
Secara harficih sanksi
pidana yang diancamkan
pada terpidana Ayin dan
Limarita mempunyai pembatasan yang bertujuan
untuk melindungi
dan

memberikan upayarehabij.itasi kepada mereka. Indikator ulama yang sering
digunakan untuk menunjukkan hal tersebut, terpidana mendapatpembinaan
melalui perombn dari diri
terpidana .saat kebebasannya dikekang oleh negara
melalui lembaga penjara.
Namun pesan terse but jus1m tidak sampai pada Ayin
dan Limarita jika melihat
pada sisi perJakuan istimewa di lembaga Lapas terhadap mereka.
Terungkapnya per1akuan
istimewa oleh lembaga lapas kepada teIpidana Ayin
dan Umarita berdasarkan
temuan Satuan Tugas Pernberantas
Mafia Hukum
semakin menambah ketidakpercayaan publik atas
keadilan hukum ,di negeri
tercinta ini. Dalam skala

luas, hal ini bisa menimbulkan ketidakpercayaan
nasional dan mtemasiDnal
terhadap kepastian hukum

di Indonesia, di samping
mengancam demokrasi di
negeri yang sedang tumbuh ini.
Kenyataan ini seharusnya semakin menyadarkan
kita akan adanya kebutuhan untuk
melakukan
pembaharuan
hukum di
Indonesia. Pembaharuan
yang bukan saja di tingkat
perubahan substantif legislasi perundang-undangan
atau perwl reform, tapi juga
melibatkan peran kontrol
dari masyarakat clan media
bisa berupa evaluasi dari
kegiatan secara rutin, perJakuan khusus, dan sebagainya.
Kondisi perubahan hukum yang diharapkan bisa
memunculkan rasa keadiIan clan sesuai dengan kenyataan yang berakar dari
nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Hal tersebut

sebagaimana secara tegas
juga dinyatalcandalamkonsideran Rancangan Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana (RKUHP) yang menyatakan bahwa materi
hukum pidana nasional
hams disesuaikan dengan
politik hukum, keadaan,
clan perkembangan
kehidupan berbangsa clan bernegara bangsa Indonesia.
Sementara tujuan penyusunan hukum. pidana dinyatakan sebagai perwujudan
upaya pembaharuan
hukum nasional Negara RepubJik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indone:>ia
Tahun 1945, serta untuk
menghormati
dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia. (.)
~