IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik).

IMPLEMENTASI KEBIJ AKAN PENGELOLAAN TEMPAT
PARKIR DI KABUPATEN GRESIK
(Studi tentang par kir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gr esik)
SKRIPSI

Oleh :
Firasidah Hasnah
0941010036

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “IMPLEMENTASI KEBIJ AKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI
KABUPATEN GRESIK (Studi tentang par kir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun
Gr esik)’’.

Skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi kami mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khusus fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dalam jurusan Administrasi Publikdalam rangka memenuhi tujuan akademik guna
melengkapi sebagian syarat untuk menempuh ujian skripsi. Hasil drai penulisan skripsi ini
bukanlah kemampuan dari penulis semata. Namun berkat bantuan serta dorongan dari

berbagai pihak baik dalam bentuk bantuan tenaga, pikiran, waktu, moril, maupun materil
serta bantuan dalam bentuk yang lain.
Pada dasarnya bertujuan untuk dapat mempermudah dan mempercepat proses
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Dr. Ertien rining

N, Msi selaku Dosen

Pembimbing dengan penuh kesabaran yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. Atas terselesainya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan apabila penulis menyampaikan
rasa terima kasih atas bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh :
1. Ibu Hj. Suparwati, Dra., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembanguanan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Dr. Lukman Arif, M.Si. Selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dra. Susi Hardjati, M.AP. selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembanguanan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
4. Kedua Orang Tuaku, yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik spiritual
dan materil. Kasih sayang dan perhatian yang beliau berikan kepada penulis tidak
dapat tergantikan oleh apapun. Terima kasih ayah dan ibu, semoga Allah SWT selalu
melindungi beliau berdua.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penulisan proposal
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Sebagai bahan acuan bagi
penulisan yang akan datang. Akhir kata semoga dengan terselesainya proposal skripsi ini
dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan, khususnya bagi penulis maupun
bagi pihak fakultas dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya 2013

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN ....................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................

iv

KATA PENGANTAR .................................................................................


v

DAFTAR ISI ...............................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

x

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xi

ABSTRAKSI ...............................................................................................

xii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN ......................................................................

1

1.1

Latar Belakang ....................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ............................................................

8

1.3


Tujuan Penelitian ................................................................

8

1.4

Kegunaan Penelitian ...........................................................

8

TINJ AUAN PUSTAKA .............................................................

9

2.1

Penelitian Terdahulu ...........................................................

9


2.2

Landasan Teori ...................................................................

15

2.2.1

Pengertian Implementasi .......................................

15

2.2.1.1 Implementasi Kebijakan ........................................

16

2.2.1.2 Konsep Implementasi Kebijakan ...........................

17


2.2.1.3 Model-model Implementasi Kebijakan ..................

20

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.4 Faktor Keberhasilan & Kegagalan Dalam Implementasi
Kebijakan .............................................................

24

Kebijakan Publik ...................................................

24

Pengertian Kebijakan publik ................................


24

2.2.2.2 Pendekatan Dalam Analisis Kebijakan Publik .......

24

2.2.2.3 Aktor-aktor dan Pelaku Pembuat kebijakan publik

26

2.2.2.4 Aktor yang Berperan Dalam Proses Kebijaksanaan

29

2.2.2.5 Sifat Kebijakan Publik ...........................................

32

2.2.3


Pengertian Peraturan daerah ..................................

33

2.2.4

Kerangka Berpikir .................................................

36

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

38

2.2.2
2.2.2.1

3.1

Jenis Penelitian ...................................................................

38

3.2

Fokus Penelitian ..................................................................

39

3.3

Lokasi Penelitian ................................................................

41

3.4

Sumber dan Jenis Data ........................................................

42

3.5

Teknik Pengumpulan Data ..................................................

43

3.6

Metode Analisa Data ...........................................................

44

3.7

Keabsahan data ...................................................................

47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................

51

4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian ....................................

51

4.1.1

Sejarah Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik ......

51

4.1.2

Sektor/ Sub Sektor .................................................

52

4.1.3

Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik

52

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.4

4.1.5

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten
Gresik ...................................................................

53

Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan ...................

56

4.1.5.1 Tugas Dinas Perhubungan Kabupaten
Gresik .......................................................

56

4.1.5.2 Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten
Gresik .......................................................
4.1.6

Tugas Seksi Pengendalian dan Operasional Dinas
Perhubungan .........................................................

57

4.1.7

Parkir Tepi Jalan Umum Kabupaten Gresik ............

59

4.1.8

Dasar Hukum .........................................................

60

4.1.9

Komposisi Pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten
Gresik

.................................................................

60

4.1.10

Gambaran Umum Parkir di Kabupaten Gresik ........

63

4.1.11

Gambaran Umum Alun-alun Gresik .......................

68

4.2

Hasil Penelitian .................................................................

69

4.3

Pembahasan

.................................................................

83

Pengelolaan Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum ....

83

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

93

5.1

Kesimpulan..........................................................................

93

5.2

Saran

95

4.3.1
BAB V

56

...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Kerangka Berpikir ...............................................................

37

Gambar 3.1

Analisis Model Interaktif Menurut Miles dan Huberman ......

47

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan ...............................

55

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Negri Sipil Dinas Perhubungan kabupaten
Gresik Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 60
Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Negri Sipil Dinas Perhubungan kabupaten
Gresik Berdasarkan Jenis Pendidikan ........................................... 61
Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Negri Sipil Dinas Perhubungan kabupaten
Gresik Berdasarkan Pangkat/Golongan ........................................ 62

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI KEBIJ AKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI
KABUPATEN GRESIK
(Studi Tentang Par kir Non Berlangganan Di Tepi J alan Umum Kawasan
Alun-Alun Gr esik )
ABSTRAK
Firasidah Hasnah 2013. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Tempat Parkir Di
Kabupaten Gresik (Studi Tentang Parkir Non Berlangganan Di Tepi Jalan Umum
Kawasan Alun-Alun Gresik).
Penelitian ini didasarkan fakta bahwa sering ada pengaturan parkir yang
mengganggu arus lalu lintas sehingga fungsi dan tanggung jawab dari pemerintah
mengatasi masalah parkir dipertanyakan. Terdapat oknum juru parkir yang
menggunakan tepi jalan umum di tempat keramaian (kawasan alun-alun Gresik)
terkadang kurang memperhatikan aturan yang telah dibuat oleh Pemerintah
Daerah yang menjadi tempat umum.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif. Lokasi
dalam penelitian ini adalah alun-alun Kabupaten Gresik. Sumber data penelitian
ini diperoleh dari key informan, tempat peristiwa dan lokasi. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian bahwa implementasi kebijakan pengelolaan tempat parkir
umum di kawasan Alun-alun Gresik belum terimplementasi sepenuhnya karena
masih terdapat pelanggaran yang dilakukan petugas parkir dilapangan. Dalam
melayani masuk dan keluarnya kendaraan di tempat parkir belum terimplementasi
sepenuhnya karena batas parkir yang seharusnya digunakan itu terkadang ada dan
terkadang tidak ada. Menata kendaraan yang di parkir agar tidak mengganggu
arus lalu lintas, masih belum terimplementasi dikarenakan petugas dilapangan
masih adanya petugas parkir yang menata kendaraan di tepi jalan umum melebihi
satu shap/ satu baris. Menjaga kebersihan dan keamanan kendaraan yang diparkir
sudah terimplementasi dengan baik. Penggunakan tanda bukti (karcis) yang telah
di porporasi oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset petugas
parkir dalam menggunakan tanda bukti (karcis) belum terimplementasi secara
maksimal karena masih adanya petugas parkir yang menjadikan tanda bukti
(karcis) menjadi satu fungsi saja. Karcis yang digunakan sudah sedah sesuai tetapi
masih ada petugas yang menggunakan tanda bukti (karcis) menjadi satu fungsi
saja. Dalam pembayaran parkir sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kata Kunci : implementasi kebijakan, pengelolaan parkir

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan sebuah awal dalam hal peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat sekaligus ditujukan untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Otonomi Daerah menurut
Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan dalam
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008 adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundangundangan sehingga pemerintah daerah harus mampu melaksanakan berbagai
kewenangan yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Tujuan
utama otonomi daerah adalah tercapainya penyelenggaraan pemerintahan
yang

baik

(good

governance)

dengan

landasan

demokrasi

yang

menitikberatkan pada peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan,
memperhatikan keanekaragaman sosial, ekonomi, dan budaya.
Penyelenggarakan otonomi daerah dalam Undang-Undang No. 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang berprinsip pada pemberian
otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah
secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan
pemanfaatan

sumberdaya

nasional.

Dalam

sistem

penyelenggaraan

pemerintahan negara yang menganut sistem pemecahan kekuasaan secara

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

vertikal suatu negara dikenal dengan istilah desentralisasi yang membagi
kekuasaan negara terbagi antara pemerintah pusat dan daerah.
Upaya penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan pembangunan daerah,
maka daerah membutuhkan sumber-sumber kebijakan yang cukup memadai
sesuai dengan batas-batas peraturan perundang-undangan.
Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, dipandang mampu
menjadi motor penggerak sekaligus sebagai pendorong peningkatan dan
kesejahteraan masyarakat. Dalam undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
tentang pajak daerah dan retribusi daerah :
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan kekayaan dearah yang dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
5. mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki dalam proses produktif.
Dalam perkembangan Kota Gresik dari tahun ke tahun semakin
banyak perubahan terhadap pola hidup masyarakat hal ini berpengaruh pada
sektor kepemilikan kendaraan di Kota Gresik

yang makin meningkat

dimana setiap pemilik kendaraan menginginkan kemudahan untuk
menjalankan aktifitasnya. Meningkatnya penggunaan kendaraan serta
aktivitas masyarakat terutama di alun-alun Gresik maka meningkat pula
kebutuhan masyarakat akan lahan atau ruang parkir. Kendaraan tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

selamanya bergerak, ada saatnya kendaraan itu berhenti, menjadikan tempat
parkir sebagai unsur terpenting dalam transportasi.
Dalam pertimbangan pengelolaan perparkiran sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 4 Tahun 2011 dalam Bab 2
Pasal 3 Nomor 2 tentang pengelolaan parkir tepi jalan umum tersebut timbul
permasalahan dalam pengelolaan yang kurang sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Kondisi inilah yang membuat pemerintah Kota Gresik harus
berinisiatif untuk mengatur sisitem pengelolaan perparkiran yang lebih baik.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kemacetan di daerah tertentu
terutama pada kawasan Alun-alun Gresik dikarenakan adanya prilaku
pengelola

jasa parkir yang kurang profesional dalam melaksanakan

tugasnya.
Peraturan daerah yang mengatur parkir di tepi jalan umum adalah
peraturan daerah Kabupaten Gresik No 4 tahun 2011 bab 2 pasal 3 no 2
tentang pengelolaan parkir tepi jalan umum. Dalam rangka terwujudnya
pelaksanaan pengelolaan parkir tepi jalan umum secara lebih berdaya guna
dan berhasil guna serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
kota Gresik. Dipandang perlu untuk mengatur pengelolaan parkir tersebut
dalam peraturan Daerah Kabupaten Gresik. Dalam Peraturan Daerah No 4
tahun 2011, pasal 1 menyatakan bahwa parkir adalah keadaan kendaraan
bermotor berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan
pengemudinya, sedangkan tempat parkir adalah tempat yang disediakan
oleh pemerintah daerah, baik untuk pelayanan parkir di tepi jalan umum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

maupun di parkir khusus . Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah
jalan raya, namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan.
Salah satu tujuan dari adanya perparkiran ini adalah untuk
meningkatkan

efektifitas

pengelolaan

dalam

pemberian

pelayanan

perparkiran kepada masyarakat. Retribusi pembayaran parkir juga
memberikan pengaruh dalam meningkatnya pendapatan asli daerah dan
pembangunan

daerah,

yang

bersumber

dari

masyarakat

dimana

pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
Hal tersebut menyiratkan bahwa peran penting pemerintah lokal
dalam rangka merumuskan kebijakan-kebijakan yang mempunyai dampak
positif bagi masyarakat. Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang mewakili
semua pihak dan memiliki dampak yang positif bagi masyarakat, maka
diharapkan adanya kondisi yang sehat bagi perkembangan masyarakat baik
secara ekonomi, sosial, budaya, maupun dimensi lainnya.
Kabupaten Gresik sebagai bagian dari Propinsi Jawa Timur tentunya
lebih meningkatkan penyelenggaraaan pengelolaan perparkiran yang efektif.
dalam pemberian pelayanan pengelolaan perparkiran yang efektif

pada

masyarakat dimana agar masyarakat tidak merasa dirugikan dalam
menggunakan jasa parkir yang telah disediakan.
Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting
dalam proses kebijakan. Artinya implementasi kebijakan menentukan
keberhasilan suatu proses kebijakan dimana tujuan serta dampak kebijakan
dapat dihasilkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dengan adanya kegiatan yang banyak mengundang masyarakat
secara luas untuk datang d Alun-alun Kota Gresik. Karena setiap harinya
banyak pedagang kaki lima yang berjualan di dalam alun-alun, terdapat
tempat makan (pujasera), dan tempat taman bermain untuk anak-anak, dll
.Hal ini tentunya berdampak pada banyaknya parkir di tepi jalan umum
sekitar alun-alun yang terkadang mengganggu arus lalu lintas.
Kondisi tempat parkir

Berdasarkan observasi awal dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1
Agustus 2013 di Alun-alun Kabupaten Gresik. Menemukan fakta masih ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

beberapa kesalahan yang dilakukan oleh petugas parkir dilapangan dalam
hal pemberian tanda bukti pembayaran (karcis) yaitu dengan menjadikan
kacis lebih dari satu kali pemakaian dan dijadikan satu fungsi saja,
terkadang petugas melebihi batas parkir yang sudah di sediakan, masih
kurang mampu untuk menata kendaraannya dengan rapi disaat pengguna
jasa parkir terlalu banyak sehingga mengganggu arus lalu lintas.
Terdapat oknum juru parkir yang menggunakan tepi jalan umum di
tempat

keramaian

(kawasan

alun-alun

Gresik)

terkadang

kurang

memperhatikan aturan yang telah dibuat oleh Pemerintah Daerah yang
menjadi tempat umum.
Kebijakan parkir memunyai mempunyai tujuan untuk terciptanya
ketertiban perparkiran. Semakin berkembangnya tuntutan masyarakat
terhadap ketertiban perparkiran maka dibuatlah peraturan yang dapat
meningkatkan ketertiban pengelolaan perparkiran kepada pemakai jasa
parkir secara maksimal yaitu melalui peraturan Daerah Kabupaten Gresik
No 4 Tahun 2004 Pasal 2 Tentang Pengelolaan Parkir Tepi Jalan Umum.
Dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum Dan Retribusi Tempat Khusus Parkir
pada BAB II pasal 3 Nomor 2 yang menjelaskan pengelola parkir dalam
melaksanakan tugasnya, memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk :
a.

melayani masuk dan keluarnya kendaraan di tempat parkir

b. menata kendaraan yang diparkir agar tidak mengganggu arus lalu
lintas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

c. Menjaga keberhasilan dan keamanan kendaraan yang diparkir
d. Menggunakan tanda bukti (karcis) yang telah diporporasi oleh Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
e. Menerima pembayaran parkir dari pemakai atau pemilik kendaraan
sebagai imbalan jasa pelayanan yang diberikan kecuali bagi yang
ikut parkir berlangganan.
Kebijakan parkir di Kabupaten Gresik yang sesuai dengan Perda no
4 tahun 2011 menjelaskan bahwa terdapat 2 (dua) jenis pelayanan tempat
parkir, meliputi : 1). Parkir di tepi jalan umum, 2). Parkir di tempat khusus
parkir.
Hal diatas tanpa disadari telah merugikan masyarakat pengguna jasa
parkir non berlangganan di tepi jalan umum kawasan alun-alun Gresik.
Ketidak efektifan yang dilakukan oleh juru parkir ini perlu mendapat
perhatian yang lebih dari Dinas Perhubungan sebagai pihak yang
berkopetensi dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan perparkiran,
sehingga para juru parkir dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Melihat fenomena dan permasalahan diatas dalam penerapan
implementasi kebijakan parkir umum, maka hal ini mendorong penulis
untuk melakukan kajian mendalam tentang pelaksanaan parkir umum yang
dilaksanankan

di

IMPLEMENTASI

Kabupaten

Gresik

KEBIJ AKAN

dengan

judul

PENGELOLAAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

penelitian
TEMPAT

8

PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan
umum kawasan Alun-alun Gr esik).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba
mengangkat permasalahan untuk dikaji dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana implementasi kebijakan pengelolaan tempat parkir di
Kabupaten Gresik (studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alunalun Gresik) ?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Didalam melakukan suatu aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang
hendak dicapai, demikian juga penelitian ini dalam rangka penyusunan
skripsi mempunyai tujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan
Pengelolaan Tempat Parkir di Kabupaten Gresik (studi tentang parkir di tepi
jalan umum kawasan Alun-alun Gresik).
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta ilmu mengetahui implementasi kebijakan
Pengelolaan Tempat Parkir di Kabupaten Gresik (studi tentang parkir di tepi
jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) dan hal ini sangat berguna bila
terjun ke masyarakat.
2. Bagi Instansi
Memberikan gambaran mengenai implementasi kebijakan Pengelolaan
Tempat Parkir di Kabupaten Gresik serta sebagai masukan bagi Dinas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Perhubungan Kabupaten Gresik sebagai pihak yang berkompetensi
dalam pelaksanaan parkir umum di tepi jalan.
3. Bagi Universitas
Sebagai

tambahan

referensi

dalam

perpustakaan

Universitas

Pembangunan Nasional “ VETERAN” Jawa Timur pada umumnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Dari beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain
yang penulis pakai sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan implementasi
kebijakan parkir umum di tepi jalan umum antara lain :

1. Her lina Kusuma N. Tahun 2012. Penelitian Tentang Implementasi
Kebijakan Retribusi Par kir Di Kawasan Malioboro Kota Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Implementasi kebijakan
retribusi parkir di Kawasan Malioboro; 2) Hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam implementasi kebijakan retribusi parkir di Kawasan
Malioboro; serta 3) Upaya yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pengelolaan

Kawasan

Malioboro

dan

Dinas

Perhubungan

Kota

Yogyakarta untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi
kebijakan retribusi parkir di Kawasan Malioboro.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penentuan subjek penelitian dengan menggunakan metode
purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
dokumentasi dan observasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi. Teknik analisis data dengan metode induktif

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

dengan langkah-langkah reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display
data,

dan

pengambilan

kesimpulan

serta

verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Implementasi kebijakan retribusi
parkir yang dilakukan antara lain: a) mengadakan sosialisasi pada juru
parkir, b) mengadakan pendekatan pada juru parkir yang melanggar
aturan, c) pengawasan pada juru parkir. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Yogyakarta tentang perparkiran, implementasi kebijakan retribusi
parkir di Kawasan Malioboro tidak terimplementasikan dengan baik
karena pada proses implementasi ditemukan juru parkir memakai karcis
parkir lebih dari satu kali, menaikkan tarif parkir menjadi dua kali lipat
dari tarif yang ditentukan, tidak ramah dan tidak bertanggung jawab atas
keamanan kendaraan serta perlengkapannya. 2) Hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam implementasi kebijakan retribusi parkir di Kawasan
Malioboro yaitu: a) juru parkir tidak semua datang saat sosialisasi, b)
adanya juru parkir tembak (diwakilkan), c) adanya juru parkir yang tidak
jujur yang berkeinginan mendapatkan keuntungan yang lebih, d)
kurangnya pengawasan pada juru parkir, e) sanksi yang diberikan dalam
kegiatan perparkiran acapkali hanya berupa teguran kepada pemilik
kendaraan maupun kepada petugas/juru parkir yang melanggar. 3) Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi
kebijakan retribusi parkir di Kawasan Malioboro yaitu: a) pengawasan
pada juru parkir dengan memaksimalkan personil yang ada, b) pembinaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

pada juru parkir lebih ditingkatkan dan digiatkan, c) operasi penegakan
kedisplinan lebih digiatkan.

2. Yordan Boy. Y,. Tahun 2011. Penelitian Tentang Implementasi
Kebijakan Par kir Insidental Di Kabupaten Sidoarjo (studi kasus di
Gor Gelora Delta Sidoarjo). J urusan Ilmu Administrasi Negara.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univer sitas Pembangunan
Nasional “Veteran J atim”. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Analisis data yang digunakan adalah model interaktif Milles dan
Huberman yang melalui tiga tahap yaitu : reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Informan dalam penelitian ini adalah dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, beberapa petugas juru parkir di Gor
Gelora Delta Sidoarjo dan masyarakat pengguna jasa layanan parkir
insidental.
Dari hasil temuan penelitian dikemukakan bahwa : implementasi
kebijakan parkir insidental dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 tentang Retribusi Parkir dan Peraturan
Bupati Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pelayanan Parkir Oleh Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo. Dalam hal implementasi kebijakan parkir insidental
di Kabupaten Sidoarjo sebagai upaya memberikan pelayanan kepada
masyarakat pengguna jasa layanan parkir

insidental, dalam hal

pengelolaan retribusi parkir insidental dikelola oleh UPT Parkir Dinas
Perhubungan Kabupaten Sidoarjo. Dalam pelaksanaan kebijakan parkir

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

insidental belum terimplementasi secara optimal, karena masih ada
beberapa kesalahan yang dialakukan oleh petugas dilapangan dalam hal
pemberian tanda bukti pembayaran (karcis) yaitu dengan menjadikan
karcis tersebut diberikan kepada pengguna jasa parkir lainnya.
Berdasarkan temuan penelitian diatas disarankan : Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo hendaknya memperhatikan lebih jauh dan membuat
aturan pelaksana dengan jelas dan rinci tentang parkir insidental agar
kebijakan parkir insidental dapat terimplementasi secara optimal. Serta
perlunya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan kepada
para juru parkir dalam melaksanakan pemungutan retribusi parkir
insidental di Gor Gelora Delta Sidoarjo sebagai

upayanya untuk

memperkecil kesalahan yang terjadi dilapangan, karena pengawasan dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksana kebijakan parkir
insidental.
3. Her min

Ariyani

Implementasi

Setiyaningsih.

Kebijakan

2009.

Pemerintah

Kota

Penelitian
Surakarta

Tentang
Dalam

Penataan Par kir Guna Mendukung Ketertiban Lalu Lintas, J urusan
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Univer sitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Dalam Penataan Parkir
Guna Mendukung Ketertiban Lalu Lintas dan untuk mengetahui
Hambatan-hambatan UPTD Perparkiran dalam Penataan Parkir Guna
Mendukung Ketertiban Lalu lintas dan Cara Mengatasinya Berdasarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir. Penelitian ini merupakan
penelitian yang bersifat deskriptif. Jenis data yang dipergunakan meliputi
data sekunder. Metode pengumpulan data normatif, karena penulis dalam
penelitian ini mengkaji hukum tertulis yang berasal dari data sekunder.
Sedangkan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model
interaktif dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan : (1) Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir, dilakukan oleh
UPTD Perparkiran Kota Surakarta pengelolaannya dikerjasamakan dengan
Pihak Kedua baik itu Badan/Yayasan ataupun Perorangan. Untuk
mendapatkan hak mengelola tempat parkir dibutuhkan ijin dari Walikota
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta, ijin pengelolaan tempat
khusus parkir terdiri melalui Tender / Lelang dan Penunjukan / ijin
Walikota; (2) Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Perda kota
Surakarta Nomor 7 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Tempat Khusus
Parkir dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun masalah
tersebut adalah : (a) Munculnya Parkir Liar dan Petugas Parkir Gadungan;
(b) Tarif parkir yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan; (c)
Masalah karcis; (d) masalah atribut seragam dan perlengkapan petugas
parkir; (e) Tempat parkir yang tidak teratur dan (f) kurangnya pengetahuan
petugas parkir terhadap peraturan daerah dan cara mengatur lalu lintas.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut UPTD Perparkiran kota
Surakarta melakukan langkah-langkah adalah : (a) melakukan penertiban

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

terhadap parkir

liar

dengan

melakukan operasi gabungan

yang

dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan 3 (tiga) kali dalam satu bulan yang
melibatkan unsur polisi, Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan, UPTD
Perparkiran, Satuan Polisi Pamong Praja, Kejaksaan, Pengadilan dan Dem
pom; (b) melakukan pemeriksaan Kartu Tanda Anggota (KTA); (c)
mengkonfirmasikan masalah-masalah yang ada kepada Pengusaha Parkir
yang di daerah tersebut; (d) Parkir liar yang tidak mau membayar retribusi
ditangkap untuk ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (e)
Memberikan pembinaan tentang tata cara mengatur/menata parkir, serta
memberikan pembinaan tentang cara mengatur lalu lintas kepada petugas
parkir; (f) Mengkoordinasikan pihak terkait untuk melakukan penataan dan
pengaturan terhadap parkir di Kota Surakarta.

Dari ketiga penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan Herlina Kusuma N, memfokuskan pada
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Implementasi kebijakan retribusi
parkir di Kawasan Malioboro; 2) Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
implementasi kebijakan retribusi parkir di Kawasan Malioboro; serta 3) Upaya
yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Malioboro
dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam implementasi kebijakan retribusi parkir di Kawasan Malioboro. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Yordan Boy. Y, memfokuskan Dalam hal
implementasi kebijakan parkir insidental di Kabupaten Sidoarjo sebagai upaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa layanan parkir
insidental, dalam hal pengelolaan retribusi parkir insidental dikelola oleh UPT
Parkir Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo. Dalam pelaksanaan kebijakan
parkir insidental belum terimplementasi secara optimal, karena masih ada
beberapa kesalahan yang dialakukan oleh petugas dilapangan dalam hal
pemberian tanda bukti pembayaran (karcis) yaitu dengan menjadikan karcis
tersebut diberikan kepada pengguna jasa parkir lainnya. Pada penelitian ketiga
yang dilakukan oleh Hermin Ariyani Setiyaningsih, memfokuskan untuk
mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kota
Surakarta Dalam Penataan Parkir Guna Mendukung Ketertiban Lalu Lintas dan
untuk mengetahui Hambatan-hambatan UPTD Perparkiran dalam Penataan Parkir
Guna Mendukung Ketertiban Lalu lintas dan Cara Mengatasinya Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan
Tempat Khusus Parkir.

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Implementasi
Pada suatu kebijakan kebijakan telah dilaksanakan oleh unit-unit eksekutor
(birokrasi pemerintah) tertentu dengan memobilisasikan sumber dana dan sumber
daya lainya (teknologi dan manajemen), dan pada tahap ini dapat dilakukan.
Menurut Patton dan Sawicki dalam Tangkilisan (2003 : 9) bahwa implementasi
berkaitan dengan berbagi kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir,
menginteoretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Jadi tahapan
implementasi merupakan peristiwa yang be rhungan dengan apa yang terjadi
setelah suatu perundang-undangan ditetapkan memberikan otoritas pada suatu
kebijakan dengan membentuk output yang jelas dan dapat diukur. Dengan
demikian tugas implementasi kebijakan mencapai hasil melalui aktifitas atau
kegiatan dari program pemerintah.
Menurut Jonenes dalam Tangkilisan (2003 : 17) Implementasi merupakan
suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha
untuk mencapai apa yang dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur
kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program kedalam
tujuan kebijakan yang diinginkan.
Sedangkan menurut Pressman dan Wilavsky dalam Tangkisan (2003 : 17),
dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam
hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapai.
2.2.1.1 Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam
proses kebijakan. Artinya implementasi kebijakan menentukan keberhasilan suatu
proses kebijakan dimana tujuan serta dampak kebijakan dapat dihasilkan.
Pentingnya implementasi kebijakan ditegaskan oleh pendapat Udoji dalam
Agustino (2006:154) bahwa: “The execution of policies is as important if not more

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

important than policy making. Policy will remain dreams or blue prints jackets
unless they are implemented”.
Teori yang diungkapkan oleh James Anderson dalam Agustino (2006 : 7)
mengungkapakan bahwa kebijakan publik sebagai serangkaian kegiatan yang
mempunyai maksud/ tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang
aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu hal yang
diperhatikan.

Agustino (2006:155) menerangkan bahwa implementasi kebijakan dikenal dua
pendekatan yaitu:

“Pendekatan top down yang serupa dengan pendekatan command and
control (Lester Stewart, 2000:108) dan pendekatan bottom up yang serupa dengan
pendekatan the market approach (Lester Stewart, 2000:108). Pendekatan top
down atau command and control dilakukan secara tersentralisasi dimulai dari
aktor di tingkat pusat dan keputusan-keputusan diambil di tingkat pusat.
Pendekatan top down bertolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik
(kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh
administratur atau birokrat yang berada pada level bawah (street level
bureaucrat)”.

2.2.1.2 Konsep Implementasi Kebijakan
Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan
undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk mencari tujuantujuan kebijakan atau program-program.
Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu
kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang
telah di rumuskan akan sia-sia belaka. Oleh karena itulah implementasi kebijakan
mempunyai kedudukan yang penting didalam kebijakan publik.
Menurut Dunn dalam Tangkilisan (2003 : 19) Analisis kebijakan publik
merupakan sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagain
metode kebijakan publik dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan
informasi yang relavan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan di dalam
rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Menurut Robert Nakamura dan Frank Smallwood dalam Tangkilisan
(2003 : 17) hal-hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah
keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan
kedalam keputusan-keputusan yang sifatnya khusus.
Menurut Frederickson dan Hart dalam Tangkilisan (2003 : 19),
mengatakan kebijakan adalah “suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang di
usulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil mencari peluangpeluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Teori yang diungkapkan Seperti yang dikemukakan Tangkilisan (2003 :
19) bahwa proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

menyangkut perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran,
melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan
sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari
semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya yang berpengaruh terhadap tujuan
kebijakan, baik yang negatif maupun yang positif.
Menurut Robert Nakamura dan Frank Smallwood dalam Tangkilisan
(2003 : 17) hal-hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah
keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan
kedalam keutusan-keputusan yang bersifat khusus.
Selanjutnya Van Meter dan Van Horn dalam Agustino (2006 : 139)
menyatakan bahwa devinisi implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijaksanaan.
Sedangkan menurut Andreson dalam Tangkisan (2003 : 19),merumuskan
kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan
oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu perubahan.
Teori yang diungkapkan Seperti yang dikemukakan oleh Edward dalam
Agustino (2006:152) fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam
implementasi kebijakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Teori yang diungkapkan oleh Wildaysky dalam Tangkilisan (2003 : 17),
mengartikan implementasi sebagai interaksi antara penyusun tujuan dengan
sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan atau kemampuan
untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan
cara untuk mencapainnya.
Berdasarkan pandangan yang diutarakan diatas dapat disimpulkan, bahwa
proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut
perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula
menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan polotik, ekonomi dan sosial yang
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak
yang terlibat dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebiujakan,
baik yang negatig maupun yang positif.
2.2.1.3 Model-model Implementasi Kebijakan
Menurut

Tangkilisan

(2003

:

20)

Dalam

rangka

untuk

mengimplementasikan kebijakan publik ini dikenal dengan beberapa model,
antara lain :
a. Model Gogin
Untuk mengimplementasikan kebijakan dengan model Gogin ini
dapat menidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tujuantujuan formal pada keseluruhan implementasi,yakni (1) Bentuk dan isi
kebijakan

termasuk

didalamnya

kemampuan

kebijakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk

21

menstrukturkan proses implementasi (2) kemampuan organisasi dengan
segala sumber daya berupa dana maupun insentif lainnya yang akan
mendukung implementasi secara efektif (3) pengaruh lingkungan dari
masyarakat berupa karakteristik, motifasi, kecenderungan hubungan antara
warga masyarakat, termasuk pola komunikasinya.
b. Model Grindle
Sebagian di kutip oleh Wahab dalam Tngkilisan (2003 : 20) Grindle
menciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan kebijakan
dan hasil-hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebijakan yang dicapai
akan dipengaruhi oleh isi kebijakan yang terdiri dari :
(1) Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi,
(2) Tipe-tipe manfaat,
(3) Derajat perubahan yang diharapkan,
(4) Letak pengambilan keputusan,
(5) pelaksanaan program dan,
(6) sumberdaya yang dilibatkan.

Isi sebuah kebijakan menunjukan posisi pengambilan keputusan oleh
sejumlah besar pengambila kebijakan. Pengaruh selanjutnya adalah
lingkungan yang terdiri dari :
(1) kekuasaan, kepentingan dan strategi sektor yang terlibat,
(2) karakteristik lembaga penguasa dan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

(3) kepatuhan dan daya tangakap. Karena setiap kebijakan perlu
mempertimbangkan konteks atau lingkaran dimana administrasi
dilakukan.
c. Model Meter dan Horn
Menurut Tangkilisan (2003:20) Model implementasi kebijakan ini di
pengaruhi 6 faktor yaitu : (1) Standart kebijakan dan sasaran yang
menjelaskan rincian tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh, (2)
sumberdaya

kebijakan

berupa

dana

pendukung

implementasi,

(3)

komunikasi antar organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh
pelaksana untuk memakai tujuan yang hendak dicapai, (4) karakteristik
pelaksanaan artinya karakteristik organisasi merupakan faktor krusial yang
akan menentukan berhasil tidaknya suatu program, (5) kondisi sosial
ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijkan dan, (6) sikap
pelaksanaan dalam memahami kebijakan yang ditetapkan.

d. Model Deskriptif
William N. Dunn dalam Tangkilisan (2003 : 21) mengemukakan
dalam model kebijakan dapat diperbandingkan dan dipertimbangkan
menurut sejumlah banyak asumsi yang paling penting diantaranya adalah :
(1) perbedaan menurut tujuan, (2) bentuk penyajian dan, (3) fungsi
metodologi model.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.1.4 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Dalam Implementasi Kebijakan
Menurut Rippley dan Franklin dalam Tangkilisan (2003 : 21) menyatakan
keberhasilan implementasi kebijakan program dan di tinjau dari tiga faktor yaitu:
1. Prespektif kepatuhan (compliance) yang mengukur implementasi dari
kepatuhan strate level burcancrats terhadap atas mereka.
2. Keberhasilan implementasi diukur dari kelancaran rutinitas dan tiadanya
persoalan.
3. Implementasi yang berhasil mengarah kepada kinerja yang memuaskan
semua pihak terutama kelompok penerima manfaat yang diharapkan.

Menurut Peters dalam Tangkilisan (2003 : 22) mengatakan, implementasi
kebijakan yang gagal disebabkan beberapa faktor :
1.

Infor masi
Kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya gambaran
yang kurang tepat baik kepada obyek kebijakan maupun kepada para
pelaksana dari isi kebijakan maupun kepada para pelaksana dari isi
kebijkan yang akan dilaksanakannya dan hasil-hasil dari kebijakan itu.

2.

Isi Kebijakan
Implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isi atau tujuan
kebijakan atau ketidak tegasan intern maupun ekstern atau kebijakan itu
sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3. Dukungan
Implementasi kebijakan publik akan sangat sulit bila pada pelaksanaannya
tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut.
4. Pembagian Potensi
Hal ini terkasit dengan pembagian potensi diantaranya para aktor
implementasi dan juga mengenai organisasi pelaksana dalam kegiatannya
dengan diferensiasi tugas dan wewenang.
2.2.2 Kebijakan Publik
2.2.2.1 Pengertian Kebijakan Publik
Menurut Jones dalam Tangkilisan (2003 ; 25) kebijakan publik berarti
dilakukan peninjauan ulang untuk mendapatkan perbaikan dari dampak yang tidak
diinginkan.
Sedangkan menurut Chander & Plan0 dalam Tangkilisan (2003: 1) bahwa
kebijakan publik adalah

pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-

sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau
pemerintah. Dalam kenyataannya, kebijkan tersebut telah banyak membantu para
pelaksana pada tingkat birokrasi pemerintah maupun para para politisi untuk
memecahkan masalah-masalah publik.
2.2.2.2 Pendekatan Dalam Analisis Kebijakan Publik
Menurut Budi Winarto (2007 : 47) ada beberapa pendekatan dalam analisis
kebijakan publik, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

1.

Pendekatan kelompok
pendekatan kelompok mempunyai anggapan dasar bahwa interaksi dan
perjuangan antara kelompok-kelompok merupakan kenyataan dari
kehidupan politik.dalam pandangan kelompok, individu akan mempunyai
arti penting hanya bila ia merupakan kepastian dalam atau wakil
kelompok-kelompok tertentu.

2.

Pendekatan proses fungsional
a.

inteligensi : bagaimana informasi tentang maslah-masalah kebijakan
mendapat perhatian para pembuat keputusan-keputusan kebijakan
dikumpulkan dan diproses.

b.

rekomendasi : bagaimana rekomendasi-rekomendasi atau alternatifalternatif untuk mengatasi suatu masalah tertentu dibuat dan di
kembangkan.

c.

Preskipsi : bagaimana peraturan-peraturan umum dipergunakan atau
diterapkan oleh siapa?

d. Permohonan : siapa yang menentukan apakah perilaku tertentu
bertentangan dengan peraturan-peraturan atau undang-undang dan
menuntut penggunaan peraturan-peraturan atau undang-undang?
e.

Aplikasi : bagaiamana undang-undnag atau peraturan-peraturan
sebenarnya diterapkan atau diberlakukan?

f.

Penilaian : bagaimana pelaksanaan kebijakan, keberhasilan atau
kegagalan itu dinilai?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

g.

Terminasi : bagaimana peraturan-peraturan atau undang-undang
semula dihentikan atau dilanjutkan dalam bentuk yang berubah atau
dimodifikasi?

3.

Pendekatan kelembagaan
Pendekatan

ini

mampunyai