FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus Pada Usaha Mebel Di Klaten).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(Studi Kasus pada Usaha Mebel di Klaten)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Jurusan
Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:
CANDRA PUSPITA SARI
B 200 080 229

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(Studi Kasus pada Usaha Mebel di Klaten)


Disusun Oleh:
CANDRA PUSPITA SARI
B 200 080 229

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kesadaran
membayar pajak, pengetahuan wajib pajak tentang pajak, efektivitas sistem
perpajakan, manfaat yang dirasakan wajib pajak, sikap optimis wajib pajak
terhadap kemauan membayar pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha
Mebel di Klaten. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pada
pendapat Isaac dan Michael (Sugiyono, 2009: 87) untuk tingkat kesalahan 1%,
5%, dan 10%. Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi 1802
diperoleh sampel sebanyak 235 untuk taraf kesalahan 10%.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran
membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, dengan
nilai sig (0,158) yang lebih besar dari 0,05. Pengetahuan wajib pajak tentang

peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, dengan
nilai nilai sig (0,002) yang lebih kecil dari 0,05. Efektivitas sistem perpajakan
perpajakan berpegaruh terhadap kemauan membayar pajak, dengan nilai sig
(0,000) yang lebih kecil dari 0,05. Sikap optimis wajib pajak tidak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak, dengan nilai nilai sig (0,105) yang lebih besar
dari 0,05. Manfaat yang dirasakan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
kemauan membayar pajak, dengan nilai nilai sig (0,757) yang lebih besar dari
0,05.
Kata kunci : kesadaran membayar pajak, pengetahuan wajib pajak tentang pajak,
efektivitas sistem perpajakan, manfaat yang dirasakan wajib pajak, sikap optimis
wajib pajak dan kemauan membayar pajak

A. PENDAHULUAN
Disaat Indonesia mengalami krisis, yang mampu bertahan dikala
deburan ombak keterpurukan hanyalah UMKM. UMKM ibarat sebuah pioner
bangsa yang mampu menjelma sebagai dewa penyelamat disaat keterpurukan
terjadi. Perekonomian Indonesia sesungguhnya secara riil digerakkan oleh
para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kelompok usaha
ini telah terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan ekspor.

Kontribusinya secara total dalam PDB sebesar 55,6%, mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 96,18% dengan nilai investasi 52,9% dan kinerja ekspor
non migas mencapai 20,2% (Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah, 2009). Dari besarnya penerimaan negara yang berasal
dari sektor UMKM, maka akan berpotensi besar pula jumlah penerimaan
pajak dari sektor tersebut. Jumlah UMKM yang dari tahun ke tahun semakin
menjamur, memberikan peluang kepada pemerintah untuk membidik sektor
ini dalam upaya ekstensifikasi pajak. Namun, hal tersebut tidak mudah karena
dimungkinkan adanya berbagai penafsiran dari Wajib Pajak UMKM dalam
hal perpajakannya. Dan fakta di lapangan menunjukkan tumbuhnya UMKM
tidak seiring dengan jumlah kenaikan penerimaan pajak (DJP, 2009). UMKM
merupakan suatu usaha yang identik dengan kesederhanaan, sehingga dalam
hal pembuatan laporan keuangan juga masih sederhana. Laporan keuangan
hanya sebatas sebuah pencatatan mengenai jumlah pembelian dan penjualan
yang dapat dicapai selama kegiatan operasionalnya.
Beberapa penelitian tentang praktik akuntansi keuangan pada UMKM
menunjukkan bahwa masih rendah dan memiliki banyak kelemahan (Suhairi
& Wahdini, 2006; Raharjo & Ali, 1993; Benjamin, 1990; Muntoro, 1990).
Pihak bank dan fiskus sering kali mengeluhkan ketidakmampuan dan atau
kelemahan-kelemahan UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Dari

beberapa hasil penelitian yang menunjukkan kesulitan atau kelemahan
UMKM dalam menyusun laporan keuangan, maka akan membawa dampak

dalam menentukan jumlah penghasilan kena pajak. Pajak merupakan
penerimaan negara terbesar. Kurang lebih 2/3 penerimaan negara saat ini
bersumber dari pajak. Penerimaan pajak negara pada tahun 2012 mencapai
Rp1.292,9 triliun, nilai itu meningkat Rp123 triliun atau 10,5% dari target
APBN-P

2011

yang

dipatok

(http://www.anggaran.depkeu.go.id).

pada

kisaran


Dominasi

pajak

Rp1.169,9

triliun

sebagai

sumber

penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber
daya alam, khususnya minyak bumi tidak bias lagi diandalkan. Penerimaan
dari sumber daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas, suatu saat akan
habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber
penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk. Penelitian ini


merupakan replikasi dan

ekstensi penelitian Widayati dan Nurlis (2010). Perbedaanya adalah
penambahan dua variabel independen yaitu manfaat yang dirasakan wajib
pajak, sikap optimis wajib pajak dan objek yang akan diteliti dalam penelitian
kali ini adalah UMKM Mebel yang ada di Klaten Jawa Tengah. Sesuai dengan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin meneliti
mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN
UNTUK MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (Studi Kasus pada Usaha Mebel di Klaten)”.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka dapat disimpulkan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran membayar pajak,
pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, efektivitas sisitem
perpajakan, manfaat yang dirasakan wajib pajak, dan sikap optimis wajib
pajak terhadap kemauan membayar pajak.

B. LANDASAN TEORI
Definisi Pajak
Menurut Undang-undang Perpajakan No 28 Tahun 2007

mendefinisikan pajak yaitu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 yang dimaksud
dengan usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Pengertian Usaha Mebel
Menurut Efendi (2006), Usaha mebel adalah usaha sektor informal

yang menggunakan berbagai jenis kayu sebagai bahan baku/utama alam
proses produksinya serta menerapkan cara kerja yang bersifat tradisional.

C. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah survey. Data penelitian yang dibutuhkan
adalah data primer dalam bentuk persepsi responden (subyek) penelitian.
Pengambilan data menggunakan survey langsung dan instrumen yang
digunakan adalah kuesioner (angket).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Usaha Mebel di Klaten. Sampel
dalam penelitian ini adalah usaha Mebel di Klaten yang ditentukan
berdasarkan pada rumus Isaac dan Michael. Dari 1802 (data dari Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM) populasi diperoleh
sebanyak 235 responden untuk taraf kesalahan 10%.
Pengembangan Hipotesis
1. Kesadaran membayar pajak merupakan suatu kondisi dimana Wajib Pajak
mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan
sukarela, ini berarti kesadaran merupakan kemauan wajib pajak dan
dengan sendirinya melakukan kewajiban perpajakannya.

2. Pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan, pengetahuan
adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu menjadi tahu
dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara.

3. Persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, efektivitas memiliki
pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kualitas, kuantitas dan waktu) telah tercapai.
4. Manfaat yang dirasakan oleh wajib pajak yang telah terdaftar sebagai
wajib pajak, dan telah memiliki NPWP belum mau melaksanakan
kewajiban mereka sebagai wajib pajak dengan baik.
5. Kemauan membayar pajak merupakan suatu nilai dimana seseorang rela
untuk membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk
memperoleh barang atau jasa.
Kerangka Penelitian
Kesadaran membayar pajak (X1)
Pengetahuan wajib pajak tentang
peraturan pajak (X2)
Efektivitas sistem perpajakan
(X3)


Kemauan membayar
pajak (Y)

Manfaat yang dirasakan wajib
pajak (X4)
Sikap optimis wajib pajak (X5)

Berdasarkan kerangka penelitian diata, maka hipotesis penelitian yang
dapat dirumuskan yaitu:
Hipotesis 1 (H1) : kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak
Hipotesis 2 (H2): pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak

Hipotesis 3 (H3): persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak
Hipotesis 4 (H4) : manfaat yang dirasakan wajib pajak berpengaruh terhadap
kemauan membayar pajak
Hipotesis 5 (H5) : sikap optimis wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable bebas terhadap
variable terikat maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan model
sebagai berikut:
KMP = a + b1KSMP + b2PAPP + b3ESP + b4MWP + b5SOWP + ε
Keterangan:
KMP

= kemauan membayar pajak

a

= konstanta

b

= koefisien regresi

KSMP

= kesadaran membayar pajak

PAPP

= pengetahuan wajib pajak tentang peraturan pajak

ESP

= efektivitas sistem perpajakan

MWP

= manfaat yang dirasakan wajib pajak

SOWP

= sikap optimis wajib pajak

ε

= error of estimation

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Regresi Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
KMP=6,663–0,220KSM+0,222PAPP+0,661ESP–0,115SOWP+2,332MWP

Dari persamaan regresi linier berganda di atas, dapat diambil
interpretasi sebagai berikut:
a. Konstanta menunjukkan nilai positif, hal ini berarti jika koefisien
variabel kesadaran membayar pajak (KSM), pengetahuan wajib pajak
tentang peraturan perpajakan (PAPP), efektivitas sistem perpajakan
(ESP), sikap optimis wajib pajak (SOWP), dan manfaat yang dirasakan
wajib pajak bernilai rendah maka tetap ada wajib pajak yang mau
membayar pajak (KMP).
b. Variabel kesadaran membayar pajak (KSM) berpengaruh negatif
terhadap kemauan membayar pajak (KMP), hal ini menunjukkan
semakin rendah kesadaran membayar pajak pada wajib pajak maka
semakin rendah pula tingkat kemauan membayar pajak pada wajib
pajak.
c. Variabel pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan
(PAPP) berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak
(KMP), hal ini menunjukkan semakin tinggi pengetahuan wajib pajak
tentang peraturan perpajakan maka semakin tinggi pula kemauan
membayar pajak pada wajib pajak.
d. Variabel efektivitas sistem perpajakan (ESP) berpengaruh positif
terhadap kemauan membayar pajak (KMP), hal ini menunjukkan
semakin tinggi efektivitas sistem perpajakan maka semakin tinggi pula
kemauan membayar pajak pada wajib pajak.
e. Variabel sikap optimis wajib pajak (SOWP) berpengaruh negatif
terhadap kemauan membayar pajak (KMP), hal ini menunjukkan

semakin rendah sikap optimis wajib pajak maka semakin rendah pula
kemauan membayar pajak pada wajib pajak.
f. Variabel manfaat yang dirasakan wajib pajak (MWP) berpengaruh
positif

terhadap

kemauan

membayar

pajak

(KMP),

hal

ini

menunjukkan semakin tinggi manfaat yang dirasakan wajib pajak
maka semakin tinggi pula kemauan membayar pajak pada wajib pajak.
2. Uji F
Tujuan dari uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel
independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Lampiran 8.
Dari hasil uji F yang digunakan untuk menguji hipotesis didapat nilai F
hitung sebesar 15.319 dengan probabilitas 0.000.Karena probabilitas jauh
lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.Ini berarti variasi
kesadaran membayar pajak, pengetahuan wajib pajak, efektivitas sistem
perpajakan, sikap optimis wajib pajak dan manfaat yang dirasakan wajib
pajak secara simultan atau secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
3. Uji Adjusted R2
Pengujian adjusted R2 untuk mengukur proporsi atau presentase
sumbangan variabel independen terhadap variasi naik turunnya variabel
dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ adjusted
R2 ≤ 1). Besarnya Adjusted R Square adalah 0.325 (dapat dilihat pada
Lampiran 8. Hal ini berarti 32,5% variasi kesadaran membayar pajak,

pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, efektivitas sistem
perpajakan, sikap optimis wajib pajak dan manfaat yang dirasakan wajib
pajak wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
4. Uji t
Variabel pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan
(PAPP) dan efektivitas sistem perpajakan (ESP) berpengaruh signifikan
terhadap kemauan membayar pajak (KMP), pada taraf signifikansi < 0,05
sehingga dapat diinterpretasikan variabel pengetahuan wajib pajak tentang
peraturan perpajakan dan efektivitas sistem perpajakan dalam penelitian
ini gagal menolak hipótesis alternatif.
Variabel kesadaran membayar pajak (KSMP), sikap optimis wajib
pajak (SOWP), dan manfaat yang dirasakan wajib pajak (MWP) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak (KMP),
pada taraf signifikansi lebih besar dari 5% (sig > 0,05) sehingga dapat
diinterpretasikan variabel kesadaran membayar pajak, sikap optimis wajib
pajak dan manfaat yang dirasakan wajib pajak dalam penelitian ini
menolak hipótesis alternatif.
E. KESIMPULAN
Kesadaran membayar pajak, sikap optimis wajib pajak, manfaat yang
dirasakan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak
sedangkan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, efektivitas
sistem perpajakan perpajakan berpegaruh terhadap kemauan membayar pajak.

SARAN
Saran bagi penelitian selanjutnya mengembangkan sampel yang
lebih luas untuk menampah sampel UMKM di kota lain dan menambahkan
variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak, 2009.
www.pajak.go.id

Efendi. 2006. Pola Distribusi Kayu untuk Industri Mebel dan Penggergajian di Jawa
Tengah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan: Bogor.

Ekawati. 2008. Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Kecil Dan
Menengah Di Kota Yogyakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen
Informatika Volume 6, September 2008.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Mujiyati dan M. Abdul Aris. 2010. Perpajakan (Pendekatan Teori dan Soal Latihan).
Surakarta: MUP

Mutiah, 2011. Interpretasi Pajak Dan Implikasinya Menurut Perspektif Wajib Pajak
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Sebuah Studi Interpretif). Simposium
Nasional Akuntansi XIV Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008, “Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah”.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007, “Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan”.

Rantung. 2009. Dampak Program Sunset Policy Terhadap Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak (Studi pada Wajib Pajak Orang
Pribadi Pelaku Usaha di Wilayah KPP Pratama Salatiga). SImposium
Nasional Perpajakan II, Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura, 9 –
10 Desember 2009

Riana, Indra. 2008. Pokok-pokok Perubahan UU PPh Terbaru, (online),
(http://pajak.com, diakses tanggal 1 Maret 2013).

Seputar

Indonesia.

2013.

Penerimaan

Negara

Dipacu,

(online),

(http://www.anggaran.depkeu.go.id, diakses tanggal 1 Maret 2013).

Singgih, Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Elex Media
Komputindo: Jakarta.

Singgih, Santoso. 2006. Buku Latihan SPSS untuk Statistik Parametrik. Elex Media
Komputindo: Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Suhairi dan Wahdini. 2006. Persepsi Akuntan terhadap Overload Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah. Simposium Nasional
Akuntansi IX Padang.

Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito: Bandung.

Widayati, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas ( Studi
Kasus Pada Kpp Pratama Gambir Tiga ). Simposium Nasional Akuntansi
XIII Universitas Jendral Sudirman Purwokwerto.

www.kompas.com. 20 Mei 2001, hal 31. Pajak Yang Ditarik Oleh Pemerintah
Selama Ini Belum Dikembalikan Kepada Masyarakat.

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIKEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK PADA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK PADA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 2 15

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus Pada Usaha Mebel Di Klaten).

0 1 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus Pada Usaha Mebel Di Klaten).

0 1 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Mempunyai Usaha Dan Pekerjaan Bebas (Studi

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Mempunyai Usaha Dan Pekerjaan Bebas (Studi

0 1 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Usaha Mikro, Kecildan Menengah Di Surakarta (Studi Kasus Pada Usaha Batik Di Kampoeng Batik Laweyan Surakart

0 0 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Usaha Mikro, Kecildan Menengah Di Surakarta (Studi Kasus Pada Usaha Batik Di Kampoeng Batik Laweyan SurakartaI.

0 1 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK PEMILIK USAHA KECIL DAN MENENGAH - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 16