PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR EKONOMI Pengaruh Komunikasi Guru Dengan Siswa Dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Minat Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA DAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR EKONOMI
PADA SISWA KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH
BALEN BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:
SITI ISMAWATI
A 210 100 096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA DAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR EKONOMI PADA
SISWA KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH

BALEN BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015
Siti Ismawati1); Dr.Hj. Suyatmini, M.Si 2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh komunikasi guru dengan
siswa terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro; 2) pengaruh latar belakang pendidikan orang tua siswa
terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah
Balen Bojonegoro; dan 3) pengaruh komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang
pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian
ini mengambil lokasi penelitian di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro.
Populasi dalam penelitian ini adalah 140 siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015. Sampel diambil sebanyak 100
siswa, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi
linear berganda, uji t dan uji F, selain itu dilakukan pula perhitungan koefisien
determinasi, sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil analisis regresi diperoleh
persamaan regresi: Y= 15,061 + 0,624X 1 +0,365X2. Kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah: 1) Komunikasi guru dengan siswa berpengaruh positif
terhadap minat belajar pada siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen

Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa t hitung
> ttabel, yaitu 6,927 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, sumbangan efektif sebesar
31,4%; 2) Latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh positif terhadap
minat belajar pada siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro.
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa t hitung > ttabel, yaitu
2,736 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, sumbangan efektif yang diberikan sebesar
5%; dan 3) Komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua
berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji F yang
memperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 27,793 > 3,090 dan nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji
koefisien determinasi yang diberikan dari penelitian ini adalah sebesar 36,4%.
Kata kunci: Komunikasi Guru Dengan Siswa, Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
dan Minat Belajar Siswa

Pendahuluan
Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubunganya dengan Masalah
pendidikan. Mulai dari sistem pendidikan dan kurikulum pendidikan di Indonesia yang
selalu berganti-ganti. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh kedewasaan. Sebagai sebuah usaha, pendidikan memerlukan proses
bertahap dan kontinyu. Artinya, pendidikan dilakukan sedikit demi sedikit secara

berkesinambungan untuk mencapai kedewasaan. Kedewasaan yang dimaksud bukan
hanya perubahan dewasa secara fisik, melainkan lebih mengarah pada perubahan
kedewaan secara psikis, yaitu perubahan tingkah laku. Hal ini selaras dengan pendapat
Mc. Donald (Hamalik, 2005: 48) yang mengatakan “Education, in the sense used here,
is a process or an activity which is directed at producing desirable, changes in the
behavior of human beings” (Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang
bertujuan menghasilkan tingkah laku manusia).
Pendidikan tersebut juga mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Fungsi
tersebut dapat dilihat pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 44 tentang system pendidikan
nasional bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mencerdaskan mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
pembangunan bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu
memberikan sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Agar lahir
manusia-manusia yang memberikan sumbangan terhadap kemajuan bangsa, maka

proses pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal 10
ayat 1: kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu kompetensi guru adalah
kompetensi sosial yaitu kompetensi guru dalam berkomunikasi dengan siswa sebagai

bagian dari kegiatannya dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam kegiatan
pembelajaran perlu dilakukan penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam
segala

hal

yang

dipelajari

disekolah

yang


menyangkut

pengetahuan

atau

kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian (evaluasi).
Pola komunikasi antara guru dan siswa adalah pola komunikasi yang terjadi
antar pribadi atau interpersonal communication.hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh R. Wayne Pace yang dikutip oleh Cangara (2005: 31) mengemukakan
bahwa “interpersonal communication is communication involving two or more people
in a face to face setting” berawal dari sini lah kemampuan komunikasi antar guru dan
siswa menjadi sangat penting dan untuk difahami oleh mereka yang mempunyai profesi
yang berhubungan dengan orang lain.
Peserta didik dan guru merupakan dua komponen yang saling berpengaruh
seperti teori simbiosis mutualisme yaitu peran yang saling menguntungkan satu dengan
yang lain. Jika salah satu komponen saja yang aktif tentunya tidak akan menghasilkan
dampak timbal balik komunikasi yang baik dari guru siswa sebagai peserta didik
hendaknya juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik kepada guru. Interaksi

komunikatif seperti inilah yang yang akan mendatangkan kenyamanan siswa dalam
belajar sehingga dapat mendatangkan dampak positif juga bagi siswa salah satunya
menambah kemauan siswa untuk aktif dalam mengikuti pelajaran dan secara tidak
langsung minat siswa dalam mengikuti pelajaran pun bertambah seperti yang
dikemukakan oleh Slavin (2008: 4) yang mengemukakan bahwa “guru yang efektif
bukan

hanya

mengetahui

pokok

permasalahan

siswa,

tetapi

juga


dapat

mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa”.
Lingkungan keluarga yang berpengaruh penting yang menjadi pendidik adalah
orang tua (bapak dan ibu). Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anak nya untuk
membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak-anak nya. Orang
tua dikatakan sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak nya karena orang tua yang
pertama kali mendidik anak nya sejak dilahirkan. dikatakan utama karena pendidikan
orang tua adalah merupakan dasar yang sangat menentukan perkembangan anak.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Baik dari keluarga, orang sekitar, masyarakat dan bangsa. salah
satunya adalah faktor pendidikan dalam keluarga (lembaga informal). Pendidikan yang
diterima anak dipengaruhi oleh sikap, pandangan, nilai-nilai dan juga latar belakang
pendidikan orang tuanya. Orang tua menjadi tokoh identifikasi (idola) bagi anakanaknya sehingga sering kali anak mengatakan saya ingin seperti ayah atau ibu. Hal ini
menunjukkan bahwa orang tua harus dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya. Selain
hal itu, juga menyebabkan rasa bangga dan akan menjadi semacam cita ciata bahwa
anak akan belajar dengan baik sehingga nantinya bisa mendapatkan jenjang poendidikan
yang lebih baik daripada orang tua mereka.

Penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1) Komunikasi guru
dengan siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar ekonomi pada
siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran
2014/2015; 2) Latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah
Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015; 3) Komunikasi guru
dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah
Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi
guru dengan siswa terhadap

minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di

Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015; 2) Untuk
mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan orang tua siswa terhadap minat belajar
ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro
tahun ajaran 2014/2015; dan 3) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi guru dengan
siswa dan latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa kelas XI
IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015.

Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana data
yang diperoleh berasal dari dokumentasi dan angket, maka penelitian ini merupakan

penelitian survei dan dokumentasi. Selain itu, penelitian ini merupakan jenis penelitian
asosiatif.
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro
dengan alamat Jl. PUK 556 Balen Bojonegoro yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun
ajaran 2014/2015. Menurut Sugiyono (2011: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah
Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015 yang secara nyata dapat diidentifikasi dengan
jelas karena identitas siswa terdeteksi oleh manajemen sekolah. Pengambilan sampel
yakni sebanyak 100 siswa dari 140 populasi siswa kelas XI IPS. Penelitian ini
menggunakan teknik proporsional random sampling atau cara undian. Setiap kelas
dalam populasi diberikan kesempatan untuk dijadikan sampel dengan masing-masing
kelas diwakili 25 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner/angket dan dokumentasi. Proses pengujian instrumen dilakukan sebelum
diberikan atau disebar kepada sampel penelitian. Untuk uji coba instrumen peneliti
menggunakan sebagian dari populasi akan tetapi di luar sampel penelitian, yakni
sebanyak 20 siswa. Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test
melakukan fungsi ukurannya. Keputusan yang dihasilkan akan menunjukkan hasil
sebagai berikut: 1) Jika rxy > rtabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari signifikan 5%
(0,05), berarti item (butir soal angket) dinyatakan valid sekaligus memiliki persyaratan
untuk dijadikan instrumen penelitian; 2) Jika rxy < rtabel dan taraf signifikansi lebih besar
dari signifikan 5% (0,05), berarti item (butir soal angket) dinyatakan tidak valid
sekaligus tidak memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian. Untuk
mengetahui tingkat kestabilan alat ukur dilakukan uji reliabilitas. Dimana uji reliabilitas
menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang
konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Kriteria penilaian, uji
signifikan menggunakan taraf α = 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai

Alpha lebih besar dari rtabel (Product Moment). Kedua analisis yang telah dilakukan
memberikan kesimpulan bahwa semua pernyataan angket komunikasi guru dengan
siswa, latar belakang pendidikan orang tua dan minat belajar siswa dapat digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian selanjutnya.
Sedangkan teknik analisa data yang mencakup uji prasyarat analisis dan analisis

regresi linier berganda, uji prasyarat analisis adalah sebagai syarat sebelum melakukan
analisis regresi linier berganda untuk mengetahui kontribusi dari masing-masing
variabel. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan dua uji, yang
diantaranya adalah: 1) Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui data dari sampel
penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, kemudian
dilakukan dengan bantuan uji lilliefors. Dasar pengambilan keputusan: a) Jika nilai Sig.
(Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal; b)
Jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi
normal. Dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis, nilai Lhitung < Ltabel dan nilai
signifikansi masing-masing variabel > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
sampel dari variabel komunikasi guru dengan siswa dan minat belajar siswa
berdistribusi normal. 2) Uji Linearitas, bertujuan untuk mengetahui apakah antara
variabel bebas dan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Hasil uji linearitas antara
variabel komunikasi guru dengan siswa dengan minat belajar siswa dan latar belakang
pendidikan orang tua dengan minat belajar siswa diperoleh nilai Fhitung yang diukur lebih
kecil dari Ftabel dan nilai signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam bentuk linear.
Tehnik analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan fungsional.
Adapun alat menghitung dari analisis regresi linear berganda untuk menghasilkan
koefisien regresi adalah dengan menggunakan hitungan analisis regresi sebagai dasar
perhitungannya. Adapun langkah-langkah menguji analisis regresi linear berganda
sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesis; 2) Menghitung koefisien regresi; 3)
Pengujian secara individu [(X1 terhadap Y) dan (X2 terhadap Y)]; 4) Pengujian secara
simultan (X1 dan X2 terhadap Y).

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, yang akan dibahas dan kemudian dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya. Menghasilkan beberapa keputusan diantaranya adalah
bahwa komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua secara
parsial maupun simultan atau bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat belajar
siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro.
Hasil analisis pertama menunjukkan bahwa variabel komunikasi guru dengan
siswa berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro. Berdasarkan uji keberartian koefisien regesi linear
berganda untuk variabel komunikasi guru dengan siswa (b1) diperoleh thitung > ttabel, yaitu
6,927 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000, dengan sumbangan relatif
sebesar 86,4% dan sumbangan efektif 31,4%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa semakin baik dan intens komunikasi guru dengan siswa akan
semakin tinggi minat belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah komunikasi guru
dengan siswa, maka semakin rendah minat belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis
penelitian diatas dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dari Andhi Irmawan
(2010) menunjukkan hasil bahwa komunikasi antar guru dan siswa berpengaruh
terhadap kinerja guru pada SMA Negri 1 Wanadadi Banjarnegara dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,389 didukung nilai thitung 3,048 sementara ttabel 2,021 atau 3,048 >
2,021, yang artinya bahwa komunikasi guru dengan siswa berpengaruh terhadap kinerja
guru dan akan diikuti peningkatan pada minat belajar siswa. Penelitian tersebut, dapat
dikatakan bahwa komunikasi guru dan siswa berpengaruh positif terhadap guru dan juga
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga ada kesamaan dengan penelitian saat
ini, yang juga menunjukkan bahwa komunikasi guru dengan siswa berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah
Balen Bojonegoro.
Hasil analisis kedua yang menyatakan bahwa koefisien regresi dari variabel latar
belakang pendidikan orang tua (b2) adalah sebesar 0,365 atau juga bernilai positif,
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel latar belakang pendidikan orang tua

berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro. Berdasarkan uji keberartian koefisien regesi linear
berganda variabel latar belakang pendidikan orang tua (b2) diperoleh thitung > ttabel, yaitu
2,736 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,007, dengan sumbangan relatif
sebesar 13,6% dan sumbangan efektif 5%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan orang tua maka semakin
tinggi minat belajar siswa, demikian pula sebaliknya semakin rendah latar belakang
pendidikan orang tua akan semakin rendah minat belajar siswa. Berdasarkan penelitian
terdahulu oleh Anis Farochatin (2009) hasil akhirnya tidak terdapat korelasi atau
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pembinaan
akhlak anak dalam keluarga. Hal ini, mungkin disebabkan karena sedikitnya waktu
orang tua terhadap pembinaan akhlak bagi yang berpendidikan tinggi karena kesibukan
kerja atau karena pendidikan yang tinggi tidak menjamin pembinaan akhlak kepada
anak menjadi baik pula. Akan tetapi dari hasil tersebut terdapat hubungan walaupun
tidak berjumlah besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa latar belakang pendidikan orang
tua berpengaruh positif terhadap pembinaan anak/siswa walaupun hanya dinyatakan
sedikit atau tidak mendominasi. Sehingga ada kesamaan dengan penelitian saat ini, yang
juga menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen
Bojonegoro.
Hasil analisis terakhir menyatakan bahwa komunikasi guru dengan siswa dan
latar belakang pendidikan orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro.
Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan peningkatan
kombinasi komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua akan
diikuti peningkatan minat belajar siswa. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar
0,364 yang berarti bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel komunikasi
guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa
adalah sebesar 36,4% sedangkan 63,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti. Sehingga pengaruh dari kombinasi variabel komunikasi guru dengan siswa dan

latar belakang pendidikan orang tua dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan minat
belajar siswa di sekolah lain dengan latar belakang pendidikan yang sama.

Kesimpulan
Adanya pengaruh komunikasi guru dengan siswa terhadap

minat belajar

ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro
tahun. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa thitung > ttabel,
yaitu 6,927 > 1,985 dan sumbangan efektif sebesar 31,4%. Hasil analisis kedua tidak
jauh berbeda karena latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah
Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang
menunjukkan bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,736 > 1,985 dan sumbangan efektif yang
diberikan sebesar 5%. Hasil analisis ketiga menunjukkan bahwa komunikasi guru
dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah
Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji F yang memperoleh Fhitung
> Ftabel, yaitu 27,793 > 3,090. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar
0,364 yang menunjukkan bahwa besarnya pengaruh komunikasi guru dengan siswa dan
latar belakang pendidikan orang tua secara simultan memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah
Balen Bojonegoro. Hasil uji koefisien determinasi yang diberikan dari penelitian ini
adalah sebesar 36,4%, sedangkan 63,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak tercakup dalam penelitian ini.

Daftar Pustaka

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Slavin, E Robert. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bab IV pasal 10 ayat 1.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS ATAS Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Motivasi Orang Tua Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas Atas SDN 03 Buran Tahun 2015/2016.

0 2 17

PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Komunikasi Sekolah Dengan Orang Tua Dan Peran Orang Tua Siswa Terhadap Hasil Belajar Muatan Matematika Semester Gasal Pada Kelas Rendah Di SD Negeri

0 2 14

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR EKONOMI Pengaruh Komunikasi Guru Dengan Siswa Dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Minat Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI

0 1 18

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KEPERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA DAN Minat Siswa Melanjutkan Studi Keperguruan Tinggi Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Dan Status Ekonomi Keluarga Pada Siswa Kelas XI IPS

0 1 17

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA TERHADAP Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Formal Orang Tua Dan Intensitas Komunikasi Dalam Keluarga Terhadap Kepribadian Remaja Di Kampung Wonowoso Kelurahan

0 1 16

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKART.

0 0 9

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sd Negeri Cakraningratan No.32 Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16

KONTRIBUSI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA, KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP Kontribusi Kedisiplinan Belajar Siswa, Kelengkapan Sumber Belajar Dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matemat

0 0 17

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, STRES, ORANG TUA, TEMAN ...

0 0 7

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU

0 0 157