Jumlah PTS Naik Pesat.

[(OMPAS
c=)

Se~sa

456

tt

Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu
7

20~22

o Mar

.Apr

OMei

8

23

9

OJun

10
24

11
25

OJul

12
26

13
27


0 Ags OSep

14
28

OOkt

15
29
ONov

16
30

31

ODes

Jumlah PTS Naik Pesat
PTN MestinyaPerhatikanProgramStudi Langka

JAKARTA, KOMPAS - Perguruan tinggi swasta di
Indonesia jumlahnya naik pesat dan saat ini
mencapai 3.017 institusi, mulai dari akademi,
1 sekolah

tinggi, institut, hingga universitas. Namun,

melonjaknya jumlah perguruan tlnggi swasta belum
diiringi kualitas yang memadai.

I

Suharyadi, Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi),di Jakarta, Selasa
(20/4), mengatakan, melonjaJrnya
perguruan tinggiswasta (PTS)bisa
mencapai 200 institusi setiap tahun. "Ini akibat mudahnya pemerintah memberi izin. Namun,
pada kenyataannya, banyak PTS
yang menyelenggarakanpendidikan dengan mengabaikan standar
kualitas,"ujar Suharyadi,yangjuga
Rektor Universitas Mereu Buana,

Jakarta Tahun 2006/2007 misalnya ada 2.556 PTS, sedangkan tahun 2007/2008naik menjadi 2.596
PTS.
Suharyadi mengatakan, Aptisi
sudah berkali-kali meminta kepada pemerintah agar membatasi
jumlah PTS. Pemerintah juga diminta untuk mengeyaluasi kebe-

radaan PTS sehingga diketahui
mana PTS yang masih layak untuk beroperasi dan mana yang
harus ditutup.
Kehadiran PTS yang tidak memenuhi standar kualitas, kata Suharyadi, hanya akan menambah
beban bangsa. Apalagi, saat ini,
Indonesia menghadapi meningkatnya pengangguran intelektual
yang seba:giandisumbang perguruan tinggi.

nim dukungan, baik dari segi
pendanaan ataupun peningkatan
kualitas.
Fenomena yang juga meresahkan kalangan PTS, kata Budi,
adalah
penyelenggara

PTN
jor-joran dalam penerimaan
mahasiswa baru, termasuk juga
dalam program diploma. Selain
itu, PTN juga mulai lebih tertarik
untuk membuka program studi
yang diminati masyarakat.
"Seharusnya PTN itujuga, berkomitmen
untuk
membuka
program studi yang langka dan
tidak diminati pasar. Namun, keberadaan ilmu itu dibutuhkan
bangsa ini untuk maju pada masa
depan," ujar Budi.
Suyatno, Rektor Universitas
Muhammadiyah Prof Dr Hamka
CUh~a), Jakarta, menambah-

Terjadi dikotomi
Budi Djatmiko, pengurus Bidang Organisasi Aptisi, menambahkan, dalam kebijakan pemerintah masih terlihat dikotomi

antara pendidikan tinggi swasta
dan negeri. Kemajuan pendidikan tinggi lebih diutamakan untuk
PTN, sedangkan yang swasta mi-

Kliping Humas Unpad 2010

kan, pemerintah tidak bisa begitu
saja memberikan izin PTS baru,
lalu tidak peduli apakah institusi
itu akan hidup atau mati di
tengah persaingan antara PTS
dan PTN. Kemajuan bangsa pada
masa depan juga tecermin dari
kualitas penyel~nggaraan pendidikan tinggi, yang sebagian besar
disumbang PTS.
Wibisono Hardjopranoto, Rektor Universitas Surabaya, mengatakan, negara fui juga mesti mendukung tumbuhnya filantropi
pendidikan dengan memberikan
keringanan pajak kepada pihak
yang peduli pada pendidikan. Dengan demikian"pengusaha papan
atas yang ingip terlibat dalam

pendidikan tidal