Aki dan Nini Baca Sajak di Bale Rumawat.

8

4

123
17

OJan

o Se/asa

Senin

18

19
8Peb

5
20


0
6

21

o Mar OApr

0

Rabu

7

@

8
23

0


Kamis

9

10
24

Jumat

11
25

OMel OJun OJul

o Sabtu
12

26

0


13
27

Minggu

14
28

0 Ags OSep OOkt

15
29
ONov

16
30

31


ODes

AkidanNiniBacaSajakdi BaleRumawat

B

ANYAK cara yang dilakukan masyarakat
Sunda untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional yangjatuh pad a 21
Fehruari. Salah satunya ada~
lah acara "AId Nini Baca Sajak" Jilid Ke-2 yang digelar
Universitas Padjadjaran
(Unpad) bekeIja sarna dengan Bank Jabar Hanten,
dan Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PPSS) di
Bale Rumawat Unpad JIn.
Dipati Ukur, Bandung,
Minggu (21/2).
Acara dihuka dengan pembacaan sajak oleh budayawan Ajip Rosidi, dilanjutkan
oleh sejumIah panyajak, seperti Tedi Widyagiri, Hasan
Wahyu, Yus Rusyana, Na- I
neng Danengsih, Aam Ami-


Iia, H. Usep RomIi, Zahir
Zahri, Hana Rohana, Teti Suharti, Saini KM, dan lainnya,
serta ditutup dengan pembacaan sajak oleh Ganjar Kurnia yang juga Rektor Unpad.
Pesan-pesan sajak yang disampaikan, sebagian besar
berisi rasa nyaah dan bangga
terhadap kesundaan. Tak sedikit juga sajak yang mempertanyakan eksistensi orang
Sunda di tengah zaman yang
terus berubah. Seperti sajak
Ngaderes Sunda yang dibacakan Yayat Hendayana atau
sajak Gedebul yang dibacakan Ganjar Kumia.
Yang menarik, beberapa
panyajak membacakan perji!lanan cintanya. Seperti sa-

- ---

jak yang dibacakan seniman
H. Usep RomIidan istrinya.
Malah adajuga panyajak
yang membacakan sisindiran

bemuansa banyol (canda).
Sementara Nano S. menyuguhkeun pupuh ditingkahi pirigan, antara lain bertutur
tentang poIitik dan kehidupan
seniman.
Ketua Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PPSS)
Etti R.S. mengatakan, acara
ini digelar sebagai upaya
mendekatkan seniman zaman
dulu dengan generasi masa
kini, terutama mahasiswa
yangsedangmenekunibahasa dan budaya Sunda.
Hal ini mengingat semangat memperingati bahasa
ibu (basa indung), antara lain
adalah transfer iImu dan pengetahuan ataupun proses
kreatif panyajak kepada generasi berikutnya, agar bahasa Sunda sebagai bahasa ibu
tetap teIjaga kelestariannya
dan tetap digunakan dari zaman ke zaman.

Tarucing Cakra
Sementara itu, untuk mendekatkan bahasa Sunda kepada generasi muda, digelar pula

pasanggiri "Tarucing Cakra"
untuk pelajar dan mahasiswa.
Anggota PPSS Dadan Sutisna mengatakan, penguasaan
bahasa Sunda di kalangan generasi muda temyata lebih
baik, tidak seburuk yang dikhawatirkan. Terbukti, enam
puluh peserta pasanggiri dapat menyelesaikan tujuh puluh persen dari 120 soal yang
diIombakan.
Soal-soalnya meliputi pengetahuan kebudayaan, seni,
bahasa, dan umum. Kosakata
yang ditanyakan mencakup
kosakatayangsudahjarang
digunakan dan kosakata yang
masih populer. Sebut saja, kata antjeum (lungguh/andalemi), goah (pabeasan/padaringan/tempat menyimpan beras), atau ungkara (susunan
kaIimat/frasa), dan masih banyak lagi.
Sebenamya, kata DadaB,

-~

-


-------

II

I

1,'';'ikc::
,;-v.(;;.
E~

HUM",!/PNPAD

SENlMAN Nano S. membaca sajak berbahasa Sunda pada
acara "Aki Nini Baca Sajak" Jilid Ke-2 di Bale Rumawat Universitas PadjadjaranJln. Dipati Ukur Bandung, Minggu (21/2).
Acara tersebut digelar untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari. *

kalau peserta sudah dapat
mengisi enam puluh persen
soal saja, itu berarti sudah baik. Sementara pada pasanggiri
kemarin, peserta dapat menyelesaikan lebih dari enam

puluh persen soal, padahal
waktu yang disediakan terbatas.
"Ini sangat menggembirakan karena dengan menyaksikan keadaan seperti itu, berarti kemampuan generasi muda
daIam menggunakan bahasa
Sunda masih baik. Mungkin
karena peserta merupakan
perwakiIan yang sudah dipilih
oleh sekolah ataupun perguruan tinggi peserta lomba. Bahkan, peminatnya pun terus
bertambah," ujamya.
Rencananya, penyelenggarw
akan memperIuas kegiatan
pasanggiri agar siapa pundapat ikut serta dalam acara ini.
Pemenang lomba adalah Tianger Falas (Unpad), Iwan M.
Ridwan (STSI), dan Nono Suwamo (SMKN 4). Juara
memperoleh hadiah notebook, peringkat II meraih kamera digital, dan peringkat
III mendapat telefon seluler.
(Eriyanti/"PR")***

Kliping Humas Unpad 2010