Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar jurnal

(1)

commit to user

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN SIKAP DALAM MEMILIH JAJANAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Ayu Indrawati Dewi P

Abstract

Snack is a type of food which is commonly and well-known by the community particularly by the school-age children. Snacks have certain interests to the school children. Therefore, they need good knowledge in choosing snacks, and with a positive attitude, they are expected to be able to choose healthy snacks. To investigate the correlation between the knowledge of nutrition and the attitude of choosing snacks of the children of State Primary School Jajar I No.73 of Laweyan Sub-district, Surakarta. This research used the observational analytical method with the cross-sectional approach. The samples of research were 86 school children and were taken by using the total sampling technique. The data of the level of knowledge of nutrition and the attitude in choosing snacks were collected through questionnaire. They were analyzed by using the Kendal Tau’s Test aided with the computer program of SPSS. 86.05 % of the school children had good knowledge of nutrition, and 13.95% had fair knowledge of snacks. 55.81% of the school children had negative attitude of choosing snacks, but the rest 44.19% had a positive attitude. The result of the Kendall Tau’s Test shows that the significance value was p = 0.021 (ρ < 0,05). There was a correlation between the knowledge of nutrition and the attitude of choosing snacks.


(2)

commit to user

PENDAHULUAN

Jajanan sekolah merupakan

masalah yang perlu menjadi

perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah. Makanan dan jajanan sekolah sangat beresiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak menganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Makanan yang aman

adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia. Bila terjadi hal seperti itu, maka

dapat menimbulkan gangguan

kesehatan. (Iswaranti, 2004).

Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajananan yang sehat. Pengetahuan gizi anak

sangat berpengaruh terhadap

pemilihan makanan jajananan. Sikap positif anak terhadap kesehatan

kemungkinan tidak berdampak

langsung pada perilaku anak

menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak pada perilakunya. (Notoatmodjo, 2007). Survei oleh

BPOM tahun 2013 dilakukan

pengujian terhadap 15.917 sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) di 1.601 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah pada hasil pengujian laboratorium menunjukkan 12.859 sampel (80,79%) jajanan anak sekolah memenuhi standar mutu dan

keamanan. dan 3.058 sampel

19,21% jajanan anak sekolah tidak

memenuhi standar mutu dan

keamanan (BPOM, 2013).

Hasil penelitian oleh

Romdiyatin (2001), di SD

Muhammadiyah Wedi Klaten

tentang Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kebiasaan Jajan pada Anak Sekolah Dasar menunjukkan

tingkat pengetahuan gizi anak

sekolah dasar masih kurang

sebanyak 53,7 %. Pengetahuan gizi

anak sekolah dasar sebagian besar baik 66,67%,sedangkan kebiasaan

jajan seagian besar responden

kurang baik (94,62%).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukandi SDN Jajar 1 pada hari Jumat 19 Desember 2014 dengan angket pada siswa kelas IV dan V, diketahui bahwa pengetahuan siswa masih kurang. Hal ini dibuktikan

dari hasil pengisian kuesioner

tentang jajanan sehat dari 10 siswa, didapatkan 6 (60%) berpengetahuan kurang, 4 (40%) berpengetahuan cukup baik.

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajananan di SDN Jajar 1.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

desain penelitian observasional

dengan pendekatan cross sectional

untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak

SDN Jajar I dalam memilih

makanan jajanan, dimana

pengumpulan data baik untuk

variabel bebas dan terikat dilakukan secara bersama-sama.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas IV sampai kelas V di SDN Jajar 1 yang berjumlah 87 anak dengan metode sampling jenuh (Total Sampling).


(3)

commit to user

1. Analisis Univariat

Distribusi responden umur

No. Umur F (%)

1. 2.

10 tahun 11 tahun

32 49

39,5 60,5

Total 81 100

Tabel 1 Distribusi umur

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa responden terbanyak dengan umur 11 tahun sebanyak 49 responden (60,5%), umur 10 tahun sebanyak 32 responden (39,5%) .

Distribusi berdasarkan sumber informasi SDN Jajar I

Tabel 2 Distribusi sumber informasi

Berdasarkan table 2 tersebut dapat diketahui bahwa responden

paling banyak mendapatkan

informasi tentang gizi dari orang tua

yaitu sebanyak 33 responden

(40,74%).

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang gizi

No Pengetahuan F (%)

1 Baik 69 85,19

2 Cukup 12 14,81

3 Kurang 0 0

Total 81 100

Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Gizi SDN Jajar I

Berdasarkan tabel 3 tersebut

dapat diketahui bahwa tingkat

pengetahuan remaja di SD Negeri

Jajar I No.73 Kecamatan Laweyan tentang gizi paling dominan adalah baik, yaitu sebanyak 69 responden (85,19%). Pengetahuan cukup hanya 12 responden (14,81%).

Distribusi responden berdasarkan sikap

Tabel 4 Distribusi sikap

Dari tabel di atas dapat dilihat data mengenai sikap memilih jajanan menunjukkan bahwa 46 responden (53,49%) dengan sikap positif dan 35 responden (40.7%) dengan sikap negatif.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan

untuk mengetahui hubungan

pengetahuan gizi dengan sikap memilih jajanan pada anak sekolah dasar di SDN Jajar I No.73 Kecamatan Laweyan. Hasil analisa bivariat adalah sebagai berikut:

Cross Tabulation

Table 5 Cross Tabulation

Berdasarkan table 5 dapat dketahui hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan

ressponden dengan pengetahuan

baik 74 responden 69 dengan sikap positif sebanyak 43 responden dan

No Sikap F (%)

1 Positif 46 53,49

2 Negatif 35 40.70

Total 81 100

No. Umur F (%)

1. 2. 3. 4.

Media cetak Media massa Orang tua Guru

0 17 33 31

0 20,98 40,74 38,28

Total 81 100

No.

Pengeta

huan Negatif Positif Tot

al

<50 >50

1. 2. 3.

Baik Cukup Kurang

26 9 0

43 3 0

69 12 0


(4)

commit to user 26 responden bersikap negative.

Sedangkan responden

berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden dengan sikap positif sebanyak 3 responden (25%) dan 9 responden dengan sikap negative.

Uji hipotesis menggunakan Kendall Tau dengan hasil analisis sebagai berikut:

Table 6 Uji Analisis

Hasil uji Kendal Tau dengan

tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 menunjukkan nilai ρ sebesar 0,016<0,05 serta nilai r sebesar 0,802. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan dan

korelasi yang kuat antara antara pengetahuan gizi dan sikap memilih jajanan pada anak sekolah dasar.

Pembahasan

Hasil penelitian pada tabel 1 mengenai distribusi responden kelas IV dan V murid SDN Jajar I No.73

Keamatan Laweyan berdasarkan

umur, terlihat bahwa responden mempunyai rentang usia dari 10 tahun sampai dengan 12 tahun. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden berusia 11 tahun, yaitu 49 murid (56,9 %). Hal ini sesuai dengan teori Moeji (2003) bahwa yang disebut anak kelas IV dan V adalah anak yang berusia 10-12 tanun dalam usia sekolah dasar. Ketika mulai banyak berhubungan

dengan orang-orang diluar

keluarganya dan berkenalan pula

dengan suasana dan lingkungan baru

dalam hidupnya. Hal ini

mempengaruhi pola konsumsi

makanan mereka dan menyebabkan anak-anak menyimpang dari pola makan yang sudah diberikan kepada mereka dengan membeli jajanan di

lingkungan mereka. Pengetahuan

tentang gizi didapat dari beberapa sumber yaitu dari guru, orang tua dan

media elektronik. Pada hasil

penelitian ini anak paling dominan mendapatkan informasi tentang gizi dari orang tua. Pengetahuan gizi anak didapat dari berbagai sumber yaitu

pendidikan, pekerjaan, umur,

lingkungan, dan sosial budaya

(Wawan, 2010).

Hasil tabel 3 tingkat

pengetahuan menunjukkan bahwa

responden berpengetahuan baik

sebanyak 85,19%. Pengetahuan baik yang dimaksud disesuaikan dengan teori Arikunto (2006, dalam Riyanto dan Budiman, 2013), yaitu anak mampu menjawab dengan benar ≥ 75 % dari semua pertanyaan meliputi jenis makanan sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, fungsi dan

akibat kekurangan karbohidrat,

protein, vitamin serta makanan

jajananan sehat dan macamnya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Oktania (2012) dengan hasil

penelitian yaitu pengetahuan baik mencapai 96%. Pada penelitian ini murid memiliki pengetahuan baik dikarenakan lokasi SDN I Jajar di daerah perkotaan sehingga lebih mudah akses informasinya. Materi pelajaran yang diberikan di sekolah lebih menunjang karena SDN I Jajar termasuk salah satu SD Negeri yang berprestasi dan berkualitas. Murid kelas IV dan V sudah mampu

Value Approx.

Sig (p)

Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases Ordinal by Ordinal


(5)

commit to user

membaca dengan lancar dan

memahami apa yang dibacanya.

Mereka mampu memahami

pengertian, akibat, serta manfaat gizi meskipun beberapa diantara mereka kurang mengerti tentan akibat yang

ditibulkan. Selain dari umur,

responden juga sudah mendapatkan

pembelajaran muatan lokal dan

mendapatkan informasi dari

organisasi sekolah yaitu UKS, tetapi hanya secara umum. Pengetahuan

anak tentang gizi merupakan

kepandaian anak dalam memahami pengertian dan manfaat tentang gizi tersebut. Pengetahuan gizi pada anak

sangat berpengaruh terhadap

pemilihan jajanan mereka. Semakin baik pengetahuan seseorang maka

semakin baik pula seseorang

menentukan sikap dalam objek

tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan anak dapat

diperoleh baik secara internal maupun

eksteernal. Pengetahuan secara

internal adalah yang berasal dari

dirinya sendiri berdasarkan

penngalaman hidup. Secara eksternal merupakan pengetahuan diperoleh dari orang lain termassuk keluarga dan guru. Pengetahuan yang didapat baik seara internal maupun eksternal akan menambah pengetahuan anak tentang gizi (Solihin,2005).

Hasil tabel 4 menunjukkan sikap responden yaitu 53,49% murid menunjukkan sikap positif. Sikap positif terdapat kecenderungan untuk

mendekati, mnyenangi, dan

mengharapkan obyek tertentu

(Azwar, 2009). Pada penelitian ini responden menunjukkan sikap positif

dikarenakan responden sudah

mencari informasi tentang pemilihan jajanan yang sehat dari media massa serta dari orang tua. Serta responden

yang menunjukkan sikap positif lebih

memahami dan mengetahui

bagaimana memilih jajanan yang baik. Sedangkan responden yang

menunjukkan sikap negative

sebanyak 40,7% murid. Sikap negatif cenderung untuk menjauhi, membenci dan tidak menyukai objek tersebut, ini

dikarenakan responden kurang

memahami bagaimana memilih

jajanan serta kurang memahami

informasi dari pembelajaran di

sekolah maupun dari lingkunngan luar. Selain itu sikap murid SDN Jajar I juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, dimana mereka berada di lingkup perkotaan sehingga meskipun pengetahuan mereka tentang gizi baik namun sikap mereka dalam memilih jajanan masih cukup banyak yang negative, karena banyak penjual jajanan di luar pagar dan menarik perhatian anak untuk membeli. Peran serta sekolah turut andil dalam sikap

murid, dimana sekolah sudah

membatasi penjual yang boleh ada di lingkungan sekolah namun masih banyak yang tetap berjualan di area sekolah. Selain itu, program UKS

belum berjalan seperti yang

diharapkan. Dimana sekolah bekerja sama dengan puskesmass untuk memberikan penyuluhan kesehatan, tetapi belum disampaikan mengenai memilij jajanan yang baik sehingga hal tersebut menjadi salah satu factor

sikap anak negative terhadap

pemilihan jajanan yang baik. Hal tersebut menjadi perhatian kusus bagi

SDN Jajar I untuk lebih

meningkatkan perhatian kesehatan pada murid khususnya mengenai pemilihan jajanan yang baik. Sikap merupakan reaksi atau respon yang


(6)

commit to user terhadap suatu stimulus atau objek

(Notoatmodjo, 2007).

Hubungan antara

pengetahuan tentang gizi dengan

sikap dalam memilih jajanan

menunjukkan arah kecenderungan murid dengan pengetahuan yang baikakan lebih ke sikap arah positif dan murid dengan pengetahuan cukup mempunyai kecenderungan kearah negative. Arah positif yaitu anak mempunyai kecenderungan untuk memilih jajanan secara baik

dan sehat dan arah negative

mempunyai kecenderungan untuk

memilih jajanan tanpa

memperhatikan baik buruknya, serta

menjauhi dan tidak menyukai

jajanan yang sehat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian responden dengan pengetahuan baik

sebanyak 69 responden 43

diantaranya dengan sikap positif

sedangkan responden dengan

pengetahuan cukup sebanyak 12 responden 9 diantaranya dengan sikap negative. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dijelaskan, jika

responden memiliki pengetahuan baik tetapi sikapnya negatif berarti

responden sudah mendapatkan

informasi dari pembelajaran tetapi kurang memahami akan pemilihan jajanan yang baik. Sedangkan untuk

responden yang memiliki

pengetahuan cukup dan sikapnya positif, maka responden hanya sedikit mencari tahu tentang gizi seimbang tetapi responden sudah mampu memahami cara pemilihan jajanan yang baik.

Pengetahuan anak di SDN Jajar I tentang gizi aling dominan adalah berpengetahuan baik, yaitu sebanyak 69 responden. Hal ini menunjukkan murid SDN Jajar I

sudah mengetahui gizi secara baik.

Menurut Wawan (2010)

pengetahuan dipengaruhi dua factor yaitu internal dan eksternal. Factor internal terdiri dari pendidikan, pekerjaan dan umur, sedangkan

factor eksternal terdiri dari

lingkungan dan social budaya. Dari segi pendidikan dan umur anak sudah mampu menerima informasi yang diberikan dengan usia mereka saat ini, sedangkan dari segi lingkungan, social budaya murid SDN Jajar I adalah golongan menengah dan berada di lingkungan perkotaan dengan sarana informasi yang memadai. Peran guru juga

turut serta dalam memberikan

informasi tentang gizi sehingga hal ini dapat menambah pengetahuan tentang gizi.

Berdasarkan tabel 6 hasil uji

analisis Kendalls Tau didapatkan

nilai signifikasi 0,021<0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap memilih jajanan. Pengetahuan merupakan factor yang berpengaruh dalam pembentukan sikap anak. Hasil uji hipotesis

dengan menggunakan kendalls tau

dapat diambil kesimpulan Ho

ditolak dan Ha diterima jadi ada

hubungan signifikan antara

pengetahuan gizi dengan sikap memilih jajanan pada anak sekolah dasar.

Sikap seseorang terhadap

suatu objek menunjukkan

pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa anak yang mempunyai

pengetahuan baik tentang gizi maka mereka akan cenderung mempunyai sikap positif. Hal tersebut sesuai dengan dengan teori Solihin (2005)


(7)

commit to user

yang menyatakan bahwa

pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan jajanan, dimana pengetahuan gizi anak sekolah merupakan

salah satu faktor yang

mempengaruhi sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan gizi anak sekolah adalah kepandaian anak dalam memilih makanan jajanan yang baik. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam sikap dan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan yang akan dikonsumsinya.

Penelitian yang sejenis oleh Romdiyatin (2001) yang berjudul

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Gizi dengan Kebiasaan Jajan pada

Anak Sekolah Dasar di SD

Muhammadiyah Wedi Kabupaten

Klaten dengan hasil terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan pemilihan

makanan jajanan, konsumsi

makanan jajanan pada anak SD Muhammadiyah Wedi Klaten. Penelitian Amelia (2013) mengenai Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan dengan Frekuensi

Makanan jajanan Pada Anak

Sekolah Dasar di Padang

menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan anak tentang makanan dan kesehatan maka akan semakin rendah frekuensi konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah dasar. Sama halnya pada penelitian ini bahwa semakin tinggi pengetahuan anak mengenai gizi seimbang maka akan semakin tinggi sikap anak untuk lebih selektif dalam memilih jajanan yang baik dan sehat.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian

tentang “ Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap Memlih Jajanan pada Anak Sekolah Dasar “ pada 86 murid maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebanyak 74 dari 86

responden kelas IV dan V

SDN Jajar I memiliki

pengetahuan yang baik (86,05 %).

2. Sebanyak 48 dari 68

responden kelas IV dan V SDN Jajar I memiliki sikap positif (55,8 %).

3. Terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan tentang gizi terhadap sikap

memilih jajanan pada

muridkelas IV dan V SDN Jajar I, hal tersebut dibuktikan

dengan hasil uji analisis

kendall tau yaitu nilai

signifikansi sebesar 0,021 (ρ

< 0,05).

Saran

1. Bagi SDN Jajar I

Diharapkan dapat

meningkatkan wawasan atau informasi mengenai jajanan sehat, serta dapat bekerjasama

dengan puskesmas dalam

memberikan penuyuluhan

tentang gizi seimbang dan pemilihan jajanan yang sehat sehingga dapat menjadikan siswi yang sehat dan cerdas.

Menyediakan kantin yang

bersih dan menyediakan

jajanan yang sehat dan

menarik sehingga anak tertarik untuk membeli.


(8)

commit to user

2. Bagi Responden

Diharapkan siswi dapat

mengerjakan sendiri dengan jujur dan apa adanya. Dapat

memberikan tambahan

pengetahuan tentang jajanan yang sehat dan baik sehingga dapat membentuk sikap yang lebih baik dalam hal pemilihan jajanan.

3. Bagi BPOM

Diharapkan dapat

meningkatkan pengawasan pada

makanan khususnya pada

jajanan anak sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya

dapat melakukan penelitian

lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama sehingga dapat

mengetahui sejauh mana

pengetahuan yang dimiliki

responden dan dapat

menggunakan metode

penelitian yang berbeda seperti menggunakan alat permainan

edukatif sehingga diperoleh

hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S., 2011. Prinsip Dasar

Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, pp 3-7, 26-8

Arikunto S., 2006.Prosedur

Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: EGC,pp.134.

Azwar S., 2013. Sikap Manusia Teori

dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, pp.30-8,156-57.

BPOM., 2013. Laporan Tahunan

BPOM RI 2013.

http://www.pom.go.id/new/ind ex.php/browse/survey%20terh adap%20makanan%20jajan (8 Februari 2014)

Baliwati Y. F. dkk., 2004.

Pengantar Pangan dan Gizi.

Jakarta: Penebar Swadaya, pp.15-7.

Evy, 2008, Keamanan pangan di

sekolah rendah.

<http://www.penapendidikan.c om/keamanan-pangan-di-sekolah-rendah/>. (5 Februari 2015)

Hidayat A.A.A.,2011. Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, pp.102.

Irawati A., 2000. Faktor

Determinan Status Gizi dan Anemia Murid SD di Desa IDT Penerima PMT di Indonesia. Universitas Indonesia. PhD Thesis.

Iswarawanti, D.N. Tanpa tahun.

Jajanan di Indonesia

Berkualitas Buruk

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi/newsid (12 desember 2014)

Moehji S. 2003. Ilmu Gizi. PT

Bhatarakarya Aksara: Jakarta, pp 9-15

Notoatmojo S.,2007. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


(9)

commit to user

_________.,2007.Promosi Kesehatan

& Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta, pp.17-18,58.

_________.,2011.Kesehatan

Masyarakat Ilmu &

Seni.Jakarta: Rineka Cipta,

pp.150-52.

Nursalam., 2008.Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Romdiyatin I., 2001. Pengetahuan

Gizi dengan Kebiasaan Jajan PAda Anak Sekolah Di SD Muhammadiyah Wedi Klaten.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta. PhD Thesis.

Sayogya S., 2004. Gizi dan

Pertumbuhan Remaja Vol VI. Jakarta: Psikobuana, pp 56-9.

Suci E., 2009. Gambaran Perilaku

Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Jakarta: Psikobuana, pp 29-38

Sunyoto D., 2011. Analisis untuk

Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta : Nuha Medika, pp 30-7

Winarno F G., 2004. Kimia

Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia, pp 37-42.


(1)

commit to user

26 responden bersikap negative.

Sedangkan responden

berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden dengan sikap positif sebanyak 3 responden (25%) dan 9 responden dengan sikap negative.

Uji hipotesis menggunakan Kendall Tau dengan hasil analisis sebagai berikut:

Table 6 Uji Analisis

Hasil uji Kendal Tau dengan

tingkat kepercayaan 95% atau 0,05 menunjukkan nilai ρ sebesar 0,016<0,05 serta nilai r sebesar 0,802. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan dan

korelasi yang kuat antara antara pengetahuan gizi dan sikap memilih jajanan pada anak sekolah dasar.

Pembahasan

Hasil penelitian pada tabel 1 mengenai distribusi responden kelas IV dan V murid SDN Jajar I No.73

Keamatan Laweyan berdasarkan

umur, terlihat bahwa responden mempunyai rentang usia dari 10 tahun sampai dengan 12 tahun. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden berusia 11 tahun, yaitu 49 murid (56,9 %). Hal ini sesuai dengan teori Moeji (2003) bahwa yang disebut anak kelas IV dan V adalah anak yang berusia 10-12 tanun dalam usia sekolah dasar. Ketika mulai banyak berhubungan

dengan orang-orang diluar

keluarganya dan berkenalan pula

dengan suasana dan lingkungan baru

dalam hidupnya. Hal ini

mempengaruhi pola konsumsi

makanan mereka dan menyebabkan anak-anak menyimpang dari pola makan yang sudah diberikan kepada mereka dengan membeli jajanan di

lingkungan mereka. Pengetahuan

tentang gizi didapat dari beberapa sumber yaitu dari guru, orang tua dan

media elektronik. Pada hasil

penelitian ini anak paling dominan mendapatkan informasi tentang gizi dari orang tua. Pengetahuan gizi anak didapat dari berbagai sumber yaitu

pendidikan, pekerjaan, umur,

lingkungan, dan sosial budaya

(Wawan, 2010).

Hasil tabel 3 tingkat

pengetahuan menunjukkan bahwa

responden berpengetahuan baik

sebanyak 85,19%. Pengetahuan baik yang dimaksud disesuaikan dengan teori Arikunto (2006, dalam Riyanto dan Budiman, 2013), yaitu anak mampu menjawab dengan benar ≥ 75 % dari semua pertanyaan meliputi jenis makanan sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, fungsi dan

akibat kekurangan karbohidrat,

protein, vitamin serta makanan

jajananan sehat dan macamnya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Oktania (2012) dengan hasil

penelitian yaitu pengetahuan baik mencapai 96%. Pada penelitian ini murid memiliki pengetahuan baik dikarenakan lokasi SDN I Jajar di daerah perkotaan sehingga lebih mudah akses informasinya. Materi pelajaran yang diberikan di sekolah lebih menunjang karena SDN I Jajar termasuk salah satu SD Negeri yang berprestasi dan berkualitas. Murid kelas IV dan V sudah mampu

Value Approx.

Sig (p)

Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases Ordinal by Ordinal


(2)

commit to user

membaca dengan lancar dan

memahami apa yang dibacanya.

Mereka mampu memahami

pengertian, akibat, serta manfaat gizi meskipun beberapa diantara mereka kurang mengerti tentan akibat yang

ditibulkan. Selain dari umur,

responden juga sudah mendapatkan

pembelajaran muatan lokal dan

mendapatkan informasi dari

organisasi sekolah yaitu UKS, tetapi hanya secara umum. Pengetahuan

anak tentang gizi merupakan

kepandaian anak dalam memahami pengertian dan manfaat tentang gizi tersebut. Pengetahuan gizi pada anak

sangat berpengaruh terhadap

pemilihan jajanan mereka. Semakin baik pengetahuan seseorang maka

semakin baik pula seseorang

menentukan sikap dalam objek

tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan anak dapat

diperoleh baik secara internal maupun

eksteernal. Pengetahuan secara

internal adalah yang berasal dari

dirinya sendiri berdasarkan

penngalaman hidup. Secara eksternal merupakan pengetahuan diperoleh dari orang lain termassuk keluarga dan guru. Pengetahuan yang didapat baik seara internal maupun eksternal akan menambah pengetahuan anak tentang gizi (Solihin,2005).

Hasil tabel 4 menunjukkan sikap responden yaitu 53,49% murid menunjukkan sikap positif. Sikap positif terdapat kecenderungan untuk

mendekati, mnyenangi, dan

mengharapkan obyek tertentu

(Azwar, 2009). Pada penelitian ini responden menunjukkan sikap positif

dikarenakan responden sudah

mencari informasi tentang pemilihan jajanan yang sehat dari media massa serta dari orang tua. Serta responden

yang menunjukkan sikap positif lebih

memahami dan mengetahui

bagaimana memilih jajanan yang baik. Sedangkan responden yang

menunjukkan sikap negative

sebanyak 40,7% murid. Sikap negatif cenderung untuk menjauhi, membenci dan tidak menyukai objek tersebut, ini

dikarenakan responden kurang

memahami bagaimana memilih

jajanan serta kurang memahami

informasi dari pembelajaran di

sekolah maupun dari lingkunngan luar. Selain itu sikap murid SDN Jajar I juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, dimana mereka berada di lingkup perkotaan sehingga meskipun pengetahuan mereka tentang gizi baik namun sikap mereka dalam memilih jajanan masih cukup banyak yang negative, karena banyak penjual jajanan di luar pagar dan menarik perhatian anak untuk membeli. Peran serta sekolah turut andil dalam sikap

murid, dimana sekolah sudah

membatasi penjual yang boleh ada di lingkungan sekolah namun masih banyak yang tetap berjualan di area sekolah. Selain itu, program UKS

belum berjalan seperti yang

diharapkan. Dimana sekolah bekerja sama dengan puskesmass untuk memberikan penyuluhan kesehatan, tetapi belum disampaikan mengenai memilij jajanan yang baik sehingga hal tersebut menjadi salah satu factor

sikap anak negative terhadap

pemilihan jajanan yang baik. Hal tersebut menjadi perhatian kusus bagi

SDN Jajar I untuk lebih

meningkatkan perhatian kesehatan pada murid khususnya mengenai pemilihan jajanan yang baik. Sikap merupakan reaksi atau respon yang


(3)

commit to user

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

Hubungan antara

pengetahuan tentang gizi dengan

sikap dalam memilih jajanan

menunjukkan arah kecenderungan murid dengan pengetahuan yang baikakan lebih ke sikap arah positif dan murid dengan pengetahuan cukup mempunyai kecenderungan kearah negative. Arah positif yaitu anak mempunyai kecenderungan untuk memilih jajanan secara baik

dan sehat dan arah negative

mempunyai kecenderungan untuk

memilih jajanan tanpa

memperhatikan baik buruknya, serta

menjauhi dan tidak menyukai

jajanan yang sehat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian responden dengan pengetahuan baik

sebanyak 69 responden 43

diantaranya dengan sikap positif

sedangkan responden dengan

pengetahuan cukup sebanyak 12 responden 9 diantaranya dengan sikap negative. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dijelaskan, jika

responden memiliki pengetahuan baik tetapi sikapnya negatif berarti

responden sudah mendapatkan

informasi dari pembelajaran tetapi kurang memahami akan pemilihan jajanan yang baik. Sedangkan untuk

responden yang memiliki

pengetahuan cukup dan sikapnya positif, maka responden hanya sedikit mencari tahu tentang gizi seimbang tetapi responden sudah mampu memahami cara pemilihan jajanan yang baik.

Pengetahuan anak di SDN Jajar I tentang gizi aling dominan adalah berpengetahuan baik, yaitu sebanyak 69 responden. Hal ini menunjukkan murid SDN Jajar I

sudah mengetahui gizi secara baik.

Menurut Wawan (2010)

pengetahuan dipengaruhi dua factor yaitu internal dan eksternal. Factor internal terdiri dari pendidikan, pekerjaan dan umur, sedangkan

factor eksternal terdiri dari

lingkungan dan social budaya. Dari segi pendidikan dan umur anak sudah mampu menerima informasi yang diberikan dengan usia mereka saat ini, sedangkan dari segi lingkungan, social budaya murid SDN Jajar I adalah golongan menengah dan berada di lingkungan perkotaan dengan sarana informasi yang memadai. Peran guru juga

turut serta dalam memberikan

informasi tentang gizi sehingga hal ini dapat menambah pengetahuan tentang gizi.

Berdasarkan tabel 6 hasil uji

analisis Kendalls Tau didapatkan

nilai signifikasi 0,021<0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap memilih jajanan. Pengetahuan merupakan factor yang berpengaruh dalam pembentukan sikap anak. Hasil uji hipotesis

dengan menggunakan kendalls tau

dapat diambil kesimpulan Ho

ditolak dan Ha diterima jadi ada

hubungan signifikan antara

pengetahuan gizi dengan sikap memilih jajanan pada anak sekolah dasar.

Sikap seseorang terhadap

suatu objek menunjukkan

pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa anak yang mempunyai

pengetahuan baik tentang gizi maka mereka akan cenderung mempunyai sikap positif. Hal tersebut sesuai dengan dengan teori Solihin (2005)


(4)

commit to user

yang menyatakan bahwa

pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan jajanan, dimana pengetahuan gizi anak sekolah merupakan

salah satu faktor yang

mempengaruhi sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan gizi anak sekolah adalah kepandaian anak dalam memilih makanan jajanan yang baik. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam sikap dan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan yang akan dikonsumsinya.

Penelitian yang sejenis oleh Romdiyatin (2001) yang berjudul

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Gizi dengan Kebiasaan Jajan pada

Anak Sekolah Dasar di SD

Muhammadiyah Wedi Kabupaten

Klaten dengan hasil terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan pemilihan

makanan jajanan, konsumsi

makanan jajanan pada anak SD Muhammadiyah Wedi Klaten. Penelitian Amelia (2013) mengenai Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan dengan Frekuensi

Makanan jajanan Pada Anak

Sekolah Dasar di Padang

menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan anak tentang makanan dan kesehatan maka akan semakin rendah frekuensi konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah dasar. Sama halnya pada penelitian ini bahwa semakin tinggi pengetahuan anak mengenai gizi seimbang maka akan semakin tinggi sikap anak untuk lebih selektif dalam memilih jajanan yang baik dan sehat.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian

tentang “ Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap Memlih Jajanan pada Anak Sekolah Dasar “ pada 86 murid maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebanyak 74 dari 86

responden kelas IV dan V

SDN Jajar I memiliki

pengetahuan yang baik (86,05 %).

2. Sebanyak 48 dari 68

responden kelas IV dan V SDN Jajar I memiliki sikap positif (55,8 %).

3. Terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan tentang gizi terhadap sikap

memilih jajanan pada

muridkelas IV dan V SDN Jajar I, hal tersebut dibuktikan

dengan hasil uji analisis

kendall tau yaitu nilai

signifikansi sebesar 0,021 (ρ

< 0,05).

Saran

1. Bagi SDN Jajar I

Diharapkan dapat

meningkatkan wawasan atau informasi mengenai jajanan sehat, serta dapat bekerjasama

dengan puskesmas dalam

memberikan penuyuluhan

tentang gizi seimbang dan pemilihan jajanan yang sehat sehingga dapat menjadikan siswi yang sehat dan cerdas.

Menyediakan kantin yang

bersih dan menyediakan

jajanan yang sehat dan

menarik sehingga anak tertarik untuk membeli.


(5)

commit to user

2. Bagi Responden

Diharapkan siswi dapat

mengerjakan sendiri dengan jujur dan apa adanya. Dapat

memberikan tambahan

pengetahuan tentang jajanan yang sehat dan baik sehingga dapat membentuk sikap yang lebih baik dalam hal pemilihan jajanan.

3. Bagi BPOM

Diharapkan dapat

meningkatkan pengawasan pada

makanan khususnya pada

jajanan anak sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya

dapat melakukan penelitian

lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama sehingga dapat

mengetahui sejauh mana

pengetahuan yang dimiliki

responden dan dapat

menggunakan metode

penelitian yang berbeda seperti menggunakan alat permainan

edukatif sehingga diperoleh

hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S., 2011. Prinsip Dasar

Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, pp 3-7, 26-8

Arikunto S., 2006.Prosedur

Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: EGC,pp.134.

Azwar S., 2013. Sikap Manusia Teori

dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, pp.30-8,156-57.

BPOM., 2013. Laporan Tahunan

BPOM RI 2013.

http://www.pom.go.id/new/ind ex.php/browse/survey%20terh adap%20makanan%20jajan (8 Februari 2014)

Baliwati Y. F. dkk., 2004.

Pengantar Pangan dan Gizi.

Jakarta: Penebar Swadaya, pp.15-7.

Evy, 2008, Keamanan pangan di

sekolah rendah.

<http://www.penapendidikan.c om/keamanan-pangan-di-sekolah-rendah/>. (5 Februari 2015)

Hidayat A.A.A.,2011. Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, pp.102.

Irawati A., 2000. Faktor

Determinan Status Gizi dan Anemia Murid SD di Desa IDT Penerima PMT di Indonesia. Universitas Indonesia. PhD Thesis.

Iswarawanti, D.N. Tanpa tahun.

Jajanan di Indonesia Berkualitas Buruk

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi/newsid (12 desember 2014)

Moehji S. 2003. Ilmu Gizi. PT

Bhatarakarya Aksara: Jakarta, pp 9-15

Notoatmojo S.,2007. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

commit to user

_________.,2007.Promosi Kesehatan

& Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta, pp.17-18,58.

_________.,2011.Kesehatan

Masyarakat Ilmu &

Seni.Jakarta: Rineka Cipta,

pp.150-52.

Nursalam., 2008.Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Romdiyatin I., 2001. Pengetahuan

Gizi dengan Kebiasaan Jajan PAda Anak Sekolah Di SD Muhammadiyah Wedi Klaten.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta. PhD Thesis.

Sayogya S., 2004. Gizi dan

Pertumbuhan Remaja Vol VI. Jakarta: Psikobuana, pp 56-9.

Suci E., 2009. Gambaran Perilaku

Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Jakarta: Psikobuana, pp 29-38

Sunyoto D., 2011. Analisis untuk

Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta : Nuha Medika, pp 30-7

Winarno F G., 2004. Kimia

Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia, pp 37-42.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok

3 23 143

Pengetahuan, Sikap terhadap Gizi serta Pola Makan Anak Sekolah Dasar

0 5 106

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DALAM MEMILIH Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan Terhadap Kejadian Overweight Pada Siswi SMA Assalam Surakarta.

0 3 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 1 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN MEMILIH MAKANAN JAJANAN DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI Hubungan Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan Dan Kebiasaan Jajan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Di SDN Karangasem 3 Surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN MEMILIH MAKANAN JAJANAN DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH Hubungan Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan Dan Kebiasaan Jajan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Di SDN Karangasem 3 Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 6

Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar COVER

0 0 13