Pengairan

Unda ng Unda ng N o. 2 3 Ta hun 1 9 9 7
Te nt a ng : Pe nge lola a n Lingk unga n H idup
Oleh
Nom or
Tanggal
Sum ber

:
:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
23 TAHUN 1997 ( 23/ 1997)
19 SEPTEMBER 1997 ( JAKARTA)
LN 1997/ 68; TLN NO.3699

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,

Menim bang:

a.

bahwa lingkungan hidup I ndonesia sebagai karunia dan rahm at Tuhan
Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa I ndonesia m erupakan ruang
bagi kehidupan dalam segala aspek dan m at ranya sesuai dengan
Wawasan Nusant ara;

b.

bahwa dalam rangka m endayagunakan sum ber daya alam unt uk
m em aj ukan kesej aht eraan um um sepert i diam anat kan dalam UndangUndang Dasar 1945 dan unt uk m encapai kebahagiaan hidup
berdasark an Pancasila, perlu dilaksanakan pem bangunan
berkelanj ut an yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan
kebij aksanaan nasional yang t erpadu dan m enyeluruh dengan
m em perhit ungkan kebut uhan generasi m asa kini dan generasi m asa
depan;

c.

bahwa dipandang perlu m elaksanakan pengelolaan lingkungan hidup

unt uk m elest arikan dan m engem bangkan kem am puan lingkungan
hidup yang serasi, selaras, dan seim bang guna m enunj ang
t erlaksananya pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan
lingkungan hidup;

d.

bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka
pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan lingkungan hidup
harus didasarkan pada norm a hukum dengan m em perhat ikan t ingkat
kesadaran m asyarakat dan perkem bangan lingkungan global sert a
perangkat hukum int ernasional yang berkait an dengan lingkungan
hidup;

e.

bahwa kesadaran dan kehidupan m asyarakat dalam kait annya dengan
pengelolaan lingkungan hidup t elah berkem bang dem ikian rupa
sehingga pokok m at eri sebagaim ana diat ur dalam Undang- undang
Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 12,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3215) perlu disem purnakan unt uk
m encapai t uj uan pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan
lingkungan hidup;

f.

bahwa sehubungan dengan hal- hal t ersebut pada huruf a, b, c, d, dan
e di at as perlu dit et apkan Undang- undang t ent ang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;

Mengingat :
Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , dan Pasal 33 ayat ( 3) Undang- Undang
Dasar 1945;

Dengan Perset uj uan
DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A

MEMUTUSKAN:
Menet apkan:

UNDANG- UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LI NGKUNGAN HI DUP.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang- undang ini yang dim aksud dengan:
1.
Lingkungan hidup adalah kesat uan ruang dengan sem ua benda, daya,
keadaan, dan m akhluk hidup, t erm asuk m anusia dan perilakunya,
yang m em pengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesej aht eraan
m anusia sert a m akhluk hidup lain;
2.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya t erpadu unt uk
m elest arikan fungsi lingkungan hidup yang m eliput i kebij aksanaan

3.

4.


5.

6.
7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.


penat aan, pem anfaat an, pengem bangan, pem eliharaan, pem ulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup;
Pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan lingkungan hidup
adalah upaya sadar dan t erencana, yang m em adukan lingkungan
hidup, t erm asuk sum ber daya, ke dalam proses pem bangunan unt uk
m enj am in kem am puan, kesej aht eraan, dan m ut u hidup generasi m asa
kini dan generasi m asa depan;
Ekosist em adalah t at anan unsur lingkungan hidup yang m erupakan
kesat uan ut uh m enyeluruh dan saling m em pengaruhi dalam
m em bent uk keseim bangan, st abilit as, dan produkt ivit as lingkungan
hidup;
Pelest arian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya unt uk
m em elihara kelangsungan daya dukung dan daya t am pung lingkungan
hidup;
Daya dukung lingkungan hidup adalah kem am puan lingkungan hidup
unt uk m endukung perikehidupan m anusia dan m akhluk hidup lain;
Pelest arian daya dukung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya
unt uk m elindungi kem am puan lingkungan hidup t erhadap t ekanan
perubahan dan/ at au dam pak negat if yang dit im bulkan oleh suat u

kegiat an, agar t et ap m am pu m endukung perikehidupan m anusia dan
m akhluk hidup lain;
Daya t am pung lingkungan hidup adalah kem am puan lingkungan hidup
unt uk m enyerap zat , energi, dan/ at au kom ponen lain yang m asuk
at au dim asukkan ke dalam nya;
Pelest arian daya t am pung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya
unt uk m elindungi kem am puan lingkungan hidup unt uk m enyerap zat ,
energi, dan/ at au kom ponen lain yang dibuang ke dalam nya;
Sum ber daya adalah unsur lingkungan hidup yang t erdiri at as sum ber
daya m anusia, sum ber daya alam , baik hayat i m aupun nonhayat i, dan
sum ber daya buat an;
Baku m ut u lingkungan hidup adalah ukuran bat as at au kadar m akhluk
hidup, zat , energi, at au kom ponen yang ada at au harus ada dan/ at au
unsur pencem ar yang dit enggang keberadaannya dalam suat u sum ber
daya t ert ent u sebagai unsur lingkungan hidup;
Pencem aran lingkungan hidup adalah m asuknya at au dim asukkannya
m akhluk hidup, zat , energi, dan/ at au kom ponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiat an m anusia sehingga kualit asnya t urun
sam pai ke t ingkat t ert ent u yang m enyebabkan lingkungan hidup t idak
dapat berfungsi sesuai dengan perunt ukannya;

Krit eria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran bat as
perubahan sifat fisik dan/ at au hayat i lingkungan hidup yang dapat
dit enggang;
Perusakan lingkungan hidup adalah t indakan yang m enim bulkan
perubahan langsung at au t idak langsung t erhadap sifat fisik dan/ at au
hayat inya yang m engakibat kan lingkungan hidup t idak berfungsi lagi
dalam m enunj ang pem bangunan berkelanj ut an;
Konservasi sum ber daya alam adalah pengelolaan sum ber daya alam
t ak t erbaharui unt uk m enj am in pem anfaat annya secara bij aksana dan

16
17.

18.

19.

20.

21.


22.

23.

24.
25.

sum ber daya alam yang t erbaharui unt uk m enj am in kesinam bungan
ket ersediaannya dengan t et ap m em elihara dan m eningkat kan kualit as
nilai sert a keanekaragam annya;
Lim bah adalah sisa suat u usaha dan/ at au kegiat an;
Bahan berbahaya dan beracun adalah set iap bahan yang karena sifat
at au konsent rasi, j um lahnya, baik secara langsung m aupun t idak
langsung, dapat m encem arkan dan/ at au m erusakkan lingkungan
hidup, kesehat an, kelangsungan hidup m anusia sert a m akhluk hidup
lain;
Lim bah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa usaha dan/ at au
kegiat an yang m engandung bahan berbahaya dan/ at au beracun yang
karena sifat dan/ at au konsent rasinya dan/ at au j um lahnya, baik secara

langsung m aupun t idak langsung, dapat m encem arkan dan/ at au
m erusakkan lingkungan hidup, dan/ at au dapat m em bahayakan
lingkungan hidup, kesehat an, kelangsungan hidup m anusia sert a
m akhluk hidup lain;
Sengket a lingkungan hidup adalah perselisihan ant ara dua pihak at au
lebih yang dit im bulkan oleh adanya at au diduga adanya pencem aran
dan/ at au perusakan lingkungan hidup;
Dam pak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada
lingkungan hidup yang diakibat kan oleh suat u usaha dan/ at au
kegiat an;
Analisis m engenai dam pak lingkungan hidup adalah kaj ian m engenai
dam pak besar dan pent ing suat u usaha dan/ at au kegiat an yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengam bilan keput usan t ent ang penyelenggaraan usaha dan/ at au
kegiat an;
Organisasi lingkungan hidup adalah kelom pok orang yang t erbent uk
at as kehendak dan keinginan sendiri di t engah m asyarakat yang
t uj uan dan kegiat annya di bidang lingkungan hidup;
Audit lingkungan hidup adalah suat u proses evaluasi yang dilakukan
oleh penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an unt uk m enilai t ingkat

ket aat an t erhadap persyarat an hukum yang berlaku dan/ at au
kebij aksanaan dan st andar yang dit et apkan oleh penanggung j awab
usaha dan/ at au kegiat an yang bersangkut an;
Orang adalah orang perseorangan, dan/ at au kelom pok orang,
dan/ at au badan hukum ;
Ment eri adalah Ment eri yang dit ugasi unt uk m engelola lingkungan
hidup.

Pasal 2
Ruang lingkup lingkungan hidup I ndonesia m eliput i ruang, t em pat Negara
Kesat uan Republik I ndonesia yang berWawasan Nusant ara dalam
m elaksanakan kedaulat an, hak berdaulat , dan yurisdiksinya.

BAB I I
ASAS, TUJUAN, DAN SASARAN

Pasal 3
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas t anggung
j awab negara, asas berkelanj ut an, dan asas m anfaat bert uj uan unt uk
m ewuj udkan pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan lingkungan
hidup dalam rangka pem bangunan m anusia I ndonesia seut uhnya dan
pem bangunan m asyarakat I ndonesia seluruhnya yang berim an dan bert aqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 4
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :
a.
t ercapainya keselarasan, keserasian, dan keseim bangan ant ara
m anusia dan lingkungan hidup;
b.
t erwuj udnya m anusia I ndonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
m em iliki sikap dan t indak m elindungi dan m em bina lingkungan hidup;
c.
t erj am innya kepent ingan generasi m asa kini dan generasi m asa
depan;
d.
t ercapainya kelest arian fungsi lingkungan hidup;
e.
t erkendalinya pem anfaat an sum ber daya secara bij aksana;
f.
t erlindunginya Negara Kesat uan Republik I ndonesia t erhadap dam pak
usaha dan/ at au kegiat an di luar wilayah negara yang m enyebabkan
pencem aran dan/ at au perusakan lingkungan hidup.

BAB I I I
HAK, KEWAJI BAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Pasal 5
( 1)

Set iap orang m em punyai hak yang sam a at as lingkungan hidup yang
baik dan sehat .

( 2)

Set iap orang m em punyai hak at as inform asi lingkungan hidup yang
berkait an dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

( 3)

Set iap orang m em punyai hak unt uk berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.

Pasal 6
( 1)

Set iap orang berkewaj iban m em elihara kelest arian fungsi lingkungan
hidup sert a m encegah dan m enanggulangi pencem aran dan
perusakan.

( 2)

Set iap orang yang m elakukan usaha dan/ at au kegiat an berkewaj iban
m em berikan inform asi yang benar dan akurat m engenai pengelolaan
lingkungan hidup.

Pasal 7
( 1)

Masyarakat m em punyai kesem pat an yang sam a dan seluas- luasnya
unt uk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

( 2)

Pelaksanaan ket ent uan pada ayat ( 1) di at as, dilakukan dengan cara:
( 1)
m eningkat kan kem andirian, keberdayaan m asyarakat , dan
kem it raan;
( 2)
m enum buhkem bangkan kem am puan dan kepeloporan
m asyarakat ;
( 3)
m enum buhkan ket anggapsegeraan m asyarakat unt uk
m elakukan pengawasan sosial;
( 4)
m em berikan saran pendapat ;
( 5)
m enyam paikan inform asi dan/ at au m enyam paikan laporan.

BAB I V
WEWENANG PENGELOLAAN LI NGKUNGAN HI DUP

Pasal 8
( 1)

Sum ber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan unt uk
sebesar- besarnya bagi kem akm uran rakyat , sert a pengat urannya
dit ent ukan oleh Pem erint ah.

( 2)

Unt uk m elaksanakan ket ent uan sebagaim ana dim aksud pada ayat
( 1) , Pem erint ah:
a.
m engat ur dan m engem bangkan kebij aksanaan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup;
b.
m engat ur penyediaan, perunt ukan, penggunaan, pengelolaan
lingkungan hidup, dan pem anfaat an kem bali sum ber daya alam ,
t erm asuk sum ber daya genet ika;
c.
m engat ur perbuat an hukum dan hubungan hukum ant ara orang
dan/ at au subj ek hukum lainnya sert a perbuat an hukum

d.
e.

( 3)

t erhadap sum ber daya alam dan sum ber daya buat an, t erm asuk
sum ber daya genet ika;
m engendalikan kegiat an yang m em punyai dam pak sosial;
m engem bangkan pendanaan bagi upaya pelest arian fungsi
lingkungan hidup sesuai perat uran perundang- undangan yang
berlaku.

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 9
( 1)

Pem erint ah m enet apkan kebij aksanaan nasional t ent ang pengelolaan
lingkungan hidup dan penat aan ruang dengan t et ap m em perhat ikan
nilai- nilai agam a, adat ist iadat , dan nilai- nilai yang hidup dalam
m asyarakat .

( 2)

Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara t erpadu oleh
inst ansi pem erint ah sesuai dengan bidang t ugas dan t anggung j awab
m asing- m asing, m asyarakat , sert a pelaku pem bangunan lain dengan
m em perhat ikan ket erpaduan perencanaan dan pelaksanaan
kebij aksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.

( 3)

Pengelolaan lingkungan hidup waj ib dilakukan secara t erpadu dengan
penat aan ruang, perlindungan sum ber daya alam non hayat i,
perlindungan sum ber daya buat an, konservasi sum ber daya alam
hayat i dan ekosist em nya, cagar budaya, keanekaragam an hayat i dan
perubahan iklim .

( 4)

Ket erpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebij aksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup, sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) ,
dikoordinasi oleh Ment eri.

Pasal 10
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pem erint ah berkewaj iban:
( 1)
m ewuj udkan, m enum buhkan, m engem bangkan dan m eningkat kan
kesadaran dan t anggung j awab para pengam bil keput usan dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
( 2)

m ewuj udkan, m enum buhkan, m engem bangkan dan m eningkat kan
kesadaran akan hak dan t anggung j awab m asyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup;

( 3)

m ewuj udkan, m enum buhkan, m engem bangkan dan m eningkat kan
kem it raan ant ara m asyarakat , dunia usaha dan Pem erint ah dalam
upaya pelest arian daya dukung dan daya t am pung lingkungan hidup;

( 4)

m engem bangkan dan m enerapkan kebij aksanaan nasional pengelolaan
lingkungan hidup yang m enj am in t erpeliharanya daya dukung dan
daya t am pung lingkungan hidup;

( 5)

m engem bangkan dan m enerapkan perangkat yang bersifat preem t if,
prevent if, dan proakt if dalam upaya pencegahan penurunan daya
dukung dan daya t am pung lingkungan hidup;

( 6)

m em anfaat kan dan m engem bangkan t eknologi yang akrab lingkungan
hidup;

( 7)

m enyelenggarakan penelit ian dan pengem bangan di bidang
lingkungan hidup;

( 8)

m enyediakan inform asi lingkungan hidup dan m enyebarluaskannya
kepada m asyarakat ;

( 9)

m em berikan penghargaan kepada orang at au lem baga yang berj asa di
bidang lingkungan hidup.

Pasal 11

( 1)

Pengelolaan lingkungan hidup pada t ingkat nasional dilaksanakan
secara t erpadu oleh perangkat kelem bagaan yang dikoordinasi oleh
Ment eri.

( 2)

Ket ent uan m engenai t ugas, fungsi, wewenang dan susunan organisasi
sert a t at a kerj a kelem bagaan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) ,
diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Presiden.

Pasal 12
( 1)

Unt uk m ewuj udkan ket erpaduan dan keserasian pelaksanaan
kebij aksanaan nasional t ent ang pengelolaan lingkungan hidup,
Pem erint ah berdasarkan perat uran perundang- undangan dapat :
a.
m elim pahkan wewenang t ert ent u pengelolaan lingkungan hidup
kepada perangkat di wilayah;
b.
m engikut sert akan peran Pem erint ah Daerah unt uk m em bant u
Pem erint ah Pusat dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan
hidup di daerah.

( 2)

Ket ent uan lebih lanj ut sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) diat ur
dengan perat uran perundang- undangan.

Pasal 13
( 1)

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, Pem erint ah
dapat m enyerahkan sebagian urusan kepada Pem erint ah Daerah
m enj adi urusan rum ah t angganya.

( 2)

Penyerahan urusan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dit et apkan
dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB V
PELESTARI AN FUNGSI LI NGKUNGAN HI DUP

Pasal 14
( 1)

Unt uk m enj am in pelest arian fungsi lingkungan hidup, set iap usaha
dan/ at au kegiat an dilarang m elanggar baku m ut u dan krit eria baku
kerusakan lingkungan hidup.

( 2)

Ket ent uan m engenai baku m ut u lingkungan hidup, pencegahan dan
penanggulangan pencem aran sert a pem ulihan daya t am pungnya
diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

( 3)

Ket ent uan m engenai krit eria baku kerusakan lingkungan hidup,
pencegahan dan penanggulangan kerusakan sert a pem ulihan daya
dukungnya diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 15
( 1)

Set iap rencana usaha dan/ at au kegiat an yang kem ungkinan dapat
m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap lingkungan hidup,
waj ib m em iliki analisis m engenai dam pak lingkungan hidup.

( 2)

Ket ent uan t ent ang rencana usaha dan/ at au kegiat an yang
m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap lingkungan hidup,
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , sert a t at a cara penyusunan dan
penilaian analisis m engenai dam pak lingkungan hidup dit et apkan
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 16
( 1)

Set iap penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an waj ib m elakukan
pengelolaan lim bah hasil usaha dan/ at au kegiat an.

( 2)

Penanggungj awab usaha dan/ at au kegiat an sebagaim ana dim aksud
pada ayat ( 1) dapat m enyerahkan pengelolaan lim bah t ersebut kepada
pihak lain.

( 3)

Ket ent uan pelaksanaan pasal ini diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran
Pem erint ah.

Pasal 17
( 1)

Set iap penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an waj ib m elakukan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.

( 2)

Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun m eliput i: m enghasilkan,
m engangkut , m engedarkan, m enyim pan, m enggunakan dan/ at au
m em buang.

( 3)

Ket ent uan m engenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun diat ur
lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB VI
PERSYARATAN PENAATAN LI NGKUNGAN HI DUP
Bagian Pert am a Perizinan

Pasal 18
( 1)

Set iap usaha dan/ at au kegiat an yang m enim bulkan dam pak besar dan
pent ing t erhadap lingkungan hidup waj ib m em iliki analisis m engenai
dam pak lingkungan hidup unt uk m em peroleh izin m elakukan usaha
dan/ at au kegiat an.

( 2)

I zin m elakukan usaha dan/ at au kegiat an sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) diberikan pej abat yang berwenang sesuai dengan perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

( 3)

Dalam izin sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dicant um kan
persyarat an dan kewaj iban unt uk m elakukan upaya pengendalian
dam pak lingkungan hidup.

Pasal 19
( 1)

Dalam m enerbit kan izin m elakukan usaha dan/ at au kegiat an waj ib
diperhat ikan:
a.
rencana t at a ruang;
b.
pendapat m asyarakat ;
c.
pert im bangan dan rekom endasi pej abat yang berwenang yang
berkait an dengan usaha dan/ at au kegiat an t ersebut .

( 2)

Keput usan izin m elakukan usaha dan/ at au kegiat an waj ib dium um kan.

Pasal 20
( 1)

Tanpa suat u keput usan izin, set iap orang dilarang m elakukan
pem buangan lim bah ke m edia lingkungan hidup.

( 2)

Set iap orang dilarang m em buang lim bah yang berasal dari luar
wilayah I ndonesia ke m edia lingkungan hidup I ndonesia.

( 3)

Kewenangan m enerbit kan atau m enolak perm ohonan izin
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) berada pada Ment eri.

( 4)

Pem buangan lim bah ke m edia lingkungan hidup sebagaim ana
dim aksud pada ayat ( 1) hanya dapat dilakukan di lokasi pem buangan
yang dit et apkan oleh Ment eri.

( 5)

Ket ent uan pelaksanaan pasal ini diat ur lebih lanj ut dengan perat uran
perundang- undangan.

Pasal 21
Set iap orang dilarang m elakukan im por lim bah bahan berbahaya dan
beracun.

Bagian Kedua Pengawasan

Pasal 22
( 1)

Ment eri m elakukan pengawasan t erhadap penaat an penanggung j awab
usaha dan/ at au kegiat an at as ket ent uan yang t elah dit et apkan dalam
perat uran perundang- undangan di bidang lingkungan hidup.

( 2)

Unt uk m elakukan pengawasan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) ,
Ment eri dapat m enet apkan pej abat yang berwenang m elakukan
pengawasan.

( 3)

Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pem erint ah
Daerah, Kepala Daerah m enet apkan pej abat yang berwenang
m elakukan pengawasan.

Pasal 23
Pengendalian dam pak lingkungan hidup sebagai alat pengawasan dilakukan
oleh suat u lem baga yang dibent uk khusus unt uk it u oleh Pem erint ah.

Pasal 24
( 1)

Unt uk m elaksanakan t ugasnya, pengawas sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 22 berwenang m elakukan pem ant auan, m em int a
ket erangan, m em buat salinan dari dokum en dan/ at au m em buat
cat at an yang diperlukan, m em asuki t em pat t ert ent u, m engam bil
cont oh, m em eriksa peralat an, m em eriksa inst alasi dan/ at au alat
t ransport asi, sert a m em int a ket erangan dari pihak yang
bert anggungj awab at as usaha dan/ at au kegiat an.

( 2)

Penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang dim int ai ket erangan
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , waj ib m em enuhi perm int aan
pet ugas pengawas sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangundangan yang berlaku.

( 3)

Set iap pengawas waj ib m em perlihat kan surat t ugas dan/ at au t anda
pengenal sert a waj ib m em perhat ikan sit uasi dan kondisi t em pat
pengawasan t ersebut .

Bagian Ket iga Sanksi Adm inist rasi

Pasal 25
( 1)

Gubernur/ Kepala Daerah Tingkat I berwenang m elakukan paksaan
pem erint ahan t erhadap penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an
unt uk m encegah dan m engakhiri t erj adinya pelanggaran, sert a
m enanggulangi akibat yang dit im bulkan oleh suat u pelanggaran,
m elakukan t indakan penyelam at an, penanggulangan, dan/ at au
pem ulihan at as beban biaya penanggung j awab usaha dan/ at au
kegiat an, kecuali dit ent ukan lain berdasarkan Undang- undang.

( 2)

Wewenang sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , dapat diserahkan
kepada Bupat i/ Walikot am adya/ Kepala Daerah Tingkat I I dengan
Perat uran Daerah Tingkat I .

( 3)

Pihak ket iga yang berkepent ingan berhak m engaj ukan perm ohonan
kepada pej abat yang berwenang unt uk m elakukan paksaan
pem erint ahan, sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dan ayat ( 2) .

( 4)

Paksaan pem erint ahan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dan ayat
( 2) , didahului dengan surat perint ah dari pej abat yang berwenang.

( 5)

Tindakan penyelam at an, penanggulangan dan/ at au pem ulihan
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dapat digant i dengan
pem bayaran sej um lah uang t ert ent u.

Pasal 26
( 1)

Tat a cara penet apan beban biaya sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
25 ayat ( 1) dan ayat ( 5) sert a penagihannya dit et apkan dengan
perat uran perundang- undangan.

( 2)

Dalam hal perat uran perundang- undangan sebagaim ana dim aksud
pada ayat ( 1) belum dibent uk, pelaksanaannya m enggunakan upaya
hukum m enurut perat uran perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 27
( 1)

Pelanggaran t ert ent u dapat dij at uhi sanksi berupa pencabut an izin
usaha dan/ at au kegiat an.

( 2)

Kepala Daerah dapat m engaj ukan usul unt uk m encabut izin usaha
dan/ at au kegiat an kepada pej abat yang berwenang.

( 3)

Pihak yang berkepent ingan dapat m engaj ukan perm ohonan kepada
pej abat yang berwenang unt uk m encabut izin usaha dan/ at au kegiat an
karena m erugikan kepent ingannya.

Bagian Keem pat Audit Lingkungan Hidup

Pasal 28
Dalam rangka peningkat an kinerj a usaha dan/ at au kegiat an, Pem erint ah
m endorong penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an unt uk m elakukan
audit lingkungan hidup.

Pasal 29
( 1)

Ment eri berwenang m em erint ahkan penanggung j awab usaha
dan/ at au kegiat an unt uk m elakukan audit lingkungan hidup apabila
yang bersangkut an m enunj ukkan ket idakpat uhan t erhadap ket ent uan
yang diat ur dalam Undang- undang ini.

( 2)

Penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang diperint ahkan unt uk
m elakukan audit lingkungan hidup waj ib m elaksanakan perint ah
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) .

( 3)

Apabila penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an t idak
m elaksanakan perint ah sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , Ment eri
dapat m elaksanakan at au m enugaskan pihak ket iga unt uk
m elaksanakan audit lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) , at as beban biaya penanggung j awab usaha dan/ at au
kegiat an yang bersangkut an.

( 4)

Jum lah beban biaya sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 3) dit et apkan
oleh Ment eri.

( 5)

Ment eri m engum um kan hasil audit lingkungan hidup sebagaim ana
dim aksud pada ayat ( 1) .

BAB VI I
PENYELESAI AN SENGKETA LI NGKUNGAN HI DUP
Bagian Pert am a Um um

Pasal 30
( 1)

Penyelesaian sengket a lingkungan hidup dapat dit em puh m elalui
pengadilan at au di luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela
para pihak yang bersengket a.

( 2)

Penyelesaian sengket a di luar pengadilan sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) t idak berlaku t erhadap t indak pidana lingkungan hidup
sebagaim ana diat ur dalam Undang- undang ini.

( 3)

Apabila t elah dipilih upaya penyelesaian sengket a lingkungan hidup di
luar pengadilan, gugat an m elalui pengadilan hanya dapat dit em puh

apabila upaya t ersebut dinyat akan t idak berhasil oleh salah sat u at au
para pihak yang bersengket a.

Bagian Kedua Penyelesaian Sengket a Lingkungan Hidup
di Luar Pengadilan

Pasal 31
Penyelesaian sengket a lingkungan hidup di luar pengadilan diselenggarakan
unt uk m encapai kesepakat an m engenai bent uk dan besarnya gant i rugi
dan/ at au m engenai t indakan t ert ent u guna m enj am in t idak akan t erj adinya
at au t erulangnya dam pak negat if t erhadap lingkungan hidup.

Pasal 32
Dalam penyelesaian sengket a lingkungan hidup di luar pengadilan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 31 dapat digunakan j asa pihak ket iga,
baik yang t idak m em iliki kewenangan m engam bil keput usan m aupun yang
m em iliki kewenangan m engam bil keput usan, unt uk m em bant u
m enyelesaikan sengket a lingkungan hidup.

Pasal 33
( 1)

Pem erint ah dan/ at au m asyarakat dapat m em bent uk lem baga penyedia
j asa pelayanan penyelesaian sengket a lingkungan hidup yang bersifat
bebas dan t idak berpihak.

( 2)

Ket ent uan m engenai penyedia j asa pelayanan penyelesaian sengket a
lingkungan hidup diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

Bagian Ket iga Penyelesaian Sengket a Lingkungan Hidup
Melalui Pengadilan
Paragraf 1: Gant i Rugi

Pasal 34
( 1)

Set iap perbuat an m elanggar hukum berupa pencem aran dan/ at au
perusakan lingkungan hidup yang m enim bulkan kerugian pada orang
lain at au lingkungan hidup, m ewaj ibkan penanggung j awab usaha

dan/ at au kegiat an unt uk m em bayar gant i rugi dan/ at au m elakukan
t indakan t ert ent u.
( 2)

Selain pem bebanan unt uk m elakukan t indakan t ert ent u sebagaim ana
dim aksud pada ayat ( 1) , hakim dapat m enet apkan pem bayaran uang
paksa at as set iap hari ket erlam bat an penyelesaian t indakan t ert ent u
t ersebut .

Paragraf 2 : Tanggung Jawab Mut lak

Pasal 35
( 1)

Penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang usaha dan
kegiat annya m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap
lingkungan hidup, yang m enggunakan bahan berbahaya dan beracun,
dan/ at au m enghasilkan lim bah bahan berbahaya dan beracun,
bert anggung j awab secara m ut lak at as kerugian yang dit im bulkan,
dengan kewaj iban m em bayar gant i rugi secara langsung dan seket ika
pada saat t erj adinya pencem aran dan/ at au perusakan lingkungan
hidup.

( 2)

Penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an dapat dibebaskan dari
kewaj iban m em bayar gant i rugi sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1)
j ika yang bersangkut an dapat m em bukt ikan bahwa pencem aran
dan/ at au perusakan lingkungan hidup disebabkan salah sat u alasan di
bawah ini:
a.
b.
c.

( 3)

adanya bencana alam at au peperangan; at au
adanya keadaan t erpaksa di luar kem am puan m anusia; at au
adanya t indakan pihak ket iga yang m enyebabkan t erj adinya
pencem aran dan/ at au perusakan lingkungan hidup.

Dalam hal t erj adi kerugian yang disebabkan oleh pihak ket iga
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) huruf c, pihak ket iga
bert anggung j awab m em bayar gant i rugi.

Paragraf 3 : Daluwarsa unt uk Pengaj uan Gugat an
Pasal 36
( 1)

Tenggang daluwarsa hak unt uk m engaj ukan gugat an ke pengadilan
m engikut i t enggang wakt u sebagaim ana diat ur dalam ket ent uan
Hukum Acara Perdat a yang berlaku, dan dihit ung sej ak saat korban
m enget ahui adanya pencem aran dan/ at au perusakan lingkungan
hidup.

( 2)

Ket ent uan m engenai t enggang daluwarsa sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) t idak berlaku t erhadap pencem aran dan/ at au perusakan
lingkungan hidup yang diakibat kan oleh usaha dan/ at au kegiat an yang
m enggunakan bahan berbahaya dan beracun dan/ at au m enghasilkan
lim bah bahan berbahaya dan beracun.

Paragraf 4 : Hak Masyarakat dan Organisasi Lingkungan Hidup
Unt uk Mengaj ukan Gugat an

Pasal 37
( 1)

Masyarakat berhak m engaj ukan gugat an perwakilan ke pengadilan
dan/ at au m elaporkan ke penegak hukum m engenai berbagai m asalah
lingkungan hidup yang m erugikan perikehidupan m asyarakat .

( 2)

Jika diket ahui bahwa m asyarakat m enderit a karena akibat
pencem aran dan/ at au perusakan lingkungan hidup sedem ikian rupa
sehingga m em pengaruhi perikehidupan pokok m asyarakat , m aka
inst ansi pem erint ah yang bert anggung j awab di bidang lingkungan
hidup dapat bert indak unt uk kepent ingan m asyarakat .

( 3)

Ket ent uan lebih lanj ut sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 38
( 1)

Dalam rangka pelaksanaan t anggung j awab pengelolaan lingkungan
hidup sesuai dengan pola kem it raan, organisasi lingkungan hidup
berhak m engaj ukan gugat an unt uk kepent ingan pelest arian fungsi
lingkungan hidup.

( 2)

Hak m engaj ukan gugat an sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1)
t erbat as pada t unt ut an unt uk hak m elakukan t indakan t ert ent u t anpa
adanya t unt ut an gant i rugi, kecuali biaya at au pengeluaran riil.

( 3)

Organisasi lingkungan hidup berhak m engaj ukan gugat an
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) apabila m em enuhi persyarat an :
a.
berbent uk badan hukum at au yayasan;
b.
dalam anggaran dasar organisasi lingkungan hidup yang
bersangkut an m enyebut kan dengan t egas bahwa t uj uan
didirikannya organisasi t ersebut adalah unt uk kepent ingan
pelest arian fungsi lingkungan hidup;
c.
t elah m elaksanakan kegiat an sesuai dengan anggaran dasarnya.

Pasal 39
Tat a cara pengaj uan gugat an dalam m asalah lingkungan hidup oleh orang,
m asyarakat , dan/ at au organisasi lingkungan hidup m engacu pada Hukum
Acara Perdat a yang berlaku.

BAB VI I I
PENYI DI KAN

Pasal 40
( 1)

Selain Penyidik Pej abat Polisi Negara Republik I ndonesia, j uga Pej abat
Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan inst ansi pem erint ah yang
lingkup t ugas dan t anggung j awabnya di bidang pengelolaan
lingkungan hidup, diberi wewenang khusus sebagai penyidik
sebagaim ana dim aksud dalam Undang- undang Hukum Acara Pidana
yang berlaku.

( 2)

Penyidik Pej abat Pegawai Negeri Sipil sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) berwenang :
a.
m elakukan pem eriksaan at as kebenaran laporan at au
ket erangan berkenaan dengan t indak pidana di bidang
lingkungan hidup;
b.
m elakukan pem eriksaan t erhadap orang at au badan hukum
yang diduga m elakukan t indak pidana di bidang lingkungan
hidup;
c.
m em int a ket erangan dan bahan bukt i dari orang at au badan
hukum sehubungan dengan perist iwa t indak pidana di bidang
lingkungan hidup;
d.
m elakukan pem eriksaan at as pem bukuan, cat at an, dan
dokum en lain berkenaan dengan t indak pidana di bidang
lingkungan hidup;
e.
m elakukan pem eriksaan di t em pat t ert ent u yang diduga
t erdapat bahan bukt i, pem bukuan, cat at an, dan dokum en lain
sert a m elakukan penyit aan t erhadap bahan dan barang hasil
pelanggaran yang dapat dij adikan bukt i dalam perkara t indak
pidana di bidang lingkungan hidup;
f.
m em int a bant uan ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas
penyidikan t indak pidana di bidang lingkungan hidup.

( 3)

Penyidik Pej abat Pegawai Negeri Sipil sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) m em berit ahukan dim ulainya penyidikan dan hasil
penyidikannya kepada Penyidik Pej abat Polisi Negara Republik
I ndonesia.

( 4)

Penyidik Pej abat Pegawai Negeri Sipil sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1) m enyam paikan hasil penyidikan kepada Penunt ut Um um
m elalui Penyidik Pej abat Polisi Negara Republik I ndonesia.

( 5)

Penyidikan t indak pidana lingkungan hidup di perairan I ndonesia dan
Zona Ekonom i Ekslusif dilakukan oleh penyidik m enurut perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

BAB I X
KETENTUAN PI DANA
Pasal 41
( 1)

Barang siapa yang secara m elawan hukum dengan sengaj a m elakukan
perbuat an yang m engakibat kan pencem aran dan/ at au perusakan
lingkungan hidup, diancam dengan pidana penj ara paling lam a sepuluh
t ahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 ( lim a rat us j ut a
rupiah) .

( 2)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1)
m engakibat kan orang m at i at au luka berat , pelaku t indak pidana
diancam dengan pidana penj ara paling lam a lim a belas t ahun dan
denda paling banyak Rp750.000.000,00 ( t uj uh rat us lim a puluh j ut a
rupiah) .

Pasal 42
( 1)

Barang siapa yang karena kealpaannya m elakukan perbuat an yang
m engakibat kan pencem aran dan/ at au perusakan lingkungan hidup,
diancam dengan pidana penj ara paling lam a t iga t ahun dan denda
paling banyak Rp100.000.000,00 ( serat us j ut a rupiah) .

( 2)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1)
m engakibat kan orang m at i at au luka berat , pelaku t indak pidana
diancam dengan pidana penj ara paling lam a lim a t ahun dan denda
paling banyak Rp150.000.000,00 ( serat us lim a puluh j ut a rupiah) .

Pasal 43
( 1)

Barang siapa yang dengan m elanggar ket ent uan perundang- undangan
yang berlaku, sengaj a m elepaskan at au m em buang zat , energi,
dan/ at au kom ponen lain yang berbahaya at au beracun m asuk di at as
at au ke dalam t anah, ke dalam udara at au ke dalam air perm ukaan,

m elakukan im por, ekspor, m em perdagangkan, m engangkut ,
m enyim pan bahan t ersebut , m enj alankan inst alasi yang berbahaya,
padahal m enget ahui at au sangat beralasan unt uk m enduga bahwa
perbuat an t ersebut dapat m enim bulkan pencem aran dan/ at au
perusakan lingkungan hidup at au m em bahayakan kesehat an um um
at au nyawa orang lain, diancam dengan pidana penj ara paling lam a
enam t ahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 ( t iga rat us
j ut a rupiah) .
( 2)

Diancam dengan pidana yang sam a dengan pidana sebagaim ana
dim aksud pada ayat ( 1) , barang siapa yang dengan sengaj a
m em berikan inform asi palsu at au m enghilangkan atau
m enyem bunyikan at au m erusak inform asi yang diperlukan dalam
kait annya dengan perbuat an sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) ,
padahal m enget ahui at au sangat beralasan unt uk m enduga bahwa
perbuat an t ersebut dapat m enim bulkan pencem aran dan/ at au
perusakan lingkungan hidup at au m em bahayakan kesehat an um um
at au nyawa orang lain.

( 3)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dan ayat ( 2)
m engakibat kan orang m at i at au luka berat , pelaku t indak pidana
diancam dengan pidana penj ara paling lam a sem bilan t ahun dan
denda paling banyak Rp450.000.000,00 ( em pat rat us lim a puluh j ut a
rupiah) .

Pasal 44
( 1)

Barang siapa yang dengan m elanggar ket ent uan perundang- undangan
yang berlaku, karena kealpaannya m elakukan perbuat an sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 43, diancam dengan pidana penj ara paling lam a
t iga t ahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 ( serat us j ut a
rupiah) .

( 2)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1)
m engakibat kan orang m at i at au luka berat , pelaku t indak pidana
diancam dengan pidana penj ara paling lam a lim a t ahun dan denda
paling banyak Rp150.000.000,00 ( serat us lim a puluh j ut a rupiah) .

Pasal 45
Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Bab ini dilakukan oleh at au
at as nam a suat u badan hukum , perseroan, perserikat an, yayasan at au
organisasi lain, ancam an pidana denda diperberat dengan sepert iga.

Pasal 46
( 1)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Bab ini dilakukan
oleh at au at as nam a badan hukum , perseroan, perserikat an, yayasan
at au organisasi lain, t unt ut an pidana dilakukan dan sanksi pidana
sert a t indakan t at a t ert ib sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 47
dij at uhkan baik t erhadap badan hukum , perseroan, perserikat an,
yayasan at au organisasi lain t ersebut m aupun t erhadap m ereka yang
m em beri perint ah unt uk m elakukan t indak pidana t ersebut at au yang
bert indak sebagai pem im pin dalam perbuat an it u at au t erhadap
kedua- duanya.

( 2)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Bab ini, dilakukan
oleh at au at as nam a badan hukum , perseroan, perserikat an, yayasan
at au organisasi lain, dan dilakukan oleh orang- orang, baik berdasar
hubungan kerj a m aupun berdasar hubungan lain, yang bert indak
dalam lingkungan badan hukum , perseroan, perserikat an, yayasan
at au organisasi lain, t unt ut an pidana dilakukan dan sanksi pidana
dij at uhkan t erhadap m ereka yang m em beri perint ah at au yang
bert indak sebagai pem im pin t anpa m engingat apakah orang- orang
t ersebut , baik berdasar hubungan kerj a m aupun berdasar hubungan
lain, m elakukan t indak pidana secara sendiri at au bersam a- sam a.

( 3)

Jika t unt ut an dilakukan t erhadap badan hukum , perseroan,
perserikat an at au organisasi lain, panggilan unt uk m enghadap dan
penyerahan surat - surat panggilan it u dit uj ukan kepada pengurus di
t em pat t inggal m ereka, at au di t em pat pengurus m elakukan pekerj aan
yang t et ap.

( 4)

Jika t unt ut an dilakukan t erhadap badan hukum , perseroan,
perserikat an, yayasan at au organisasi lain, yang pada saat penunt ut an
diwakili oleh bukan pengurus, hakim dapat m em erint ahkan supaya
pengurus m enghadap sendiri di pengadilan.

Pasal 47
Selain ket ent uan pidana sebagaim ana dim aksud dalam Kit ab Undang- undang
Hukum Pidana dan Undang- undang ini, t erhadap pelaku t indak pidana
lingkungan hidup dapat pula dikenakan t indakan t at a t ert ib berupa:
( 1)
peram pasan keunt ungan yang diperoleh dari t indak pidana; dan/ at au
( 2)
penut upan seluruhnya at au sebagian perusahaan; dan/ at au
( 3)
perbaikan akibat t indak pidana; dan/ at au
( 4)
m ewaj ibkan m engerj akan apa yang dilalaikan t anpa hak; dan/ at au
( 5)
m eniadakan apa yang dilalaikan t anpa hak; dan/ at au
( 6)
m enem pat kan perusahaan di bawah pengam puan paling lam a t iga
t ahun.

Pasal 48
Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Bab ini adalah kej ahat an.

BAB X
KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 49
( 1)

Selam bat - lam bat nya lim a t ahun sej ak diundangkannya Undangundang ini set iap usaha dan/ at au kegiat an yang t elah m em iliki izin,
waj ib m enyesuaikan m enurut persyarat an berdasarkan Undangundang ini.

( 2)

Sej ak diundangkannya Undang- undang ini dilarang m enerbit kan izin
usaha dan/ at au kegiat an yang m enggunakan lim bah bahan berbahaya
dan beracun yang diim por.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 50
Pada saat berlakunya Undang- undang ini sem ua perat uran perundangundangan yang berkait an dengan pengelolaan lingkungan hidup yang t elah
ada t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dengan dan belum digant i
berdasarkan Undang- undang ini.

Pasal 51
Dengan berlakunya Undang- undang ini, m aka Undang- undang Nom or 4
Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 12, Tam bahan Lem baran
Negara Nom or 3215) dinyat akan t idak berlaku lagi.

Pasal 52
Undang- undang ini m ulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Undangundang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Disahkan di Jakart a
pada t anggal 19 Sept em ber 1997
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
t t d.
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 19 Sept em ber 1997
MENTERI NEGARA SEKRETARI S NEGARA
REPUBLI K I NDONESI A
t t d.
MOERDI ONO

PENJELASAN ATAS UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LI NGKUNGAN HI DUP

I . UMUM
( 1)

Lingkungan hidup I ndonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha
Esa kepada rakyat dan bangsa I ndonesia m erupakan karunia dan
rahm at Nya yang waj ib dilest arikan dan dikem bangkan kem am puannya
agar dapat t et ap m enj adi sum ber dan penunj ang hidup bagi rakyat
dan bangsa I ndonesia sert a m akhluk hidup lainnya dem i kelangsungan
dan peningkat an kualit as hidup it u sendiri.
Pancasila, sebagai dasar dan falsafah negara, m erupakan kesat uan
yang bulat dan ut uh yang m em berikan keyakinan kepada rakyat dan
bangsa I ndonesia bahwa kebahagiaan hidup akan t ercapai j ika
didasarkan at as keselarasan, keserasian, dan keseim bangan, baik
dalam hubungan m anusia dengan Tuhan Yang Maha Esa m aupun

m anusia dengan m anusia, m anusia dengan alam , dan m anusia
sebagai pribadi, dalam rangka m encapai kem aj uan lahir dan
kebahagiaan bat in. Ant ara m anusia, m asyarakat , dan lingkungan
hidup t erdapat hubungan t im bal balik, yang selalu harus dibina dan
dikem bangkan agar dapat t et ap dalam keselarasan, keserasian, dan
keseim bangan yang dinam is.
Undang- Undang Dasar 1945 sebagai landasan konst it usional
m ewaj ibkan agar sum ber daya alam dipergunakan unt uk sebesarbesar kem akm uran rakyat .
Kem akm uran rakyat t ersebut haruslah dapat dinikm at i generasi m asa
kini dan generasi m asa depan secara berkelanj ut an.
Pem bangunan sebagai upaya sadar dalam m engolah dan
m em anfaat kan sum ber daya alam unt uk m eningkat kan kem akm uran
rakyat , baik unt uk m encapai kem akm uran lahir m aupun unt uk
m encapai kepuasan bat in. Oleh karena it u, penggunaan sum ber daya
alam harus selaras, serasi, dan seim bang dengan fungsi lingkungan
hidup.
( 2)

Lingkungan hidup dalam pengert ian ekologi t idak m engenal bat as
wilayah, baik wilayah negara m aupun wilayah adm inist rat if. Akan
t et api, lingkungan hidup yang berkait an dengan pengelolaan harus
j elas bat as wilayah wewenang pengelolaannya. Lingkungan yang
dim aksud adalah lingkungan hidup I ndonesia.
Secara hukum , lingkungan hidup I ndonesia m eliput i ruang t em pat
negara Republik I ndonesia m elaksanakan kedaulat an dan hak
berdaulat sert a yurisdiksinya. Dalam hal ini lingkungan hidup
I ndonesia t idak lain adalah wilayah, yang m enem pat i posisi silang
ant ara dua benua dan dua sam udera dengan iklim t ropis dan cuaca
sert a m usim yang m em berikan kondisi alam dan kedudukan dengan
peranan st rat egis yang t inggi nilainya sebagai t em pat rakyat dan
bangsa I ndonesia m enyelenggarakan kehidupan berm asyarakat ,
berbangsa, dan bernegara dalam segala aspeknya. Dengan dem ikian,
wawasan dalam m enyelenggarakan pengelolaan lingkungan hidup
I ndonesia adalah Wawasan Nusant ara.

( 3)

Lingkungan hidup I ndonesia sebagai suat u ekosist em t erdiri at as
berbagai subsist em , yang m em punyai aspek sosial, budaya, ekonom i,
dan geografi dengan corak ragam yang berbeda yang m engakibat kan
daya dukung dan daya t am pung lingkungan hidup yang berlainan.
Keadaan yang dem ikian m em erlukan pem binaan dan pengem bangan
lingkungan hidup yang didasarkan pada keadaan
daya dukung dan daya t am pung lingkungan hidup akan m eningkat kan
keselarasan, keserasian, dan keseim bangan subsist em , yang berart i
j uga m eningkat kan ket ahanan subsist em it u sendiri. Dalam pada it u,
pem binaan dan pengem bangan subsist em yang sat u akan
m em pengaruhi subsist em yang lain, yang pada akhirnya akan
m em pengaruhi ket ahanan ekosist em secara keseluruhan. Oleh karena
it u, pengelolaan lingkungan hidup m enunt ut dikem bangkannya suat u

sist em dengan ket erpaduan sebagai ciri ut am anya. Unt uk it u,
diperlukan suat u kebij aksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup
yang harus dilaksanakan secara t aat asas dan konsekuen dari pusat
sam pai ke daerah.
( 4)

Pem bangunan m em anfaat kan secara t erus- m enerus sum ber daya
alam guna m eningkat kan kesej aht eraan dan m ut u hidup rakyat .
Sem ent ara it u, ket ersediaan sum ber daya alam t erbat as dan t idak
m erat a, baik dalam j um lah m aupun dalam kualit as, sedangkan
perm int aan akan sum ber daya alam t ersebut m akin m eningkat
sebagai akibat m eningkat nya kegiat an pem bangunan unt uk m em enuhi
kebut uhan penduduk yang m akin m eningkat dan beragam . Di pihak
lain, daya dukung lingkungan hidup dapat t erganggu dan daya
t am pung lingkungan hidup dapat m enurun.
Kegiat an pem bangunan yang m akin m eningkat m engandung risiko
pencem aran dan perusakan lingkungan hidup sehingga st rukt ur dan
fungsi dasar ekosist em yang m enj adi penunj ang kehidupan dapat
rusak. Pencem aran dan perusakan lingkungan hidup it u akan
m erupakan beban sosial, yang pada akhirnya m asyarakat dan
pem erint ah harus m enanggung biaya pem ulihannya.
Terpeliharanya keberlanj ut an fungsi lingkungan hidup m erupakan
kepent ingan rakyat sehingga m enunt ut t anggung j awab, ket erbukaan,
dan peran anggot a m asyarakat , yang dapat disalurkan m elalui orang
perseorangan, organisasi lingkungan hidup, sepert i lem baga swadaya
m asyarakat , kelom pok m asyarakat adat , dan lain- lain, unt uk
m em elihara dan m eningkat kan daya dukung dan daya t am pung
lingkungan hidup yang m enj adi t um puan keberlanj ut an pem bangunan.
Pem bangunan yang m em adukan lingkungan hidup, t erm asuk sum ber
daya alam , m enj adi sarana unt uk m encapai keberlanj ut an
pem bangunan dan m enj adi j am inan bagi kesej aht eraan dan m ut u
hidup generasi m asa kini dan generasi m asa depan. Oleh karena it u,
lingkungan hidup I ndonesia harus dikelola dengan prinsip m elest arikan
fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seim bang unt uk
m enunj ang pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan lingkungan
hidup bagi peningkat an kesej aht eraan dan m ut u hidup generasi m asa
kini dan generasi m asa depan.

( 5)

Arah pem bangunan j angka panj ang I ndonesia adalah pem bangunan
ekonom i dengan bert um pukan pada pem bangunan indust ri, yang di
ant aranya m em akai berbagai j enis bahan kim ia dan zat radioakt if. Di
sam ping m enghasilkan produk yang berm anfaat bagi m asyarakat ,
indust rialisasi j uga m enim bulkan ekses, ant ara lain dihasilkannya
lim bah bahan berbahaya dan beracun, yang apabila dibuang ke dalam
m edia lingkungan hidup dapat m engancam lingkungan hidup,
kesehat an, dan kelangsungan hidup m anusia sert a m akhluk hidup lain.
Secara global, ilm u penget ahuan dan t eknologi t elah m eningkat kan
kualit as hidup m anusia. Pada kenyat aannya, gaya hidup m asyarakat
indust ri dit andai oleh pem akaian produk berbasis kim ia t elah

m eningkat kan produksi lim bah bahan berbahaya dan beracun. Hal it u
m erupakan t ant angan yang besar t erhadap cara pem buangan yang
am an dengan risiko yang kecil t erhadap lingkungan hidup, kesehat an,
dan kelangsungan hidup m anusia sert a m akhluk hidup lain.
Menyadari hal t ersebut di at as, bahan berbahaya dan beracun besert a
lim bahnya perlu dikelola dengan baik. Yang perlu diperhat ikan adalah
bahwa wilayah Negara Kesat uan Republik I ndonesia harus bebas dari
buangan lim bah bahan berbahaya dan beracun dari luar wilayah
I ndonesia.
( 6)

Makin m eningkat nya upaya pem bangunan m enyebabkan akan m akin
m eningkat dam paknya t erhadap lingkungan hidup. Keadaan ini
m endorong m akin diperlukannya upaya pengendalian dam pak
lingkungan hidup sehingga risiko t erhadap lingkungan hidup dapat
dit ekan sekecil m ungkin.
Upaya pengendalian dam pak lingkungan hidup t idak dapat dilepaskan
dari t indakan pengawasan agar dit aat inya ket ent uan perat uran
perundang- undangan di bidang lingkungan hidup. Suat u perangkat
hukum yang bersifat prevent if berupa izin m elakukan usaha dan/ at au
kegiat an lain. Oleh karena it u, dalam izin harus dicant um kan secara
t egas syarat dan kewaj iban yang harus dipat uhi dan dilaksanakan oleh
penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an lainnya. Apa yang
dikem ukakan t ersebut di at as m enyirat kan ikut sert anya berbagai
inst ansi dalam pengelolaan lingkungan hidup sehingga perlu
dipert egas bat as wewenang t iap- t iap inst ansi yang ikut sert a di bidang
pengelolaan lingkungan hidup.

( 7)

Sesuai dengan hakikat Negara Kesat uan Republik I ndonesia sebagai
negara hukum , pengem bangan sist em pengelolaan lingkungan hidup
sebagai bagian pem bangunan berkelanj ut an yang berwawasan
lingkungan hidup harus diberi dasar hukum yang j elas, t egas, dan
m enyeluruh guna m enj am in kepast ian hukum bagi upaya pengelolaan
lingkungan hidup. Dasar hukum it u dilandasi oleh asas hukum
lingkungan hidup dan penaat an set iap orang akan norm a hukum
lingkungan hidup yang sepenuhnya berlandaskan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945.
Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982
No. 12, Tam bahan Lem baran Negara No. 3215) t elah m enandai awal
pengem bangan perangkat hukum sebagai dasar bagi upaya
pengelolaan lingkungan hidup I ndonesia sebagai bagian int egral dari
upaya pem bangunan yang berkelanj ut an yang berwawasan lingkungan
hidup. Dalam kurun wakt u lebih dari sat u dasawarsa sej ak
diundangkannya Undang- undang t ersebut , kesadaran lingkungan
hidup m asyarakat t elah m eningkat dengan pesat , yang dit andai ant ara
lain oleh m akin banyaknya ragam organisasi m asyarakat yang
bergerak di bidang lingkungan hidup selain lem baga swadaya
m asyarakat . Terlihat pula peningkat an kepeloporan m asyarakat dalam

pelest arian fungsi lingkungan hidup sehingga m asyarakat t idak hanya
sekedar berperan sert a, t et api j uga m am pu berperan secara nyat a.
Sem ent ara it u, perm asalahan hukum lingkungan hidup yang t um buh
dan berkem bang dalam m asyarakat m em erlukan pengat uran dalam
bent uk hukum dem i m enj am in kepast ian hukum . Di sisi lain,
perkem bangan lingkungan global sert a aspirasi int ernasional akan
m akin m em pengaruhi usaha pengelolaan lingkungan hidup I ndonesia.
Dalam m encerm at i perkem bangan keadaan t ersebut , dipandang perlu
unt uk m enyem purnakan Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982
t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang- undang ini m em uat norm a hukum lingkungan hidup. Selain it u,
Undang- undang ini akan m enj adi landasan unt uk m enilai dan m enyesuaikan
sem ua perat uran perundang- undangan yang m em uat ket ent uan t ent ang
lingkungan hidup yang berlak