Kadar Interleukin 1 Beta Pada Cairan Celah Gusi (Ccg) Sebagai Penanda Inflamasi Setelah Pemasangan Mahkota Baja Nirkarat Pada Gigi Sulung Posterior (Gingivitis Ditinjau Dari Aspek Klinis Dan Laboratoris).

(1)

KADAR INTERLEUKIN 1 BETA PADA CAIRAN CELAH GUSI (CCG) SEBAGAI PENANDA INFLAMASI SETELAH PEMASANGAN MAHKOTA

BAJA NIRKARAT PADA GIGI SULUNG POSTERIOR

(GINGIVITIS DITINJAU DARI ASPEK KLINIS DAN LABORATORIS)

Oleh :

RATNA INDRIYANTI, drg., SpKGA Pengajar di Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Jl. Sekeloa Selatan 1, Bandung 40132.


(2)

ABSTRACT

The release of ion Ni2+ from Stainless Steel Crown (SSC) during corrosion process in the oral electrolyte is to cause gingival inflammation reaction which will induce the local and systemic immune responses. The aim of this study is to determine the change of IL-1β in the Gingival Crevicular Fluid (GCF) as an indication of the gingival inflammation reaction after the insertion of SSC on the posterior primary teeth based on laboratory and clinical examinations.

This study is a quasi experimental by purposive sampling technique from pediatric patient who come to the Pediatric Dentistry Clinic of the RSGM (Oral and Dentistry Hospital) from Juni until September 2006. The GCF samples will be collected 1 hour before and 1 hour, 3 days, and 7 days after placement of the SCC. Clinical parameters collected using Plaque Index according to Loe and Sillnes, Gingival Index according to Green and Vermillion. The level of IL-1β of the GCF samples are determined by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA KIT) with recombinant IL-1β monoclonal antibody as a standard.

The result reveal that there is a significance change of the level of IL-1β in the GCF from time to time. One hour before insertion of SSC the level of IL-1β in the GCF is 18.1 pg/ml. one hour, 3 days, and 7 days after the insertion of SSC the level are 21.1 pg/ml, 23.0 pg/ml, and 21.2 pg/ml respectively.

The conclusion of this study are that the use of one SSC with a good and proper procedure causes a mild gingivitis which increase the level of IL-1 in the early placement and decrease after seven days.

Key words: interleukin 1, SSC, GCF

ABSTRAK

Terlepasnya ion Ni2+ dalam reaksi mahkota baja nirkarat (“mahkota”) akibat proses korosi di dalam cairan elektrolit mulut menyebabkan inflamasi pada gingiva yang ditandai dengan munculnya respon imun sistemik dan lokal. 1.2 Tujuan penelitian untuk menentukan perubahan kadar IL-1β di dalam Cairan Celah Gusi (CCG) akibat penggunaan mahkota pada gigi sulung posterior dan melihat bagaimana hubungan antara perubahan kadar tersebut dengan reaksi inflamasi gingiva berdasarkan pemeriksaan laboratoris dan klinis.

Jenis penelitian adalah kuasi eksperimental dengan objek penelitian anak-anak yang datang ke Klinik Bagian Kedokteran Gigi Anak RSGM pada Juni-September 2006 yang dipilih secara purposive sampling. Sampel CCG diambil 1 jam sebelum pemasangan mahkota, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari sesudah pemasangan mahkota. Parameter klinis yang diambil yaitu Indeks Gingiva menurut Löe H dan Silness J.3 Kadar IL-1β dari sampel CCG ditentukan menggunakan ELISA KIT. 4,5,6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan kadar IL-1β di dalam CCG dari waktu ke waktu. Sebelum pemasangan mahkota pada semua pasien sudah terdapat IL-1β yang rata-rata sebersar 18.1 pg/ml. Pada satu jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan terdapat perubahan kadar IL-1β berturut-turut sebesar 21.1 pg/ml, 23.0 pg/ml, dan 21.2 pg/ml.

Kesimpulan, pemasangan mahkota dengan penatalaksanaan yang baik menyebabkan gingivitis ringan yang ditandai dengan peningkatan kadar IL-1β pada awal pemasangan dan kemudian menurun pada hari ke tujuh. Perubahan kadar IL-1 β tersebut tidak menimbulkan perubahan gingival secara klinis.


(3)

Pendahuluan

Mahkota baja nirkarat (mahkota) adalah tumpatan sementara yang dibuat menyerupai mahkota gigi dan mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi posterior sulung. Bahan restorasi ini dapat digunakan untuk gigi yang mengalami kerusakan yang luas akibat rampan karies, fraktur mahkota, hipoplasia email atau restorasi setelah perawatan saraf. Komposisinya terdiri dari paduan unsur chromium (18%) dan Nikel (8%) atau disebut paduan 18-8. Penggunaannya yang luas di bagian kedokteran gigi anak dihubungkan dengan efisiensi waktu, pertimbangan ekonomi, serta hasil restorasi yang baik.7,8 Mahkota sebagai alternatif tumpatan sementara biasa digunakan di bidang kedokteran gigi, baik pada gigi anak-anak maupun dewasa. Braff (1975) melaporkan bahwa pada 74 pasien yang diteliti untuk mengetahui tingkat keberhasilan restorasi kelas II amalgam dibandingkan mahkota, diperoleh hasil yaitu 88,7 % gigi anak-anak yang ditambal dengan amalgam memerlukan penambalan ulang sedangkan hanya 30,03% restorasi dengan mahkota yang perlu penambalan ulang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan keuntungan ekonomis dalam segi waktu dan keuangan. Filosofi ini juga diperkuat oleh penelitian Dawson dkk (1981) bahwa hampir 70% kerusakan gigi karena karies yang luas memerlukan perbaikan menggunakan bahan restorasi mahkota.7

Beberapa penelitian membuktikan bahwa logam paduan melepaskan ion logam melalui suatu proses korosi. Unsur logam berat yang terlepas seperti Nikel dan Chromium menyebabkan suatu reaksi inflamasi dan memodulasi respon imun melalui aktivasi atau inhibisi sel T dan sel B.1,2


(4)

Paduan tertentu sudah dikenali sebagai penyebab inflamasi gingiva dan jaringan periodontal, akan tetapi masih sedikit informasi yang tersedia yang menjelaskan peran molekul-molekul pada proses inflamasi jaringan tersebut. Evaluasi mahkota cukup sulit, baik secara teknis, biologis maupun klinis, demikian pula informasi yang tersedia masih sangat terbatas untuk menilai efek biologis dan kemanjuran klinis berbagai paduan tersebut.

Unsur logam berat yang terlepas (antigen) dalam jaringan akan menstimuli glikoprotein (peptida) yang dikenal sebagai sitokin yaitu suatu mediator terlarut yang berfungsi mengatur naik turunnya respon imunologik, inflamasi dan penyembuhan host akibat terpapar benda asing (antigen), fungsinya sebagai sinyal interseluler, sitokin mengatur respon inflamasi lokal dan sistemik.

IL-1β merupakan kelompok sitokin urutan pertama yang berperan dalam respon imun untuk memperkuat pengaktifan limfosit Th oleh sel penyaji antigen (Antigen Presenting Cell = APC). Jumlah IL-1β akan meningkat pada berbagai peristiwa respon imun, termasuk didalamnya adalah, sekresi antibodi, proliferasi fibroblas, resopsi tulang dan respon inflamasi seperti gingivitis dan periodontitis. 9,10,11

Penelitian lain memperlihatkan peningkatan jumlah IL-1β di dalam CCG setelah pemasangan mahkota. Kondisi ini dihubungkan dengan adanya kontak langsung tumpatan berbasis logam dengan gusi dan mukosa mulut dalam kurun waktu tertentu sehingga menyebabkan adanya inflamasi ditempat tersebut.12,13

Dasar pemahaman reaksi inflamasi secara klinis dan laboratoris disebabkan paduan logam mahkota yang digunakan sebagai alternatif tumpatan sementara pada


(5)

anak-anak, belum diketahui dengan jelas. Sehingga dengan alasan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang perubahan kadar molekul IL-1β pada daerah CCG akibat penggunaan mahkota pada gigi sulung posterior dan melihat ada tidaknya hubungan antara perubahan kadar tersebut dengan reaksi inflamasi gingiva berdasarkan pemeriksaan laboratoris dan klinis.

SUBYEK, BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah 17 orang anak-anak berumur 5 – 8 tahun dengan karies yang luas pada gigi posterior dan merupakan indikasi untuk pemasangan mahkota. Mereka adalah pasien yang datang ke Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung antara bulan Juni - September 2006.

Sebelum pasien dirawat, dilakukan pencatatan data klinis pada formulir yang telah disediakan dan pengisian informed consent. Sebelum pemasangan mahkota seluruh pasien diberikan Oral Hygiene Instruction, dan diingatkan untuk selalu memperhatikan kesehatan dan kebersihan rongga mulutnya. Masing-masing pasien membawa pulang kartu kontrol untuk mengontrol kebiasaan menyikat gigi di rumah. Operator akan melakukan pemanggilan setiap 1 minggu sebelum pemasangan mahkota untuk mengontrol kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya. Selama mengikuti penelitian ini pasien harus memiliki keadaan OHI sedang, keadaan kesehatan secara umum baik, dan tidak minum obat-obatan seperti antibiotik, anti-inflamasi, imunosupresan.


(6)

Kondisi kesehatan mulut pasien sebelum pemasangan mahkota harus diperbaiki dan memenuhi standar OH sedang. Parameter yang diperiksa oleh satu orang penguji secara simultan meliputi plak index (PI) dan gingival index (GI). Pembacaan PI dan GI diambil dari permukaan palatal dan lingual masing-masing gigi. Selama kurun waktu penelitian kondisi OH harus dipertahankan. Prosedur ini dilakukan sebelum pemasangan mahkota setiap satu minggu sekali sampai saatnya pasien dipasang mahkota. pada hari pemasangan mahkota, prosedur tersebut dilakukan 1 jam sebelum pemesangan mahkota, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari sesudah pamasangan. Apabila pada hari pemasangan mahkota pasien tidak memiliki jaringan gusi yang sehat (Gingival Index antara 2,1 – 3) maka tidak diikutsertakan dalam penelitian. Semua pasien ditangani oleh seorang dokter gigi dan mahkota diambil dari satu pabrik dan ditangani oleh teknisi yang sama.

CCG diambil satu jam sebelum insersi mahkota, kemudian satu jam, 3 hari dan 7 hari setelah insersi mahkota. Pengambilan sample CCG dengan cara menyusupkan paper point ke dalam sulkus selama 3 menit. Sample kemudian dimasukkan tabung plastik steril (cryotube) berisi cairan PBS dan disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu -80oC sampai waktunya dianalisis.

Penentuan jumlah IL-1β dilakukan dengan ekstraksi sampel CCG menggunakan sistem tapis-imun (immunoassay system) ELISA.14 Elisa kit yang digunakan adalah Biotrak RPN 2781 dari GE Bio-Siences AB, Uppsala, Swedia yang terdiri atas nampan mikrotiter 96 sumur, lengkap dengan bahan-bahan kimiawi lain yang diperlukan (Gambar 6). Enam pasang sumur pertama akan digunakan untuk


(7)

mengukur rapat optis standard yaitu dengan mengisinya dengan cairan standar yang telah disediakan.

Mula-mula sample CCG di dalam cryotube dikeluarkan dari lemari pendingin dan didiamkan sampai mencapai suhu kamar. Kemudian sample dimasukkan ke dalam mesin sentrifuge selama 5 menit. Dari setiap tabung cairan celah gusi yang telah di sentrifuge ini kemudian diambil 50 mikroliter dan dituangan kedalam sumur-sumur pada nampan mikrotiter Elisa kit. Selanjutnya penapisan Elisa dilakukan mengikuti dengan ketat prosedur yang ditetapkan oleh pabrik pembuat. Hasil akhir dari proses ini adalah citra warna yang intensitasnya berbeda-beda dari setiap sumur mikrotiter sesuai dengan kadar IL-1 yang terkandung di dalamnya.

Citra warna ini kemudian dimasukkan ke dalam ELISA Reader (Gambar 8) untuk diukur rapat optisnya (optical density). Dengan membandingkan dengan rapat optis standar maka dapat diketahui kadar IL-1β setiap sampel CCG. Untuk mendapatkan hasil yang tepat, pengukuran ini berlangsung maksimal sampai 30 menit.

Data yang diperoleh disusun dengan skala nominal (indeks gusi), dan skala rasio untuk kadar IL-1β, kemudian korelasi antara tingkat inflamasi dengan kadar IL-1β ditentukan dengan metoda r Spearman. Signifikansi korelasi diuji dengan uji-t (t-test). Ada tidaknya hubungan tingkat inflamasi antar waktu pengambilan sampel ditentukan dengan uji-t, demikian pula untuk hubungan kadar IL-1β antar waktu.


(8)

Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap 17 orang pasien anak-anak berusia antara 5 – 8 tahun yang dipasang mahkota pada gigi sulung posterior yang memenuhi kriteria inklusi dan diambil CCG dari sulkus gusinya. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan Juni sampai September 2006.

Penentuan Kadar Interleukin 1 Beta (IL-1β)

Tabel 2 menyajikan hasil pengukuran rapat optis (optical density) dari sampel CCG menggunakan ELISA Reader.. Angka rapat optis yang didapat kemudian diplotkan pada grafik standar (Gambar 1) sehingga didapat konsentrasi IL-1β (pg/ml). Sedangkan grafik standar didapatkan dengan cara memplotkan hasil pengukuran rapat optis dan konsentrasi IL-1β standar (Tabel 1) pada grafik log to log (log-log).

Pengukuran Gingival Index (GI) Berdasarkan Interval Waktu

Pengukuran GI menggunakan skala dari Loe dan Silness didapat nilai ordinal untuk GI yaitu 0,1 - 1 menunjukkan kondisi inflamasi ringan, 1,1 - 2 inflamasi sedang, 2,1 - 3 inflamasi berat. Dari Tabel 3 tampak bahwa GI pada semua pasien yang diperiksa 1 jam sebelum dan 1 jam setelah pemasangan mahkota tidak mengalami perubahan. Dalam kurun waktu antar pengambilan dua sampel pertama tersebut pasien tetap menunggu di klinik. Bila dilihat GI pasien-pasien tersebut, ternyata 13 pasien mengalami inflamasi ringan sedangkan 2 pasien inflamasi sedang


(9)

dan sisanya normal. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasien-pasien tersebut terjaga kesehatan gusinya sehingga memenuhi kriteria inklusi sampel.

Tiga hari setelah pemasangan mahkota kondisi pada 15 pasien adalah ringan, sedangkan 2 pasien yang lain mengalami inflamasi gusi sedang. Pada pemeriksaan hari ke 7 setelah pemasangan mahkota, semua pasien mempunya GI baik.

Hasil Pengukuran Rapat Masa Optis pada Sampel CCG dan Konsentrasi IL-1β

1. Konsentrasi IL-1β 1 jam sebelum pemasangan mahkota dan 1 jam setelah pemasangan mahkota.

Pemeriksaan sampel CCG menggunakan teknik Tapis Imun dari ELISA menghasilkan suatu nilai rapat optis yang kemudian dibandingkan dengan kurva standar sehingga menghasilkan konsentrasi IL-1β (Tabel 2). Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa pada satu jam sebelum pemasangan mahkota sudah ditemukan sejumlah IL-1β di dalam CCG dengan jumlah yang bervariasi. Pada 12 pasien jumlah ini akan meningkat satu jam setelah pemasangan mahkota, sedangkan sisanya (5 pasien) kadarnya menurun setelah pemasangan mahkota, pemasangan dan meningkat pada 3 hari dan 7 hari setelah pemasangan.

2. Konsentrasi IL-1β 3 hari setelah pemasangan mahkota.

Bila dibandingkan dengan hari pertama yaitu satu jam sesudah pemasangan mahkota, 13 pasien mengalami peningkatan kadar IL-1β. Sedangkan sisanya (4


(10)

pasien) kadarnya malah menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan 1 jam setelah pemasangan mahkota 15 pasien mengalami peningkatan kadar IL-1β.

3. Konsentrasi IL-1β 7 hari setelah pemasangan mahkota.

Pada hari ke 7 setelah pemasangan mahkota kadar IL-1β menurun dibandingkan hari ke 3, keadaan ini terjadi pada 10 orang pasien. Sementara bila dibandingkan dengan hari pertama yaitu 1 jam setelah pemasangan mahkota kadarnya meningkat pada 10 pasien, sisanya menurun pada 7 pasien.

Pembahasan

Pemasangan mahkota menyebabkan perubahan kadar IL-1β dalam CCG gigi sulung posterior dari waktu ke waktu. Kecenderungan perubahan antar waktu pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 5. Penelitian yang berhubungan dengan masalah ini yaitu Efek Bahan Restorasi Cekat Pada Kadar IL-1β dalam CCG oleh Özen dkk tahun 2000, menunjukkan bahwa kadar IL-1β akan meningkat setelah pemasangan Restorasi cekat berbasis Nikel dan Chrome.15

Sebelum pemasangan mahkota kadar IL-1β rata-rata sebesar 18.1 pg/ml, bila dibandingkan dengan kadar normal 10 pg/ml berarti sebelum pemasangan mahkota sudah ada IL-1β yang jumlah lebih sedikit diatas normal. Dalam fungsinya sebagai petugas patroli untuk mendeteksi kehadiran antigen, residen lekosit sudah menemukan antigen lain (selain kation) sebelum pemasangan mahkota. Sehingga kadar IL-1β yang sedikit diatas normal merupakan reaksi terhadap munculnya antigen tersebut.


(11)

Satu jam setelah pemasangan mahkota terjadi peningkatan kadar IL-1β rata-rata sebesar 21.1 pg/ml. Keadaan ini menunjukkan bahwa respon imunologis sudah mulai tampak meningkat 1 jam setelah mahkota diinsersikan pada gigi sulung posterior. Berdasarkan hasil penelitian Masada bahwa kation yang dilepaskan dari dental alloy secara laboratoris sudah dapat dideteksi pada urin satu jam setelah pemasangan mahkota. Fakta ini didukung oleh studi invivo dari Werner Geurtsen pada tahun 2000, bahwa 20 menit setelah bahan logam dental dipasang didapat konsentrasi kation logam Nikel yang jumlahnya meningkat tajam dibandingkan sebelum pemasangan.

Kation yang menembus jaringan epitel gusi akan menyebabkan residen leukosit dalam jaringan melakukan tugasnya untuk memfagosit setiap benda asing yang masuk. Sel Mast, monosit yang sudah berdiferensiasi / makrofag, dan netrofil memainkan fungsinya sebagai sistem imun bawaan. Artinya setiap benda asing yang tidak spesifik tanpa terkecuali akan difagosit oleh sel-sel tersebut.

Keadaan gusi satu jam setelah pemasangan mahkota tidak menampakkan perubahan yang berarti yaitu antara 0.0 – 1.458, gusi berada pada keadaan normal sampai inflamasi sedang. Nilai GI 1 jam setelah pemasangan mahkota sama dengan 1 jam sebelum pemasangan. Keadaan ini menunjukkan reaksi inflamasi yang terjadi termasuk tahap segera.

Kadar IL-1β dalam CCG 3 hari sesudah pemasangan mahkota meningkat dibanding 1 jam sesudah pemasangan mahkota yaitu rata-rata sebesar 23,0. Pada hari ke 3 inflamasi memasuki tahap inflamasi akut, artinya sistem pertahanan tubuh


(12)

telah memasuki tahap respon imun awal (4 – 96 jam). IL-1β yang diproduksi oleh residen lekosit akan bertambah banyak sehingga makin banyak sinyal yang dikirim ke dinding sel endotel menyebabkan P selektin dan E selektin menahan laju leukosit dalam pembuluh darah vena sampai saatnya terjadi migrasi lintas endotelial. Pada saat ini neutrofil masuk ke dalam jaringan untuk memfagosit antigen. Keadaan klinis gusi semua pasien pada hari ke 3 berada pada tingkat ringan sampai sedang (0,250 – 1,1).

Bila dibandingkan hari ke 3, maka pada hari ke 7 setelah pemasangan mahkota, rata-rata kadar IL-1β menurun menjadi 21.2 pg/ml. Kondisi ini menunjukkan inflamasi tidak memasuki tahap kronis, artinya komponen imunologis pada respon imun awal mampu mengatasi serangan antigen secara lokal. Keadaan gusi pada hari ke 7 menunjukkan inflamasi ringan pada semua pasien (GI 0.1 – 1.0).

Berdasarkan perhitungan statistik ditemukan korelasi antara perubahan kadar IL-1β dengan gingival index, tetapi uji t dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa korelasi tersebut secara statistik tidak signifikan (Tabel 4). Walaupun demikian, kadar IL-1β yang secara laboratoris berubah dari waktu ke waktu tidak jauh dari batas kadar normal, tentunya akan menyebabkan perubahan secara klinis yaitu inflamasi ringan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, perubahan kadar IL-1β yang tidak terlalu besar (dari nilai normal) terjadi karena jumlah kation yang dilepaskan dari sebuah tumpatan mahkota tidak menyebabkan inflamasi berat pada gusi gigi posterior sulung yang dipasang mahkota. Dengan kata lain sebuah mahkota yang dipasang di


(13)

dalam mulut dianggap aman berdasarkan hasil penelitian selama 7 hari yang ditandai dengan penurunan kadar IL-1β pada hari ke 7.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 17 pasien usia 5-8 tahun yang dipasang mahkota pada gigi posterior sulung dan kemudian diambil sampel CCG-nya dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemasangan SSC pada satu gigi posterior sulung dengan penatalaksanaan yang baik menyebabkan inflamasi ringan yang ditandai dengan peningkatan kadar IL-1

β pada awal pemasangan kemudian menurun pada hari ke tujuh (Respon Immun

Awal).

2. Perubahan kadar IL-1 β tersebut tidak menimbulkan perubahan gingival secara klinis.

Saran

1. Penggunaan mahkota yang luas dikalangan kedokteran gigi anak memberikan kesadaran perlunya penelitian lebih lanjut untuk pemasangan mahkota pada lebih dari satu gigi di dalam mulut.

2. Perlu penelitian secara longitudinal untuk melihat efek pemasangan mahkota dalam jangka waktu yang panjang.


(14)

3. Perlu penelitian klinis dan laboratoris mahkota dibandingkan dengan bahan tumpatan lain.

4. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat jumlah kation Nikel dan Chrome yang terlepas di dalam jaringan, serta sejauh mana efeknya terhadap keparahan inflamasi gusi.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Traisnel. Et al. Corosion of Surgical Implant. Clin Mater. 1990.5: 309-308.

2. Werner, Geurtsen. Biocompatibility of Dental Casting Alloys. Crit Rev. Oral Biology Med. P 71-84. Hannover, Germany. 2002.

3. Carranza, Fermin A. Glickman’s Clinical Periodontology, W.B. Saunders Philadelphia, Boston, July 2006.

4. Janeway, dkk. Immunobiology : The Immune System in Health and Desease. Edisi 6, Garland Science, New York, 2005.

5. Kresno, Siti Budina. Imunologi : Diagnosis Dan Prosedur Laboratorium. Edisi ke 4, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001. 6. Holmes, Nick. Immunology Part 1B Homepage, Immunology Division.

Department of Pathology University of Cambridge, diunduh dari situs: www.bio.davidson.edu/ imunology. pada tanggal 22 Juni 2006.

7. Schmalz. Biological Interactions of Dental cast Alloys with Oral tissues. Trans Acad. Dent. Mater. 1999.13:97-114.

8. Wellburry, Richard R. Paediatric Dentistry. 2nd ed. Oxford University Press Inc. New York. 2001.

9. Karp, Gerald. Cell and Molecular Biology, Concepts and Experiments, 4th Edition, John Wiley & Sons Inc., New Jersey, 2005.

10. Roeslan, Boedi Oetomo. Imunologi Oral : Kelainan Pada Rongga Mulut, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2002.


(16)

11. Stites, Daniel et al. Medical Immunology, 9th Edition, Prentice Hall International Inc., London, 2001.

12. Rechmann,P. Demonstration of Metallic Restorative Materials in Clinically Healthy Gingiva. Dtsch Zahnazztl Z. 1993. 48:270-275.

13. MatWeb Material Property Data, The Online Materials Database. 2006. diunduh dari: www.matweb.com pada tanggal 26 Juni 2006.

14. Biotrak, Human, IL-1 ELISA System Diunduh dari: www.gehealthcare.com/ lifesciences pada tanggal 25 Mei 2006

15. Őzen, Jüllide. The Effect of Fixed Restoration Materials on The IL-1 β Content of Gingival Crevicular Fluid. Turk .J. Med. Sci. 2001. 31. 365-369.


(17)

LAMPIRAN TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1. Hasil Pengukuran Rapat Optis Konsentrasi IL-1β Standar. Optical Density pd 450 nm [(h)IL-1beta]

(pg/ml std) Meas-1 Meas-2 Mean Corrected

0 0.041 0.039 0.040 0.000

10.24 0.100 0.070 0.085 0.045

25.6 0.132 0.114 0.123 0.083

64 0.242 0.235 0.239 0.199

160 0.507 0.464 0.486 0.446

400 0.929 0.931 0.930 0.890

Gbr.4.1 KURVA STANDAR OD vs [(h)IL-1beta]

0.010 0.100 1.000

1 10 100 1000

[(h)IL-1beta] pg/ml

Optica

l Densi

ty pada


(18)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Rapat Optis pada Sampel CCG dan Konsentrasi IL-1β

Optical Density Terukur [(h)IL-1 beta] dlm pg/ml Px

Y0 Y1 Y3 Y7 X0 X1 X3 X7

1 0.041 0.080 0.085 0.060 9.5 22.0 23.5 16.0 2 0.054 0.081 0.084 0.082 14.0 22.2 23.2 22.6 4 0.083 0.132 0.067 0.096 22.9 36.0 18.0 26.8 5 0.043 0.052 0.087 0.088 11.0 13.2 24.1 24.4 6 0.054 0.060 0.055 0.061 14.0 16.0 15.0 17.0 7 0.067 0.048 0.128 0.113 18.0 12.5 34.0 29.3 8 0.069 0.054 0.055 0.054 18.5 14.0 15.0 14.0 9 0.053 0.057 0.070 0.093 13.5 15.4 19.0 25.9 10 0.061 0.059 0.062 0.061 17.0 15.8 17.4 17.0 11 0.080 0.154 0.103 0.100 22.0 44.8 28.3 28.0 12 0.053 0.062 0.082 0.057 13.5 17.4 22.6 15.4 13 0.071 0.045 0.061 0.076 19.3 11.5 17.0 20.7 15 0.070 0.079 0.121 0.077 19.0 21.7 30.5 21.0 16 0.121 0.140 0.148 0.067 30.5 40.0 42.8 18.0 18 0.139 0.073 0.052 0.067 39.5 20.0 13.2 18.0 19 0.054 0.081 0.084 0.082 14.0 22.2 23.2 22.6 20 0.043 0.052 0.087 0.088 11.0 13.2 24.1 24.4

Keterangan :

Y0, Y1, Y3, Y7 = Rapat optis dari sampel CCG yang diambil masing- masing berurutan 1

jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota. X0, X1, X3, X7 = Konsentrasi IL-1β hasil pemplotan pada KURVA STANDARD dari

sampel CCG yang diambil masing-masing berurutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota.


(19)

Tabel 3. Hasil Pengukuran Gingival Index vs [(h)IL-1b]

GINGIVA INDEX [(h)IL-1beta] in pg/ml Px

G0 G1 G3 G7 IL-1β-0 IL-1β-1 IL-1β-3 IL-1β-7

1 0.000 0.000 0.500 0.375 9.5 22.0 23.5 16.0 2 0.050 0.050 1.100 0.750 14.0 22.2 23.2 22.6 4 0.250 0.250 0.375 1.000 22.9 36.0 18.0 26.8 5 0.542 0.542 0.292 0.583 11.0 13.2 24.1 24.4 6 0.375 0.375 0.667 0.583 14.0 16.0 15.0 17.0 7 0.333 0.333 0.250 0.208 18.0 12.5 34.0 29.3 8 1.458 1.458 0.750 0.375 18.5 14.0 15.0 14.0 9 0.000 0.000 0.167 0.292 13.5 15.4 19.0 25.9 10 0.000 0.000 0.292 0.330 17.0 15.8 17.4 17.0 11 0.667 0.667 0.792 0.667 22.0 44.8 28.3 28.0 12 1.458 1.458 0.292 0.333 13.5 17.4 22.6 15.4 13 0.125 0.125 0.375 0.083 19.3 11.5 17.0 20.7 15 0.292 0.292 0.292 0.250 19.0 21.7 30.5 21.0 16 0.292 0.292 0.208 0.125 30.5 40.0 42.8 18.0 18 0.375 0.375 0.583 0.375 39.5 20.0 13.2 18.0 19 0.420 0.420 1.040 0.100 14.0 22.2 23.2 22.6 20 0.375 0.375 0.542 0.167 11.0 13.2 24.1 24.4

Keterangan :

IL-1β-0, IL-1β-1, IL-1β-3, IL-1β-7 = Konsentrasi IL-1 hasil pemplotan pada KURVA

STANDARD dari sampel CCG yang diambil masing-masing berturutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota.

G0, G1, G3, G7 = Gingival Index (GI) dari sampel CCG yang diambil

masing-masing berturutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota.

Tabel 4. Uji Keberartian Korelasi r Spearman antar perubahan G dan IL-1 beta antar waktu

r r2 thitung t tabel 95% Sifat

S0 0.0010 0.000001 0.004 2.13 Non Significant S1 0.0474 0.002247 0.184 2.13 Non Significant S3 0.2498 0.062400 0.999 2.13 Non Significant S7 0.2300 0.052900 0.915 2.13 Non Significant n = 17 ; (n-2) = 3.873 ; t hitung = r(n-2)/(1-r2)


(20)

Tabel 5. Kecenderungan Perubahan Kadar IL-1 dari waktu ke waktu

[(h)IL-1beta] in pg/ml

Px IL1-0 IL1-1 IL1-3 IL1-7

Catatan :

(Lampiran Gambar hal. 22 dan 23 dikirim dalam file terpisah dengan nama : Artikel Ilmiah PIN II IDGAI RatnaIndriyanti Gambar.doc)

1 9.5 22.0 23.5 16.0

2 14.0 22.2 23.2 22.6

4 22.9 36.0 18.0 26.8

5 11.0 13.2 24.1 24.4

6 14.0 16.0 15.0 17.0

7 18.0 12.5 34.0 29.3

8 18.5 14.0 15.0 14.0

9 13.5 15.4 19.0 25.9

10 17.0 15.8 17.4 17.0

11 22.0 44.8 28.3 28.0

12 13.5 17.4 22.6 15.4

13 19.3 11.5 17.0 20.7

15 19.0 21.7 30.5 21.0

16 30.5 40.0 42.8 18.0

18 39.5 20.0 13.2 18.0

19 14.0 22.2 23.2 22.6

20 11.0 13.2 24.1 24.4

Jumlah 307.2 357.9 390.9 361.1 Rata2 18.1 21.1 23.0 21.2

Std 7.587 9.960 7.635 4.732 Var 57.570 99.206 58.293 22.390

n 17 17 17 17

Normal 10 10 10 10

t test 4.39 4.58 7.02 9.80 t tabel (95%) 2.12 2.12 2.12 2.12 Sifat Sign Sign Sign Sign


(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Traisnel. Et al. Corosion of Surgical Implant. Clin Mater. 1990.5: 309-308.

2. Werner, Geurtsen. Biocompatibility of Dental Casting Alloys. Crit Rev. Oral

Biology Med. P 71-84. Hannover, Germany. 2002.

3. Carranza, Fermin A. Glickman’s Clinical Periodontology, W.B. Saunders

Philadelphia, Boston, July 2006.

4. Janeway, dkk. Immunobiology : The Immune System in Health and Desease.

Edisi 6, Garland Science, New York, 2005.

5. Kresno, Siti Budina. Imunologi : Diagnosis Dan Prosedur Laboratorium. Edisi ke

4, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.

6. Holmes, Nick. Immunology Part 1B Homepage, Immunology Division.

Department of Pathology University of Cambridge, diunduh dari situs:

www.bio.davidson.edu/ imunology. pada tanggal 22 Juni 2006.

7. Schmalz. Biological Interactions of Dental cast Alloys with Oral tissues. Trans

Acad. Dent. Mater. 1999.13:97-114.

8. Wellburry, Richard R. Paediatric Dentistry. 2

nd

ed. Oxford University Press Inc.

New York. 2001.


(2)

11. Stites, Daniel et al. Medical Immunology, 9

th

Edition, Prentice Hall International

Inc., London, 2001.

12. Rechmann,P. Demonstration of Metallic Restorative Materials in Clinically

Healthy Gingiva. Dtsch Zahnazztl Z. 1993. 48:270-275.

13. MatWeb Material Property Data, The Online Materials Database. 2006. diunduh

dari: www.matweb.com pada tanggal 26 Juni 2006.

14. Biotrak, Human, IL-1

ELISA System Diunduh dari:

www.gehealthcare.com/

lifesciences pada tanggal 25 Mei 2006

15.

Őzen, Jüllide. The Effect of Fixed Restoration Materials on The IL

-1

β Content of

Gingival Crevicular Fluid. Turk .J. Med. Sci. 2001. 31. 365-369.


(3)

LAMPIRAN TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1. Hasil Pengukuran Rapat Optis Konsentrasi IL-1β Standar. Optical Density pd 450 nm [(h)IL-1beta]

(pg/ml std) Meas-1 Meas-2 Mean Corrected

0 0.041 0.039 0.040 0.000

10.24 0.100 0.070 0.085 0.045

25.6 0.132 0.114 0.123 0.083

64 0.242 0.235 0.239 0.199

160 0.507 0.464 0.486 0.446

400 0.929 0.931 0.930 0.890

Gbr.4.1 KURVA STANDAR OD vs [(h)IL-1beta]

0.010 0.100 1.000

1 10 100 1000

[(h)IL-1beta] pg/ml

Optica

l Densi

ty pada


(4)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Rapat Optis pada Sampel CCG dan Konsentrasi IL-1β

Optical Density Terukur [(h)IL-1 beta] dlm pg/ml Px

Y0 Y1 Y3 Y7 X0 X1 X3 X7

1 0.041 0.080 0.085 0.060 9.5 22.0 23.5 16.0

2 0.054 0.081 0.084 0.082 14.0 22.2 23.2 22.6

4 0.083 0.132 0.067 0.096 22.9 36.0 18.0 26.8

5 0.043 0.052 0.087 0.088 11.0 13.2 24.1 24.4

6 0.054 0.060 0.055 0.061 14.0 16.0 15.0 17.0

7 0.067 0.048 0.128 0.113 18.0 12.5 34.0 29.3

8 0.069 0.054 0.055 0.054 18.5 14.0 15.0 14.0

9 0.053 0.057 0.070 0.093 13.5 15.4 19.0 25.9

10 0.061 0.059 0.062 0.061 17.0 15.8 17.4 17.0

11 0.080 0.154 0.103 0.100 22.0 44.8 28.3 28.0

12 0.053 0.062 0.082 0.057 13.5 17.4 22.6 15.4

13 0.071 0.045 0.061 0.076 19.3 11.5 17.0 20.7

15 0.070 0.079 0.121 0.077 19.0 21.7 30.5 21.0

16 0.121 0.140 0.148 0.067 30.5 40.0 42.8 18.0

18 0.139 0.073 0.052 0.067 39.5 20.0 13.2 18.0

19 0.054 0.081 0.084 0.082 14.0 22.2 23.2 22.6

20 0.043 0.052 0.087 0.088 11.0 13.2 24.1 24.4

Keterangan :

Y0, Y1, Y3, Y7 = Rapat optis dari sampel CCG yang diambil masing- masing berurutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota. X0, X1, X3, X7 = Konsentrasi IL-1β hasil pemplotan pada KURVA STANDARD dari

sampel CCG yang diambil masing-masing berurutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota.


(5)

Tabel 3. Hasil Pengukuran Gingival Index vs [(h)IL-1b]

GINGIVA INDEX [(h)IL-1beta] in pg/ml

Px

G0 G1 G3 G7 IL-1β-0 IL-1β-1 IL-1β-3 IL-1β-7

1 0.000 0.000 0.500 0.375 9.5 22.0 23.5 16.0

2 0.050 0.050 1.100 0.750 14.0 22.2 23.2 22.6

4 0.250 0.250 0.375 1.000 22.9 36.0 18.0 26.8

5 0.542 0.542 0.292 0.583 11.0 13.2 24.1 24.4

6 0.375 0.375 0.667 0.583 14.0 16.0 15.0 17.0

7 0.333 0.333 0.250 0.208 18.0 12.5 34.0 29.3

8 1.458 1.458 0.750 0.375 18.5 14.0 15.0 14.0

9 0.000 0.000 0.167 0.292 13.5 15.4 19.0 25.9

10 0.000 0.000 0.292 0.330 17.0 15.8 17.4 17.0

11 0.667 0.667 0.792 0.667 22.0 44.8 28.3 28.0

12 1.458 1.458 0.292 0.333 13.5 17.4 22.6 15.4

13 0.125 0.125 0.375 0.083 19.3 11.5 17.0 20.7

15 0.292 0.292 0.292 0.250 19.0 21.7 30.5 21.0

16 0.292 0.292 0.208 0.125 30.5 40.0 42.8 18.0

18 0.375 0.375 0.583 0.375 39.5 20.0 13.2 18.0

19 0.420 0.420 1.040 0.100 14.0 22.2 23.2 22.6

20 0.375 0.375 0.542 0.167 11.0 13.2 24.1 24.4

Keterangan :

IL-1β-0, IL-1β-1, IL-1β-3, IL-1β-7 = Konsentrasi IL-1 hasil pemplotan pada KURVA STANDARD dari sampel CCG yang diambil masing-masing berturutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota.

G0, G1, G3, G7 = Gingival Index (GI) dari sampel CCG yang diambil masing-masing berturutan 1 jam sebelum, 1 jam, 3 hari, dan 7 hari setelah pemasangan mahkota.

Tabel 4. Uji Keberartian Korelasi r Spearman antar perubahan G dan IL-1 beta antar waktu

r r2 thitung t tabel 95% Sifat


(6)

Tabel 5. Kecenderungan Perubahan Kadar IL-1 dari waktu ke waktu

[(h)IL-1beta] in pg/ml

Px IL1-0 IL1-1 IL1-3 IL1-7

Catatan :

(Lampiran Gambar hal. 22 dan 23 dikirim dalam file terpisah dengan nama :

Artikel Ilmiah PIN II IDGAI RatnaIndriyanti Gambar.doc)

1 9.5 22.0 23.5 16.0

2 14.0 22.2 23.2 22.6

4 22.9 36.0 18.0 26.8

5 11.0 13.2 24.1 24.4

6 14.0 16.0 15.0 17.0

7 18.0 12.5 34.0 29.3

8 18.5 14.0 15.0 14.0

9 13.5 15.4 19.0 25.9

10 17.0 15.8 17.4 17.0

11 22.0 44.8 28.3 28.0

12 13.5 17.4 22.6 15.4

13 19.3 11.5 17.0 20.7

15 19.0 21.7 30.5 21.0

16 30.5 40.0 42.8 18.0

18 39.5 20.0 13.2 18.0

19 14.0 22.2 23.2 22.6

20 11.0 13.2 24.1 24.4

Jumlah 307.2 357.9 390.9 361.1 Rata2 18.1 21.1 23.0 21.2

Std 7.587 9.960 7.635 4.732 Var 57.570 99.206 58.293 22.390

n 17 17 17 17

Normal 10 10 10 10

t test 4.39 4.58 7.02 9.80 t tabel (95%) 2.12 2.12 2.12 2.12 Sifat Sign Sign Sign Sign