AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL 96% BUAH Piper retrofractum Vahl. TERHADAP LARVA NYAMUK Anopheles aconitus Aktivitas Biolarvasida Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles

AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL 96%
BUAH Piper retrofractum Vahl. TERHADAP LARVA NYAMUK Anopheles aconitus
DAN Aedes aegypti SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

ISMAYADI
K 1000900140

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013

 
 

AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL 96% BUAH
Piper retrofraktum Vahl. TERHADAP LARVA NYAMUK Anopheles aconitus DAN Aedes

aegypti SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA
BIOLARVICIDE ACTIVITY OF 96% ETHANOL-EXTRACTED OF SEMI-POLAR
FRACTION OF Piper retrofraktum Vahl FRUIT AGAINTS Anopheles aconitus AND Aedes
Aegypti LARVAS AND THIN LAYER CHROMATOGRAPHY PROFILE
Haryoto, Ismayadi, Rima Munawaroh
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Aktivitas biolarvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus serta
profil KLT (kromatografi lapis tipis) dari fraksi semipolar ekstrak etanol 96% buah Piper
retrofractum Vahl. telah dilakukan. Uji biolarvasida dilakukan terhadap larva instar III dengan
variasi konsentrasi. Aedes aegypti yaitu 10, 30, 50 dan 80 ppm sedangkan Anopheles aconitus
10, 20, 30 dan 40 ppm selama 24 jam. Persentase kematian pada larva Aedes aegypti secara
berturut-turut sebesar 2, 35, 58, dan 79% dengan LC50 =44,484 ppm sedangkan Anopheles
aconitus 27, 100, 100 dan 100% dengan LC50=11,39 ppm. Hasil KLT menggunakan pereaksi
semprot dragendorff menunjukkan adanya alkaloid dengan Rf=0,26 dan berfluorosensi kuning
jingga pada UV366.
Kata kunci ; Piper retrofractum, Biolarvasida, Aedes aegypti, Anopheles aconitus
ABSTRACT
Biolarvacide activity against Aedes aegypti and Anopheles aconitus mosquitoes and TLC
profile of semi-polar fraction of 96% ethanol-extracted of Piper retrofractum Vahl. fruit had

been completed. Biolarvacide tests are conducted on instar III larva with varying concentration.
Aedes aegypti 10, 30, 50 and 80 ppm and Anopheles aconitus 10, 20, 30 and 40 ppm for 24
hours. Percentage of death for Aedes aegypti larva were 2, 35, 58 and 79% with LC50 = 44.484
ppm, respectively, whereas Anopheles aconitus 27, 100, 100 and 100% with LC50=11.39 ppm.
Results of TLC using a Dragendorff spray reactor indicated presence of alkaloid with Rf = 0.26
and has yellow orange fluorescence at UV366.
Key words: Piper retrofractum, Biolarvacide, Aedes aegypti, Anopheles aconitus

PENDAHULUAN
Malaria dan demam berdarah merupakan penyakit tropis dan menimbulkan epidemi yang
luas dan cepat (Lailatul et al., 2010). Nyamuk adalah ancaman utama bagi 2 milyar penduduk
yang tinggal di daerah tropis (Aarthi et al., 2010). Di Indonesia demam berdarah telah menjadi
masalah kesehatan selama 41 tahun terakhir. Pada tahun 2009 provinsi DKI Jakarta merupakan
1

 
 

provinsi dengan kasus DBD tertinggi yaitu 313 kasus per 100.000 penduduk. Kasus malaria dari
tahun 2006 sampai 2009 dilaporkan terjadi kasus KLB (kejadian luar biasa) di pulau Jawa,

Sumatera dan Sulawesi dengan total jumlah penderita adalah 1.989 orang dan yang meninggal
sebanyak 11 orang. Selama ini pengendalian nyamuk Anopheles dan aedes Aegypti masih
menggunakan insektisida kimia yang tidak ramah lingkungan dan beresiko terhadap resistensi
nyamuk terhadap insektisida (Istimuyasaroh, 2009),

oleh karena itu, diperlukan adanya

biolarvasida atau bioinsektisida yang mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan relatif aman bagi manusia (Moehammadi, 2005).
Salah satu sumber daya alam Indonesia yang berpotensi menjadi biolarvasida adalah buah
cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.). Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tanaman
famili Piperaceae mempunyai aktivitas larvasida, diantaranya tanaman Piper nigrum terhadap
larva nyamuk Aedes aegypti, senyawa yang mempunyai aktivitas adalah piperin dengan LC50
1,53 ppm, piperonalin A (1,46 ppm), ekstrak etanol (0, 98 ppm) (Simas et al., 2007), ekstrak
etanol Piper longum dengan LC50 2,23 ppm, Piper ribesoides (8,13 ppm) dan Piper
sarmentosum (4,06 ppm) (Chaitong, 2006). Ekstrak etanol biji P. guinensa dan ekstrak etanol
buah P. angulata mempunyai aktivitas terhadap larva nyamuk Anopheles gembiae yang
merupakan satu keluarga dengan Anopheles aconitus dengan LC50 masing-masing 0,028 ppm
dan 2,50 ppm (Aina et al., 2009).
Tanaman Piper retrofractum Vahl. merupakan tanaman yang banyak tersebar di Indonesia.

Kandungan tanaman ini adalah piperin, piperidin, retrofraktamida A, guaninsin, piperlonguminin
dan pelitorin (Miyakado et al., 1989). Dilihat dari senyawa-senyawa yang terkandung di
dalamnya, tanaman ini berpotensi sebagai biolarvasida. Oleh sebab itu penelitian terhadap
tanaman Piper retrofraktum Vahl. perlu dilakukan. Tujuan dilakukan penelitian adalah
memperoleh larvasida yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia.

METODE PENELITIAN
Alat
bejana kaca, pengaduk kayu, vacuum rotary evaporator, penangas air, cawan perselen,
beaker glass (pyrex), batang pengaduk, container uji larvasida, pipet tetes, flakon, labu takar 10
ml, gelas ukur 5,10 dan 100 ml, tusuk gigi, pipa kapiler, bejana kromatografi, lampu UV254 dan
UV366 serta seperangkat alat semprot.
2

 
 

Bahan
Simplisia kering buah Piper retrofraktum Vahl., etanol 96% teknis, larva nyamuk Anopheles
aconitus dan Aedes aegypti yang diperoleh dari B2P2VRP Salatiga, CMC Na 1%, aquadest, fase

diam silica GF254, fase gerak (n-heksan:etil asetat) dan pereaksi semprot Dragendorf
Tempat Penelitian
Pembuatan ekstrak etanol 96% fraksi semi polar buah Piper retrofraktum Vahl. dilakukan di
Fakultas Farmasi, Univesitas Muhammadiyah surakrta. Uji biolarvasida dilakukan di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Vektor Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.
Jalannya Penelitian
1.

Persiapan simplisia
Sebanyak 1,8 kg buah Piper retrofractum dibersihkan dan dikeringkan dalam oven 50oC

selama 5 hari kemudian diserbukkan menggunakan blender (Chansang et al, 2005)
2.

Ekstraksi
Serbuk kering buah Piper retrofractum ditimbang sebanyak 1 kg, kemudian ditempatkan

dalam bejana gelas untuk maserasi. Serbuk direndam dalam etanol 96% sebanyak 7500 mL
selama 3 hari sambil sering digojog, kemudian hasil maserasi disaring dengan kain flannel bersih
sehingga didapatkan filtrat etanol dan ampas. Ampas diremaserasi 2 kali. Filtrat etanol yang

didapat dipekatkan dengan menggunakan evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental buah
Piper retrofractum. Sebesar 19,54%.
3.Fraksinasi
Sebelum melakukan fraksinasi dilakukan optimasi fase gerak menggunakan metode KLT.
Ekstrak kering yang didapat, dilarutkan dalam etanol. Ekstrak kering yang digunakan untuk
proses KCV sebanyak 25 g dan diimpregnasi dengan silika impreg G60 (30-70 mesh) sebanyak
dua kali lipat berat sampel yaitu 50 g. Kemudian ekstrak yang telah diimpreg dimasukkan dalam
kolom kromatografi cair, dan dielusi dengan tingkat kepolaran yang meningkat yaitu n-heksan :
etil asetat (9:1), n-heksan : etil asetat (8:2), n-heksan:etil asetat (7:3), n heksan:etil asetat (5:5)
masing-masing 3 kali penuangan sebanyak 75 ml dimulai dari pelarut nonpolar ke polar dan
etanol ditambahkan terakhir. Masing-masing fraksi ditampung di dalam botol dan didapatkan 15
fraksi yang kemudian ditotolkan pada lempeng KLT silika GF254 untuk dilakukan penggabungan
hasil fraksi.

3

 
 

4.


Uji Larvasida

a.

Pembuatan larutan stok
Orientasi dilakukan terhadap beberapa pelarut (air, CMC Na dan DMSO dengan konsentrasi

fraksi semi polar 100, 200, 300, 500 dan 1000 ppm). Pada kosentrasi tersebut ternyata pelarut air
dan DMSO membuat larutan menjadi keruh dan kemungkinan larva tdak bisa terdeteksi dengan
baik, berbeda dengan CMC Na 1% , dengan konsentrasi 1000 ppm keadaan larutan masih jernih
dan bisa dipakai untuk mendeteksi larvasida yang mati ataupun masih hidup
b.

Uji pendahuluan
Seri konsentrasi sampel dibuat dengan melarutkan fraksi semi polar buah cabe Jawa.

menggunakan pelarut CMC Na 1%. Seri konsentrasi yang dibuat yaitu 10, 80, 150, 300 dan 500
ppm. Sebagai kontrol digunakan CMC Na yaitu pelarut terpilih sebanyak 2 mL kemudian
ditambahkan air sampai volume 100 mL. Masing-masing larutan tersebut dimasukkan ke dalam

kontainer berbeda dan diberikan 25 ekor larva nyamuk instar III untuk tiap kontainer. Hal ini
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk masing-masing larva uji dan diamati secara berkala
selama 24 jam perlakuan (Lailatul et al, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan kematian larva Anopheles aconitus pada pengamatan 24 jam
dengan konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm menunjukkan larva mati 100%. Karena pada
konsentrasi terendah yaitu 50 ppm dapat menimbulkan 100% kematian maka dibuat seri
konsentrasi di bawah 50 ppm yaitu 10, 20, 30 dan 40 ppm. Sedangkan pada larva Aedes aegypti
mati 100% pada konsentrasi 100 ppm, maka dibuat seri konsentrasi di bawah 100% yaitu 10, 30,
50 dan 80 ppm.
Pengamatan terhadap kematian larva dilakukan dengan menggoyang kontainer dan
menyentuh larva dengan jarum, apabila larva tidak bergerak maka larva tersebut dikatakan mati
(Lokesh et al, 2010). Hasil pengamatan kemudian diolah menggunakan analisis probit untuk
memperoleh nilai LC50 (Suirta et al, 2007).
5.

Kromatografi Lapis Tipis
Dilakukan penelusuran fase gerak yang sesuai dengan perbandingan etil asetat:n-heksan. Uji

dengan KLT dilakukan dengan menotolkan sampel dengan konsentrasi 1%, dibuat dengan
melarutkan fraksi semipolar ekstrak etanol 96% buah cabe Jawa sebanyak 10 mg dalam 1 mL

aceton. Pengembangan dilakukan dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan bantuan kertas

4

 
 

saring. Jarak pengembangan 5 cm dengan fase gerak yaitu n-heksan:etil acetat (4:1). Hasil
pengembangan dideteksi dengan sinar UV 254 dan 366 nm serta pereaksi semprot.
Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis probit dengan metode Miller dan Tinter dimana
persentase larva mati dirubah menjadi probit dengan menggunakan tabel transformasi probit.
Kemudian dibuat kurva log konsentrasi versus probit larva yang mati. Selanjutnya dengan
mentransformasikan persentase kematian larva sebesar 50% menjadi nilai probit dan
mendistribusikannya ke dalam garis regresi kurva, maka LC50 sampel dapat ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Fraksinasi Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum
Metode yang digunakan dalam fraksinasi adalah KCV dimana menggunakan fase gerak
dengan kepolaran bertingkat yaitu n-heksan:etil asetat (9:1), n-heksan:etil asetat (8:2), nheksan:etil asetat (7:3) dan n-heksan:etil asetat (5:5) masing-masing dielusi 3 kali sebanyak 75

mL dimulai dari pelarut nonpolar ke polar. Etanol dimasukkan terakhir dengan 2 kali elusi
sebanyak 75 mL.

 

1

3
2

 

1

1
Gambar 1. Kromatogram fraksinasi ekstrak etanol 96% buah P. retrofractum dengan fase gerak nheksan:etil asetat (4:1), fase diam GF254, jarak pengembangan 5 cm, pendeteksi UV366.

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa sampel atau ekstrak memiliki 3 komponen yang
diduga salah satu komponen tersebut adalah senyawa piperin yang merupakan senyawa mayor
atau marker dalam ekstrak keluarga piperaceae dalam hal ini berpotensi sebagai larvasida. Rf

masing-masing komponenen sampel secara berturut-turut yaitu komponen 1 (Rf=0,1), komponen
5

 
 

2 (Rf=0,3) dan komponen 3 (Rf =0,7). Adosraku et al. (2013), senyawa piperin memiliki
(Rf=0,285) dengan fase gerak n-heksan:etil asetat (3:1). Sehingga pada bercak no 2 dengan
(Rf=0,3) kemungkinan besar adalah piperin. Seharusnya analisis KLT dilengkapi dengan
kromatografi kualitatif fraksi dengan standar piperin. Karena belum diperoleh piperin standar,
sehingga analisis KLT tidak dilakukan.
Adapun struktur piperin sebagai senyawa marker dalam keluarga piperaceae adalah:

Gambar 2. Struktur molekul piperin

Fraksinasi menggunakan kromatografi fase normal dimana fase diam lebih polar
dibandingkan fase gerak. Bercak yang berada paling atas merupakan senyawa nonpolar karena
terbawa fase gerak yang di tengah adalah semipolar dan yang paling bawah adalah senyawa
polar karena tertahan di fase diam yang bersifat polar.
Tabel 1. Penggabungan fraksi-fraksi hasil fraksinasi dengan KCV
Fraksi yang digabung

Keterangan

1-4
6-11
12-15

Senyawa nonpolar
Senyawa semipolar
Senyawa polar

Kelemahan penelitian dengan metode fraksinasi adalah kemungkinan terjadi kesalahan dalam
penggabungan komponen (penggabungan senyawa polar, semipolar dan nonpolar) sehingga akan
mempengaruhi hasil rendemen dan hasil uji (apakah aktivititas larvasida karena senyawa
semipolar sendiri atau ada senyawa lain yang ikut tercampur di dalamnya).
Uji Aktivitas Larvasida Buah Cabe Jawa
Uji larvasida fraksi semipolar ekstrak etanol 96% buah cabe jawa (P retrofractum)
dilakukan pada larva nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus. Larva yang digunakan
adalah instar III. Instar III digunakan karena memiliki alat-alat tubuh yang sudah lengkap,
sedangkan instar IV tidak digunakan karena dinding tubuh sudah keras sehingga kurang efektif
jika diberi larvasida.
6

 
 

Sebagai kontrol negatif yaitu CMC Na yang membuktikan bahwa tidak ada efek toksik pada
larva. Digunakan CMC Na karena dengan pelarut lain terjadi kekeruhan yang mengakibatkan
larva tidak teramati. Sedangkan pada orientasi pelarut dengan CMC Na cairan kelihatan jernih
dan larva bisa diamati.
Tabel 2. Pengaruh perlakuan fraksi semipolar ekstrak etanol 96% buah cabe jawa (P retrofractum) terhadap
kematian larva Aedes aegypti pada berbagai kelompok perlakuan n=4 setelah pengamatan 24 jam.
Konsentrasi
ppm
10
30
50
80
kontrol negatif

I
4
52
64
80
0

II
4
32
32
72
0

% kematian
III
0
32
64
80
0

IV
0
24
72
84
0

X±SD
2±2,31
35±11,95
58±17,74
79±5,03
0±0

Pada kontrol negatif tidak terdapat larva yang mati. Sedangkan pada kelompok perlakuan
dengan fraksi semipolar ekstrak etanol 96% buah cabe Jawa dengan berbagai konsentrasi dari
kecil ke besar yaitu 10, 30, 50 dan 80 ppm dengan persentase kematian larva berturut-turut
adalah 2, 35, 58 dan 79%. Pada tabel 2, nilai SD pada konsentrasi 30 dan 50 ppm besar (lebih
dari 10) yang berarti simpangan baku atau variasi sebaran data besar, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh kesalahan oleh praktikan seperi ketidakseragaman pemilihan larva nyamuk
instar III dan tidak teliti dalam melihat kematian larva.
Tabel 3. Pengaruh perlakuan ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah cabe Jawa (P. retrofractum)
terhadap kematian larva Anopheles aconitus pada berbagai kelompok perlakuan n=4 setelah pengamatan 24
jam.
% kematian
Konsentrasi (ppm)
10
20
30
40
kontrol negatif

I

II

III

IV

X±SD

20
100
100
100
0

12
100
100
100
0

24
100
100
100
0

28
100
100
100
0

27±6,83
100±0
100±0
100±0
0±0

Pemberian ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah cabe Jawa pada konsentrasi 10, 20,
30 dan 40 ppm bisa menyebabkan persentase kematian secara berturut-turut yaitu 27, 100, 100
dan 100%. Percobaan ini menunjukkan bahwa persentase kematian 100% larva Anopheles
aconitus hanya memerlukan konsentrasi 20 ppm pada pengamatan 24 jam (Tabel 3)

7

 
 

Hasil pengujian ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah cabe Jawa dengan berbagai
tingkat konsetrasi pada sampel dilakukan berdasarkan standar WHO dengan tujuan mencari LC50
dengan metode analisis probit Miller dan Tinter yaitu log konsentrasi vs probit menunjukkan
bahwa pada larva nyamuk Aedes aegypti menghasilkan LC50 sebesar 46,484 ppm sedangkan
pada larva nyamuk Anopheles aconitus LC50 sebesar 11,39 ppm.
A. aegypti

80.43

A. aconitus
44.48

26
4.69
ekstrak

22.68
10.09

nonpolar

11.39

semipolar

13.72

polar

Gambar 2. Grafik perbandingan LC50 ekstrak etanol 96% buah Piper retrofractum dengan LC50 fraksi polar,
semipolar dan nonpolar terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus pada pengamatan 24
jam.

Pada pemberian dengan ekstrak etanol 96% buah Piper retrofractum masing-masing
terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti menghasilkan LC50 sebesar 4,69
dan 26 ppm, fraksi nonpolar (10,09 dan 22,68 ppm), fraksi semipolar (11,39 dan 44,84 ppm) dan
fraksi polar (13,72 dan 80,43 ppm). Hasil ini menunjukkan potensi larvasida yang paling besar
terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti adalah ekstraknya. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena adanya kandungan senyawa aktif dalam ekstrak buah cabe Jawa
lebih banyak dan lengkap dibanding fraksi-fraksinya, adanya reaksi sinergisme antar senyawa
yang terkandung dalam ekstrak cabe Jawa yang berkhasiat sebagai larvasida antara lain yaitu
piperin, retrofraktamid A (Changsang et al., 2005) dan piperanolin (Chaitong et al., 2006).
Ekstrak etanol buah Piper retrofractum, fraksi nonpolar, semipolar dan polar lebih berpotensi
terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus daripada Aedes aegypti instar III dilihat dari LC50
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti lebih tinggi dibandingkan Anopheles aconitus. Zat toksik
yang berperan dalam mematikan larva adalah alkaloid. Alkaloid yang masuk ke dalam tubuh
larva melalui absorbsi dan mendegradasi sel kulit, selain itu alkaloid juga mengganggu kerja
sistem saraf larva (Nopianti, 2008). Dilihat dari morfologi, nyamuk Anopheles aconitus dan
Aedes aegypti memiliki beberapa perbedaan pada tahap menjadi larva yaitu Anopheles aconitus
tidak mempunyai siphon (alat pernafasan di dalam air) sehingga Anopheles aconitus banyak
8

 
 

hidup dipermukaan air untuk bernafas sedangkan Aedes aegypti memiliki alat pernafasan
tersebut. Ukuran larva nyamuk Aedes aegypti lebih besar daripada Anopheles aconitus (Ginanjar,
2008). Ukuran tubuh kecil berarti luas permukaan tubuh besar, memungkinkan Anopheles
aconitus menyerap alkaloid lebih banyak daripada Aedes aegypti, terpaparnya larva nyamuk oleh
senyawa alkaloid membuat tubuh larva menjadi lemah dan akan jatuh ke dalam air, masuknya
Anopheles aconitus ke dalam air membuatnya tidak bisa bernafas karena tidak mempunyai
siphon sehingga mempercepat kematiannya. Aedes aegypti mempunyai struktur tubuh yang lebih
besar (luas permukaan tubuh lebih kecil), alkaloid yang diabsorbsi kecil dan memiliki siphon
(membantu pernafasan dalam air) sehingga Aedes aegypti lebih resisten daripada Anopheles
aconitus terhadap fraksi semipolar buah cabe Jawa.
Aedes aegypti
44.48

2.23
P.longum

8
P. robesoides

4.06
P. sarmentosum

0.98
P. nigrum

P. retrofractum

Gambar 3. Grafik nilai perbandingan LC50 ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah cabe Jawa dengan
tanaman famalili piperaceae yang lain terhadap larva nyamuk Aedes aegypti .

Pada pemberian ekstrak etanol 96% fraksi semipolar buah Piper retrofractum, LC50
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti yaitu 44,48 ppm. Pada penelitian yang dilakukan Chaitong
et al. (2006) menggunakan ekstrak etanol dari 3 keluarga piperaceae yaitu P. longum, P.
robesoides dan P. sarmentosum dengan LC50 masing-masing (2,23, 8 dan 4,06 ppm). Simas et al.
(2007) juga melakukan penelitian menggunakan ekstrak etanol buah P. nigrum dengan LC50
0,98 ppm. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa yang paling berpotensi sebagai larvasida
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti secara berturut-turut adalah P. nigrum, P. longum, P.
sarmentosum, P. robesoides dan terakhir adalah P. retrofractum (fraksi semipolar). Dari
perbandingan ini dapat diketahui bahwa dengan menggunakan fraksi semipolar malah
menurunkan aktivitas larvasida dari buah Piper retrofractum.

9

 
 

d fraksi sem
mipolar ek
kstrak etanool 96% buaah Piper rettrofractum
Analisiis kandungan alkaloid
Vahl. dengan
d
KLT
T
K
Kandungan
kkimia yang terdapat paada fraksi seemipolar ekkstrak etanool 96% buah
h cabe Jawaa
adalah alkaloid. A
Analisis kanndungan kim
mia tersebutt dilakukann dengan krromatografii lapis tipis.
d
yang digunakan adalah sillika Gel GF
G 254. Fasee gerak yaang digunakan adalahh
Fase diam
perbanddingan n-heksan:etil asetat (4:1). Penampakan bercaak digunakkan untuk mendeteksii
alkaloidd adalah reaagen semproot Dragendoorf.

Rf=0
0,26

Pendetekssi UV366

Gam
mbar 4. Gamb
bar KLT eksstrak etanol 96%
9
fraksi seemipolar buaah cabe Jawaa dengan fase gerak nheksan
n:etil asetat ((4:1), fase diaam silika GF254
s
Draggendorf, jaraak pengemban
ngan 5 cm,
2 , pereaksi semprot
pendeteksi U
UV366
Tabel 4.
4 Hasil anallisis senyawa alkaloid frak
ksi semipolarr ekstrak etan
nol 96% buah
h cabe Jawa dengan
d
fase
gerak n--heksan:etil asetat
a
(4:1), faase diam silik
ka GF254 , perreaksi semproot Dragendorrf, jarak penggembangan 5
cm
m, pendeteksii UV366.

Rf
0,266

UV366
kuning jingga

Dragendo
orf
coklat

Beerdasarkan gambar
g
dappat dilihat bahwa
b
bercaak tersebut setelah dissemprot den
ngan reagenn
Dragendorf bercakk menghasilkan fluorrosensi warrna kuning pada UV3366 dan oraanye coklatt
t
meenunjukkan positif alk
kaloid (Waggner dan Blladt, 1996).
dengan sinar tamppak. Hasil tersebut
n dari tanam
man P. retroofractum addalah retrofrraktamid A,
Beberappa alkaloid yang telah dilaporkan
pipericiida (Chaitonng et al., 20006), piperinn dan pipernnoalin (Agooes, 2010).
Moortalitas larvva uji disebbabkan adaanya kandunngan senyaw
wa kimia tuumbuhan yang
y
berupaa
alkaloidd yang terkkandung padda ekstrak etanol
e
96%
% fraksi sem
mipolar buahh cabe Jaw
wa. Senyawaa
tersebutt merupakaan senyawaa kimia peertahanan tumbuhan
t
y
yang
termaasuk dalam
m metabolitt

100

 
 

sekunder atau aleokimia yang dihasilkan pada jaringan tumbuhan dan dapat bersifat toksik
(Yeni, 2008).
Apabila larva memakan makanan yang mengandung senyawa aleokimia toksik, maka larva
tersebut tidak mencapai berat kritis menjadi pupa, hal ini disebabkan larva menurunkan laju
metabolisme dan sekresi enzim pencernaan, sehingga energi untuk pertumbuhan berkurang
(Nursal, 2005).
Hasil di atas dapat dijadikan acuan bahwa fraksi semipolar ekstrak etanol 96% buah cabe
Jawa dapat dimanfaatkan sebagai biolarvasida terutama pada nyamuk Aedes aegypti dan
Anopheles aconitus. Manfaat lain dari hasil ini adalah menemukan obat pembasmi serangga atau
nyamuk alamiah (biosinsektisida) yang ramah lingkungan, selain itu mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkan insektisida sintetis.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa fraksi semipolar buah cabe Jawa
(Piper retrofractum) mempunyai aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dan
Anopheles aconitus dengan LC50 masing-masing adalah 44,484 dan 11,39 ppm dengan senyawa
kandungan senyawa utama dari golongan alkaloid pada Rf 0,26 dan warna kuning jingga pada
UV366 yang menunjukkan adanya piperin.
Saran pada penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan aktivitas larvasida fraksi
semipolar ekstrak etanol 96% terhadap larva jenis lain.

DAFTAR PUSTAKA
Aarthi, N., Murugan, K., 2010, Larvicidal and repellent activity of Vetiveria zizanioides L,
Ocimum basilicum Linn and the microbial pesticide spinosad against malarial vector,
Anopheles stephensi Liston (Insecta: Diptera: Culicidae), Journal of Biopesticides, 3,
199-204.
Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Buku I. Salemba Medika, 28, Jakarta.
Alfiah, Siti., A Maharani I. P., dan Boewono. D. T., 2010, Uji Efikasi Larvasida Berbahan Aktif
Pyriproxyfen Sebagai Insect Growth Regulator (IGR) Terhadap Larva Anopheles
aconitus di Laboratorium. Journal Vektor Dan Reservoir Penyakit (VEKTORA), II, I.
Chansang, Uruyakorn., Zahiri, N. S. J., Bansiddhi, T., Boonruad, P., Thongsrirak, J., Benjapong,
N., and Mir S. M., 2005, Mosquito Larvicidal Activity of Aqueous Extracts of Long
11

 
 

Pepper (Piper retrofractum Vahl) from Thailand, Journal of Vector Ecology 30 (2), 195200.
Chaitong, Udom, Choochote, W., Kamsuk, K., Jitpakdi, A., Pongsri T., Chaiyasit, Daruna, D.
C., Teutum, B. and Pitasawat, B., 2006, Larvasidal Effect of Pepper Plants on Aedes
aegypti (L.) (Diphtera:Culicidae), Journal of Vector Ecologi 31 (1), 138-144.
Depkes RI, 1980, Materia Medika Indonesia Jilid IV, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Djakaria, S., 2000, Parasitologi Kedokteran, Pendahuluan dalam Gandahusada, S., Ilahude,
H.D., Pribadi, W, Parasitologi Kedokteran, 3, 217, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Hadidjaja, Pinardi dan Sri S. Margono, 2011, Dasar Parasitologi Klinik, Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 5, Jakarta.
Hoedojo, R., 1988, Vector Penyakit Protozoa dalam Parasitologi Kedokteran, FKUI, Jakarta.
Isnawati A, Endreswari S, Pudjiastuti, Murhandini, 2002, Efek mutagen ekstrak etanol buah
cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Jurnal Bahan Alam Indonesia, 1(2), 63-67.
Lokesh, R., Barnabas, E. L., Saurav, K., Sundar, K., 2010, Larvicidal Activity of Trigonella
foenum and Nerium oleander Leaves Against Mosquito Larvae Found in Vellore City,
India, Current Research Journal of Biological Sciences, 2(3), 154-160.
Moehammadi, N., 2005, Potensi Biolarvasida Ekstrak Herba Ageratum conyzoides Linn. dan
Daun Saccopetalum horsfieldii Benn. Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L.,
Journal Berk. Penel. Hayati, 10, 1-4.
Nopianti, S., D. Astuti, S., Darnoto, 2008, Efektivitas Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilibi L.) terhadap Kematian Larva Nyamuk Anopheles aconitus instar III. Jurnal
Kesehatan 1(2), 103-104
Nursal, S., 2005. Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica Linn),
Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti
L., Laporan Penelitian pada Universitas Sumatera Utara Medan.
Okinyo, Denis, 2002, Bio prospecting for phytochemicals for Anopheles gambiae larvae control,
Msc thesis, Kenyatta University, Nairobi, Kenya.
Riduwan, 2004, Statistika untuk Lembaga & Instansi pemerintah/Swasta, Alfabeta, Bandung.
Simas, Kato, N. Elisangela, Kuster C. L, M. R, Lage, M. C. S. and Filho, A. M. O., 2007,
Potensial use of Piper nigrum Ethanol Extrac Against Pyrethroid-Resistant Aedest
aegypti larvae, Revista da Sociedade Brasiliera de Medicina Tropica, 40(4), 405-407.

12

 
 

Suirta, I. W. N. M., Puspawati dan Gumiati, N. K., 2007, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif
Larvasida dari Biji Mimba (Azadirachta indika A. Juss) Terhadap Larva Nyamuk Demam
Berdarah ( Aedes Aegypti).
Wasito, Hendri, 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu, 66-68,
.
Yogyakarta.
Widoyono, 2012, Penyakit Tropis, Erlangga, 60, Jakarta.
Yang, Cheol, Y.S. G., Lee, H. K., Lee, M. K., Kim, Sang, H. L., Hoi, S. L., 2002, A Piperidine
Amide Extracted from Piper Longum L. Fruit Shows Activity against Aedes Aegypti
Mosquito Larvae, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 3765-3766.

13

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL 96% BUAH Piper retrofractum Vahl. TERHADAP LARVA Aktivitas Biolarvasida Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus DAN Aedes aegypti

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Biolarvasida Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus DAN Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 1 7

AKTIVITAS BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUAH Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 1 11

PENDAHULUAN Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 2 6

AKTIVITAS BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUAH Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 1 12

AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL 96% BUAH Piper retrofractum Vahl. Aktivitas Biolarvasida Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromat

0 2 12

PENDAHULUAN Aktivitas Biolarvasida Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 1 8

AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL 96% BUAH Piper retrofractum Vahl. Aktivitas Biolarvasida Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Krom

0 2 18

AKTIVITAS LARVASIDA FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL 96%BUAH CABAI JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP LARVA Aktivitas Larvasida Fraksi Polar Ekstrak Etanol 96% Buah Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus DAN Aedes

0 0 11

AKTIVITAS LARVASIDA FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL 96%BUAH CABAI JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP LARVA Aktivitas Larvasida Fraksi Polar Ekstrak Etanol 96% Buah Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus DAN Aedes

0 0 18