MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI MELALUI PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TIMBANGREJA 02 KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL.

(1)

KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MUHAMAD IMAMMUDIN 0903142

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011


(2)

MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI MELALUI PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI TIMBANGREJA 02 KECAMATAN LEBAKSIU

KABUPATEN TEGAL

Oleh

MUHAMAD IMAMMUDIN 0903142

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs.H.Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Prof.Dr.H.J.S. Husdarta, M.Pd NIP.194506121973031001

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Dr.H.Ayi Suherman, M.Pd NIP.196002151984111001


(3)

Kesegaran Jasmani Melalui Pembelajaran Penjelajahan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanki yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Mei 2011 Yang membuat pernyataan

Muhamad Imammudin NIM. 0903142


(4)

i

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 5

C. Pemecahan masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Batasan Istilah... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Kajian Pustaka ... 13

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani... 14

3. Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar... 16

4. Pengertian Kesegaran jasmani... 18

5. Komponen Kesegaran jasmani... 19

a. Daya Tahan... 21

b. Keseimbangan... 22

c. Koordinasi... 22

d. Daya Ledak... 23

e. Waktu Reaksi... 23

f. Kelentukan... 23

g. kekuatan Otot... 24

h. Kelincahan... 24

i. Kecepatan... 25

j. Ketepatan... 25

6. Karekteristik Anak Kelas V Sekolah dasar... 25

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani... 27

8. Pengertian Outdoor Education... 30

9. Tujuan khusus outdoor Education... 30


(5)

ii

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Waktu Penelitian... 37

B. Subjek Penelitian... 37

C. Metode dan Desain Penelitian... 37

1. Metode Penelitian... 37

2. Desain Penelitian... 40

D. Prosedur Penelitian... 43

1. Perencanaan Tindakan... 43

2. Pelaksanaan Tindakan... 44

3. Tahap Observasi... 44

E. Instrumen Penelitian... 46

1. Lembar Observasi... 47

2. Wawancara... 47

3 Angket... 47

4. Camera Foto... 47

5 Catatan Lapangan... 47

6. Tes lari 600 Meter... 47

F. Teknik pengumpulan data dan Analisis Data... 49

1. Teknik Pengumpulan Data... 49

2. analisis Data... 50

G. Validasi Data... 50

1. Triangulasi... 50

2. Member Cek... 51

3. Audit Trial... 51

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Paparan Data Awal... 52

B. Paparan Data Tindakan... 55

1. Paparan data Tindakan Siklus I... 55

a. Paparan Data perencanaan Siklus I... 55

b. Paparan Data pelaksanaan Siklus I... 56

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I... 58

d. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus I... 72

2. Paparan Data Siklus II... 76

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II... 76

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II... 76

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II... 78


(6)

iii

d. Paparan Data Analisi dan Refleksi Siklus III... . 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Kesimpulan... 121

B. Saran-saran... ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 125

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 126


(7)

iv

Tabel Halaman

1.1 Analisis Deskritif Persentase TKJI Siswa Kelas V

SDN Timbangreja 02... 5

2.2 Unsur-unsur Kesegaran Jasmani... 20

3.1 Data Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga SD... 36

4.1 Data Hasil Tes Awal Kesegarn Jasmani Kelas V SDN Timbangreja 02... 52

4.2 Hasil Perencanaan Siklus I... 58

4.3 Hasil Observasi Kineerja Guru Siklus I... 61

4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 65

4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I... 69

4.6 Nilai Tes Kesegaran Jasmani... 70

47 Norma Tes Lari 846,5 Meter... 70

4.8 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus I... ... 72

4.9 Rekapitulasi Hasil Perolehan Kinerja Guru Siklus I... ... 73

4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... ... 74

4.10 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Hasil Belajar Siklus I... 75

4.12 Hasil Perolehan Perencanaan Siklus II... . 78

4.13 Hasil Perolehan Kinerja Guru Siklus II... .. 81

4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... 85

4.15 Hasil Peningkatan Hasil Belajar Siklus II... . 89

4.16 Nilai Tes Kesegaran Jasmani... 91

4.17 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus II... ... 91

4.18 Rekapitulasi Hasil Perolehan Kinerja Guru Siklus II... ... 92

4.19 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... ... 94

4.20 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Hasil Belajar Siklus II... 95

4.21 Hasil Perolehan Perencanaan Siklus III... ... 98

4.22 Hasil Perolehan Kinerja Guru Siklus III... . 101

4.23 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... .. 104

4.24 Hasil Peningkatan Hasil Belajar Siklus III... 108

4.25 Nilai Tes Kesegaran Jasmani... ... 109

4.26 Norma Tes Lari 846,5 Meter... ... 109

4.27 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus III... .... 111

4.28 Rekapitulasi Hasil Perolehan Kinerja Guru Siklus III... 111

4.29 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... . 112


(8)

v

Gambar Halaman

2.1 Bagan Pembelajaran Penjas... ... 17

3.1 Desain Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus Kemmis dan Taggart... 41

3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas... .... 43

4.1 Diagram Hasil Perencanaan Siklus I... 60

4.2 Diagram Hasil Observasi Kinerja guru Siklus I... 64

4.3 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... ... 68

4.4 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 71

4.5 Diagram Perbandingan Perencanaan Siklus I dengan Siklus II... . 81

4.6 Diagram Perbandingan kinerja Guru Siklus I dengan Siklus II... 85

4.7 Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dengan Siklus II... 89

4.8 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II... 92

4.9 Diagram Perbandingan Perencanaan Siklus II dengan Siklus III... 100

4.10 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Siklus II dengan Siklus III... . 104

4.11 Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II dengan Siklus III.107 4.12 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siklus II dengan Siklus III... . 110

4.13 Diagram Peningkatan Perencanaan dari Siklus I sampai Siklus III.. 117

4.14 Diagram Peningkatan Kinerja Guru dari Siklus I sampai Siklus III..118

4.15 Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa dari Siklus I sampai Siklus III... .... 119

4.16 Diagram Peningkatan Hasil Pembelajaran dari Siklus I sampai Siklus III... .. 120


(9)

vi

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... ... 126

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 135

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III...144

4. Hasil Observasi Perencanaan Siklus I... ... 153

5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... .. 155

6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 158

7. Hasil Belajar Siwa Lari 600 Meter Siklus I... ... 161

8. Hasil Observasi Perencanaan Siklus II... ... 163

9. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II... .... 165

10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... ... 168

11. Hasil Belajar Siwa Lari 600 Meter Siklus II... 171

12. Hasil Observasi Perencanaan Siklus III... 173

13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... ... 175

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 178

15. Hasil Belajar Siwa Lari 600 Meter Siklus III...181

16. Format Wawancara Siswa... ... 183

17. Format Angket Siswa... ... 184

18. Format Angket Kepala Sekolah... ... 185

19. Photo Siswa Melakukan Pemanasan... 187

20. Photo Siswa Sedang Perjalanan Penjelajahan... .. 187

21. Photo Siswa Melakukan Loncat Tali... .... 187

22. Photo Pengisian Angket... ... 188

23. Photo Tes Lari 600 Meter Putri...188

24. Photo Tes Lari 600 Meter Putra... ... 188

25. Surat Izin Penelitian Kampus... ... 189

26. SK Pembimbing Skripsi ... 190

27. Surat Keterangan Sekolah... ... 191

28. Lembar Monitoring... 192


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.

Pendidikan jasmani merupakan suatu upaya pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anak agar mereka dapat belajar bergerak, dan belajar melalui gerak serta berkepribadian yang tangguh, sehat jasmani dan rokhani. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, siswa merupakan subyek dan sekaligus merupakan titik sentral yang harus mendapatkan perhatian sungguh-sungguh.

Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani pelajar sudah tercantum dalam kurikulum sekolah dengan jenjang pendidikannya. Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan tugasnya menjelaskan bahwa seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah dikondisikan secara sosial kultural, misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa dan negara, dengan kesegaran


(11)

jasmani, maka yang menjadi obyek dan subyeknya adalah anak sekolah dan lingkungannya. Masyarakat sekolah diharapkan melakukan usaha pembinaan kesegaran jasmani agar dapat mempengaruhi lingkungan sehingga berkembang di kalangan masyarakat umum.

Pada zaman modern sekarang ini, sebenarnya manusia dituntut untuk semakin aktif, karena persaingan disemua bidang semakin ketat. Untuk dapat lebih aktif, manusia dituntut untuk lebih meningkatkan kesegaran jasmaninya, sehingga dituntut untuk lebih banyak melakukan latihan. Salah satu materi dalam pendidikan luar kelas (outdoor education) yaitu penjelajahan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh guru dan siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas gerak yang sangat menyenangkan sehingga diharapkan dapat menunjang meningkatnya kesegaran jasmani melalui materi pambelajaran penjelajahan.

Pendidikan jasmani melalui pendidikan luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah sebagai sumber belajar, lingkungan sekolah juga dapat dijadikan sebagai alat pengembangan kegiatan di alam bebas agar siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan bersikap positif, berperilaku sosial yang selaras dengan norma yang ada. Lahirnya konsep pendidikan di alam adalah manifestasi dari pendidikan di luar ruangan. Alam sebagai media belajar merupakan solusi ketika terjadi kejenuhan atas metodologi pendidikan di dalam kelas. Dari pemikiran inilah Walt Whitmant mencoba memperbaharuhi metodologi itu dengan penekanan pada proses aktivitas di luar kelas. Pendidikan dan latihan di luar kelas dapat menggantikan proses pendidikan konvensional (kelas atau ruangan) yang selama ini dilakukan secara


(12)

pasif. Akibatnya model pendidikan tersebut lebih berorientasi pada nilai-nilai kuantitatif, bukan pada proses pengenalan lebih dalam pada sumber-sumber pengetahuan (Herry, 2008: 2).

Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian atau nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Komarudin, 2007: 2).

Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku. Aktivitas luar kelas dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggaliansolusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkunga (Vincencia, 2006: 1).

Pengertian aktivitas luar sekolah menurut kurikulum pendidikan jasmani (KBK) tahun 2004 pendidikan luar kelas (outdoor) yaitu :

Aktivitas luar sekolah : Berisi tentang kegiatan diluar kelas atau sekolah dan dialam bebas lainya seperti : bermain dilingkungan sekolah, taman, perkemahan, pertanian atau nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat petualangan, (penjelajahan, mendaki gunung, menelusuri sungai, cano dan lainnya), serta pengembangkan aspek pengetahuan atau konsep yang relevan serta nilai-nilai yang tergantung didalamnya.


(13)

Tujuan pendidikan luar kelas Menurut Hari (2010: 3) diantaranya adalah : 1. Membantu anak dengan kegiatan yang bermanfaat.

2. Membuka inisiatif dan kemampuan membuat keputusan.

3. Memudahkan pertumbuhan dan kemajuan sosial dan sikap pribadi. 4. Agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar. 5. Mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di

lingkungan dan alam sekitar.

6. Memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Berdasarkan uraian di atas pendidikan luar kelas (outdoor education) merupakan bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar yang memiliki karekteristik petualangan. Untuk itu guru penjasorkes dapat mengimplementasikan pembelajaran luar kelas (outdoor education) sebagai upaya meningkatkan kesegaran jasmani para siswanya.

Sesuai dengan data emperik atau data awal untuk siswa kelas V SDN Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal adalah untuk katagori baik sekali 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori sedang sebanyak 7 siswa dengan jumlah persentase 22 %, untuk katagori kurang sebanyak 17 siswa dengan jumlah persentase 53 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 8 siswa dengan jumlah persentase 25 %. Untuk lebih jelas lihat pada tabel 1.1

Maka dapat disimpulkan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal dalam katagori kurang.


(14)

Tabel. 1.1

Analisis Deskritif persentase TKJI Siswa Kelas V

SD Negeri Timbangreja 02 kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi

Persentase (%)

1 22 - 25 Baik Sekali (BS) 0 0 %

2 18 - 21 Baik (S) 0 0 %

3 14 - 17 Sedang (S) 7 22 %

4 10 -13 Kurang (K) 17 53 %

5 5 - 9 Kurang Sekali 8 25 %

∑f 32 100 %

Dengan latar belakang di atas, maka diadakan penelitian dengan judul Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui pembelajaran penjelajahan pada siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal tahun 2010.

Adapun alasan penulisan judul tersebut adalah Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa kelas V SD Negeri Timbanreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal melalui pembelajaran penjelajahan.

B. Rumusan Masalah

Dari penjabaran mengenai alasan pengambilan judul diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :


(15)

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran penjelajahan dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SDN Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal?

2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran penjelajahan dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SDN Tinbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal?

3. Bagaimana mengevaluasi pembelajaran penjelajahan dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SDN Tinbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal?

4. Hambatan-hambatan apa saja yang yang terjadi dalam pembelajaran penjelajahan dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SDN Tinbangreja 02 . Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal?

5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan- permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran penjelajahan?

6. Seberapa besar peningkatan kebugaran jasmani siswa dalam setiap siklus melalui pembelajaran penjelajahan?

C.Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SDN Timbangreja 02 akan dipecahkan melalui pendidikan luar kelas (outdor education) dengan materi pembelajaran penjelajahan disekitar lingkungan sekolah, yaitu aktivitas pembelajaran terhadap pengenalan lingkungan sekolah melalui kegiatan penjelajahan. Mengingat pendekatan yang digunakan dalam


(16)

penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka bukan hanya kesegaran jasmani siswa saja yang akan dijadikan sasaran dalam pembelajaran ini tetapi yang terpenting adalah bagaimana usaha dari guru dalam membuat suatu inovasi pembelajaran dalam usaha meningkatkan atau memperbaiki proses serta kualitas dari pembelajaran tersebut. Kegiatan penjelajahan ini dimulai dari observasi, menentukan rute perjalanan, mempersiapkan sarana dan prasarana termasuk mengkondisian siswa serta mitra peneliti lainnya. Adapun pelaksanaan pembelajaran penjelajahan tersebut dengan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Waktu tempuh 35 menit x 4 jam pelajaran. 2. Kondisi jalan cukup aman.

3. Medan jalan tidak terlalu berat tapi cukup menantang. 4. Dalam penjelajahan ini dibagi menjadi beberapa pos. 5. Pos pertama atau start jalan cepat berjarak 600 meter.

6. Di setiap pos yaitu pos kedua dan ketiga ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa berupa permainan yang menjurus ke meningkatkan aspek kesegaran jasmani.

7. Penjelajahan diperkirakan akan meningkatkan semangat belajar siswa.

Materi pembelajaran penjelajahan tersebut akan dilaksanakn beberapa kali pertemuan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia serta dengan melihat sampai seberapa besar peningkatan kesegaran jasmani siswa tersebut dapat dicapai. Dan ditandai dengan adanya perubahan dalam kualitas pembelajaran melalui tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi.


(17)

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Melaksanakan rencana pembelajaran penjelajahan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran penjelajahan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.

3. Melaksanakan evaluasi pembelajaran penjelajahan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.

4. Menemukan hambatan-hambatan pembelajaran penjelajahan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.

5. Mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran penjelajahan.

6. Meningkatkan kesegaran jasmani siswa dalam setiap skilus melalui pembelajaran penjelajahan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :


(18)

a. Dengan hasil dari penelitian ini diharapkan SDN Timbangreja 02 untuk dapat meningkatkan pembelajaran penjelajahan dalam meningkatkan kesegaran jasmani dan untuk perlu dicoba pada mata pelajaran yang lain.

b. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai relevansinya

2. Guru Penjasorkes

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran penjelajahan sebagai upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

b. Memberikan informasi dan masukan kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam peningkatan kesegaran jasmani peserta didiknya melaui pembelajaran penjelajahan.

3. Siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pembelajaran penjelajahan dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmaninya.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam penafsiran judul skripsi ini, penulis merasa perlu untuk membuat batasan yang memperjelas dan mempertegas istilah yang dimaksud dalam penelitian sebagai berikut :

1. Meningkatkan

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, tarap), mempertinggi, memperhebat (prosedur) mengangkat diri, memegahkan diri (KBIU, 1976: 1087).


(19)

2. Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kekelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Menurut Presiden’s Council on Phisical and Sport denifisi kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih cukup energi untuk bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang bersifat darurat dalam (emergensi) (Menpora, 1999: 4).

Menurut Sodjatmo Soemowerdjojo dalam Yuwono (2008: 10) berpendapat bahwa kesegaran jasmani lebih dititikberatkan pada physicological fitness yaitu :

kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok harinya. Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 1).

Istilah kebugaran jasmani diartikan sama dengan kesegaran jasmani dan kesamaptaan atau physical fitness yang diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kerja secara efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kebugaran fisik dikelompokkan menjadi tiga bagian, meliputi 1) kebugaran statis: Keadaan seseorang yang bebas dari penyakit atau kondisi tubuh yang sehat; 2) kebugaran dinamis: Kemampuan kerja yang tidak memerlukan keterampilan


(20)

khusus, misalnya beerjalan, mengangkat, mendorong, menjinjing, dll.; dan 3) Kebugaran motoris: Kemampuan kerja yang memerlukan ketrampilan khusus, misalnya seseorang pemain sepakbola harus mampu berlari sambil membawa bola melewati lawan yang menghadang. Pemain bola voli harus mampu melompat sambil memukul bola dan menghindarkan bendungan lawan (Irianto, 2005: 83). 3. Penjelajahan

Penjelajahan menurut, KBBI (2005: 465) adalah sutau proses, cara, perbuatan menjelajah, menelusuri suatu daerah.

4. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang tersusun secara teratur saling berhubungan dan bergantung menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen-komponen yang dimaksud antara lain murid, guru, kurikulum, sumber media, alat dan gedung. Sehingga komponen pembelajaran tersebut diharapkan mampu untuk mendesain pembelajaran dan kegiatan edukatif (Bafadal,1992: 24).

Menurut Gagne dan Briggs (1979: 3).

Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Pembelajaran adalah ”separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa” (Winkel,1991)


(21)

5. Siswa

Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011.

6. Sekolah Dasar Negeri

Dalam penelitian ini yang disebut dengan Sekolah Dasar Negeri adalah semua sekolah dasar yang tergabung dalam satu wadah di bawah UPTD Pendidikan.

7. Timbangreja

Adalah sebuah desa di kecamatan Lebaksiu kabupaten Tegal, yang berada di daerah pedesaan dimana berdiri SDN Timbangreja 02 tempat dilaksanakannya penelitian ini.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri Timbnagreja 02, yang berada di Jalan Mbah Daryuni Desa Timbangreja kecamatan lebaksiu Kabupaten Tegal. Sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian dengan alasan bahwa :

a. Peneliti bertindak sebagai guru Penjasorkes di SD Negeri Timbangreja 02, sekaligus sebagai peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini.

b. Peneliti telah mengenal sifat, karakter dan kebiasaan siswa, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi siswa yang bermasalah dan mempermudah proses memantau, merevisi dan mengolah data yang diperlukan.

Adapun karakteristik SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut :

Personal SD Negeri Timbangreja 02 sebanyak 11 (sebelas) orang dengan rincian sebagai berikut : 1 (satu) orang kepala sekolah, 6 (enam) orang guru kelas, 1 (satu) orang guru mapel agama, 1 (satu) orang guru bahasa inggris, 1 (satu) oraong guru Penjaskorkes, 1 (satu) orang penjaga SD.


(23)

Tabel 3.1

DATA KEPALA SEKOLAH GURU DAN PENJAGA SD NEGERI TIMBANGREJA 02 TAHUN 2011

NO NAMA

NIP JABATAN GURU TUGAS MENGAJAR KET

1. MARSUDI, S.Pd

NIP. 195908281980121004 Kasek PKn

2. ENI HARYANI, A.Ma.Pd

NIP. 196003261979121001 Guru Kelas VI

3. EDY TOTO W, A.Ma.Pd

NIP. 195910181979111001 Guru Kelas III

4. CHAMBALI HM, A.Ma

NIP. 195102281982032001 Guru Mapel I - VI PAI

5. MANIATI, S.Pd

NIP. 196612161988162001 Guru Kelas V

6. NUR‟ AENI, A.Ma.Pd

NIP.196312021986082001 Guru Kelas III

7. YULI SUSIYANTI, S.Si

NIP. - Guru Kelas IV - VI B.

Ing

8. ARIEF NUR RACHMAN

NIP. - Guru Kelas IV

9. NUNUNG M, A.Ma

NIP. - Guru Kelas II

10. M.IMAMMUDIN, A.Ma

NIP. - Guru Mapel I -VI Penjas

11. RIDOI

NIP. 1969092009011002 Penjaga

SD Negeri Timbangreja 02 memiliki lima ruangan kelas, satu ruangan kepala sekolah, satu ruangan kantor guru, ruang perpustakaan, satu rumah dinas, satu WC siswa, satu WC guru, dan memiliki halaman yang digunakan sebagai


(24)

lapangan upacara, lapangan sepak takraw sekaligus lapangan bola voli mini, serta dapat dimanfaatkan untuk lapangan bulu tangkis.

Dalam penelitian ini peneliti sendiri akan dibantu oleh beberapa rekan guru antara lain : 1 (satu) orang guru Penjasorkes SD Negeri Timbangreja 01 (Slamet Didit Pamungkas) akan bertindak sebagai praktisi atau observer, 1 (satu) orang guru kelas IV (Arief Nur Rachman) sebagai observer, 1 (satu) orang guru kelas III (Nunung Murningsih) dan kepala sekolah sebagai mitra peneliti lainnya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2011. Pada pelaksanaan tindakan yang diberikan akan dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan hari menurut jam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dimana penulis bekerja.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Timbangreja 02 Kecamatam Lebaksiu Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 12 siswa putra dan 20 siswa putri, dengan kondisi fisik normal sesuai pertumbuhan dan perkembangan yang wajar.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode menurut Sudjana (1999: 52) ialah “Strategi, proses, dan pendekatan dalam mimilih jenis karekteristik, serta dimensi ruang dan waktu dari data yang


(25)

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan berdasarkan pada latar belakang peneliti akan mengatasi atau memperbaiki proses dan hasil belajar di dalam kelas khususnya dan ingin meningkatkan kesegaran jasmani siswa melalui pembelajaran penjelajahan.

Ada beberapa alas an mengapa penulis menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas ini. Hal tersebut penulis tempuh karena berkeinginan juga untuk meningkatkan profesionalisme. Seperti yang diungkapkan Zainal (2006: 13) bahwa :

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehinggamenjadi professional. Guru tidak lagi sebagai praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa adanya upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti dibidangnya.

3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui satuan kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah actual dan factual yang berkembang di kelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegerasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. 5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut

untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaftasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai pemecahan.

Berbekal dari ke dua keinginan tersebut, penulis mencoba mempersiapkan diri dengan memperdalam pemahaman tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karak ditempuhter dan prosedur yang harus.

Pengertian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional


(26)

dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaharui kondasi dimana praktek-pratek pembelajaran dilakukan (Rahayu, 2004: 35).

Menurut Kemmis dan Carr (1993) dalam Syaefuddin (2002: 2) sebagai berikut :

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan itu serta situasi dimana pekerjaan itu dilakukan.

Berdasarkan pengertian dan latar belakang penelitian tindakan kelas, menurut Kasbolah (1988/1989: 23) karakteristik peneltian tindakan kelas yaitu :

1. Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program di kelas, guru merupakan sosok yang benar-benar mengenal lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu guru kelas inilah yang mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk masalah yang adadi kelasnya. Ketika guru melaksanakan tugusnya dia akan melakukan tindakan-tindakan untuk melakukan perubahan-perubahan yang berkenaan dengan upaya menuju perbaikan.

2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktis faktual. Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

3. Ciri lain yang ada pada PTK adalah tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.

4. PTK bersifat kaloboratif. Pendekatan kaloboratif menurut Joni (1997) dalam Kasbolah (1988/1989: 25) diterapkan untuk menciptakan adanya hubungan kerja sejawatan.

Persyaratan Penelitian Tindakan Kelas menurut Rukmana (2010: 3) sebagai berikut :

1. PTK harus tertuju atau mengenal hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran.

2. PTK menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, obyektif, dan sistematis.


(27)

3. PTK harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan

4. PTK terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.

5. PTK harus betul-betul disadari baik oleh pemberi tindakan maupun oleh sasaran tindakan.

6. PTK harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yakni siswa yang sedang belajar.

2. Desain Penelitaian

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian atau rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilatar belakangi oleh keinginan penulis melaksanakan pembelajaran penjelajahan guna untuk meningkatkan kesegaran jasmani Siswa dan meningkatkan profesionalisme seorang guru.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart, seperti yang dilakukan dalam Kasbolah (1999: 14) mengatakan bahwa :

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Di dalam penyusunan desain penelitian ini, peneliti mengambil model desain penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart dengan menggunakan model siklus. Desain penelitian ini terdiri dari empat komponen, perencanaan, pelakssanaan atau tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya desain penelitian ini dapat dilihat dalam alur penelitian yang tertera pada gambar 3.1.


(28)

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah 1999: 70)

R E F L E C T I F

PLAN

A C T OBSERVE

R E F L E C T I F

REVISED

PLAN

A C T OBSERVE


(29)

Secara garis besar pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan , peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlu disempurnakannya lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal. Sehubungan dengan rencana penelitian yang akan dilakukan secara garis besar tindakan penelitian ini direncanakan dengan 3 siklus yaitu :

1. Tindakan Siklus 1 berupa msteri pembelajaran penjelajahan 2. Tindakan Siklus 2 berupa msteri pembelajaran penjelajahan 3. Tindakan Siklus 3 berupa msteri pembelajaran penjelajahan


(30)

D. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan penelitian yang dikemukakan diatas maka prosedur ini sendiri terdiri dari empat tahapan yaitu :

Gambar 3.2

(Ahmad HP, (1999) dalam (Rahayu, 2004: 52) 1. Perencanaan tindakan yaitu meliputi :

a. Membuat rencana pembelajaran dalam bentuk satuan rencana pembelajaran b. Mempersiapakan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran

penjelajahan.

c. Mendesain alat evaluasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disain

d. Pengaturan kelompok

e. Mendiskusikan prosedur pelaksanaan pembelajaran penjelajahan dengan mitra peneliti

f. Melakukan survei lokasi

Planning

Acting

Observing Reflecting


(31)

2. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan perencanan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Fokusnya adalah upaya meningkatkan kesegaran jasmani melalui pembelajaran penjelajahan.

Adapun proses pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut: a. Kegiatan awal

1) Siwa berbaris sesuai dengan kelompoknya. 2) Absensi

3) Penjelasan singkat tentang tujuan pembelajaran penjelajahan 4) Penjelasan singkat tentang tata tertib pelaksanaan

5) Penjelasan singkat tentang rute penjelajahan 6) Siswa melakukan pemanasan

7) Mengecek perlengkapan

8) Berdo‟a

b. Kegiatan Inti

1) Setiap kelompok diundi untyuk mendapatkan kesempatan berjalan lebih dahulu

2) Kelompok bersiapdigaris start, setelah aba-aba peluit berjalan sesuai dengan urutan undian

3) Kelompok melakukan perjalanan mulai dari start menuju rute yang telah ditentukan


(32)

4) Penjelajahan berakhir dan masing-masing kelompok mengisi angket yang telah disediakan

c. Penutup

1) Peneliti atau guru bersama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran

2) Berbaris

3) Berdo‟a

4) Istirahat

3. Tahap Observasi

Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peritiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Yang penting dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil observasi.

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

4. Tahap Analisis Refleksi

Pada tahap ini guru atau praktisi bersama-sama dengan siswa dan mitra peneliti lainnya melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan, mengkaji satuan rencana pembelajaran dalam mengkaji hasil kegiatan siswa dalam pembelajaran penjelajahan, dan


(33)

memberikan penjelasan makna daripembelajran penjelajahan dalam meningkatkan kesegaran jasmani.

Hasil dari analisis dan refleksi tindakan penelitian dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan sebagai bahan perencanaan penelitian berikutnya.

Menurut Kasbolah dalam Sugiono (1999: 100) pada dasarnya refleksi

‟merupakan kegiatan analisis-sitesis, interpretasi, dan ekplanasi (penjelasan)

terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan‟.

Pada tahap ini dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dengan tujuan untuk melaksanakan rencana pelaksanaan selanjutnya. Hasil analisis dan refleksi pelaksanaan pembelajaran pada setiap tindakan pembelajaran berikutnya menetapkan rekomendasi hasil tindakan penelitian semua siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2006: 160).


(34)

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah :

1. Lembar Observasi

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan memperoleh data tentang obervasi penelitian yaitu lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksasaan pembelajaran penjelajahan, dan evaluasi dari hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan yang menghambat pelaksanaan pembelajaran

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiono, (2005: 72) mendefinisikan

wawancara sebagai berikut „Wawancara adalah merupakan dua orang untuk bertukarinformasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu‟.

3. Angket

Angket disusun dengan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa selama pelaksanan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajarn penjelajahan. Angket akan diberikan setiap selesai pembelajaran.


(35)

Menurut sanafiah (1986: 178) dalam Mulyani (2006: 27) mengemukakan

bahwa ‟Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, desebut angket tertutup. Angket yang demikian

biasnya meminta jawaban yang membutuhkan tanda ‟ceklist‟ pada item yang termuat dalam alternatif jawaban‟.

4. Camera Foto

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 160) mengatakan

bahwa: ‟Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian

kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti itu sendiri.

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pembelajaran akan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah pembelajaran.

5. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Proses pelaksanaannya dilakukan setiap selesai mengadakan pengamatan atau wawancara.

6. Tes untuk mengukur daya taham umum (tes lari 600 M)

Untuk mengukur dan menilai tingkat kebugaran jasmani siswa dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran.. Pengukuran kesegaran jasmani yang dilakukan hanya mengukur kapasitas aerobiknya saja, dengan cara


(36)

mengukur kemampuan daya tahan siswa melalui tes lari 600 meter. Hasil yang dicapai siswa akan dibandingkan dengan norma tes kebugaran jasmani siswa untuk usia 10-12 tahun, khususnya untuk komponen daya tahan umum.

Tujuannya untuk mengetahui ketercapaian indikator yang dibuat serta untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kebugaran jasmani siswa setelah dilakukan pelaksanaan tindakan tersebut.

F. Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Tehnik Pengumpulan Data

a. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru serta seluruh anggota tim peneliti.

b. Jenis Data

Jenis data yang didapatkan adalah : 1). Hasil belajar

2). Rencana pembelajaran

3). Data hasil observasi Siswa dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran c. Cara Pengambilan Data

1). Data hasil belajar diambil dengan menentukan tes kesegaran jasmani untuk usia 10-12 Tahun.

2). Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.


(37)

4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan yang didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observer.

2. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dilakukan melalui 3 tahap yaitu :

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, femfokuskan dan pengabtraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

b. Paparan data adalah proses penampinan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya.

c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan data atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.

G. Validasi Data

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data, yaitu menggunakan :

1. Triangulasi

Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk


(38)

melihat huhungan antara berbagai hasil pembelajaran agar dapat mencegah kesalahan dalam analisis data.

2. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasi sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti diinformasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. 3. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal inidiakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.


(39)

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti akhirnya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Rancangan pembelajaran outdoor education dapat diterapkan sebagai materi pilihan dalam pembelajaran penjas di sekolah dasar. Materi yang dipilih dapat dikembangakan dalam rancangan pembelajarannya yaitu penjelajahan yang didalamnya dikemas dengan beberapa pos disetiap pos ada penugasan atau permaianan yang menyenangkan. Sementara evaluasi yang digunakan dalam rancangan ini adalah lari 600 meter yang bertujuan untuk mengukur daya tahan siswa sekaligus mewakili komponen lainnya dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

2. Dalam proses pelaksanan pembelajarannya, langkah yang diupayakan ialah mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran penjelajahan. Kemudian menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun beserta format tesnya, menyiapkan lapangan sehingga memudahkan dalam melaksanakan evaluasi. Selanjutnya menyiapkan format observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.

3. Dalam proses evaluasi pembelajaran ini. Peneliti menggunakan salah satu tes yang ada dalam Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk usia 10-12


(41)

Tahun yaitu lari 600 meter untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan paru-paru. Pengambilan waktu dilakukan dari saat ada aba-aba ”ya”, sampai pelari tepat melintasi garis finish. Sementara itu hasil yang dicacat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter, waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

4. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan dalam pembelajaran penjelajahan pada siklus I adalah sebagai beerikut :

a. Dalam memberikan penjelasan intruksi guru kurang jelas, sehingga siswa kurang memahami tujuan dan manfaat yang diambil dari materi yang disampaikan.

b. Guru kurang mengembangkan materi atau bahan ajar sehingga kebermaknaan materi tersebut kurang diserap oleh siswa.

c. Dalam memberikan penguatan dirasakan kurang, sehingga keberanian siswa saat melalui medan yang agak menantang cenderung memperlihatkan rasa pesimis atau takut.

d. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, sehingga siswa cenderung pasif.

e. Beban penugasan kurang berat sehingga hasil yang dicapai siswa pada saat tes lari 600 meter kurang memuaskan.

Sementara pada siklus II hambatan yang terjadi adalah :

a. Alokasi waktu yang dibutuhkan melakukan permainan loncat tali karet kurang.


(42)

5. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan dengan hambatan yang terjadi pada siklus I dan diperbaiki paada siklus II dengan cara :

a. Memperjelas intruksi serta menjelaskan tiap indikator dalam upaya menjelaskan kepada siswa tentang maksud dan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal.

c. Mengembankan materi penjelajahan terssebut dengan cara mengaitkan dengan pembelajaran atau bidang studi yang lain seperti IPA, PPKN, dan Agama.

d. Memberikan bertanya kepada siswa.

e. Menambah satu pos penugasan yaitu lari cepat berjalan 600 meter.

Kemudian upaya yang dilakukan pada siklus III sehubungan dengan hambatan pada siklus II yaitu :

a. Menambah waktu alokasi permainan loncat tali

b. Menambah jarak permainan loncat tali menjadi 25 meter

6. Berdasarkan hasil lari 600 meter pada tiap siklus maka peningkatan kesegaran jasmani yang diwakili oleh komponen daya tahan siswa stiap siklusnya sebagai berikut :

a. Peningkatan dari data awal ke siklus I adalah 22 - 53 b. Peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 53 – 72 c. Peningkatan dari siklus II ke siklus III adalah 72 - 81


(43)

B.Saran-Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran kepada :

1. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk mencoba menggali lebih dalam lagi materi-materi dalam pembelajaran outdoor education sebagai bagian dari outbound secara umum sehingga akan menghasilkan suatu gagasan atau ide yang akan lebih baik dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai upaya meningkatkan kesegaran jasmani para siswa.

2. Siswa hendaknya dapat menggali manfaat dari kegiatan pembelajaran penjelajahan ini, baik berhubungan dengan pelajaran pendidikan jasmani ataupun berkaitan dengan pelajaran lain, sehingga pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar yang cukup menyenangkan.

3. Kepada rekan mahasiswa untuk dapat melanjutkan kembali penelitian ini dengan kelas yang berbeda.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Tingkat Kesegaran Jasman Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta

Ibrohim Rusli. 2001. Landasan Psikologi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas

KBIU.1979. Kamus Besar Indonesia Umum. Jakarta : Balai Pustaka.

Kustiawan Achmad. Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Education). UPI Sumedang.

Mikdar.2006.Hidup Sehat Nilai Inti Berolahraga. Jakarta :Depdiknas

Rukmana Anin. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). UPI Sumedang.

Sri Rahayu Endang. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : UNJ Jakarta

Yuwono Cahyo. 2008. Tes dan Pengukuran Penjasorkes. Semarang : FIK UNNES Semarang.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti akhirnya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Rancangan pembelajaran outdoor education dapat diterapkan sebagai materi pilihan dalam pembelajaran penjas di sekolah dasar. Materi yang dipilih dapat dikembangakan dalam rancangan pembelajarannya yaitu penjelajahan yang didalamnya dikemas dengan beberapa pos disetiap pos ada penugasan atau permaianan yang menyenangkan. Sementara evaluasi yang digunakan dalam rancangan ini adalah lari 600 meter yang bertujuan untuk mengukur daya tahan siswa sekaligus mewakili komponen lainnya dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

2. Dalam proses pelaksanan pembelajarannya, langkah yang diupayakan ialah mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran penjelajahan. Kemudian menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun beserta format tesnya, menyiapkan lapangan sehingga memudahkan dalam melaksanakan evaluasi. Selanjutnya menyiapkan format observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.

3. Dalam proses evaluasi pembelajaran ini. Peneliti menggunakan salah satu tes yang ada dalam Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk usia 10-12


(3)

Tahun yaitu lari 600 meter untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan paru-paru. Pengambilan waktu dilakukan dari saat ada aba-aba ”ya”, sampai pelari tepat melintasi garis finish. Sementara itu hasil yang dicacat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter, waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

4. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan dalam pembelajaran penjelajahan pada siklus I adalah sebagai beerikut :

a. Dalam memberikan penjelasan intruksi guru kurang jelas, sehingga siswa kurang memahami tujuan dan manfaat yang diambil dari materi yang disampaikan.

b. Guru kurang mengembangkan materi atau bahan ajar sehingga kebermaknaan materi tersebut kurang diserap oleh siswa.

c. Dalam memberikan penguatan dirasakan kurang, sehingga keberanian siswa saat melalui medan yang agak menantang cenderung memperlihatkan rasa pesimis atau takut.

d. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, sehingga siswa cenderung pasif.

e. Beban penugasan kurang berat sehingga hasil yang dicapai siswa pada saat tes lari 600 meter kurang memuaskan.

Sementara pada siklus II hambatan yang terjadi adalah :

a. Alokasi waktu yang dibutuhkan melakukan permainan loncat tali karet kurang.


(4)

5. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan dengan hambatan yang terjadi pada siklus I dan diperbaiki paada siklus II dengan cara :

a. Memperjelas intruksi serta menjelaskan tiap indikator dalam upaya menjelaskan kepada siswa tentang maksud dan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal.

c. Mengembankan materi penjelajahan terssebut dengan cara mengaitkan dengan pembelajaran atau bidang studi yang lain seperti IPA, PPKN, dan Agama.

d. Memberikan bertanya kepada siswa.

e. Menambah satu pos penugasan yaitu lari cepat berjalan 600 meter.

Kemudian upaya yang dilakukan pada siklus III sehubungan dengan hambatan pada siklus II yaitu :

a. Menambah waktu alokasi permainan loncat tali

b. Menambah jarak permainan loncat tali menjadi 25 meter

6. Berdasarkan hasil lari 600 meter pada tiap siklus maka peningkatan kesegaran jasmani yang diwakili oleh komponen daya tahan siswa stiap siklusnya sebagai berikut :

a. Peningkatan dari data awal ke siklus I adalah 22 - 53 b. Peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 53 – 72 c. Peningkatan dari siklus II ke siklus III adalah 72 - 81


(5)

B.Saran-Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran kepada :

1. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk mencoba menggali lebih dalam lagi materi-materi dalam pembelajaran outdoor education sebagai bagian dari outbound secara umum sehingga akan menghasilkan suatu gagasan atau ide yang akan lebih baik dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai upaya meningkatkan kesegaran jasmani para siswa.

2. Siswa hendaknya dapat menggali manfaat dari kegiatan pembelajaran penjelajahan ini, baik berhubungan dengan pelajaran pendidikan jasmani ataupun berkaitan dengan pelajaran lain, sehingga pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar yang cukup menyenangkan.

3. Kepada rekan mahasiswa untuk dapat melanjutkan kembali penelitian ini dengan kelas yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Tingkat Kesegaran Jasman Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta

Ibrohim Rusli. 2001. Landasan Psikologi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas

KBIU.1979. Kamus Besar Indonesia Umum. Jakarta : Balai Pustaka.

Kustiawan Achmad. Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Education). UPI Sumedang.

Mikdar.2006.Hidup Sehat Nilai Inti Berolahraga. Jakarta :Depdiknas

Rukmana Anin. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). UPI Sumedang.

Sri Rahayu Endang. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : UNJ Jakarta

Yuwono Cahyo. 2008. Tes dan Pengukuran Penjasorkes. Semarang : FIK UNNES Semarang.


Dokumen yang terkait

SURVEI STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI TARUB 01 KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010.

0 0 2

STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI BLUBUK 05 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN.

0 1 1

Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Putra-Putri Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri Tanjungharja 02 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Tahun 2010.

0 0 1

PROFIL TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI GUGUS MELATI KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 1

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.

0 3 189

(ABSTRAK) SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV,V SD NEGERI KARANGMANGU 01 KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 2

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV,V SD NEGERI KARANGMANGU 01 KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 97

(ABSTRAK.pdf)Survei Status Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Karanganyar 02 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun 2010.

0 0 1

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI TAMANSARI 02 KECAMATAN JATINEGARA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009.

0 0 93

(ABSTRAK) SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI TAMANSARI 02 KECAMATAN JATINEGARA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009.

0 0 1