PENGARUH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN KREDIT DI PT BPR MULTIDANA INDONESIA.

(1)

PENGARUH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KREDIT

TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA

BAGIAN KREDIT DI PT BPR MULTIDANA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menempuh Ujian Sidang Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Manajemen Perkantoran

Oleh : RENI SEPTIANI

0806080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN

KREDIT DI PT BPR MULTIDANA INDONESIA

Reni Septiani 0806080

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. H. Suwatno, M.Si NIP. 196201271988031001

Pembimbing II

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001


(3)

PENGARUH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN

KREDIT DI PT BPR MULTIDANA INDONESIA

Oleh Reni Septiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Reni Septiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(4)

(5)

ABSTRAK

PENGARUH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN

KREDIT DI PT BPR MULTIDANA INDONESIA Oleh:

Reni Septiani NIM. 0806080 Skripsi ini dibimbing oleh :

Dr. H. Suwatno, M.Si dan Dr. Rasto, M.Pd

Penelitian dilakukan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia. Yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat kualitas standar operasional prosedur kredit pada bagian kredit, bagaimana gambaran efektivitas kerja karyawan dan adakah pengaruh standar operasional prosedur kredit terhadap efektivitas kerja karyawan. Untuk menghasilkan kinerja yang optimal dan efektif maka perlu diterapkan standar operasional prosedur yang tepat.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket dan teknik wawancara. Penelitian ini menggunakan penelitian populasi yang berjumlah 45 orang yang dijadikan responden. Teknik analisis data adalah teknik analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) kondisi standar operasional prosedur kredit pada bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa penerapan standar operasional prosedur yang terdiri atas efektif,konsisten,standar, dan sistematis berada pada kategori tinggi (2) Kondisi efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa tingkat efektivitas kerja karyawan yang diukur dari kualitas kerja, kuantitas kerja, dan pemanfaatan waktu berada pada kategori tinggi (3) Adanya pengaruh standar operasional prosedur kredit terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan hasil analisis data bahwa membawa pengaruh cukup baik terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia. Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis diperoleh Fhitung sebesar 10,5499 sedangkan Ftabel sebesar 4,0670 dengan tingkat kesalahan

α= 0.05 ,artinya Fhitung > Ftabel (10,5499 > 4,0670). Maka H0 ditolak dan tentu saja H1 diterima.


(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES FOR CREDIT TOWARDS THE EFFECTIVENESS OF THE WORK OF EMPLOYEES AT THE CREDIT IN PT BPR MULTIDANA INDONESIA

By: Reni Septiani

0806080

This Script is guide by:

Dr. H. Suwatno, M.Si. and Dr. Rasto, M.Pd

Research done on the part of credit in PT BPR Multidana Indonesia. That aims to find out how the image of the standard implementation of operational procedures of credit, how the of standard credits towards the effectiveness of the work of employees. To produce optimum performance and effective it needs to be applied to the appropriate standard operational procedures.

A method of research used is research descriptive. The technique of collecting data who writers used in this research is poll and engineering interview. This research using research population which consisted of 45 people who was made of respondents. Engineering analysis of data is a technique regression analysis.

The results showed : (1) the standard conditions of operational procedures on the kredit PT BPR Multidana Indonesia demonstrated by the results of the study that the application of standard operational procedure that consists of effective, consistent, standardized, systematic and are at a high category (2) effectiveness of conditions of work of employees in the PT BPR Multidana Indonesia demonstrated by the results of research that the effectiveness of the work of high category (3) of the influence of standard operational procedures for credittowards the effectiveness of the work of employees in the PT BPR Multidana Indonesia demonstrated by the results of the calculations and the results of data analysis that brings the influence of good enough againts the

employee’s effectiveness on the part of credit rating of PT BPR Multidana

Indonesia. Calculation based on hypothesis testing obtained Fhitung of 10,5499 of 4,0670 Ftabel and to the level of errors α = 0,05, which means that Fhitung > Ftabel (10,5499 > 4,0670). Then H0 is rejected and of course the H1 is accepted.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 16

1.3 Tujuan Penelitian ... 17

1.4 Kegunaan Penelitian ... 18

BAB II KERANGKA TEORITIS... 20

2.1 Kajian Pustaka ... 20

2.1.1 Konsep Standar Operasional Prosedur Kredit... 20

2.1.3 Konsep Efektivitas kerja ... 29

2.2 kerangka pemikiran ... 35

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III DESAIN PENELITIAN ... 41

3.1 Objek Penelitian... 41

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Standar Operasional Prosedur ... 44


(8)

3.4 Sumber Data ... 47

3.5 Populasi Penelitian... 48

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 49

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 50

3.7.1 Uji Validitas ... 51

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 53

3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 55

3.8.1 Uji Normalitas ... 55

3.8.2 Uji Linieritas ... 57

3.9 Teknik Analisis Data ... 60

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ... 61

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... 62

3.10 Pengujian Hipotesis ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian ... 68

4.1.2 Gambaran karakteristik ... 69

4.1.3 Hasil Uji Coba Penelitian Instrumen ... 70

4.1.4 Deskripsi Variabel ... 74

4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 88

4.2 Pembahasan ... 93

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Kredit ... 93

4.2.2 Efektivitas Kerja Karyawan ... 97

4.2.3 Pengaruh Standar Operasional Prosedur Kredit Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan ... 101

BAB V KESIMPULAN ... 103

5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Saran ... 104


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pencapaian Target Karyawan Bagian Kredit di PT BPR Multidana

Indonesia Dari Bulan Januari Sampai Dengan Juni Tahun 2012... 6

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Standard Operating Procedures (SOP)... 45

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Efektivitas Kerja Karyawan... 46

Tabel 3.3 Populasi Karyawan PT BPR Multidana Indonesia Bagian Kredit... 48

Tabel 3.4 Kriteria Bobot Nilai Alternatif Skala Likert... 50

Tabel 3.5 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas... 56

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket... 61

Tabel 4.1 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 69

Tabel 4.2 Jumlah Item Angket Uji coba... 70

Tabel 4.3 Uji Validitas Standar Operasional Prosedur... 71

Tabel 4.4 Uji Validitas Efektivitas Kerja Karyawan... 72

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas... 73

Tabel 4.6 Tanggapan Responden terhadap Varibel Standar Operasional Prosedur... 74

Tabel 4.7 Tanggapan Responden terhadap Indikator Efektif... 76

Tabel 4.8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Konsisten... 78

Tabel 4.9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Standar... 79

Tabel 4.10 Tanggapan Responden terhadap Indikator Sistematis... 81

Tabel 4.11 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efektivitas Kerja Karyawan... 82

Tabel 4.12 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kuantitas Kerja... 84

Tabel 4.13 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kulitas Kerja... 86


(10)

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data... 89 Tabel 4.16 Tanggapan responden terhadap variabel standar operasional

prosedur kredit... 94 Tabel 4.17 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efektivitas


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Model Analisis Perilaku S-O-B-C... 36

Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran Penelitian... 40

Gambar 4.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Standar Operasional Prosedur... 75

Gambar 4.2 Tanggapan Responden terhadap Indikator Efektif... 77

Gambar 4.3 Tanggapan Responden terhadap Indikator Konsisten... 78

Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Indikator Konsisten... 80

Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Indikator Sistematis... 81

Gambat 4.6 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efektivitas Kerja Karyawan... 83

Gambar 4.7 Tanngapan Responden terhadap Indikator Kuantitas kerja... 85

Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Pemanfaatan Waktu... 86

Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Variabel Standar Operasional Prosedur Kredit... 94


(12)

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkungan bisnis yang bergerak semakin cepat dan dinamis memaksa suatu perusahaan untuk selalu siap melakukan penyesuaian ataupun perubahan gerak dan langkah usaha setiap waktu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Seperti yang diungkapkan oleh Sondang P Siagian (2002:206) bahwa...”Senang atau tidak senang, siap atau tidak siap, mau atau tidak mau, setiap organisasi dihadapkan pada

tuntutan menghadapi perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya.”

Hal ini berimplikasi bahwa organisasi dan seluruh komponen yang ada di dalamnya harus siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar organisasi. Tentunya harus ada hal yang paling utama dalam mempersiapkan perubahan – perubahan tersebut salah satunya dengan mempersiapkan SDM yang kompetitif mampu bersaing dalam perubahan.

Salah satu masalah yang perlu dikaji berkaitan dengan tingkat perubahan dan persaingan tersebut adalah mengenai efektivitas kerja. Salah satu perusahaan yang sedang menghadapi persaingan dan meningkatkan efektivitas kerjanya yaitu PT BPR Multidana Indonesia. Karena PT BPR Multidana Indonesia adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 2002 dimana perusahaan tersebut sedang berkembang untuk menjadi perusahaan yang unggul. Pada awalnya, hanya BPR yang intens


(14)

membidik penyaluran kredit mikro. Hal ini sesuai dengan keputusan peraturan Bank Indonesia nomor 13/26/PBI/2011 tentang kualitas aktiva produktif dan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif bank perkreditan rakyat menyatakan “Bahwa bank perkreditan rakyat (BPR) memiliki peranan yang penting dalam mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)”. Namun, belakangan ini tantangan industri perbankan BPR kian membentang akibat masuknya bank – bank umum ke segmen yang selama ini jadi pasar BPR. Maka tentunya, perusahaan ini harus siap dalam menghadapi perubahan dan persaingan.

Selain dari adanya persaingan, hal yang perlu diperhatikan untuk tetap bertahan dalam persaingan yaitu BPR perlu berhati – hati dalam memberikan atau menyalurkan kredit kepada masyarakat karena jika tidak adanya kehati -hatian dalam memberikan atau menyalurkan kredit, dikhawatirkan akan mengalami kredit macet. Apabila banyak terjadi kredit macet, maka Bank Indonesia akan melakukan pengawasan yang lebih ketat atau bahkan sampai dilakukan pencabutan ijin usaha BPR. Hal ini kemudian membuat posisi PT BPR Multidana Indonesia perlu memperhatikan nilai kualitas kreditnya.

Pada saat ini, berdasarkan data terakhir tahun 2012 terlihat bahwa kualitas penyaluran kredit PT BPR Multidana Indonesia masih belum memuaskan atau jauh dari yang diharapkan, selain itu peningkatan dan


(15)

penurunan kualitas kredit akan terlihat jika ada perbandingan dari bulan ke bulan.

Prosedur yang ditetapkan oleh manajemen dalam pencapaian target kerja untuk setiap CMO atau Credit Marketing Officer ditetapkan berdasarkan tingkatannya yaitu :

1. Credit Marketing Officer Senior pencairan sebesar Rp 70.000.000 dengan target point 20 perbulan.

2. Credit Marketing Officer Junior pencairan sebesar Rp 52.500.000 dengan target point 15 perbulan.

3. Credit Marketing Officer Trainee pencairan sebesar Rp 35.000.000 dengan target point 10 perbulan.

Aplikasi yang dihitungkan dalam target point yaitu mobil sebanyak 2 point, sedangkan motor 1 point.

Selanjutnya kualitas kredit dapat diperhitungkan berdasarkan nilai bendera ( istilah yang dipakai manajemen PT BPR Multidana Indonesia) dari kuantitas ( target point) dan kualitas (target kelancaran angsuran debitur) diperhitungkan sebagai berikut :

1. Kuantitas (target point)

a. Bendera merah, yaitu pencapaian target dibawah 80,00% atau 16 point untuk Credit Marketing Officer senior, 12 point untuk Credit Marketing Officer Junior, dan 8 point untuk Credit Marketing Officer Trainne.


(16)

b. Bendera kuning, yaitu pencapaian target 80,00% - 99,99% atau 16 point sampai dengan 20 point untuk Credit Marketing Officer Senior, 12 point sampai dengan 15 point untuk Credit Marketing Officer Junior, dan 8 point sampai dengan 10 point untuk Credit Marketing Officer Trainee.

c. Bendera Hijau, yaitu pencapaian target 100,00% - 119,99% atau 20 point sampai dengan 24 point untuk Credit Marketing Officer Senior, 12 point sampai dengan 18 point untuk Credit Marketing Officer Junior, 10 point sampai dengan 12 point untuk Credit Marketing Officer Trainee.

d. Bendera Biru, yaitu pencapaian target lebih dari 120.00% atau 24 point untuk Credit Marketing Officer Senior, 18 point untuk Credit Marketing Officer Junior , dan 12 point untuk Credit Marketing Officer Trainee.

2. Kualitas (target kelancaran angsuran debitur)

a. Bendera Merah, yaitu pencapaian target kelancaran angsuran seluruh debitur minimal sebesar Rp.63.700.000,- untuk Credit Marketing Officer Senior, untuk Credit Marketing Officer Junior minimal sebesar Rp.47.775.000,-, dan untuk Credit Marketing Officer Trainee minimal sebesar Rp.31.850.000,-.

b. Bendera Kuning, yaitu pencapaian target kelancaran angsuran seluruh debitur minimal sebesar Rp.63.700.000,- sampai dengan Rp.65.793.000,- untuk Credit Marketing Officer Senior, untuk


(17)

Credit Marketing Officer Junior minimal sebesar Rp.47.775.000,- sampai dengan Rp.49.344.750,- , dan untuk Credit Marketing Officer Trainee minimal sebesar Rp.31.850.000,- sampai dengan Rp.32.896.500,-.

c. Bendera Hijau, yaitu pencapaian target kelancaran angsuran seluruh debitur minimal sebesar Rp.65.800.000,- sampai dengan Rp.67.893.000,- untuk Credit Marketing Officer Senior, untuk Credit Marketing Officer Junior minimal sebesar Rp.49.350.000,-, sampai dengan Rp.50.919.750,- , dan untuk Credit Marketing Officer Trainee minimal sebesar Rp.32.900.000,- sampai dengan Rp.33.946.500,-.

d. Bendera Biru, yaitu pencapaian target kelancaran angsuran seluruh debitur minimal sebesar Rp.67.900.000,- untuk Credit Marketing Officer Senior, untuk Credit Marketing Officer Junior minimal sebesar Rp.50.925.000, dan untuk Credit Marketing Officer Trainee minimal sebesar Rp.33.950.000,-

Apabila CMO (Credit Marketing Officer) mendapatkan kuantitas bendera merah selama 2 (dua) kali berturut – turut maka CMO, tersebut bersedia mengundurkan diri pada akhir tersebut. Apabila CMO (Credit Marketing Officer) mendapatkan kuantitas bendera merah 2 kali dalam satu tahun, maka CMO tersebut tidak akan mendapatkan promosi grade.

Namun, pada kenyataannya bila dilihat dari pencapaian target para karyawan itu sendiri belum sepenuhnya optimal. Menurut kepala bagian


(18)

kredit di PT BPR Multidana Indonesia hal ini disebabkan oleh sumber daya manusia yang kurang kompeten sehingga terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kerja yang tidak sesuai dengan prosedur. Maka, akibatnya target yang ditetapkan oleh manajemen tidak tercapai. Berikut ini adalah daftar pencapaian target para karyawan PT BPR Multidana Indonesia selama periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012.

Tabel 1. 1

Pencapaian Target Karyawan Bagian Kredit di PT BPR Multidana Indonesia Dari Bulan Januari Sampai Dengan Juni Tahun 2012 Januari

No Nama Jabatan Target Pencapaian Target

Pencairan Point Pencairan Point 1 AB Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 327.000.000 94 2 AS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 100 3 GS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 356.747.000 100 4 DH Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 295.760.000 93 5 DW Account Officer ( Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

6 HC

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 280.000.000

7 HN

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 285.000.000

8 RS

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 290.000.000 9 YH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 76.543.200 20 10 SW CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 80.000.000 22 11 DH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 68.765.400 19 12 DS CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.900.000 19 13 RD CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 70.000.000 21 14 GL CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.600.000 20 15 HH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.876.000 17 16 TH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 55.000.000 14 17 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 51.675.900 14 18 DZ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.000.000 15 19 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 53.000.000 15 20 DD CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.500.000 14 21 BD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 30.000.000 10 22 AD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 36.000.000 11


(19)

23 HK CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.000.000 10 24 AC CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.000.000 9 25 DD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.500.000 9 26 AS CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 37.500.000 11

Jumlah target Rp 3.391.367.500 657

Februari

No Nama Jabatan Target Pencapaian Target

Pencairan Point Pencairan Point 1 AB Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 310.000.000 95 2 AS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 100 3 GS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 340.000.000 120 4 DH Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 100

5 DW

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

6 HC

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 280.000.000

7 HN

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 285.000.000

8 RS

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 290.000.000 9 YH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 76.000.000 20 10 SW CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 73.547.000 22 11 DH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.000.000 20 12 DS CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.900.000 19 13 RD CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 70.000.000 20 14 GL CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.700.000 18 15 HH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.987.000 17 16 TH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 54.000.000 15 17 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.000.000 14 18 DZ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 53.000.000 16 19 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 53.000.000 17 20 DD CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.000.000 14 21 BD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.000.000 12 22 AD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.576.000 11 23 HK CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.897.600 11 24 AC CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.000.000 9 25 DD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.500.000 9 26 AS CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 36.000.000 11


(20)

Maret

No Nama Jabatan Target Pencapaian Target

Pencairan Point Pencairan Point 1 AB Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 315.000.000 120 2 AS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 320.000.000 120 3 GS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 350.000.000 100 4 DH Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 110

5 DW

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 320.000.000

6 HC

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 296.000.000

7 HN

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

8 RS

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 325.120.000 9 YH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 74.532.000 22 10 SW CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 76.500.000 23 11 DS CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.900.000 19 12 RD CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 72.300.000 20 13 GL CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.700.000 18 14 HH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 53.500.000 17 15 TH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 51.098.700 15 16 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.000.000 15 17 DZ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 51.500.000 16 18 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 54.370.000 17 19 BD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 36.543.000 10 20 AD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.426.000 10 21 HK CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.769.000 10 22 AC CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 33.367.500 9 23 DD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.432.000 10 24 AS CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.675.400 10 Jumlah target Rp 3.363.733.600 691

April

No Nama Jabatan Target Pencapaian Target

Pencairan Point Pencairan Point 1 AB Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.879.700 118 2 AS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 298.600.000 120 3 GS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.987.500 115


(21)

4 DH Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 110

5 DW

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 320.000.000

6 HC

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 296.000.000

7 HN

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.564.700

8 RS

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 354.000.000 9 YH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 75.000.000 21 10 SW CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 74.800.000 20 11 DS CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 70.985.457 20 12 RD CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 71.359.000 20 13 GL CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 68.976.430 19 14 HH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.500.000 15 15 TH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.480.000 16 16 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.398.000 14 17 DZ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 51.500.000 15 18 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.987.600 15 19 BD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.800.000 9 20 AD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.678.900 10 21 HK CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.000.000 10 22 AC CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 33.890.000 9 23 DD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.980.000 10 24 AS CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 33.000.000 10 Jumlah target Rp 3.298.367.287 696

Mei

No Nama Jabatan Target Pencapaian Target

Pencairan Point Pencairan Point 1 AB Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 298.765.000 110 2 AS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 298.600.000 120 3 GS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 120 4 DH Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 298.760.000 120

5 DW

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

6 HC

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 289.000.000

7 HN

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

8 RS

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 333.987.000 9 YH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 73.500.000 20 10 SW CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 70.987.000 20 11 DS CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 70.000.000 20


(22)

12 RD CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.876.000 20 13 GL CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 68.976.000 20 14 HH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.500.000 15 15 TH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.089.700 15 16 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 51.000.000 15 17 DZ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 51.500.000 15 18 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 50.987.000 15 19 BD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.800.000 10 20 AD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.678.900 10 21 HK CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 32.000.000 10 22 AC CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 33.890.000 10 23 DD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.900.000 10 24 AS CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.890.000 10 Jumlah target Rp 3.234.686.600 705

Juni

No Nama Jabatan Target Pencapaian Target

Pencairan Point Pencairan Point 1 AS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 320.000.000 130 2 GS Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 320.000.000 120 3 DH Team Leader CMO Rp 300.000.000 120 Rp 300.000.000 120

4 DW

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

5 HC

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 320.000.000

6 HN

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 300.000.000

7 RS

Account Officer

(AO) Rp 300.000.000 0 Rp 310.000.000 8 YH CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 72.000.000 20 9 SW CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 71.000.000 22 10 DS CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 69.780.000 19 11 RD CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 70.986.000 20 12 GL CMO senior Rp 70.000.000 20 Rp 71.230.000 20 13 HH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 53.400.000 15 14 TH CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.579.000 15 15 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.340.000 14 16 DZ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.670.000 15 17 AJ CMO junior Rp 52.500.000 15 Rp 52.500.000 15 18 BD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.500.000 10 19 AD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 36.700.000 11 20 HK CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.890.000 10


(23)

21 AC CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 34.789.000 9 22 DD CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.430.000 10 23 AS CMO trainee Rp 35.000.000 10 Rp 35.000.000 10 Jumlah target Rp 3.001.794.000 605 Sumber : Bagian Kredit PT BPR Multidana Indonesia, 2012

Pada bulan januari, dari 26 Credit Marketing Officer hanya 11 karyawan yang target nya tercapai dan 11 karyawan yang mencapai target point. Berarti hanya 42,30% karyawan yang mencapai targetnya. Tentunya ini masih sangat jauh dengan target yang ditetapkan oleh manajemen. Selanjutnya, pada bulan februari mengalami kenaikan karena ada 14 karyawan yang mencapai targetnya namun mengalami penurunan dalam pencapaian point karena hanya ada 5 karyawan yang mencapai target pointnya. Tentunya sesuai dengan peraturan manajemen jika CMO mendapatkan kuantitas bendera merah selama 2 kali berturut – turut maka CMO tersebut, bersedia mengundurkan diri. Maka pada bulan februari ada 2 CMO yang dikeluarkan karena tidak tercapainya target point mereka.

Pada bulan Maret, mengalami kenaikan kembali karena ada 19 karyawan dari 24 karyawan yang mencapai target. Berarti lebih besar dari pada bulan februari yang hanya mencapai 53,85% karyawan yang mencapai target sekarang pada bulan maret mencapai 79,15% karyawan yang mencapai target dan pencapaian target pointnya pun ada 17 karyawan yang mencapai target.


(24)

Selanjutnya, pada bulan April mengalami penurunan kembali karena hanya ada 13 karyawan dari 24 karyawan yang dapat mencapai targetnya dan 12 karyawan yang mencapai target point. Berarti hannya 54,50% karyawan yang dapat mencapai targetnya. Namun pada bulan Mei ada 1 karyawan yang 2 kali berturut turut tidak dapat mencapai target pointnya sehingga ia diperkenankan untuk mengundurkan diri selain itu, pada bulan mei juga target para karyawan mengalami penurunan karena hanya ada 10 karyawan yang mencapai targetnya namun ada 18 orang yang dapat mencapai target pointnya.

Pada bulan Juni mengalami kenaikan kembali karena ada 19 karyawan dari 23 CMO yang dapat mencapai targetnya. Sedangkan, pencapaian target point hanya ada 13 karyawan yang dapat mencapai pointnya. Berarti pada bulan Juni mengalami kenaikan sebesar 79,15% karyawan yang mencapai target dari sebelumnya pada bulan mei yang hanya 41,65% karyawan yang mencapai target. Dapat disimpulkan bahwa pencapaian target para karyawan masih belum sepenuhnya optimal karena terbukti selama 6 bulan berturut - turut ada 3 karyawan yang tidak dapat mencapai target point dalam 2 kali berturut – turut sehingga mereka harus mengundurkan diri. Sehingga para karyawan perlu meningkatkan kinerja nya kembali agar target mereka dapat tercapai dengan maksimal.

Uraian diatas menunjukkan bahwa efektivitas kerja karyawan bagian kredit belum sepenuhnya optimal dikarenakan kurangnya


(25)

pengetahuan mengenai prosedur kredit dan produk kredit yang ditetapkan oleh manajemen. Dapat terlihat bahwa PT BPR Multidana Indonesia khususnya bagian kredit yang mengelola penyaluran kredit terhadap masyarakat, sedang dihadapkan pada permasalahan mengenai belum tercapainya target pada karyawan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Oleh karena itu, kondisi ini memberikan peluang kepada ilmu manajemen sumber daya manusia untuk melakukan studi mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja karyawan.

Menurut M.Manullang (2004 : 198), menyebutkan bahwa “Manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan SDM sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan

secara daya guna dan kegairahan kerja dari semua kerja”. Dengan

demikian efektivitas kerja merupakan salah satu aspek kajian penting dalam ilmu manajemen sumber daya manusia.

Banyak faktor yang menyebabkan belum sepenuhnya pencapaian target karyawan dapat tercapai. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Dydiet Hardjito (1997:65), bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuannya dipengaruhi oleh komponen-komponen organisasi meliputi : (1) Struktur; (2) Tujuan; (3) Manusia; (4) Hukum; (5) Prosedur pengoperasian yang berlaku (Standard Operating Procedure); (6) Teknologi; (7) Lingkungan; (8) Kompleksitas; (9) Spesialisasi; (10) Kewenangan; (11) Pembagian tugas.


(26)

Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan terus terjadi, karena PT BPR Multidana Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang dapat meningkatkan perekonomian melalui UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) karena hampir 90% kegiatan perekonomian di Indonesia ditopang oleh sektor UMKM. Oleh karena itu, perlu dicari jalan keluarnya, salah satunya adalah dengan tersedianya standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan oleh PT BPR Multidana Indonesia terhadap seluruh bagian khususnya bagian kredit yang dapat mempengaruhi pencapaian kerja karyawannya.

Belum optimalnya efektivitas kerja PT BPR Multidana Indonesia (bagian kredit) selama ini, sebagaimana ditunjukkan oleh fenomena – fenomena yang terjadi salah satunya dengan rendahnya pencapaian target para karyawan (tabel 1.1), diduga karena masih belum optimalnya penerapan standar operasional prosedur (SOP).

Fenomena – fenomena tersebut juga mengindikasikan bahwa PT BPR Muultidana Indonesia belum sepenuhnya dapat mewujudkan tujuan organisasi yang dikehendaki. Tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari standar operasional prosedur (SOP) itu sendiri. Sebab setiap kegiatan perusahaan, termasuk penerapan standar operasional prosedur (SOP), pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu penerapan standar operasional prosedur (SOP) diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan.


(27)

Berkaitan dengan pentingya penerapan Standar operasional prosedur (SOP) dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, Rudi M Tambunan (2008:2) menyebutkan bahwa untuk melakukan kegiatan – kegiatannya dengan efektif dan efisien organisasi membutuhkan suatu prosedur operasi standar atau yang lazim disebut standard operating procedurs (SOP).

Oleh karena itu dalam upaya memahami dan memecahkan masalah fenomena belum optimalnya efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia dan hubungannya dengan masalah penerapan standar operasional prosedur (SOP), maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memcahkan masalah tersebut, dan berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perilaku organisasi.

Mengacu kepada keseluruhan paparan diatas, dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah belum optimalnya efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit PT BPR Mutlidana Indonesia, maka perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh standar operasional prosedur terhadap efektivitas kerja karyawan. Inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian, dan selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Standar Operasional Prosedur Kredit Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Kredit Di PT BPR Multidana Indonesia”.


(28)

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah efektivitas kerja karyawan PT BPR Multidana Indonesia, khususnya efektivitas kerja dalam bidang kredit. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis yang perlu dibina dan dikembangkan secara simultan untuk menciptakan organisasi yang baik. Oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap karyawan dalam rangka mengembangkan efektivitas kerjanya.

Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja diantaranya, kualitas kerja, kuantitas kerja, dan pemanfaatan waktu. Dan berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja karyawan PT BPR Multidana Indonesia, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap efektivitas kerja adalah masalah standar kerja operasional (SOP). Oleh karena itu masalah efektivitas kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif standar kerja operasional.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statment), sebagai berikut : “Standar Operasional Kerja yang diterapkan belum dilaksanakan secara optimal, dan hal ini menyebabkan efektivitas kerja karyawan dalam bidang kredit


(29)

relatif rendah. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi bila tidak, akan menimbulkan kredit macet yang nantinya akan berdampak pada

perusahaan menjadi dilikuidasi”.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat kualitas standar operasional kerja yang diterapkan oleh bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia.

2. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas kerja karyawan yang dilakukan oleh para karyawan bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia.

3. Adakah pengaruh standar operasional kerja dengan efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang penerapan SOP kredit terhadap efektivitas kerja dalam meningkatkan kolektibilitas di PT BPR Multidana Indonesia. Analisis tersebut diperlukan : Untuk mengetahui pengaruh SOP kredit yang telah ditetapkan oleh PT BPR Multidana Indonesia terhadap efektivitas kerja karyawan.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:


(30)

1. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat kualitas SOP kredit yang diterapkan oleh PT BPR Multidana Indonesia.

2. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat efektivitas kerja karyawan di PT BPR Multidana Indonesia.

3. Mengetahui adakah pengaruh SOP kredit terhadap efektivitas kerja karyawan di PT BPR Multidana Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Jika tujuan penelitian yang dikemukakan diatas dicapai, penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, adapun bagi penulis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan pengetahuan mengenai bagaimana teori-teori standar operasional prosedur dan efektivitas kerja diaplikasikan di lapangan, bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk mengembangkan standar operasional prosedur, dan bagi program studi manajemen perkantoran penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu administrasi, khususnya di bidang standar operasional prosedur.

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu perilaku organisasi.Temuan – temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoritik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori ilmu perilaku organisasi yang selama ini


(31)

telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang telah produktif.

Secara praktis, hasil penelitian ini diantaranya berguna sebagai bahan informasi bagi PT BPR Multidana Indonesia untuk dapat meningkatkan efektivitas kerjanya, sebagai sumbangan pikiran bagi PT BPR Multidana Indonesia mengenai penerapan standar operasional prosedur, sebagai sumbangan bagi para karyawan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerjanya sehingga tercapai tujuan perusahaan, serta sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil peneliti.


(32)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

PT BPR Multidana Indonesia berdiri pada tahun 2002, PT BPR Multidana Indonesia bergerak di bidang perbankan yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Salah satu tugas pokok Bank adalah sebagai lembaga intermediasi antara proses penghimpunan dana dan penyaluran dana tersebut kembali dalam bentuk kredit untuk membiayai berbagai kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Permasalahan di dalam efektifitas kerja ini terletak pada ketidaktercapaian target yang dilakukan oleh karyawan bagian kredit sehingga efektivitas kerja karyawan belum mencapai hasil yang optimal. Misalnya ketidakpahaman karyawan tentang produk kredit, diantaranya mengenai persyaratan kredit mulai dari pengumpulan data/ persyaratan sampai dengan pencarian kredit. Persyaratan kredit mulai dari :

a. Identitas Diri ( KTP suami/ istri, kartu keluarga, buku nikah) b. Jaminan


(33)

- mobil/ motor = BPKB, STNK, faktur, dan kuitansi penjualan/ pembelian)

- Sertifikat (Tanah dan Bangunan) = sertifikat, PBB, IMB c. Sumber Pengembalian Kredit / Kemampuan Bayar

- Karyawan (Surat Keterangan Kerja & Slip Gaji)

- Usaha (SIUP, TDP, Ijin Usaha, Rek.Tabungan / Giro dan Bon Penjualan/Pembelian, laporan keuangan).

Sehingga apabila memahami unsur tersebut setiap karyawan (bag.kredit) akan bekerja secara efektif (dalam pengumpulan persyaratan dan survey kelayakan kredit) dan manajemen atau komite kredit akan mengambil keputusan yang tepat dalam memutuskan untuk pemberian kredit.

Melihat fenomena seperti itu maka diperlukannya standar operasional prosedur yang dapat meningkatkan efektifitas kerja. Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas adalah penerapan standar operasional prosedur kredit yang dapat meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Dengan begitu perusahaan akan dapat bersaing dan siap menghadapi perubahan.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan – aturan yang berlaku. Penetapan salah satu metode yang tepat sangatlah berpengaruh dalam penyelesaian penelitian agar tujuan dari penelitian dapat


(34)

tercapai. Sesuai yang diungkapkan oleh Winarno Surachmad (1982 : 140) sebagai berikut :

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknis serta alat – alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan dari situasi penyelidikan, karena pengertian penyelidikan adalah pengertian luas, maka biasanya perlu dijelaskan lebih eksplisit dalam setiap penyelidikannya.

Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Sesuai dengan penjelasan Winarno Surachmad (1989:162) mengungkapkan bahwa : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah – masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah – masalah aktual, data yang dikumpulkan mula – mula disusun, dijelaskan,kemudian dianalisis”.

Berdasarkan pedoman tersebut, penulis melakukan pengamatan untuk mendeskripsikan data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan tentang standar operasional prosedur kredit di PT BPR Multidana Indonesia (bagian kredit), dan untuk mendeskripsikan tingkat efektifitas kerja karyawan di PT BPR Multidana Indonesia (bagian kredit), serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh standar operasional prosedur kredit terhadap efektifitas kerja karyawan.


(35)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel dilakukan untuk memahami penggunaan variabel dan menentukan data apa yang diperlukan, serta mempermudah pengukuran variabel – variabel tersebut sehingga peneliti dapat menghindari timbulnya kesalah pahaman yang disebabkan oleh perbedaan persepsi terhadap istilah yang digunakan. Menurut Sugiyono (2006:2) mengatakan bahwa “Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dengan kelompok itu”. Definisi variabel dipergunakan untuk menghindari perbedaan penafsiran serta kekeliruan yang mungkin terjadi terhadap istilah – istilah yang dipergunakan dan juga dengan adanya definisi variabel maka permasalahn yang diteliti akan lebih terarah.

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel SOP kredit yakni sebagai variabel bebas (independent variable) dan efektivitas kerja karyawan yakni sebagai variabel terikat (dependent variable).

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Standar Operasional Prosedur

Standard Operating Procedures (SOP) dalam penelitian ini diartikan sebagai gambaran bagi karyawan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakanya, serta memberikan kejelasan mengenai gambaran hasil mutu pekerjaan yang di harapkan oleh perusahaan.


(36)

SOP pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang meliputi unsur-unsur SOP yang ada didalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orang-orang didalam suatu organisasi, telah berjalan secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis.

Operasionalisasi variabel SOP secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Standard Operating Procedures (SOP)

Variabel (X) Indikator Ukuran Skala

Standard operating procedures (SOP) (Rudi M. Tambunan, 2008:107)

1. Efektif  Tingkat pemahaman karyawan terhadap isi SOP  Tingkat kejelasan maksud

dan tujuan dari isi SOP  Tingkat penggunaan SOP

secara optimal

 Tingkat peminimalan kesalahan yang terjadi

Ordinal

2. Konsisten  Tingkat kesesuaian isi SOP dengan pelaksanaan  Tingkat keobjektifan SOP  Tingkat kesesuaian struktur

organisasi dengan proses 3. Standar  Tingkat kelengkapan

prosedur kerja

 Tingkat kesesuain SOP dengan standar umum yang ditetapkan

4. Sistematis  Tingkat kemudahan dalam pelaksanaan kerja

 Tingkat penyusunan SOP dengan sistematis

 Tingkat kerincian isi dari SOP


(37)

3.3.2 Operasionalisasi varibel efektivitas kerja

Menurut Hasibuan (2003:105) mengungkapakan bahwa “Efektivitas kerja sangat penting karena efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan. Tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat dari kualitas kerja, ketepatan waktu, kepuasan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, dan pencapaian tujuan perusahaan. Untuk mencapai efektivitas kerja, perusahaan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan sehingga memperoleh hasil secara efektif dan efisien”.

Berdasarkan definisi diatas untuk menyusun operasional variabel Indikator untuk mengukur SOP yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) kuantitas kerja, (2) kualitas kerja, dan (3) pemanfaatan waktu.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Efektivitas Kerja Karyawan

Variabel Indikator Ukuran Skala

Efektivitas Kerja Karyawan (Hasibuan (2003 : 105)

1. Kuantitas kerja 1. Tingkat volume kerja yang

dihasilkan sesuai dengan

kemampuan

2. Tingkat beban kerja yang

dialami

3. Tingkat volume kerja yang

dihasilkan sesuai dengan

target

Ordinal

2. Kualitas kerja 1. Tingkat hasil kerja yang sesuai

dengan ketentuan

2. Tingkat kerapian dalam bekerja

3. Tingkat ketelitian dalam


(38)

3. Pemanfaatan waktu

1.Tingkat penggunaan masa kerja yang telah diberikan oleh perusahaan.

2.Tingkat penyelesaian pekerjaan dengan tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Ordinal

3.4 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber – sumber dimana data yang diperlukan untuk penelitian tersebut diperoleh, baik secara langsung ataupun secara tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) mengungkapkan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu penggunaan data primer dan penggunaan data sekunder. 1. Data primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang didapat dan diolah secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Data primer ini diantaranya didapat dari data hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT BPR Multidana Indonesia.

2. Data sekunder

Penggunaan data sekunder adalah sebagai penunjang yang menguatkan perolehan data. Sementara ini data sekunder yang didapat berupa hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebagai kegiatan pra penelitian untuk mengetahui adanya masalah di perusahaan yang diteliti


(39)

3.5 Populasi Penelitian

Populasi diartikan sebagai sumber data yang akan diambil sifat-sifat atau karakteristiknya dari sekelompok subjek, gejala atau objek. Menurut Sugiyono (2005:57) populasi adalah ”Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawaan pada karyawan PT BPR Multidana Indonesia bagian kredit. yang berjumlah 45 orang. Adapun data populasi karyawan PT BPR Multidana Indonesia bagian kredit dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3. 3

Populasi Karyawan PT BPR Multidana Indonesia Bagian Kredit

No Unit Kerja Jumlah Karyawan

Bagian Kredit

1 Kepala Bagian Kredit 1

2 Team Leader Credit Marketing Officer 4

3 Credit Marketing Officer 24

4 Account Officer (marketing kredit komersil) 3

5 Analisa Kredit Komersil 1

6 Administrasi kredit 3

7 Legal Officer 2

8 Penilai Jaminan 2

9 Kolektor 5

Jumlah 45


(40)

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengkajian bahan-bahan atau landasan teoritis yang membahas permasalahan dalam penelitian yang dapat menunjang data primer dan pembahasan penelitian yang penulis lakukan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian, maupun literatur lainnya.

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau alat yang digunakan penulis untuk memperoleh data penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket.

Angket menurut Sugiyono (2008:199) adalah “Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden terhadap kompetensi pedagogik guru, kompetensi profesional guru dan prestasi belajar siswa. Setelah angket diisi oleh responden kemudian dikumpulkan kembali untuk dianalisis dalam rangka menguji validitas dan reabilitas angket. Bentuk angket yang digunakan berupa angket tertutup dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan cara melingkari, memberi tanda silang atau memberikan tanda checklist () pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling benar. Responden tidak perlu memberikan penjelasan atas pertanyaan atau pernyataan.


(41)

Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi daftar pernyataan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban.

3. Menetapkan skala penilaian angket dengan kriteria pemberian bobot unutk setiap alternatif jawaban, skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likert. Menurut Sugiyono (2008:107), ”Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif dengan sangat negatif”.

Tabel 3.4

Kriteria Bobot Nilai Alternatif Skala Likert

Pilihan Jawaban Bobot nilai

Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

Setuju/sering/positif 4

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/tidak tahu 3 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2 Sangat tidak setuju/tidak pernah/negatif 1 Sumber : Sugiyono (2010:81)

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2008:137) “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa


(42)

yang seharusnya diukur.” Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel. 3.7.1 Uji Validitas

Suharsimi Arikunto (2010:211) mengatakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

  

 

 

 

2 2

2

2 X N Y Y

X N

Y X XY

N

r

xy

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 213) Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah responden

i


(43)

i X

 = Jumlah skor item ke i 2

1

X = Kuadrat skor item ke i 2

i X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden 2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden 2

i Y

 = Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden i

iY X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang dan k adalah


(44)

banyaknya variabel bebas, sehingga diperoleh db = 20-2-1 = 17 dan

= 5%.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya :

1. Jika rxy hitung > r tabel, maka valid 2. Jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Untuk dapat memenuhi instrumen penelitian yang sifatnya adalah selalu dapat dipercaya (reliabel), maka digunakan uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui ketepatan nilai angket, artinya instrumen penelitian reliabel bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda hasilnya akan sama.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), yang dimaksud dengan reliabilitas adalah “Menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu”.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, sebagai berikut:

             2 2 11 1 1 t i k k r 


(45)

N N X X 2 2 2 ) (    

(Suharsimi Arikunto, 2006:184)

Keterangan :

11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa k = Banyaknya bulir soal

2 i

 = Jumlah varians bulir 2

t

 = Varians total

X

 = Jumlah skor N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh. 9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang

diperoleh.

10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total 11.Menghitung nilai koefisien alfa.


(46)

12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang dan k adalah banyaknya variabel bebas, sehingga diperoleh db = 20-2-1 = 17 dan  = 5%.

13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya :

1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel 2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel 3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas dan Uji Linieritas. 3.8.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mengujii normalitas data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas dan Maman, 2007: 74) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z


(47)

6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka � diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004) :

� : X mengikuti distribusi normal

� : X tidak mengikuti distribusi normal

Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data

Tabel 3. 5

Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula,

S X X Z = i

Dimana :

n Xi X   dan

1 ) ( 2 2      n n Xi Xi S


(48)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif Luas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion

dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6) Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara n 886 , 0

. Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka � diterima, artinya data berdistribusi normal

 D hitung ≥ D tabel, maka � ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal

3.8.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Sebelum menguji linearitas regresi, harus diketahui rumus persamaan regresi sederhana yaitu :


(49)

(Sugiyono , 2007 : 244) Keterangan :

= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Konstanta.

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Dengan ketentuan :

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:

Selanjutnya model persamaan tersebut dilakukan uji linearitas dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

JKReg[a] =

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus: JKReg[b\a] =

Y  a b 

YX b Y N X b Y

a  

 

 

2 2 ) .( X X N Y X XY N b     

 

 

n Y 2 

  

        n Y X XY


(50)

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres =

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus:

RJKReg[a] = JKReg[a]

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus:

RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRes =

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

JKE =

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes–JKE

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC =

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

g[a] a

b

g JK

JK

Y2  Re [ \ ]Re

 2 Re  n JK s

 

    k n Y Y 2 2 2  k JKTC


(51)

RJKE = k n

JKE

12. Mencari nilai Fhitung dengan rumus: Fhitung =

E TC

RJK RJK

13. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau = 5% menggunakan rumus: Ftabel = F (1-α) (db TC, db) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

14. Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel 15. Membuat kesimpulan.

a. Jika Fhitung < Ftabel maka data dinyatakan berpola linier. b. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linear. 3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka secara garis besar menurut Sugiyono (2002:74) langkah-langkah pengolahan data yaitu:

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.


(52)

2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut adalah sebagai berikut:

3. Tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ………. N

1. 2. N

Sumber : Sugiyono (2002:81)

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007:53) menyatakan :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2. maka teknik analisis


(53)

data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran standar operasional prosedur, untuk mengetahui gambaran efektifitas kerja karyawan pada bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia.

Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni untuk mengetahui pengaruh standar operasional prosedur kredit terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia. Berdasarkan pemaparan tersebut, analisis data dalam penelitian ini akan diarahkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana diungkapkan pada rumusan masalah.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Mengingat data variabel X diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. Dengan demikian semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval. Secara teknis operasional pengubahan data dari ordinal ke interval menggunakan bantuan Sofware Microsoft Excel 2007 melalui Method of Successive Interval(MSI).

Langkah-langkah menggunakan MSI adalah sebagai berikut:

1. Masuk ke Software Microsoft Excel yang memiliki program Succesive

Interval


(54)

3. Buka Analize kemudian pilih Succesive Interval

4. Pada Successive Interval disediakan 3 menu yaitu Input, Option, dan Output

5. Pada menu Input terdapat Data Range diisi dengan sel data ordinal yang mau

diubah ke data interval. Pada menu Option terdapat Min Value (nilai terendah) diisi dengan angka 1 dan Max Value (nilai tertinggi) diisi dengan

angka 5 karena skala yang digunakan 1 – 5 (Skala Likert). Sedangkan pada

menu Output diisi dengan sel yang akan digunakan untuk hasil pengubahan data ordinal ke data interval.

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh standar operasional prosedur kredit terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis, maka digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya.


(55)

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam sebuah fenomena. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi sederhana.

Menurut Sugiyono (2009:270) ”Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independent dengan satu variabel dependent”.

Persamaan umum regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2009:270) adalah :

Ŷ = a+ b X

Keterangan :

Ŷ = Subyek dalam variabel dependent yang diprediksikan a = Konstanta

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.


(56)

X = Subyek pada variabel independen (kompetensi karyawan dalam memahami standar operasional prosedur) yang mempunyai nilai tertentu.

Dengan ketentuan :

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:

3.10 Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan uji hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dipercaya antarvariabel independen dan variabel dependen. Melalui pengujian hipotesis ini akan diambil kesimpulan menerima atau menolak hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis statistik

�0 : � = 0, berarti tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara standar opersional prosedur kredit terhadap efektifitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia. X b Y N X b Y

a  

 

 

2 2 ) .( X X N Y X XY N b     

 


(57)

�0 : � ≠ 0, berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

standar operasional prosedur kredit terhadap efektifitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia.

2. Menentukan uji statistik yang sesuai, yaitu : F= �1

2

�22

Untuk menentukan nilai uji F diatas, adalah (Sudjana, 1996:91): a. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (Jkreg[a]), rumus :

JKReg[a] = n Y)2 (

b. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus: JKReg[b\a] =

c. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus: JKRes =

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a))dengan rumus :

RJKreg(a) JKreg(a)

e. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus:

RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]

f. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRes = JKRes

( X)( Y)

b XY

n

 

 

 

 

g[a] a

b

g JK

JK

Y2  Re [ \ ]Re


(58)

n-2

g. Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

s a b g

RJK RJK F

Re ) / ( Re

h. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F tabel dengan kriteria pengujian : jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak �0


(1)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulam sebagai berikut:

1) Gambaran kualitas standar operasional prosedur kredit pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa standar operasional prosedur yang terdiri atas efektif, konsisten, standar, dan sistematis berada pada kategori Tinggi. Hal ini berimplikasi terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia. Berdasarkan indikator yang dijadikan kajian pada variabel standar operasional prosedur indikator efektif, konsisten, standar, dan sistematis memiliki jawaban tinggi.

2) Gambaran efektivitas kerja karyawan pada bagaian kredit di PT BPR Multidana Indonesia ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa tingkat efektivitas kerja karyawan yang diukur dari indikator kuantitas kerja, kualitas kerja, dan pemanfaatan waktu berada pada kategori Tinggi.

3) Adanya pengaruh standar operasional prosedur kredit terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan hasil analisis data bahwa standar operasional prosedur yang terdiri atas efektif,konsisten, standar, dan


(2)

105

4) sistematis membawa pengaruh yang baik terhadap efektivitas kerja karyawan pada bagian kredit di PT BPR Multidana Indonesia.

5.2 Saran

1) Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel standar operasional prosedur kredit yang terdiri dari efektif, konsisten, standar, dan sistematis menunjukkan kategori tinggi. Oleh sebab itu maka penerapan standar operasional prosedur kredit perlu diperbaiki sesuai dengan perkembangan kredit selain itu, diperlukan pelatihan kepada para karyawan agar para karyawan dapat memahami dan menerapkan standar operasional prosedur kredit tersebut dengan benar. Sehingga, perusahaan dapat berkembang dengan baik.

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel efektivitas kerja karyawan yang terdiri dari tiga indikator yaitu kuantitas kerja,kualitas kerja, dan pemanfaatan waktu memiliki jawaban responden tinggi. Merujuk pada hasil tersebut untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan diperlukan pengawasan oleh pimpinan langsung agar para karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur yang diterapkan Sehingga, tujuan – tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan optimal.

3) Berdasarkan hasil penelitian, standar operasional prosedur kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. Oleh karena itu, standar operasional prosedur kredit perlu


(3)

106

diperbaiki sesuai dengan perkembangan kredit dengan cara mengadakan pelatihan kepada para karyawan agar para karyawan dapat menerapkan dan menjalankan standar operasional prosedur kredit dengan benar dan tepat. Sehingga, para karyawan di bagian kredit PT BPR Multidana Indonesia dapat bekerja secara tepat yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya efektivitas kerja karyawan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, (1981). Manajemen Kelas. Bandung : IKIP Bandung.

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

_____ (2010) Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata : Rineka Cipta

_____ (2006). Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekotama, Suryono (2010) Cara Gampang Bikin Standard Operating Procedure Yogyakarta : MEDIA PRESSINDO

Hardjito, Dydiet (1997) Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian Jakarta : RajaGrafindo

Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

______ (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi revisi). Jakarta : Bumi Aksara

______ (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi revisi). Jakarta : Bumi Aksara

Jones, Gareth R (2001) Organizational Theory Text and Cases (third edition). New Jerse,.America : Printice Hall International,Inc

Kasmir, (2002) Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Komaruddin, Prof., Drs., (1993) Manjemen Kantor (Teori dan Praktik). Bandung : Trigenda Karya

______ (1994).Ensiklopedia, Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara

Luthans, Freud (2006) Perilaku Organisasi (edisi sepuluh).Alih bahasa oleh V.A. Yuwono dkk. Yogyakarta : Andi

M Tambunan, Rudi, (2008) Standard Operating Prosedures (SOP). Jakarta : MAIESTAS PUBLISHING


(5)

Muhidin, Sambas & Adurahman, Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Mulyasa,H.E. (2007) Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda

Nawawi,Hadari. (1997) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada

Prajudi, Atmosudirjo, Prof., Dr., (1998) Dasar – dasar Administrasi Manajemen Dan Manajemen Kantor, Jakarta : Gunung Agung.

Pudjo, M. Teguh, Drs, Ak. (1992) Manajemen Perkreditan. Yogyakarta : BPFE. Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, (2004) Manajemen Perkreditan Bank

Umum,(Edisi Dua). Bandung : Alfabeta

Rahardja,Prathama. (2000). Uang & Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta

Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sastrohardiwiryo, Siswanto (2007) Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara Siagian, sondang. P. (2002). Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan, cetakan pertama, Jakarta : PT Bumi Aksara

_____ (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, (Cetakan Ketujuh). Jakarta: Radar Jaya Offset

Sinungan, Muchdarsyah (1993). Dasar – Dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono. (2002). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.

_____ (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta _____ (2005). Metode penelitian administrasi. Bandung : Alfabeta.

_____ (2006). Statistika Untuk Penelitian (Cetakan Ke sembilan). Bandung : Alfabeta

______ (2007). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.


(6)

_____ (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

_____ (2008). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sudjana. (1996). Statistik untuk Ekonomi dan Niaga. Edisi kelima. Bandung: Tarsito.

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung. Bandung : Transito

Sutarto, (1978). Dasar – dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia. Suyatno, Thomas (1993) Dasar – dasar Hukum Perkreditan (Edisi Ketiga), Jakarta

: Gramedia utama

Tangkilisan, Hessel Nogi. (2005). Manajemen Publik, Jakarta : Gramedia Widiasarana

The Liang, G. (2000-2007) Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta : LIBERTY

Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan Bahasa, (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka

Website Resmi Bank Indonesia (online). Tersedia :

http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/pbi_81906.htm [Juli 2012] http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01-A030-454A-BC75

9858774DF852/13313/uu_bi_1099.pdf [Juli 2012]