Efektivitas Bangunan Pemecah Gelombang Dengan Variasi Batu Pelindung Dolos Dan Tetrapod Pada Kondisi Tenggelam.

(1)

EFEKTIVITAS BANGUNAN PEMECAH

GELOMBANG DENGAN VARIASI BATU

PELINDUNG DOLOS DAN TETRAPOD PADA

KONDISI TENGGELAM

Adrian Putra Adibrata NRP: 1421910

Pembimbing: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D.

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Namun beberapa pantai di Indonesia mengalami erosi dan gelombang laut masih mempengaruhi kolam di pelabuhan. Prasarana untuk mengatasi erosi dan gelombang ini sangat diperlukan untuk meredam gelombang adalah bangunan pemecah gelombang.

Tugas Akhir ini dilakukan untuk menganalisa tingkat efektifitas model bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi dengan kemiringan yang menghadap ke laut 1:2,5. Bangunan pemecah gelombang yang diteliti adalah bangunan pemecah gelombang sisi miring menggunakan lapisan lindung utama tetrapod dan dolos serta lapisan inti geotube pada kondisi tenggelam. Efektivitas bangunan pemecah gelombang dalam kondisi tenggelam diperoleh dari nilai koefisien transmisi dan hasil pengamatan dari hasil pengujian.

Hasil koefisien transimisi berdasarkan pengukuran tinggi gelombang di depan dan dibelakang model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan lapis lidung tetrapod dan dolos adalah 0,62 dan 0,64. Sementara nilai koefisien transmisi berdasarkan dimensi bangunan dan tinggi muka air menggunakan rumus empiris. Rumus empiris yang dapat digunakan untuk Tugas Akhir ini adalah rumus empiris yang bergantung kepada jarak puncak bangunan ke tinggi muka air dan kedalaman air dengan nilai koefisien yang dihasilkan antara 0 dan 1. Pengamatan secara visual setelah pengujian terlihat bangunan yang menggunakan dolos mengalami lebih banyak perpindahan posisi batu lapis lindungnya.

Kata Kunci: Bangunan pemecah gelombang sisi miring, dolos,tetrapod, geotube, koefisien transmisi


(2)

x Universitas Kristen Maranatha

EFFECTIVENESS OF SUBMERGED RUBBLE

MOUND BREAKWATER USING DOLOS AND

TETRAPOD AT ARMOR LAYER

Adrian Putra Adibrata NRP: 1421910

Supervisor: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D.

ABSTRACT

Indonesia is an archipelago country which has the longest coastline in the world. Several coastlines in Indonesia unfortunately suffered from erosion and sea waves are still affecting the harbour. Infrastructure to handle the erosion and wave is very necessary to absorb the wave energy.

This final project is done to analyze the effectiveness of rubble mound breakwater with slope 1;2,5. The breakwater used in this study is the rubble-mound breakwater using armor layer tetrapod and dolos also geotube at the core layer in submerged condition. Effectiveness of rubble moud breakwater in submerged condition obtained from value coefficient of transmission and observation from the test result.

Value coefficient of transmission based on measurement of water level in front of and behind rubble mound breakwater using armor layer tetrapod and dolos model is 0,62 and 0,64. While value coefficient of transmission based on breakwater dimension and water level used empirical formula. The empirical formula than can be used for this final project are the empirical formula that depends on the distance of top breakwater to water level and water depth with value coefficient of transmission are between 0 and 1. Visual observation after testing seen breakwater that used dolos has more displacement position of the armor layer.

Keywords: Rubble mound breakwater, dolos, tetrapod, geotube, coefficient of transmission


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR NOTASI ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 4

2.1 Bangunan Pantai ... 4

2.2 Bangunan Pemecah Gelombang ... 4

2.2.1 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 9

2.2.2 Stabilitas Lapis Pelindung ... 12

2.2.3 Stabilitas Bangunan Pemecah Gelombang ... 14

2.3 Gelombang ... 15

2.3.1 Gelombang Reguler ... 17

2.3.2 Gelombang Irreguler ... 17

2.3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Gelombang ... 18

2.3.4 Fluktuasi Muka Air ... 19

2.3.5 Cepat Rambat Gelombang ... 19

2.3.6 Panjang Gelombang ... 20

2.3.7 Gelombang Pecah ... 20

2.3.8 Koefisien Transmisi ... 21

2.4 Uji Laboratorium Bangunan Pemecah Gelombang ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 24

3.1 Langkah-langkah Penelitian ... 24

3.2 Laboratorium Balai Pantai ... 26

3.3 Wave Probe ... 29

3.4 Persiapan Uji Laboratorium ... 31

3.5 Langkah-langkah Pengujian ... 31

3.6 Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring... 32


(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1Hasil Pengujian Laboratorium ... 38

4.1.1 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:2,5 dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti dengan Batu Pelindung Dolos ... 38

4.1.2 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:2,5 dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti dengan Batu Pelindung Tetrapod ... 39

4.2Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1Simpulan ... 48

5.2Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 6

Gambar 2.2 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Tegak ... 6

Gambar 2.3 Bangunan Pemecah Gelombang Campuran ... 7

Gambar 2.4 Batu Lapis Pelindung Buatan ... 8

Gambar 2.5a Kerusakan dan Perbaikan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 9

Gambar 2.5b Kerusakan dan Perbaikan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 10

Gambar 2.6 Tampang Pemecah Gelombang Tumpukan Batu ... 10

Gambar 2.7 Batu Lapis Pelindung Buatan di Lapangan ... 12

Gambar 2.8 Bentuk Geotube ... 12

Gambar 2.9 Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Hantaman Gelombang pada Satu Sisi ... 14

Gambar 2.10 Definisi dari Gelombang Reguler ... 17

Gambar 2.11 Bentuk Gelombang Airy dan Stokes ... 18

Gambar 2.12 Contoh Terbentuknya Gelombang Pecah ... 21

Gambar 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian ... 25

Gambar 3.2 Saluran Gelombang (Wave Flume) Laboratorium Balai Pantai ... 27

Gambar 3.3 Mesin Pembangkit Gelombang pada Saluran Gelombang ... 28

Gambar 3.4 Wave Probe ... 30

Gambar 3.5 Tampak Samping Sketsa Penempatan untuk Mengukur Tinggi Muka Air Gelombang di 3 Lokasi ... 32

Gambar 3.6 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 33

Gambar 3.7 Benda Uji Batu Pelindung Buatan Tetrapod ... 34

Gambar 3.8 Benda Uji Batu Pelindung Buatan Dolos ... 34

Gambar 3.9 Tampak Melintang Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring menggunakan Tetrapod dengan sisi miring 1:2,5 ... 36

Gambar 3.10 Tampak Melintang Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring menggunakan Dolos dengan sisi miring 1:2,5 ... 36

Gambar 4.1 Kondisi Model Bangunan pada Kemiringan 1:2,5 Saat di Running... ... 39

Gambar 4.2 Kondisi Model Bangunan pada Kemiringan 1:2,5 Saat di Running ... 40

Gambar 4.3a Dokumentasi Tampak Atas Posisi Dolos Sebelum Pengujian ... 43

Gambar 4.3b Dokumentasi Tampak Atas Posisi Dolos Setelah Pengujian ... 43

Gambar 4.3c Dokumentasi Tampak Samping Posisi Dolos Sebelum Pengujian 44 Gambar 4.3d Dokumentasi Tampak Samping Posisi Dolos Setelah Pengujian .. 44

Gambar 4.4a Dokumentasi Tampak Atas Posisi Tetrapod Sebelum Pengujian . 45 Gambar 4.4b Dokumentasi Tampak Atas Posisi Tetrapod Setelah Pengujian ... 45

Gambar 4.4c Dokumentasi Tampak Atas Posisi Tetrapod Sebelum Pengujian . 46 Gambar 4.4d Dokumentasi Tampak Atas Posisi Tetrapod Setelah Pengujian ... 46


(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Ketiga Tipe Pemecah Gelombang ... 8

Tabel 2.2 Koefisien Stabilitas KD untuk Batu Pecah ... 13

Tabel 2.3 Klasifikasi Gelombang Berdasarkan Periode ... 16

Tabel 3.1 Rencana Eksperimental ... 31

Tabel 3.2 Tinggi Gelombang Rencana ... 35

Tabel 3.3 Skenario Pengujian Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Dolos ... 35

Tabel 3.4 Skenario Pengujian Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Dolos serta Penempatan Geotube pada Lapisan Inti. ... 35

Tabel 4.1 Data Tinggi Gelombang dengan Variasi Muka Air untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Dolos dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti dengan Kemiringan Bangunan 1:2,5. ... 38

Tabel 4.2 Data Tinggi Gelombang dengan Variasi Muka Air untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti dengan Kemiringan Bangunan 1:2,5.. ... 40

Tabel 4.3 Koefisien Transmisi Gelombang pada Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Dolos dengan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti serta Tinggi Muka Air 0,70cm. ... 41

Tabel 4.4 Koefisien Transmisi Gelombang pada Bangunan Pemecah Gelombang Ditinjau dari Dimensi Bangunan ... 42


(7)

DAFTAR NOTASI

a Amplitudo gelombang

B Lebar puncak bangunan

C Kecepatan rambat gelombang

db Kedalaman gelombang pecah

d Jarak antara muka air rerata dasar laut

ds Jarak antara muka air rerata ke puncak bangunan

g Percepatan gravitasi

H Tinggi gelombang rencana

Hb Tinggi gelombang pecah

Hi Tinggi gelombang datang

Ht Tinggi gelombang transmisi

Hs Tinggi puncak bangunan

Ir Bilangan irribaren

KD Koefisien stabilitas batu pelindung

Kt Koefisien Transmisi

k Angka gelombang

L Panjang gelombang

Lo Panjang gelombang

m Kemiringan lereng

n Jumlah susunan butir batu dalam lapis pelindung

Sr Perbandingan antara berat jenis batu dan berat jenis air laut

T Periode gelombang

W Berat butir batu pelindung

Frekuensi gelombang

Fluktuasi gelombang/muka air.

r Berat jenis batu

a Berat jenis air laut

 Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang


(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan. Keadaan geografis ini menjadikan bangsa Indonesia memerlukan prasarana dan sarana transportasi laut. Salah satu komponen penting dalam prasarana transportasi laut adalah pelabuhan.

Untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang diperlukan bangunan pemecah gelombang atau breakwater. Selai itu, bangunan pemecah gelombang atau breakwater mempunyai fungsi untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Jenis konstruksi bangunan pemecah gelombang atau breakwater ada dua jenis, yaitu bangunan pemecah gelombang sambung pantai dan bangunan pemecah gelombang lepas pantai (SPM, 1984). Jenis bangunan pemecah gelombang sambung pantai digunakan untuk melindungi perairan pelabuhan, sedangkan jenis bangunan pemecah gelombang lepas pantai digunakan untuk melindungi pantai dari erosi.

Bentuk bangunan pemecah gelombang atau breakwater dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu bangunan pemecah gelombang sisi miring, sisi tegak, dan gabungan antara sisi miring dan sisi tegak. Penelitian yang telah dilakukan adalah pemodelan bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi dengan menggunakan batu pelindung tetrapod dan variasi menggunakan geotube atau tidak menggunakan geotube pada lapisan inti. Geotube adalah lembaran lapisan sintetis, fleksible dan permeable yang bentuknya menyerupai bantal berukuran besar dan digunakan untuk stabilisasi tanah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bentuk pemecah gelombang yang paling efektif adalah model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan kemiringan menghadap laut sebesar 1:2,5 dan menggunakan geotube pada lapisan inti.

Bentuk model bangunan pemecah gelombang atau breakwater yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah model bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi dengan kemiringan menghadap datangnya gelombang atau


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha

dari laut 1:2,5 serta menggunakan geotube pada lapisan inti, batu pecah dan batu lindung buatan dolos dan tetrapod.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui efektivitas model bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi menggunakan geotube dan dengan batu pelindung dolos atau batu pelindung tetrapod dimana bangunan pemecah gelombang sisi miring ini dalam keadaan tenggelam atau submerged. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas dengan menggunakan koefisien transmisi. Penentuan nilai koefisien transmisi yang ditinjau berdasarkan dua cara sebagai berikut:

1. Dimensi bangunan dan tinggi permukaan air;

2. Pengukuran tinggi gelombang di depan dan di belakang bangunan pemecah

gelombang sisi miring.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada:

1. Penelitian ini dilakukan di Balai Pantai, Kementerian Pekerjaan Umum yang

berlokasi di Jalan Gilimanuk-Singaraja KM 122 Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Provinsi Bali;

2. Uji laboratorium yang dilakukan adalah uji laboratorium model bangunan

pemecah gelombang sisi miring dua dimensi;

3. Simulasi gelombang yang digunakan adalah gelombang regular dengan tinggi

gelombang rencana 14,72 cm dan periode gelombang 2detik;

4. Model bangunan pemecah gelombang dengan sisi miring yang menghadap

datangnya gelombang 1:2,5 dan menggunakan geotube pada lapisan inti serta batu pecah ukuran 10mm dan 25mm;

5. Model bangunan pemecah gelombang menggunakan variasi batu pelindung

buatan dolos dan tetrapod;

6. Tinggi muka air pada saat model bangunaan pemecah gelombang sisi miring

dalam kondisi tenggelam adalah 70cm;


(11)

8. Pengukuran tinggi muka air saat uji laboratorium menggunakan wave probe;

9. Efektivitas diukur dengan membandingkan nilai Kt yang ditinjau dari

pengukuran tinggi muka air dan dimensi bangunan;

10.Perumusan yang digunakan sesuai dengan bahan pustaka yang ada, sehingga

tidak menggunakan rumus baru.

1.4Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan,

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur,

Membahas tentang landasan teori penelitian, rumusan – rumusan

yang berhubungan dengan penelitian, serta alat dan bahan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III Metode Penelitian,

Membahas langkah-langkah metode pengumpulan data.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan,

Menyajikan pengolahan data, analisis data penelitian yang dilakukan di laboratorium, dan pembahasan.

BAB V Simpulan dan Saran,

Menyimpulkan efektivitas penggunaan batu pelindung antara dolos dan tetrapod pada bangunan pemecah gelombang saat kondisi tenggelam.


(12)

48 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang didapat dari hasil uji laboratorium bangunan pemecah gelombang sisi miring 2 dimensi dengan variasi batu lapis pelindung utama tetrapod dan dolos dengan kemiringan 1:2,5 serta penempatan geotube di lapisan inti pada kondisi tenggelam adalah sebagai berikut:

1. Nilai koefisien transmisi (Kt) dari model bangunan pemecah gelombang sisi

miring dengan batu pelindung dolos dan tetrapod pada kondisi tenggelam ditinjau dari tinggi gelombang adalah 0,64 dan 0,62 (0<Kt<1), sehingga dinyatakan kondisi model bangunan efektif untuk ke dalaman 0,7 m;

2. Nilai koefisien transmisi dari model bangunan pemecah gelombang sisi miring

dengan batu pelindung dolos dan tetrapod pada kondisi tenggelam ditinjau dari dimensi bangunan dan tinggi permukaan air dengan rumus empiris yang

menghasilkan nilai 0<Kt<1 adalah rumus empiris yang menggunakan

perbandingan jarak puncak bangunan ke tinggi muka air dan kedalaman air.

5.2 Saran

1. Uji laboratorium dua dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring

dengan lapis lindung buatan (selain dolos dan tetrapod) dan penempatan geotube pada lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah gelombang sebesar 1:2,5;

2. Uji laboratorium tiga dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring

pada kondisi tenggelam dengan lapis lindung buatan dan penempatan geotube pada lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah gelombang sebesar 1:2,5 serta simulasi gelombang irreguler untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi di lapangan;

3. Berat rata-rata batu lapis lindung buatan semua jenis harus sama agar

memudahkan dalam melakukan perbandingan antar jenis batu lapis lindung buatan.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Coastal Engineering Research Center, 1984, Shore Protection Manual Volume I, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.

2. Coastal Engineering Research Center, 1984, Shore Protection Manual Volume II, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.

3. Triatmodjo, B., 2010, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta. 4. Triatmodjo, B., 2011, Perencanaan Bangunan Pantai, Beta Offset, Yogyakarta. 5. Triatmodjo, B., 2012, Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

6. Yuliastuti, D., Hashim, A., 2011, Wave Transmission on Submerged Rubble Mound Breakwater Using L-Blocks, 2nd International Conference on Environmental Science and Technology, IPCBEE, Vol 6, Singapura.


(1)

DAFTAR LAMPIRAN


(2)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan. Keadaan geografis ini menjadikan bangsa Indonesia memerlukan prasarana dan sarana transportasi laut. Salah satu komponen penting dalam prasarana transportasi laut adalah pelabuhan.

Untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang diperlukan bangunan pemecah gelombang atau breakwater. Selai itu, bangunan pemecah gelombang atau breakwater mempunyai fungsi untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Jenis konstruksi bangunan pemecah gelombang atau

breakwater ada dua jenis, yaitu bangunan pemecah gelombang sambung pantai

dan bangunan pemecah gelombang lepas pantai (SPM, 1984). Jenis bangunan pemecah gelombang sambung pantai digunakan untuk melindungi perairan pelabuhan, sedangkan jenis bangunan pemecah gelombang lepas pantai digunakan untuk melindungi pantai dari erosi.

Bentuk bangunan pemecah gelombang atau breakwater dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu bangunan pemecah gelombang sisi miring, sisi tegak, dan gabungan antara sisi miring dan sisi tegak. Penelitian yang telah dilakukan adalah pemodelan bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi dengan menggunakan batu pelindung tetrapod dan variasi menggunakan geotube atau tidak menggunakan geotube pada lapisan inti. Geotube adalah lembaran lapisan sintetis, fleksible dan permeable yang bentuknya menyerupai bantal berukuran besar dan digunakan untuk stabilisasi tanah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bentuk pemecah gelombang yang paling efektif adalah model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan kemiringan menghadap laut sebesar 1:2,5 dan menggunakan geotube pada lapisan inti.

Bentuk model bangunan pemecah gelombang atau breakwater yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah model bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi dengan kemiringan menghadap datangnya gelombang atau


(3)

dari laut 1:2,5 serta menggunakan geotube pada lapisan inti, batu pecah dan batu lindung buatan dolos dan tetrapod.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui efektivitas model bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi menggunakan geotube dan dengan batu pelindung dolos atau batu pelindung

tetrapod dimana bangunan pemecah gelombang sisi miring ini dalam keadaan

tenggelam atau submerged. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas dengan menggunakan koefisien transmisi. Penentuan nilai koefisien transmisi yang ditinjau berdasarkan dua cara sebagai berikut:

1. Dimensi bangunan dan tinggi permukaan air;

2. Pengukuran tinggi gelombang di depan dan di belakang bangunan pemecah gelombang sisi miring.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada:

1. Penelitian ini dilakukan di Balai Pantai, Kementerian Pekerjaan Umum yang berlokasi di Jalan Gilimanuk-Singaraja KM 122 Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Provinsi Bali;

2. Uji laboratorium yang dilakukan adalah uji laboratorium model bangunan pemecah gelombang sisi miring dua dimensi;

3. Simulasi gelombang yang digunakan adalah gelombang regular dengan tinggi gelombang rencana 14,72 cm dan periode gelombang 2detik;

4. Model bangunan pemecah gelombang dengan sisi miring yang menghadap datangnya gelombang 1:2,5 dan menggunakan geotube pada lapisan inti serta batu pecah ukuran 10mm dan 25mm;

5. Model bangunan pemecah gelombang menggunakan variasi batu pelindung buatan dolos dan tetrapod;

6. Tinggi muka air pada saat model bangunaan pemecah gelombang sisi miring dalam kondisi tenggelam adalah 70cm;


(4)

3 Universitas Kristen Maranatha 8. Pengukuran tinggi muka air saat uji laboratorium menggunakan wave probe; 9. Efektivitas diukur dengan membandingkan nilai Kt yang ditinjau dari

pengukuran tinggi muka air dan dimensi bangunan;

10.Perumusan yang digunakan sesuai dengan bahan pustaka yang ada, sehingga tidak menggunakan rumus baru.

1.4Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan,

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur,

Membahas tentang landasan teori penelitian, rumusan – rumusan yang berhubungan dengan penelitian, serta alat dan bahan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III Metode Penelitian,

Membahas langkah-langkah metode pengumpulan data. BAB IV Analisis Data dan Pembahasan,

Menyajikan pengolahan data, analisis data penelitian yang dilakukan di laboratorium, dan pembahasan.

BAB V Simpulan dan Saran,

Menyimpulkan efektivitas penggunaan batu pelindung antara dolos dan tetrapod pada bangunan pemecah gelombang saat kondisi tenggelam.


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang didapat dari hasil uji laboratorium bangunan pemecah gelombang sisi miring 2 dimensi dengan variasi batu lapis pelindung utama

tetrapod dan dolos dengan kemiringan 1:2,5 serta penempatan geotube di lapisan

inti pada kondisi tenggelam adalah sebagai berikut:

1. Nilai koefisien transmisi (Kt) dari model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan batu pelindung dolos dan tetrapod pada kondisi tenggelam ditinjau dari tinggi gelombang adalah 0,64 dan 0,62 (0<Kt<1), sehingga dinyatakan kondisi model bangunan efektif untuk ke dalaman 0,7 m;

2. Nilai koefisien transmisi dari model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan batu pelindung dolos dan tetrapod pada kondisi tenggelam ditinjau dari dimensi bangunan dan tinggi permukaan air dengan rumus empiris yang menghasilkan nilai 0<Kt<1 adalah rumus empiris yang menggunakan perbandingan jarak puncak bangunan ke tinggi muka air dan kedalaman air.

5.2 Saran

1. Uji laboratorium dua dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan lapis lindung buatan (selain dolos dan tetrapod) dan penempatan

geotube pada lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah

gelombang sebesar 1:2,5;

2. Uji laboratorium tiga dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring pada kondisi tenggelam dengan lapis lindung buatan dan penempatan

geotube pada lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah

gelombang sebesar 1:2,5 serta simulasi gelombang irreguler untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi di lapangan;

3. Berat rata-rata batu lapis lindung buatan semua jenis harus sama agar memudahkan dalam melakukan perbandingan antar jenis batu lapis lindung buatan.


(6)

49 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Coastal Engineering Research Center, 1984, Shore Protection Manual Volume I, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.

2. Coastal Engineering Research Center, 1984, Shore Protection Manual Volume II, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.

3. Triatmodjo, B., 2010, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta. 4. Triatmodjo, B., 2011, Perencanaan Bangunan Pantai, Beta Offset, Yogyakarta. 5. Triatmodjo, B., 2012, Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

6. Yuliastuti, D., Hashim, A., 2011, Wave Transmission on Submerged Rubble Mound Breakwater Using L-Blocks, 2nd International Conference on Environmental Science and Technology, IPCBEE, Vol 6, Singapura.